Anda di halaman 1dari 9

Tugas Praktikum KDM (Kebutuhan Oksigenasi)

Alya Taufiqurrohmah

XII Askep 1

04

1. FLOW METER

Flowmeter oksigen adalah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah atau kadar oksigen sesuai
dengan kebutuhan pasien tersebut. Flowmeter oksigen ini umumnya digunakan pada pasien yang
sedang menjalani perawatan di rumah sakit, seperti pasien rawat inap, pasien ICU, pasien diruang IGD,
pasien diruang ICCU, pasien di ruang operasi dan lain sebagainya.

Flowmeter oksigen tersebut tentunya digunakan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan
dengan sistem pernapasan pada pasien, dan disesuaikan dengan kebutuhannya serta penggunaan batas
minimum dan maksimun oksigen yang dibutuhkan harus dilakukan oleh dokter dan dengan pemantauan
yang ketat. Karena, jika kekurangan atau kelebihan dari oksigen dapat berdampak pada kondisi yang
pasien alami saat ini.

2. HUMIDIFIER

Humidifier merupakan alat pelembap udara yang bekerja dengan cara menyemprotkan uap air ke
udara. Penggunaan humidifier tidak hanya membuat kelembapan udara terjaga, tapi juga dapat
membantu mengatasi iritasi yang dipicu oleh udara kering, seperti kulit kering, bibir pecah-pecah, pilek,
hingga sakit tenggorokan.
Namun, perlu diingat bahwa pemakaian humidifier yang berlebihan justru dapat memperburuk
gangguan pernapasan.

Penggunaan humidifier mampu menjaga kelempan udara. Meski demikian, Anda harus
memperhatikan aturan penggunaan humidifier agar manfaatnya bagi kesehatan dapat diperoleh.

3. TABUNG OKSIGEN

Kegunaan Tabung Oksigen

Mengembalikan tekanan oksigen jaringan dengan meningkatkan ketersediaan oksigen dalam berbagai
kondisi. Misalnya sianosis, syok, perdarahan yang berat, keracunan karbonmonoksida, trauma berat,
henti jantung atau pernapasan

Membantu resusitasi

Resusitasi merupakan tindakan sebagai pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas
yang diakibatkan oleh sebab-sebab tertentu. Resusitasi dilakukan agar jalan napas yang menyempit atau
tertutup menjadi terbuka.

Pengunaan Tabung oksigen


-Atur regulator O2 pada alat flowmeter sesuai tekanan yang diperlukan.

-Atur regulator (flowmeter) udara tekan sesuai tekanan yang diperlukan.

-Gunakan oksigen sesuai yang dibutuhkan atau sesuai dosis anjuran dokter, penggunaan dosis rendah
antara 1-2 L/menit merupakan dosis perawatan yang dapat diberikan. Dosis dapat diberikan antara 3-
4L/menit bila kondisi sesak semakin meningkat.
-Pastikan selang oksigen terpasang dengan baik pada pasien dengan melakukan fiksasi di daerah bagian
belakang kepala pasien.

-Evaluasi kebutuhan oksigen secara berkala sesuai rencana penanganan, Anda dapat menggunakan
oximeter dengan target saturasi oksigen antara 94-98 persen atau sesuai rekomendasi dokter.

-Evaluasi tekanan dalam tabung oksigen, apakah masih memadai atau kosong.

-Bila sudah selesai digunakan, bersihkan selang oksigen dan hindari kontak dengan anak kecil atau
anggota keluarga yang tidak berwenang.

- Tutup semua tekanan pada flowmeter dan pastikan penempatan tabung O2 pada tempatnya.

Penyimpanan:

-Simpanlah tabung O2 dan tabung udara tekan, jauhkan dari tekanan udara panas, baik dari sinar
matahari maupun dari ruangan atau benda panas.

-Hati-hati dengan regulator pengatur tekanan O2 dan udara tekan jangan sampai terbentur dan
tertabrak

4. MANOMETER

Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup. Udara
ternyata memberikan tekanan pada ruang tertutup. Ketika anda meniup balon maka pada balon terasa
adanya tekanan yang menekan tangan anda. Untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup
digunakan manomater.
5. NASAL KANULA

Nasal kanul adalah salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan selang dengan dua cabang pada
masing-masing lubang hidung sebagai alat bantu pernapasan

Pada penggunaan canul nasal ditujukan untuk pemberian tambahan oksigen pada pasien yg hanya
membutuhkan tambahan oksigen dengan kadar konsentrasi oksigen sebesar 30-40%

Saat ini nasal kanul dapat memberi bantuan oksigen dengan laju sampai 60 L/menit..

Terapi oksigen dengan nasal kanul dapat mencukupi kebutuhan oksigen tipe rendah hingga sendang.
Pasien dianjurkan menggunakan model terapi oksigen lain jika kebutuhan oksigen melebihi batas
maksimal dari nasal kanul, yakni 1 hingga 4 L/menit tanpa humidifier dan 1 hingga 10 L/menit dengan
humidifier.

6. FACE MASK

face mask adalah pemberian oksigen dengan cara menempatkan masker pada muka pasien, hasilnya
akan meningkatkan volume tampungan oksigen yang lebih besar daripada ukuran tampungan anatomis
saluran napas yang terbatas.

Tampungan oksigen yang lebih besar akan meningkatkan FiO2 (fraksi oksigen inspirasi). Kecepatan aliran
oksigen harus cukup tinggi (biasanya 5 L/menit atau lebih) untuk mencegah pengumpulan CO2 yang
dikeluarkan saat ekspirasi, agar tidak terhirup kembali (rebreathing). Namun demikian, bila kecepatan
aliran oksigen semakin ditingkatkan, aliran oksigen di atas 10 L/menit tidak bisa lagi meningkatkan FiO2
karena tampungan dalam masker sudah penuh.
Tabel berikut memperlihatkan FiO2 yang dihasilkan bila diberikan oksigen 100% melalui simple face
mask dengan berbagai kecepatan aliran (L/menit).

Kecepatan aliran FiO2

5-6 L/mnt 0,40

6-7 L/mnt 0,50

7-8 L/mnt 0,60

7. MASK RM

Terdapat kantong udara atau reservoir bagus. Pada saya inspirasi (menarik napas) pasien menghirup
udara yang berasal dari sungkup , reservoir bag dan lubang lubang ventilasi. Sedangkan ketika ekspirasi
(menghembuskan napas),sepertiga awal udara yang dihembuskan akan mengalir kembali ke dalam
reservoir bagi dan sisanya keluar melalui lubang ventilasi

8. MASK NRM

Berbeda dengan mask RM dalam hal adanya katup(valve) satu arah pada pot oksigen dan lubang
ventilasi (exit port) disisi kanan dan kiri sungkup . katup ini berfungsi mencegah terhirup kembali co²
sehingga O² yang masuk melalui inspirasi jumlahnya maksimal Mask NRM digunakan untuk memberikan
oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran tinggi

9. MASK NEBULIZER

Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup. Pengobatan
yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan pada penderita gangguan pernapasan, seperti asma
dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) saat gejala sesak napas sedang muncul.

Alat ini biasanya digunakan bila dibutuhkan dosis obat hirup yang lebih tinggi atau bila penderita
gangguan pernapasan mengalami kesulitan menggunakan inhaler, misalnya anak-anak yang mengalami
sesak napas karena asma.

Cara Menggunakan Nebulizer yang Benar

Seperangkat alat nebulizer mencangkup kompresor udara, masker atau corong mulut, tabung
kompresor, dan cangkir nebulizer atau wadah obat. Obat yang biasa digunakan adalah obat asma
(bronkodilator), obat antiradang, dan obat pengencer dahak.

Berikut ini adalah urutan cara yang tepat dalam menggunakan nebulizer:

1.Taruh kompresor di tempat yang rata dan mudah dicapai.

2.Pastikan peralatan yang digunakan sudah bersihkan.

3.Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.

4.Masukkan obat ke cangkir Saat memasukkan obat, pastikan dosis yang diberikan Sesuai

anjuran atau resep dokter.

5.Sambungkan corong mulut atau masker ke cangkir nebulizer.

6.Pasang selang penyambung ke kompresor dan cangkir nebulizer.


7.Saat alat sudah siap, nyalakan mesin kompresor. Jika berfungsi normal, alat akan mengeluarkan kabut
atau uap yang berisi obat.

8.Letakkan corong mulut atau masker ke mulut. Pastikan tidak ada sela.

9.Duduklah dengan nyaman dalam posisi Prosedur ini memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit.

10.Ketika menggunakan alat, bernapaslah secara perlahan hingga obat habis.

11. Jaga agar cangkir nebulizer tetap tegak selama alat digunakan.

Jika muncul keluhan pusing, dada berdebar, atau gelisah saat menggunakan obat, hentikan pengobatan
sejenak. Setelah 5 menit, gunakan kembali nebulizer, namun cobalah untuk bernapas lebih perlahan.
Tetapi bila keluhan masih juga muncul, hentikan penggunaan nebulizer dan segera konsultasikan dengan
dokter.

10. AMBU BAG

Ambu bag merupakan pompa udara yang dioperasikan dengan cara menekan kantong berisi udara.
Alat ini memungkinkan pasien mendapat pasokan oksigen ketika mengalami henti napas

Agar alat ini bisa bekerja maksimal, masker ambu bag harus diletakkan secara tepat pada mulut dan
hidung pasien, sehingga tidak ada celah bagi udara untuk keluar. Selain itu, posisi berbaring pasien juga
harus benar agar saluran udaranya benar-benar terbuka.
11.OXIMETER

Oximeter (pulse oximeter) adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini penting untuk Anda
miliki karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh umumnya tidak menimbulkan gejala.

Cara Menggunakan Oximeter

Alat ini umumnya berbentuk klip yang digunakan dengan cara dijepitkan di jari tangan. Setelah
terpasang, sensor pada alat oximeter akan mengevaluasi jumlah hemoglobin atau zat di dalam sel darah
merah yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Alat oximeter dilengkapi dengan layar monitor kecil. Pada layar monitor tersebut, akan ditampilkan hasil
pengukuran kadar oksigen dalam darah.

Berikut ini adalah beberapa tips dan cara menggunakan oximeter dengan baik dan benar:

Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.

Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap
atau kuku palsu.

Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.

Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di antara capit
oximeter.

Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur
kadar oksigen dalam darah.

Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan %SpO2
menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate)
menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.

Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95% atau
lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia jika nilai
saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92%. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan
dari dokter.

Anda mungkin juga menyukai