Anda di halaman 1dari 9

SUCTION

 DEFINISI

Penghisapan lendir (suction) merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan


pada klien yang tidak mampu untuk mengeluarkan secret secara mandiri dengan
menggunakan bantuan alat penghisap (Hidayat, 2004).

 INDIKASI
- Hasil auskultasi ditemukan suara crackels atau ronkhi
- Nadi dan laju pernafsan meningkat
- Ditemukan adanya mukus pada saluran nafas
- Pasien yang koma
- Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan
- Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun
 KONTRA INDIKASI
- Pasien dengan stridor
- Pulmonary oedem
- Post pneumonectomy
 KOMPLIKASI
- Hipoxemia
- Trauma jaringan :suncioning dapat menyebabkan trauma jaringan dan iritasi
- Atelektasis : dapat terjadi bila pemakaian kateter sunction yang terlalu besar
dan vacum suction yang terlalu kuat sehingga terjadi colaps paru (atelektasis)
- Hipotensi : biasanya terjadi karena vagal stimulasi, batuk dan hipoxemia
 ALAT DAN BAHAN
- Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
- Kateter penghisap lendir (steril)
- Pinset steril
- Sarung tangan steril
- 2 buah kom berisi larutan aquabides atau NaCl 0.9% dan larutan desinfektan
- Kasa steril
- Kertas tissue
 PROSEDUR KERJA
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- Tempatkan klien pada posisi supinasi dengan kepala miring kearah perawat
- Pakai sarung tangan
- Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap
- Hidupkan mesin penghisap
- Masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquabides atau NaCl 0.9%
untuk mempertahankan tingkat kesterilan alat
- Masukkan kateter penghisap melaluli hidung klien pada posisi tidak
menghisap
- Gunakan alat penghisap dengan tekanan 95-110 MmHg untuk anak-anak dan
tekanan 50-95 MmHg untuk bayi
- Tarik keluar kateter penghisap tidak lebih dari 5 detik untuk anak-anak dan 3
detik untuk bayi
 HAL-HAL PENYING YANG HARUS DIPERHATIKAN BAGI PERAWAT
DALAM MELAKUKAN TINDAKAN SUCTIONING
- Sebelum suction, pasien harus diberi oksigen yang adekuat (pre oksigenasi)
sebab oksigen akan menurun selama proses pengisapan
- Proses suction tidak boleh melebihi 10-15 detik di lumen artificial airway,
total proses suction jangan melebihi 20 detik
- Bila hendak mengulangi suction harus di berikan pre oksigenasi kembali 6-10
kali ventilasi dan begitu seterusnya sampai jalan nafas bersih
- Jangan lupa monitor vital sign, ECG monitor, sebelum melanjutkan suction,
bila terjadi disritmia atau hemodinamik tidak stabil hentikan suction sementara
waktu.

NEBULIZER

Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair menjadi uap agar lebih mudah
dihirup oleh paru-paru. Alat ini akan mengantarkan obat cair dalam bentuk butiran uap air
yang sangat kecil supaya langsung masuk ke dalam paru-paru.Nebulizer bermanfaat untuk
mengobati kondisi pernapasan tertentu, terutama pada bayi. Karena bayi masih belum dapat
menelan obat dengan baik, maka pengobatan yang paling mudah dilakukan adalah
membiarkan bayi menghirup uap yang mengandung obat selayaknya bernapas seperti
biasanya.Ketika bayi menghirup uap dari nebulizer, obat dapat masuk langsung ke paru-paru
sehingga bekerja lebih efektif melegakan pernapasan.

