Anda di halaman 1dari 94

BAB I

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI


Kompetensi Dasar:
3.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
4.1 Menyajikan akuntansi sebagai sistem informasi

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.1.1 Memahami pengertian Akuntansi
3.1.2 Mendeskripsikan Pemakai Informasi Akuntansi
3.1.3 Mendeskripsikan Kualitas Informasi Akuntansi
3.1.4 Mendeskripsikan Prinsip DasarAkuntansi
3.1.5 Mendeskripsikan Bidang - Bidang Akuntansi
3.1.6 Mendeskripsikan Profesi Akuntansi
3.1.7 Mendeskripsikan Etika Profesi Akuntansi
3.1.8 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
4.1.1Menyajikan hasil analisis konsep dan sejarah akuntansi melalui media lisan maupun tulisan
4.1.2 Menyajikan hasil analisis akuntansi sebagai sistem informasi melalui media lisan maupun tulisan

Alokasi Waktu: 8 x 45 Menit

Ayo Membaca !

Kado Prestasi di Tengah Pandemi dari Kompetensi Akuntansi Asia Tenggara

KOMPAS.com - ICAEW (Institute of Chartered


Accountants in England dan Wales) telah mengumumkan pemenang
dari kompetisi 100 mahasiswa terbaik di Asia Tenggara. Steven Austin,
mahasiswa jurusan manajemen Universitas Tarumanagara (Untar)
berhasil menjadi juara umum. Bertajuk ICAEW SEA 100, kompetisi yang
pertama kali diadakan di 2018 ini membuka kesempatan mahasiswa
untuk mengenal lebih jauh dunia profesi akuntansi bersertifikat. Pada
tahun ini, lebih dari 2.600 mahasiswa dari berbagai jurusan dan
universitas ternama se-Asia Tenggara berpartisipasi dalam kompetisi
bergengsi ini. Setelah kompetisi berlangsung, 100 orang dengan nilai
terbaik akan masuk ke dalam papan peringkat, dan dewan juri akan
menentukan juara umum dan 6 pemenang kategori berdasarkan jumlah
nilai keseluruhan dari masing-masing bidang yang dilombakan. Ia
menambahkan selain menguji kemampuan dasar para peserta di bidang bisnis dan akuntansi, kompetisi ini juga diharapkan
dapat membantu para peserta untuk mengerti apa saja keterampilan yang dicari oleh perusahaan-perusahaan dalam proses
rekrutmen. Para peserta akan diberi masukan berbentuk laporan individu yang berisi analisa lengkap tentang apa saja
kemampuan dan potensi yang mereka miliki, agar kemudian dapat mengembangkan kemampuan tersebut dalam langkah
berikutnya di karir mereka. "ICAEW SEA 100 yang memasuki tahun kedua ini merupakan salah satu dari banyak inisiatif yang
kami lakukan untuk membangun bakat-bakat akuntan dan pebisnis profesional di masa depan, baik di Indonesia maupun Asia
Tenggara,” jelasnya. Sebagai pemenang, Steven akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar USD 2,000 beserta sesi khusus
tentang employability skills bersama tim rekrutmen mahasiswa dari ICAEW Inggris.

Sumber:https://edukasi.kompas.com/read/2020/05
/07/115623071/kado-prestasi-di-tengah-pandemi-
dari-kompetensi-akuntasi-asia-tenggara

Setelah kamu membaca berita di atas, tidakkah menurutmu mahir akuntansi itu menarik ? Nah, pada bab ini
kamu akan mengenal apa itu akuntansi, bagaimana sejarah munculnya akuntansi, dan hal menarik lainnya !

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 1


Pertemuan 1

Mengenal Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Pernahkah kamu mendengar kata akuntansi ? Apakah akuntansi itu ? Sebagai langkah awal, mari kita pelajari sejarah
awal munculnya akuntansi !
Akuntansi sudah diterapkan sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan telah dikenalnya metode pembukuan berpasangan
atau akuntansi oleh para pedagang Italia di sekitar abad ke-14 M. Bahkan menurut Raymond de Rover, antara tahun 1250 dan
1400 para pedagang Italia telah mengalami pencapaian terbesar yakni berhasil mengabungkan elemen-elemen yang beragam
menjadi suatu sistem klasiiikasi yang terintegrasi di mana lacinya disebut akun dan semua transaksi dimasukkan dengan prinsip
berpasangan. Para pedagang Italia tersebut telah mulai mengembangkan dasar-dasar akuntansi biaya, mengenalkan pembalikan
dan penyesuaian pada akun-akun akrual dan deferral, serta memberi perhatian pada audit neraca.
Perlu kamu ketahui, buku pertama yang membahas
pembukuan berpasangan ditulis oleh Masari di tahun 1340. Kemudian
pada tahun 1494, Luca Pacioli menerbitkan bukunya yang benjudul
Summa de Arithmetica Geomeria, Proportioni et Proportinalita yang di
dalamnya mencakup dua bab yang berjudul de Computis es Scripturis
yang menggambarkan pembukuan berpasangan. Di Indonesia sendiri
akuntansi mulai dikenal sejak penjajahan Belanda sehingga pada
awalnya akuntansi yang berkembang di Indonesia menggunakan sistem
kontinental atau lebih di kenal dengan istilah tata buku.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan kepentingan
Indonesia dalam dunia usaha yang mulai berkiblat ke Amerika, maka
sejak tahun 1970-an mulai berkembang sistem Anglo Saxon atau
akuntansi Amerika (American Accounting) yang lebih dikenal dengan Gambar 1.1 Luca Pacioli, matematikawan asal ltalia
sebutan akuntansi. yang berperan panting dalam perkembangan
akuntansi. Beliau dikenal sebagai Bapak Akuntansi.
Lantas, apakah akuntansi itu? Apa pula maksud akuntansi sebagai sistem informasi? Untuk mengetahuinya, simaklah penjabaran
berikut!

Pernahkah kamu pergi berbelanja ke supermarket ? tentunya setiap transaksi yang terjadi seperti pembelian dan
penjualan tersebut akan dianalisis dan secara berkala akan dilaporkan dalam sebuah laporan bernama laporan keuangan
yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak terkait.

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 2


A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah Segala kegiatan yang berhubungan dengan proses pencatatan, pengidentifikasian, penggolongan,
penganalisaan, pengikhtisaran sampai penyampaian informasi guna pengambilan keputusan ekonomi dan sebagai
pertanggung jawaban organisasi perusahaan kepada berbagai pihak. Adapun menurut American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), akuntansi adalah seni mencatat, meringkas dan menggolongkan transaksi serta kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, dan menafsirkan hasil-hasilnya.
Akuntansi sebagai aktivitas jasa yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang bersifat angka, terutama
tentang finansial, dari suatu unit pelaku ekonomi, yang dimaksudkan untuk dapat berguna sebelum pengambilan keputusan
ekonomi, dalam menentukan pilihan yang dianggap memiliki dasar yang kuat serta sebagai bentuk pertanggung jawaban
perusahaan kepada pihak-pihak pemakai informasi akuntansi yang membutuhkan.

1) Pencatatan
2) Pengklasifikasian
Mencatat data dari
berbagai kegiatan di 3)Pelaporan
Menyimpan,
perusahaan menyiapkan dan
berdasarkan Membuat laporan
menggolongkan keuangan yang
transaksi keuangan dalam kategori yang
yang terjadi berguna bagi pihak
berhubungan pemakai yang
membutuhkan

B. Pemakai Informasi Akuntansi

Siapakah yang memakai informasi akuntansi ? Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), pemakai informasi
akuntansi berupa laporan keuangan terdiri dari dua kelompok yakni (1) Pihak Internal dan (2) Pihak Eksternal.
Penjabarannya sebagai berikut:
1) Pemilik perusahaan (Internal)
Pemilik perusahaan perlu untuk mengetahui informasi akuntansi perusahaannya untuk melihat kelangsungan perusahaan
serta sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.
2) Managemen (Internal)
Manager perusahaan juga penting untuk mengetahui laporan keuangan perusahaan sebagai dasar acuan dalam
keputusan menentukan strategi , membuat perencanaan, dan pengendalian perusahaan.
3) Investor (Eksternal)
Investor atau penanam modal mempunyai risiko terhadap modal yang telah atau yang baru akan ditanamkan di suatu
perusahaan tertentu. Dengan demikian, investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
menanamkan modal ke perusahaan tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (laba/ keuntungan). Jadi, siapapun dan apa pun
profesinya, selagi ia merupakan investor, ia akan membutuhkan laporan/informasi akuntansi.
4) Karyawan perusahaan (Eksternal)
Karyawan perusahaan seperti serikat buruh, serikat karyawan lainnya tertarik pada informasi akuntansi (laporan
keuangan) mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa berupa gaji/ upah, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
5) Kreditur/ Pemberi pinjaman (Eksternal)
Pemberi pinjaman/ kreditur membutuhkan informasi akuntansi (laporan keuangan) guna sebagai acuan kemampuan
perusahaan dalam mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh kreditur/ pemberi pinjaman. Bisa juga dikatakan sebagai
pedoman apakah akan memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut.
6) Pemasok (Eksternal)
Kadangkala pemasok juga membutuhkan informasi akuntansi perusahaan langganannya. Hal itu bertujuan untuk menilai
kemampuan perusahaan ldalam membayar pinjaman atas pembelian kepada pemasok.
7) Pelanggan (Eksternal)
Sebagai pedoman untuk melihat kelangsungan hidup perusahaan apabila pelanggan terlibat dalam perjanjian dengan
perusahaan.
Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 3
8) Pemerintah (Eksternal)
Pemerintah juga membutuhkan informasi akuntansi (laporan keuangan) sebagai dasar penentuan pajak perusahaan dan
menyusun statistik pendapatan nasional negara.
9) Masyarakat (Eksternal)
Perusahaan dapat mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara. Salah satunya yakni jika perusahaan dapat
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat di sekitarnya. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan perkembangan kemakmuran perusahaan. Selain itu dari informasi akuntansi, masyarakat dapat mengetahui
informasi mengenai penyediaan lapangan kerja.

C. Kualitas Informasi Akuntansi

Syarat yang harus dipenuhi agar agarinformasi akuntansi berupa laporan keuangan benar-benar berkualitas , maka
informasi akuntansi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Relevan
Informasi keuangan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan pada saat itu sehingga dapat
membantu para pemakai informasi akuntansi dalam mengambil keputusan ekonomi terhadap perusahaan, baik yang
bersifat menilai (evaluate) dan meramalkan (predictive).
2) Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan
batas pengertian para penggunanya. Dalam hal ini, pengguna informasi akuntansi juga harus memiliki kemampuan
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi.
3) Material
Informasi akuntansi yang salah akan dianggap material apabila kelalaian tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi
penggunanya.
4) Netral
Informasi akuntansi harus mengarah pada kebutuhan umum pengguna dan tidak cenderung pada kebutuhan pihak
tertentu saja.
5) Dapat dibandingkan
Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya pada perusahaan yang
sama untuk melihat kinerja dan posisi perusahaan.
6) Keandalan
Penyajian laporan keuangan harus dapat dipertanggung jawabkan, bebas dari kesalahan dan pengertian yang
menyesatkan
7) Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, penyajian laporan keuangan harus menggambarkan jujur transaksi serta peristiwa, dan tanggal
pelaporan.
8) Kelengkapan
Informasi akuntansi harus lengkap. Penyajian laporan keuangan harus memenuhi syarat-syarat di atas agar memenuhi
kriteria kualitas informasi akuntansi.

D. Prinsip Dasar Akuntansi

Informasi akuntansi harus disusun dan dilaporkan secara obyektif agar bermanfaat bagi para pemakai informasi
akuntansi tersebut. Oleh karena itu dalam mengerjakan akuntansi keuangan perlu didasarkan suatu pedoman yang telah
teruji dapat diterima umum. Pedoman ini dikenal dengan nama Prinsip Akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi dirumuskan oleh
suatu badan yang kompeten, yakni Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan badan yang berwenang untuk membuat
peratutan-peraturan di bidang akuntansi. Oleh IAI prinsip tersebut dituangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan,
khususnya yang ditujukan kepada pihak di luar perusahaan. Dengan adanya prinsip akuntansi ini dapat diketahui bagaimana
cara mencatat dan menyajikan aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam laporan keuangan. Prinsip-prinsip
akuntansi tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Prinsip biaya historis (Historical Cost Principle)
Yaitu aset dan jasa yang diperoleh harus dicatat menurut harga aktualnya atau harga yang benar-benar dibayarkan pada
saat terjadinya transaksi.
Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 4
2. Prinsip Objektivitas (Objectivity Principle)
Yaitu laporan akuntansi harus didasarkan atas sata tersedia yang paling dapat diandalkan sehingga catatan dan laporan
tersebut akan menjadi akurat dan berguna.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini dapat digunakan
untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Pada dasarnya digunakan agar laporan keuangan dapat dibandingkan setiap periodenya.
5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yaitu menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Konsep ini mewajibkan agar laporan keuangan
disajikan sebagai kumpulan dari kejadian ekonomi dan berisi cukup informasi sehingga membuat pemakai informasi
tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut.

Uji Penguasaan Materi 1


1. Setelah kamu mempelajari materi di atas, deskripsikan akuntansi dipandang dari sudut proses dan
kegunaannya !
2. Deskripsikan apa saja peran dan kegiatan akuntansi dalam suatu bisnis !
3. Apa kepentingan investor dan pemerintah akan informasi akuntansi ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud prinsip objektif dalam prinsip akuntansi !
5. Bagaimana jika suatu bisnis tidak menggunakan sistem informasi akuntansi ! Berikan penjelasanmu !

