Post A Status
Post A Status
Fisioterapi Pada
Fraktur
Kelompok 3 Musculoskeletal
Our Members
(Traumatik)
Gejala
Tanda dan gejala yang ditemukan pada
pasien post operasi fraktur collum
humeri dengan pemasangan plate and
screw yaitu, nyeri, deformitas,
kekakuan/ instabilitas pada sendi,
pembekakan / oedema, kelemahan otot,
gangguan atau hilangnya fungsi,
gangguan sensibilitas Komplikasi awal yaitu, syok, kerusakan
arteri, sindrom kompartemen, avaskular
nekrosis (AVN), sindrom emboli lemak
(FES – Fat Embolism Syndrom).
a) Passive Exercise Passive exercise adalah suatu latihan yang dilakukan dengan gerakan yang
dihasilkan dengan tenaga atau kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot (Kisner,
2007).Gerakan yang termasuk dalam latihan passive exercise yaitu :
1. Relax passive movement yaitu gerakan pasif dimana gerakan hanya terbatas sampai rasa
nyeri.
2. Forced passive movement yaitu gerakan dengan memberikan penguluran selama gerakan
tersebut terjadi, pemberian fiksasi dan penekanan yang mantap pada akhir gerakan.
Intervensi Fisioterapi
b) Active Exercise Active Execise adalah latihan gerak aktif dengan menggerakkan suatu
segmen tubuh yang dilakukan karena adanya kekuatan otot dari tubuh itu sendiri.Gerakan
yang termasuk dalam latihan ini yaitu :
1. Assistive active exercise yaitu gerakan yang terjadi oleh karena adanya kerja dari otot
yang bersangkutan, melawan pengaruh gravitasi dan dalam melakukan kerja dibantu oleh
kekuatan dari luar.
2. Free active exercise yaitu gerakan yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa adanya
bantuan dimana gerak yang dihasilkan adalah kontraksi otot dengan melawan gaya
gravitasi.
FRAKTUR
KLAVIKULA
Definisi
Fraktur Clavikula, yaitu putusnya hubungan
tulang clavicula yang disebabkan oleh
trauma langsung dan tidak langsung pada
posisi lengan berputar / tertarik keluar
(outstretched hand), dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan
sampaiclavicula, trauma ini dapat
menyebabkan fraktur clavicula.
Definisi
Fraktur 1/3 medial clavicula yaitu fraktur
yang terjadi pada sepertiga bagian
medial bahu. Fraktur 1/3 lateral clavicula
yaitu fraktur yang terjadi pada sepertiga
bagian lateral bahu.
Fraktur 1/3 mid clavicula yaitu fraktur
yang terjadi pada sepertiga bagian
tengah bahu.
Fraktur Clavicula dekstra 1/3 lateral
yaitu putusnya hubungan tulang
clavicula pada sepertiga bagian lateral
bahu kanan
Etiologi
Trauma mendadak yang disebabkan oleh kekerasan langsung atau
tidak langsung. Kekerasan langsung terjadi bila tenaga traumatik
diberikan langsung pada tulang, selain tulang, jaringan lunak juga
pasti rusak. Sedangkan kekerasan tidak langsung dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekanan atau penarikan, yang bisa
menyebabkan tulang mengalami fraktur, kerusakan jaringan lunak
mungkin tidak ada.
Kelelahan pada tulang akibat aktivitas yang berlebihan.
Keadaan patologis misalkan kelemahan pada tulang akibat adanya
tumor, kanker, osteoporosis (Appley, 2000).
Gejala
Adanya nyeri.
Adanya oedema.
Keterbatasan LGS.
Penurunan kekuatan otot.
Penurunan kemampuan aktivitas fungsional.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
(a) inspeksi statis: tanda-tanda radang,
kesimetrisan bahu Gerak dasar aktif (bahu kanan-
(b) dinamis: bergerak fleksi, abduksi pada kiri)
bahu kanan-kiri. bergerak fleksi dan abduksi bahu
Static Contraction
Static contaction merupakan salah satu terapi latihan dengan cara
mengkontraksikan otot-otot tanapa disertai perubahan panjang otot
maupun pergerakan sendi (Kisner, 2007). Tujuan dari static contraction
adalah meningkatkan tonus otot, mengurangi oedema sehingga nyeri
akan berkurang dan peredaran darah lancar.
