Anda di halaman 1dari 2

Ramayana Kidang Kencana

Dalam pengembaraan, setelah mendapat hukuman buang selama 15


tahun, Rama, Sinta dan Lesmana tengah berada di tengah hutan. Ketika mereka bertiga sedang
beristirahat, Sinta dikejutkan oleh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan. Seekor kijang
yang cantik, lincah, dan kulit tubuhnya berwarna keemasan berlari dan berloncatan kian kemari.
Hati Sinta tergoda untukdapat memiliki kijang yang elok menawan itu. Maka dengan sangat,
Sinta memohon kepada Rama suaminya untuk dapat menangkap kijang kencana hidup-hidup
untuknya. Rama sangat menyayangi Sinta isterinya maka dengan suka cita ia meluluskan
permohonan isterinya. Sebelum pergi mengejar kijang kencana, Rama berpesan kepada adiknya.

“ Lesmana, tolong jaga kakandamu Sinta, selama aku pergi menangkap kijang kencana.
Keselamatan Sinta sepenuhnya aku serahkan kepadamu, jangan sekali-kali kau tinggalkan dia
seorang diri …”

“ Baik kakanda Rama, pesan kakanda akan selalu saya ingat, berhati-hatilah kakanda …”
demikian ucap Lesmana.

Dengan menyusuri jejak di tanah, Rama melacak keberadaan kijang kencana. Jejak itu terus ia
ikuti sampai ditengah hutan yang sangat lebat hingga sinar matahari tak tembus di dalamnya.
Gelap menyelimuti suasana hutan itu, dan jejak kijang kencana sudah tak tampak lagi. Di saat
kegundahan hati, rama melihat sekelebat bayangan kijang kencana. Maka sekali bidik panahpun
melesat dan tepat mengenai sasaran. Kijang kencana tergelepar di bumi, dengan panah menancap
di tubuhnya. Akan tetapi, suatu keanehan terjadi. Hilangnya kijang kencana disusul kemunculan
raksasa Kalamarica yang berteriak lantang. Teriakan itu menggema ke segala penjuru hutan,
terdengar sangat mirip seolah Rama sedang mengalami suatu musibah.Dewi Sinta sangat jelas
mendengar teriakan itu, demikian pula Lesmana. Sinta sangat khawatir dengan malapetaka yang
mungkin menimpa Rama suaminya. Lain halnya Lesmana, ia sangat kenal dengan kemampuan
Rama, maka ia memastikan bahwa suara itu bukan suara Rama. Maka ketika Sinta mendesak
Lesmana untuk pergi memastikan keadaan Rama, Lesmana menolak dan bersikeras untuk tetap
menjagai Sinta. Sinta menjadi kesal hati dan tercetus ucapan yang sangat tidak mengenakkan hati
Lesmana.

“ Sekarang aku tahu bagaimana sifat aslimu dinda Lesmana. Ternyata diam-diam engkau ingin
memiliki aku, kau biarkan kakanda Rama celaka, dan kau dengan leluasa …”Belum selesai Sinta
dengan kalimatnya, diputus oleh ucapan Lesmana.
“ Cukup kakanda Sinta!, aku sangat menghormati kakanda Rama. Bahkan jiwa ragaku rela
kukorbankan demi membela kehormatan kakanda Rama. Jadi salah besar jika kanda Sinta
berprasangka terhadapku seperti itu ...”

“ Baiklah jika kakanda bersikeras, Akan saya beri batas untuk kakanda Sinta, harap tidak
melanggar batas ini, demi keselamatan kakanda Sinta sementara saya meninggalkan kakanda
seorang diri.”

Lesmana membuat batas berbentuk lingkaran disekitar Sinta berdiri. Tak ada sesuatu yang dapat
mengganggu selama tetap di dalam garis batas itu. Kemudian Lesmana meninggalkan Sinta
untuk mencari Rama.
Sementara itu, Rama juga terkejut akan teriakan Kalamarica, raksasa mata-mata dari raja
Alengka ialah Rahwana. Maka ia teringat akan keselamatan Sinta dan segera meninggalkan
tempat itu untuk melihat keadaan isterinya. Di tengah perjalanan berpapasan dengan Lesmana,
bertambah cemaslah hati Rama karena Sinta tidak ditemuinya. Sebelum Rama bertanya tentang
Sinta, Lesmana menerangkan duduk perkara sejelas-jelasnya mengapa Sinta ia tinggalkan
seorang diri.

“ Aduh!, katiwasan dinda Lesmana … ini tentu gelagat adanya seseorang yang mencoba
memperdayai kita. Ayo kita segera menemui kakandamu Sinta … “

Sinta merasa heran di tengah hutan yang sepi ini ada seorang kakek- kakek meminta-minta. Ia
memohon belas kasihan diberi sedikit air minum untuk pelepas dahaga yang dideritanya. Ia tidak
menyadari jika kakek itu adalah jelmaan Rahwana raja si angkara murka. Rahwana
memanfaatkan kelemahan wanita yang tak tegaan jika melihat yang memelas di hadapannya.
Berhasillah tipu daya Rahwana. Ketika tangan Sinta keluar batas lingkaran untuk mengulurkan
secawan minuman, disambarnya tangan mungil itu dan terperangkaplah Sinta di pelukan
Rahwana, dibawanya terbang ke angkasa dan Rahwana tertawa gelak membahana menikmati
keberhasilannya dalam melakukan tipu daya. Jatayu, burung Garuda yang mencoba menolong
Sinta dari cengkeraman Rahwana bahkan tak sanggup lagi terbang, dan terpuruk di permukaan
tanah dengan penuh luka karena sabetan pedang Rahwana.

Perjuangan panjang menanti di depan Rama dan Lesmana untuk membebaskan Sinta dari
sekapan Rahwana.

Anda mungkin juga menyukai