Pertemuan 2

E. Bidang-bidang Akuntansi

Perkembangan akuntansi semakin pesat, masalah ekonomi yang dihadapi semakin kompeks. Pihak yang satu berbeda
kepentingan dengan pihak yang lain, maka diperlukan kekhusussan di bidang akuntansi yang lain:
a. Akuntansi Keuangan (financial accounting)
Yaitu bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.
b. Akuntansi Manajemen
Yaitu bidang akuntansi yang memberikan informasi keuangan kepada pimpinan perusahaan. Kegunaan akuntansi
manajemen adalah untuk membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan, mengawasi jalannya arus kas, menilai
alternatif dalam pengambilan keputusan.
c. Akuntansi Pemeriksa/ Auditing
Yaitu bidang akuntansi yang aktivitasnya berhubungan dengan permeriksaan catatan-catatan hasil kegiatan keuangan.
Bidang ini merupakan independen kantor akuntan dengan tugas pokok untuk memastikan kebenaran laporan keuangan.
d. Akuntansi Biaya
Yaitu bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan penerapan dan pengendalian biaya produksi, pengendalian
biaya dan laporan biaya produksi.
e. Akuntansi Anggaran
Yaitu bidang akuntansi yang menyajikan cara-cara menyusun anggaran atau rencana keuangan perusahaan dalam jangka
waktu tertentu.
f. Akuntansi Perpajakan
Yaitu bidang akuntansi yang menyajikan cara perhitungan pajak dan penyusunan surat pemberitahuan pajak maupun
pengembalian pajak. Akuntansi ini harus memahami semua aturan perpajakan yang berlaku.
g. Sistem Akuntansi
Yaitu bidang akuntansi yang membahas rancang bangun prosedur akuntansi yang sesuai dengan karakteristik perusahaan
h. Akuntansi Pendidikan
Bidang akuntansi yang bergerak dalam penyebaran pendidikan akuntansi pada masyarakat yang bertugas sebagai
pengembangan ilmu akuntansi.

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 5


F. Profesi Akuntansi

Akuntansi memiliki sebuah profesi yang sangat menarik, yakni akuntan. Akuntan adalah seseorang yang melakukan
pelayanan di bidang akuntansi, antara lain menyiapkan laporan ekuangan, pembayaran pajak, memeriksa catatan keuangan,
dan mengembangkan rencana keuangan. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi empat sebagai berikut.
a. Akuntan Publik
Ialah akuntan yang berprofesi sebagai auditor (Pemeriksa) laporan keuangan perusahaan-perusahaan atau organisasi.
Tujuan diadakannya audit atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk mendapatkan pendapat tentang kewajaran
dalam hal posisi keuangan perusahaan.
b. Akuntan Manajemen
Jika akuntan publik bekerja secara bebas (Inependen) di luar perusahaan, maka akuntan manajemen ialah akuntan
internal perusahaan dan menjadi pegawai di perusahaan tersebut. Mereka bertanggung jawab atas fungsi akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen.
c. Akuntan pemerintah
Ialah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Bertanggung jawab mengawasi keuangan dan kekayaan
negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara.
d. Akuntan pendidik
Ialah akuntan yang terdiri atas akuntan yang menjadi tenaga pengajar di berbagai lembaga pendidikan.

G. Etika Profesi Akuntansi

Etika profesi akuntan adalah perilaku yang mencerminkan keyakinan para akuntan sehubungan dengan tindakan yang
baik dan benar yang diterima secara umum sebagai tanggung jawab profesinya. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
organisasi akuntan Indonesia mengatur kode etik bagi para akuntan sebagai pedoman dalam perwujudan tanggung jawab
profesional. Kode etik akuntan mencakup prinsip-prinsip, norma, dan aturan bagi seorang akuntan profesional. Secara garis
besar etika profesi akuntan meliputi sebagai berikut;
a. Prinsip integritas objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota Kantor Akuntan Publik harus mempertahankan intergritas dan obyektivtas, harus
bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan Faktor salah saji material yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangan kepada pihak lain
b. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Seorang anggota Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memiliki kompetensi akuntan, cermat, penuh ketelitian dan kehati-
hatian
c. Prinsip kerahasiaan
Anggota Kantor Akuntan Publik (KAP) harus dapat merahasiakan kepentingan klien dan profesional
d. Prinsip perilaku kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi, dan ketekunan.
e. Independen
Dalam menjalankan tugasnya, anggota Kantor Akuntan Publik (KAP) harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana dalam standar profesional akuntan publik yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Akuntansi Indonesia (IAI)

Lembaga profesi akuntan di Indonesia ada dua, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Ikatan Akuntan Publik
Indonesia (IAPI).

Uji Penguasaan Materi 2


1. Seorang akuntan diikat dengan beberapa aturan mengenai prinsip dasar etika profesi akuntansi. Tuliskan
prinsip-prinsip dasar etika profesi akuntansi menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia !
2. Memilih berprofesi menjadi akuntan tidak hanya akan menjadi akuntan perusahaan saja. Uraikan pengertian
profesi akuntan menurut International Federation of Accountants !
3. Tuliskan dan deskripsikan lembaga-lembaga akuntan yang ada di Indonesia !

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 6


TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN I
Cermati bacaan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 – 5 !

Kelalaian Akuntan Publik, Perhitungan Meleset Sedikit, Izin Kerja dibekukan


Pekerjaan apapun selalu tak luput dari resiko. Itulah kalimat yang sepertinya cocok dikatakan saat ini. Tak pandang jenis
profesi dan jabatan. Salah satunya adalah profesi menjadi seorang Akuntan Publik (AP). Profesi bergengsi dengan tawaran gaji
yang menggiurkan tentunya. Gaji yang tinggi rasanya tidak cukup jika melihat dengan resiko yang seringkali muncul. Apalagi
tahun 2016 bisa dibilang merupakan tahun yang cukup suram bagi beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) ternama di tanah air.
Agaknya terdapat beberapa temuan kasus tak terpuji yang dilakukan oleh KAP yang tentunya dilakukan oleh Akuntan Publik (AP)
yang tak kuat imannya, begitu saya menyebutnya.
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, ada tiga KAP ternama yang terkena kasus terkait laporan keuangan. Dua
diantaranya bahkan terbukti melanggar ketentuan yang berlaku. Kedua KAP yang dimaksud yakni KAP Purwanto, Sungkoro, dan
Surja (Member dari Ernst and Young Global Limited/EY) yang terbukti melanggar Undang-Undang Pasar Modal dan kode etik
profesi akuntan publik dalam kasus penggelembungan pendapatan laoran keuangan PT Hanson International Tbk periode 2016.
Sanksi diberikan kepada Sherly Jakom dari KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja di mana Surat Tanda Terdaftar (STTD)
yang bersangkutan dibekukan selama 1 tahun penuh. Tak hanya KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja, Kementerian Keuangan
melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) juga mengenakan sanksi berupa pembekuan izin selama 12 bulan kepada
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea dan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan.
Mereka merupakan penanggung jawab atas laporan keuangan tahun 2018 dari PT Garuda Indonesia Tbk. Sanksi
diberikan karena kesalahan laporan keuangan tahunan terkait dengan perjanjian kerja sana penyediaan layanan konektivitas
dengan PT Mahata Aero Teknologi.
Profesi menjadi seorang Akuntan Publik (AP) tidaklah main-main. Dibutuhkan mental baja untuk menduduki profesi ini.
Itulah mengapa mayoritas dari pekerjaan ini adalah laki-laki. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada pekerja wanita di
dalamnya. Akan timbul banyak tekanan di setiap lini kerjanya.
Maka dari itu, penting untuk selalu berhati-hati dalam segala pekerjaan. Pahami betul apa yang tertuang dalam Etika
Profesi Akuntansi. Seorang Akuntan Publik (AP) haruslah memiliki etika independensi, integritas tinggi, objektivitas, kepatuhan
terhadap standar, bertanggung jawab pada klien, dan bertanggung jawab kepada rekan seprofesi.

1. Berdasarkan bacaan di atas, Setujukah kamu dengan apa yang dilakukan oleh AP dan KAP tersebut ?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Alasan; ............................................................................................................................................................................................

2. Berdasarkan bacaan di atas, apa yang akan kamu lakukan jika kamu berprofesi menjadi Akuntan Publik (AP) ?
a. Saya akan menjadi pekerja yang jujur, berintegritas serta memelihara citra profesi sebagai akuntan publik
b. Menurut saya sah-sah saja manusia tidak luput dari kesalahan
c. Tidak apa-apa melakukan kesalahan sesekali, asal tidak ketahuan oleh penyidik
d. Saya akan menjadi pekerja yang jujur, beriktegritas dan memelihara citra profesi, namun jika saya ditawari bonus yang
tinggi saya akan mempertimbangkannya
e. Saya tidak akan berpartisipasi pada job yang saya anggap terlalu berisiko

3. Berdasarkan bacaan di atas, simpulan yang tepat pada bacaan di atas adalah ...
a. Profesi akuntan publik memiliki banyak resiko kerja
b. Seorang Akuntan Publik (AP) haruslah memiliki etika independensi, integritas tinggi, objektivitas, kepatuhan terhadap
standar, bertanggung jawab pada klien, dan bertanggung jawab kepada rekan seprofesi
c. Jangan bercita-cita menjadi Akuntan Publik (AP)
d. Gaji yang menggiurkan memiliki resiko kerja yang tinggi
e. Profesi menjadi seorang Akuntan Publik (AP) tidaklah main-main. Dibutuhkan mental baja untuk menduduki profesi
Akuntan Publik (AP)

4. Menurutmu, bagaimanakah seharusnya akuntan bersikap, apakah mendahulukan uang atau lebih mempertahankan
independensinya ?
..........................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................................
5. Berdasarkan bacaan di atas, sebutkan apasaja yang mungkin terjadi jika akuntan berani melanggar etika profesi yang
telah ditetapkan ?
..........................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................................
Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 7
6. Pemerintah pun mendapat keuntungan jika perusahaan-perusahaan menggunakan sistem akuntansi yang baik. Adanya
laporan keuangan yang transparan, di sisi lain akan meningkatkan pendapatan negara yang berasal dari pajak. Selama ini
pemungutan pajak tidak optimal karena beberapa hal. Walaupun unsur manusia sangat penting, adanya alat bantu
seperti sistem akuntansi yang memungkinkan untuk transparansi dapat mengurangi kecurangan pajak.

Berdasarkan pernyataan di atas, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini !


a. Apakah pemerintah dan badan-badan usaha di bawahnya merupakan pemakai informasi akuntansi ?
..............................................................................................................................................................................................
b. Mengapa pemerintah membutuhkan informasi akuntansi perusahaan-perusahaan ?
..............................................................................................................................................................................................
c. Menurut anda, keuntungan apa yang diperoleh pemerintah dari informasi akuntansi sebuah perusahaan ?
.............................................................................................................................................................................................
d. Apa kaitan sistem akuntansi yang baik dengan pendapatan negara di sektor pajak ?
.............................................................................................................................................................................................
e. Menurutmu, bagaimana informasi akuntansi yang baik itu ?
..............................................................................................................................................................................................

7. Definisi akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accountans adalah ...
a. Proses pengidentifikasian, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
pertimbangan dan keputusan yang tepat dari pemakai informasi tersebut
b. Seni mencatat, meringkas, dan menggolongkan transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan
dalam bentuk satuan uang dan menafsirkan hasil-hasilnya
c. Akuntansi meliputi berbagai kegiatan yang mencakup pencatatan, pengidentifikasian, penganalisaan data, dan
pengkomunikasian informasi ekonomi
d. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat perencanaan, pengawan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen
dan sebagai pertanggung jawaban organisasi perusahaan kepada berbagai pihak seperti investor, kreditur, pemerintah,
dan mereka yang memerlukan
e. Akuntansi merupakan proses pencatatan data keuangan perusahaan sampai pada menyusun laporan keuangan dan
menginformasikannya kepada mereka yang memerlukan informasi ekonomi

8. Akuntansi sering disebut sebagai bahasa dunia usaha, sebab akuntansi ...
a. Media informasi dan komunikasi
b. Media informasi
c. Media komunikasi
d. Media pengambilan keputusan
e. Hanya dipakai dalam aktivitas dunia usaha

9. Proses akuntansi merupakan rangkaian kegiatan sampai menyediakan informasi. Kegiatan tersebut dimulai dari ...
a. Pencatatan
b. Penggolongan
c. Pelaporan
d. Pengidentifikasian
e. Pengikhtisaran

10. Pemakai informasi akuntansi yang ingin mengetahui keadaan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan dalam
rangka pemberian pinjaman adalah ...
a. Pihak debitur
b. Konsultan pajak
c. Pemilik
d. Pihak kreditur
e. Pihak eksternal

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 8


11. Akuntansi disebut sebagai jantung perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi berupa laporan keuangan dapat
dijadikan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan oleh para pemakai informasi akuntansi.
Berikut di bawah ini disajikan pernyataan mengenai manfaat informasi akuntansi bagi para pemakai informasi akuntansi.
Perhatikan pernyataan -1 dan pernyataan -2 berikut ini !
Tentukan pasangan pernyataan -1 dari pernyataan -2 yang tepat !
Pernyataan -1 Pernyataan -2
a. Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar gaji 1. Investor
b. Dasar penentuan pajak yang dikenakan ke perusahaan 2. Kreditur
c. Bahan pertimbangan untuk melakukan penanaman modal 3. Pemerintah
d. Dasar menentukan keputusan dalam pemberian pinjaman 4. Manajemen
e. Sebagai bahan dalam melakukan evaluasi kinerja di perusahaan 5. Karyawan

12. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah ...


a. Laporan keuangan
b. Informasi akuntansi
c. Sistem Informasi
d. Keputusan ekonomi
e. Kebijakan ekonomi

13. Informasi akuntansi yang disajikan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material. Berdasarkan
pernyataan tersebut, berarti informasi akuntansi harus memiliki kriteria ...
a. Netral d. Dapat dibandingkan
b. Dapat dipahami e. Relevan
c. Dapat diandalkan

14. Tugas dari seorang akuntan internal adalah ...


a. Menetapkan upah karyawan
b. Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
c. Mengajar akuntansi
d. Melakukan pemeriksaan intern
e. Memberikan pernyataan tentang kewajaran laporan keuangan

15. GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) mewajibkan sebagian besar aset dan liabilitas diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisisi. Pernyataan tersebut sering disebut prinsip ...
a. Mempertemukan d. Biaya historis
b. Pengungkapan penuh e. Objektivitas
c. Konsistensi