Intervensi Fisioterapi
Active movement exercise
Active movement exercise merupakan gerakan yang dilakukan oleh
tubuh sendiri tanpa bantuan. Tujuan active movement exercise
(1) memelihara dan meningkatkan kekutan otot,
(2) mengurangi bengkak pada daerah sekitar fraktur (Kisner, 2007).
ANKLE
FRACTURE
DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya
kontinuitas dari tulang, ankle
fractur berarti adanya kontinuitas
yang terpotong pada tulang di
bagian ankle, Fraktur sendi
pergelangan kaki lebih sering
terjadi pada orang dewasa. (kannus
et al.)
https://www.orthobullets.com/trauma/1047/ankle-fractures
ETIOLOGY
Fraktur pergelangan kaki disebabkan oleh trauma
seperti jatuh, cedera terplintir, dan cedera terkait
olahraga, oleh karena itu tidak hanya terjadi pada orang
tua, tetapi juga pada populasi muda dan aktif.
Ada sejumlah faktor risiko yang terkait dengan peningkatan risiko mengalami patah tulang kaki
dan pergelangan kaki termasuk merokok, diabetes, obesitas, jatuh dan/atau patah tulang
sebelumnya, tingkat aktivitas fisik yang sangat tinggi atau rendah, dan kepadatan mineral tulang
(BMD) yang rendah. Untuk individu yang lebih tua di atas usia 50, faktor risiko tambahan
termasuk jenis kelamin perempuan, komorbiditas dan beberapa obat.
Tingkat aktivitas yang lebih tinggi pada pria yang lebih muda, terutama dalam pengambilan risiko
dan aktivitas olahraga, mungkin menjelaskan tingginya tingkat patah tulang pergelangan kaki
dan kaki pada kelompok usia ini. Wanita yang lebih muda, di bawah usia 50 tahun, kurang aktif
dibandingkan pria, namun mereka memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk jatuh, di kemudian
hari yang bertepatan dengan pengeroposan tulang pascamenopause, yang mengakibatkan
peningkatan risiko patah tulang.
Klasifikasi
Fraktur tipe A: di bawah ketinggian plafon tibialis
(sindesmosis) dan mungkin berhubungan dengan fraktur
malleolar medial miring atau vertikal
Periksa dengan cermat apakah ada luka terbuka di dekat pergelangan kaki yang cedera.
Kaji status neurovaskular kaki dan pergelangan kaki. Bandingkan temuan dengan ekstremitas yang tidak
terpengaruh.
>Periksa keberadaan dan kualitas nadi arteri tibialis posterior. Doppler genggam dapat berguna untuk
mendokumentasikan patensi arteri.
>Periksa keberadaan dan kualitas nadi arteri dorsalis pedis. Perhatikan bahwa dorsalis pedis secara kongenital
tidak ada pada 10-15% populasi.
Kaji rentang gerak pasif dan aktif sendi pergelangan kaki, catat keterbatasan.
Selama fase akut langsung, sebagian besar pergelangan kaki pasien terlalu
lunak untuk bekerja sama dengan pengujian stres sendi.
Ottawa Rules menentukan kebutuhan radiografi pada cedera pergelangan kaki akut. Alat skrining ini
dikembangkan karena kebutuhan akan cara yang cepat dan akurat untuk menghindari imaging yang
tidak perlu.
A. Nyeri tekan tulang sepanjang 6 cm distal tepi posterior fibula atau ujung maleolus lateral
B. Nyeri tekan tulang sepanjang 6 cm distal tepi posterior tibia/ujung maleolus medial
C. Nyeri tekan pada dasar metatarsal ke-5
D. Nyeri tekan tulang di navicular
E. Ketidakmampuan untuk menahan beban baik segera setelah cedera dan selama 4 langkah selama
evaluasi awal
Sinar-X Pergelangan Kaki hanya diperlukan jika:
Ada rasa sakit di zona malleolar; dan,
Salah satu dari berikut ini:
Nyeri tekan tulang sepanjang 6 cm distal tepi posterior tibia atau ujung maleolus medial, ATAU
Nyeri tekan tulang sepanjang 6 cm distal tepi posterior fibula atau ujung maleolus lateral, ATAU
Ketidakmampuan untuk menahan berat badan baik segera maupun di unit gawat darurat selama empat langkah.
