PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pernafasan adalah sistem yang sangat penting untuk kehidupan
manusia. Ia memegang banyak peranan penting yang sec ara garis besar dibagi
menjadi fungsi respirasi dan non-respirasi. Fungsi respirasi di sini adalah proses
memasukan oksigen dari luar tubuh kedalam tubuh untuk digunakan lebih lanjut
sebagai bahan utama metabolisme sel. Karena fungsinya itu, sistem ini selalu
terpapar ke dunia luar terhadap dunia luar yang menyebabkan kerentanan sistem ini
untuk mengalami ganggguan.
Gangguan sistem respirasi sendiri secara garis besar dibagi kedalam 2
kelompok, yaitu penyakit paru restriktif dan paru obstruktif yang masih terbagi
kedalam beberapa kelompok kecil lainnya. Namun yang disayangkan kewaspadaan
warga Indonesia terhadap gangguan ini masih relatif rendah. Mungkin hal ini
dikarenakan gejala yang timbul sering dianggap sepele oleh masyrakat, seperti
batuk dan sesak nafas.
Penyakit saluran pernafasan memilki prevalensi yang cukup tinggi, di Amerika
sendiri kira kira 35 juta warganya mengalami gangguan respirasi obstruktif.
Gangguan ini menyebabkan angka morbitas yang tinggi, kira kira ia menghabiskan
uang 154 juta dolar Amerika untuk mengatasi efeknya. Selain itu gangguan ini
merupakan penyebab kematian ke-tiga tersering di dunia, setelah gangguan jantung
dan kanker dan angka ini terus naik. Pada tahun 2008 insiden mortalitasnya hingga
135.5/100.000 kematian.
Keadaannya di Indonesia tidak jauh berbeda, yang menjadi perhatian di
Indonesia adalah infeksi TBC (Tuberculosis). Menurut RISKESDAS 2007, TBC
merupakan penyebab kematian ke dua setelah stroke, dengan insidens 275/100.000
penduduk/tahun dengan prevalensi 0.99%. Pada tahun 2010 terjadi sedikit
penurunan menjadi 244 kasus/100.000 penduduk /tahun dengan total prevalensi
177.926 penderita. Dengan prevalensi tertinggi terdapat pada wilayah Jawa Barat
1
dengan total 29.851 kasus. Selain infeksi TBC yang juga menjadi perhatian adalah
ISPA dengan prevalensi 25.5% dengan angka tertinggi di kota Kaimana
(63.8%).Serta pneumonia dengan prevalensi 2.13%. Sedangkan untuk penyakit
paru kronis, COPD dengan prevalensi 5.6%, dan Asma sekitar 13.6 bervariasi dari
2.1% hingga 22.2%%. WHO mengatakan bahwa saat seseorang terinfeksi TBC
maka ia akan kehilangan penghasilannya selama 3- 4 bulan karena proses
pengobatan yang panjang.
Oleh sebab itu, dengan tinggi nya jumlah manusia yang menderita gangguan
pernapasan, seiring kemajuan teknologi maka tercpitalah banyak jenis alat alat yang
dapat membantu pernapasan manusia . Dilihat dari berbagai kasus ,banyak terdapat
alat alat bantu pernapasan yang sudah di modifikasi seiring kemajuan IPTEK . Di
Indonesia sendiri sudah banyak alat alat bantu pernapasan yang memang sangat
berguna sekali dalam proses respirasi masyarakat Indonesia terkhusus bagi mereka
yang menggunakan alat bantu pernapasan .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan alat bantu pernapasan ?
2. Apa saja kegunaan dari alat bantu pernapasan ?
3. Apa saja jenis jenis alat bantu pernapasan ?
4. Bagaimana kerja masing masing alat bantu pernapasan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mahasiswa mengetahui apa pengertian dari alat bantu pernapasan
2. Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari alat bantu pernapasan
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis jenis alat bantu pernapasan
4. Agar mahasiswa memahami bagaimana kerja masing masing jenis alat
bantu pernapasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Regulator Oksigen
Regulator adalah alat pengukur tekanan yang berfungsi sebagai
penyalur dan mengatur serta menstabilkan tekanan gas yang keluar
dari tabng supaya aliran gas menjadi konstan.
