Dalam membahas pengaturan ventilasi tambang yang bersifat mekanis perlu juga
dipahami masalah yang berhubungan dengan kemungkinan adanya a l i r a n u d a r a
a k i b a t v e n t i l a s i a l a m i , ya i t u a n t a r a a l i r a n u d a r a s e b a g a i a k i b a t perbedaan
temperatur yang timbul secara alami.
Auxiliary Ventilation Systems: Sistem Ventilasi Bantu di Tambang Bawah Tanah untuk
Bukaan Buntu.
Auxiliary ventilation (ventilasi bantu) mengacu pada sistem ventilasi yang digunakan untuk
memasok udara ke permuka kerja (working face).
Permuka kerja adalah bukaan yang dibuat sebagai bagian pengembangan terowongan. Permuka
kerja belum terhubung dengan terowongan lain sehingga hanya berbentuk serupa bukaan buntu
(blind heading).
Ventilasi bantu mesti dirancang secara mandiri dari sistem ventilasi utama sehingga tidak akan
mempengaruhi aliran udara keseluruhan di tambang bawah tanah.
Ventilasi bantu mempunyai peran penting untuk menjamin sirkulasi udara di bukaan buntu.
Dengan berbagai alat berat diesel yang beroperasi di permuka kerja, akan meningkat pula emisi
gas buang, panas, dan partikel-partikel diesel ke udara. Pasokan udara oleh ventilasi bantu harus
mampu melarutkan semua emisi tersebut sekaligus menyuplai oksigen yang cukup buat pekerja.
Forcing, exhausting, and overlap systems
Gambar 1 dan 2 merupakan ilustrasi dari dua jenis sistem ventilasi bantu: forcing (hembus) dan
exhausting (hisap). Jenis mana yang akan dipilih tergantung pada jumlah polutan, debu, gas, dan
tingkat panas di permuka kerja.
Kelemahan terbesar sistem hembus, seluruh permuka kerja akan teraliri dengan udara kotor
seperti ditunjukkan dengan tanda panah berwarna merah (panah biru menunjukkan aliran udara
bersih). Disebut udara kotor karena semua gas dan emisi lain di sepanjang bukaan telah terlarut
dalam aliran udara ini.
Gbr. 2 Exhausting Systems
Untuk kondisi dimana debu menjadi perhatian utama, exhausting system (system hisap) akan
lebih disukai. Dengan sistem ini, udara kotor tidak lagi mengalir di sepanjang bukaan,
melainkan terhisap masuk ke duct (pipa/saluran ventilasi).
Berkebalikan dengan sistem hembus, sistem hisap akan memberikan aliran udara negatif. Itu
sebab, dibutuhkan pipa/saluran ventilasi dari bahan yang rigid. Pipa/saluran ventilasi fleksibel
tidak dapat digunakan karena akan kempot ketika dihisap oleh fan (lihat arah tanda panah).
Sistem gabungan ini disebut sebagai overlap system seperti ditunjukkan pada gambar 3. Sistem
ini umumnya diterapkan pada bukaan panjang dengan ukuran lebih dari 500 m.
Overlap system membutuhkan 2 fan (kipas). Dua kipas ini akan memberikan tenaga lebih untuk
memasok udara di bukaan-bukaan panjang tersebut.
Untuk tambang yang tidak terlalu dalam dan besar, mengandalkan sirkulasi udara alami mungkin
saja bisa mencukupi.
Sirkulasi alami hanya menggantungkan pada perbedaan tekanan udara alami antara luar dan
dalam terowongan. Aliran udara akan terjadi dengan sendirinya akibat perbedaan tekanan ini.
Namun pada kenyataannya, sangat jarang ditemui tambang bawah tanah yang hanya
mengandalkan sirkulasi udara alami saja. Apalagi jika terdapat alat-alat bermesin diesel yang
mengeluarkan emisi gas buang.
Perbedaan tekanan udara alami tidak lagi dapat diandalkan. Alat yang dapat menciptakan
perbedaan tekanan udara yang memadai perlu dipasang. Alat ini disebut main fan atau kipas
utama.
Penyebutan main fan (kipas utama) tak lain untuk membedakan dengan auxiliary fan (kipas
bantu) sebagaimana telah ditulis di artikel ini. Main fan inilah yang bertanggung jawab atas
sirkulasi udara keseluruhan pada tambang bawah tanah.
Ukuran main fan amat bervariasi, mulai dari beberapa ratus Hp (horsepower) hingga beberapa
ribu Hp. Namun dalam tambang yang sama, ukuran main fan dapat dipastikan lebih besar dari
auxiliary fan karena tugas main fan yang mencakup semua wilayah tambang.
Sistem pemasangan main fan dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) Sistem hembus (blowing
system), dan (2) Sistem tarik (exhaust system).
Pada sistem hembus (blowing system), fan dipasang untuk menghasilkan efek tiup atau hembus.
Mirip dengan orang meniup balon, udara dihembuskan masuk ke dalam tambang bawah tanah.