16. Dilihat dari segi kegunaannya, informasi akuntansi dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait keuangan suatu
perusahaan yang dapat digunakan untuk membantu berbagai pihak dalam mengambil keputusan. Bagi investor, informasi
akuntansi berguna untuk ...
a. Penemuan penyimpangan
b. Penetapan pimpinan perusahaan
c. Penetapan jumlah pegawai perusahaan
d. Penyusunan statistik ekonomi
e. Melihat daya perusahaan dalam memutuskan akan penanaman modal

17. Akuntan merupakan profesi bagi orang-orang yang telah meemnuhi syarat tertentu dalam bidang akuntansi. Berikut disajikan
beebrapa pernyataan mengenai tugas menjadi seorang Akuntan. Tentukan dengan memberikan tanda Checklist (√) pada
kolom benar atau salah terkait tugas seorang Akuntan Publik.
Pernyataan Benar Salah
Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
Menyediakan jasa atestesi
Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu akuntansi sesuai perkembangan
Mengajar akuntansi untuk semua jenjang pendidikan
Menyediakan jasa audit umum atas laporan keuangan

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 9


18. Seorang akuntan harus memenuhi kualitas umumnya, sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dalam publik
merupakan pernyataan terkait kode etik akuntan Indonesia, yaitu ...
a. Tanggung jawab profesi d. Objektivitas
b. Kepentingan publik e. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
c. Integritas

19. Prinsip yang mengharuskan akuntan bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain dalam kode etik akuntan disebut ...
a. Tanggung jawab profesi d. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
b. Kepentingan publik e. Standar teknis
c. Objektivitas

20. Santo baru saja lulus dari kuliah S1 Akuntansi di perguruan tinggi kota Malang. Santo berkeinginan untuk segera mencari
pekerjaan sesuai dengan pendidikan dan keahlian yang ia miliki. Pada akhirnya Santo memutuskan untuk mengirimkan
lamaran pekerjaan di salah satu Kantor Akuntan Publik Bonafit di Kota Malang. Selang satu bulan kemudian, Santo menerima
kabar bahwa ia diterima bekerja di KAP tersebut, di sana job desk Santo adalah sebagai akuntan pemeriksa (Auditor) laporan
keuangan perusahaan atau organisasi. Profesi Santo adalah ...
a. Akuntan internal
b. Akuntan Publik
c. Akuntan perpajakan
d. Akuntan Manajemen
e. Akuntan Pendidik

Bab I - Akuntansi Sebagai Sistem Informasi | 10


BAB II
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis konsep persamaan dasar akuntansi
4.2 Menerapkan konsep persamaan dasar akuntansi

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.2.1 Mengidentifikasi akun-akun dalam persamaan dasar akuntansi
3.2.2 Mengklasifikasikan akun-akun dalam kelompok Harta, Kewajiban, Modal, Pendapatan dan Beban
3.2.3 Mendeskripsikan rumus-rumus persamaan akuntansi
3.2.4 Mengidentifikasi pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan akuntansi
3.2.5 Menganalisis transaksi persamaan dasar akuntansi perusahaan jasa
3.2.6 Menganalisis konsep persamaan dasar akuntansi
4.2.1 Mengidentifikasi akun-akun yang termasuk neraca dan laba/rugi
4.2.2 Menerapkan konsep persamaan dasar akuntansi perusahaan jasa

Alokasi Waktu: 16 x 45 Menit

Pertemuan 1

A. Mengenal Konsep Persamaan Dasar Akuntansi

Pemilik perusahaan dan perusahaan mempunyai hubungan erat


layaknya dua sisi mata uang. Pemilik perusahaan menyisihkan sebagian
hartanya untuk modal perusahaan. Perusahaan memiliki sejumlah kekayaan
dari aset atau harta yang disetorkan pemiliknya. Aset yang disetorkan pemilik
merupakan sumber kekayaan perusahaan dan sekaligus hak atas kekayaan
bagi pemilik.
Kekayaan perusahaan berasal dari modal pemilik dan dan pihak
ketiga (kreditur/ pemberi pinjaman). Kekayaan perusahaan yang berasal dari
pemilik disebut Ekuitas sedangkan yang berasal dari pihak ketiga (kreditur/
Pemberi pinjaman) disebut Liabilitas. Hubungan antara aset dan sumber-
sumber kekayaan perusahaan dapat digambarkan di dalam persamaan dasar
akuntansi.
1) Persamaan dasar akuntansi adalah persamaan yang menggambarkan posisi dimana jumlah aset (harta/ aktiva) sama
dengan jumlah liabilitas (kewajiban) ditambah jumlah ekuitas (modal). Bila digambarkan dalam rumus akan tersusun
sebagai berikut:
Aset = Liabilitas + Ekuitas

Dari persamaan di atas, mengapa Liabilitas ditulis terlebih dahulu daripada Ekuitas ? Karena kreditur mempunyai hak
utama atas kekayaan perusahaan sehingga utang/ liabilitas ditulis lebih dahulu dari pada modal/ ekuitas.
2) Perlu dipahami bahwa persamaan akuntansi di atas merupakan dasar/ pokok yang perlu dipahami dalam akuntansi. Akan
tetapi, kadangkala juga muncul persamaan akuntansi lain yang maknanya sama dengan persamaan akuntansi di atas.

Ekuitas = Aset - Utang

Utang = Aset – Modal

3) Persamaan dasar akuntansi mempunyai dua sisi atau ruas, yaitu ruas kiri dan ruas kanan. Ruas kiri digunakan untuk
mencatat aset dan ruas kanan untuk mencatat liabilitas dan ekuitas. Perlu dipahami bahwa maksud dari ruas kiri (Aset)
sama dengan ruas kanan (Liabilitas dan Ekuitas) adalah bahwa aset yang dimiliki perusahaan tiada lain bersumber dari
Liabilitas (Pinjaman dari kreditur) dan dari Ekuitas (Modal pemilik).
Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 11
4) Suatu perusahaan saat beroperasi akan memperoleh pendapatan dan mengeluarkan
biaya/ beban. Sebagai ilustrasi, Bengkel Pak Ahmad membeli peralatan, perlengkapan
bengkel seperti Oli, mesin bengkel, alat tulis kantor, membayar karyawan, kegiatan
pengorbanan inilah yang disebut beban/ biaya. Sebagai gantinya, bengkel pak Ahmad
akan memperoleh pendapatan dari pelanggan yang melakukan servis kendaraan.
Maka dari itu, akan muncul persamaan akuntansi sebagai berikut.
Biaya gaji karyawan termasuk beban
Aset = Liabilitas + Ekuitas + Pendapatan - Beban
Rumusan di atas terdapat tambahan berupa Pendapatan dan Beban. Mengapa dalam persamaan akuntansi Pendapatan
ditambah dan Beban dikurangi ? Karena Pendapatan akan menambah modal usaha pemilik sedangkan beban akan
mengurangi modal usaha pemilik.
5) Ketika perusahaan menjalankan operasinya, sumber-sumber kekayaan perusahaan akan mengalami perubahan jumlah.
Berapapun banyaknya kejadian keuangan yang memengaruhi kekayaan perusahaan bila dicatat di dalam persamaan
dasar akuntansi akan selalu menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah aset sama dengan jumlah liabilitas ditambah
ekuitas.
Jumlah pada sisi ruas kiri dan ruas kanan harus sama/ seimbang/ balance. Sebagai contoh, Pak Ahmad menginvestasikan
hartanya untuk modal usaha bengkel yang baru dirintisnya sebesar Rp 10.000.000,-. Maka dalam persamaan akuntansi
tertulis sebagai berikut

Aset = Liabilitas + Ekuitas


Maka,
Rp 10.000.000,- = Rp 10.000.000,-
Yang artinya, aset/ kekayaan perusahaan sebesar Rp 10.000.000,- diperoleh dari modal senilai Rp
10.000.000,- yang disetorkan pak Ahmad sebagai pemilik.

6) Proses akuntansi dimulai dari adanya transaksi keuangan. Transaksi keuangan adalah kejadian yang bersifat keuangan
yang berhubungan dengan organisasi bisnis yang memerlukan pencatatan. Bukti telah terjadi transaksi harus dinyatakan
secara tertulis sebagai bukti transaksi dan sumber pencatatan akuntansi.
7) Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat secara teratur dan sistematis dengan tata aturan akuntansi. Pencatatan jumlah
yang sama ke dalam dua sisi yang berlawanan, yaitu pencatatan di sisi kiri untuk aset dan sisi kanan mencatat sumber-
sumber kekayaan perusahaan (Liabilitas dan Ekuitas).
8) Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan akan mempengaruhi komponen persamaan dasar akuntansi. Artinya, setiap
transaksi akan mempengaruhi dua sisi yang berbeda tetapi tidak mengubah keseimbangan saldo (jumlah saldo harus
sama antara ruas kiri dan kanan).
9) Pengaruh transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi akan terjadi pada satu ruas yang sama dan pada ruas yang
berbeda.
a. Perubahan aset diikuti dengan perubahan aset lain dalam jumlah yang sama
b. Perubahan aset diikuti dengan perubahan liabilitas dalam jumlah yang sama
c. Perubahan aset diikuti dengan perubahan ekuitas dalam jumlah yang sama
d. Perubahan aset diikuti dengan perubahan liabilitas dan ekuitas dalam jumlah yang sama
10) Dari persamaan dasar akuntansi dapat disusun laporan keuangan. Namun sejalan dengan tingkat besarnya perusahaan.
Metode ini dianggap kurang efisien bagi perusahaan yang bertaraf besar dengan transaksi yang sangat banyak. Laporan
keuangan terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan (Statement of Financial Position), yaitu laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset,
liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Komponen laporan posisi keuangan meliputi aset, liabilitas,
dan ekuitas.
b. Laporan laba rugi (Income Statement), yaitu laporan keuangan yang menunjukkan jumlah pendapatan dan beban
perusahaan dalam satu periode tertentu. Komponen laporan laba rugi meliputi pendapatan dan beban.
c. Laporan perubahan modal (Capital Statement), yaitu laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas
perusahaan dalam satu periode tertentu. Komponen laporan perubahan ekuitas meliputi ekuitas awal, laba bersih,
dan pengambilan pribadi/ prive.
d. Laporan arus kas (Cash Flow Statement), yaitu laporan keuangan yang menyajikan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow) suatu perusahaan dalam satu periode tertentu.

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 12


Pertemuan 2
B. Transaksi dan Pencatatan Transaksi ke Dalam Persamaan Akuntansi

Seperti telah diketahui, ada tiga unsur yang membentuk persamaan dasar akuntansi, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas.
Namun demikian, setelah perusahaan beroperasi terdapat unsur lain yang mempengaruhi persamaan akuntansi, yaitu
pendapatan dan beban. Lebih jelasnya, simaklah uraian poin-poin berikut!
1) Akun adalah suatu alat yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang meliputi kelompok akun Aset,kelompok
Liabilitas, kelompok Ekuitas, Pendapatan, dan Beban.
2) Terdapat dua jenis penggolongan akun, diantaranya adalah (1) Akun Riil, yakni kelompok akun nyata. Disebut akun nyata
karena akun riil di periode satu akan dibawa ke periode pencatatan selanjutnya dan dilaporkan di laporan keuangan yang
bernama Neraca. Akun riil juga sering disebut sebagai akun neraca. Akun Riil terdiri dari: Kelompok Aset, kelompok
Liabilitas, dan kelompok Ekuitas. (2) Akun Nominal, yakni kelompok akun sementara artinya hanya berlaku dalam satu
periode akuntansi saja dan diakhir periode, akun nominal akan ditutup atau saldonya di nol-kan. Akun nominal terdiri
dari: Kelompok Pendapatan dan Kelompok Beban.
3) Sekarang mari kita mengenal nama-nama akun yang paling sering muncul dalam istilah perusahaan !
 Akun Riil/ Akun Neraca
Terdiri dari;
a) Aset
Adalah kekayaan perusahaan yang diperoleh sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari aset tersebut, perusahaan mengharapkan
manfaat ekonomi di masa depan. Perusahaan biasanya menggunakan
aset untuk memproduksi/ menghasilkan barang atau jasa yang
merupakan bagian dari aktivitas perusahaan. Tidak hanya berupa uang
tunai, aset/ kekayaan perusaan juga dapat berupa tanah, gedung,
piutang, kendaraan, mesin dsb. Kendaraan termasuk Aset Tetap Berwujud

Manfaat ekonomi di masa depan dari pemilikan aset dapat berupa: (1) Aset tersebut dapat digunakan, baik
sendiri atau bersama-sama dengan aset lain untuk menghasilkan barang dan jasa yang dijual perusahaan (2) Aset
tersebut dapat dipertukarkan dengan dengan aset lain (3) Aset tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban (4) Aset tersebut dapat dibagikan kepada para pemilik perusahaan.

