Anda di halaman 1dari 6

GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV

Moediyono
Program Diploma III Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstract

Moediyono, in paper grounding system at 20 KV electrical power distribution explain that what is meant by
grounding of electric power system is an effort to bring about system elation with the ground by using ground
conductor and ground electrode which aims as a safeguard against current leakage within the system, and safeguard
against thundebolt and limit possible disruption of electrical power system which can damage electrical apparatuss
and even human safety. Therefore a huge electrical power system with exceeded voltage should be equipped with a
grounding system within the electrical power circuit.

PENDAHULUAN
Pada system tenaga yang semakin besar
dengan panjang saluran dan besarnya tegangan, akan
menimbulkan arus gangguan yang semakin besar
pula.( diatas 5A ) Dengan demikian apabila terjadi
gangguan tanah makin besar dan busur listrik tidak
dapat padam dengan sendirinya. ditambah lagi
gejala-gejala busur tanah atau 'arcing grounds'
semakin menonjol. Gejala busur tanah adalah suatu Gambar 1.b. Sistem dengan grounding
proses terjadinya pemutusan (clearing) dan pukulan
balik (restriking) dari busur listrik secara berulang- Jadi dengan mengetanahkan titik netral
ulang. ini sangat berbahaya karena dapat system, arus gangguan jelas menjadi lebih besar
menimbulkan tegangan lebih transien yang tinggi dibandingkan dengan arus gangguan pada sistem
yang dapat merusak peralatan. delta, namun sebaliknya membatasi tegangan pada
Oleh karena pada sistem-sistem tenaga relatif fasa-fasa yang tidak terganggu. Jadi di dalam
besar, sistem tidak lagi dibiarkan terapung atau sistem menentukan impedansi pengetanahan itu harus
delta, tetapi titik netral sistem itu diketanahkan diperhatikan hubungan antara besar arus gangguan
melalui tahanan atau reaktansi. Pengetanahan itu dan tegangan yang mungkin timbul.
umumnya dilakukan dengan menghubungkan titik Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
netral transformator daya dengan tanah. tujuan dari pengetanahan itu ialah :
Pada sistem-sistein yang tidak diketanahkan • Pada sistem tenaga besar yang tidak
atau pada sistem delta, arus gangguan itu tergantung diketanahkan arus gangguan relatif besar ( >
dari impedansi kapasitif Za, Zb dan Zc, yaitu 5 A ) sehingga busur listrik yang timbul
impedansi kapasitif masing-masing kawat-fasa tidak dapat padam sendiri, di mana akan
terhadap tanah, (Gambar 1a). Bila sistem itu menimbulkan busur tanah dengan pada
diketanahkan arus gangguan itu tidak lagi tergantung sistem yang diketanahkan gejala tersebut
pada impedansi kapasitif kawat-kawat tetapi juga hampir tidak terjadi
tergantung pada impedansi alat pengetanahan dan • Untuk membatasi tegangan pada fasa-fasa
transformatornya, (Gambar 1b). yang tidak terganggu .

PEMILIHAN METODE PENGETANAHAN


Pemilihan metode pengetanahan tergantung
dari : segi praktis, menjaga kontunitas sistem,
memperkecil gangguan yang lebih besar, dan
kompromi keseimbangan antara arus dan tegangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
pengetanahan. harus diperhatikan dalam pemilihan
metode pengetanahan dari suatu sistem tenaga, ialah :
• Selektivitas dan sensitivitas dari rele
Gambar 1a. Sistem tanpa grounding gangguan tanah.
• Pembatasan besar arus gangguan tanah.

