Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG PADA PEMBANGUNAN RESERVOIR

DAN TANGKI WTP KAPASITAS 250 RIBU LITER PDAM KEC. LOAKULU KAB.
KUTAI KARTANEGARA

Tri Afista Turin1)


Benny Mochtar Efendi Arifin2)
Musrifah Tohir3)

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Intisari

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal kesumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu
kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat dibawah
konstruksi, dengan tumpuan pondasi.
Tiang pancang yang digunakan dalam perbandingan ini adalah tiang pancang mini pile
dan kayu ulin, Perhitungan keamanan tiang ditinjau khusus pada kapasitas daya dukung tiang.
Kapasitas daya dukung tiang pancang sangat diperlukan untuk mendapatkan perencanaan
pondasi yang memenuhi persyaratan. Banyak metode perhitungan untuk menganalisis daya
dukung tiang pancang, namun perlu dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi, untuk
itu perlu dilakukan analisis daya dukung dari beberapa metode berdasarkan data lapangan
dengan menggunakan data sondir dan data SPT dibandingkan satu sama lainnya, sehingga
didapatkan hasil yang lebih realistis.
Tiang pancang sebagai perbandingannya 2 macam yaitu mini pile dan kayu ulin. Dari
dua tipe tiang pancang yang di analisa maka tiang pancang kayu ulin yang paling besar
biayanya, sedangkan untuk mini pile lebih murah dan efisien.

Kata kunci : perbandingan tiang pancang, tiang pancang mini pile dan kayu ulin, Kapasitas daya
dukung tiang pancang, perbandingan rencana anggaran biaya

Abstrak

Pile foundation is a foundation construction that is able to withstand the force orthogonal
kesumbu pole with street absorbing bending . Pile foundation made into one monolithic unity by
uniting the base of the pile are under construction , with pedestal foundation.
The pile used in this comparison is the pile of mini pile and ironwood,
The pole security calculations are reviewed specifically on the carrying capacity of the mast,
Capacity of pile support is urgently needed to get a foundation plan that meets the requirements.
Many calculation methods for analyzing the carrying capacity of piles, however, need to consider
which method is, it is necessary to analyze the carrying capacity of several methods based on field
data using data sondir and SPT data compared to each other, so that obtained more realistic
results
Pile as a comparison of 2 kinds of mini pile and ironwood. Of the two types of piles that
are analyzed, ulin wood pile is the largest cost, while for the mini pile is cheaper and efficient.

Keywords: pile compare


son, mini pile and ulin wood piles, pile carrying capacity, budget plan comparison

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
3) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

1
PENDAHULUAN penyebab terjadinya pelapukan batuan
Latar Belakang tersebut.
Kalimantan Timur sendiri banyak Istilah-istilah seperti krikil, pasir, lanau
dijumpai longsoran, penurunan, maupun dan lempung digunakan dalam teknik sipil
konsolidasi terhadap bangunan – bangunan untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada
yang telah berdiri. Formasi tanah yang lunak kondisi alam, tanah dapat terdiri dua atau
dan juga tanah yang kuat terletak sangat lebih campuran jenis-jenis tanah dan
dalam, maka dari itu pondasi tiang pancang kadang-kadang terdapat pula kandungan
merupakan suatu saran yang tepat untuk bahan organik (Sumber: Hardiyatmo, 2011).
mengatasi daerah ini.
Pondasi tiang pancang (pile foundation) Tanah Kohesif
adalah bagian dari struktur yang digunakan Apabila beban diterapkan pada tanah
untuk menerima dan mentransfer kohesif yang jenuh, maka pertama kali
(menyalurkan) beban dari struktur atas ke beban tersebut akan didukung tekanan air
tanah penunjang yang terletak pada dalam ronnga pori tanah. Pada kondisi ini,
kedalaman tertentu. butiran-butiran lempung tidak dapat
mendekat satu sama lain untuk
Rumusan Masalah mengembangakan tahan geser selama air di
1. Bagaimana hasil perbandingan dalam rongga pori tidak meninggalkan
penggunaan tiang pancang kayu ulin dan rongga tersebut. Karena rongga pori tanah
mini pile apakah mampu menahan beban lempung sangat kecil, keluarnya air
tangki air kapasitas 250 ribu liter ? meniggalkan rongga pori memerlukan waktu
2. Berapakah perbandingan rencana yang lama. Jika sesudah waktu yang lama
anggaran biaya yang digunakan ? setelah air dalam rongga pori berkurang,
butiran-butiran lempung mendekat satu
Batasan Masalah sama lain, sehingga tahanan gesek tanahnya
Berikut ini adalah yang menjadi batasan berkembang (Sumber: Hardiyatmo, 2011).
dalam Tugas Akhir ini pada penulisan agar
ruang lingkupnya tidak terlalu meluas, Sondering Test/Cone Penetration Test
antara lain: (CPT)
1. Menghitung struktur atas dan struktur Hasil penyelidikan dengan alat sondir
bawah ini pada umumnya digambarkan dalam
2. Menghitung berat air dan berat struktur bentuk grafik yang menyatakan
tangki menggunakan SAP 2000 hubungan antara kedalaman setiap
3. Menghitung daya dukung tanah tiang lapisan tanah dengan besarnya nilai
pancang kayu ulin dan mini pile sondir yaitu perlawanan penetrasi konus
atau perlawanan tanah terhadap ujung
Maksud dan tujuan konus yang dinyatakan dalam gaya
Untuk mengetahui hasil perbandingan persatuan luas. Hambatan lekat adalah
penggunaan tiang pancang kayu ulin dan perlawanan geser tanah terhadap
mini pile apakah mampu menahan beban selubung bikonus yang dinyatakan dalam
tangki air kapasitas 250 ribu liter gaya persatuan panjang. Dari hasil sondir
diperoleh nilai jumlah perlawanan (JP) dan
Manfaat Penelitian nilai perlawanan konus (PK), sehingga
Untuk mengetahui berapa besar hambatan lekat (HL) dapat dihitung
pengaruh tiang pancang kayu ulin dan mini sebagai berikut :
pile untuk menahan beban tangki air dengan 1. Hambatan Lekat (HL)
kapasitas 250 ribu liter 𝐴
𝐻𝐿 = (𝐽𝑃 − 𝑃𝐾)𝑥
𝐵
DASAR TEORI 2. Jumlah Hambatan Lekat (JHL)
𝑛
Tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan, 𝐽𝐻𝐿 = ∑ 𝐽𝐻𝐿
yang prosesnya dapat secara fisik maupun 𝑖=0
kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali Didalam perencanaan pondasi tiang
dipengaruhi oleh unsur-unsur luar menjadi pancang (pile), data tanah geser sangat
diperlukan dalam merencanakan kapasitas

2
daya dukung (bearing capacity) dari tiang
pancang sebelum pembangunan dimulai,
guna menentukan kapasitas ultimit dari
tiang pancang. Kapasitas daya dukung
ultimit ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs = qb . Ab + f . As

