Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Prinsip Dasar Ventilasi Tambang Bawah Tanah

Ventilasi tambang bertujuan untuk memberikan aliran udara bersih dari

permukaan ke dalam tambang bawah tanah atau menghisap udara kotor dari

tambang bawah tanah ke permukaan luar. Dalam pengaturannya, udara akan

mengalir dari temperatur rendah ke temperatur tinggi, dari tekanan tinggi ke

tekanan rendah, dan mengalir pada jalur yang tahanannya lebih kecil dibandingkan

tahanan besar.

Pada sistem ventilasi tambang terdapat 3 fungsi secara umum yang sesuai

dengan prinsip-prinsip dinamika fluida, yaitu:

1. Pengatur Kuantitas Udara

Ventilasi tambang berfungsi sebagai pengatur jumlah volume (debit) udara dan

arah aliran tersebut. Udara segar yang masuk ke dalam tambang digunakan

untuk menyuplai oksigen bagi para pekerja dan alat yang memerlukan oksigen.

2. Pengatur Kualitas Udara

Ventilasi berfungsi sebagai pengatur konsentrasi gas-gas berbahaya di dalam

tambang bawah tanah, sehingga tidak membahayakan para pekerja.

3. Pengatur Temperatur dan Kelembaban Udara

Ventilasi berfungsi sebagai pengatur suhu dan kelembaban udara di dalam

tambang bawah tanah agar pekerja dapat merasa nyaman, sehingga akan

meningkatkan efisiensi para pekerja.

27

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
28

3.2 Sumber Panas pada Tambang Bawah Tanah

Udara yang panas pada tambang bawah tanah dapat disebabkan dari berbagai

sumber, diantaranya yaitu:

1. Autokompresi

Autokompresi terjadi ketika energi potensial terkonversi menjadi energi panas.

Faktor autokmpresi menyebabkan temperatur kering naik sebesar 5,4 °F (3,02 °C)

setiap perubahan kolom udara 1.000 feet (305 meter).

2. Air Bawah Tanah

Terdapat dua sumber air yang berbeda di bawah tanah, yaitu air tanah dan air

tambang. Semua air tanah, tetapi khususnya dari rekahan panas dan reservoir batuan

alami, merupakan sumber penghasil panas terbesar dalam pekerjaan tambang

(Enderlin, 1973 dalam Hartman, Howard L Mine Ventilation and Air Conditioning

Third Edition). Air memindahkan panasnya ke udara tambang melalui penguapan,

sehingga dapat meningkatkan suhu udara di tambang bawah tanah.

3. Peledakan

Kegiatan peledakan dapat memberikan panas, hal ini dikarenakan 50 – 90 %

energi yang dibebaskan ke udara dalam bentuk panas. Peledakan pada saat

pergantian shift atau jam makan siang merupakan cara yang efektif untuk

mengurangi para pekerja terpapar panas.

4. Mesin dan Lampu

Semua energi yang dikonsumsi mesin bawah tanah dapat menambah panas

udara tambang, karena sebagian besar pekerjaan yang dilakukan dikonversi

langsung menjadi panas. Jika mesin menggunakan tenaga diesel, maka perhitungan

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
29

penambahan panas harus memperbolehkan adanya pembakaran bahan bakar,

umumnya diasumsi 90 % dari nilai kalor bahan bakar.

6. Metabolisme Manusia

Hasil pembuangan panas dari tubuh dikeluarkan melalui proses perpindahan

panas. Hal ini dapat meningkatkan kandungan panas pada udara tambang, dalam

jumlah kecil hingga sedang.

3.3 Sistem Ventilasi berdasarkan Penggunaan Fan

Penggunaan fan dalam sistem ventilasi tambang, dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Sistem Hembus (Forcing System)

Sistem hembus akan memberikan hembusan udara ke front kerja dengan aliran

udara bertekanan lebih besar dibanding udara di atsmofer. Sistem ini memberikan

suplai udara bagi para pekerja dan alat melalui pipa saluran ventilasi (duct) yang

dihubungkan dari fan ke front kerja. Sistem ini dapat terlihat pada Gambar 3.1.

Return Air
Face

Forcing Duct – Intake Air

Fan

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.1

Sistem Hembus

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
30

2. Sistem Hisap (Exhausting System)

Sistem hisap berfungsi untuk menghisap udara kotor hasil dari pernafasan,

peledakan, dan pembakaran di dalam terowongan ke permukaan luar. Pada sistem

ini, fan dapat menghisap udara tanpa menggunakan bantuan pipa saluran ventilasi.