Kelompok aset dibagi menjadi lima kelompok sebagai berikut;


1. Aset Lancar, yaitu aset/ kekayaan perusahaan yang mudah diuangkan. Dan umur pemakaian aset lancar tidak
lebih dari 1 tahun. Contoh aset lancar sebagai berikut;
Semua uang tunai dan surat berharga yang berfungsi sebagai uang tunai yang
Kas
disimpan di bank dan setiap saat dapat diambil untuk kegiatan perusahaan
Surat berharga berupa saham dan dapat diperjualbelikan di pasar bursa efek.
Surat Berharga
Contoh: Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Tagihan kepada pihak lain tanpa ada perjanian tertulis yang pelunasannya dalam
Piutang usaha
jangka pendek (kurang dari satu tahun). Contoh: Penjualan secara kredit
Tagihan kepada pihak lain disertai perjanjian tertulis yang pelunasannya dalam jangka
Wesel Tagih
pendek.
Barang habis pakai yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Umur
perlengkapan biasanya kurang dari satu tahun. Contoh: dalam Usaha Salon
Perlengkapan
kecantikan, terdapat Shampoo, Conditioner, Obat Smoothing, Kutek, Makeup rias,
Alat tulis kantor dll.
Beban yang telah dibayar akan tetapi belum diterima manfaatnya. Contoh: Sewa
Beban dibayar dimuka
dibayar dimuka
Pendapatan yang Pendapatan atas pekerjaan yang telah dilakukan, akan tetapi belum diterima
harus diterima pembayarannya
Persediaan barang Stok barang adalah barang dagangan yang belum dijual
dagang

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 13


2. Investasi Jangka Panjang, yaitu sejumlah aset milik perusahaan yang diinvestasikan dalam perusahaan lain
dengan tujuan untuk memperoleh bunga/ laba.
3. Aset Tetap Berwujud, yaitu aset/ kekayaan perusahaan yang memiliki fisik
yang dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan memiliki umur
ekonomis lebih dari satu tahun. Contoh: Kendaraan, mesin, tanah, gedung,
peralatan kantor. Aset tetap berwujud tidak akan habis pakai, akan tetapi
mengalami penyusutan/ berkurang niai kegunaannya, kecuai tanah akan
cenderung naik tiap tahunnya.
4. Aset tetap tidak berwujud, yaitu aset perusahaan yang tidak tampak wujudnya, tetapi memiliki nilai ekonomis
bagi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Umumnya umur ekonomis aset tidak berwujud lebih
panjang daripada aset tetap berwujud. Aset tetap tidak bewujud diantaranya good will (nama baik), hak paten,
hak cipta, dan formula khusus pembuatan barang tertentu atau biasanya disebut franchise.
5. Aset lain-lain, yaitu aset yang tidak termasuk ke dalam keempat kelompok aset sebelumnya. Seperti barang
konsinyasi dan gedung yang masih dalam pembangunan.

b) Liabilitas atau yang lazim disebut utang memiliki esensi bahwa perusahaan memiliki kewajiban atau keharusan
pelunasan terhadap pihak lain. Liabilitas adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu. Liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
a. Liabilitas jangka pendek, yaitu kewajiban jangka pendek yang diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka
waktu satu tahun dari tanggal transaksi.
Terdiri dari:
Utang jangka pendek yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis.
Utang Usaha
Contoh: Transaksi pembelian secara kredit
Wesel Bayar Kewajiban jangka pendek disertai perjanjian tertulis
Kewajiban yang seharusnya sudah dibayarkan, akan tetapi perusahaan belum
Beban yg msh hrs
melakukan pembayaran.
dibayar
Contoh: Utang gaji karyawan (Gaji karyawan yang belum dibayarkan)
Pendapatan diterima Pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan, tetapi sudah diterima
dimuka pembayarannya. Contoh: Sewa diterima dimuka, bunga diterima dimuka

b. Liabilitas jangka panjang, yaitu keharusan membayar pada pihak lain dalam jangka waktu yang relatif lama
atau lebih dari satu tahun. Contoh: Pinjaman Obligasi, Utang Hipotek

c) Ekuitas adalah hak residual (hak sisa) atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Perusahaan
memiliki dua ekuitas, yaitu ekuitas kepada pihak yang meminjamkan dana atau kreditor disebut juga liabilitas dan
ekuitas kepada pemilik perusahaan.
Itulah mengapa posisi liabilitas ditulis terlebih dulu dalam persamaan akuntansi, karena ketika perusahaan
mendapatkan laba/ keuntungan maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pembayaran kepada
kreditur, dan sisanya akan dijadikan sebagai modal/ ekuitas.

 Akun Nominal/ Akun Laba Rugi


Terdiri dari;
1) Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan dalam satu periode tertentu. Baik dari kegiatan
utama perusahaan maupun dari kegiatan lain seperti keuntungan. Contoh: Pendapatan jasa, pendaatan bunga,
Dividen, pendapatan sewa dsb.
2) Beban adalah pengorbanan ang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Mencakup kerugian usaha maupun
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
a. Beban Usaha, adalah beban/ biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Contoh: Beban gaji,
beban asuransi, beban listrik, beban sewa, beban iklan.
b. Beban di luar usaha, adalah beban yang dikeluarkan tetapi tidak ada hubungannya dengankegiatan
operasional perusahaan. Contoh: beban bunga, rugi penjualan aset.

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 14


Pertemuan 3

C. Kode/ Nomor Akun

Setelah sebelumnya diuraikan bahwa penggolongan akun tiap-tiap jenis aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban
masing-masing disediakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian antara satu perusahaan dengan perusahaan
lain jumlah dan jenis akun tidak akan sama. Semakin besar perusahaan, semakin banyak akun yang diperlukan.
Untuk mempermudah pencatatan, sebaiknya akun disusun sedemikian rupa dan diberi penomoran akun atau kode.
Berdasarkan nomor akun yang dibuat maka akun dapat dikenali apakah satu akun tersebut termasuk golongan aset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan atau beban.
Banyak/ sedikitnya nomor digit akun tergantung dari besar kecilnya perusahaan. Dalam pemberian kode akun hal-hal
yang peru diperhatikan adalah sebagai berikut; (1) Kode akun harus mudah diingat (2) Unik artinya hanya dimiliki satu akun saja
(3) Mudah digunakan artinya tidak menggunakan simbol-simbol tertentu (4) mudah diperluas jika nantinya terdapat
penambahan akun baru tanpa mengubah akun yang sudah ada.
Berikut sistem penomoran akun, diantaranya;
a. Sistem Numerik (Angka), adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor-nomor. Cara ini sering
digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan pakem kode nomor akun 1 dimiliki oleh kelompok aset, kode 2
dimiliki oleh Kelompok liabilitas, kode nomor akun 3 oleh Ekuitas, Kode nomor akun 4 oleh kelompok Pendapatan, dan
Kode nomor akun 5 oleh kelompok Beban.
 Kode kelompok
Contoh:
1 1 1

Kelompok Akun “Aset”


Gologan Akun “Aset Lancar”
Jenis akun “Kas”

 Kode Blok
Tiap kelompok akun diberi satu blok nomor sebagai berikut;
Kelompok; Kode;
Aset 100 sampai dengan 199
Liabilitas 200 sampai dengan 299
Ekuitas 300 sampai dengan 399
Pendapatan 400 sampai dengan 499
Beban 500 sampai dengan 599

Tiap golongan akun diberi satu blok nomor sebagai berikut;


Golongan; Kode;
Aset lancar 100 – 149
Aset tetap 150 – 199
Liabilitas Jangka Pendek 200 – 249
Liabilitas jangka panjang 250 – 299

Tiap jenis akun diberi satu blok nomor sebagai berikut;


Jenis Kode Jenis Kode
Kas 101 Utang usaha 201
Piutang usaha 102 Wesel bayar 202
Perlengkapan 103 Utang bank 203
Sewa dibyr dimuka 104 Modal pemilik 301
Perlatan 151 Prive 302
Kendaraan 152 Pendapatan jasa 401
Tanah 153 Pendapatan bunga 402
Gedung 154 Beban gaji 501
Mesin 155 Dsb,

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 15


b. Sistem Desimal, adalah cara pemberian kode dengan 10 unit angka 0 – 9
Contoh:
1 = Aset
1.0 = Aset lancar
1.0.1 = Kas
1.0.2 = Piutang

c. Sistem Mnemonik, adalah cara pemberian kode menggunakan simbol kelompok dan singkatan huruw awal akun
Contoh:
Aset lancar = AL
Kas = AL. K
Piutang = AL.P

d. Sistem kombinasi huruf & angka, adalah sistem pemberian kode akun menggunakan kombinasi. Hurf menunjukkan
kelompok akun dan angka menunjukkan golongan dan jenis akun.
Contoh:
Nama Akun Kode
Aset A
Aset Lancar AL
Kas AL 01
Piutang usaha AL 02
Perlengkapan AL 03
Utang usaha KL 01
Utang gaji KL 02

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 16


-----------------

, Pertemuan 4 :
-------�------�-�
D. Contoh Pencatatan Transaksi ke Dalam Persamaan Dasar Akuntansi
-----�---� --------�---�--�----------
-��---------------------------

Transaksi keuangan dapar mengakibatkan perubahan da


komponen persamaan akunransi. Pentbahan tersebm pali1�g cidak <
5'impula1t menyangkm dua komponcn, Bcrikur ini disajikan conroh penc.ar
Aktlva menunjukkan kekayaan rransaksi ke dalam persamaan akuntansi,
perusahaan, sedangkan ekuitas
Pada ranggall Januari 200'5, Ricky mendirikan sebuah perusal
menunjukkan pihak·pihak yang
membiayai Jkliva ter:;ebur. jasa dcngan nama PT Banyu Biru Abadi. Transaksi yang tcrjadi sci
bulan tcl'schur diu1aikan berikur ini dan discnai dengan gamb.
pengaruhnya rcrhadap persamaan akunransi dalam bemuk horizonral.

'lnnsalsi 1
Tanggal 1 Januari Ricky menyerorkan uang mnai umuk modalusaha sebesar Rp7.500.000,00 Akibar uan�
ini akciva pcrusahaan berrambah dalam bcmuk ka.� scbcsar Rp7.500.000,00 dan ckuita� benambah sd
Rp7.500.000,00. Persamaan akumansinya scbagai berikur,
Aktiva Ekuitas
Kas Modal Ricky
1/l 7.500.000,00 7,500.000,00

1'ranJ)�Jbi 2
Pada canggal 4 Januari Ricky meminjam uang dar i BRJ unlllk memperluas usahanya scbcsa1' Rp4.500 OOC
Akibat cransaksi ini kas benambah sebesar Rp4.500,000,00 Jan utang bank benambab seb
Rp4.500,000,00. Persamaan akunransinya sebagai berikur,
Aktiva Kewajiban + Ekuit as
Kas Urang bank + Modal
awal 7,500.000,00 7.500,000,00
4/1 + 4,500.000,00 + 4.500,000,00
akhir 12,000.000,00 4.500,000,00 + 7,500.000,00

Pada tanggal 6 Januari Ricky membayar st.-wa gcdung sebesar Rp300.000,00.Akibar rransaksi ini kas berku
sebesar Rp300.000,00 dan ckuitas bcrkurang sebesar Rp300,000.00. Persamaan akumansinya sebagai beri
Aktiva Kewajiba.n + Ekuitas
Kas Urang bank + Modal
awal 12.000.000,00 4.500,000,00 + 7,500.000,00
6/1 300,000,00 300.000,00 (beban sewa)
akhir 11,700,000,00 4.500,000,00 + 7.200 000,00

·Trrmsaksi 4
Pada canggal 7 Januari dibeli perlengkapan seharga Rp2.2SO.OOO,OO. Akibac transaksi ini perlengk.
bercambah scbcsar Rp2.250,000,00 dan kas berkurang sebanyak Rp2.250.000,00. Persamaan akuntans
scbagai berikur.
Aktiva Kewajiban + Ekuitas
- Kas + Perlengkapan Urang bank + Modal
awal l 1.700.000,00 + ,. 4.500.000,00 + 7,200.000,00
7/1 - 2.250.000,00 + 2.250.000,00 :::0 +

akhir 9.450.000,00 + 2.250.000,00 ::: 4.500.000,00 + 7.200.000,00

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 17


'fJVIISB1$i5
pada wnggal 8 Jan u ari dibdi mnai peralaran servis sebesar Rp6.000.000,00 Akibal [r ansaksi ini peralamn
benamba h sebesar Rp6.000.000,00 da n kas berkurang sebanyak Rp6 000.000,00. Persama an akuntansioya
1 �gil• �rii<Uf.
Aktiva Kewaj.iban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + Peralatan Umng bank + Modal
awa1 9.450 000,00 + 2.250.000,00 + 4,500.000.00 + 7.200.000,00
8/1 - 6.000_000,00 + + 6_000.000,00 = +

akhir 3.450.000,00 + 2.250.000,00 + 6.000 000,00 = 4.500.000,00 + 7 200.000,00

Troru;flk.l)i 6
Pada canggal 11 }anuari diterima pendaparan jasa servis sebesar Rp3,750.000,00. Akibat rransaksi ini kas
bewunbah seba nyak Rp3 750.000,00 dan ekuitas bermmbah sebesar Rp3.750.000,00. Persamaan akuntansinya
�ebagai berikut
Aktiva Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlengkapan + PeJa!acan Ucang bank + Modal
awal 3.4'50 000,00 + 2.250.000,00 + 6 000.000,00 = 4.500 000,00 + 7.200.000,00
11/1 + 3.7SO.OOO,OO + + + 3.750.000,00 (pend jasa)
akhir 7.200.000,00 + 2.250.000.00 -t 6 000,000,00 = 4 500.000,00 + 10.950.000,00

TnmJ;ahsi 'l
Jl:uh wm�t 13).tnu.tn perlenglupllit str""'' y.-ng aci-.Jh IOOJY.Ibl s.cbcsn.r Rp 1 .200 OOOJOO. Akib:JL rrmsuJ"a 101

pc:rleugkropan berkurang Rp I.:ZOO,Of)O,CJO dan dudr..n bc:rkurun!; el-t�n Rp 1.200.000,1)1), P�t,�lll:l<tll


akumansinya sebagai hcrikut.
Akriva = Kewajiban + Ekuitas
Kas + Pcrlengkapan + Perala[an = Ura11g Bank + Modal

awaJ 7.200,000,00 + 2,2SO.OOO,OO + 6.000 000,00 = 4.SOO.OOO,OO + l 0.950 000,00


13/1 - l 200 000,00 + 1 200,000,00 (bdn.n perlengk)
akhir 7.200.000,00 + 1.0'50 000,00 + 6.000.000,00 = 1 500.000,00 + 9 750.000,00

Pad.a Ianggal14 Januari dibayar beban upa.h karyawan. sebesar Rp 1 1 2. 500,00 . Akihai uansaksi ini kas berkmang
Rp112 500,00 dan ekuitas berkurang .sebesar Rp 1 12. 500,00. Persamaan akunransinya scbagai bet ikuc
Aktiva Kewaji ban
= + Ekuitas

Kas + Pcrlengk.apan + PeJalaran Urang bank


= -r Modal

awal 7 200.000,00 + 1,050.000,00 + G.OOO.OOO,Ou 4.500 000,00 + 9.750.000,00


=

14/1 - 1 12. 500,00 + + 112. ')00,00 (beban upah)