Tabel 2.1 Faktor empiric fb dan fs


Tipe Tiang Pancang Fb Fs
Tiang Bor 3,5 7,0 Gambar 2.4 Alat sondir (SNI 2827,2008)
Baja 1,75 3,5
Beton Pratekan 1,75 3,5 Standard Penetration Test (SPT)
(Sumber : Titi & Farsakh, 1999) Tujuan dari percobaan SPT ini adalah
untuk menentukan kepadatan relatif lapisan
Tabel 2.2 Tipe tanah tanah dari pengambilan contoh tanah
dengan tabung sehingga diketahui jenis
tanah dan ketebalan tiap-tiap lapisan
kedalaman tanah dan untuk memperoleh
data yang kualitatif pada perlawanan
penetrasi tanah serta menetapkan kepadatan
dari tanah yang tidak berkohesi yang biasa
sulit diambil sampelnya (Sumber:
Hardiyatmo, 2011).
Sumber : Titi & farsakh 1999
Nilai faktor empiric untuk tipe tanah Kapasitas daya dukung tiang pancang
(Titi & Farsakh, 1999) Pada umunya nilai dari hasil SPT
αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk Daya dukung ujung pondasi tiang
lanau = 3,0 persen dan nilai αs untuk pancang pada tanah kohesif dan non-
lempung = 1,4 persen. kohesif dengan data SPT
A. Metode Langsung A. Daya dukung ujung tanah
Metode langsung ini dikemukakan oleh pada tanah non-kohesif
beberapa ahli diantaranya : Mayerhoff,
Tomlinson, Begemann. Daya dukung Qp = 40 * N-SPT *Lb/D* Ap ≤ 400 * N –
pondasi tiang dinyatakan dalam rumus SPT * Ap
sebagai berikut : B. Daya geser selimut tiang
Qu = qc x Ap + JHL x Kt pancang pada tanah kohesif
Daya dukung ijin pondasi tiang dinyatakan Qs = 2 * N – SPT * p * Li
dalam rumus sebagai berikut :
𝑞𝑐 𝑥 𝐴𝑝 𝐽𝐻𝐿 𝑥 𝑘𝑡 C. Daya dukung ujung tiang pada tanah Cu
Qu ijin = +
3 5 untuk tiang pancang
Dari hasil sondir ditunjukan bahwa
Qp = 9 * Cu * Ap
tahanan ujung sondir ( harga tekan Konus )
Bervariasi terhadap kedalaman. D. Tahanan geser selimut tiang pada tanah
Menurut Mayerhoff : qp = qc untuk kohesif Cu
keperluan praktis Qs = α * Cu * Li
qp = ( 2 / 3 – 3 / 2 ) q c
Kapasitas daya dukung tiang pancang
dari data parameter kuat geser tanah
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanah
melalui beberapa percobaan akan di dapat
nilai berat isi tanah (), nilai kohesi tanah ( c
) serta nilai sudut geser (  ).
1. Daya dukung pondasi tiang pancang (
End Bearing )
Untuk tanah kohesif

3
Qp = Ap . cu . Nc’ q’ . cu = Nilai – nilai yang didefinisikan
Untuk mencari nilai cu (undrained cohesion) λ = Koefisien yang dapat diperoleh
dapt digunakan persamaan dibawah ini : dari dari grafik tabel
𝑝𝑎
α’ = 0,21 + 0,25 ( ) ≤ 1
𝑐𝑢
Untuk tanah non kohesif
Qp = Ap .q’ ( Nq - 1 )
2. Daya dukung selimut tiang ( skin
friction )
Untuk tanah non kohesif
Qs = fi . Li . p
Pada tanah non kohesif
f = k0 . σv’ . tan Gambar 2.9 Grafik hubungan harga λ
Tekanan ujung ultimate dengan kedalaman
Kapasitas maksimum tahanan ujung
dari sebuah tiang pancang dapat di hitung Metode β
dengan menggunakan data pengujian Sebuah organisasi telah menganalisa
laboratorium maupun data pengujian kembali data – data yang ada dan di
penetrasi, jika menggunakan data lengkapi dengan pengujian – pengujian
laboratorium maka perhitungan kapasitas paling akhir, mengusulkan bahwa korelasi
ultimate tahanan ujung berdasarkan pengujian beban dan kapasitas tiang
mayerhoff sebagai berikut : pancang hasil perhitungan lebih baik dapat
Ppu = Ap ( c . Nc + .q’ . Nq ) ditentukan dengan menggunakan parameter
Harga factor daya dukung sesuai dengan – parameter tegangan efektif. Persamaan
grafik diatas dapat juga dilihat pada tabel berikut dapat di tetapkan untuk semua tanah
berikut normal konsolidasi tanah
fs = Kq’ . tan
Tahanan Kulit ( Skin Resistance ) Dapat dituliskan kembali
Ada tiga metode yang di gunakan untuk fs = β . q’
menghitung tahanan kulit pada tiang Harus diperhatikan bahwa di dalam
pancang dalam tanah kohesif. Metode - jangkauan nilai praktis dari pada Ko dan
metode ini digunakan metode α, metode λ tan  Maka hasil perkalian ( yakni β )
dan metode β. Metode – metode ini mempunyai nilai rata – rata sebesar 0,25
digunakan juga untuk tiang pancang di sampai ke 0,40 dengan nilai rata – rata
dalam tanah tak kohesif, semua secara sebesar 0,32
umum kapasitas tahanan kulit di hitung
sebagai Macam-macam Tipe Pondasi
Pps = Σ As . fs ( ∆L ) pondasi adalah bagian terendah dari
Metode α bangunan yang meneruskan beban bangunan
Metode α diusulkan oleh Tomlinson ( ke tanah atau batuan yang ada dibawahnya.
1977 ) tahan kulit dibagi menjadi dua jenis Terdapat dua klasifikasi pondasi, yaitu
yaitu lempung dan pasir dihitung sebagai pondasi dangkal dan pondasi dalam. pondasi
berikut : dangkal dapat didefinisikan sebagai pondasi
Untuk tanah lempung yang mendukung bebannya secara langsung,
fs = α . cu seperti : pondasi telapak, pondasi
Untuk tanah pasir memanjang dan pondasi rakit. Macam-
fs = ½ . q’. Ks . tan  macam contoh tipe pondasi ditunjukan
Metode λ dalam Gambar.
Vijayvergia dan focht ( 1972 )
menyajikan sebuah metode alternative
untuk mendapatkan tahanan kulit fs untuk
sebuah tiang pancang didalam lempung
sebagai berikut:
fs = λ ( q’ + 2cu ) Gambar 2.10 Macam-macam tipe pondasi (
dimana : Hardiyatmo, 2011)

