Anda di halaman 1dari 3

ANOMAN

Deskripsi tokoh:

Duta Ramawijaya yang gagah perkasa dan amanah, namun mudah terkecoh. Semasa kecil
ditinggalkan oleh ibunya, Retna Anjani, kembali ke kahyangan. Setia pada Sri Rama. Sangat
sangat mengharapkan kasih sayang yang tidak dapat dirasakannya semasa kecil dahulu.
Melihat keluguan dan ketulusan cinta Trijata kepada Lesmana, dan justru jatuh cinta pada
Trijata. Cintanya bertepuk sebelah tangan, namun Trijata akhirnya menerimanya. Gagah,
kuat, lembut hatinya, lugu, setia, amanah.

Muncul pada babak: Babak 1 adegan 1, Babak 2 adegan 1 dan 2, Babak 3 adegan 2 dan 3,
Babak 4 adegan 2 dan 3, Babak 5 adegan 1, babak 6 adegan 1 dan 2 (perang), babak 7

-Bagaimana anda mendeskripsikan lakon yang anda pilih?

PILIH DUA DARI TIGA ADEGAN DI BAWAH

BILA DIRASA PANJANG, DIALOG BOLEH DIPERSINGKAT

-Gambarkan adegan dibawah ini sesuai interpretasi anda, dibuka dengan gerak tari yang
menggambarkan Anoman sang Wanara Putih

1. ANOMAN BERSEDIA MENJADI DUTA SRI RAMA

ANOMAN Tenanglah, Baginda Ramawijaya. Adakah bunga yang mekar jika belum musimnya?
Adakah mega-mega berputar bila tak ada artinya? Hidup ini berputar, baginda. Berputar bagai angin
Dewa Bayu. Dalam perputaran inilah pertemuan dan perpisahan saling beradu.

Tenanglah, Baginda. Saya yakin Dewi Sinta akan menjadi wanita yang sejati di kala ia harus
menerima cobaan hidupnya. Hamba percaya, Baginda akan merasakan apa sesungguhnya cinta itu.
Baginda, hamba ingin mengatakan suatu hal. Hamba bertemu Jatayu yang terluka parah ketika
mencoba menyelamatkan seorang gadis dari cengkraman Raksasa. Jatayu mengatakan bahwa
raksasa itu adalah penguasa negri Alengka. Gadis yang diculik oleh raksasa itu adalah Dewi Sinta
baginda.u

Baginda Ramawijaya, hamba bersedia menjadi dutamu ke Alengka. Hamba berjanji, keesokan
paginya hamba akan membawa Dewi Sinta kembali ke hadapan baginda. Tapi ingatlah bahwa hamba
tidaklah sakti, baginda. Hamba hanya percaya pada Hyang Widi Wisesa yang akan menuntut hamba
dalam perjalanan mulia ini. Demikian kesiapan hamba, baginda.

- Gambarkan adegan ketika Anoman mencari-cari jalan ke Alengka dengan tarian

2. ANOMAN BERTEMU SAYEMPRABA

SAYEMPRABA (Menari-nari di hutan dengan lemah gemulai membawa sebuah keranjang, bergerak
seolah sedang mencuci pakaian)
ANOMAN (Masuk beberapa saat setelah Sayempraba, fokus mencari-cari jalan dan tidak
menghiraukan Sayempraba)

SAYEMPRABA (Mendatangi Anoman) Hai kera putih yang gagah, mampirlah ke rumahku sejenak.
Hari sudah sore, masihkah kau ingin melanjutkan perjalananmu? Selepas daratan ini kau akan
menjumpai hutan yang tak mudah di lalui. Bermalamlah di rumahku sampai esok pagi.

ANOMAN Wanita, andaikan aku tidak terburu-buru, kusempatkan diriku untuk mampir ke
rumahmu. Namun, barangkali kau tahu di mana letak negeri Alengka?

SAYEMPRABA Oh, kera, sering aku ke negeri yang kau cari itu. tidak jauh dari sini letaknya.
Seperampat hari perjalanan kau sudah bisa sampai ke sana. Masuklah sebentar. Akan kutunjukkan
padamu jalan ke negeri Alengka itu. (Sayempraba menjauhi sungai, dengan genit dan lihai menuntun
Anoman untuk ke kediamannya.)

ANOMAN (Lega karena akhirnya menemui seseorang yang mengerti jalan menuju Alengka,
terbukjuk) Siapakah kau, hai Wanita, yang berdiam sendiri di dataran sunyi ini?

SAYEMPRABA Aku Sayempraba. Ayahku seorang pertapa yang sudah lama berpulang
meninggalkanku. Terkadang begitu terasa mengerikan dataran ini di kala senja. Tinggallah sejenak
dan temani aku, wahai kera. Siapakah dirimu sebenarnya? Apakah yang membuatmu begitu
bingung?

ANOMAN Akulah Anoman, Sayempraba. Aku adalah duta Baginda Ramawijaya menuju Alengka
untuk mengambil kembali istrinya yang telah diculik oleh Sang Raksasa Penguasa Alengka, Prabu
Dasamuka.

