TINJAUAN PUSTAKA
Hamstring adalah kelompok otot besar yang melalui sendi pinggul dan sendi lutut
dan sangat penting untuk fungsi normal berkaitan dengan berlari mapun berjalan, untuk
depannya, dengan menjaga selalu agar hamstring selalu fleksibel dan kuat(Sears,2012).
Tightness suatu keadaan yang terjadinya tumpang tindih antara filamen aktin dan
myosin sehingga tidak dapat kembali ke posisi semula dalam keadaan normal.Tightness
pada otot hamstringakan membatasi gerak normal, bila tidak dilakukan penguluran.
Penyebab utama terjadi hamstring tightness yaitu postur yang salah yang akan
menyebabkan tidak seimbangannya otot pada otot – otot sekitarnya,serta terjadi kontraksi
otot yang berlebih pada salah satu otot saja. Dalam kasus ini otot hamstringakan
mengalami kontraksi yang berlebihan dan otot yang lainnya mengalami kelemahan. Otot
Hamstring tightness biasanya terjadi akibat rehabilitasi yang tidak memadai atau tidak
layak ketika cedera otot terjadi, atau rendahnya tingkat aktifitas fisik pada individu(
Akinpelu, 2005).
sisi belakang paha yang berfungsi utntuk gerakan fleksi lutut, ekstensi panggul, dan
membantu gerakan eksternal dan internal rotasi panggul. Kelompok otot ini terdiri atas
2008).
1. M.biceps femoris
bekerja pada satu sendi, berasal dari sepertiga tengah linea aspera labium
dan ligamentum collateral fibular sendi lutut terdapat bursa subtendinea musculi
lutut dan rotasi lateralis tungkai bawah yang fleksi.Hanya terjadi rotasi lateralis
pada sendi lutut dan karena melawan semua otot rotator medialis.
2. M.semitendinosus
Berasal dari caput bersama yaitu tuber ischiadicum dan berjalan ke fascies
tempat perlengkatan pad apes anserinus. Otot ini bekerja pada dua sendi, yaitu
ekstensi pada sendi panggul dan fleksi pada sendi lutut serta rotasi medialis
tungkai bawah.
3. M.semimebranosus
poplitea obliqum.
fleksi sendi lutut dengan rotasi medialis pada sendi lutut (Irfan,2008).
Gambar 3. Grup hamstring (Connnel et al.,2004).
femoris. Rotasi medialis terjadi karena adanya kontraksi dari otot – otot rotator medialis
satunya rotator lateralis paha dan mengimbangi semua otot yang bekerja sebagai rotator
medialis. Bila tungkai pada saat rotasi tidak menompang beban yang benar
makaakanmendapat bantuan yang kurang dari M.tensor fascia latae.Gerakan fleksi lutut,
ekstensi panggul, maupun gerakan eksternal dan internal rotasi panggul merupakan
gerakan dengan menggunakan beban tubuh, sehingga beban yang dihasilkan sangat besar
Tightness, adalah suatu keadaan kaku pada otot yang membatasi gerak ROM
normal kita.Pada kasus tertentu fleksibilitas pada otot yang buruk dapat menjadi faktor
utama yang menyebabkan nyeri pada otot dan sendi. Jika otot tidak dapat berkontraksi
berkurangnya kontrol gerakan pada otot. Hilangnnya kekuatan dan tenaga pada saat
ototnya. Sebagian kecil dari persentase pada kasustightness, kekakuan pada otot akan
pengambilan oksigen dan nutrisi yang adekuat pada otot. Sedangkan sirkulasi yang buruk
akan mengakibatkan otot cepat lelah dan akhirnya kemampuan tubuh untuk pulih setelah
melakukan latihan berat dan proses perbaikan otot jadi terganggu. Hal ini yang akan
tidak nyaman pada otot serta bisa meningkatnya resiko untuk cidera kembali.Pada saat
otot memendek, komponen yang ada dalam otot kehilangan ekstensibilitas serta
fleksibilitasnya, dimana filamen – filamen aktin dan myosin yang tumpang tindih
sarkomer serta terbentuknya abnormal ikatan silang padaotot yang akhirnya membuat
otot memendek. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan segera maka akan
perubahan hubungan panjang dan tegangan otot yang menyebabkan kelemahan otot,
pemendekan otot dan keterbatasan gerak sendi yang pada akhirnya akan menimbulkan
nyeri dengan intensitas yang lebih hebat pada saat otot diulur(Irfan, 2008).