Sistem ini dapat terlihat pada Gambar 3.2.

Dust/Gas/Smoke

Intake Air

Face
Exhausting Duct – Return Air

Fan

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.2

Sistem Hisap

3. Sistem Gabungan (Overlap System)

Sistem overlap, sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan

forcing. Berbeda dengan kedua sistem di atas, sistem ini menggunakan 2 fan yang

memiliki tugas berbeda satu sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke

front (intake fan), ada fan yang bertugas untuk menghisap udara dari front

(exhausting fan). Exhaust fan dipasang lebih mundur (lebih jauh) dari front

penambangan, sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang lebih dekat dengan

front penambangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah udara yang disuplai

langsung terhisap oleh exhaust fan. Sistem ini dapat terlihat pada Gambar 3.3.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
31

Forcing Fan and Duct

Intake Air

Face
Exhausting Duct – Return Air

Fan Overlap

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.3

Sistem Gabungan

3.4 Temperatur Efektif

Temperatur efektif merupakan temperatur saat seseorang merasa berada pada

kondisi nyaman. Menurut ASHRAE dalam studi laboratorium pada tahun 1923,

temperatur efektif merupakan kombinasi dari temperatur, kelembaban, dan

kecepatan pada udara (Anon., 1993 dalam Hartman, Howard. L Mine Ventilation

and Air Conditioning Third Edition). Gambar 3.4 menunjukkan Grafik Temperatur

Efektif.

3.5 Efisiensi Kerja

Dari hasil perhitungan temperatur efektif, maka dapat ditentukan efisiensi kerja

para pekerja di front kerja. Efisiensi kerja ini dapat mempengaruhi hasil produksi

perusahaan. Gambar 3.5 menunjukkan efisiensi pekerja menggunakan Grafik

Efisiensi Kerja.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
32

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.4

Temperatur Efektif

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.5

Hubungan Temperatur Efektif dengan Efisiensi Kerja

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
33

3.6 Psikometri Udara

Psikometri udara merupakan proses perubahan sifat-sifat udara seperti

temperatur dan kelembaban karena perambatan hawa panas dan kandungan uap air.

Untuk menentukan persentase kelembaban relatif dapat menggunakan grafik

psikometri dengan menggunakan data temperatur kering (Td) dan temperatur basah

(Tw). Gambar 3.6 menunjukkan Grafik Psikometri Udara.

Sumber: Hartman, Howard L. 1997.

Gambar 3.6

Grafik Psikometri

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
34

3.7 Standar Sistem Ventilasi Menteri Pertambangan dan Energi

Aturan tentang ventilasi tambang dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi No.555.K/26/M.PE/1995 Bagian Kedelapan Ventilasi pasal 369 – 376 yaitu:

1. Volume oksigen minimal 19,5 % dan volume karbon dioksida maksimal 0,5 %

2. Volume udara bersih untuk pekerja minimal 2 m3/menit (0.03 m3/s) dan alat

minimal 3 m3/menit (0.05 m3/s) setiap tenaga kuda.

3. Temperatur harus dipertahankan 18 – 24 °C dengan kelembaban relatif

maksimal 85 %.

4. Apabila temperatur efektif melebihi 24 °C, maka tempat tersebut harus

diperiksa setiap minggu.

5. Kecepatan udara pada front kerja minimal 7 m/menit dan dapat dinaikkan

sesuai kebutuhan atau setelah peledakan.

6. Kondisi ventilasi di tempat kerja harus:

a) Untuk rata-rata 8 jam (Terlihat pada Tabel 3.1).

Tabel 3.1

Batas Konsentrasi Maksimum untuk 8 Jam


Gas Konsentrasi (max)
Karbon Monoksida (CO) 0.005 %
Metana (CH4) 0.25 %

Hidrogen Sulfida (H2S) 0.001 %


Oksida Nitrat (NO2) 0.0003 %

a) Dalam tenggang waktu 15 menit (Terlihat pada Tabel 3.2).

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
35

Tabel 3.2

Batas Konsentrasi Maksimum untuk 15 Menit


Gas Konsentrasi (max)
Karbon Monoksida (CO) 0.04 %
Metana (CH4) 0.0005 %

3.8 Pemilihan Alat dan Pertimbangan Desain

Dalam pemilihan fan dan pipa saluran udara (duct) pada sistem ventilasi

bantuan, maka ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain yaitu:

1. Menyesuaikan ketentuan perusahaan dengan regulasi pemerintah.

Dalam hal ini faktor yang dipertimbangkan mencakup kebisingan dan regulasi

pemerintah dalam pemasangan fan bantuan. Kebisingan pada sistem hembus

umumnya lebih bermasalah dibandingkan dengan sistem hisap. Kebisingan

harus diminalisir, karena dapat mengganggu para pekerja.