 Nebulizer Obat Itu Bekerja Dengan :


- aerosol: kabut yang dapat bernapas di mana nebulizer menguapkan asma pada
anak
- bila obat dihirup sebagai aerosol, dengan mudah disimpan jauh ke dalam paru-
paru
 Alasan Mengapa Menggunakan Nebulizer
- mesin nebulizer bekerja sangat mirip dengan inhaler tetapi mengirimkan obat
dengan kecepatan yang lebih lambat
- Jika anak berusia di bawah tujuh tahun, mungkin menggunakan masker alih-
alih corong untuk meningkatkan pengiriman obat
- menggunakan nebulizer sebagai metode pemberian obat yang disukai jika
dokter telah merekomendasikannya
 Cara Menggunakan Nebulizer
- pertama, hubungkan salah satu ujung pipa ke saluran keluar udara pada
kompresor dan ujung lainnya ke bagian bawah cangkir obat
- pastikan mesin dimatikan sebelum membuka tutup cangkir dan mengisinya
dengan jumlah obat yang ditentukan
- pasang kembali bagian atas cangkir setelah diisi dengan obat
- colokkan mesin nebulizer ke stopkontak listrik
- menurunkan mesin, perawatan dapat berlangsung antara 7 hingga 10 menit
- beri tahu anak untuk menelan ludah yang terkumpul di mulutnya karena
terdapat tetesan obat
- jika anak menerima albuterol dan pulmicort dan mereka jatuh tempo pada saat
yang sama, berikan albuterol terlebih dahulu dan kemudian pulmicort untuk
efek yang lebih baik
 Cara Membersihkan Nebulizer
- untuk membersihkan nebulizer, lepas pipa dari mesin dan sembunyikan bagian
nebulizer semuanya
- kecuali masker, adaptor tubing dan tubing dapat dicuci di mesin cuci piring
atau dengan tangan menggunakan sabun cuci piring
- biarkan bagian-bagian tersebut mengering sebelum dipasang kembali
- setiap minggu, seka selubung luar kompresor dengan spons basah, lalu
keringkan
- Setiap dua hari sekali, rendam bagian nebulizer, kecuali tubing dan tubing
adapter, dalam larutan satu bagian cuka suling dan tiga bagian air panas
selama satu jam
- kita juga dapat mensterilkan semua bagian kecuali tabung dan adaptor tabung
dengan merebus
- bilas semua bagian dengan air hangat dan biarkan mengering.

