Anda di halaman 1dari 4

Notulensi PJJ Bedah RSUD Pasar Rebo

18/06/20

OSTEOARTRITIS
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago,
lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi.

Anamnesis
Chief complaint:
1. Nyeri sendi (biasanya pada daerah sendi yang menopang berat badan) yang dirasa
pada saat bergerak (pain of motion) dan hilang pada saat istirahat. Pada keadaan lanjut,
nyeri bisa dirasakan bahkan saat istirahat (pain of rest)
2. Kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau setelah berdiam/duduk lama
3. Bengkak pada sendi
4. Keterbatasan gerak

Recent/past history: twisted-ankle, obesitas, hip dysplasia

Pemeriksaan Fisik
1. Look
Pembengkakan pada sendi setempat dapat pula disertai kemerahan
2. Feel
Krepitasi tulang pada sendi saat pergerakan, ketidakselarasan (mal-alignment) sendi,
deformitas sendi, serta teraba hangat pada sendi yang sakit
3. Move
Keterbatasan gerak sendi (range of motion) pada pergerkan aktif maupun pasif akibat
pembengkakan

Pemeriksaan penunjang
1. Tes diagnostik spesifik untuk osteoartritis saat ini tidak tersedia. Tes darah rutin,
urinalisis, dan bahkan analisis cairan sinovial tidak memberikan informasi yang berguna,
kecuali untuk pengecualian inflamasi atau infectious arthritis.
2. Foto polos: dapat ditemukan penyempitan celah sendi, sklerosis tulang subkondral,
pembentukan osteofit, kista subartikuler, deformitas
3. CT scan & MRI: dapat digunakan untuk menilai kelainan jaringan lunak pada tulang
rawan, meniscus, ligament, dan peningkatan cairan sendi
4. Pemeriksaan cairan sendi: hanya dilakukan jika ada kecurigaan terjadinya infeksi

Terapi Osteoartritis
Tujuan pengobatan pada pasien OA adalah untuk mengurangi gejala dan mencegah terjadinya
kontraktur atau atrofi otot. Terapi dapat berupa:

Terapi Non-medikamentosa:
1. Penurunan berat badan terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi
beban pada sendi yang terserang OA
2. Penyangga badan seperti tongkat atau kruk, shock-absorbed shoes
3. Fisioterapi untuk menjaga mobilitas sendi, mempertahankan kekuatan otot, serta
mengurangi nyeri
4. water-based exercise: aqua jogging

Terapi Medikamentosa:
1. Paracetamol atau NSAID untuk mengurangi keluhan pada nyeri kronik progresif
2. SYSADOA (symptomatic slow acting drug for osteoarthritis) atau DMOAD (disease
modifying osteoarthritis drug) seperti kondroitin sulfat, glukosamin, dan asam hialuronat
3. Injeksi hialuronan intraartikuler untuk mempertahankan synovium sendi

Terapi Bedah:
Untuk OA yang parah/ tidak membaik dengan medikamentosa/ sangat mengganggu aktivitas.
1. Joint debridement: mengangkat loose bodies atau menghambat osteofit. Dapat
dilakukan dengan artroskopi atau bedah terbuka
2. Realignment osteotomy: jika sendi masih stabil dan bagian utama dari permukaan
articular dipertahankan
3. Arthrodesis: dilakukan jika kekakuan masih dapat ditoleransi. Biasanya pada sendi-
sendi kecil tempat predileksi OA (metatarso/carpophalangeal)
4. Mikrofraktur: membuat lubang-lubang pada subkondral agar nutrient dari sumsum tulang
dapat mencapai permukaan rawan sendi
5. Implantasi tulang rawan: dilakukan pada daerah permukaan sendi dengan
menggunakan biakan tulang rawan sendi itu sendiri

Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan yang ditandai dengan adanya kelainan massa tulang yang
rendah dan defek pada struktur tulang, yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lebih
berisiko fraktur dibandingkan tulang yang normal sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan ras.

Anamnesis
Chief complaint: Keluhan fraktur tergantung lokasinya (nyeri, bengkak, malformasi)

Recent/past history:
Trauma (fraktur tl. belakang, kolumna femoris, pergelangan tangan), chronic glucocorticoid
therapy, riwayat keluarga dengan hip fracture, IMT rendah (<18,5 kg/m2), merokok, konsumsi
alkohol berlebih, defisiensi kalsium kronik, osteomalacia, hyperparatiroidism.

Pemeriksaan Fisik
1. Look
Kelainan bentuk tulang belakang kifosis, height loss
2. Feel
Back tenderness, tanda-tanda fraktur jika sudah ada fraktur
3. Move
Kecepatan berjalan atau kekuatan genggaman berkurang (sering pada pasien yang
pernah atau akan mengalami hip fracture)

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
a. Pengukuran komponen biokimiawi berupa osteokalsin dan alkali fosfatase untuk
melihat aktivitas osteoklas serta piridinolin dan deoksipiridonolin untuk melihat
aktivitas osteoblas
b. kadar TSH, kortisol, kalsium, fosfat, dan kalsitonin untuk mencari penyebab
sekunder
2. Foto polos: foto polos vertebrae berupa “fish tail vertebrae” akibat perlekukan ke dalam
kedua sisi vertebrae, serta bentuk “doweger’s hump” akibat kifosis
3. Densitometri DEXA (dual-energy x-ray absorptiometry): BMD kurang dari -2,5 SD
(osteoporosis), bila dengan fraktur (osteoporosis berat)
4. Densitometri Ultrasound
5. CT scan & MRI: bila dicurigai adanya keganasan
6. Pemeriksaan Serum Beta crosslaps (Beta-CTx)

Tatalaksana Osteoporosis
Nonfarmakologi
1. Latihan aerobik low-impact, seperti berjalan atau bersepeda
2. Terapi fisik: latihan kekuatan otot dan beban
3. Konsumsi kalsium dan vitamin D secara optimum
4. Surgical care: vertebroplasty & kyphoplasty untuk fraktur kompresi vertebral
osteoporosis
Farmakologi
Tujuan: Menurunkan risiko kemungkinan fraktur
1. Bisphosphonates: 1st line medication, oral/IV selama 3-5 tahun
2. Denosumab, injeksi subkutan tiap 6 bulan
3. Hormon paratiroid
4. Selective oestrogen receptor modulators (SERMs)
5. Cathepsin K inhibitor (Odanacatib)

Sumber:
Adhiputra, I. 2017. Osteoartritis. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali
Bethel, M., & Diamond, H. S. (2019, September 26). Osteoporosis. Retrieved June 17, 2020,
from https://emedicine.medscape.com/article/330598-overview
Blom, Ashley, et al. Apley & Solomon's system of orthopaedics and trauma. Boca Raton, FL:
CRC Press, 2018.
Office of the Surgeon General (US). Bone Health and Osteoporosis: A Report of the Surgeon
General. Rockville (MD): Office of the Surgeon General (US); 2004. Figure 2-5, Normal vs.
Osteoporotic Bone. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK45504/figure/ch2.f5/
Pratiwi, A. 2015. Diagnosis and Treatment Osteoarthritis. J MAJORITY Volume 4 Nomor 4
Samsuhidajat, R., de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya
(2) Ed. 4 Vol. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Solomon, L. et al. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. London:
Hodder Arnold

Anda mungkin juga menyukai