4
- Untuk daerah proyek yang masuk gang
Pondasi Tiang kecil, sulit dikerjakan karena factor
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi angkutan
pondasi yang mampu menahan gaya - Sistem ini baru ada di daerah kota dan
orthogonal kesumbu tiang dengan jalan sekitarnya.
menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat - Untuk daerah dan penggunaan
menjadi satu kesatuan yang monolit dengan volumenya sedikit, harganya jauh lebih
menyatukan pangkal tiang pancang yang mahal.
terdapat dibawah konstruksi, dengan - Proses pemancangan menimbulkan
tumpuan pondasi. (Sosrodarsono dan getaran dan kebisingan (Sardjono, 1991).
Nakazawa, 2000).
Kapasitas daya dukung tiang dari data
Tiang pancang kayu sondir
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah Didalam perencanaan pondasi tiang
cara tertua dalam penggunaan tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam
sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan merencanakan kapasitas daya dukung
lama dan tidak mudah busuk apabila tiang (bearing capacity) tiang sebelum
kayu tersebut dalam keadaan selalu pembangunan dimulai, guna menentukan
terendam penuh di bawah muka air tanah. kapasitas daya dukung ultimit dari tiang.
Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan
rusak atau busuk apabila dalam keadaan dengan persamaan sebagai berikut :
kering dan basah yang selalu berganti-ganti Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As
(Sardjono, 1991). Untuk menghitung daya dukung
tiang pancang berdasarkan data hasil
pengujian sondir dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimit pondasi tiang
dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ab)+(JHL x Ak)
Daya dukung ijin pondasi dengan data
sondir dinyatakan dengan rumus :
Gambar 2.11 Tiang pancang kayu 1. Terhadap Kekuatan Bahan Tiang
Ptiang = σbahan x Ab
Tiang pancang mini pile 2. End Bearing and Friction Pile
Tiang pancang berukuran kecil yang 𝐴𝑜 𝑥 𝑞𝑐 𝐴𝑘 𝑥 𝐽𝐻𝐿
𝑃𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 = +
digunakan untuk bangunan-bangunan 𝑠𝑓 𝑠𝑓
bertingkat rendah dan tanah relative baik.
Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan Tiang Pancang Kelompok (Pile Group)
adalah: Pada keadaan sebenarnya jarang sekali
 Berbentuk penampang segitiga dengan didapatkan tiang pancang yang berdiri
ukuran 28 dan 32. sendiri (Single Pile), akan tetapi kita sering
mendapatkan pondasi tiang pancang dalam
 Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran
bentuk kelompok (Pile Group) seperti
20x20 dan 25x25.
dalam Gambar 2.11.
Kelebihan dan Kekurangan Untuk mempersatukan tiang-tiang
Kelebihan : pancang tersebut dalam satu kelompok
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, tiang biasanya diatas tiang tersebut diberi
maka mutu beton terjamin. poer (footing). Dalam perhitungan poer
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang dianggap/dibuat kaku sempurna, sehingga :
paling keras. 1. Bila beban-beban yang bekerja pada
- Daya dukung tidak hanya dari ujung kelompok tiang tersebut
tiang, tetapi juga lekatan pada Sekeliling menimbulkan penurunan, maka setelah
tiang penurunan bidang poer tetap
Kekurangan : merupakan bidang datar.
2. Gaya yang bekerja pada tiang

5
berbanding lurus dengan penurunan
tiang-tiang.

Gambar 2.16 Beban normal sentris pada


kelompok tiang pancang (Sardjono)
N = V/n

b. Kelompok tiang yang menerima


beban normal sentris dan momen yang
Gambar 2.14 Pola-pola kelompok tiang bekerja pada dua arah
pancang khusus Kelompok tiang yang bekerja dua arah
(x dan y), dipengaruhi oleh beban vertikal
Jarak antar tiang dalam kelompok dan momen (x dan y) yang akan
Biasanya jarak antara 2 tiang dalam mempengaruhi terhadap kapasitas daya
kelompok disyaratkan minimum 0,60 m dukung tiang pancang.
dan maximum 2,00 m. Ketentuan ini
berdasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
1. Bila S < 2,5 D
a. Kemungkinan tanah di sekitar
kelompok tiang akan naik terlalu
berlebihan karena terdesak oleh Gambar 2.17 Beban sentris dan momen
tiang-tiang yang dipancang terlalu kelompok tiang arah x dan y
berdekatan. (Sardjono,1991)
b. Terangkatnya tiang-tiang di
sekitarnya yang telah dipancang Untuk menghitung tekanan aksial pada
lebih dahulu. setiap masing – masing tiang adalah
2. Bila S > 3 D sebagai berikut :
Apabila S > 3 D maka tidak Pmaks =
ekonomis, karena akan memperbesar Pv My  Xmaks Mx  Ymaks
 
ukuran/dimensi dari poer (footing). n ny  x 2 nx  y 2

Kapasitas Kelompok dan Effisiensi Tiang


Pancang
Pada kelompok tiang yang dasarnya
bertumpu pada lapisan lempung lunak,
Gambar 2.15 Pengaruh tiang akibat faktor aman terhadap keruntuhan blok
pemancangan (Sardjono, 1991) harus diperhitungkan. Terutama untuk jarak
tiang-tiang yang dekat. Pada tiang yang
Perhitungan pembagian tekanan pada dipasang pada jarak yang besar, tanah
tiang pancang kelompok diantara tiang-tiang bergerak sama sekali
a. Kelompok tiang yang menerima beban ketika tiang bergerak kebawah oleh akibat
normal sentris beban yang bekerja. Saat tanah yang
Beban yang bekerja pada kelompok mendukung beban kelompok tiang ini
tiang pancang dinamakan bekerja secara mengalami keruntuhan, maka model
sentris apabila titik rangkap resultan beban- keruntuhannya disebut keruntuhan blok .
beban yang bekerja berimpit dengan titik Jadi, pada keruntuhan blok tanah yang
berat kelompok tiang pancang tersebut. terletak diantara tiang bergerak kebawah
Dalam hal ini beban yang diterima oleh bersama - sama dengan tiangnya.
tiap- tiap tiang pancang adalah Mekanisme keruntuhan yang demikian
dapat terjadi pada tipe-tipe tiang pancang
maupun tiang bor.

6
Gambar 2.18 Tipe keruntuhan dalam
kelompok tiang :  Analisa Struktur Menggunakan Softwere
(a) Tiang tunggal, (b) Kelompok tiang SAP 2000 Guna mendapatkan nilai gaya
(Hardiyatmo, 2015). Axial bangunan Rencana di tinjau dari
Kapasitas ultimit kelompok tiang dengan gaya yang terjadi pada jenis kontruksi
memperlihatkan faktor efisiensi tiang Beton Bertulang.
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :  dukung Pondassi Tiang Pancang dengan
Qg = E g . n . Q a menggunakan metode Meyerhof
Kapasitas ultimit kelompok tiang
dengan memperlihatkan faktor efisiensi METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
tiang dinyatakan dengan rumus sebagai
Gambar 3.1 Peta Kota Tenggarong
berikut :
Qg = E g . n . Q a
Faktor Keamanan
Untuk memperoleh kapasitas ujung
tiang, maka diperlukan suatu angka
pembagi kapasitas ultimit yang disebut
dengan faktor aman (keamanan) tertentu.
Sehubungan dengan alasan butir (4) dari
hasil banyak pengujian - pengujian beban Gambar 3.2 lokasi penelitian
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor
yang berdiameter kecil sampai sedang (600
mm), penurunan akibat beban kerja
(working load) yang terjadi lebih kecil dari
10 mm untuk faktor aman yang tidak
kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977)

Merancang dan Menganalisa Struktur


dengan Menggunakan SAP 2000 Data Penelitian
Salah satu program aplikasi yang paling Lokasi penelitian yang ditinjau sebagai
populer dalam dunia desain struktur penyusunan proposal skripsi ini adalah pada
kontruksi adalah SAP2000. pembangunan Reservoir dan tangki WTP
SAP2000 menyediakan beberapa pilihan, kapasitas 250 ribu liter pdam kec. Loa kulu
antara lain membat model struktur baru, kab. Kutai kartanegara Koordinat E
memodifikasi dan merancang/mendesain 502681.09 N 9943671.85. Luas Area
elemen struktur. 2252.28 panjang 207.57.