Oxygen Regulator atau disebut juga tabung oksigen atau kadang
disebut juga sebagai O2 Gas Pressure Regulator adalah alat
pengaturan yang di pasang pada katup dan pada sumber oksigen (
oxygen ) untuk disalurkan ke pasien, Oksigen Regulator diperlukan
untuk pengaturan keluarnya oksigen sesuai dengan kebutuhan dari
masing masing pemakai . Setiap kebutuhan masing masing pemakai
atau pasien adalah berbeda , olek karena itu oksigen regulator sangat
diperlukan untuk pengaturan agar aman untuk oksigen yang masuk
ke dalam pernafasan.
c. Flow meter
Flowmeter adalah tekanan yang telah diatur dan
dikompensasikan dalam bentuk besar aliran dengan wujud
ketahanan serta kestabilan tekanan gas yang digunakan baik
Oksigen dan Udara Tekan. Besar aliran (flow) ini akan ditentukan
besarannya oleh tenaga medis dalam pengoperasiannya, sehingga
membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi untuk diberikan kepada
pasien dari sumber gasnya.
4
d. Humidifier
Untuk melembabkan udara yang masuk ke dalam hidung. Berisi air
matang/ aquades/aquabides. Air dimasukkan sampai ukuran water
flow
e. Nasal Kanul
Nasal kanul tidak serupa dengan masker, karena hanya berbentuk
selang dengan 2 lubang yang dimasukkan ke hidung. Alat ini hanya
memberikan oksigenasidengan konsentrasi oksigen antara 20%
sampai 40% dan laju aliran 1 sampai 6 ltr/menit
5
f. Simple face Mask
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu atau
selang seling serta konsentrasi oksigen yang diberikan dari tingkat
rendah sampai sedang. Aliran oksigen yang diberikan sekitar 5-8
liter/menit dengan konsentrasi oksigen antara 40-60%. Berikut ini
adalah aliran FiO2 yang dihasilkan masker sederhana:
• 5-6 Liter/menit : 40 %
• 6-7 Liter/ menit : 50 %
• 7-8 Liter/ menit : 60 %
6
h. Sungkup Muka (Masker) dengan Kantong Non-Rebreathing
Non-rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan konsentrasi
oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit.
Prinsip alat ini yaitu udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat
inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan ada 1 katup lagi yang
fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi (Ni Luh Suciati, 2010).
yaitu tabung oksigen yang ringan dan tidak memakan tempat. Tabung
oksigen portabel memiliki ukuran mencapai 500 ml dengan tekanan 1.0 Mpa.
Alat bantu pernafasan ini bisa dipergunakan kapanpun dan di manapun,
terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan oksigen untuk pernafasan,
termasuk bagi mereka :
7
4. Selesai melakukan aktivitas berolah raga
5. Sedang mendaki gunung
6. Sedang berkendara dalam jangka waktu yang lama
7. Dan lain sebagainya
Cara Penggunaan
8
3. oxygen concentrator
9
4. Oxymeter
alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen maupun
kepekatan oksigen dalam darah tanpa memasukkan alat apapun ke dalam
tubuh ( non- invasive ). Dalam pengukuran pulse oximeter kadar oksigen
dilambangkan sebagai SpO2 dan hasil pengukurannya ditampilkan dalam
persentasi, dan juga pulse oximeter dapat menampilkan pengukuran denyut
jantung ( pulse rate), dan pengukurannya ditampilkan dalam bpm (beat per
minute).
Cara kerja pulse oximeter adalah dengan memanfaatkan sifat dari
haemoglobin yang dapat menyerap cahaya infra merah dan denyut alami di
dalam arteri untuk mengukur kadar oksigen dalam tubuh, secara elektronik
alat ini menggunakan sumber cahaya infra merah dan cahaya merah yang
berbeda panjang gelombangnya, pendeteksi cahaya (sensor), dan
mikroprosesor yang berfungsi untuk membandingkan dan menghitung
perbedaan haemoglobin yang kaya oksigen dan haemoglobin yang
kekurangan oksigen, untuk kemudian membandingkan perbedaan tersebut
dan menampilkan kadar oksigen dan pulse rate.
5. Nebulizer
alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang
dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan pada
penderita gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) saat gejala sesak napas sedang muncul.
Cara Menggunakan Nebulizer yang Benar
10
Seperangkat alat nebulizer mencangkup kompresor udara, masker
atau corong mulut, tabung kompresor, dan cangkir nebulizer atau wadah
obat. Obat yang biasa digunakan adalah obat asma (bronkodilator), obat
antiradang, dan obat pengencer dahak.
Berikut ini adalah urutan cara yang tepat dalam menggunakan nebulizer:
11
6. CPAP
- Meredakan gejala sleep apnea, seperti kantuk di siang hari yang berlebihan
12
meniupkan udara ke dalam hidung bayi, yang membantu membuat paru-
paru mengembang, sehingga meningkatkan kelangsungan hidup.
- Sebuah masker (atau perangkat lain) yang cocok di hidung dan/atau mulut.
Serta tali yang menjaga masker di tempat saat Anda sedang memakainya.
sebuah perangkat alat obat genggam dari pengguna asma yang berisi
obat asma dan memiliki fungsi sebagai alat yang menyalurkan obat asma
secara langsung kedalam saluran pernafasan.
