Anda di halaman 1dari 16

PELUANG

A. Kaidah Pencacahan

Kaidah pencacahan adalah aturan membilang untuk mengetahui banyaknya kejadian atau objek-objek
tertentu yang muncul. Dikatakan pencacahan karena hasilnya berupa sebuah

 Kaidah Pencacahan  Permutasi Page | 1


 Peluang  Kombinasi
PELUANG
A. KAIDAH PENCACAHAN
Terdapat tiga aturan dalam mencacah, yakni, aturan pengisian tempat yang tersedia, aturan
permutasi dan aturan kombinasi

1. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia


a. Aturan Tabel

Contoh :
Seseorang mempunyai tiga pasang sepatu dan lima pasang kaus kaki. Dengan
aturan tabel tentukanlah banyaknya cara orang tersebut dalam mengenakan
sepatu dan kaus kaki !

Jawab :
Misalkan :
Sepatu :
Kaus Kaki :

Jadi banyaknya susunan = 15 pasang

b. Aturan Diagram Cabang

Contoh :
Ahmad dan Budi adalah calon ketua OSIS di suatu SMA, sedangkan Mahmud, Cici,
dan Gani adalah calon wakil ketua, serta Yuli dan Susi adalah calon sekretaris.
Dengan menggunakan diagram cabang tentukanlah banyaknya kemungkinan
pasangan pengurus inti OSIS di SMA tersebut !

Jawab:

Page | 1
Jadi tedapat 12 macam kemungkinan susunan pengurus.

c. Aturan Perkalian Terurut

Contoh :
Tentukanlah banyaknya bilangan yang terdiri atas tiga angka berlainan yang dapat
disusun dari angka-angka 2, 3, 4, 5 dan 6 jika bilangan itu nilainya harus:
a) Genap
b) Ganjil

Jawab :
a) Angka-angkanya : 2, 3, 4, 5, 6. Disusun 3 angka dan nilainya genap

3 4 3

bilangan

b) Angka-angkanya : 2, 3, 4, 5, 6. Disusun 3 angka dan nilainya ganjil

3 4 3

bilangan

Page | 2
B. PERMUTASI
Sebelum membahas permutasi akan dikenalkan terlebih dahulu notasi faktorial, yaitu : Jika
bilangan asli, maka faktorial ditulis didefinisikan sebagai berikut.

( )( )( )

Dan nol faktorial didefinisikan sebagai :

Sebagai contoh :
Hitunglah setiap nilai factorial berikut ini !
a)
b)

Jawab:
a)

Jadi

b)

Permutasi adalah proses pencacahan yang memperhatikan urutan atau formasi. Sebagai
contoh diketahui himpunan * +. Jika anggota himpunan P tersebut disusun
dua-dua maka diperoleh himpunan yang anggotanya sebanyak 12 buah, yakni
* +. Banyaknya anggota himpunan ini dapat pula
ditentukan dengan aturan permutasi, yakni :

a) Jika objek berlainan disusun objek maka banyak susunannya dapat ditentukan
dengan rumus :

( )
Contoh :
Diketahui himpunan * +. Banyak himpunan P yang dapat di susun dua
dua adalah . . .

Jawab :
Banyak anggota himpunan P adalah
Disusun dua-dua ( )
Sehingga :

Page | 3
( )

b) Jika yang disusun adalah seluruh anggota himpunan ( ) maka banyaknya


susunan dapat ditentukan dengan rumus :

( )

Contoh :
Empat buah roti yang berlainan akan disusun satu baris diatas meja, maka banyaknya
susunan adalah . . .

Jawab :

c) Jika diantara objek yang disusun ada objek-objek yang sama, maka banyaknya
formasi susunan dapat ditentukan dengan aturan :

Dimana adalah banyaknya masing-masing unsur yang sama.

Contoh :
Banyaknya cara menyusun enam huruf dari huruf-huruf pada kata PANGAN adalah . . .