Aturan asli dikembangkan hanya untuk cedera pergelangan kaki dan kaki, tetapi pedoman serupa telah
dikembangkan untuk cedera lain seperti aturan lutut Ottawa
Manajemen Fisioterapi
Fraktur yang stabil dengan fragmen yang
tidak bergeser atau hanya sedikit bergeser
dapat ditangani secara konservatif. Fraktur Mobilisasi sendi pasif
tipe A tidak perlu diimobilisasi dengan gips, Fraktur yang lebih signifikan diimobilisasi
tetapi dapat diperlakukan seperti ruptur dan memerlukan program rehabilitasi
ligamen eksternal pada orthosis pergelangan setelah pelepasan gips. Program harus
kaki yang menstabilkan untuk fungsi awal berpusat pada pasien dan
dengan menahan beban penuh yang mempertimbangkan tujuan dan aspirasi
disesuaikan dengan rasa sakit. pasien. Program cenderung mencakup
mobilitas pergelangan kaki, latihan
penguatan, latihan menahan beban dan
keseimbangan. Fisioterapis harus
memberdayakan pasien dengan latihan di
rumah dan memberikan pendidikan dan
saran.
Mobilisasi sendi pasif dapat digunakan untuk
mengatasi masalah nyeri dan kekakuan
sendi, agar dapat kembali beraktivitas lebih
awal. Untuk teknik ini, fisioterapis secara
manual menggeser permukaan artikular
sendi untuk menghasilkan gerakan osilasi.[
Teknik manual harus melengkapi program
yang mencakup latihan aktif.
Fraktur hip lebih sering pada wanita dari pada laki- laki, alasannya :
Wanita memiliki tulang panggul lebih lebar yang cenderung mengalami
coxa vara (deformitas dari hip dimana sudut antara leher dan batang
tulang mengecil).
Wanita mengalami perubahan hormon post menopausal dan
berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis.
Harapan hidup wanita lebih panjang dari pria.
Gejala
Sebagian besar gejala patah tulang pinggul muncul setelah terjatuh,
tetapi bisa juga terjadi secara spontan. Gejala yang menunjukkan patah
tulang pinggul adalah:
Rasa sakit yang tidak tertahankan di bagian pinggul atau
selangkangan.
Tidak mampu berdiri atau bertumpu pada tungkai di bagian pinggul
yang cedera.
Tidak mampu mengangkat, menggerakkan, atau memutar tungkai.
Muncul memar dan bengkak di area sekitar pinggul.
Tungkai di pinggul yang cedera menjadi lebih pendek atau bengkok ke
sisi luar.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Inspeksi yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode
yang digunakan untuk mengkaji atau menilai pasien. Inspeksi ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan fisik dan keadaan umum pasien.
Statis, mengamati keadaan fisik pasien pada saat diam.
Dinamis, mengamati keadaan fisik pasien pada saat bergerak.
Tes Cepat
Tes cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui secara cepat kasus
yang dialami oleh pasien, sehingga dapat menentukan pemeriksaan selanjutnya yang
berhubungan dengan pasien.
Test dan Pengukuran
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar (PFGD), Pemeriksaan fungsi gerak yang meliputi gerak aktif, pasif,
dan isometrik.
PFGD Aktif, Pemeriksaan fungsi gerak yang dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa bantuan
dari orang lain atau terapis. Hasil yang didapat dari pemeriksaan fungsi gerak dasar aktif adalah
nyeri dan keterbatasan gerak.
PFGD Pasif, Pemeriksaan fungsi gerak yang dilakukan terapis sementara pasien dalam keadaan
pasif atau rileks. Hasil yang didapat dari pemeriksaan fungsi gerak dasar pasif adalah nyeri,
keterbatasan gerak dan end feel.