Tingkat fleksibilitas otot sangat menentukan ukuran panjang otot itu sendiri. Pada
saat otot berkontraksi dan rileksasi, akan terjadi perubahan panjang dari otot tersebut.
Kekuatan total dari sebuah otot yang berkontraksi adalah merupakan hasil dari sejumlah
serabut pada saat otot dipertahankan pada posisi terulur maka spindle otot akan terbiasa
dengan panjang otot yang baru dan akan mengurangi sinyal tadi. Secara bertahap reseptor
stretch akan terlatih untuk memberikan panjang yang lebih besar lagi terhadap otot. Hal
ini tidak terlepas dari adanya proses adaptasi dalam tubuh manusia. Adaptasi merupakan
karakterstik utama pada otot skeletal sebagai respon dari latihan, perubahan akut dapat
Fleksibilitas hamstring dapat diukur dengan sit and reach test. Tes ini bertujuan
mengukur fleksibilitas punggung bawah dan hamstring. Alat yang digunakan adalah
bench / meja sit and reach yang dilengkapi oleh penggaris atau skala (Evan, 2014)
Prosedur pelaksanaan :
1. Duduk dengan kedua tungkai lurus tanpa sepatu, kemudian kedua kaki rapat
3. Jika alat memiliki serambi 15 cm maka jarak yang oleh ujung jari tengah
4. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali, dan jarak terbaik dicocokkan dengan
Jenis kelamin Baik sekali Diatas rata - rata Rata - rata Bawah rata – rata Buruk
Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot – otot di setiap
anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk
mengurangi dampak cedera yang sangat rentan terjadi. Jenis – jenis stretching itu sendiri
ada bermacam – macam dan diantaranya seperti stretching pasif (statis) dan muscle
energy technique.
2.4.1Passive Stretching
Kysner Caroline dan Colby Lyn Allen (2007) dalam buku Therapeutic and
yang digunakan untuk menggambarkan suatu manuver teraputik yang bertujuan untuk
memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek secara patologis maupun non
patologis segingga dapat meningkatkan ROM. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
sendi melalui lingkup gerak sendi yang bebas nyeri. Fleksibilitas bergantung
ekstenbilitas otot, yang menyebabkan otot yang dapat melewati suatu sendi
dengan kekuatan dan stabilitas normal yaitu orang – orang tertentu berperan
sendi tidak cukup dan tidak dapat mempertahankan stabilitas sendi dan posisi
kelompok otot secara perlahan – lahan sampai otot yang diregang terasa sakit (namun
bukan sakit yang maksimal).Setelah otot terasa sakit, maka dengan segera fisioterapis
membantu untuk memberi regangan lebih jauh lagi.Pada saat itulah refleks muscle
sudah tidak dimungkinkan lagi. Dalam peregangan pasif, pemanjangan otot bisa lebih
dimungkinkan lagi karena ada bantuan orang lain untuk memberi regangan pada otot
(Guyton, 2005).
dilakukan penelitian dengan empat peserta, yang dua peserta melakukan peregangan
aktif( dinamis) dan dua peserta lainnya melakukan pergangan pasif(statis). Dari hasil
Keuntungan dari peregangan pasif (statis) adalah cara yang paling aman terhadap
cedera, dan tenaga yang diperlukan lebih sedikit di bandingkan dengan peregangan aktif
a. Menambah ROM dan LGS yaitu dengan mengulur otot, ligamen, persendian
memanipulasi jaringan lunak dengan gerakan langsung dan dengan kontrol gerak yang
dilakukan pasien sendiri pada saat kontraksi isotonik maupun kontraksi isometrik yang
Energy Technique memiliki prinsip dengan memanipulasi dengan cara halus, dengan
kekuatan tahanan gerak yang minimal hanya sebesar 20 – 30% dari kekuatan otot,
melibatkan control pernapasan pasien, dan dengan pengulangan yang optimal. Muscle
energy technique bekerja dengan merileksasikan otot tanpa menimbulkan nyeri dan
kerusakan jaringan melalui tekanan yang ringan dan lembut sehingga tidak membuat
digunakan untuk strengthening atau meningkatkan tonus otot yang lemah, melepaskan
mobilisasi sendi pada keterbatasan gerak sendi, meningkatkan, sirkulasi lokal, dan
Dari jurnal yang berjudul The Effect of Muscle Energy Technique on Hamtring
Extenbility : The Mecanism of Medicine (2003), ditemukan bahwa aplikasi dari muscle
energy technique menghasilkan peningkatan dan panjang otot secara signifikan terhadap
peregangan hamstring yang terjadi.Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi musle energy
technique tidak menghasilkan perubahan otot secara biomekanik, tetapi menciptakan
bahwa muscle energy technique mampu meningkatkan sudut popliteal yaitu berarti terjadi
peningkatan fleksibilitas hamstring, dan mengatakan dengan jelas bahwa muscle energy
technique merupakan teknik yang efisien dalam meningkatkan fleksibilitas otot. Teknik
ini sangat sederhana dan dapat digunakan dengan mudah pada mereka yang mengalami
Terdapat dua tipe muscle energy technique yaitu Post Isometric Relaxation (PIR) dan
relaxation(PIR) memiliki pengaruh utama yaitu mengurangi tonus pada otot yang
ekstrafusual otot.