Ada dua jenis inhaler asma yang dipakai berdasarkan cara penggunaannya,
yaitu
13
Inhaler yang digunakan setiap hari. Inhaler ini digunakan 2 kali
sehari untuk mencegah gejala asma yang mungkin menyerang. Obat-
obatan di dalam inhaler bekerja mencegah peradangan di saluran napas.
Inhaler jenis ini biasanya berisi obat kortikostreoid seperti
beclomethasone, budesonid, fluticasone, dan mometasone.
Inhaler yang digunakan saat kambuh. Inhaler ini digunakan untuk
segera meredakan serangan asma begitu gejala awalnya terjadi. Obat
yang biasanya digunakan adalah bronkodilator. Bronkodilator terdiri
dari berbagai macam jenis obat yang bekerja melemaskan otot-otot
saluran napas yang menegang. Dengan begitu, sehingga pernapasan
Anda dapat kembali normal.
Ada dua jenis inhaler asma yang dipakai berdasarkan cara bentuk (model
alat), yaitu:
Inhaler ini terdiri dari tabung bertekanan yang berisi obat dan di
ujungnya terdapat corong plastik. Ketika asma kambuh, Anda harus cepat-
cepat menghirup napas dari inhaler ini. Dengan begitu obat juga akan
langsung masuk ke dalam saluran napas dan meredakan gejala.
14
menghirup serbuk dengan cepat dan kuat. Biasanya inhaler ini tersedia
untuk satu kali hirup, jadi mencegah penggunaan dosis yang berlebihan.
8. Ventilator
15
1. Volume Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin
akan berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume
yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan
pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
2. Pressure Cycled Ventilator
Prinsip dasar ventilator tipe ini adalah siklusnya yang menggunakan
tekanan. Mesin akan berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah
mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup
inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada tipe ini
bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan
juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
3. Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator tipe ini adalah siklusnya berdasarkan waktutu
ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi
ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
normal dengan rasio I:E (inspirasi : ekspirasi ) sebesar 1:2.
16
Gangguan Fisiologik Indikator Range normal Nilai-nilai yang
Yang mendasar yang terbaik menunjukkan perlunya
bantuan ventilator
Ventilasi alveolar tidak adekuat PaCO2 ,mmHg 36-44 Peningkatan secara akut dari
(gagal ventilasi akut) nilai normal atau nilai basal
pH darah arteri 7,36-7,44 pasien
< 7,25-7,30
Hipoksemia Gradien PO2 alveolar/arterial 25-65 > 350
(Gagal oksigenasi akut) dengan pernapasan O2100%,
mmHg
Fraksi right-to-left shunt <5 >20-25
intrapulmoner, persen
PaO2/FiO2, mmHg 350-400 <200
Pengembangan paru tidak Volum tidal, mL/kg 5-8 <4-5
adekuat Kapasitas vital 60-75 <10
Kecepatan pernapasan, 12-20 >35
kali/menit
Kekuatan otot pernapasan yang Kekuatan inspirasi maksimum, -80 sampai -100 ≤25
tidak adekuat. cmH2O
Ventilasi volunter maksimum, 120-180 <2 x kebutuhan ventilasi saat
L/menit isterahat
<10-15
Kapasitas vital, mL/kg 60-75
17
Sedangkan bagian yang terdapat dari unit yaitu:
1. Pengenalan pesawat
2. Fungsi pesawat
a. Pasien yang sama sekali tidak menunjukan usaha menarik nafas, dengan
bantuan pesawat ini nafas pasien dapat dikontrol sepenuhnya.
b.Pasien menarik nafas tapi lemah, pesawat ini dapat membantu misalnya
dengan memberikan tekanan udara tertentu pada pasien.
18
c.Pasien yang hanya kadang menarik nafas, pesawat ini dapat membantu
memberikan tekanan udara kalau jangka waktu tertentu pasien tidak
menarik nafas, pesawat akan memberikan tekanan udara dengan volume
tertentu pada pasien.