Konsep Perancangan Desain Penelitian


Setelah data-data yang diperlukan
diperoleh, kemudian dengan literature yang
relevan dan berhubungan dengan
pembahasan pada tugas akhir ini serta
masukan-masukan dari dosen pembimbing,
maka data tersebut diolah dan dianalisis.

7
PEMBAHASAN
Perencanaan Reservoir
Dalam perencanaan reservoir terdiri dari
perancanaan plat atap, plat lantai dan
perencanaan tiang pancang. Reservoir yang
di rencanakan terdiri plat atap dan plat lantai
yang di cor secara monolit untuk menahan
gaya gravitasi. Dalam perencanaan reservoir
meliputi perhitungan beban mati dan beban
hidup.
a. Beban Mati
Beban gravitasi termasuk beban mati
yang terdiri berat sendiri plat atap dan plat
Data Penelitian lantai, beban dinding yang bekerja pada
Pengumpulan data yang dilakukan reservoir
meliputi data primer dan sekunder, dimana Tabel 4.1.a Berat sendiri bahan bangunan
data Sekunder didapat hasil survey dan komponen gedung (PPIUG 1983)
pengukuran topografi yang dilakukan pada Bahan bangunan /
lokasi perencanaan dan foto dokumentasi Berat
komponen bangunan
lokasi penelitian, sedangkan data Primer Beton bertulang 2400 kg/m³
berupa data tanah yang didapat dari hasil Adukan dari semen per cm
sondir yang dilakukan instansi Dinas 21 kg/m²
tebal
Pekerjaan umum dan instansi perusahaan Dinding pas. Bata setengah
konsultan yang telah melakukan survey 250 kg/m²
batu
sebelumnya dilokasi tersebut Langit-langit semen asbes
11 kg/m²
ertenit tebal 4 mm
Data Sekunder Penggantungan langit-
Data Sekunder adalah data yang 7 kg/m²
langit
dikumpulkan secara langsung melalui Penutup lantai dari ubin
serangkaian kegiatan tes, kegiatan survei 24 kg/m²
tanpa adukan per cm tebal
atau pengumpulan data yang dilakukan
sendiri dengan mengacu pada petunjuk
b. Beban Hidup
manual yang ada.Data-data primer yang
Beban hidup besarnya berasal dari fungsi
diperlukan untuk melakukan penelitian ini
bangunan tersebut, dan ditentukan
adalah:
berdasarkan pada peraturan pembebanan
1. Data Perencanaan.
Indonesia Tahun1983 untuk gedung.
 Gambar Rencana Desain Bangunan Tabel 4.1.b. Beban Hidup (PPIUG 1983)
 Data Material Bangunan Yang di Bahan bangunan / Berat
Gunakan komponen bangunan
2. 2 Buku Analisa Pondasi 1 dan 2.
Reservoir / kolam 3590 kg/m²
renang
Data Primer
Atap 100 kg/m²
Data Primer adalah data yang diperoleh
Beban tak terduga (air 100 kg/m²
secara tidak langsung. Dalampenelitian ini
hujan dan pekerja)
data sekundernya adalah:
1. Data Sondir.
2. Data Tofografi Data Perencanaan
3. Data Beban Struktur menurut SNI 1727- Adapun data yang di rencanakan
2013 1. Tebal pelat : 250 mm
4. Data Material 2. Berat adukan tebal 1 cm : 21
5. Data Struktur Bangunan kg/cm²
3. Berat beton bertulang : 2400
kg?cm²
4. Berat pasir : 1600 kg/cm²
5. Pelat dasar ( bottom slab ) = 25 cm
6. Dinding ( wall ) = 25 cm

8
7. Pelat penutup = 15 cm Perhitungan Kapapasitas Daya Dukung
Tanah Dengan Metode Langsung
Perhitungan gaya uplift reservoir Sebagai ilustrasi atau contoh di ambil
Besarnya gaya uplift ( Anonim 1999 ). data sondir S-1
( Anonim2. 2004 )  Kedalaman 1,0 meter : Perlawanan
Q=.Z penetrasi konus (ppk) (qc) = 2,967
= 1 . 3 = 3 ton kg/cm2
Dimana :  Kedalaman 1,0 meter Jumlah hambatan
Q = Gaya Uplift ( ton ) lekat = 8,801 kg/cm2
 = Berat jenis air ( 1 ton )  Asumsi : Rata-rata (S) = 25 m (persegi)
Z = Tinggi reservoir ( m)  qc 1 = Rata-rata PPk (qc) 8D diatas di
ujung tiang
Pembebanan Pada pelat  qc1 kedalaman 1,0 meter = ( 0 +
Input beban-beban pada plat dasar, 2,697 ) / 2 = 1,484 kg/cm2
dinding dan pela atas adalah :  qc 2 Kedalaman 2,0 meter = ( 0 +
Pelat dasar : 2,967 + 4,944 ) / 3 = 2,637 kg/cm2
- Dead ( berat sendiri ) = di hitung
 qc 2 = Rata-rata PPK (qc ) 4D dibawah
otomatis oleh program
ujung tiang
- Uplift = 2,5 ton
 qc 1 Kedalaman 1,0 meter = ( 2,967
- Water = Bj air . h = 2,5 ton/m2
+ 4,944 ) / 2 = 3,956 kg/cm2
Dinding :
 qp = Tahanan ultimate ujung tiang = ( qc
- Dead ( berat sendiri ) = di hitung otomatis
1 + qc ) / 2
oleh program
 qp Kedalaman 1,0 meter = ( 1,484 +
- Water = 1 ton/m3
3,956 ) / 2 = 2,719 kg/cm2
 Qultimite = Kapasitas Daya dukun tiang
pancang
 Qultimite (Qult) = qp x Ap + JHL x K
 Ap = ( s x s) = 625 cm2
 K = Keliling tiang = 4 x s = 100
cm2
 Pada kedalaman 1,0 meter
 Qult = qp x Ap + JHL x K
Gambar 4.3 input water soil pressure  Qult = 2,720 x 625 + 8,801 x 100 =
Di dapat gaya aksial sebesar = 691 ton 2,580 ton
 Qijin = qp x Ap /3 +JHL x K/5
 Qijin = 2,720 x 625 / 3+ 8,801 x
625/5 = 0,743 ton