berkontraksi dan memendek, otot antagonis harus rileks dan memanjang sehingga
gerakan terjadi dibawah pengaruh otot agonis. Kontraksi otot agonis reciprocal
mengahambat otot antagonis sehingga menimbulkan gerakan yang pelan, lebih
kuatnya kontraksi otot agonis, hambatan lebih terjadi, dan otot antagonis lebih
mengacu pada pengurangan tonus otot agonis setelah kontraksi isometrik. Hal ini
terjadi karena reseptor stretch yang disebut dengan golgi tendon yang terletak
pada otot agonis. Reseptor ini bereaksi terhadap overstretching otot oleh inhibisi
otot yang selanjutnya berkontraksi. Hal ini secara natural melindungi reaksi
karena pengaruh relaksasi yang terjadi tiba – tiba pada seluruh otot dibawah
perlawanan yang sama memicu reaksi golgi tendon organ. Impuls saraf afferen
dari golgi tendon organ masuk ke akar dorsal medulla spinal dan bertemu dengan
inhibitor motor neuron. Hal ini menghentikan impuls motor neuron efferen dan
oleh karena itu terjadi pencegahan kontraksi lebih lanjut, tonus otot menurun,
terjadi dalam otot agonis.Hal ini terjadi karena reseptor terulur dalam serabut otot
otot secara tetap dengan memberikan umpan balik pada perubahan kontraksi,
dalam hal ini arah muscle spindle memainkan bagian dalam proprioseptif. Dalam
afferen atau otot agonis, bertemu dengan excitatory motor neuron otot agonis
(dalam medula spinalis) dan pada waktu yang samamenghalangi motor neuron
otot agonis serta mencegah kontraksi otot agonis. Hal ini menghasilkan relaksasi
rileksasi, hal ini memiliki efek yang sama seperti post isometric relaxation.
(secara isometrik) terjadi respon peregangan dua reseptor. Pertama muscle spindle
bereaksi meregangkan otot dan direspon oleh inhibisi antagonis(RI), kedua golgi
oleh otot agonis(PIR), hal ini akan membuat muscle spindle menginhibisi secara
kecepatan serabut otot sedangkan golgi tendon organ sensitif terhadap lamanya
aliran impuls dari muscle spindle ke posterior horn cell (PHC) pada medula
yang ditahan.
pengurangan impuls motor dan terjadi relaksasi. Hal ini secara tidak langsung
regangan yang membentuk pelindung relaksasi pada golgi tendon organ yang
Muscle Energy Technique merupakan teknik yang dilakukan secara halus dan
tanpa tekanan pada jaringan. Tekanan pada jaringan yang keras akan menimbulkan
efek perlawanan atau pertahanan jaringan terhadap respon tekanan keras yang
kecil yang menimbulkan peradangan dan nyeri. Peradangan yang terjadi akan
membuat darah mengisi jaringan yang membuat luka dan menimbulkan nyeri yang
pemendekan dan kekakuan akan mengakibatkan sirkulasi darah tidak lancar dan
menjadi iskemik yang membentuk trigger point di otot atau spasme pada otot.
ketegangan, pemendekan, dan kekakuan dengan tahanan yang diberikan pada otot
secara halus atau dengan energi yang lembut dan tanpa tekanan paksa pada jaringan
yang akan menimbulkan pengaruh relaksasi pada jaringan sehingga ketegangan pada
2006).