7 087,500,00 + I 050 000,00 + 6 000 000,00 4.SOO 000,00 + 9.637,500,00
=

Tl"JIJ.�ftlsi 9
Pada tanggal 17 Januari dibayar angsuran pinjaman bank sebcsar Rp750 000,00 dan beban bw1ga scbcsar
Rp67.500,00. Akibat transaksi ini urang bank berkurang sebesar Rp750.000,00, ekuitas bcrkurang sebe�ar
Rp67.500,00, dan kas bcrkurang sebes:u Rp817,500,00. Persamaan akumansinya sebagai berikur
Aktiva Kewajiban + Ekuil as
Kas -r Perlcngkapan + Peralaran Urang bank +Modal
1wal 7 087.500,00 + 1 .050. 000,00 + 6.000,000,00 = 4.500.000,00 + 9.637 500,00
17/1 - 817.'500,00 + + -750.000,00 - 67.500,00 (bebanbunga)
1khir 6.270.000 + 1.050.000 + 6.000.000 3.750,000 + 9.570.000,00

Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 18


Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi I 24
TrJrJ.Slll,,i;i 10
P:id" tll:l:iJ,rgall5 J:umarl Rick.r me:nrJmbll WLI"I\G. p.ad11 peru.sab.aan unruk k�pe.llu�m prlbadjnya s:d
Rp375.000,00. Akih:ac trrlrmkrl inJ k4l� b"dammg Rbes�r l\p375.000,M dan clnHt<U lxrkurnng sel
R.p37�.ooo.oo. r)c:�.lll;;m u.kunt:ullliny;t zeba�i berilmr.
A.ktiva Kewajiban + Ekuitas
Kas + Perlcngkapan + Peralacan Urang bank + Modal
awal 6 270 000,00 + l 050.000,00 + 6.000.000,00 = 3.750.000,00 + 9,570 000,00
25/1 - 375.000,00 + + 375.000,00 (prive Ric
akhir '5.895.000,00 + I 050 000,00 + 6.000,000,00 -= 3.750.000,00 i" 9.195.000,00

Transaksi di aras dapac diikhci�arkan dalam benruk GJbel dengan cara sebagai berikur.
a, A.kibar scriap rransa.ksi dapat dinyacakan scbagai pcnambahan atau pengurangan ata!> .�acu unsur pcrsan
akuiHansi atau lebih.
h Kedua sisi persamaan akunransi harus sama

PT Banyu Biru Abadi


lkhtisar Persamaan Akuntansi

Aktiva Kewajiban + Ekuiras

Kas + Pcrlengkapan + Peralatan = Ucang bank � Modal Ricky


Ill 7 500.000,00 + + i 7.500 000,00

4/1 4.500.000,00 ,, = 4.500.000,00 +

I 2,000,000,00 � + = 4.500 000,00 + 7.500,000,00

6/1 300.000,00 t 300 000,00 (beban sew;

11.700.000,00 i = 4 500 000,00 + 7.200.000,00

711 - 2 250.000,00 + 2,250 000,00 + +

9 450 000,00 + 2.250 000,00 + = 4 500.000,00 + 7.200.000,00

8/1 -
o.OOO 000,00 + + 6 000.000,00 +

3.450 .000,00 + 2.250.000,00,00 + 6,000,000,00 = 4,5.00 000,00 + 7 200 000,00

1111 + 3 750.000,00 + + + 3 750 000,00 (pend. jasa)

7 200.000,00 + 2 250 000,00 + 6.000.000,00 = 4.500,000,00 + 10,950,000,00

-
13/1 1 200 000,00 + 1.200.000,00 (beban perlcngl
7.200.000,00 t 1,050.000,00 + 6 000 000,00 = 4.500 000,00 + 9 750.000,00

14/J 112.500,00 .. + 112.500,00 {beban upaJ


7 087.500,00 + 1,050.000,00 + 6,000.000,00 = 4.500 000,00 + 9.637.500,00

17/1 817 500,00 + + = - 750.000,00 - 67.500,00 (beban bun

6 270,000,00 + 1 050 000,00 + 6,000.000,00 :: 3.750,000,00 + 9,570. 000,00

25/1 375.000,00 + + 375.000,00 (privc Rick)


5 895.000,00 + 1.050.000,00 + 6 000 000,00 = 3 750.000,00 + 9 195.000,00 Saldo akhir

12 945.000,00 12.945,000,00

I Bab 11- Persamaan Dasar Akuntansi


Bab II - Persamaan Dasar Akuntansi | 191 25
Uji Penguasaan Materi I

Magdalena merupakan lulusan S1 Bidang Akuntansi di salah satu Universitas ternama di Malang. Magdalena berkeinginan
mendirikan Kantor Jasa Akuntansi di kota Malang. Untuk itu, ia bertekad mendirikan Kantor Jasa Akuntansi kecil-kecilan yang ia
beri nama Kantor Akuntansi “Magda” di bulan Desember 2019. Selama bulan Desember 2019 memiliki kegiatan sebagai berikut;

Tanggal Transaksi
Des 01 Magdalena menginvestasikan uang tunai Rp 40.000.000,- dan satu mobil senilai Rp 60.000.000,- sebagai modal
awal perusahaan
02 Dibayar tunai sewa ruangan kantor untuk tiga bulan, dengan harga sewa per bulan Rp 5.000.000,-
03 Dibeli 3 set komputer @2.500.000,- dibayar tunai Rp 5.000.000,- sisanya kemudian
04 Dibeli tunai peralatan kantor (set meja kursi dll) Rp 1.500.000,-
05 Dibeli perlengkapan kantor Rp 600.000,- kredit
06 Dibayar gaji pegawai untuk minggu pertama Rp 1.500.000,-
08 Dibayar iklan untuk 6 kali penerbitan Rp 600.000,- tayang tiap dua minggu
10 Diterima dari PT Megah Angkasa atas jasa akuntan yang telah dilaksanakan Rp 3.600.000,-
11 Diterima tunai dari PT Barokah jaya Rp 7.500.000,- atas jasa penyusunan akun
12 Diselesaikan pekerjaan penyusunan akun untuk PD Abadi yang baru berdiri senilai Rp 5.500.000,-
13 Dibayar gaji pegawai untuk minggu kedua Rp 1.500.000,-
16 Diselesaikan pemeriksaan pembukuan milik PD Makmur dan pembayaran dilakukan kemudian Rp 4.000.000,-
17 Dilunasi utang atas transaksi tanggal 05 Desember 2019
18 Dibeli perlengkapan kantor Rp 400.000,- tunai
19 Dibayar reparasi mobil Rp 350.000,- tunai
20 Dibayar gaji pegawai untuk minggu ketiga Rp 1.500.000,-
23 Magdalena mengambil dari kas kantor untuk keperluan pribadi Rp 1.500.000,-
25 Diselesaikan laporan keuangan PT Jayaputra senilai Rp 6.000.000,- diterima tunai Rp 4.000.000,- sisanya
kemudian
26 Diselesaikan jasa pembukuan untuk PT Sinar senilai Rp 4.000.000,- tunai
27 Dibayar tagihan listrik, telepon dan air Rp 750.000,-
28 Diterima pelunasan atas transaksi tanggal 16 Desember 2019 dari PD Makmur
29 Dibayar gaji pegawai minggu ke empat Rp 1.500.000,-

Berdasarkan transaksi kegiatan yang terjadi di Kantor Jasa Akuntansi “Magda”, Buatlah Persamaan dasar Akuntansinya dengan
menggunakan akun-akun sebagai berikut;
Aset : Kas, Piutang usaha, Perlengkapan kantor, Sewa dibayar dimuka, Iklan dibayar dimuka, Mobil, Peralatan
kantor
Liabilitas : Utang usaha
Ekuitas : Modal Magdalena, Prive Magdalena,
Pendapatan : Pendapatan jasa (Kolom mengikuti Ekuitas dengan perlakuan menambah Ekuitas)
Beban : Beban gaji, Beban reparasi, Beban listrik, air dan telepon (Kolom mengikuti Ekuitas dengan perlakuan
mengurangi ekuitas)

Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 20


Uji Penguasaan Materi II

Ambarwati memulai usaha di bidang kecantikan rambut dan kulit dengan nama “Salon Ambar”. Transaksi yang terjadi selama
bulan Januari 2020 sebagai awal merintis usahanya sebagai berikut.

Tanggal Transaksi
Jan 1 Untuk modal usaha, Ambarwati menyerahkan uang tunai ke kas perusahaan sebesar Rp 17.500.000,- dan
peralatan seharga Rp 6.250.000,-
3 Perusahaan membeli peralatan secara kredit dari CV Bandung seharga Rp 1.825.000,-
5 Perusahaan menerima pekerjaan dari pelanggan dan jasanya tunai sebesar Rp 1.950.000,-
7 Membeli perlengkapan secara kredit dari Toko Bandung seharga Rp 1.750.000,-
9 Membayar rekening listrik dan telepon sebesar Rp 265.000,-
12 Dibayar gaji karyawan minggu kedua sebesar Rp 2.250.000,-
14 Ambarwati mengambil uang tunai dari perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp 500.000,-
17 Dibeli perlengkapan secara kredit dari Toko Bandung seharga Rp 1.000.000,-
19 Membayar sebagian utang kepada CV Bandung sebesar Rp 1.500.000,-
21 Diselesaikan pekerjaan jasa dan pembayaran akan diterima kemudian sebesar Rp 3.650.000,-
23 Dibayar biaya lain-lain sebesar Rp 175.000,-
26 Menerima tunai pendapatan jasa sebesar Rp 2.500.000,-
28 Dibayar gaji karyawan minggu terakhir sebesar Rp 1.750.000,-
30 Perlengkapan yang terpakai selama bulan Januari senilai Rp 1.800.000,-
31 Peralatan nilainya disusutkan sebesar Rp 150.000,-

Diminta: Catatlah transaksi di atas ke dalam persamaan dasar akuntansi pada akun-akun berikut !
a. Aset, meliputi : Kas, Piutang Usaha, Perlengkapan, Peralatan, dan Akumulasi penyusutan peralatan
b. Liabilitas, meliputi : Utang usaha
c. Ekuitas, meliputi : Modal Ambar

Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 21


Uji Penguasaan Materi III

Perusahaan jasa persewaan mobil “Tangkas” milik Budi Utomo pada akhir bulan Februari 2020 menujukkan saldo akun sebagai
berikut.
Kas Rp 18.675.000,-
Piutang Usaha Rp 9.700.000,-
Perlengkapan Rp 15.000.000,-
Kendaraan Rp 450.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 45.000.000,-
Utang usaha Rp 7.450.000,-
Utang Bank Rp 75.000.000,-
Modal Budi Utomo Rp 365.925.000,-

Transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2020 sebagai berikut.


Tanggal Transaksi
Mar 2 Diterima tagihan dari pelanggan sebesar Rp 2.500.000,-
3 Dibayar angsuran pada bank sebesar Rp 5.000.000,- dan bunganya Rp 562.500,-
5 Dibeli perlengkapan dari Toko Megah Raya seharga Rp 1.500.000,- . dari jumlah itu dibayar tunai Rp 500.000,- dan
sisanya kemudian
6 Diterima tunai hasil sewa kendaraan sebesar Rp 6.750.000,-
8 Dibayar biaya perbaikan kendaraan kepada bengkel sebesar Rp 3.250.000,-
9 Dibayar sebagian utang usaha sebesar Rp 3.500.000,-
11 Dibayar rekening listrik dan telepon sebesar Rp 1.850.000,-
14 Dibayar gaji pegawai dan sopir sebesar Rp 3.900.000,-
15 Disewakan kendaraan kepada pelanggan dengan jasa sewa sebesar Rp 9.000.000,- akan diterima bulan depan
16 Dibayar biaya lain-lain sebesar Rp 345.000,-
17 Tuan Budi mengambil uang untuk keperluan pribadinya sebesar Rp 2.750.000,-
19 Diterima tunai jasa sewa kendaraan sebesar Rp 25.000.000,- dari jumlah sewa kontrak sebesar Rp 50.000.000,-
sisanya dibayar kemudian
24 Dibayar pajak kendaraan sebesar Rp 12.500.000,-
25 Dibeli dari CV Bahagia peralatan kantor seharga Rp 2.500.000,- kredit
26 Diterima sebagian piutang usaha sebesar Rp 17.500.000,-
28 Dibayar biaya reparasi kendaraan sebesar Rp 3.450.000,-
29 Diterima jasa tunai sewa kendaraan sebesar Rp 4.500.000,-
30 Dibayar sebagian utang sebesar Rp 2.750.000,-
31 Perlengkapan yang terpakai senilai Rp 9.500.000,-
31 Kendaraan nilainya disusutkan 2% dari harga belinya

Diminta: Catatlah transaksi di atas ke dalam persamaan dasar akuntansi pada akun-akun berikut !
a. Aset, meliputi : Kas, Piutang Usaha, Perlengkapan, Peralatan, dan Akumulasi penyusutan peralatan
b. Liabilitas, meliputi : Utang usaha
c. Ekuitas, meliputi : Modal Ambar

Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 22


TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN II

1. Aset merupakan sumber daya yang ...


a. Dimiliki perusahaan dan di jual ke perusahaan lain
b. Diproduksi perusahaan dan dijual kepada konsumen
c. Dikuasai perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan
d. Dimiliki perusahaan yang dipinjamkan ke perusahaan lain
e. Dimiliki perusahaan yang tidak berwujud dan dapat dinilai dengan uang

2. Akun yang termasuk dalam golongan aset lancar adalah ...


a. Kas, piutang usaha, wesel bayar, perlengkapan, dan beban bunga
b. Kas, piutang usaha, peralatan, kendaraan, dan wesel tagih
c. Kas, piutang usaha, perlengkapan, wesel tagih, dan sewa dibayar dimuka
d. Sewa dibayar dimuka, kas, bank, peralatan, dan kendaraan
e. Peralatan, gedung, kendaraan, perlengkapan, dan tanah