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang


pancang per lapisan dari data SPT
memakai metode mayerhoff.
Perhitungan pada titik 1 ( BH-1)
Gambar 4.4 gaya aksial akibat beban Daya dukung ujung tiang pancang pada
terfaktor tanah non kohesif
Qp = 40 . SPT . Lb / D . Ap
= 40 . 12 . 2 / 0,25 . 0,0625
Perhitungan kapasitas daya dukung
= 240,00 KN
tanah tiang pancang
𝑞 (𝑏𝑎𝑠𝑒) Untuk tahanan geser selimut tiang pada
Qb = 𝑐𝑎 (nilai fb dari table II.1 beton tanah non kohesif
𝑓ℎ
precast = 1,75) Qs = 2 . N – SPT . P .Li
Pada umumnya nilai s untuk pasir = 1,4 = 2 . 12 . 1,00 .1
persen nilai s untuk lanau = 3,0 persen dan = 24 KN
nilai s untuk lempung = 1,4 persen Cu = SPT . 2 / 3 . 10
= 4 . 2 /3 .10
= 26,667

9
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang Dari persamaan daya dukung ujung pondasi
pada tanah kohesif adalah : tiang pancang pada tanah kohesif adalah :
Qp = 9 . Cu . Ap Qp = Ap Cu . Nc'
= 9 . 26,667 . 0,0625 = 0,625 . 30 ,9
= 15 Kn = 41,25 ton
Untuk tahanan geser selimut tiang pada Dari persamaan nilai tahanan suatu skin
tanah kohesif adalah : friction pada tanah kohesif
Qs = α . Cu . p . Li f = αi . cu
= 1 . 26,667 .1 .1 = 0,55 . 26,667 = 14,667 ton/m2
= 26,667 Kn Qs = 14,667 .1 .1
= 14,667 ton
Pengumpulan data dari laboratorium
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang Jarak antara tiang dalam kelompok tiang
pancang per lapisan dari data laboratorium Syarat : Dirjen Bina Marga P.U.L.T
pemeriksaan tanah dan data di ambil pada S  2,5 . D atau S  3 . D
titik 1 Perumusan yang di gunakan :
A. Perhitungan pada titik 1 UNIFORM BULDING CODE
Data tiang pancang Disyaratkan
Sisi tiang pancang = 25 cm 1,57 . 𝐷 . 𝑚 . 𝑛
Rumus : S 
Keliling tiang pancang ( p) = 4 x Sisi 𝑚 + 𝑛− 2

= 100 cm
Luas tiang pancang ( Ap ) = Sisi x Sisi Perhitungan jumlah tiang pancang perlu
Jumlah tiang yang diperlukan dihitung
= 625 cm2
dengan membagi gaya aksial yang terjadi
Dari persamaan daya dukung ujung pondasi
dengan daya dukung tiang ( pamungkas,
tiang pancang pada tanah non kohesif
A. dan Harianti, E., 2013 )
adalah : 𝑝
Qp = Ap . q'. ( Nq' – 1 ) np =
𝑝𝑖𝑗𝑖𝑛
q’ =  . Li Dimana : np = jumlah tiang, p = gaya
= 1,868 . 1 aksial yang terjadi, pijin = daya dukung
= 1,68 ton/m2 ijin tiang
67,791
np = = 0,433264
156,466
Dengan nilai  = maka berdasarkan grafik
(mayerhoff) korelasi antara  dan Nq didapat Perhitungan effisiensi group
nilai Nq = 3,9 n' = 1
Qp = Ap . q' .( Nq' – 1 ) m=2
= 0,625 . 1,68 . ( 3,9 – 1 ) Dari persamaan Effisiensi kelompok tiang (
= 3,045 ton Eg ) :
Dari persamaan daya dukung selimut tiang Eg = 1 – θ . (( n' – 1 ) . m + ( m-1 )) . n' / 90 .
pancang adalah : m .n'
Qs = fi . Li . p θ = Arc tg d/s
Dengan nilai ketahanan satuan skin friction = Arc tg ( 25/250 )
pada tanah non kohesif : = 14,036 ˚
f = Ko . o . Tan Eg = 1 - 14,036 . ((1 – 1) . 2 + ( 2 -1 )) . 1 /
Ko = 1 – sin  90 . 2 ..1
= 1 - 0,192 = 0,922
= 0,808 Dari persamaan kapasitas kelompok ijin
0 =  . Li tiang ( Qg ) :
L' = 15D = 15 . 0,25 = 3,75 m Qg = Eg . n . Qa
o = 1,68 . 3,75 = 6,3 ton/m2 = 0,922 . 2 .156,466
 = 0,8 .  = 288,5292 ton
= 0,8 . 11,09 = 8,872
f = 0,808 . 6,3 . 0,156 Kontrol daya dukung pondasi tiang
= 0,794 ton.m2 Daya dukung pondasi tiang harus lebih besar
Qs = fi . Li . p dari gaya aksial
= 0,794 ton Qg > p

10
288,5 > 67,791 → OKE c. Tahanan ultimit tiang pancang
Tahanan ultimit tiang pancang Pu = Pb + Ps =
Daya dukung aksial tiang pancang 4.275,493 kN
Berdasarkan kekuatan bahan Angka keamanan (Safety Factor) SF = 5,000
Bentuk penampang tiang pancang Daya dukung tiang pancang P = Pu / SF =
Diameter tiang pancang 851,50 kN
D = 625 mm D = 0,625 m
Tebal beton Berdasarkan hasil uji SPT (Mayerhoff)
t = 0,0062 mm t = 0,0000062 m Kafasitas Ultimit tiang pancang secara
Panjang tiang pancang empiris dari nilai N hasil pengujian SPT
L = 24 m menurut Meyerhoff
Berat beton bertulang Pu = 40 * Nb * Ab + N * As
ws = 25,00 kN/m3 dan harus ≤ Pu = 380 * N * Ab
Berat tiang pancang mini pile dalam 24 m Nb = Nilai SPT di sekitar dasar tiang,
dari top tiang pancang dihitung dari 8*D di atas dasar 4*D di
Wp = A * L * Wa + π / 4 * (D - t)2 * bawah ujung tiang
Lbeton * Ws = 43,9291 kN N = Nilai SPT rata-rata di sepanjang tiang
Kapasitas dukung ultimate tiang pancang Ab = Luas dasar tiang (m2)
Pu = 0,60 * fy * A - 1,2 * Wp = 819,000 kN As = Luas selimut tiang (m2)
Daya dukung tiang pancang
P = Pu / SF = 819,00 kN Berdasarkan hasil pengujian SPT diperoleh
data sbb :
Kedalaman Nilai SPT L1
Berdasarkan hasil uji sondir No. L1 * N
z1 (m) z2 (m) N (m)
a. Tahanan Ujung 1 - 4,00 4,00 4,00 16,00
Tahanan ujung ultimit dihitung dengan 2 4,00 6,00 6,00 2,00 12,00
rumus : Pb = ω * Ab * qc 3 6,00 8,00 4,00 2,00 8,00

ω = Faktor reduksi nilai tahanan ujung 4 8,00


10,00
10,00
12,00
5,00
7,00
2,00
2,00
10,00
14,00
5
ultimit tiang 6 12,00 14,00 6,00 2,00 12,00
Ab = Luas ujung bawah tiang (m2) 7 14,00 16,00 9,00 2,00 18,00
8 16,00 18,00 7,00 2,00 14,00
qc = Tahanan penetrasi kerucut statis yang
9 18,00 20,00 5,00 2,00 10,00
merupakan nilai rata-rata dihitung dari 10 20,00 22,00 7,00 2,00 14,00
8*D di atas dasar tiang sampai 4*D di 11 22,00 24,00 9,00 2,00 18,00
bawah dasar tiang (kN/m2) 24,00 146,00

Diameter tiang pancang D = 0,625 m Nilai SPT rata - rata sepanjang tiang N = Σ
Luas penampang tiang pancang Ab = π L1 * N / Σ L1 = 6,08
/ 4 * D2 = 0,3066 m2 Nilai SPT di sekitar dasar tiang, dihitung
Tahanan penetrasi kerucut statis yang dari 8*D di atas dasar tiang sampai 4*D di
merupakan nilai rata-rata dihitung dari 8*D bawah tiang Nb = 51,50
di atas dasar tiang sampai 4*D di bawah Diameter tiang pancang D = 0,625 m
dasar tiang (kN/m2) Panjang tiang pancang L = 62,00 m
qc = 155,00 kg/cm2 qc =15.500,00 kN/m2 Luas dasar tiang pancang Ab = π / 4 *
Faktor reduksi nilai tahanan ujung ultimit D2 = 0,307 m2
tiang ω = 0,500 kN/m2 Luas selimut tiang pancang As = π * D *
Tahanan ujung ultimit tiang pancang L = 121,675 m2
Pb = ω*Ab * qc= 0,500 kN/m2 Pu = 40 * Nb * Ab * N * As = 1.371,869 kN
Pu > 380 * N * Ab = 708,851 kN
b. Tahanan Gesek Kafasitas Ultimit tiang pancang Pu = 708,85
Tahanan gesek ultimit menurut skempton kN
dihitung dengan rumus : Angka keamanan (Sefety Factor) SF = 3,00
Ps = Σ [ As * qf } Daya dukung tiang pancang P = Pu / SF =
As = Luas permukaan segmen dinding tiang 236,28 kN
(m2) As = π * D * L1
qr = Tekanan kerucut statis rata-rata Rekap daya dukung aksial tiang
(kN/m2) Kohesi Tanah = cu = qc / 20

11
No. Uraian Daya dukung Aksial Tiang Pancang P (kN) No. Uraian Daya Dukung Aksial Tiang Pancang H (kN)

1 Berdasarkan kekuatan bahan 819,00 1 Berdasarkan defleksi tiang maksimum 119,97 kN

2 Berdasarkan hasil uji sondir (Bagemann) 851,50 2 Bersadarkan momen maksimum 97,29 kN

3 Berdasarkan hasil SPT (Meyerhoff) 236,28 Daya dukung aksial terkecil H= 97,29 kN

Daya dukung aksial terkecil : P = 236,28 Diambil daya dukung lateral tiang pancang Hijin = 97,00 kN

Diambil daya dukung aksil tiang pancang Pijin = 236,00


Daya dukung ijin aksial
Daya dukung lateral tiang pancang Terhadap beban arah X
KOMBINASI Persen Pmax Kontrol terhadap
Berdasarkan lateral tiang (H), dihitung No.
PEMBEBANAN Pijin (kN) Daya dukung ijin
Pijin Ket.

dengan persamaan 1 KOMBINASI - 1 100% 261,35 < 100% * Pijin = 265,34 AMAN
2 KOMBINASI - 2 125% 271,98 < 125% * Pijin = 295,00 AMAN
H = yo * Kh * D / [ 2 * β * ( e * β + 1 ) ] 3 KOMBINASI - 3 140% 302,55 < 140% * Pijin = 330,40 AMAN

dengan, β = √ [ kh * D / ( 4 * Ep * lp ) ] 4
5
KOMBINASI - 4
KOMBINASI - 5
140%
150%
305,54
199,71
< 140% * Pijin =
< 150% * Pijin =
330,40
354,00
AMAN
AMAN
D = Diameter tiang pancang (m) TerhadapDbeban
= 0,625 mY
arah
t = tebal tiang pancang (m) t = 0,006 m No.
KOMBINASI Persen Pmax Kontrol terhadap
Pijin Ket.
PEMBEBANAN P (kN) Daya dukung ijin
L = panjang tiang pancang (m) 1 KOMBINASI - 1
L = 62,00
100%
m229,94 ijin
< 100% * P = ijin 236,00 AMAN
3
kh = modulus subgrade horisontal (kN/m3) 2 k = 10.750,00
KOMBINASI - 2 h 125% 247,75 kN/m
< 125% * P = ijin 295,00 AMAN
3 KOMBINASI - 3 140% 247,75 < 140% * Pijin = 330,40 AMAN
lp = momen inersia penampang (m4) 4 KOMBINASI - 4 140% 247,75 < 140% * Pijin = 330,40 AMAN
lp = π / 64 * [ D4 - ( D - t )4 ] = 0,00029 m4 5 KOMBINASI - 5 150% 240,91 < 150% * Pijin = 354,00 AMAN

e = Jarak beban lateral terhadap muka Daya dukung ijin lateral


KOMBINASI Persen Hmax Kontrol terhadap
tanah (m) e = 0,10 m No.
PEMBEBANAN Pijin (kN) Daya dukung ijin
Hijin Ket.

KOMBINASI - 1 100% 28,23 100% * Pijin = 97,00 AMAN


yo = defleksi tiang maksimum (m) 1
2 KOMBINASI - 2
y = 0,0006 m
o 125% 33,68
<
< 125% * Pijin = 121,25 AMAN
β = koefisien defleksi tiang 3 KOMBINASI - 3 140% 51,64 < 140% * Pijin = 135,80 AMAN
4 KOMBINASI - 4 140% 53,70 < 140% * Pijin = 135,80 AMAN
β = √ [kh * D / ( 4 * Ep * lp )] = 0,16528 m 5 KOMBINASI - 5 150% 43,50 < 150% * Pijin = 145,50 AMAN

β * L = 10,2 > 2,5 m (termasuk tiang


pondasi dalam) Perhitungan Balok
Daya dukung lateral tiang pancang Balok adalah bagian dari structural
H = yo * Kh * D / [ 2 * β * ( e * β + 1 ) ] = sebuah bangunan yang kaku dan dirancang
119,9729 m untuk menanggung dan mentransfer beban
menuju elemen-elemen kolom penopang.
Berdasarkan momen maksimum Selain itu Ring Balok juga berfungsi sebagai
Kohesi tanah rata-rata sepanjang tiang pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
L1 cu cu * L
No.
Kedalaman pergerakan kolom-kolom tersebut tetap
z1 (m) z2 (m) (m) (kN/m2) (kN/m2)
bersatu padu mempertahankan bentuk dan
1 - 3,00 3,00 26,67 80,00
posisinya semula.
2 3,00 6,00 3,00 40,00 120,00
3 6,00 15,00 9,00 26,67 240,00
4 15,00 18,00 3,00 33,33 100,00
Data Balok
5 18,00 27,00 9,00 46,67 420,00
Kuat tekan beton fc' = 30 Mpa
6 27,00 30,00 3,00 40,00 120,00 Tegangan leleh baja (deform) untuk
7 30,00 36,00 6,00 60,00 360,00 tulangan lentur fy = 400 Mpa
8 36,00 39,00 3,00 46,67 140,00 Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan
9 39,00 42,00 3,00 33,33 100,00 geser fy = 240 Mpa
10 42,00 45,00 3,00 46,67 140,00
11 45,00 50,00 5,00 60,00 300,00
Dimensi Balok
Σ L1 50,00 Σ cu * L 2.120,01
Lebar balok b = 250 mm
Kohesi tanah rata-rata : č u = Ʃ [ cu * L Tinggi balok h = 400 mm
] / Ʃ L1 = 42,400 kN/m2 Diameter tulangan (deform) yang
F = Hu / [ 9 * ču * D pers. (1) Dimana : digunakan, D = 16 mm
g = L - ( f + 1,5 * D ) pers. (2) e = 0,10 m
My = Hu*(e+1,5*D+0,5*f) pers. (3) D = 0,63 Diameter sengkang (polos) yang digunakan
m P = 10 mm
My = 9/4 * D * ču * g2 pers. (4) L = 50,00 m Tebal selimut beton ts = 40 mm
ču = 42,400
Rekap daya dukung lateral tiang Momen dan Gaya Geser Rencana
Momen rencana positif akibat beban
terfaktor Mu+ = 29,845 kNm

12
Momen rencana negative akibat beban a = As .fy / 0,85 . fc . b = 27,744 mm
terfaktor Mu_ = 58,716 kNm Mns = As’ . fy . ( d – a / 2 ) = 72443823Nmm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Mns = 72,444 KNm
Vu = 113,375 kN Mr = 0,8 . Mn = 57,955 KNm
Mr > Mu → Oke
Penulangan Lentur bagian Lapangan
Untuk : fc’ ≤ 30 Mpa, β1 = 0,85 Kontrol εc harus ≤ 0,003
Untuk : fc’ > 30 Mpa β1 = 0,85 – 0,05 . (fc’ – ԑy = fy / Es = 0,002
30) / 7 = 0 Karena fc = 30 Mpa, jadu nilai β1 = 0,85
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 ԑc = ( a / β1 .d – a ) ԑy = 0,000235 → Oke
= 0,85 Penulangan Lentur Bagian Tumpuan
Faktor reduksi kekuatan lentur f = 0,80 Rasio penulangan
Jumlah tulangan maksimal dalam satu baris (382,5 𝑥 β1 x fc′ 𝑥 ( 600 +𝑓𝑦 −225 𝑋 β1 )
Kmaks = ( 600+𝑓𝑦 )2
(m)
m = (b – 2 . ds1) / (D + Sn) + 1 = 7,89
= (250 - 2 x 60) / (16 + 40) + 1 K = Mu /  . b .d2
= 3,32 → 4 bh = 58716000 / 192220000 = 3,055
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds1 = Kontrol :
ts + P + D / 2 = 58 → 60 mm K > Kmaks
Jarak tulangan vertiakal ds2 = D / 2 + Snv + 3,05 > 7,89 → Penulangan Tunggal
D / 2 = 56 → 60 mm a1 = ( 1 - √ 1 – ( 2 . K / 0,85 . fc )) . d
Jarak titik berat tulangan tarik, ds = 60 + = 39,678 mm
60/2 = 90 mm Luas tulangan perlu, As = ( 0,85 . fc . a1 . b )
Tinggi Efektif balok d = h – ds / fy = 632,364 mm2
= 400 – 90 As = (√ fc / 4 . fy ) . b .d = 265,30311 mm2
= 310 mm As = 1,4 / fy . b . d = 271,250 mm2
Rasio penulangan : Di pilih yang terbesar, jadi As = 632,364
382,5 𝑥 𝛽1 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 ( 600+𝑓𝑦−225 𝑥 β1 ) mm2
Kmaks = Jumlah tulangan n, As,u / (1/4 . π . D2) = 3,15
( 600+𝑓𝑦 )²
= 7,89 → 4 bh
K = Mu /  . b . d2 Tulangan tarik As,u = 5D22 = 804,248 > As,u
= 28945000 / 19220000 → Oke
= 1,553 Hitung Momen Rencana ( Mr )
Kontrol : a = As . fy / 0.85 . fc . b = 39,678 mm
K > Kmaks Mns = As’ . fy . (d – a / 2) = 93344569 Nmm
1,55 > 7,89 → Penulangan tunggal Mr = 0,8 . Mn = 74,676 KNm
a1 = ( 1 - √ 1 – ( 2 . K / 0,85 . fc )) . d Mr > Mu → Oke
= 19,490 mm
Luas penampang As = (0,85.fc.a1.b)/fy = Kontrol Ԑc harus ≤ 0,003
310,621 mm2 Ԑy = fy/ Es = 0.002
As = ( √ fc / 4 . fy . b . d = 442,17186 mm2 Karena fc = 30 Mpa, jadi nilai β1 = 0,85
As = 1,4 /fy . b. d = 271,172 mm2 Ԑc = ( a / β1 . b – a ) . Ԑy = 0,000355 → Oke
Di pilih yang terbesar, jadi As = 442,172
mm2 Perhitungan Tulangan Geser
Jumlah tulangan n, As,u / ( 1/4 . π , D2 = 2,2 Gaya geser ultimate rencana Vu = 113,375
→ 3 bh kN
Tulangan tarik As,u = 3 D 22 = 603,186 > Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
As,u → Oke Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 Mpa
Kuat geser beton Vc = (√ fc’ ) / 6 . b .d . 10-3
Kontrol nilai P, P = As / b . d = 0,00571 = 70,747 KN
Pmin = ( √ fc / 4 . fy ) = 0,00342 Tahanan geser beton  . Vc = 53,061 Kn
Pmin = 1,4 / fy = 0,00350  . Vc / 2 = 26,530 Kn
Pmaks = 382,5 . β1 . fc’ / ( 600 + fy ) . fy = Gaya geser yang ditahan begel, Vs = ( Vu -
0,02438  . Vc ) /  = 80,419 Kn
Syarat Pmin ≤ P ≤ Pmaks → Oke
Hitung momen rencana ( Mr )

13
Kontrol dimensi balok 1/3 . √ fc . b .d = PENUTUP
141,495 kN Kesimpulan
2/3 . √ fc . b .d = 282, 990 Dari hasil perhitungan perbandingan
Vs > 2/3 .√ fc . b .d → Oke pondasi tiang pancang mini pile dan tiang
Untuk Vs < 1/3 . √ fc . b .d, jadi syarat soau pancang kayu ulin pada perencanaan
begel : s ≤ d/2 dan s ≤ 600 mm pondasi tiang pancang pada pembangunan
Luas begel per meter Av,u = ( Vs . s ) / ( fy . reservoir dan tangka WTP kapasitas 250
d ) = 1080,903 mm2 ribu liter PDAM Kec. Loakulu Kab. KutaI
Av,u = ( b . s ) / ( 3 . fy ) = 347,222 mm2 Kartanegara
Av,u = ( 75 . √ fc .b . s ) / ( 1200 .fy ) = 1 Tiang pancang mini pile
356,59021 mm2 - Beban reservoir = 691 ton
Dipilih yang besar jadi, Av,u = 1080,903 - Jumlah pancang yang di butuhkan = 50
mm2 buah
Spasi begel s = ( n .1/4 . π . P2 . s ) / Av,u =
145 mm2 Tiang pancang ulin
Syarat spasi s = D / 2 = 155 mm - Beban reservoir = 691 ton
Dipilih spasi yang terkecil, yaitu s = 150 mm - Jumlah pancang yang di butuhkan = 100
→ Oke buah
Jadi, dipakai begel  10 – 150 mm. 2 Perbandingan rencana anggaran biaya
- Jumlah harga tiang pancang kayu ulin
Perbandingan Rencana Anggaran minipile = Rp 534.694.800,00
25 x 25 dan pancang ulin 10 x 10 - Jumlah harga tiang pancang mini pile =
Mini pile 25 x 25 Rp 461.170.587,13
Analisa
Harga Satuan Harga
No Uraian Pekerjaan
Rp. Upah Bahan
Jumlah Harga Saran
1 1 M1 Pek.Tiang Pancang Beton 25x25 Dari hasil perbandingan di atas dari segi
1,000 m1 Pengadaan Tiang Pancang Beton 25x25
245.596,00 245.596,00
1,000 m1 Pemancangan Tiang 62.599,00 62.599,00 biaya lebih efisien menggunakan tiang
0,150 Titik Las Penyambungan 66.772,00 10.015,80 pancang mini pile dan jumlah tiang pancang
JUMLAH 72.614,80 245.596,00 318.210,80
OVERHEAD & PROFIT 15% 47.731,62 yang di gunakan tidak terlalu banyak dari
JUMLAH TOTAL 365.942,42
2 1 Bh Pemotongan Kepala Tiang pancang
pada tiang pancang ulin
1,000 Bh Pemotongan kepala tiang pancang 70.945,25 62.599,00
1,000 Bh Pembuangan potongan 8.346,50 8.346,50
JUMLAH 70.945,50 - 70.945,50 DAFTAR PUSTAKA
OVERHEAD & PROFIT 15% 10.641,83
JUMLAH TOTAL 81.587,33 Bowles, J.E. (1996), foundation analysis and
Rencana anggaran biaya Design , McGraw-Hill Kogakusha,
I PEKERJAAN PONDASI Sat Volume Harga Satuan Jumlah Harga Ltd., Tokyo, Japan.
1 Pekerjaan Pancang mini pile 25x25 - 24m m' 1.200,000 365.942,42 439.130.904,00 Coduto, P.D. (1994), Foundation Design
2 Mob Demob Alat Pancang Ls 1,000 20.000.000,00 20.000.000,00 Principles and Practies,Prentice-Hall
3 Pemotongan Kepala Tiang Pancang Bh 25,000 81.587,33 2.039.683,13 Inc., New Jersey.
SUB TOTAL 461.170.587,13 FHWA. (2006), Soil and Foundations -
Refrences Manual - Volume II,
Pancang ulin 10 x 10 FHWA NHI-06-089, U.S. Dep. Of
Analisa Harga Transportatiton, Washington, DC.
No Uraian Pekerjaan
Harga Satuan
Rp. Upah
Harga
Bahan
Jumlah Harga Hardiyatmo, H.C. (2011), Analisis dan
1 1 Titik Tiang Pancang 10/10 Perancangan Fondasi I – Edisi II,
0,010 m3 Ky. Balok ulin 10.844.000,00 108.440,00
0,105 OH Tk. Kayu 150.000,00 15.750,00 LPPM-UGM
0,011 OH Kep. Tukang 165.000,00 1.815,00
0,580 OH Pekerja 95.000,00 55.100,00 Hardiyatmo, H.C. (2015), Analisis dan
0,015 OH Mandor 175.000,00 2.625,00
1,000 Alat bantu 10.000,00 10.000,00 Perancangan Fondasi II – Edisi III,
JUMLAH 85.290,00 108.440,00 193.730,00
OVERHEAD & PROFIT 15% 29.059,50 LPPM-UGM
JUMLAH TOTAL 222.789,50
Hardiyatmo, H.C. (2015), Converse Labarre,
Rencana Anggaran Biaya
Equation for Pile Group Efficiency,
I PEKERJAAN PONDASI Sat Volume Harga Satuan Jumlah Harga
1 Tiang Pancang 10/10 - 24m m' 2.400,000 222.789,50 534.694.800,00
Analisis dan Perancangan Fondasi II –
Edisi III, LPPM-UGM
SUB TOTAL 534.694.800,00 Hansen, J.B. (1961), The Ultimate
Resistance of Rigid Piles Againts
Transversal Forces, Danis

14
Geotechnical Institute, Bulletin
No.12, Copenhagen, pp.5-9
Mayerhof, G.G. (1956), Penetration Tests
and Bearing Capacity of
Cohesionless Soils, JSMFD, ASCE,
Vol.82, SM 1, pp.1-19
SNI-03-2827, (2008) , Cara Uji Penetrasi
Lapangan dengan Alat Sondir,
Departeman Pekerjaan Umum
Republuk Indonesia
SNI-03-2847, (2002), Tata Cara
Perhitungan Beton untuk Bangunan
Gedung, Departeman Pekerjaan
Umuum Republuk Indonesia
SNI-T02, (2005), Standar Pembebanan
untuk Jembatan, Departeman
Pekerjaan Umuum Republuk
Indonesia
Sardjono. HS, (1991), Pondasi Tiang
Pancang, Jilid I, Sinar Wijaya-
Surabaya
Sardjono. HS, (1998), Pondasi Tiang
Pancang, Jilid II, Sinar Wijaya-
Surabaya
Sasrodarsono, S, (2000) Mekanika Tanah &
Teknik Pondasi, PT. Pradnya
Paramita – Jakarta

Tambunan, J. (2012) , Studi Analisis Daya


Dukung Pondasi Tiang Pancang,
Jurnal Rancang Sipil, Universitas
Simalungun.
Terzaghi, K. And Peck, R.B. (1948, 1967),
Soil Mechanics in Engineering
Pratice, 2nd. John Wiley and Sons,
New York.
Tomlinson, M.J. (1963), Foundation Design
and Construction, The Garden City
Press Limited, Lechworth,
Hertfordshire SG6 1JS, 2nd editon.
Wuaten, H.M. Dasar – Dasar Struktur
Beton Bertulang, modul Teknik
Sipil, Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda.
Nurdin, Febriansyah, 2016. Perbandingan
Tiang Pancang Baja Dan Beton
Pada Perencanaan Dinding Penahan
Tanah Cantilever Di Km-09 Jalan
Poros Samarinda – TenggarongDi
Tinjau Dari Segi Biaya Dan
Keamanan

15

Anda mungkin juga menyukai