Anda di halaman 1dari 30

Insentif PPN dan PPnBM

Bagi Industri

FGD Kebijakan dan Fasilitas PPN


dan PPnBM Sektor Industri

21 Juni 2021

Pusat Kebijakan Pendapatan Negara


Badan Kebijakan Fiskal
Outline

Perkembangan Ekonomi Makro dan Kinerja APBN 1


Insentif PPN dan PPnBM Untuk Industri 2
Insentif PPN dan PPnBM Dalam Rangka PEN 3
Perkembangan Ekonomi Makro, APBN dan Kebijakan
Perpajakan 2021

1
PANDEMI COVID-19 GLOBAL
Kasus harian konsisten turun, kematian harian agak naik di Kasus harian menurun di sebagian besar Risiko masih ada dan harus diwaspadai, terutama
India & Brazil, namun puncak pandemi ke-2 sudah dilewati. negara, kecuali sebagian negara berkembang. yang berasal dari berbagai varian baru Covid-19.
KASUS HARIAN (Rata-rata 7 hari) PETA PENYEBARAN VARIAN BARU COVID-19
KASUS HARIAN 825,273
Asia India Varian UK (161 negara) Varian Afrika (115)
Rata-rata 7 hari = 375.431 743,589

(per 13 Juni)

Varian Brazil (64) Varian India (74)

Amerika
Utara Eropa
J F M A M J J A S O N D J F M A M

KEMATIAN HARIAN 14,460


13,388 • Kasus harian di berbagai negara terus menurun,
Rata-rata 7 hari = 9.064 namun berbagai negara berkembang seperti di
(per 13 Juni) Amerika Selatan, Afrika, dan ASEAN masih
Amerika Afrika mengalami gelombang baru.
6,935 Selatan
• Perbaikan kondisi pandemi di negara-negara
maju (AS dan Eropa) didukung tingkat vaksinasi
yang cepat.
• Kemunculan dan penyebaran berbagai varian
baru yang lebih menular dan lebih ganas
J F M A M J J A S O N D J F M A M
(sebagian) menjadi risiko yang perlu diwaspadai.
4
Sumber: worldometers.info, ourworldindata, WHO situation report
KASUS HARIAN NASIONAL MENINGKAT PASCA LEBARAN. POLA MEI-JUNI 2021 SERUPA
DENGAN PERIODE PASCA NATARU 2020 - YANG DIIKUTI DENGAN PENGETATAN RESTRIKSI
Google Mobility dan Kasus Harian Covid-19 Indonesia
31 Mar 16 Apr 5 Jun 3 Jul 11 Jan 9 Feb 22 Apr 14 Jun
Arahan Periode Perpanjangan PPKM
PPKM Mikro Perpanjangan
beraktivitas Pengumuman transisi PSBB Periode Transisi Jawa-Bali Peniadaan
(WFO 50%; jam tutup PPKM Mikro di
di rumah PSBB Jakarta PSBB Jakarta (WFO 25%; jam tutup mudik hingga
restoran pkl 21.00, 34 Provinsi
restoran pkl 19.00, 24 Mei
kapasitas dine in 50%, dgn penyesuaian
kapasitas dine in 25%,
sekolah daring utk WFO 25%
sekolah daring)
zona merah)
8.074
120 318 615 1.324 9.231 10.727 5.350
kasus
kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus
5 16,000
1 Feb
12.865
0 14,000
kasus

-5 12,000

-10 10,000

-15 8,000

-20 6,000

-25 4,000

15 Mei
2 Nov
-30 3.844 2,000
3.210
kasus
kasus
-35 -

Mar-20 Apr-20 May-20 Jun-20 Jul-20 Aug-20 Sep-20 Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21

Google Mobility (%, 7DMA) Kasus Harian – RHS Kasus Harian (7DMA) – RHS 5
Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (dalam %, YoY) TREN PEMULIHAN
EKONOMI NASIONAL
Sumber: BPS, estimasi Kementerian Keuangan

Proyeksi Tahunan 2021:


4,5 – 5,3%
TERUS BERLANJUT
Pertumbuhan ekonomi terus mengalami perbaikan dengan
tumbuh -0,7% pada Triwulan I-2021