Jawab :

d) Sedangkan objek berlainan disusun objek dimana objek-objek tersebut boleh


muncul berulang, maka banyaknya susunan yang dapat dibentuk dapat ditentukan
dengan rumus :

Contoh :

Page | 4
Dari anggota himpunan * + disusun 6 objek dimana objek-objek tersebut boleh
muncul berulang. Maka banyaknya susunan seluruhnya adalah …

Jawab :

e) Jika objek disusun objek seluaruhnya, dimana formasi susunan dibuat melingkar
(siklis) maka banyak susunan yang dapat dibentuk adalah

( )

Contoh :
Enam tangkai bunga yang berlainan disusun melingkar diatas meja, maka banyaknya
cara menyusunnya adalah

Jawab :
( )

C. KOMBINASI
Kombinasi adalah pencacahan yang tidak memperhatikan urutan objek-objeknya. Jika
suatu himpunan dengan buah anggota (objek) akan disusun objek tampa
memperhatikan urutannya, maka banyaknya susunan tersebut dirumuskan :

( )

Contoh :
Akan dihitung banyaknya susunan dua huruf dari huruf-huruf pada himpunan * +
tanpa memperhatikan urutannya, sehingga :

6 susunan

Jika masalah di atas diselesaikan dengan rumus, akan diperoleh: dan

( )

( )

Page | 5
D. PELUANG SUATU KEJADIAN

1) Pengertian Percobaan, Ruang Sampel dan Kejadian


Percobaan adalah suatu eksperimen yang hasilnya dapat dicacah
Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul dalam suatu percobaan disebut
ruang contoh (Ruang sample). Sedangkan kejadian adalah himpunan bagian ruang

Contoh :
Pada pelemparan satu buah dadu, tentukanlah :
a) Ruang Sampel
b) Kejadian munculnya mata dadu genap

Jawab :
a) Sebuah dadu mempunyai enam sisi, sehingga ruang sampelnya :
* +
b) Misalkan adalah kejadian munculnya mata dadu genap, maka :
* +

2) Peluang Suatu Kejadian

Bila Suatu kejadian dapat terjadi dalam ( ) cara dari seluruh ( ) cara yang
mungkin, maka peluang (probabilitas) kejadian dirumuskan:

( )
( )
( )

Nilai peluang yang paling rendah adalah yaitu peluang suatu kejadian yang tidak
mungkin terjadi, dan nilai pelauang yang paling tinggi adalah yaitu peluang suatu
kejadian yang pasti terjadi.

Contoh :
Sebuah dadu dilantunkan satu kali. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu ganjil !

Jawab :
Ruang Sampelnya * +
Banyak ruang sampel ( )

Munculnya mata dadu ganjil * +

Page | 6
Banyak mata dadu ganjil ( )
( )
Jadi peluang munculnya mata dadu ganjil ( )
( )

Bila ( ) adalah peluang kejadian dan ( ) adalah peluang kejadian bukan (dibaca
komplemen kejadian ) , maka berlaku hubungan :
( ) ( )

Dalam hal ini berlaku : ( ) ( ) ( ) ( )

Contoh :
Pada pelantunan dua dadu sekaligus, tentukanlah peluang munculnya dua mata dadu yang
jumlahnya lebih dari 3

Jawab :
Jika A adalah kejadian munculnya dua mata dadu yang jumlahnya lebih dari 3 maka
adalah kejadian munculnya dua mata dadu yang jumlahnya kurang dari atau sama dengan
3, artinya dua mata dadu yang jumlahnya 2 atau 3.
Maka * + ( ) dan ( )

Jadi ( ) ( )
( )

( )

( )

Frekwensi harapan munculnya kejadian adalah hasil kali peluang kejadian dan
banyaknya percobaan. Atau bias ditulis :

( ) ( )

Page | 7
Contoh :
Empat buah uang logam dilantunkan serentak sebanyak 640 kali. Tentukanlah frekwensi
harapan munculnya tiga “Gambar” pada uang-uang logam tersebut.

Logam I Logam I & II


A G AA AG GA GG
Logam II

Logam III
A AA AG A AAA AAG AGA AGG

G GA GG G GAA GAG GGA GGG

Logam I, II & III

AAA AAG AGA AGG GAA GAG GGA GGG


Logam IV

A
AAAA AAAG AAGA AAGG AGAA AGAG AGGA AGGG

G GAAA GAAG GAGA GAGG GGAA GGAG GGGA GGGG

A = munculnya tiga “Gambar” * + ( )

S = Ruang Sampel Empat buah uang logam

{ }

( )
( )
( )
( )
( ) ( )

640 .

Jadi frekwensi harapan munculnya tiga “Gambar” pada uang-uang logam tersebut ada
sebanyak 160.

