Ana LP Vomitus
Ana LP Vomitus
A. Definisi
Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla
oblongata otak.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun refluesophagus.
Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat gerakan
peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk dikunyah
kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung
kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter eshopagus
bagian bawah, posisi
abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.
. !tiologi
Pembahasan etiologi muntah pada bayi dan anak berdasarkan usia adalah
sebagai
berikut
Usia 0 – 2 Bulan :
". #olitis Alergika
Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. iasanya diikuti dengan
diare, perdarahan rektum, dan rewel.
$. #elainan anatomis dari saluran gastrointestinal
#elainan kongenital, termasuk stenosis atau atresia. Manifestasinya berupa intoleransi terhadap
makanan pada beberapa hari pertama kehidupan.
%. Refluks !sofageal
Regurgitasi yang sering ter&adi segera setelah pemberian susu. Sangat sering ter&adi
pada
neonatus' secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu,
atau bronkospasme.
(. Peningkatan tekanan intrakranial
Rewel atau letargi disertai dengan distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.
). Malrotasi dengan *ol*ulus
+ dari kasus ini ditemukan pada bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis
biliaris.
. /leus mekonium
Inspissated meconium pada kolon distal' dapat dipikirkan diagnosis cystic fibrosis.
0. Necrotizing nterocolitis
Sering ter&adi khususnya pada bayi prematur terutama &ika mengalami hipoksia saat lahir. Dapat
disertai dengan iritabilitas atau rewel, distensi abdomen dan hematoke1ia.
+. !"erfeeding
Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, #et$burps sering pada bayi dengan kelebihan
berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.
2. Stenosis pylorus
Puncaknya pada usia %- minggu kehidupan. Rasio laki-laki banding wanita adalah )3" dan
keadaan ini sering ter&adi pada anak laki-laki pertama. Manifestasi klinisnya secara
progresif akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.
D. Phatway
!. Prognosa
Prognosis pasien dengan ge&ala muntah tergantung pada dera&at dehidrasi
dan
penatalaksanaan dehidrasi, etiologi penyakit yang menyebabkan muntah, serta komplikasi yang
ter&adi dari muntah itu sendiri
<. #omplikasi
a. #omplikasi metabolik 3
Dehidrasi, alkalosis metabolik, gangguan elektrolit dan asam basa, deplesi kalium, natrium.
Dehidrasi ter&adi sebagai akibat dari hilangnya cairan lewat muntah atau masukan yang kurang
oleh karena selalu muntah. Alkalosis sebagai akibat dari hilangnya asam lambung,
hal ini diperberat oleh masuknya ion hidrogen ke dalam sel karena defisiensi kalium dan
berkurangnya natrium ekstraseluler. #alium dapat hilang bersama bahan muntahan dan
keluar lewat gin&al
bersama-sama bikarbonat. ;atrium dapat hilang lewat muntah dan urine. Pada
keadaan alkalosis yang berat, p6 urine dapat 0 atau +, kadar natrium dan kalium urine tinggi
walaupun
ter&adi deplesi ;atrium dan #alium
b. 5agal 4umbuh #embang
Muntah berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gi1i karena intake men&adi sangat
berkurang dan bila hal ini ter&adi cukup lama, maka akan ter&adi kegagalan tumbuh kembang.
c. Aspirasi /si 8ambung
Aspirasi bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia. !pisode aspirasi ringan
berulang
menyebabkan timbulnya infeksi saluran nafas berulang. 6al ini ter&adi sebagai konsekuensi
5!RD.
d. *allory +eiss syndrome
Merupakan laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung. iasanya ter&adi pada
muntah hebat berlangsung lama. Pada pemeriksaan endoskopi ditemukan kemerahan
pada
mukosa esofagus bagian bawah daerah 8!S. Dalam waktu singkat akan sembuh. ila anemia
ter&adi karena perdarahan hebat perlu dilakukan transfusi darah
e. Peptik esofagitis
Akibat refluks berkepan&angan pada muntah kronik menyebabkan iritasi mukosa esophagus
oleh asam lambung.