85
• Tingkat pengamanan terhadap tegangan Sistem ini mengandalkan nilai besarnya
surja dengan arester. tahanan pengetanahan ( makin kecil tahanan
• Pembatasan tegangan lebih transien. pengetanahan makin baik ) yang dipengaruhi oleh
Faktor di atas mempunyai pengaruh yang besar bahan dari elektroda pengetanahannya
terhadap ke ekonomisan sistem, perencanaan serta
tata letak dari sistem dan kontinuitas pelayanan. METODA PENGETANAHAN SISTEM DI
Metode-metode pengetanahan netral dari INDONESIA
sistem-sistem tenaga adalah : Sesuai Standart Perusahaan Listrik Negara,
• Pengetanahan melalui tahanan (resistance yaitu SPLN 2 : 1978, telah ditetapkan metoda
grounding) pengetanahan untuk sistem transmisi tegangan tinggi
• Pengetanahan melalui reaktor (reactor 500 kV , 150 kV dan Distribusi tegangan menengah
grounding) 20 kV. Pemilihan metode pengetanahan secara garis
• Pengetanahan tanpa impedansi/langsung besar didasarkan pada pertimbangan : segi praktis,
(solid grounding) pertimbangan kontinuitas kerja dengan
• Pengetanahan efektif (effective grounding), memperkecilganguan yang lebih berpengaruh, dan
kompromi antara tegangan dan arus. Adapun yang
Pengetanahan dengan Tahanan menjadi pola kreteria dalam perencanaan ialah
Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan
diterapkan pada sistem 230 kV. Sistem ini faktor keselamatan manusia, peralatan dan
mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan pertimbangan ekonomis.
oleh pemutusan relatif rendah. Maksud pengetanahan
ini adalah untuk membatasi arus gangguan ke tanah Pola Kreteria utama
antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa. • Faktor Keandalan sistem meliputi :
Batas yang paling bawah adalah batas o Pengetanahan Netral sistem dan
minimum untuk dapat bekerjanya rele gangguan pengamanan
tanah, sedangkan batas atas adalah untuk membatasi o Penyesuaian dengan Interkoneksi
banyaknya panas yang hilang pada waktu terjadi • Faktor keselamatan Manusia didalam
gangguan. Sistem pengetanahan melalui tahanan ini maupun diluar gardu induk dalam keadaan
sekarang jarang digunakan pada jaringan transmisi ada gangguan maupun dalam keadaan tidak
tetapi dipakai pada sistem distribusi, sebagai gantinya ada gangguan
adalah penggunaan reactor • Faktor ekonomis dengan biaya investasi :
o Pemilihan pengetanahan netral
Pengetanahan dengan Reaktor dan Efektif sistem dan pengamanannya
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo o Pemilihan Tingkat Isolasi Dasar
daya tidak cukup membatasi arus gangguan tanah. (BIL) pada peralatan utama dan
Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi koordinasi isolasinya.
persyaratan dari sistem yang diketanahkan dengan o Memperkecil pengaruh induktif,
pengetanahan ini, besarnya arus gangguan ketanah di induksi magnit dan radio
atas 25% dari arus gangguan 3 fasa interferensi
Keuntungannya dengan mengetanahkan trafo
daya adalah untuk menekan tegangan lebih transien, Penetapan Pengetanahan :
sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan Pengetanahan efektip pada sistem 150 kV
tipe arrester yang lebih kecil.dan mengurangi memberikan keandalan yang tinggi dan keuntungan
penggunaan metode pengetanahan dengan reaktor, faktor ekonomi yang menonjol dari pengurangan
terutama untuk sistem-sistem di atas 115 kV. tingkat isolasi.
Maka pengetanahan netral system 150 kV
Pengetanahan tanpa Impedansi atau langsung. beserta pengamanannya ditetapkan sebagai berikut :
Pengetanahan ini ialah apabila titik netral trafo • Pengetanahan netral efektif dan penambahan
kita hubungkan langsung ketanah, pada system ini reaktansi pada netral sisten ini
bila terjadi gangguan kawat ketanah akan dimungkinkan selama persyaratan efektif
mengakibatkan terganggunya kawat dan gangguan ini dipenuhi.
harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( • Pengaman sistem diatas dilaksanakan
PMT / CB ). Tujuannya untuk mentanahkan titik dengan pemutusan cepat dan penutupan
netral secara langsung dan membatasi kenaikan cepat.
tegangan dari fasa yang tidak terganggu. digunakan Pada sistem 20 kV yang umumnya berdekatan
pada sistem dengan tegangan 20 kV. dengan konsumen dan jaringan telekomunikasi, maka

86
faktor keselamatan dan pengaruh indukif lebih Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV
penting diperhatikan, maka pengetanahan netral beserta pengamannya dengan tahanan. Ditinjau dari
system beserta pengamannya sebagai berikut : besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan
• Pengetanahan sistem adalah pengetanahan jaringan menengah dapat diklasifikasikan seperti
dengan tahanan. berikut :
• Pengaman system dilaksanakan sebagai • Pengetanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan
berikut : arus gangguan tanah maksimum tiap
o Bagi saluran udara atau dalam Phasa 1000A
tanah dipakai pemutus dengan rele 20 KV / 1,73
arus lebih, untuk gangguan hubung I hs = = 1000 A
12Ohm
singkat antara phasa dengan phasa yang dipakai pada saluran kabel atau kabel
sedang untuk hubung singkat antara tanah ( SKTM ) tegangan menengah 20 kV
phasa dengan tanah menggunakan untuk sistem 3 phasa 3 kawat. Pengetanahan
rele tanah sistem ini dilakukan pada gardu-gardu
o Pada gardu - gardu distribusi distribusi dan sambungan kabel.( gambar 2 )
dipasangkan alat penunjuk Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan
gangguan. Pada saluran udara Jawa Barat ( Gambar 2 )
dipakai penutup cepat atau lambat,
sedang pada saluran bawah tanah
dipakai penutup kembali