3. Kelompok akun yang termasuk dalam golongan aset tetap adalah ...
a. Perlengkapan, peralatan, kendaraan, gedung, dan tanah
b. Kendaraan, peralatan, mesin-mesin, bangunan, dan tanah
c. Sewa dibayar dimuka, peralatan, kendaraan, gedung, dan tanah
d. Hak paten, hak merk, tanah, kendaraan, dan perlengkapan
e. Kas, bank, piutang usaha, sewa dibayar dimuka, dan wesel tagih

4. Berikut yang dimaksud dengan liabilitas adalah ...


a. Keharusan membayar kepada pihak lain dalam jangka satu tahun atau kurang
b. Keharusan membayar kepada pihak lain dalam jangka satu tahun
c. Keharusan membayar kepada pihak lain dalam jangka kurang dari satu tahun
d. Keharusan membayar kepada pihak lain pada akhir periode
e. Tugas atau tanggung jawab untuk bertindak sesuatu dengan cara tertentu

5. Kelompok akun yang termasuk dalam golongan liabilitas lancar adalah ...
a. Utang usaha, utang wesel, iklan dibayar dimuka, dan bunga
b. Utang usaha, utang wesel, dan iklan yang masih harus dibayar
c. Utang bunga, utang gaji, wesel bayar, dan sewa dibayar dimuka
d. Utang usaha, utang obligasi, utang hipotek, dan utang wesel
e. Sewa yang masih harus dibayar, gaji dibayar dimuka, dan wesel bayar

6. Dibeli perlengkapan seharga Rp 1.500.000 dibayar tunai Rp 1.250.000 dan sisanya kredit.
Pengaruh transaksi tersebut terhadap persamaan akuntansi adalah ...
a. Kas bertambah, perlengkapan berkurang, dan utang usaha bertambah
b. Kas berkurang, perlengkapan bertambah, dan utang usaha bertambah
c. Kas berkurang, perlengkapan bertambah, dan utang usaha berkurang
d. Kas bertambah, perlengkapan berkurang, dan utang usaha berkurang
e. Kas, perlengkapan, dan utang usaha berkurang

7. Dibayar sewa gedung untuk setahun Rp 2.500.000 tunai.


Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan akuntansi adalah ...
a. Kas bertambah Rp 2.500.000, beban sewa bertambah Rp 2.500.000
b. Kas bertambah Rp 2.500.000, beban sewa berkurang Rp 2.500.000
c. Kas berkurang Rp 2.500.000, beban sewa bertambah Rp 2.500.000
d. Kas dan beban sewa tidak berpengaruh
e. Utang sewa bertambah Rp 2.500.000

8. Diselesaikan perbaikan komputer pelanggan, pembayaran atas pekerjaan tersebut sebesar Rp 1.500.000 diterima tunai
sebesar Rp 800.000 dan sisanya diterima kemudian hari.
Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan akuntansi adalah ...
a. Kas bertambah Rp 1.500.000 dan modal bertambah Rp 1.500.000
b. Kas bertambah Rp 800.000, piutang usaha bertambah Rp 700.000, dan modal bertambah Rp 1.500.000
c. Piutang usaha bertambah Rp 700.000 dan modal bertambah Rp 700.000
Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 23
d. Kas bertambah Rp 800.000 dan piutang usaha bertambah Rp 800.000
e. Kas bertambah Rp 1.500.000 dan pendaatan bertambah Rp 1.500.000

9. Perusahaan membayar utang kepada Toko Baru. Analisa transaksi yang tepat adalah ...
a. Kas berkurang (+) dan utang usaha berkurang (-)
b. Kas bertambah (+) dan utang usaha berkurang (-)
c. Kas berkurang (-) dan modal berkurang (-)
d. Kas berkurang (-) dan utang usaha berkurang (-)
e. Kas bertambah (+) dan utang usaha bertambah (+)

10. Diterima pendapatan jasa sebesar Rp 6.000.000 dari jumlah tersebut baru diterima secara tunai sebesar Rp 2.500.000,
sisanya dibayar kemudian. Analisa transaksi yang tepat dari transaksi di atas adalah ...
a. Kas (+) Rp 2.500.000 dan pendapatan jasa (+) sebesar Rp 2.500.000
b. Kas (+) Rp 2.500.000, piutang usaha (+) Rp 3.500.000 dan pendapatan jasa (+) Rp 6.000.000
c. Kas (+) Rp 2.500.000, piutang usaha (+) Rp 3.500.000, dan modal (+) Rp 6.000.000
d. Kas (+) Rp 2.500.000, piutang usaha (+) Rp 3.500.000, dan modal (+) Rp 6.000.000
e. Kas (+) Rp 3.500.000 dan modal (+) Rp 6.000.000

11. Kemalawati membuka usaha salon kecantikan “Mala Salon” dengan menginvestasikan uang tunai sebesar Rp 30.000.000 dan
peralatan salon senilai Rp 15.000.000. Transaksi tersebut pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi adalah ...
a. Kas (+) Rp 30.000.000, peralatan salon (+) Rp 15.000.000 dan modal (+) Rp 30.000.000
b. Kas (+) Rp 30.000.000, peralatan salon (+) Rp 15.000.000 dan modal bertambah Rp 45.000.000
c. Kas (-) Rp 30.000.000, peralatan salon (+) Rp 15.000.000 dan modal (-) Rp 30.000.000
d. Kas (+) Rp 30.000.000 dan modal (+) Rp 30.000.000
e. Kas (+) Rp 30.000.000, peralatan salon (-) Rp 15.000.000 dan modal (+) Rp 45.000.000

12. Dalam persamaan akuntansi, pembayaran beban usaha maka akan mempengaruhi ...
a. Kas d. Modal dan utang
b. Modal e. Modal dan kas
c. Kas dan piutang

13. Dibayar beban gaji karyawan bengkel Rp 400.000. Dalam persamaan akuntansi, akun yang dipengaruhi adalah ...
a. Beban gaji (+) Rp 400.000 dan modal (-) Rp 400.000
b. Kas (-) Rp 400.000 dan modal (-) Rp 400.000
c. Kas (-) Rp 400.000 dan modal (+) Rp 400.000
d. Beban gaji (-) Rp 400.000 dan Kas (+) Rp 400.000
e. Kas (-) Rp 400.000 dan beban gaji (+) Rp 400.000

14. Transaksi yang mempengaruhi aset dan ekuitas adalah ...


a. Membeli peralatan kantor secara kredit Rp 1.000.000
b. Mendapatkan pinjaman uang dari bank sebesar Rp 1.000.000
c. Menerima pendapatan dari pelanggan sebesar Rp 300.000
d. Membayar utang kepada pelanggan Rp 100.000
e. Membayar utang gaji karyawan Rp 500.000

15. Bengkel Bambang meminjam uang di bank sebesar Rp 5.750.000. Transaksi ini mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas
yaitu ...
a. Kas (+) Rp 5.750.000 dan modal (+) Rp 5.750.000
b. Kas (+) Rp 5.750.000 dan modal (-) Rp 5.750.000
c. Kas (+) Rp 5.750.000 dan utang (+) Rp 5.750.000
d. Kas (+) Rp 5.750.000 dan utang (-) Rp 5.750.000
e. Kas (-) Rp 5.750.000k dan utang (+) Rp 5.750.000

16. Perusahaan Handoko memiliki total aset senilai Rp 40.000.000 dan total liabilitas senilai Rp 10.000.000. Besarnya modal
usaha perusahaan Handoko adalah ...
a. Rp 10.000.000
b. Rp 20.000.000
c. Rp 30.000.000
d. Rp 40.000.000
e. Rp 50.000.000

Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 24


17. Jasa pengiriman “Lancar dan Aman” memiliki data sebagai berikut.
- Aset Rp 500.000.000,-
- Liabilitas Rp 300.000.000,-
Dengan demikian maka besar Ekuitas perusahaan adalah ...
a. Rp 50.000.000
b. Rp 100.500.000
c. Rp 175.000.000
d. Rp 200.000.000
e. Rp 300.500.000

18. Dalam kegiatan operasional perusahaan, tentunya sumber-sumber kekayaan perusahaan akan mengalami perubahan jumlah.
Perubahan jumlah kekayaan perusahaan sebagai akibat dari kejadian/ transaksi keuangan apabila dicatat ke dalam
persamaan dasar akuntansi akan menghasilkan jumlah yang sama antara posisi aset dengan posisi liabilitas dan ekuitas.
Berikut disajikan sebagian transaksi keuangan yang terjadi pada “Jenny” Salon.
Jan 01 Jenny sebagai pemilik menyetorkan uang tunai Rp 10.000.000,- dan peralatan salon Rp 5.000.000,- untuk
modal awal salon yang ia dirikan
03 Dibayar sewa tempat Rp 2.000.000,- untuk 1 tahun
05 Dibeli perlengkapan salon Rp 750.000,- pembayaran dilakukan bulan depan
Berikut di bawah ini disajikan tabel persamaan dasar akuntansi “Jenny” Salon.
Anda dapat memilih lebih dari satu jawaban.

o 01 Jan, Kas (+) Rp 15.000.000,- ; Modal Pemilik (+) Rp 15.000.000,-

o 01 Jan, Kas (+) Rp 10.000.000,- ; Peralatan Salon (+) Rp 5.000.000 ; Modal Pemilik (+) Rp 15.000.000

o 03 Jan, Sewa dibayar dimuka (+) Rp 2.000.000,- ; Kas (-) Rp 2.000.000,-

o 05 Jan, Perlengkapan Salon (+) Rp 750.000,- ; Kas (-) Rp 750.000,-

o 05 Jan, Perlengkapan Salon (+) Rp 750.000,- ; Utang Usaha (+) Rp 750.000,-

19. Laundry Shinta menyajikan transaksi keuangan sebagai berikut :


 1 Juni `19 Pemilik menginvestasikan uang sebesar Rp10.000.000,00 sebagai modal usaha.
 3 Juni `19 Dibeli perlengkapan bengkel secara.kredit Rp3.500.000,00.
 7 Juni `19 Dibayar sewa gedung untuk kegiatan operasional bengkel Rp1.200.000,00
Pencatatan transaksi di atas ke dalam persamaan akuntansi yang benar adalah ....

Tgl Kas Perlengkapan Utang Modal Keterangan


1/06/19 10.000.000 - - 10.000.000 Modal awal
3/06/19 (3.500.00) 3.500.000 - -
(7.500.00) 3.500.000 - 10.000.000
7/06/19 (1.200.000) - - 10.000.000
6.300.00 3.500.000 - (1.200.000) Beban sewa
b.

Tgl Kas Perlengkapan Utang Modal Keterangan


1/06/19 10.000.000 - - 10.000.000 Modal awal
3/06/19 - 3.500.000 3.500.000 -
10.000.000 3.500.000 3.500.000 10.000.000
7/06/19 (1.200.000) - - (1.200.000) Beban sewa
8.800.000 3.500.000 3.500.00 8.800.000
c.

Tgl Kas Perlengkapan Utang Modal Keterangan


1/06/19 10.000.000 - - 10.000.000 Modal awal
3/06/19 - 3.500.000 - 3.500.000
10.000.000 3.500.000 - 13.500.000
7/06/19 (1.200.000) - - (1.200.000)
8.800.000 3.500.000 - 14.300.000 Beban sewa
Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 25
d.

Tgl Kas Perlengkapan Utang Modal Keterangan


1/06/19 10.000.000 - - 10.000.000 Modal awal
3/06/19 - 3.500.000 3.500.000 -
10.000.000 3.500.000 3.500.000 10.000.000
7/06/19 (1.200.000) - - 1.200.000 Beban sewa
11.200.000 3.500.000 3.500.000 11.200.000
e.

Tgl Kas Perlengkapan Utang Modal Keterangan


1/06/19 10.000.000 - - 10.000.000 Modal awal
3/06/19 (3.500.000) 3.500.000 3.500.000 (3.500.000)
13.500.000 3.500.000 3.500.000 13.500.000
7/06/19 1.200.000 - - 1.200.000 Beban sewa
14.700.000 3.500.000 3.500.000 14.700.000

20. Disetor modal SALON “ADINDA” Rp150.000.000,- dan perlengkapan Salon Rp 5.000.000,- maka transaksi tersebut akan
dicatat dalam persamaan akuntansi …
ABJAD HARTA UTANG + MODAL KET.
PER PER
KAS UTANG MODAL
LENGKAPAN ALATAN
A. 155.000.000 5.000.000 160.000.000 M.awal
B. 150.000.000 150.000.000 M.awal
C. 150.000.000 5.000.000 155.000.000 M. awal
D. 150.000.000 5.000.000 155.000.000 M.awal
E. (150.000.000) (5.000.000) (155.000.000) M.awal

Bab II – Persamaan Dasar Akuntansi | 26


BAB III
AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Kompetensi Dasar:
3.3 Menganalisis siklus akuntansi perusahaan jasa
4.3 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan jasa

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.3.1Mendeskripsikan karakteristik akuntansi perusahaan jasa.
3.3.2 Menjelaskan siklus akuntansi perusahaan jasa
3.3.3 Menganalisis bukti transaksi keuangan( bukti pencatatan) akuntansi perusahaan jasa
3.3.4 Menjurnal transaksi keuangan perusahaan jasa ke dalam jurnal umum.
3.3.5 Memindahbukukan (posting) jurnal umum ke buku besar utama
3.3.6Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap pengikhtisaran
3.3.7Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa pada tahap pelaporan
3.3.8 Menganalisis siklus akuntansi perusahaan jasa
4.3.1 Menyajikan hasil analisis siklus akuntansi perusahaan jasa
4.3.2 Mempraktikkan sikus akuntansi ke perusahaan jasa