5. Pencegahan
=ntuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau tengkurap
dan
bukannya terlentang.
6. Pemeriksaan penun&ang
". Pemeriksaan laboratorium
a: Darah lengkap
b: !lektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.
c: =rinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan
saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
d: Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya penyakit
metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak &elas penyebabnya.
e: Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan defek
pada siklus urea.
f: <aal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke arah
penyakit hati.
g: Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. #adar lipase serum
lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah serangan akut.
h: <eses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau infeksi
parasit.
$. =ltrasonografi
Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga bayi akan
memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium meal.
%. <oto polos abdomen
a: Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi malformasi anatomik
kongenital atau adanya obstruksi.
b: 5ambaran air-fluid le*els menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidak spesifik karena
dapat ditemukan pada gastroenteritis
c: 5ambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah diafragma
menandakan
adanya perforasi.
(. arium meal
4indakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta larut air. Dilakukan
bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang menyebabkan obstruksi pada
pengeluaran gaster.
). arium enema
=ntuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada intususepsi.
/. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan
hipo*olemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat
rehidrasi oral biasanya sudah cukup un tuk mengatasi dehidrasi.
Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya
adalah
dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube
yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukan konsultasi
dengan
bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lan&ut.
Pengobatan muntah ditu&ukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat diidentifikasi.
Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab yang &elas
tidak dian&urkan. ahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan gastroenteritis
sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal yang merupakan kasus
bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis 96PS:, apendisitis, batu gin&al, obstruksi usus,
dan peningkatan tekanan intrakranial. 6anya pada keadaan tertentu antiemetik dapat
digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk per&alanan 9motion sickness:, mual
dan muntah pasca operasi,
kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas saluran
gastrointestinal.
4erapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut
3 ". Antagonis dopamin
4idak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal karena
biasanya
merupakan self limited. 7bat-obatan antiemetik biasanya diperlukan pada muntah
pasca operasi, mabuk per&alanan, muntah yang disebabkan oleh obat-obatan sitotoksik, dan
penyakit refluks gastroesofageal. ?ontohnya Metoklopramid dengan dosis pada bayi ."
mgBkgBkali P7 %-( kali per hari. Pasca operasi .$) mgBkg per dosis /@ %-( kaliBhari
bila perlu. Dosis maksimal pada bayi .0) mgBkgBhari. Akan tetapi obat ini sekarang sudah
&arang digunakan karena mempunyai efek ekstrapiramidal seperti reaksi distonia dan
diskinetik serta krisis
okulonergik.
Domperidon adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini karenadapat dikatakan
lebih aman. Domperidon merupakan deri*ate ben1imida1olin yang secara in*itro merupakan
antagonis dopamine. Domperidon mencegah refluks esophagus berdasarkan efek
peningkatan
tonus sfingter esophagus bagian bawah.
$. Antagonisme terhadap histamine 9A6":
Diphenhydramine dan Dimenhydrinate 9Dramamine: termasuk dalam golongan etanolamin.
5olongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling kuat diantara antihistamin
9A6": lainnya. #edua obat ini bermanfaat untuk mengatasi mabuk per&alanan 9motion
sickness: atau kelainan *estibuler. Dosisnya oral3 "-",)mgBkgBhari dibagi dalam
(- dosis. /@B/M3 )
mgBkgBharidibagi dalam ( dosis.
%. Proklopera1in dan #lorpromera1in
Merupakan deri*ate fenotia1in. Dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan
oleh rangsangan pada ?4. Mempunyai efek kombinasi antikolinergik dan antihistamin
untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan, radiasi dan gastroenteritis. 6anya boleh digunakan
untuk anak diatas $ tahun dengan dosis .(C. mgBkgBhari tiap dibagi dalam %-
( dosis, dosis
maksimal berat badan $E
(. Antikolinergik
Skopolamine dapat &uga memberikan perbaikan pada muntah karena faktor *estibular atau
stimulus oleh mediator proemetik. Dosis yang digunakan adalah , mikrogramBkgB hari
dibagi dalam ( dosis dengan dosis maksimal ,%mg per dosis.