2. Efisiensi sistem.

Penambahan fan selalu membutuhkan daya yang lebih besar, daya ini dapat

meningkatkan biaya operasi pada sistem ventilasi. Jika fan digunakan secara

terus-menerus selama produksi, maka efisiensi fan harus dipertimbangkan.

3. Standarisasi alat.

Suatu tambang yang menggunakan fan bantuan harus menstandarkan ukuran,

tipe, dan model fan yang dipilih. Hal ini untuk mengurangi investasi alat dan

mempermudah penggantian bagian alat yang rusak.

4. Berhubungan dengan jalur ventilasi lainnya dalam tambang.

Desain harus memperhatikan bahwa fan bantuan dapat berhubungan dengan

jalur ventilasi lainnya. Hal ini dapat dengan penambahan pintu angin atau alat

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
36

kontrol ventilasi lainnya.

5. Pertimbangan kebocoran pipa, aliran udara yang berbalik, dan tekanan.

Ketika mendesain pipa saluran udara maka dibutuhkan pertimbangan

kebocoran pipa, head loss, dan tekanan yang terjadi. Efek ini tidak terjadi pada

sistem pipa yang pendek, tetapi naik sesuai dengan panjang pipanya.

3.9 Perhitungan Keperluan Udara Segar

Laju pernafasan per menit didefinisikan sebagai banyaknya udara dihirup dan

dihembuskan per satuan waktu satu menit. Nisbah pernafasan adalah nisbah antara

jumlah karbon dioksida yang dihembuskan terhadap jumlah oksigen yang dihirup

pada suatu proses pernafasan. Tabel 3.3 menunjukkan keperluan oksigen pada

pernafasan pada tiga jenis kegiatan manusia.

Tabel 3.3

Kebutuhan Udara Pernafasan


Tipe Laju Udara Udara Oksigen Nisbah
aktivitas pernafasan, terhirup, terhirup, terkonsumsi, pernafasan
per menit in.3 in.3/min cfm
(103 mm3) (10-4 m3/s) (10-5 m3/s)
Istirahat 12-18 23-43 300-800 0.01 0.75
(377-705) (0.82-2.18) (0.47)
Kerja 30 90-120 2800-3600 0.07 0.9
Moderat (1476-1968) (7.64-9.83) (3.3)
Kerja 40 150 6000 0.10 1.0
Keras (2460) (16.4) (4.7)
Sumber: Forbes dan Grove. 1954.

Ada dua acara perhitungan untuk menentukan jumlah udara yang diperlukan

per orang untuk pernafasan, yaitu:

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
37

1. Atas Dasar Kebutuhan O2 minimum, yaitu 19.5%.

Pada pernafasan, jumlah oksigen akan berkurang sebanyak 0.1 cfm, sehingga

akan dihasilkan persamaan untuk jumlah oksigen sebagai berikut:

0.21 – 0.1 = 0.195 Q (3.1)

2. Atas Dasar Kandungan CO2 maksimum, yaitu 0.5%

Dengan nisbah pernafasan = 1.0, maka jumlah CO2 pada pernafaan akan selalu

bertambah sebanyak 0.1 cfm, sehingga akan dihasilkan persamaan untuk jumlah

oksigen sebagai berikut:

0.0003 Q + 0.1 = 0.005 Q (3.2)

3.10 Debit Udara

Debit udara adalah jumlah udara yang melewati pipa udara atau terowongan

pada suatu tambang. Perhitungan debit udara menggunakan rumus:

Q = VxA (3.3)

Keterangan:

Q = Debit udara (m3/s)

V = Kecepatan udara (m/s)

A = Luas penampang (m2)

3.11 Resistensi

Resistensi merupakan hambatan dalam suatu lokasi. Resistensi dapat

dipengaruhi oleh kekasaran permukaan, panjang, bentuk, dan dimensi terowongan.

Perhitungan resistensi menggunakan persamaan:

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
38

R = K (L + Le) Per
A3 (3.4)

Keterangan:

R = Resistensi (Ns2/m8)

K = Koefisien gesekan (kg/m3) (lihat lampiran D)

Per = Keliling saluran udara (m)

L = Panjang saluran udara (m)

Le = Panjang ekuivalen (m) (Lihat Tabel 3.4)

A = Luas penampang (m2)

3.12 Head Loss

Head loss dalam aliran fluida dibagi menjadi dua komponen, yaitu friction loss

dan shock loss. Maka rumus head loss adalah:

HL = Hf + Hx (3.5)

Keterangan:

HL = Head loss (Pa)

Hf = Friction loss (Pa)

Hx = Shock loss (Pa)

1. Friction Loss

Friction loss diakibatkan adanya gesekan udara dengan permukaan bukaan.