Alokasi Waktu: 48 x 45 Menit

Pertemuan 1

Peranan Akuntansi Perusahaan dalam Dunia Bisnis


Pada masa yang modern seperti sekarang ini, di mana telah memasuki era globalisasi yang membuat perkembangan
dunia bisnis, khususnya di Indonesia semakin pesat. Dengan pesatnya perkembangan didunia bisnis membuat berbagai macam
cabang ilmu memainkan peranannya. Pada artikel ini akan dibahas akuntansi dan berbagai macam peranannya dalam dunia
bisnis, khususnya di Indonesia. Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa akuntansi memiliki peranan yang penting dalam
sector bisnis. Seperti, didalam dunia ekonomi yang dimana berhubungan erat dengan keuangan, maka setiap pengambilan
keputusan yang akan dilakukan harus sesuai dengan berdasarkan informasi didalam akuntansi tersebut. Dalam kasus ini, segala
macam profesi yang memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia akuntansi sangat dibutuhkan keberadaaannya didalam
sebuah lingkungan suatu bisnis atau perusahaan.
Bagaimana akuntasi berperan dalam dunia bisnis? Salah satu contoh jawaban yang sangat sering ditemui adalah
akuntansi akan memberikan berbagai informasi dan jawaban yang berhubungan dengan segala macam kegiatan keuangan suatu
bisnis yang dimana informasi tersebut akan digunakan oleh seseorang dalam managerial suatu perusahaan. Kegunaan akuntansi
dalam sektor bisnis tidak hanya dalam hal itu saja, melainkan, akuntansi juga memberikan informasi untuk berbagai pihak yang
ada diluar perusahaan yang terkait, yang dimana informasi tersebut akan digunakan untuk menilai performa atau kinerja dari
perusahaan tersebut dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, peranan akuntansi sangat penting dalam sebuah bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan atau individu tertentu, karena akuntansi menyediakan informasi yang berhubungan dengan kegiatan
ekonomi yang dilakukan. Dari laporan-laporan keuangan tersebutlah informasi bisnis yang dilakukan dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dalam perputaran bisnis tersebut.
Terdapat beberapa peranan akuntansi yang lebih spesifik dalam dunia bisnis. Seperti, akuntansi digunakan sebagai alat
pengontrol dan pengendali keuangan sebuah perusahaan. Semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
dalam menjalankan sebuah bisnis, pengendalian dan pengontrolan keuangan menjadi hal yang sangat penting karena akan
menentukan keberhasilan dari bisnis tersebut. Dengan informasi yang diberikan oleh akuntansi tersebut, maka perusahaan akan
mengetahui seluk beluk pengelolaan dana yang dilakukan oleh perusahaan, berapa laba yang didapat dari bisnis yang dilakukan,
serta berapa kerugian yang didapat dan kerugian apa sajakah yang diterima oleh perusahaan

Sumber: https://zahiraccounting.com/id/blog/peranan-
akuntansi-perusahaan-dalam-dunia-bisnis/

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 27


Mengenal Akuntansi Perusahaan Jasa

A. Definisi Perusahaan Jasa

Saat kamu merasa rambutmu mulai panjang dan harus dipotong, tentunya kamu akan mendatangi jasa potong rambut
(salon kecantikan). Jasa potong rambut/ salon kecantikan merupakan salah satu contoh perusahaan jasa. Dari ilustrasi
tersebut, apakah kamu memiliki gambaran seperti apa perusahaan jasa ?
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual layanan (tidak berwujud) , namun dapat dirasakan manfaatnya oleh
konsumen. Contoh perusahaan jasa antara lain: Jasa penginapan, jasa pengiriman, jasa salon kecantikan, jasa perbankan, jasa
transportasi umum, dsb.

B. Karakteristik Perusahaan Jasa

Karakteristik perusahaan jsa berbeda dengan perusahaan dagang. Perusahaan jasa memiliki karakter sebagai beriku:
1) Kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan jasa
2) Produk yang dijual tidak berwujud, tidak memiliki fisik
3) Produk tidak dapat disimpan. Artinya jasa langsung digunakan saat ada konsumen membeli
4) Produk tidak dapat dipisahkan, saat konsumen menikmati suatu jasa, saat itu juga produksi jasa berlangsung
5) Tidak terdapat standar kualitas jasa yang diberikan karena tergantung selera, tempat, waktu, dan karakter konsumen.

C. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Seperti yang kamu ketahui, tujuan adanya akuntansi suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan suatu informasi
akuntansi berupa Laporan Keuangan. Untuk membuat laporan keuangan maka dibutuhkan suatu proses/ tahapan/ siklus
akuntansi sehingga akan dihasilkan Laporan Keuangan yang baik dan benar.

Siklus/ Tahapan akuntansi perusahaan


merupakan sebuah proses. Proses akuntansi
perusahaan jasa dikelompokkan ke dalam tahap
pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan tahap
pelaporan. Pada masing-masing siklus akuntansi
perusahaan jasa, terdapat urutan proses di dalamnya
antara lain;
1) Mengidentifikasi dan menganalisis transaksi yang
bersumber dari bukti transaksi
2) Mencatat transaksi ke dalam jurnal yang bernama
jurnal umum
3) Melakukan posting jurnal ke buku besar
4) Menyusun neraca saldo dengan memindahkan
saldo dari buku besar
5) Menyusun jurnal penyesuaian
6) Membuat neraca lajur/ kertas kerja sebagai bahan
pembuatan laporan keuangan
7) Penyusunan laporan keuangan
8) Membuat jurnal penutup dan jurnal pembalik
9) Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan
Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 28
Pertemuan 2

D. Menyiapkan Pencatatan Akuntansi Perusahaan Jasa

Pada bab sebelumnya, kamu telah mempelajari persamaan dasar akuntansi dan nama-nama akun. Dan pada
pembahasan materi di atas, telah dibahas macam-macam bukti transaksi sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.
Selanjutnya, sebelum kita belajar untuk membuat jurnal umum, mari kita belajar tentang bagaimana mekanisme ketentuan
debet dan kredit.
Mekanisme Debit Kredit
Mekanisme debit kredit merupakan hal penting yang perlu diketahui. Mekanisme debit kredit adalah suatu ketentuan
apakah suatu akun tertentu berada di sisi debit atau kredit dalam pencatatan keuangan. Mendebit berarti melakukan
pencatatan transaksi di sebelah kiri (debit) akun yang bersangkutan. Sedangkan mengkredit berarti melakukan pencatatan
transaksi di sebelah kanan (kredit) akun yang bersangkutan.
Saldo normal kelompok aset umumnya berada di sisi debit (kiri), artinya nilai saldo akun aset ada di sisi debit. Saldo
normal kelompok akun liabilitas berada di sisi kredit (kanan), artinya saldo akhir setiap akun liabilitas ada di sisi kredit. Saldo
normal kelompok akun ekuitas berada di sisi kredit (kanan), artinya saldo akhir setiap akun ekuitas ada di sisi kredit. Saldo
normal kelompok akun pendapatan berada di sisi kredit (kanan). Sedangkan saldo normal kelompok akun beban berada di
sisi debit (kiri).
Apabila dirumuskan dalam tabel, maka akan berbunyi sebagai berikut:
Kelompok Akun Saldo Normal Bertambah (+) Berkurang (-)
Aset Debit (D) D K
Liabilitas Kredit (K) K D
Ekuitas Kredit (K) K D
Pendapatan Kredit (K) K D
Beban Debit (D) D K

Penjelasan:
a. Kelompok akun riil (akun neraca) terdiri dari kelompok akun aset, liabilitas, dan ekuitas.
Akun aset apabila bertambah dicatat disisi debit, jika berkurang dicatat di sisi kredit
Akun liabilitas apabila bertambah dicatat di sisi kredit, jika berkurang dicatat di sisi debit
Akun ekuitas apabila bertambah dicatat di sisi kredit, apabila berkurang dicatat di sisi debit
b. Kelompok akun nominal (akun labarugi) terdiri dari kelompok akun pendapatan dan beban.
Akun pendapatan apabila bertambah dicatat di sisi kredit, apabila berkurang di catat di sisi debit
Akun beban apabila bertambah di catat di sisi debit, apabila berkurang dicatat di sisi kredit
Contoh:
Tuan Adi membuka usaha bengkel dengan mengetorkan uang tunai ke kas perusahaan bengkelnya sebesar Rp
5.000.000,- sebagai moda awalnya.
Transaksi di atas apabila dianalisa sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Kas (+) D Rp 5.000.000,- ( Kas “Kelompok aset” bertambah di debit sebesar Rp 5.000.000,-)
Modal (+) K Rp 5.000.000,- ( Modal “Kelompok ekuitas” bertambah di kredit sebesar Rp 5.000.000,-)

Dibeli peralatan bengkel secara tunai sebesar Rp 1.500.000,-


Transaksi di atas apabila dicatat sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Peralatan (+) D Rp 1.500.000,- (Peralatan “Kelompok aset” bertambah di debit Rp 1.500.000,-)
Kas (-) K Rp 1.500.000,- (Kas “Kelompok aset” berkurang di kredit Rp 1.500.000,-)

Dibayar sewa kantor untuk bengkel sebesar Rp 1.000.000,-


Transaksi di atas apabila dicatat sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Beban sewa (+) D Rp 1.000.000,- (Beban sewa “Kelompok beban” bertambah di debit Rp 1.000.000,-)
Kas (-) K Rp 1.000.000,- (Kas “Kelompok aset” berkurang di kredit Rp 1.000.000,-)

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 29


Dibeli perlengkapan bengkel secara kredit sebesar Rp 500.000,-
Transaksi di atas apabila dicatat sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Perlengkapan (+) D Rp 500.000,- (Perlengkapan “Kelompok aset” bertambah di debit Rp 500.000,-)
Utang usaha (+) K Rp 500.000,- (Utang usaha) “Kelompok liabilitas” bertambah di kredit Rp 500.000,-)

Diselesaikan reparasi sepeda motor, pembayaran belum diterima Rp 50.000,-


Transaksi di atas apabila dicatat sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Piutang usaha (+) D Rp 50.000,- (Piutang usaha “Kelompok aset” bertambah di sisi debit Rp 50.000,-)
Pendapatan jasa (+) K Rp 50.000,- (Pendapatan jasa “Kelompok pendapatan” bertambah di sisi kredit Rp 50.000,-)

Dibayar utang atas perlengkapan bengkel yang dibeli secara kredit Rp 500.000,-
Transaksi di atas apabila dicatat sesuai dengan mekanisme debit kredit menjadi;
Utang usaha (-) D Rp 500.000,- (Utang usaha “Kelompok liabilitas” berkurang di sisi debit Rp 500.000,-)
Kas (-) K Rp 500.000,- (Kas “Kelompok aset” berkurang di sisi kredit Rp 500.000,-)

Uji Penguasaan Materi 1


Masih ingatkah kamu dengan Kantor Jasa Akuntansi “Magda” yang telah kamu buat Persamaan Dasar
Akuntansinya pada Bab sebelumnya ?
Nah setelah kamu pelajari bagaimana cara membuat analisa transaksi menggunakan mekanisme debit kredit,
selanjutnya pada pertemuan ini Buatlah analisa transaksi untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” ..... (Kerjakan di
buku Folio Akuntansi)

Pertemuan 3

(1) Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Jasa

1) Bukti Transaksi sebagai Sumber Pencatatan Akuntansi

Kegiatan operasional maupun non-operasional yang dilakukan, perusahaan akan menerima bukti transaksi. Sebagai
contoh, ketika perusahaan melakukan pembelian peralatan kantor, tentunya perusahaan akan menerima sebuah bukti
transaksi atas pembelian peralatan kantor dari toko yang bersangkutan.
Kadangkala perusahaan mencatata bukti transaksi secara langsung ke dalam jurnal. Namun, pada perusahaan yang
relatif besar dan tertib administrasi, bukti transaksi tidak langsung dicatat ke dalam jurnal. Setelah dibuatkan bukti
pencatatan barulah dilanjutkan pencatatan ke dalam jurnal. Dengan demikian, bukti transaksi merupakan bukti untuk
menjurnal.
a. Bukti Kas Masuk (BKM)
Bukti kas masuk (BKM) adalah bukti pencatatan yang dibuat oleh pihak internal perusahaan bahwa telah terjadi
transaksi kas masuk (penambahan kas).

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 30


b. Bukti Kas Keluar (BKK)
Bukti Kas Keluar (BKK) adalah bukti pencatatan yang dibuat oleh pihak internal perusahaan bahwa telah terjadi
transaksi kas keluar (Pengeluaran kas).

c. Kuitansi
Kuitansi adalah tanda bukti terjadinya pembayaran yang ditandatangani oleh pihak penerima uang. Kuitansi harus
dibubuhi materai pada jumlah tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lembar asli diserahkan kepada pihak
pembayar, sedangkan tembusan atau bagian sus/ potongan kuitansi disimpan oleh pihak penerima uang.

d. Faktur
Faktur adalah tanda bukti terjadinya transaksi jual beli secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual. Faktur asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian kredit, sedangkan tembusan/ copy-nya disimpan penjual sebagai
bukti penjualan kredit.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 31


e. Nota Kontan
Nota kontan adalah tanda bukti pembayaran jasa atau pembelian baranf secara tunai yang dibuat oleh penjualn
dan diberikan keoada pembeli. Nota kontan dibuat minimum rangkap dua, aslinya diserahkan kepada pembeli dan
tembusannya disimpan pihak penjual untuk bukti transaksi.

f. Nota Debit
Nota debit adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang usaha karena adanya pengembalian barang yang tidak
sesuai dengan kualitas pelayanan atau dalam perusahaan dagang sering disebut retur (pengembalian barang dagangan
yang rusak atau tidak sesuai pesanan). Arti nota debit adalah mendebit (mengurangi) utang usaha pembeli.
Lembar asli dikirim oleh pembeli kepada penjual bersamaan dengan pengiriman kembali barang yang dibeli,
sedangkan tembusan/ copy-nya disimpan oleh konsumen sebagai arsip atau bukti pencatatan.

g. Nota Kredit
Nota kredit adalah surat bukti terjadinya pengurangan piutang usaha (Biasanya sering terjadi di perusahaan
dagang) karena adanya pengembalian barang atau penurunan harga akibat kerusakan atau ketidaksesuaian kualitas
barang yang dikirim dengan yang dipesan. Nota kredit dibuat dan ditandatangani oleh penjual.
Arti nota kredi adalah penjual mengkredit (mengurangi) piutang usaha yang akan ditagih ke pembeli. Lembar asli
diberikan kepada pembeli, sedangkan tembusan/ copy-nya disimpan penjual.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 32


h. Memo
Memo adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan perusahaan untuk bagian-bagian lain di perusahaan tersebut
yang berisi perintah pencatatan atas kejadian di dalam perusahaan.

i. Cek dan bilyet giro


Cek dan bilyet giro adalah alat pembayaran bagi pihak pembayar yang sering dijadikan bukti transaksi olehpihak
penerimanya. Setiap pengeluaran cek dan giro sebagai bukti transaksi, disertai dengan penerimaan kuitansi.
Cek adalah surat perintah dari pemegang rekening giro (penyimpan dana) kepada banknya agar mengeluarkan
sejumlah uang sesuai nilai yang tertera pada lembar cek untuk diberikan kepada yang membawa cek atau yang
namanya tercantum pada lembar cek.