Pada sistem ini, tekanan udara dalam terowongan akan lebih tinggi (positif) jika dibanding
dengan tekanan diluar terowongan.
Dalam aplikasi, sistem hembus jarang digunakan. Akibat hembusan fan, tekanan udara di area
sekitar fan menjadi tinggi sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pekerja dan
berhamburannya debu dan partikel-partikel lain.
Pada sistem tarik (exhaust system), fan dipasang untuk menarik keluar udara dari dalam
tambang. Mirip udara dalam balon yang ditarik keluar saat balon dikempiskan. Berlawanan
dengan sistem hembus, tekanan udara dalam terowongan menjadi lebih kecil (negatif) dibanding
dengan tekanan luar.
Sistem tarik lebih umum diterapkan di tambang bawah tanah. Tekanan negatif di terowongan
juga akan memaksa gas-gas beracun untuk lebih mudah terbuang sehingga tidak terakumulasi di
dalam tambang.
Udara tambang meliputi campuran antara udara atmosfir dengan emisi gas-gas
dalam tambang serta bahan-bahan pengotornya. Parameter kualitas udara meliputi gas,
debu, temperatur serta kelembaban udara. Standar udara yang bersih adalah udara
yang mempunyai komposisi sama atau mendekati dengan komposisi udara atmosfir
pada keadaan normal. Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri
dari Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain. Komposisi udara segar
Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar normal
terdiri dari : Nitrogen = 79%, dan Oksigen = 21%. Disamping itu dianggap bahwa udara
segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%. Udara dalam
ventilasi tambang selalu mengandung uap air, tidak pernah ada udara yang benar-benar
antara lain :
tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang meskipun tanpa alat
mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast shaft lebih dingin dari udara
pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh perbedaan tekanan dan densitas udara
terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang ketinggian
mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di
dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return airway yang berbeda
Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke dalam
tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat mekanis. Yang
dimaksud peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin penggerak yang
digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar mengalir ke dalam lubang
bawah tanah. Yang paling penting dan umum digunakan adalah fan atau mesin angin.
Mesin angin adalah pompa udara, yang menimbulkan adanya perbedaan tekanan
antara kedua sisinya, sehingga udara akan bergerak dari tempat yang tekanannya lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Pada proses menerus dapat dilihat bahwa mesin
angin menerima udara pada tekanan tertentu dan dikeluarkan dengan tekanan yang
lebih besar.
Jadi mesin angin adalah perubah energi dari mekanis ke fluida, dengan memasok
tekanan untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses) dalam aliran udara.
Pergerakan udara di tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh pembangkit
tekanan yang disebut ventilator atau mesin angin. Mesin angin yang memasok
kebutuhan udara untuk seluruh tambang dinamakan mesin angin utama (main fan).
Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara pada percabangan atau
suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah volume total udara di
dalam tambang disebut mesin angin penguat (booster fans), sedangkan mesin angin
yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran udara tertutup (lubang buntu)
udaranya serta letak mesinnya, ventilasi mekanis dibedakan menjadi tiga metode yaitu
Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan dengan sistem
forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif yang dimaksud disini
Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat dengan front kerja, sehingga dapat
Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke front kerja.
Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibanding
udara di atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan dengan front kerja
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda dengan
kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu
sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke front (intake fan), ada fan yang
bertugas untuk menghisap udara dari front (exhausting fan). Tetapi exhaust fan
dipasang lebih mundur (lebih jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari
intake fan dipasang lebih dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah
agar udara yang disuplai langsung dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan
kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa udara masuk (intake air)
secara langsung melalui jalan udara sepanjang penampang terowongan. Ventilasi juga
angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan menggunakan saluran udara (air duct) ke
lokasi yang tidak dapat dipenuhi oleh ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan
buntu (lokasi pembuatan lubang maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi
bantu dapat dibagi menjadi ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.
mekanika fluida. Salah satu tujuan dari perhitungan ventilasi tambang adalah
penentuan kuantitas udara dan rugi-rugi (kehilangan energi), yang keduanya dihitung
Proses pengaliran udara pada ventilasi tambang diasumsikan sebagai proses aliran
tetap (steady flow process). Dalam suatu aliran tetap berlaku hukum kekekalan energi,
yang menyatakan bahwa energi total di dalam suatu sistem adalah tetap, walaupun
Terdapat beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-
gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun dari batuan.
Beberapa jenis gas-gas pengotor yang terdapat dalam tambang bawah tanah tersebut,
ada yang bersifat gas racun, yakni; gas yang bereaksi dengan darah dan dapat
a. Karbondioksida (CO2).
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan
bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya selalu
terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan
CO2 adalah 0,03 %. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-
bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga pada dasar
sumur-sumur tua.
Sumber dari CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan
batuan dan dari hasil pernafasan manusia. Pada kandungan CO2 = 0,5 % laju
menjadi dua kali lipat dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2 = 5 % laju
pernafasan meningkat tiga kali lipat dan pada CO2 = 10 % manusia hanya dapat
bertahan beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut dengan
blackdamp.
b. Metana (CH4).
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara dan
sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran gas metana
dengan udara disebut tiredamp. Apabila kandungan metana dalam udara tambang
bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik harus dimatikan. Gas
ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan karenanya selalu berada
pada bagian atas dari jalan udara. Metana merupakan gas yang tidak beracun, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada saat proses pembatubaraan
terjadi maka gas metana terbentuk bersama-sama dengan gas karbondioksida. Gas
metana ini akan tetap berada dalam lapisan batubara selama tidak ada perubahan
tekanan padanya. Terhadap kandungan gas metana yang masih terperangkap dalam
suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan dari gas metana tersebut dengan
pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini dikenal dengan nama seam methane drainage.
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat
terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin darah, sehingga
sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-
mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen dengan haemoglobin. Gas
CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor bakar, proses peledakan dan
oksidasi lapisan batubara. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat
mematikan karena sifatnya yang kumulatif. Gas CO pada kandungan 0,04 % apabila
terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak, dua jam dapat
menyebabkan rasa pusing dan tiga jam menyebabkan pingsan, lima jam dapat
menyebabkan kematian. Kandungan gas CO sering juga dinyatakan dalam ppm (part
per milion). Sumber CO yang sering menyebabkan kematian adalah gas buangan dari
mobil dan kadang-kadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis lebih
ringan dari berat jenis udara sehingga selalu terapung dalam udara.
busuk. Gas ini tidak berwarna, beracun dan dapat meledak, merupakan hasil
dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit lebih
berat dari udara. Nilai ambang batas (TLV-TWA/ Threshold Limit Value-Time
Weighted Average) yang diperkenankan umtuk pemaparan sebesar 10 ppm pada waktu
Untuk waktu singkat (TLV-STEL/ Treshold Limit Value Short Term Exposure
Limit) tidak diperkenankan terpapar lebih dari 20 ppm Walaupun gas H2S mempunyai
bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar. Lebih
berat dari pada udara, dan akan sangat pada mata, hidung dan tenggorokan. Nilai
ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-TWA) atau pada waktu
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun pada keadaan
tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun.
Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas buang dari
motor bakar. Nilai ambang batas adalah 5 ppm. Oksida nitrogen yang merupakan gas
racun ini akan bersenyawa dengan kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat,
dapat berasal dari proses pengisian aki (battery) dan gas-gas yang biasa terdapat pada
tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon. Debu merupakan pengotor udara
tambang yang juga berbahaya bila konsentrasinya cukup tinggi, karena dapat
Secara garis besar, sumber debu pada tambang bawah tanah berasal dari aktivitas
dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. Teori Jurani (1992) dan Mark (1991) serta
patokan kebiasaan (Rules of Thumb) juga sering digunakan dalam perhitungan ventilasi
tambang.
Bahwa Kepala Teknik Tambang harus menjamin tersedianya aliran udara bersih
yang cukup untuk semua tempat kerja dengan ketentuan volume oksigennya tidak
kurang dari 19.5 persen dan volume karbon dioksidanya tidak lebih dari 0,5 persen.
2. Pekerja/Orang
Dibutuhkan minimal 2 m3/menit (70,63 cfm) per orang, sedangkan menurut tempat
kerja yang ada asap dan debu nya sesuai standar OSHA (Occupational Safety and
Health Administration) manusia memerlukan udara segar 0,1 m3/s per orang atau 211
cfm, PT. Antam, Tbk UBPE Pongkor menggunakan standart 200 cfm/orang.
3. Peralatan
100 s.d 200 cfm untuk setiap BHP mesin diesel yang dioperasikan.
derajat celcius sampai dengan 24 derajat Celcius dengan kelembaban relatif maksimum
85 persen.
2) Hidrogen sulfida (H2S) volumenya tidak lebih dari 0,001 persen dan
3) Dalam tenggang waktu 15 menit CO tidak boleh lebih dari 0,04 persen
meter per menit dan dapat dinaikkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan setelah
peledakan kecepatan
7. Menurut MSHA (Mine Safety and Health Administration), kehilangan udara dari
sistem ventilasi yang diijinkan adalah maksimal 10%. Kebutuhan minimum udara segar
No.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
a. Bab I (Ketentuan Umum) pasal 1Butir ke 8 , Nilai Ambang Batas yang selanjutnya
disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas
rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja
kadar bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam
c. Butir ke 10, Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisik yang
dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro,
d. Butir ke 11, Faktor kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang
dalam keputusan ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan
e. Butir ke 12, Faktor kimia mencakup wujud yang bersifat partikel adalah debu, awan,
kabut, uap logam, dan asap; serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan uap.
f. Butir ke 14, Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh
ditunjukkan oleh oleh thermometer bola basah alami (Natural Wet Bulb
Thermometer).
Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo kalori/jam.
Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan kurang dari 350
Kilo kalori/jam.
Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang dari 500
Kilo kalori/jam.
http://sasastem.blogspot.co.id/2014/12/ventilasi-tambang-bawah-tanah.html