Page | 8
3) Peluang Kejadian Majemuk
Peluang kejadian majemuk adalah rangkaian beberapa kejadian yang dihubungkan dengan
“dan” (Dilambangkan dengan ) serta “atau” (Dilambangkan dengan ), dan dirumuskan :

( ) ( ) ( ) ( )

Skema pembagian kejadian majemuk

Page | 9
1. Kejadian Majemuk Saling Lepas
Dua kejadian dan dikatakan saling lepas jika dua kejadian tersebut tidak dapat terjadi
secara bersamaan, atau dengan kata lain tidak saling terkait (tidak mempunyai irisan).
Dirumuskan :

( )
( ) ( ) ( )
Contoh :
Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu ganjil atau genap.
Misalkan :
S = Ruang Sampel
A = Munculnya mata dadu Ganjil
B = Munculnya mata dadu Genap

* + ( )
* + ( )
𝐴 𝐵 ∅ (∅ dibaca himpunan kosong), sehingga 𝑃(𝐴 𝐵)
* + ( )

( )
( )
( )

( )
( )

( ) ( ) ( )

Page | 10
2. Kejadian Majemuk Tidak Saling Lepas
Dua kejadian dan dikatakan tidak saling lepas jika dua kejadian tersebut dapat terjadi
secara bersamaan, atau dengan kata lain saling terkait (mempunyai irisan). Dirumuskan :

( ) ( ) ( ) ( )
Contoh :
Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu ganjil atau prima.
Misalkan :
S = Ruang Sampel
A = Munculnya mata dadu Ganjil
B = Munculnya mata dadu Prima

* + ( )
* + ( )
𝐴 𝐵 *𝟑 𝟓+ 𝑛(𝐴 𝐵)
* + ( )

( )
( )
( )

( )
( )
( )
( )
( )
( ) ( ) ( ) ( )

Page | 11
3. Kejadian Saling Bebas

Dua kejadian dan dikatakan saling bebas jika muncul atau tidaknya kejadian tidak
mempengaruhi muncul atau tidaknya kejadian . Dengan kata lain dan memiliki
keterkaitan tetapi tidak saling mempengaruhi.

Jika dirumuskan secara matematis, maka kejadian dan dikatakan saling bebas jika
memenuhi :

( ) ( ) ( )

Contoh :
Dalam sebuah kotak terdapat 9 Kelereng Merah dan 4 Kelereng Putih. Dari kotak tersebut
akan diambil dua kelereng satu persatu. Tentukan peluang terambilnya keduanya Merah ,
jika pengambilan dilakukan dengan pengembalian adalah . . .

Jawab :

Misalkan ada sebuah kotak berisi kelereng sebagai berikut :

9 Merah Total Kelereng :

9 + 4 = 13

4 Putih

Pengambilan I ( ) ( )

Pengambilan II ( ) ( )

Jadi Peluang terambilnya keduanya Merah , jika pengambilan dilakukan dengan


pengembalian =
( ) ( ) ( )

( )

Page | 12
4. Kejadian Tidak Saling Bebas

Dua kejadian dan dikatakan tidak saling bebas jika muncul atau tidaknya kejadian
mempengaruhi muncul nya kejadian . Dengan kata lain dan memiliki keterkaitan dan
saling mempengaruhi.

Jika dirumuskan secara matematis, maka kejadian dan dikatakan tidak saling bebas jika
memenuhi

( ) ( ) ( )

Contoh :
Dalam sebuah kotak terdapat 9 Kelereng Merah dan 4 Kelereng Putih. Dari kotak tersebut
akan diambil dua kelereng satu persatu. Tentukan peluang terambilnya keduanya Merah ,
jika pengambilan dilakukan dengan tanpa pengembalian adalah . . .
Jawab :

Misalkan ada sebuah kotak berisi kelereng sebagai berikut :

9 Merah Total Kelereng :

9 + 4 = 13
Karena kelereng merah tidak
4 Putih
dikembalikan (kelereng merah
saat ini ada 8 ) maka banyak
kelereng dalam kotak menjadi 12

Pengambilan I ( ) ( )

Pengambilan II ( ) ( )

Jadi Peluang terambilnya keduanya Merah , jika pengambilan dilakukan dengan tanpa
pengembalian =
( ) ( ) ( )

( )

Page | 13
5. Dua Kejadian Bersyarat

Dua kejadian A dan B dikatakan tidak saling bebas jika kejadian A dan B dapat tejadi
secara bersama. Munculnya kejadian A mempengaruhi peluang terjadinya B dan
sebaliknya.
Jika A dan B dua kejadian bersyarat maka:

1. Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi dahulu.

( )
( )
( )

2. Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi dahulu.

( )
( )
( )

Contoh :
Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan
syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.
Jawab :

Misalkan :

A = Munculnya mata dadu ganjil

B = Munculnya mata dadu prima

S = Ruang Sampel * + ( )

* + ( )
* + ( )
* + ( )

Peluang kejadian B =
( )
( )
( )

( )
( )
( )

Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu.

Page | 14
( )
( )
( )

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai