ABSTRAK
Identifikasi trase jalan dari Pacitan ke Hadiwarno menghasilkan beberapa rute
jalan yang dapat menjadi alternatif trase jalan Pacitan-Hadiwarno. Karena dalam
pemilihan ini banyak kriteria yang dipertimbangkan sehingga perlu digunakan suatu
metode pengambilan keputusan yang sesuai. Berkaitan dengan kriteria yang akan
digunakan masih terdapat ketidakpastian maka dalam penelitian akan digunakan metode
pengambilan keputusan dengan menggunakan fuzzy AHP.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kriteria-kriteria trase jalan,
serta untuk mengetahui trase jalan yang paling optimal berdasarkan kriteria dan sub
kriteria yang ditetapkan dengan menggunakan metode Fuzzy AHP. Pengambilan
keputusan dengan menggunakan Fuzzy Analytical Hierarchy Process adalah bersifat
subjektif yang mengakomodasi adanya ketidakpastian. Data untuk analisis metode
Fuzzy AHP diperoleh dari perbandingan berpasangan untuk masing-masing kriteria.
Tahapan selanjutnya adalah mengubah variabel linguistik kedalam bilangan fuzzy
triangular, mendefinisikan rata-rata geometris fuzzy dan bobot fuzzy setiap kriteria
dengan rata-rata menggunakan metoda Buckley. Alternatif trase jalan diperoleh dengan
perhitungan bobot crisp.
Hasil dari penelitian ini diperoleh kriteria teknis, non teknis, dan ekonomis
dengan beberapa sub kriteria, dan dengan menggunakan fuzzy AHP dapat ditentukan
bahwa trase terpilih adalah trase 1 (trase utara).
Kata kunci: Fuzzy AHP, Jalur Lintas Selatan, trase jalan.
PENDAHULUAN
Pulau Jawa merupakan wilayah dengan perkembangan yang pesat dan sangat
potensial bagi pergerakan aktivitas nasional bahkan internasional. Selain mempunyai
akses internasional, Pulau Jawa mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang besar. Namun dalam kenyataannya, tidak seluruh daerah di Pulau Jawa
menunjukkan perkembangan yang sama, secara fisik kawasan utara Pulau Jawa lebih
berkembang dibanding dengan kawasan selatan. Hal ini terbukti dengan adanya kota-
kota di kawasan Utara yang lebih berkembang. Selain itu persentase nilai PDRB per
kapita wilayah Jawa bagian selatan lebih rendah dibandingkan dengan bagian utara.
Rata-rata semua sektor ekonomi di wilayah Jawa bagian selatan mempunyai kontribusi
yang sangat kecil, dengan prosentase antara 0-13%.
Dalam rangka menyikapi berbagai isu permasalahan dan tantangan di atas,
diperlukan suatu Konsep Strategi Pengembangan Wilayah untuk percepatan
pembangunan Koridor Pantai Selatan Jawa yang berlandaskan pada kerangka
keterpaduan pembangunan yang mengedepankan kepentingan wilayah atau kawasan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama adalah melakukan identifikasi kriteria pemilihan trase jalan, bagian
kedua adalah memilih trase jalan yang terbaik sebagai jalan nasional berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode fuzzy AHP.
Penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian sistem pengambilan keputusan.
Dalam metode pengambilan keputusan beberapa metode yang ada dapat digunakan
salah satunya adalah dengan menggunakan AHP. Tetapi karena adanya ketidak pastian
dalam pengambilan keputusan dan penilian dari bobot kriteria yang lebih mendekati
dengan inferensi yang lebih human, metode AHP telah diperbaiki dengan metode yang
disebut Metode Fuzzy AHP. Mengingat dalam pengambilan trase jalan Pacitan
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Dengan menginputkan α ke dalam Bilangan fuzzy triangular seperti pada tabel diatas
maka didapat hasil sebagai berikut :
dimana ãin adalah nilai perbandingan fuzzy dari kriteria i ke kriteria n, ri adalah rata-rata
geometris dari nilai perbandingan fuzzy kriteria i terhadap setiap kriteria, wi dan adalah
bobot fuzzy dari kriteria ke i, dan dapat diindikasikan dengan TFN LwMwUw =. Lwi,
Mwi,dan Uwi masing-masing adalah nilai bawah, tengah, dan atas dari bobot fuzzy
kriteria ke i.
Perhitungan bobot crisp
Setelah perhitungan bobot fuzzy dengan menginputkan α maka selanjutnya
adalah perhitungan bobot crisp dengan menggunakan lamda (λ) yang yang mempunyai
nilai 0,05 , 0,5 , 0,95 yang merefleksikan situasi / attitude responden berupa situasi
pesimis, moderat dan optimis. Perhitungan bobot crisp menggunakan rumus dalam
jurnal M.H. Vahidniaa, A. Alesheikhb, A. Alimohammadic, A. Bassirid yaitu :
Dari hasil analisis ini akan diperoleh alternatif mana yang paling baik berdasarkan
preferensi dari pengambil keputusan.
Nilai CI tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai Radio Index (RI) sesuai dengan
ukuran matriks sehingga diperoleh nilai Consistency Ratio (CR). Matriks dinyatakan
konsisten jika nilai CR tidak lebih dari 0,1.
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
K ondisi P anjang K ondisi T ata G una P ertimbangan P romoting K einginan Aksesibili P otensi Aspak B iaya
G eologi T opografi PD tas Wilayah S osial K onstruksi
R ute L ahan K onstruksi S ector budaya
Hierarki yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tingkat. Pada
tingkat pertama merupakan representasi dari misi utama, yaitu menentukan trase pada
ruas Pacitan-Hadiwarno. Tingkat kedua merupakan serangkaian atribut yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan. Dan terakhir, tingkat ketiga merupakan alternatif-
alternatif dari trase jalan pada ruas Jalan Pacitan Hadiwarno yang akan dipilih.
Perhitungan konsistensi rasio dari keempat responden dilakukan dengan menentukan
terlebih dahulu matik perbandingan berpasangan (aij) dari jawaban masing-masing
responden. Selanjutnya dilakukan normalisasi dengan membagi tiap nilai dengan jumlah
nilai selanjutnya menjumlahkan hasil normalisasi setiap kriteria sehingga diperoleh
jumlah tiap prioritas tiap prioritas.selanjutnya dilakukan perhitungan konsistensi dari
matrik berpasangan untuk menentukan nilai eigenvector dan nilai eigenvalue dapat di
ambil data dari keempat responden.
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Perhitungan bobot kriteria untuk masing-masing responden untuk kriteria utama adalah
mengubah bilangan fuzzy triangular seperti bilangan fuzzy triangular dideskripsikan
sebagai M = (a,b,c) dan dengan menginputkan tingkat keyakinan (confidence level) α,
maka didapat :
Bobot
No Kriteria
Local Global
C1 teknis 0.361
C1.1 Kondisi Geologi 0.553 0.200
C1.2 Panjang Rute 0.175 0.063
C1.3 Kondisi Topografi 0.139 0.050
C1.4 Tata Guna Lahan 0.055 0.020
C1.4 Pertimbangan Konstruksi 0.077 0.028
C2 Non Teknis 0.524
C2.1 Promoting Sector 0.142 0.074
C2.2 Keinginan Pemerintah Daerah 0.179 0.094
C2.3 Daerah terlayani (aksesibilitas) 0.221 0.116
C2.4 Potensi wilayah 0.458 0.240
C3 Ekonomi 0.115
C7.1 Biaya Konstruksi 1.000 0.115
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
0.30
0.25
0.20
Bobot
0.15
0.10
0.05
0.00
C1.1
C1.2
C1.3
C1.4
C1.5
C2.1
C2.2
C2.3
C2.4
C3.1
Kriteria
Dari tabel dan gambar diatas dapat diketahui bahwa untuk kriteria teknis maka
faktor yang paling mempengaruhi dan mempunyai bobot tertinggi adalah kondisi
geologi dengan bobot global 0.200. sedangkan dari kriteria non teknis maka faktor yang
paling mempengaruhi dan mempunyai bobot tertinggi adalah potensi wilayah dengan
bobot global 0.240. Jadi dapat disimpulkan bahwa para responden kriteria yang paling
dominan adalalah non teknis dengan sub kriteria potensi wilayah . hal ini dimungkinkan
karena ada beberapa potensi wilayah yang perlu dikembangkan antara lain potensi
pariwisata di pantai selatan, perkebunan kelapa dan pertambangan.