METODE PENGETANAHAN SISTEM


DISTRIBUSI
Pada sistem Tegangan Menengah sampai
dengan 20 kV harus selalu diketanahkan karena
menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh
tegangan lebih transient tinggi yang disebabkan oleh Gambar 2. Pentanahan di DKI Jaya dan
busur tanah (arching ground atau restriking ground Jabar
faults). Untuk itu pengetanahan yang sesuai dengan
kreteria adalah : • Pengetanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan
• Tahanan Rendah, terutama untuk system arus gangguan tanah maksimum tiap phasa
yang dipakai mensuplai mesin-mesin 300A.
berputar, khususnya pemakaian dalam 20 KV / 1,73
industri. I hs = = 300 A
40Ohm
• Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi yang dipakai pada saluran udara tegangan
kerusakan karena arus sangat berkurang. menengah ( SUTM ) 20 kV untuk sistem 3
Pengetanahan ini dipilih dengan tujuan : phasa 3 kawat. Pengetanahan sistem ini
o mencegah pemutusan yang tidak dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan
direncanakan tahanan maksimum 20 Ohm. Dipakai PLN
o apabila system sebelumnya wilayah kerja DKI dan Jawa Barat. (Gambar
dioperasikan tanpa pengetanahan 3)
dan tidak ada rele tanah yang
dipasang.
o apabila pembatasan kerusakan
karena arus dan tegangan lebih
diinginkan tetapi tidak dibutuhkan
rele tanah yang selektif.
Pengetanahan Langsung, mempunyai biaya
paling rendah dari semua metode
Pengatanahan, untuk sistem distribusi saluran
udara ( SUTM ) dan sistem yang disuplai dengan
trafo dengan pengaman lebur pada sisi primer perlu Gambar 3. Pentanahan di DKI Jaya dan
memberikan arus gangguan yang cukup untuk Jabar
melebur pengaman leburnya.
Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978
ditetapkan pengetanahan Jaringan Tegangan

87
• Pengetanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan dengan menggabungkan antara kawat netral
arus gangguan tanah maksimum tiap phasa dengan grounding pada banyak titik
25A. sepanjang jaringan ( multi grounded
20 KV / 1,73 common netral ). Dipakai PLN wilayah kerja
I hs = = 23,12 A Jawa Tengah dan DI Yogjakarta. (Gambar 5)
500 Ohm
yang dipakai pada saluran udara tegangan
menengah 20 kV untuk system 3 phasa 3
kawat. Dipakai PLN wilayah kerja Jawa
Timur. ( Gambar 4 )

Gambar 5. Pentanahan di Jateng dan DIY

Pengetanahan pada saluran kabel tegangan


menengah dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
Gambar 4. Pentanahan di Jatim sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara
dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan
Keunikan dari sistem ini, karena gangguan pentanahan maksimum.20 ohm. Pentanahan gardu
tanah sangat kecil maksimum 25 Amp distribusi dan sambungan sambungan berfungsi
sehingga bila terjadi persentuhan kawat sebagai pengaman saja dan terpisah dari jaringan
Tegangan menengah pada jaringan atau secara elektrik.
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan Kreteria pemasangan sistem pengetanahan
tanah pada instalasi mak 1 Ohm ( tegangan jaringan distribusi Jaringan Tegangan Menengah di
sentuhnya 1 x 25A = 25 Voll, tidak Indonesia disesuaikan dengan kepadatan beban
melebihi tegangan sentuh 50 volt yang terpasang pada masing-masing wilayah sesuai dengan
diijinkan). Mengingat rendahnya arus Tabel 1.
hubung singkat phasa tanah, maka sebagian Sedang untuk pentanahan Jaringan Tegangan
besar gangguan yang sifatnya temporer Rendah, pada saluran udara tegangan rendah pada
dapat bebas dengan sendirinya setiap jarak tertentu seperti pada gambar berikut :
(Gambar 6)
• Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat,
pengetanahan langsung tanpa impedansi