Faktor Pemulihan

2.97
• Didukung langkah penanganan pandemi, pelaksanaan vaksinasi
dan realisasi program PEN secara terukur dan terarah
• Pemulihan ekonomi menghasilkan penciptaan lapangan
pekerjaan. Per Februari 2021, tingkat pengangguran berhasil
Pert. Tahunan 2020:
-0.7 ditekan menjadi 6,26% dari 7,07% di bulan Agustus 2020
-2,07% (yoy) -2.19
Arah ke depan
-3.49
• Kinerja berbagai indikator perekonomian terus menunjukkan
-5.32 arah yang positif menuju level pre-pandemi
• Tren pemulihan ekonomi diperkirakan terus berlanjut seiring
Langkah pemerintah memperkuat upaya pengendalian pandemi
dan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
• Kinerja pertumbuhan diprediksi kembali positif mulai Q2-2021,
2020 2021
dan berkontribusi pada kinerja 2021 dalam rentang 4,5-5,3%
6
APBN BEKERJA KERAS MENAHAN DAMPAK PANDEMI COVID-19
Berhasil sebagai instrumen countercyclical mengatasi kontraksi ekonomi yang lebih dalam

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%, yoy) Kerja keras APBN berlanjut di 2021

2018 APBN Realisasi Alokasi 2021


2017 2019 Growth
2021 Sementara 2020 per 1 Maret 2021
5,1 5,2 5,0 PANDEMI (Rp triliun) (Rp triliun)
(%)
5,0
COVID-19
Q1 2020 Belanja APBN 2.589,9 2.750,0 6,2
2,97 Pemulihan Ekonomi
579,8 699,43 20,6
Nasional (PEN)

Kesehatan 63,5 176,3 177,6


Q4 2020
Perlindungan Sosial 220,4 157,4 -28,6
-2,19
Dukungan UMKM &
173,2 184,8 6,7
Q2 2020 Pembiayaan Korporasi
APBN berhasil menahan -5,32
kontraksi ekonomi lebih Q3 2020 Insentif Usaha & Pajak 56,1 58,5 4,2
dalam akibat tekanan -3,49 Program Prioritas 66,6 122,4 83,8
pandemi Covid-19.
Defisit (% PDB) 6,09 5,70
Tanpa intervensi APBN &
PEN, kontraksi ekonomi • Melalui pelebaran defisit APBN 2020 hingga 6,1% PDB, realisasi belanja negara
2020 akan lebih dalam Rp2.589,9 triliun, termasuk realisasi PEN Rp579,8 triliun, negara hadir mencegah
kontraksi ekonomi lebih dalam akibat pandemic di 2020.

APBN & PEN • Pada 2021, APBN dan kebijakan fiskal melanjutkan perannya sebagai alat
pendorong pemulihan ekonomi nasional. 7
Sumber: BPS Sumber: Kemenkeu
UNTUK MERESPON COVID, APBN BERGERAK SANGAT DINAMIS
Penguatan countercyclical untuk percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi

Penanganan Akselerasi Pemulihan Antisipasi risiko uncertainty


COVID-19 ekonomi perekonomian dan Reformasi
Menjaga
Sustainabilitas
jangka
menengah

PERKEMBANGAN DEFISIT DIMASA PANDEMI COVID-19 (% PDB) 2022-2024


Catatan KEM- Kesepakatan
Extraordinary
APBN dan reopening
Perpres No.54 policyNo.72
Perpres 2020 KEM-PPKF Recovery dan reformation
PPKF RAPBN policy 2021
Panja Fiscal consolidation
APBN Perpres Perpres KEM-PPKF Catatan KEM-PPKF RAPBN APBN • Defisit secara
No.54 No.72 Real
bertahap menurun
dan mulai 2023:
-1.76 maksimal 3% PDB;
• Primary balance
-3.21 menuju positif
-4.17 • Debt ratio
-4.7
-5.07 diupayakan
-5.5 -5.7 menurun
-6,09 8
-6.34
RESPON KEBIJAKAN FISKAL DI MASA PANDEMI
Fokus untuk penyelamatan, pemulihan serta reformasi penguatan fondasi ekonomi

REOPENING FISCAL
EXTRAORDINARY RECOVERY & REFORM
POLICY CONSOLIDATION
POLICY POLICY
Dampak Covid-19 luar biasa , Komitmen untuk dapat Penguatan daya ungkit recovery Konsolidasi fiskal bertahap yang
harus direspon dengan mengatasi dan reformasi penguatan fondasi disertai reformasi
extraordinary policy Covid-19 dan pemulihan
ekonomi PENDISIPLINAN FISKAL
AKSELERASI RECOVERY & UNTUK KEBERLANJUTAN
IMMEDIATE RESPONSE: PEMBERIAN STIMULUS:
REFORMASI JANGKA PANJANG
MENDUKUNG REOPENING
• Perpu No.1/2020 → UU • Komite PC-PEN, Perluasan • Penanganan Pandemi dan Program • Defisit kembali maksimal 3%
No.2/2020; stimulus dan rekontruksi Vaksinasi
program agar lebih simple dan
PDB 2023;
• Stimulus penanganan Covid- • Mengakselerasi recovery melalui
19 dan Program PEN, deisit implementatif sehingga dapat • Risiko utang terkendali
keberlanjutan PEN
APBN melebar 6,34% PDB segera mungkin dapat
dieksekusi dan menjaga daya • Transformasi melalui reformasi
tahan, untuk dipulihkan

2020 2021-2022 2023


KERANGKA KEBIJAKAN PEMULIHAN EKONOMI 2021

1 INTERVENSI


Vaksinasi gratis→ untuk 185,55 juta orang untuk mencapai herd immunity
Imbauan 3M 3T
KESEHATAN
• Intervensi lainnya → Fasilitas kesehataan, Alat Pelindung Diri (APD)

Program Perlindungan Sosial


Untuk kelompok usia 40-an terbawah dan
3 Reformasi
kelompok rentan:PKH, Kartu Sembako, Struktural
BST, BLT DD, Pra Kerja, Diskon Listrik, Melalui UU Ciptaker
Subsidi Internet untuk mengatasi berbagai
2 SURVIVAL AND
tantangan pembangunan
nasional (penyediaan lapangan
RECOVERY KIT
kerja, pemberdayaan UMKM,
reformasi regulasi,
Menjaga Kesinambungan Bisnis
• Dukungan untuk UKM dan Koperasi pengembangan SWF, Ease of
• Program prioritas untuk mendukung Doing Business, dll.)
penciptaan lapangan kerja

PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL


RISIKO DAN TANTANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN TAHUN 2021
Terutama tercermin dari kinerja ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, serta tantangan adanya perubahan struktur ekonomi

Risiko Penerimaan Perpajakan Tahun 2021 Tantangan Penerimaan Perpajakan Tahun 2021

▪ Baseline perpajakan 2020 masih memiliki ▪ Perubahan struktur ekonomi dan


risiko lebih rendah; perkembangan transaksi elektronik;
▪ Harga komoditas masih berfluktuasi; ▪ Masih diperlukannya dukungan kepada dunia
▪ Kinerja ekonomi belum pulih sepenuhnya usaha untuk peningkatan daya saing dan
pasca pandemi COVID-19; kualitas SDM;
▪ Dunia usaha masih dalam masa pemulihan ▪ Basis pajak masih harus ditingkatkan (objek
(recovery setelah mengalami kerugian dan subjek pajak harus diperluas);
usaha); ▪ Compliance (tingkat kepatuhan WP) harus
▪ Upaya ekstensifikasi dan intensifikasi belum selalu ditingkatkan.
dapat optimal pasca pandemi COVID-19.
KEBIJAKAN UMUM PERPAJAKAN 2021
Dukungan pemulihan ekonomi melalui insentif yang tepat dan peningkatan optimalisasi penerimaan

011. Memberikan insentif fiskal


yang lebih tepat dan terukur 033. Menyempurnakan
perpajakan
peraturan
055. Memberikan insentif untuk
vokasi dan litbang, dan
perlindungan untuk
masyarakat dan lingkungan

044. perpajakan
Mengoptimalkan penerimaan
melalui perluasan basis
022. Melakukan relaksasi prosedur
untuk mempercepat pajak, dengan cara peningkatan
pemulihan ekonomi nasional kepatuhan sukarela WP, pengawasan 066. Mengembangkan layanan
Kepabeanan dan Cukai
dan penegaan hukum yang
berkeadilan, serta pelaksanaan lima berbasis digital
pilar reformasi: organisasi, SDM, IT dan
basis data, serta proses bisnis dan
077. Melakukan ekstensifikasi
barang kena cukai
regulasi
Insentif PPN dan PPnBM Untuk Industri

2
Pengelompokan BKP dan JKP

BKP dan JKP NON-BKP dan NON-JKP

Dikenai Tarif Tidak Dipungut Dibebaskan


Tidak Dikenai PPN
Umum PPN PPN

Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan


dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu maupun selamanya,
untuk:
a. kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah
Pabean;
b. penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena
Pajak tertentu;
c. impor Barang Kena Pajak tertentu;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; dan
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dasar Hukum

Penjelasan Pasal 16B ayat (1) UU PPN:


Kemudahan perpajakan ini diberikan terbatas untuk :
a. mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Tempat Penimbunan h. menjamin tersedianya perumahan yang harganya terjangkau oleh masyarakat lapisan
Berikat atau untuk mengembangkan wilayah dalam Daerah Pabean yang bawah, yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana;
dibentuk khusus untuk maksud tersebut; i. mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara;
b. menampung kemungkinan perjanjian dengan negara lain dalam bidang j. mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang yang bersifat
perdagangan dan investasi, konvensi internasional yang telah diratifikasi, serta strategis, seperti bahan baku kerajinan perak;
kelaziman internasional lainnya; k. menjamin terlaksananya proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah dan/atau dana
c. mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksin yang pinjaman luar negeri;
diperlukan dalam rangka program imunisasi nasional; l. mengakomodasi kelaziman internasional dalam importasi Barang Kena Pajak tertentu
d. menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk;
Republik Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi wilayah m. membantu tersedianya Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diperlukan
Republik Indonesia dari ancaman eksternal maupun internal; dalam rangka penanganan bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana alam
nasional;
e. menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah Republik Indonesia
yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung n. menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat;
pertahanan nasional; dan/atau
o. menjamin tersedianya angkutan umum di udara untuk mendorong kelancaran
f. meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu
perpindahan arus barang dan orang di daerah tertentu yang tidak tersedia sarana
tersedianya buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama dengan
transportasi lainnya yang memadai, yang perbandingan antara volume barang dan orang
harga yang relatif terjangkau masyarakat; yang harus dipindahkan dengan sarana transportasi yang tersedia sangat tinggi.
g. mendorong pembangunan tempat ibadah;
PP 81/2015 s.t.d.d. PP 48/2020
tentang Impor Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis
yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

BKP Strategis yang dibebaskan PPN


• mesin & peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas, yang digunakan secara langsung dalam proses
menghasilkan BKP oleh PKP yang menghasilkan BKP tersebut, tidak termasuk suku
cadang
• barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan
• jangat dan kulit mentah yang tidak disamak
• ternak
• bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, atau
perikanan
• pakan ternak tidak termasuk pakan hewan kesayangan
• pakan ikan
• bahan pakan untuk pembuatan pakan ternak dan pakan ikan
• bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran dan/atau dalam bentuk perak
batanga
• unit hunian Rumah Susun Sederhana Milik yang perolehannya dibiayai melalui kredit
atau pembiayaan kepemilikan rumah bersubsidi
• listrik, kecuali untuk rumah dengan daya di atas 6.600 Voltase Amper
• liquified natural gas
PP 146/2000 s.t.d.d. PP 38/2003
tentang Impor dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Dan Atau Penyerahan
Jasa Kena Pajak Tertentu yang Dibebaskan Dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

BKP Tertentu yang Dibebaskan PPN

• Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat
angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja,
kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku
cadangnya
• Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi
Nasional (PIN)
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama
• Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen
Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia
• Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana,
pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya
PP 50/2019
tentang Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu Serta Penyerahan dan Pemanfaatan
Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai

Alat Angkutan & JKP Tertentu yang dibebaskan PPN


Atas Impor dan/atau Penyerahan terkait alat Jasa Kena Pajak terkait alat angkutan tertentu yang atas
angkutan tertentu tidak dipungut Pajak penyerahannya tidak dipungut PPN meliputi:
Pertambahan Nilai, yang terbagi menjadi empat • Jasa persewaan kapal
pengelompokan yaitu:
• Jasa kepelabuhan melupitu jasa tunda, jasa pandu, jasa
Kementerian Pertahanan/TNI/Polri tambat, dan jasa labuh
• Jasa perawatan dan perbaikan kapal
Kapal • Jasa persewaan pesawat udara
Pesawat Udara • Jasa perawatan dan perbaikan pesawat udara
• Jasa perawatan dan perbaikan kereta api
Kereta Api
JKP dari luar daerah pabean terkait alat angkut tertentu yang
atas pemanfaatannya tidak dipungut PPN meliputi jasa
persewaan pesawat udara yang dimanfaatkan oleh badan
usaha angkutan udara niaga nasional
PP 73/2019
Tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Tujuan Pengaturan
❑ Untuk lebih mendorong penggunaan
kendaraan bermotor yang hemat
Kapasitas mesin, konsumsi
energi dan ramah lingkungan Dasar Pengenaan
bahan bakar, tingkat emisi
Implikasi Pengelompokan Kapasitas <3000cc, 3000-4000cc, dan
Mesin >4000cc
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah
ini, struktur pengenaan PPnBM yang sesuai Pengelompokan Tipe Tidak lagi membedakan sedan
dengan praktik dunia yang berdasarkan Kendaraan dan non sedan
emisi, menghilangkan diskriminasi tarif Semakin rendah emisi semakin
PPnBM antara tipe sedan dan non sedan, Prinsip pengenaan
rendah tarif PPnBM
dan menambah pemberian insentif kepada
penggunaan kendaraan bermotor yang Program (Insentif) KBH2, HEV, PHEV, EV
lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
PMK 86/PMK.010/2019
Tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai
Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Tujuan Pokok Pengaturan


❑ Untuk lebih mendorong pertumbuhan sektor properti Batasan harga jual pengenaan PPnBM dengan tarif 20% pada
melalui peningkatan daya saing properti dan investasi kelompok hunian mewah :
di sektor properti ❑ Rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan harga
jual sebesar dari sebelumnya Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
Implikasi miliar rupiah) atau lebih menjadi sebesar Rp30.000.000.000,00
(tiga puluh miliar rupiah) atau lebih; dan
❑ Apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title,
Dengan berlakunya PMK ini, batasan harga jual untuk
dan sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp10.000.000.000,00
pengenaan PPnBM dengan tarif 20% pada kelompok
(sepuluh miliar rupiah) atau lebih menjadi sebesar
hunian mewah akan mengalami kenaikan sehingga dapat
Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah) atau lebih.
meningkatkan permintaan di segmen rumah yang
memiliki multiplier effect yang tinggi bagi perekonomian,
serta meningkatkan daya saing dan investasi dalam
rangka lebih mendorong pertumbuhan sektor properti.
Laporan Belanja Perpajakan
(Triliun Rupiah)

Estimasi
Jenis Pajak
2016 2017 2018 2019
Belanja Perpajakan PPN & PPnBM 116,3 132,8 142,8 166,9
Penerimaan perpajakan yang tidak PPh 67,7 54,4 70,1 79,2
dikumpulkan atau berkurang sebagai
akibat adanya ketentuan khusus yang Bea Masuk dan Cukai 8,5 9,5 12,2 11,0
berbeda dari sistem pemajakan secara PBB sektor P3 0,01 0,1 0,1 0,1
umum (benchmark tax system) yang
menyasar kepada hanya sebagian subjek Bea Materai 0 0 0 0
dan objek pajak dengan persyaratan Total 192,6 196,8 225,2 257,2
tertentu.
% terhadap PDB 1,55% 1,45% 1,52% 1,62%

Tujuan
• Mendukung dunia bisnis
• Meningkatkan iklim investasi
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
• Mengembangkan UMKM

21
Insentif Pajak Dalam Rangka PEN

3
PROGRAM PEN 2021

PERLINDUNGAN SOSIAL KESEHATAN DUKUNGAN UMKM DAN KORPORASI

• PKH • Subsidi Bunga UMKM


• Kartu Sembako • Diagnostik untuk Testing dan Tracing
• Therapeutic (a.l. biaya perawatan) • BPUM
• Bantuan Sosial Tunai • Subsidi IJP
• Pra Kerja • Program Vaksinasi
• Insentif Pajak Kesehatan • PMN BUMN, LPEI, dan LPI T
• BLT Dana Desa • Penempatan Dana
• Perlinsos lainnya • Penanganan lainnya
• Dukungan lainnya
Fokus pada pencipataan lapangan
kerja, namun program perlinsos tetap
dilakukan khususnya untuk kebutuhan Dukungan Dunia Usaha naik 5%
dasar dibandingkan dengan 2020 untuk
mendukung jump start ekonomi
PROGRAM PRIORITAS
2021 INSENTIF USAHA
• Padat Karya K/L
• Ketahanan pangan
• Kawasan Industri • PPh 21 DTP
• Pinjaman Daerah • Pembebasan PPh 22 Impor
• ICT • Pengurangan Angsuran PPh 25
• Pariwisata
Pemulihan Ekonomi • PPnBM DTP Kendaraan Bermotor
• BBI dan BBWI Nasional • PPN DTP Perumahan
• Prioritas lainnya • Insentif lainnya
23
Jenis Insentif Perpajakan Dalam Rangka PEN

Dukungan Demand Dukungan Cashflow Alat Kesehatan dan Vaksin


Untuk membantu menjaga Bagi sektor usaha terdampak pandemi, Untuk mendukung upaya
daya beli masyarakat pada pemerintah memberikan kemudahan penanggulangan pandemi COVID-19,
masa pandemi tambahan berupa keringanan pajak pemerintah juga memberikan fasilitas
pajak dalam proses pengadaan alat
kesehatan dan vaksin
Insentif untuk mendorong Demand Insentif untuk menjaga Cashflow Usaha
• PPh Pasal 21 Ditanggung • penurunan tarif PPh Badan
Pemerintah • pengurangan angsuran PPh 25 Insentif Sektor Kesehatan
• PPnBM DTP Kendaraan Bermotor • pembebasan PPh 22 Impor • Pembebasan Bea Masuk
• Restitusi PPN dipercepat • PPN DTP alat kesehatan
• PPN DTP Perumahan
• PPh Final UMKM ditanggung pemerintah • Pembebasan PPh 21
• PPN tidak dipungut KITE • Pembebasan PPh 22 DN & Impor
• Pembebasan potongan PPh 23 DN

Insentif Vaksin
• Pembebasan Bea Masuk
• Dikecualikan PPh 22
• PPN tidak dipungut (impor)
• PPN DTP
Fasilitas Perpajakan
Terkait Penanganan Dampak Covid-19 bagi
Kegiatan Usaha
PMK 9/PMK.03/2021 2021
tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi
Corona Virus Disease 2019
Masa Fasilitas 2 Februari s.d. Juni 2021
Mengatur pemberian: PMK 20/PMK.010/2021 jo. PMK 31/PMK.010/2021
• PPh pasal 21 DTP (1189 KLU) tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena Pajak
• PPh Final UMKM DTP Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu Yang Ditanggung
• PPh Final usaha jasa konstruksi DTP Pemerintah Tahun Anggaran 2021
Masa Pajak Maret 2021 s.d. Desember 2021
(untuk WP penerima P3-TGAI)
• PPh pasal 22 dibebaskan (730 KLU) • Mengatur Insentif PPnBM DTP bagi pembelian kendaraan
• Pengurangan PPh pasal 25 50% (1018 KLU) bermotor tententu
• Restitusi PPN dipercepat (725 KLU)

PMK 31/PMK.04/2020 PMK 21/PMK.010/2021


tentang Insentif Tambahan Untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Unit Hunian
Berikat dan/atau Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Untuk Penanganan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021Berlaku mulai
Dampak Bencana Penyakit Virus Corona Masa Pajak Maret 2021 s.d. Agustus 2021
Berlaku mulai 13 April 2020 s.d. dicabut • Mengatur Insentif PPN DTP bagi pembelian rumah tententu
• Mengatur Insentif tambahan berupa PPN atau PPN dan
PPnBM, Bea Masuk, dan Kuota bagi Pengusaha KB/KITE