Dari hasil penilaian oleh pengambil keputusan disajikan dalam bentuk tabel seperti
berikut ini :
Tabel 3 Rangking Alterbatif.
Rangking alternatif
ג = 0,5
Trase Jalan
Teknis Non Teknis Ekonomi
Bobot Total
C1.1. C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C2.1 C2.2 C2.3 C2.4 C3.1
Bobot 0,20 0,08 0,06 0,02 0,03 0,07 0,09 0,11 0,23 0,12
Trase 1 0,129 0,039 0,033 0,010 0,017 0,035 0,045 0,061 0,114 0,084 0,568
Trase 2 0,109 0,039 0,020 0,008 0,014 0,031 0,038 0,061 0,114 0,034 0,467
Trase 3 0,083 0,032 0,041 0,005 0,012 0,024 0,065 0,079 0,076 0,084 0,501
0,140
0,120
0,100 Trase 1
Trase 2
0,080
bobot
Trase 3
0,060
0,040
0,020
0,000
.2
.3
.4
.5
.1
.2
.3
.4
.1
.
.1
C1
C1
C1
C1
C2
C2
C2
C2
C3
C1
kriteria
KESIMPULAN
1. Mengacu pada identifikasi kriteria berdasarkan studi literatur dan wawancara
dengan para pengambil keputusan dan ahli dibidang studi dan perencanaan jalan
maka kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut :
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
DAFTAR PUSTAKA
Al Fitri Maizir, Indra & Hartaman, Wiliam hartaman (2005) Trase Jalan Berdasarkan Faktor
Geometrik dan Estetika Dengan Menggunakan Proses Analisis Hirarki (Studi Kasus Jalan
Layang Paspati)
Brodjonegoro, Bambang Permadi S (1992)”AHP” Analytical Hierarchy Process. Jakarta :
PAU-Ekonomi Universitas Indonesia.
Buchmeister, et all (2006) Fuzzy Decision Support System Using Risk Analysis
Ching-Chow Yang* and Bai-Sheng Chen (2004) Key Quality Performance Evaluation Using
Fuzzy Ahp
Fenton, N., & Wang, W. (2006). Risk and Confidence Analysis for Fuzzy Multicriteria Decision
Making. Knowledge-Based System 19 , 430-437.
M.H. Vahidniaa *, A. Alesheikhb, A. Alimohammadic, A. Bassirid (2008) Fuzzy Analytical
Hierarchy Process In Gis Application
Oktavitri, Nur Indradewi, Ciptomulyo,Udisubakti (2008) Penilaian risiko lingkungan dengan
fuzzy analytical hierarchy process (fahp) pada manajemen risiko lingkungan lumpur
berbahan berbahaya dan beracun (B3) dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
(studi kasus : PT. A dan PT. B)
Saaty, T.L (1993) Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Cetakan Kedua, Gramedia
PT., Jakarta.
Zamachsari, A. (2007) Evaluasi Teknis Perencanaan Teknik Jalan di Kabupaten Pacitan, PT.
Wiraguna Tani, Bandung
ISBN : 978-979-99735-9-7
B-5-8