Tabel 1. Sistem pengetanahan jaringan distribusi di Indonesia

Sistem Tegangan Kepadatan Beban Wilayah Kerja


No Tahanan Pentanahan
Menengah Terpasang Operasional

Langsung / Solid 4 kawat, 3Φ + N 2 kawat ,


1. Rendah Jateng dan Yogjakarta
(0Ω) Φ + N

Tahanan Rendah
2. 3 kawat , 3 Φ Tinggi Jabar dan DKI
( 12 Ω dan 40 Ω )

Tahanan Tinggi 3 kawat , 3 Φ


3. Sedang Jatim
500 Ω 2 kawat, Φ + Φ

4. Mengambang 3 kawat , 3 Φ Sedang Eks, 6 kV

88
Gambar 6. Jaringan Tegangan Rendah

Keterangan :
a ) Pengetanahan netral sekunder Trafo
b ) Pengetanahan tiang pertama
c ) Pengetanahan tiang setiap 200 M
d ) Pengetanahan tiang ujung
e ) Pengetanahan tiang konsumen

KOMPONEN UTAMA SISTEM PENTANAHAN • Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk
Dalam system pentanahan komponen lingkaran ditanam minimum 0,5 – 1m dari
komponen utama yang diperlukan antara lain permukaan tanah. ( Gambar 8 )
elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan
berperan sangat besar.
Elektroda Pentanahan adalah penghantar yang
ditanam dalam tanah dan sebagai kontak langsung
dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik
air tanah. Bahan elektroda pentanahan ialah tembaga
atau baja profil digalvanisir atau pipa galvanis,
sedangkan ukuran dan jenis elektroda pentanahan
bermacam-macam tergantung dari lokasi dan metode
pentanahannya. Jenis elektroda pentanahan antara
lain : Gambar 8. Elektroda pita
• Elektroda Batang / pasak yaitu elektroda dari
batang logam tembaga Cu ( Cupper Rod / • Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari
Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8”, permukaan tanah. ( Gambar 9 )
atau batang logam baja profil / pipa galvanis
berdiameter 1,5” yang dipancangkan tegak
dalam tanah sedalam 2,75 meter. (Gambar 7)

Gambar 9. Elektroda plat

• Elektroda jembatan ( mesh / grounding


Gambar 7. Elektroda Batang bridge ) dibuat dari strip plat yang dirangkai

89
menyerupai jembatan biasanya dipasang KESIMPULAN
dibawah tower transmisi (Gambar 10 ) Mengingat pentingnya sistem pengetanahan
dalam suatu instalasi listrik maupun peralatan listrik,
dengan tujuan agar tercapai keandalan sistem dalam
penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit
sampai konsumen disamping keselamatan peralatan
terpasang dan keselamatan jiwa manusianya adalah
sebagai berikut :
• mencegah terjadinyanya tegangan kejut
listrik yang berbahaya untuk orang dalam
daerah tersebut
Gambar 10. Elektroda Jembatan • memungkinkan timbulnya arus tertentu baik
besarnya maupun lamanya dalam keadaan
Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai gangguan tanah tanpa menimbulkan
penyalur arus, harus jenis penghantar yang baik, kuat kebakaran atau ledakan.
secara mekanis dan dilindungi untuk menjaga
kemungkinan gangguan mekanis yang dapat DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan turunnya daya hantar ataupun terputus. 1. A.Aris Munandar, Dr, MSc. Dan Susumu
Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam Kawahara, Dr. Teknik Tenaga Listrik II,
pemasangan sistem pentanahan adalah cara Transmisi Distribusi, Pradnya Paramita, Jakarta.
penyambungan / kontak sambung. Penyambungan 2. Badan Standarisasi Nasional BSN, Persyaratan
harus baik dan benar sehingga memenuhi persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 ( PUIL 2000 )
mekanis maupun daya hantar listriknya, sambungan 3. Hutahuruk.TS, Ir., 1987, Pengetanahan Netral
harus dapat dibuka dalam rangka pengujian besarnya Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan,
tahanan pentanahan dan pemeliharaan. Penerbit Erlangga.
4. Lili Tjarli.T, Ir., 1996, Buku Acuan Kontraktor
Listrik Golongan D, Materi Distribusi, PT.PLN
Kantor Pusat, Maret

90

Anda mungkin juga menyukai