4. Pada fascia
Fascia kaya akannerve ending yang mampu berkontraksi dan elastis, fascia
seimbang. Fascia berperan dalam membantu dalam sirkulasi vena dan limpatik, dan
otot.
dan terjadi iskemik sehingga muncul jaringan ikat. Fibrous atau abnormal ikatan
silang yang terjadi pada fascia akan menyebabkan timbulnyatrigger point pada otot
atau titik nyeri yang menyebar dan terjadi perlengketan fascia dengan otot(Fryer,
perlengketan yang terjadi pada fascia dengan melepaskan jaringan ikat fibrosa dan
halus dan rileks serta tanpa paksaan terhadap jaringan sehingga nyeri berkurang.
5. Pada otot
Otot yang berkontraksi secara berlebihanakan mengakibatkan hipertonus.
Hipertonus yang terjadi akan menyebabkan ketegangan otot. Hal ini akan
dan imunologi. Kontraksi otot memerlukan energi dan hasil metabolisme dalam
bentuk karbondiosida, asam laktat, dan pembuangan metabolisme lain yang harus
sehingga stress pada jaringan otot berkurang dan meningkatkan kekuatan otot
serta menyeimbangkan kontraksi antara otot agonis dan antagonis pada otot
kelemahan dan sisi lain mengalami pemendekan otot akibat kesalahan postur.
tekanan minimal dimana hanya serabut otot yang aktif sedangkan serabut otot
analgesia sehingga otot menjadi lebih rileks. Kekuatan yang digunakan yaitu 20-
30% akan menimbulkan penyembuhan kembali pada serabut otot phasic daripada
2010).
6. Pada sendi
spasme pada jaringan lunak, dan ketegangan otot dapat menyebabkan kekakuan
sendi atau hipomobilitas sendi. MET dapat memperbaiki mobilitas sendi yang
1. Palpasi
pasif pada segmen tubuh pasien yang mengalami hipermobilitas, spasme, dan
tightness.Teknik palpasi yang dilakukan dengan tekanan yang relatif halus dan
rileks pada otot atau sendi saat dilakukan gerak pasif untuk menentukan besarnya
2. Menutup mata
mata, untuk merasakan seberapa besar ketegangan otot atau tonus otot atau
pasif secara perlahan dan halus serta merasakan end feel pada sendi. Setelah
Tahanan gerak saat dilakukan kontraksi isometrik pada otot agonis hanya sebesar
20- 30% dari kekuatan otot pasien atau fisioterapis. Maksud dari kecilnya tahanan
gerak ini agar otot tidak mengalami regangan atau stretch yang berlebihan dan
pada jaringan lain agar tidak mengalami stres berlebihan yang menambah
jaringan.
4. Waktu kontraksi
kontraksi ini dibutuhkan untuk beban kerja golgi tendon yang terhadap pengaruh
secara neurologis pada serabut otot intrafusal muscle spindle yang menghambat
tonus otot dan memberikan kesempatan pada otot untuk mendapatkan panjang
5. Teknik pulse(dorongan)
perlengketan pada kapsul ligamen sendi. Teknik pulse MET yang diterapkan pada
6. Pernapasan
Pernapasan pada MET sangat penting karena relaksasi yang diberikan lebih besar
dan sangat baik untuk meningkatkan sirkulasi darah. Saat melakukan kontraksi
serta setelah MET, pasien diintruksikan untuk menarik dan menghembuskan nafas
dengan perlahan dan rileks. Tujuan pernapasan ini dilakukan dengan untuk
memberikan efek relaksasi pada jaringan dan otot agar ketegangan jaringan dan
otot menurun serta memberikan efek yang nyaman bagi pasien dengan relaksasi
yang dihasilkan.
selama 30 detik dengan perlahan dan halus.Peregangan ini tidak boleh dilakukan
lebih atau kurang dari 30 detik. Regangan yang kurang dari dari 30 detik tidak
akan memaksimalkan fleksibilitas otot dan menambah panjang istirahat otot baru.
Sedangkan regangan yang lebih dari 30 detik akan menimbulkan stres regangan
8. Waktu pengulangan
Pengulangan yang dilakukan hanya 5X sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
disfungsi articular.
pada sendi yang sudah parah, sendi yang menyatu atau tidak stabil (Yuli,
2013).