PFGD Isometrik, Pemeriksaan fungsi gerak yang dilakukan oleh pasien sementara terapis
memberikan tahanan dan dilakukan untuk setiap bidang gerak. Hasil yang didapat dari
pemeriksaan fungsi gerak dasar isometric adalah nyeri dan keterbatasan gerak.
Test dan Pengukuran
Tes Khusus
Palpasi, Pemeriksaan dengan cara menyentuh atau merasakan dengan tangan untuk
mengetahui adanya nyeri tekan, spasme otot, suhu lokal, tonus otot, dan oedem.
Nyeri, Pemeriksaan nyeri dapat dilakukan dengan VAS. VAS adalah alat ukur nyeri yang
digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15 cm garis,
dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri ujung kiri diberi tanda “no pain”
dan ujung kanan diberi tanda “bad pain” (nyeri hebat)
Pengukuran LGS, Lingkup gerak sendi adalah kemampuan gerak persendian tubuh untuk
dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Gerak sendi merupakan suatu mekanisme hubungan
tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam lingkup geraknya.
Pengukuran LGS dapat dilakukan dengan menggunakan goniometer.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu atau melengkapi
data untuk diagnosis pasien.
Identifikasi Masalah
Fisioterapi
Fraktur hip pada usia lanjut baik fraktur collum femur (intrakapsular)
maupun fraktur intertrochanter femur (ekstrakapsular) telah
diketahui sebagai “fraktur osteoporosis” dimana pasien merasakan
nyeri pada tungkai, ketegangan otot, menurunnya pergerakan,
deformitas (perubahan bentuk). Dari kondisi tersebut dapat
memperburuk kualitas hidup seseorang, khusunya pada lansia
dengan segara dapat mengakibatkan timbulnya kecacatan atau
bahkan tidak jarang kematian
Diagnosis
Impairment : Functional
- Nyeri pada tungkai limitation:
- Penurunan lingkup gerak sendi hip
- Adanya gangguan untuk
- Penurunan kekuatan otot
menggerakkan tungkai kaki untuk
- Penurunan fungsional tungkai dan
posisi jongkok, duduk, bersimpah,
aktivitas berjalan Retriction and dan jalan
participation
- Adanya hambatan dalam
melakukan aktivitas sosial anatara
pasien dengan keluarga dan
masyarakat
Prognosis
Sebagai akibat dari trauma langsung (kebanyakan karena pukulan atau jatuh pada lutut yang
tertekuk)
Dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan artikular patela dan kondilus femoralis.
Tansverse:
Sebagai akibat dari kontraksi otot/stres ekstensif pada mekanisme ekstensor, mis. kontraksi
quadriceps eksplosif setelah melompat dari ketinggian.
trauma
kecelakaan lalu lintas
Gejala
Keterbatasan gerak
Penurunan kekuatan otot
Gangguan aktifitas fungsional terutama gangguan jalan
Pembengkakan pada patella
Nyeri
Krepitasi
Perubahan warna lokal pada kulit
Jika diraba ada ruang pada fragmen patella
Didapatkan adanya cekungan dan klien tidak dapat
melakukan ekstensi anggota gerak bawah
Pemeriksaan Fisik Fisioterapi
2. Terapi Latihan
Static contraction atau isometrik adalah suatu terapi latihan dengan cara
mengkontraksikan otot tanpa disertai perubahan panjang olot maupun pergerakan
sendi. Bertujuan untuk mengurangi nyeri dan oedema jaringan selama fase
penyembuhan
Relaxed passive movement : gerak pasif yang dilakukan terapis dimana terdapat
penguluran selama gerakan sampai batas nyeri. Jenis terapi latihan ini dapat
memelihara LGS
Intervensi Fisioterapi
Latihan gerak aktif tanpa bantuan (free active exercise) : merupakan gerak aktif yang dilakukan secara
sadar tanpa bantuan dari luar dengan melawan gaya gravitasi. Jenis terapi latihan ini dapat
meningkatkan kekuatan otot, memelihara LGS, dan mengurangi oedema.
Latihan gerak aktif melawan tahanan (ressisted active exercise) : merupakangerak aktif yang dilakukan
pasien dimana terdapat tahanan dari terapis selama gerakan sampai batas nyeri. Jenis terapi latihan ini
bertujuan untuk memelihara kekuatan otot dan mencegah terjadinya penurunan kekuatan otot.
Hold relax adalah suatu teknik yang mengarah pada kontraksi isometrik rileksasi optimal dan kelompok
otot antagonis yang memendek, kemudian otot tersebut rileks
Fibula (tulang betis) adalah tulang panjang yang terletak di lateral tibia,
ukurannya lebih kecil.
Fraktur tibia merupakan tulang panjang yang paling umum retak dalam tubuh.
Karena berada langsung di bawah kulit, sering ditemukan juga fraktur terbuka.
Etiologi
Trauma
Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan fraktur di tempat
tersebut.
Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan
Fraktur Patologis
Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang
dan lain-lain.
Degenerasi
Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut
Gejala
Nyeri
Ketidakmampuan untuk berjalan
Deformitas dapat disebabkan karena pergeseran fragmen yang patah
Krepitasi yaitu teraba adanya derik tulang
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur
Untuk kasus pada balita (fraktur inkomplit/sedikit bergeser) ada tanda
bengkak atau benjolan di lokasi yang patah
Pemeriksaan fisik Fisioterapi
INSPEKSI -> melihat dan mengevaluasi pasien secara visual
01 Statis : Mengamati keadaan fisik pasien pada saat diam.
Dinamis : Mengamati keadaan fisik pasien pada saat bergerak2
TES CEPAT
02 pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui secara cepat kasus yang dialami
oleh pasien, sehingga dapat menentukan pemeriksaan selanjutnya yang
berhubungan dengan pasien
PFGD
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar :
03 Aktif : tujuannya untuk mengetahui nyeri dan keterbatasan gerak.
Pasif : untuk mengetahui nyeri, keterbatasan gerak dan end feel.
Isometric : untuk mengetahui nyeri dan keterbatasan gerak.
Pengukuran Khusus
PENGUKURAN LGS
Lingkup gerak sendi adalah kemampuan gerak persendian tubuh untuk dapat
melakukan kegiatan sehari-hari. Gerak sendi merupakan suatu mekanisme hubungan
tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam lingkup geraknya.
Pengukuran LGS dapat dilakukan dengan menggunakan goniometer.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu atau
melengkapi data untuk diagnosis pasien.
PALPASI
Pemeriksaan dengan cara menyentuh atau merasakan dengan tangan untuk
mengetahui adanya nyeri tekan, spasme otot, suhu lokal, tonus otot, dan oedem.
Pengukuran Khusus
VAS
VAS adalah alat ukur nyeri yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan
secara khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level
intensitas nyeri.
EKSPANSI THORAK
Kemampuan sangkar thorax untuk mengembang dan mengempis saat melakukan
inspirasi maupun ekspirasi. Pengukuran ekspansi thoraks dilakukan secara kuantitatif
menggunakan midline dengan satuan cm, yaitu dibagi menjadi 3 bagian axilla,
intercostal space ke-5 dan xypoideus
Diagnosis
Diagnosis patah tulang ditegakkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik
yang ditunjang oleh serangkaian tes (X-ray, CTscan, dll), dokter juga
akan memeriksa gejala yang pasien alami dan tentang bagaimana
kecelakaan/trauma itu terjadi. Dokter akan menilai tingkat keparahan
patah tulang, lokasi, keterlibatan sendi dan ligamen, ataupun jaringan
saraf radial dan tendon yang berguna untuk pengambilan keputusan
untuk penanganan.
Prognosis
Prognosis pada fraktur tibial plateau adalah :
Fraktur tibial plateau dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
Insidensi arthritis post trauma dihubungkan dengan usia pasien,
lokasi dari pergeseran, dan reduksi.
Fraktur karena energy tinggi yang diterapi dengan fiksasi
eksternal hanya memiliki insidensi sebesar 5% mengenai masalah
luka.
Intervensi Fisioterapi
Static contraction
Static contraction adalah suatu terapi latihan dengan cara mengkontraksikan
otot tanpa disertai perubahan panjang otot maupun pergerakan sendi.
Active Exercise
Active exercise terdiri dari assisted exercise, free active exercise dan resisted active exercise).