SAYEMPRABA Betapa gagahnya kau kera! Kehadiranmu membuatku merasa lebih tenang,
denganmu di sini aku tak perlu takut sergapan siluman dan raksasa yang berkeliaran di sekitar
dataran ini! Lihatlah, mentari perlahan lengser.

ANOMAN Selagi aku beristirahat di sini, janganlah kau khawatir, Sayempraba.

SAYEMPRABA Wahai Anoman, makanlah buah-buahan ini, tentu kau lapar karena perjalananmu
yang panjang. Aku akan pergi ke sungai di depan untuk mandi, sebelum matahari terlanjur
terbenam. Setelah itu, beristirahatlah sejenak bersamaku. (Berjalan mengelilingi dengan gestur
menggoda-goda Anoman)

(Sayempraba pergi menjauhi Anoman dan bergerak seolah-olah sedang melepas dan mengganti
kemben untuk mandi, melenggak-lenggok menggerakkan tubuh ibarat sedang mandi)

ANOMAN (Lambat laun tergoda, beranjak mengikuti Sayempraba. Anoman lalu mengitari
Sayempraba yang sedang memercikkan air di sungai)

TARIAN MENGGAMBARKAN SAYEMPRABA DAN ANOMAN MENGGODA SATU SAMA LAIN DI


SUNGAI, SAYEMPRABA LALU MENGGIRING ANOMAN KE KAMARNYA. DI TENGAH TARIAN
SAYEMPRABA LALU MELUKAI DAN MENIPU ANOMAN, ANOMAN TERKECOH

(BLACKOUT SUNYI)
(LAMPU MASUK LAGI, ANOMAN SENDIRIAN DAN KEBINGUNGAN, KEADAAN TEGANG)

Dalam gelap malam, suara seekor kera putih memecah hening. Anoman, putra Anjani, berhenti di
tengah perjalanannya untuk merenung sejenak setelah jatuh dalam jebakan Sayempraba yang
menyediakannya tempat istirahat dan menggodanya. Betapa kera putih yang kehilangan ibunya itu
ingin dapat kembali merasakan kehangatan dan kasih.

ANOMAN (Kebingungan) Sayempraba? Sayempraba..?! (Jatuh terduduk)

Junjunganku Ramawijaya mempercayaiku untuk mencari jalan menuju Alengka dan menghaturkan
pesan serta sebuah cincin pada kekasihnya Dewi Sinta. Aku, Anoman, adalah dutanya ke Alengka,
namun justru aku dibutakan oleh jebakan yang dikirimkan Rahwana sepanjang perjalananku.

Pengetahuan telah membuatku meninggalkan impian masa kecilku, dan mengantarkanku untuk
mengabdi pada Ramawijaya agar dapat mencari jati diriku. Tapi tetap saja di tengah penjelajahanku,
desir angin malah membawakan rindu pada ibundaku Anjani.

Ibunda, kenapa kau meninggalkanku dalam carut-marutnya dunia sendirian? Apakah karena diriku
seekor kera tak rupawan tiada gagah, tak pantas kudapatkan cinta seumur hidupku? Haruskah aku
menjelma dahulu untuk rasakan kasih dan sayang dalam hidupku, ibu? Apakah cinta juga memang
harus mendidih karena kecurigaan sebagaimana junjunganku Sri Rama mempertanyakan kesucian
istrinya?

Ibunda Anjani.. Hidup lebih mati tanpa cinta..

-Gambarkan kesedihan Anoman sesuai interpretasi anda dengan tarian, lalu Anoman terduduk
dan bertapa.

3. ANOMAN MEMPERTANYAKAN KASIH

ANOMAN Ibunda Anjani.. Telah kau tinggalkan aku dalam perasaan haus akan kasih.. Ketika aku
dapat mengasihi seseorang, iapun telah direnggut dariku.. Apa kera ini memang benar-benar tak
ditakdirkan untuk mencintai, ibunda?

Ibunda Anjani..

Aku tak tahu kemana kau pergi meninggalkanku. Apakah kau moksa, atau telah tiada sudah. Beribu
pukulan dilayangkan ke arahku, tak terlukaku sedikitpun. Beribu belati digoreskan pada tubuhku, tak
ada darah yang merembes keluar. Tangan ini laksana kapak yang dapat menebang dan memporak-
porandakan semuanya, ibu. Entah apa yang memisahkanku denganmu.. tapi kali ini, aku dan Trijata
telah dipisahkan oleh kematian. Dan kematian.. Ia akan datang apabila aku menghendakinya—Maka
kematian itu, rupanya akan kuhendaki dalam waktu dekat ini. Datangkanlah kematian padaku
dengan cara ksatria jua..

Jauh dari kecintaan kini, samakah hidup dan mati? Trijata.. Hidup lebih mati tanpa cinta.. Lekaslah
kita bertemu.

Anda mungkin juga menyukai