Pesawat servo ventilator terdiri dari dua bagian, bagian atas adalah
bagian pneumatik dan bagian bawah adalah bagian elektronik. Bagian
Pneumatik selain merupakan bagian lintasan udara, yang juga berisi sensor
tekanan udara, sensor aliran udara dan sensor kadar Oksigen.Udara masuk
kealat ini melalui sebuah mixer (pencampur) antara oksigen murni dengan
udara tekan. Tekanan udar masuk ke mixer diharapkan sekitar 4- 6 bar (400-
600 Kpa). Output dari mixer ini juga dapat diatur kadar oksigeennya antara 21-
100%. Udara campuran masuk ke ventilator, kemudian udara ini disaring
dengan saringan bakteri agar tidak ada bakteri yang amsuk ke pasien. Udara
campuran ini juga melewati sensor oksigen untuk mengetahui kadar
oksigennya. Tekanan udara diatur lagi untuk mendapatkan tekanan udara yang
dibutuhkan, sesuai dengan keadaan pasien. Pengatur tekanan udra campur ini
terdiri dari katup udara masuk, pegas pengatur dan bellow. Untuk orang dewasa
tekanan udara normal diatur sekitar 60 Kpa. Dalam rangakaian ini juga
terpasang katup pengaman yang terbuka jika, tekanan udara mencapai hingga
120 Kpa, sehingga udara dengan tegangan tinggi akan dikeluarkan. Aliran udar
dimonitor oleh flow Tranduser yang sangat peka terhadap aliran udara. Sinyal
listrik flow Tranduser ini menjadi input blok pengatur inspirasi (blok 2), sinyal
akan mengatur membukannya katup inspirasi. Periode pembukaan dan lamanya
katup terbuka diatur oleh sinyal dari blok 1 level frekuensinya. Tergantung dari
mode yang dipilih, aktup inspirasi akan terbuka dengan lebar tertentu oleh
sinyal adri Flow randuser maupun sinyal dari Tranduser tekanan yang telah
dibandingkan dengan settingan yang diproses oleh blok 2. Udara dengan
kecepatan tertentu atau dengan tekanan tertentu, hasil pengaturan katup
inspirasi inilah yang akan dihembuskan ke paru- paru pasien setelah mengalami
19
proses pelembababn dan penghangatan. Pada cicle inspirsi ini juga dilakukan
monitoring misalanya tekanan udara pada rongga pernafasan dan kadar oksigen.
Kadar oksigen ini dimonitor oleh oksyhen cell dan merupakan reaksi kimia,
dimana sel oksigen akan mengalami tegangan yang besarnya sesuai dengan
kadar oksigen yang lewat sel oksigen tersebut. Sinyal- sinyal monitoring ini
diproses dalam blok monitorin ( blok 4) dan akan menampilkan pada display
seven segmen. Selain itu blok 4 merupakan penghubung dengan panel input
atau output untuk sambungan dengan peralatan lain. Ketika udara berada dalam
paru- paru maka terjadi keadaa diam dimana katup inspirasi dan ekspirasi
tertutup. Dalam keadaan ini paru – paru mengembang dan terjapertukaran
oksigen dengan karbondioksida.
20
Pemeliharaan Pesawat
9. Ambubag ( BVM)
21
yang sering mengalami keadaan darurat dimana sangat membutuhkan
pertolongan pertama pada gejala asma, dan kini telah banyak tersedia di
toko%toko alat kesehatan yang menjualnya secara terjangkau .
Pelaksanaan
1. Perawat memeriksa pernapasan dengan cara :
- Look (Lihat) : Gerak dada, gerak cuping hidung (flaring nostril),
retraksi sela iga
- Listen (Dengar) : Suara nafas, suara tambahan
- Feel Rasakan : Udara nafas keluar hidung-mulut
2. Perawat menilai pernapasan.
22
3. Menilai tanda-tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul lakukan
pemberian nafas buatan menggunakan ambubag.
4. Mengangkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan jalan nafas
terbuka.
5. Menekan sungkup pada muka pasien secara kuat.
6. Memompa udara dengan cara tangan satu memegang bag sambil
memompa udara dan yang satunya memegang dan memfiksasi masker,
pada saat memegang masker ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf
C sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang bawah sekaligus
membuka jalan napas dengan membentuk huruf E.
7. Lakukan sebanyak 10-12 kali/menit sampai dada nampak terangkat.
8. Evaluasi pernapasan.
9. Bereskan alat-alat.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat bantu pernapasan merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk
membantu kelangsungan hidup seseorang jika paru-paru sedang dalam keadaan
yang kurang baik. Alat bantu pernapasan pada umumnya digunakan di rumah
sakit untuk membantu pernapasan pasien, membantu mengantarkan oksigen ke
paru-paru pasien, mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh pasien, dan
sebagai alat pernapasan bagi pasien yang kehilangan kemampuan untuk
bernapas.
B. Saran
Perawat atau mahasiswa kesehatan hendaknya lebih tanggap dan trampil dalam
memberikan pertolongan bantu nafas dengan menggunakan alat bantu nafas sehingga
bantuan yang diberikan dapat maksimal, efektif, dan efisien.
24
DAFTAR PSUTAKA
-Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 6thed. Brooks: Cole; 2008.
Luh Pradnya Ayu Dewantari &dr. I Ketut Wibawa Nada, Sp.An, KAKV,(2017)
aplikasi alat bantu napas mekanik. Di akses pada 3 oktober 2019
25
26