OKSIGENASI

 DESKRIPSI
Oksigen merupakan gas yang penting untuk kehidupan. Konsentrasi oksigen
dalam darah yang optimal harus dipertahankan agar tidak terjadi hipoksia dan fungsi
seluler kerja terus. Hipoksia merupakan keadaan dimanakandungan oksigen dalam
darah arteri rendah (Potter dan Perry, 1997). Pada kasus tersebut, pemberian oksigen
penting dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi dalam darah.Terapi oksigen paling
sering digunakan untuk pasien dengan diagnosis keperawatan gangguan pertukaran
gas. Gangguan ini kemungkinan berhubungan dengan berbagai faktor, diantaranya
sekresi yang banyak dalam paru-paru, hipoventilasi, serta proses penyakit yang
menyebabkan pertukaran gas pada permukaan dalam paru-paru menurun atau kondisi
yang menurunkan sirkulasi darah melalui paru-paru.
Alat-alat yang digunakan untuk pemberian oksigen meliputi nasal kanul/ nasal
kateter/ masker, selang oksigen, humidifieryang telah diisi aquades, flowmeter, dan
sumber oksigen (sentral/tabung).
 NASAL KANUL
Nasal kanul tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol
untuk dimasukkan ke lubang hidung. Metode ini merupakan metode yang paling
mudah dan paling dapat diterima karena lebih efektif, mudah dipakai dan nyaman
untuk pasien (Potter dan Perry, 1997).Pasien yang menerima oksigen melalui nasal
kanul ke hidung dapat berkomunikasi dengan muda, makan, dan melakukan aktivitas
setiap harinya. Pasien juga dianjurkan untuk bernafas melalui hidung (karena
pernafasan melalui mulut dapat menurunkan, bahkan menghilangkan oksigen).
Oksigen dengan nasal kanul diberikan 1-6 liter/menit, dengan konsentrasi sekitar 30%
(Potter dan Perry, 1997). Diatas 6 liter/menit, tidak akan meningkatkan oksigen yang
dihasilkan. Hal tersebut akan meningkatkan kekeringan membran mukosa. Oleh
karena itu, oksigen yang diberikan dengan nasal kanul biasanya digunakan dengan
kecepatan aliran 2-3 liter/menit.
 NASAL KATETER
Nasal Kateter merupakan alat bantu pemberian oksigen yang digunakan untuk
memberikan konsentrasi dari rendah sampai sedang. Nasal kateter dapat mengirimkan
konsentrasi lebih tinggi daripada nasal kanul, yaitu 1-5 liter/menit dengan konsentrasi
30%. Masalah yang sering timbul pada penggunaan nasal kateter adalah
pembengkakan laring dan peregangan lambung yang disebabkan oleh udara dan
oksigen yang masuk ke dalam lambung.
 MASKER
Pemberian oksigen dengan masker digunakan dengan menutupi hidung dan
mulut. Kelemahan dari alat ini, yaitu dapat menyebabkan kesulitan untuk makan,
minum, dan juga berbicara. Adapun macam-macam dari masker dijelaskan dibawah
ini.
1. Masker Oksigen Sederhana (Simple Mask)
- Dapat memberikan oksigen konsentrasu 40-60% dengan kecepatan
aliran 6-10 L/menit (lecepatan kurang dari 5 L/menit dapat
menyebabkan tertahannya CO2 diruang vakum masker)
- Paling murah, terbuat dari plastuk dan sekali pakai.
- Terdapat lubang untuk mengeluarkan udara pernapasan yang
dihembuskan
2. Masker Rebreathing (Rebreathing Mask)
- Digunakan untuk oksigen dengan konsentrasi 40-60% pada kecepatan
alirab 8-12 L/menit
- Terdapat kantung reservoir untuk menampung bagian pertama udara
yang keluar. Udara uni adalah oksigen yang dicampur dengan 100%
oksigen lagi untuk penarikan napas berikutnya, dan sisa napas yang
dihembuskan akan dikeluarkan melalui lubang-lubang pada masker
- Pemakaian masker jenis uni memungkinkan penghematan
menggunakan oksigen.
3. Masker non-Rebreathing (Non-Rebreathung Mask)
- Memberikan oksigen berkonsentrasi 60-90% pada kecepatan alitan 6-
15 L/menit
- Tidak menyimpan udara yang dihembuskan keluar
- Kantung persediaan diisi dengan oksigen yang masu kedalam masker
saat menarik napas. Udara yang dihembuskan keluar akan keluar
melalui lubang-lubang disamping masker
- Masker ini dapat digunakan untuk memberi campuran gas
4. Masker Ventury (Ventury Mask)
- Memberikan oksigen dengan kepekatan sampain 40%
- Lubang-lubang disamping memungkinkan pemberian yang tepat dari
kepekatan oksigen yang rendah
- Memberikan pengaruh mendinginkan yang dihasilkan dari aliran zat
asam yang lebih tinggi dari udara luar, sehingga memberikan rasa
nyaman.
 HUMIDIFIER
Humidifier adalah suatu alat untuk melembabkan oksigen sebelum diterima
oleh pasien (Pavlovic, 2000). Humidifikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya
iritasi mukosa saluran nafas pasien (Kozier, Erb, Berman dan Snyder, 2004).
 FLOWMETER
Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet, yang mengatur jumlah oksigen
Kedua tipe ini mencatat jumlah liter oksigen yang dikeluarkan per menit. Flowmeter
yang dihasilkan. Ada 2 tipe flowmeter, yaitu balon air raksa dan ukuran.
 SUMBER OKSIGEN : SENTRAL/TABUNG

Oksigen sentral berasal dari pusat, dimana salurannya berada di dinding/dalam


tembok dan disiapkan untuk digunakan secara cepat. Oksigen ini dihubungkan
melalui pipa yang bertekanan 50-60 pound per inci persegi. Alat ini dilengkapi
dengan alat pengukur aliran yang khusus ditempelkan di jalan keluar dinding. Alat
pengukur aliran ini membuka jalan keluar dan pembukaan katup membuat aliran
oksigen terjadi.

Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam tabung. Pada tabung
tersebut terdapat alat tambahan yang disebut dengan regulator, yang berada melekat
pada katup dari tabung yang berfungsi untuk mengurangi tekanan dan untuk
keselamatan. Jumlah gas dicatat dalam ukuran pound per inci persegi. Ketika tabung
hamper kosong, jarum menunjuk ke area merah dan menandakan tabung harus diganti
dengan cepat. Terdapat juga tabung-tabung yang lebih kecil yang disediakan untuk
keadaan darurat, dapat dipindah-pindahkan, dan digunakan dirumah. Alat seperti ini,
pada umumnya aman karena bertekanan rendah.

 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:


1. Oksigen adalah gas yang tidak berbau, berasa, dan tidak terlihat, yang
memiliki berat sedikit lebih berat dari udara.
2. Oksigen menyokong terjadinya pembakaran. Meskipun oksigen sendiri
tidak mudah meledak/eksplosif, tetapi dapat mendorong terjadi
pembakaran. Oleh karena itu, api ataupun bunga api harus dijauhkan dari
daerah tempat penyimpanan atau tempat pemakajan. Tindakan pencegahan
dapat dilakukan dengan memasang tanda DILARANG MEROKOK pada
pintu atau kamar pasien; menginspeksi seluruh alat-alat listrik, selimut
pemanas, tali lonceng listrik, alat pencukur, dan radio. Alat-alat tersebut
harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan bahwa alat-alat tersebut
tidak mengeluarkan api. Jangan berikan mainan listrik ke anak-anak yang
menerima oksigen. Selain itu, sediakan tabung pemadam api yang siap
pakai.
3. Oksigen diberikan untuk menghilangkan hipoksia, baik lokal maupun
umum. Hipoksia adalah suatu keadaan di mana jumlah oksigen yang
diperlukan oleh sel jaringan untuk memenuhi kebutuhan suatu
organ/jaringan tidak mencukupi. Hipoksemia adalah suatu penurunan
kandungan oksigen dalam darah.
4. Pengukuran gas darah arteri merupakan metode terbaik dalam menentukan
kebutuhan dan keadekuatan terapi oksigen.
 PENGKAJIAN
1. Kaji kebutuhan pasien tentang pemberian oksigen
2. Kaji instruksi dokter tentang pemberian oksigen
3. Kaji indikastor adanya hipoksia/hipoksemia
4. Kaji adanya peningkatan sekresi respirasi
5. Kaji status kardiopulmonal
 PERSIAPAN
a. Persiapan Alat
1. Nasal kanul/nasal kateter/masker (simple mask, non-rebreathing mask, dan
rebreathing mask)
2. Pipa sumber Oksigen/tabung Oksigen
3. Humidifier (pelembap)
4. Air steril
5. Tanda " terapi oksigen dan DILARANG MEROKOK "
6. Kasa
7. Plaster
8. Pelumas (lubrikan) untuk nasal kateter diberikan bila perlu
 PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Cek flow meter dan humidifier
5. Aktifkan tabung oksigen
6. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak diatas pangkuan, semo
fowler atau setengah duduk atau tidurkan
7. Beri oksigen melalui kanul atau masker
8. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak anatra hidung dan telinga,
setelah ituberi jeli dan masukkan kateter
9. Tenangkan anak dan pastikan tindakan benar-benar deperlukan untuk
membuat kondisi anak lebih baik
10. Puji anak atas kerja samanya
11. Lepaskan sarung tangan
12. Catat pemberian dan lakukan observasi
13. Cuci tangan
 EVALUASI
1. Evaluasi status kardiopulmonal.
2. Tingkat kecemasan dan tanda-tanda hipoksia/hipoksemia.
3. Respons pasien.
4. Efek samping terapi.
 DOKUMENTASI
1. Evaluasi waktu saat pemberian tindakan.
2. Catat status kardiopulmonal.
3. Catat metode pemberian oksigen dan kecepatan alirannya.
4. Catat adanya tanda-tanda hipoksia.

Hidayat, A. A. (2008). Buku Saku Praktikum KEPERAWATAN ANAK. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai