Anda di halaman 1dari 3

Dislokasi adalah terjadinya pergeseran tulang dari permukaan yang disebabkan tertariknya

kapsul (Preace, 2009). Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dari posisinya pada sendi.
Dislokasi sendi biasanya terjadi setelah trauma berat, yang mengganggu kemampuan ligament
menahan tulang ditempatnya. (Corwin, 2007).

Dislokasi Elbow
Dislokasi sendi tulang siku adalah tempat kedua yang sering mengalami cedera setelah
tulang bahu. Sendi siku memiliki tiga tulang utama. Tulang humerus merupakan tulang di lengan
atas. Dua tulang lainnya lengan bawah adalah tulang radius dan ulna membentuk area siku ke
bawah hingga ke pergelangan tangan. Ketiga tulang tersebut dihubungkan dengan ligamen untuk
menjaga kesejajaran sendi tulang siku yang merupakan sendi engsel.
Sendi engsel merupakan sendi yang memungkinkan pergerakan satu arah saja, misalnya
lurus (ekstensi) dan tekuk (fleksi). Gerakan rotasi atau memutar dapat terjadi melalui soket sendi
bahu sehingga lengan dapat memutar telapak tangan ke bawah (pronasi) atau ke atas (supinasi).
Cedera siku atau dislokasi sendi tulang siku ini dapat berpengaruh pada beberapa gerakan
tersebut.
Berdasarkan kerusakannya, dislokasi elbow terbagi menjadi:
1) Dislokasi sederhana, berarti tidak ada patah tulang di sekitar sendi ini. Tidak memerlukan
tindakan pembedahan untuk menanganinya.
2) Dislokasi kompleks bila menyebabkan fraktur (biasanya pada lengan bawah) yang
berbarengan dengan dislokasi siku. Pada yang kompleks, kadangkala memerlukan tindakan
tertentu untuk menjaga siku dalam posisi normal.
3) Dislokasi berat, bila disertai dengan kerusakan saraf dan pembuluh darah di area siku.

 Etiologi
Aktivitas olahraga diperkirakan menyumbang hingga 50% dislokasi elbow. Terjatuh
dengan posisi tangan terbuka atau jatuh dengan tumpuan yang salah dapat menyebabkan
dislokasi area ini. Penyebab lainnya adalah kecelakaan mobil saat Anda menahan benturan
dengan menggunakan kedua lengan.
Pada kasus dislokasi elbow mendapatkan tindakan medis berupa non operatif yang
bertujuan untuk reduksi setelah itu dipertahankan dalam gips dengan posisi siku fleksi lebih
dari 90 derajad, selama 3 minggu. Setelah 3 minggu dalam keadaan seperti ini akan terjadi
spasme pada otot-otot penggerak siku sehingga mengakibatkan nyeri pada saat digerakkan,
penurunan LGS siku dan penurunan kekuatan otot-otot penggerak sendi siku. Sehingga
timbulnya rasa nyeri, yang mengakibatkan penurunan LGS dan kekuatan otot.

 Patologi
Pada kasus dislokasi elbow akan dilakukan reduksi dan pemasangan manset selama 3
minggu. Pemasangan manset berguna agar tulang berada ditempatnya dan kerusakan jaringan
lunak disekitar dislokasi elbow tidak lebih parah. Proses penyembuhan jaringan lunak
menurut (Issaquah, 2014), yaitu :
1) Fase I : Inflamasi
2) Fase II : Repair
3) Fase III : Remodeling

 Tanda dan Gejala


Tanda-tanda yang akan timbul bergantung pada tingkat keparahan cedera siku dan seberapa
banyak struktur sekitar siku yang terkena dampaknya. Tanda-tandanya sebagai berikut:
1) Memar
2) Bentuk lengan berubah (mungkin ada tulang yang tampak keluar dari tempatnya)
3) Kelemahan sendi
4) Tidak dapat menggerakkan siku
5) Nyeri
6) Bengkak

 Komplikasi
1) Kekakuan sendi bahu
2) Tidak dapat menggerakkan sendi bahu
3) Kelemahan otot
4) Bila mengenai salah satu saraf yang melewati siku (saraf medianus, ulnaris, radialis) dapat
menyebabkan gejala neurologis seperti kebas, kesemutan, dan/atau kelemahan otot lengan,
pergelangan tangan, dan hingga telapak tangan.

 Proses Fisioterapi
Pemeriksaan gerak aktif berupa gerak elbow joint ke arah fleksi, ekstensi, dan pronasi
disertai nyeri dan keterbatasan ROM. Gerakan supinasi tidak menggalami keterbatasan gerak.
Pemeriksaan gerak pasif berupa gerak elbow joint ke arah fleksi, ekstensi, dan pronasi
mengalami keterbatasaan gerak disertai dengan nyeri dan end frim.
Pemeriksaan gerakan ini pasien diminta menggerakkan elbow ke arah fleksi, ekstensi, dan
pronasi yang dilakukan penuh oleh pasien dengan tahanan dari terapis. Pasien dapat melawan
tahanan ringan, pasien merasakan nyeri di daerah sendi dan terdapat keterbatasan ROM.
Sedangkan gerakan supinasi pasien mampu melakukan tanpa keterbatasan ROM dan tidak
disertai nyeri. Dalam kasus ini modalitas yang digunakan adalah infra red, terapi latihan, dan
massage.

 Penanganan Fisioterapi
Post Operasi
Penanganan dislokasi dapat dilakukan dengan reduksi. Reduksi dilakukan dengan
melakukan traksi longitudinal pada lengan bawah dengan traksi lawan pada lengan atas.
Setelah reduksi lakukan imobilisasi lengan dengan gips posisi fleksi siku >90º selama 3
minggu (Madjid, 2012). Akibat yang ditimbulkan post pemasangan gips selama 3 minggu
adalah gangguan berupa imperment, fungctional limitation, dan disability. Impairment
misalnya spasme otot penggerak sendi siku, nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi elbow
joint, serta penurunan kekuatan otot penggerak sendi siku. Fungsional limitation berupa
ganggaun self care seperti mandi, makan dan berpakaian. Disability berupa ketidakmampuan
pasien untuk melakukan aktifitas atau hobi sesuai dengan usia dan perannya.
Pada permasalahan tersebut peran fisioterapi sangan penting untuk mengatasi gangguan
fungsi dan gerak serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Modalitas yang dimiliki
oleh fisioterapi berupa infra red, massage dan terapi latihan dapat digunakan untuk
mengurangi spasme, mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan
kekuatan otot, meningkatkan kemampuan fungsional.

Sumber :
https://kliniknyeritulangbelakang.com/dislokasi-sendi-tulang-siku-adalah/

Anda mungkin juga menyukai