Besarnya friction loss sekitar 70 – 90 % dari total kehilangan. Perhitungan friction

loss menggunakan rumus:

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
39

Hf = K Per L Q2
A3 (3.6)

Keterangan:

Hf = Friction loss (Pa)

K = Koefisien gesekan (kg/m3) (lihat lampiran D)

Per = Keliling saluran udara (m)

L = Panjang saluran udara (m)

Q = Debit udara (m3/s)

A = Luas penampang (m2)

2. Shock Loss

Shock loss terjadi karena adanya perubahan luas penampang, belokan, dan

percabangan. Walaupun besarnya hanya 10 – 30 % dari total kehilangan, tetapi

shock loss harus tetap diperhitungkan. Perhitungan shock loss menggunakan rumus:

Hx = K Per Le Q2
A3 (3.7)

Keterangan:

Hx = Shock loss (Pa)

K = Koefisien gesekan (kg/m3) (lihat lampiran D)

Per = Keliling saluran udara (m)

Le = Panjang ekuivalen (m) (Lihat Tabel 3.4)

Q = Debit udara (m3/s)

A = Luas penampang (m2)

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
40

3.13 Kombinasi Friction Loss dan Shock Loss

Head loss merupakan jumlah dari friction loss dan shock loss, maka dapat

ditulis sebagai berikut:

HL = Hf + Hx

= K Per (L + Le) Q2
A3

= RQ2 (3.8)

3.14 Mine Total Head (Mine Ht)

Jumlah dari seluruh kehilangan energi dalam sistem ventilasi. Perhitungannya,

merupakan jumlah dari mine static (Hs) dan velocity head (Hv), yaitu:

Mine Ht = mine Hs + mine Hv (3.9)

Keterangan:

Ht = Head Total (Pa)

Hs = Head Static = Head Loss (Pa)

Hv = Head Velocity (Pa)

1. Mine Static Head (Mine Hs)

Menunjukkan energi yang dipakai dalam sistem ventilasi untuk mengatasi

semua kehilangan head aliran. Hal ini sudah termasuk semua kehilangan dalam

head total yang terjadi antara titik masuk dan keluar sistem, rumusnya yaitu:

Mine Hs = ∑ HL = ∑ (Hf + Hx) (3.10)

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
41

Keterangan:

Hs = Head static (Pa)

Hf = Friction loss (Pa)

Hx = Shock loss (Pa)

2. Mine Velocity Head (Mine Hv)

Head velocity adalah losses yang terjadi pada kecepatan udara yang

dipengaruhi oleh bobot isi (density) dan kecepatan udara.

Hv = ρ V 2
2 (3.11)

Keterangan:

Hv = Head velocity (Pa)

ρ = Bobot isi udara (kg/m3)

V = Kecepatan udara (m/s)

Tabel 3.4

Nilai Equivalent Length dan Type Jalur Udara

Sumber: McPherson, 1993.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
42

3.15 Gas pada Tambang Bawah Tanah

Terdapat beberapa jenis gas yang dapat ditemukan di tambang bawah tanah,

antara lain:

1. Oksigen

Oksigen merupakan gas yang paling penting, karena digunakan dalam sistem

pernafasan. Oksigen yang dibutuhkan dalam tambang bawah tanah minimal 19,5%

dan maksimal 21%. Pada udara normal, udara mengandung Oksigen 16%, Nitrogen

79%, dan Karbondioksida 5% (Hartman, Howard. L Mine Ventilation and Air

Conditioning Third Edition).

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa, dan dapat terbakar. Gas ini terbentuk karena adanya

pembakaran, seperti peledakan, dan pembakaran bahan bakar mesin. Daya tarik gas

karbon monoksida dengan darah rata-rata 3000 kali lipat daripada dengan oksigen

(Forbes dan Grove, 1954 dalam Hartman, Howard L Mine Ventilation and Air

Conditioning Third Edition). Pada level terendah yaitu 5% COHb, efek keracunan

gas karbon monoksida mulai terasa (Anon., 1972a dalam Hartman, Howard L Mine

Ventilation and Air Conditioning Third Edition). Tabel 3.5 menunjukkan gejala

yang ditimbulkan pada berbagai tingkat kejenuhan darah, sedangkan Gambar 3.7

menunjukkan hubungan gas karbon monoksida sebagai fungsi konsentrasi dan

waktu.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
43

Tabel 3.5

Gejala yang ditimbulkan pada berbagai tingkat kejenuhan darah


Kandungan Gejala
% COHb
5 – 10 Efek nyata pertama, kehilangan beberapa ingatan.
10 – 20 Tegang di dahi, kemungkinan pusing.
20 - 30 Pusing, pelipis berdenyut.
30 – 40 Sakit kepala berat, terasa berputar, lemah, penglihatan kabur, mual
dan muntah.
40 – 60 Jatuh dan pingsan, koma dengan beberapa detakan.
60 – 70 Koma, kemungkinan mati.
70 - 80 Tidak dapat bernafas, mati.
Sumber: Forbes and Grove (1954) dan Anon (1972a)

Sumber: After Bryom, 1957.

Gambar 3.7

Gas karbon monoksida sebagai fungsi konsentrasi dan waktu.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
44

3. Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen sulfida sering disebut “stinkdamp” karena berbau seperti telur busuk,

tidak berwarna, beracun, dan dapat meledak. Gas ini merupakan gas yang sangat

beracun, dengan TLV-TWA untuk terpapar 8 jam yaitu 10 ppm dan TLV-STEL

yaitu 15 ppm (Anon., 1972d dalam Hartman, Howard L Mine Ventilation and Air

Conditioning Third Edition). Efek psikologis dikarenakan terpapar hydrogen

sulfida dapat terlihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Efek Psikologi akibat Hidrogen Sulfida


Konsentrasi Gejala

0.025 ppm Ambang bau


0.005 – 0.010 % Gejala kecil, seperti iritasi mata dan sistem pernafasan setelah 1
jam
0.010 % Hilangnya bau setelah terpapar 15 menit
0.02 – 0.07 % Peningkatan iritasi mata, sakit kepala, mual, sakit pada hidung,
tenggorokan dan dada.
0.07 – 0.10 % Pingsan, berhenti bernafas, dan mati.
0.10 % Mati dalam beberapa menit.
Sumber: Forbes and Grove (1954) dan Sunshine (1969)

4. Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak dapat terbakar, dan

beracun ketika senyawa belerang dibakar. Gas ini dapat terjadi pada tambang

bawah tanah ketika kegiatan peledakan bijih yang mengandung sulfur, selama

pembakaran yang melibatkan senyawa sulfur dan dari pembakaran bahan bakar.

Gas ini lebih berat daripada udara, dan pada konsentrasi paling rendah dapat

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
45

mengakibatkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Beberapa efek psikologi

akibat sulfur dioksida seperti dapat terlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Efek Psikologi akibat Sulfur Dioksida


Konsentrasi (ppm) Efek
0.3 – 1 Terdeteksi dari rasa (asam)
3 -5 Terdeteksi dari bau (sulfur)
20 Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
50 Terlihat jelas pada iritasi mata, tenggorokan dan paru,
kemungkinan bernafas untuk beberapa menit.
400 - 500 Berbahaya bagi kehidupan.
Sumber: Miller dan Dalzell (1982).

3.16 Software Ventsim

Software Ventsim merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk

menganalisis aliran udara, temperatur, kontaminasi, dan aspek keuangan pada

ventilasi tambang. Software ini telah menampilkan gambar 3D sehingga lebih

mudah dipahami dibandingkan 2D.

Beberapa kelebihan software ventsim 3D dibandingkan software ventilasi 2D

lainnya, yaitu:

1. Dapat melihat model dari berbagai sudut, sehingga lebih mudah dipahami dan

dikerjakan.

2. Ketika model dimodifikasi seperti penambahan atau pengurangan jalur atau

perubahan parameter, maka model 3D akan melakukan simulasi secara

otomatis.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami
46

3. Tidak menggambar jaringan ventilasi, dikarenakan telah dibuat model tambang

3D yang sesuai dengan kenyataan dengan perbandingan 1:1, sehingga hal ini

dapat menghemat waktu dan mengurangi kesalahan.

4. Dapat mengetahui informasi parameter dengan mudah, karena parameter

ditampilkan pada jalur dan tampilan dapat diperbesar, diperkecil, dan diputar.

Rancangan sistem ventilasi tambang untuk penambangan vein gudang handak tahun 2017-2020, Pongkor, PT Aneka Tambang(Persero) Tbk.
Sendy Islami

Anda mungkin juga menyukai