25
Fasilitas Perpajakan
Terkait Penanganan Dampak Covid-19 bagi Sektor Kesehatan

PMK 239/PMK.03/2020
2021
tentang Pemberian Fasilitas Pajak Terhadap Barang dan Jasa yang Diperlukan
Dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid 19 dan Perpanjangan Pemberlakuan
PMK 188/PMK.04/ 29/2020
Fasilitas Pajak Penghasilan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan Dan/Atau Cukai Serta Perpajakan
2020 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Dalam Rangka Penanganan Covid-19 Atas Impor Pengadaan Vaksin Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona
Berlaku s.d. Desember 2021 Virus Disease 2019 (Covid-19)
Berlaku 26 November 2020
• Mengatur pemberian fasilitas pajak bagi penyediaan barang/jasa
kebutuhan penanganan Covid 19 oleh faskes dan pihak yang Mengatur pemberian fasilitas BM, Cukai, PPN/PPN & PPnBM,
ditunjuk, serta produsen vaksin/obat. PPh, bagi impor vaksin
• Insentif pajak yang diatur dalam PMK 28/2020 mencakup PPN, PPh
Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23 PP 29/2020
tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Dalam Rangka Penanganan Covid-19
• Mengatur perpanjangan masa Fasilitas dalam PP 29/2020
Berlaku 1 Maret s.d. 30 September 2020
Diperpanjang s.d. Juni 2021 edngan PMK 239/2020
PMK 34/PMK.04/2020 stdd. PMK 149/PMK.04/2020 Mengatur pemberian fasilitas PPh bagi sektor Kesehatan
tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan atas berupa:
Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi Covid-19 • Tambahan pengurangan penghasilan neto atas produksi alkes
Berlaku 17 April 2020 s.d. berakhir pandemi • PPh 21 Final 0% terhadap Tambahan penghasilan SDM di
• Mengatur pemberian fasilitas perpajakan tambahan dalam rangka Bidang Kesehatan dari Pemerintah
pengadaan barang impor untuk keperluan penanganan Covid 19. • Sumbangan menjadi pengurang penghasilan bruto
• Insentif tambahan mencakup PPN atau PPN dan PPnBM, PPh 22, • PPh Final 0% terhadap Kompensasi /penggantian atas
Bea Masuk, cukai, dan teknis Kepabeanan penggunaan harta dari Pemerintah
• Penurunan tarif PPh Badan bagi Perseroan Terbuka yang
memperdagangkan saham di BEI minimal 40% termasuk yang
melakukan pembelian kembali saham atas persetujuan
Pemerintah 26
PMK 20/PMK.010/2021 jo PMK 31/PMK.010/2021
tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Penyerahan Barang Kena
Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu Yang
Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021
Masa fasilitas Maret s.d. Desember 2021

Kendaraan Bermotor yang Besarnya PPnBM


diberikan insentif PPnBM ditanggung Pemerintah
a. Sedan dan 4x2 ≤1.500cc
a. sedan ≤1.500cc
• 100% dari PPnBM terutang Masa Pajak Maret – Mei 2021
b. Kendaraan 4x2 ≤1.500cc
• 50% dari PPnBM terutang Masa Pajak Juni – Agustus 2021 *)
c. Kendaraan 4x2 1.500 – 2.500cc
• 25% dari PPnBM terutang Masa Pajak Sept – Des 2021
d. Kendaraan 4x4 1.500 – 2.500cc
b. Kendaraan 4x2 1.500 – 2.500cc
dengan ketentuan local purchase ≥60%
(list kendaraan mengacu pada Keputusan • 50% dari PPnBM terutang Masa Pajak April – Agustus 2021
Menperin nomor 839 tahun 2021) • 25% dari PPnBM terutang Masa Pajak Sept – Des 2021
c. Kendaraan 4x4 1.500 – 2.500cc
• 25% dari PPnBM terutang Masa Pajak April – Agustus 2021
• 12,5% dari PPnBM terutang Masa Pajak Sept – Des 2021

*) Sedang dalam proses revisi PMK untuk memperpanjang insentif 100% sampai Juni – Agustus

27
PMK 21/PMK.010/2021
tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Unit
Hunian Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021
Masa fasilitas Maret s.d. Agustus 2021

Kriteria Rumah Tapak dan/atau Rumah Susun Besaran PPN DTP


yang Diberikan Fasilitas
100% Harga jual rumah paling tinggi Rp 2 miliar

▪ Memiliki harga jual maksimal Rp 5 miliar Harga jual rumah lebih dari Rp 2 miliar s.d. Rp 5
50% miliar
▪ Diserahkan secara fisik pada periode pemberian
insentif Untuk masa Pajak Maret 2021 s.d. Agustus 2021
▪ Merupakan rumah baru yang diserahkan dalam
kondisi siap huni
Dalam hal rumah tapak dan unit hunian rumah susun telah
▪ Diberikan maksimal 1 unit rumah tapak/ unit dilakukan pembayaran uang muka atau cicilan, tetap dapat
huniah rumah susun untuk 1 orang dan tidak diberikan fasilitas PPN DTP dengan ketentuan:
boleh dijual kembali dalam jangka waktu 1 th • Dimulainya pembayaran uang muka atau cicilan pertama kali
paling lama 1 Januari 2021
• Penyerahan dilakukan pada periode insentif
• PPN yang ditanggung pemerintah diberikan hanya atas
pembayaran sisa cicilan dan peluanasan pada periode insentif
Pemanfaatan Insentif Pajak Covid-19 Tahun 2020

Sumber: DJP
29
TERIMA KASIH

30

Anda mungkin juga menyukai