). )-64% antagonis serotonin
Fang sering digunakan adalah 7ndanasetron. Mekanisme ker&anya diduga dilangsungkan
dengan mengantagonisasi reseptor )-64 yang terdapat pada ?4 di area postrema otak dan
mungkin &uga pada aferen *agal saluran cerna. 7ndansentron tidak efektif untuk pengobatan
motion sickness. Dosis mengatasi muntah akibat kemoterapi (C"+ tahun3 .") mgBkg /@ %
menit senelum kemoterapi diberikan, diulang ( dan + &am setelah dosis pertama
diberikan kemudiansetiap +&am untuk "-$ hari berikutnya. Dosis pascaoperasi3 $C"$ yr (E(
kg3 ( mg
/@' E"$ yr3 dosis dewasa+ mg P7Bkali.
G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
". Defisit *olume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
$. #etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi
%. ;ausea berhubungan dengan iritasi gastric
(. ketidakefektifan perfusi åan berhubungan dengan hipo*olemia
). resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic
. cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
#. Rencana asuhan keperawatan
,iagnosa 3 Defisit *olume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
-uuan 3 De*isit cairan dan elektrolit teratasi
/riteriahasil 3 4anda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang.
Inter"ensi 3
- 7bser*asi tanda-tanda *ital.
- 7bser*asi tanda-tanda dehidrasi.
- =kur infut dan output cairan 9balanc ccairan:.
- erikan dan an&urkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih $ C
$) cc per hari.
- #olaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit.
- #olaborasi dengan tim gi1i dalam pemberian cairan rendah sodium.
,iagnosa 3 Resiko kekurangan *olume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan
muntah
-uuan 3 Mempertahankan keseimbangan *olume cairan.
/riteria asil 3 #lien tidak mual dan muntah.
Inter"ensi 3
- Monitortanda-tanda*ital.
Rasional 3 Merupakan indicator secara dini tentang hypo*olemia.
- Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.
Rasional 3 Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaanBendapan
sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan.
- eri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.
Rasional 3 =ntuk meminimalkan hilangnya cairan.
- Resiko ter&adinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh, ditandai
dengan 3 Suhu tubuh di atas normal. <rekuensi pernapasan meningkat.
,iagnosa 3 ;utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. ;afsu makan
menurun erat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah.
-uuan 3 klien mampu merawat diri sendiri
Inter"ensi 3
- #a&i se&auh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
Rasional 3 menganalisa penyebab melaksanakan inter*ensi.
- Perkirakan B hitung pemasukan kalori, &aga komentar tentang nafsu makan sampai minimal
Rasional 3 Mengidentifikasi kekurangan B kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat
suasana negatif dan mempengaruhi masukan.
- 4imbang berat badan sesuai indikasi
Rasional 3 Mengawasi keefektifan secara diet.
- eri makan sedikit tapi sering
Rasional 3 4idak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan.
- An&urkan kebersihan oral sebelum makan
Rasional 3 Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
- 4awarkan minum saat makan bila toleran.
Rasional 3 Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
- #onsul tetang kesukaanBketidaksukaan pasien yang menyebabkan distres.
Rasional 3 Melibatkan pasien dalam perencanaan , memampukan pasien memiliki rasa kontrol
dan mendorong untuk makan.
- Memberi makanan yang ber*ariasi
Rasional 3 Makanan yang ber*ariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.
Daftar pustaka
Putra, Deddy Satriya. Muntah pada anak. Di sunting dan di terbitkan #linik Dr.
RockyH.
agian /lmu #esehatan Anak RS=D Arifin AchmadB <#-=;R/. Pekanbaru
Suraatma&a, Sudaryat. $). Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta gastroenterologi
anak. ?@. Sagung Seto. Gakarta
http3BBrinimustikasari.blogspot.comB$2B""Bmuntah-pada-bayi-dan-anak.html diakses pada
tanggal $0 oktober $"%
Diposkan oleh Rony Sibun di ".((