Sedangkan bilyet giro adalah alat pembayaran kepada pihak lain dengan cara memindahkan saldo rekening bank
pihak pembayar kepada rekening pihak yang menerimanya.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 33


2) Mencatat Transaksi ke Jurnal Umum

a. Pengertian jurnal
Jurnal berasal dari kata jour (bahasa perancis) yang artinya hari. Pengertian jurnal adalah formulir khusus yang
dipakai untuk mencatat setiap bukti pencatatan secara kronologis menurut tanggal terjadinya transaksi, nama akun, dan
jumlah yang harus didebit dan dikredit. Dalam praktik akuntansi, jurnal adalah tempat pertama dimana transaksi dicatat.
Jurnal disebut buku catatan asli (the book of original entry). Kegiatan penjurnalan ini merupakan penggolongan
semua transaksi ke akun masing-masing. Misalnya, Tuan Riki menyetorkan sejumlah uang untuk modal pada PT Banyu
Biru Abadi. Kegiatan ini akan mempengaruhi dua akun, yaitu kas “aset” dan Modal Tn Riki “Ekuitas”, masing-masing
didebit dan kredit. Jadi, setiap menjurna transaksi, minimal ada dua akun yang terpengaruh dengan jumlah debit dan
kredit harus sama / seimbang/ balance.

b. Fungsi jurnal
Dari pengertian di atas, fungsi jurnal sebagai berikut;
 Fungsi mencatat (recording), artinya jurnal merupakan tempat untuk mencatat transaksi-transaksi perusahaaan yang
terjadi dalam satu periode tertentu
 Fungsi historis (history), artinya jurnal mencatat transaksi secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya transaksi
 Fungsi informasi (Informative), artinya jurnal memberikan informasi tentang peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
perusahaan.
 Fungsi analisis (analisys), artinya jurnal berfungsi sebagai sarana untuk menganalisa transaksi mana yang dicatat
disebelah debit dan sebelah kredit
 Fungsi instruksi (instruction), artinya jurnal menginstruksikan agar ayat-ayat jurnal dipindahbukukan ke dalam akun
yang bersesuaian.

c. Bentuk jurnal
Nama Perusahaan ...
Jurnal Umum
Periode ...

Tanggal Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


2
1 3 4 5

Keterangan:
1. Kolom untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun terjadinya transaksi. Tahun dicacat paling atas diikuti bulan, dan
tanggal di kolom kcil sebelahnya
2. Kolom keterangan akun untuk mencatat akun-akun yang akan di debit dan dikredit serta keterangan ringkas
transaksi tersebut (tidak wajib). Akun yang di debit dicatat terlebih dulu di atas, sedangkan akun yang dikredit ditulis
di bawahnya dan menjorok ke dalam
3. Kolom ref/ referensi untuk mencatat nomor kode akun yang sudah diposting/ dipindahkan ke buku besar.
4. Kolom debit untuk mencatat jumlah nominal uang akun yang di debit
5. Kolom kredit untuk mencatat jumlah nominal uang akun yang dikredit

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 34


Contoh Pencatatan Transaksi ke Jurnal Umum;
Berikut ini merupakan transaksi yang terjadi di perusahaan “Licin Tailor” milik H. Muhidin selama bulan oktober 2019.
Okt. 1 H. Muhidin menyetorkan uang tunai sebesar Rp 10.000.000,- ke kas perusahaan sebagai modal
3 Dibayar sewa kios Rp 2.000.000,- untuk 1 tahun
5 Membeli 2 mesin jahit @250.000,- dari Toko Sogo dimana Rp 150.000,- tunai dan sisanya kredit
8 Dibeli tunai perlengkapan jahit Rp 100.000,-
10 Diterima hasil jahitan Rp 300.000,-
11 Diterima dimuka tunai Rp 1.000.000,- untuk jahitan yang akan diambil tahun depan
15 Membayar utang kepada Toko Sogo Rp 200.000,-
16 Diterima tunai pesanan jahitan seragam keluarga Rp 500.000,-
17 Dibayar iklan untuk 12 kali penerbitan perbulanan Rp 240.000,-
19 Diselesaikan jahitan kaos olahraga Rp 1.200.000,- dibayar tunai Rp 750.000,-, sisanya kemudian
20 Membayar gaji tukang jahit Rp 300.000,-
23 H. Muhidin mengambil kas perusahaan Rp 100.000,-
30 Telah diselesaikan jahitan Rp 300.000,- uang belum diterima

Sebelum membuat jurnal umumnya, terlebih dahulu kita analisis untuk memudahkan kita saat penjurnalan
nati. Sehingga tidak akan menimbulkan pertanyaan “dicatat dimana ? di debit atau di kredit”. Maka dari itu penting
untuk paham dan hafal tentang mekanisme debit dan kredit.

Kelompok Akun Saldo Normal Bertambah (+) Berkurang (-)


Aset Debit (D) D K
Liabilitas Kredit (K) K D
Ekuitas Kredit (K) K D
Pendapatan Kredit (K) K D
Beban Debit (D) D K
Analisis jurnal
Tanggal Keterangan Analisis Jumlah
Kas (+) di Debit Rp 10.000.000,-
1 /10
Modal (+) di Kredit Rp 10.000.000,-
Sewa dibayar dimuka (+) D Rp 2.000.000,-
3/10
Kas (-) K Rp 2.000.000,-
Peralatan (+) D Rp 500.000,-
5/10 Kas (-) K Rp 150.000,-
Utang usaha (+) K Rp 350.000,-
Perlengkapan (+) D Rp 100.000,-
8/10
Kas (-) K Rp 100.000,-
Kas (+) D Rp 300.000-
10/10
Pendapatan jasa (+) K Rp 300.000,-
Kas (+) D Rp 1.000.000,-
11/10
Pendapatan diterima dimuka (+) K Rp 1.000.000,-
Utang usaha (-) D Rp 200.000,-
15/10
Kas (-) K Rp 200.000,-
Kas (+) D Rp 500.000,-
16/10
Pendapatan jasa (+) K Rp 500.000,-
Iklan dibayar dimuka (+) D Rp 240.000,-
17/10
Kas (-) K Rp 240.000,-
Kas (+) D Rp 750.000,-
19/10 Piutang usaha (+) D Rp 450.000,-
Pendapatan jasa (+) K Rp 1.200.000,-
Beban gaji (+) D Rp 300.000,-
20/10
Kas (-) K Rp 300.000,-
Prive (+) D Rp 100.000,-
23/10
Kas (-) K Rp 100.000,-
Piutang usaha (+) D Rp 300.000,-
30/10
Pendapatan jasa (+) K Rp 300.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 35


Setelah dianalisis, selanjutnya membuat jurnal umum “Licin Tailor” sebagai berikut;
Licin Tailor
Jurnal Umum
Periode Oktober 2019

Tanggal Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


2019 Kas Rp 10.000.000,-
1
Okt. Modal H. Muhidin Rp 10.000.000,-
3 Sewa dibayar dimuka Rp 2.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,-
5 Peralatan Rp 500.000,-
Kas Rp 150.000,-
Utang usaha Rp 350.000,-
8 Perlengkapan Rp 100.000,-
Kas Rp 100.000,-
10 Kas Rp 300.000,-
Pendapatan jasa Rp 300.000,-
11 Kas Rp 1.000.000,-
Pendapatan diterima dimuka Rp 1.000.000,-
15 Utang usaha Rp 200.000,-
Kas Rp 200.000,-
16 Kas Rp 500.000,-
Pendapatan jasa Rp 500.000,-
17 Iklan dibayar dimuka Rp 240.000,-
Kas Rp 240.000,-
19 Kas Rp 750.000,-
Piutang usaha Rp 450.000,-
Pendapatan jasa Rp 1.200.000,-
20 Beban gaji Rp 300.000,-
Kas Rp 300.000,-
23 Prive (Pengambilan pribadi pemilik) Rp 100.000,-
Kas Rp 100.000,-
30 Piutang usaha Rp 300.000,-
Pendapatan Rp 300.000,-
JUMLAH Rp 16.740.000,- Rp 16.740.000,-

Uji Penguasaan Materi 2

Masih ingatkah kamu dengan Kantor Jasa Akuntansi “Magda” yang telah kamu buat Analisa
transaksinya pada pertemuan sebelumnya ?
Nah setelah kamu pelajari bagaimana cara membuat jurnal umum, selanjutnya pada pertemuan ini
Buatlah Jurnal Umum untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” ..... (Kerjakan di buku Folio Akuntansi)

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 36


Pertemuan 4

3) Posting Jurnal ke Buku Besar

a. Pengertian buku besar (general ledger)


Transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan akan mengakibatkan perubahan jumlah aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban. Perubahan yang terjadi akan menimbulkan kesulitan pencatatan jika menggunakan persamaan
akuntansi apalagi jika perusahaan skala besar yang memiliki banyak transaksi dan akun.
Maka dari itu dibuatlah jurnal umum untuk lebih memudahkan pencatatan. Setelah transaksi dicatat ke dalam
jurnal umum, selanjutnya akun-akun dalam jurnal umum dipindahkan ke dalam suatu kesatuan kolom untuk
mengelompokkan akun yang sejenis dan berhubungan. Sekumpulan akun ini dinamakan buku besar.
Buku besar adalah kumpulan dari akun-akun yang satu sama lain saling berhubungan secara sistematis. Sedangkan
kegiatan memindahbukukan jurnal umum ke buku besar dinamakan posting.

b. Fungsi buku besar


Buku besar di perusahaan memiliki fungsi yang sangat penting. Buku besar berfungsi untuk meringkas semua data
transaksi yang tercatat di jurnal umum. Selain itu, buku besar juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui ada
perbedaan atau tidak data keuangan yang masuk.

c. Bentuk buku besar


Tiap-tiap perusahaan memiliki dan menggunakan akun yang bentuk dan kolomnya bervariasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan masing-masing.
1. Buku besar bentuk T
Bentuk buku besar T ini adalah yang paling sederhana dan berbentuk seperti huruf T besar. Sebelah kiri
menunjukkan sisi debit dan sebelah kanan menunjukkan sisi kredit. Nama akun diletakkan di sebelah atas dan kode
akun di kanan atas.
Nama Akun No. akun

2. Buku besar skontro


Biasa disebut buku besar bentuk dua kolom. Skontro artinya sebelah menyebelah, sebelah debit dan sebelah kredit.
Nama Akun : .......... No. Akun .......

3. Bentuk Staffle (kolom saldo tunggal)


Nama Akun : .......... No. Akun .......
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
D/K Jumlah

4. Bentuk Staffle bentuk 4 kolom)


Nama Akun : .......... No. Akun .......
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet Kredit

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 37


d. Pemindahbukuan jurnal ke buku besar (Posting)
Setiap transaksi yang telahdicatat ke jurnal umum, selanjutnya jurnal yang telah dibuat dipindahkan ke kolom
akun-akun buku besar. Setelah kamu mempelajari pengertian, fungsi dan macam-macam bentuk buku besar,
perhatikan langkah-langkah posting sebagai berikut !
1. Bagi perusahaan yang sebelum periode bersangkutan, langkah pertama yang dilakukan adalah mencatat saldo dari
neraca awal (neraca sisa) dari periode sebelumnya sesuai dengan letak asli debit dan kredit dari neraca sisa
2. Catat tanggal terjadi transaksi sesuai dengan pencatatan dari jurnal
3. Catat keterangan/ uraian jurnal ke kolom keterangan akun buku besar (tidak mutlak)
4. Catat jumlah debit jurnal ke kolom debit akun buku besar yang bersangkutan dan mencatat jumlah kredit jurnal ke
kolom kredit akun buku besar yang bersangkutan, hitung saldonya
5. Tuliskan no. Halaman jurnal pada kolom ref. Pada buku besar tiap kali akun yang bersangkutan diposting
6. Tuliskan nomor/ kode akun dari buku besar ke kolom ref. Pada jurnal tiap kali akun yang bersangkutan selesai di
posting.
7. Pencatatan debit akan menambah saldo debit atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan
menambah saldo kredit dan mengurangi saldo debit.

Hal. 01
5

2 3 6

4
4

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 38


Amati jurnal Umum “Licin Tailor” di halaman 10, Setelah dibukukan ke akun buku besar secara lengkap akan tampak seperti
berikut;

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 39


Uji Penguasaan Materi 3

Masih ingatkah kamu dengan Kantor Jasa Akuntansi “Magda” yang telah kamu buat Jurnal
Umumnya pada pertemuan sebelumnya ?
Nah setelah kamu pelajari bagaimana cara membuat buku besar, selanjutnya pada pertemuan ini
Buatlah akun buku besar untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” ya ..... (Kerjakan di buku Folio)
Jangan lupa untuk membubuhkan Nomor kode akun di jurnal umum tiap kali kamu selesai posting
akun buku besar yang bersangkutan !
Akun yang dibuat;
110 Kas 310 Modal Magdalena
120 Piutang usaha 320 Prive Magdalena
130 Perlengkapan kantor 410 Pendapatan jasa
140 Sewa dibayar dimuka 510 Beban gaji
150 Iklan dibayar dimuka 520 Beban reparasi
160 Kendaraan 530 Beban listrik, air, telepon
170 Peralatan kantor
210 Utang usaha

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 40


Pertemuan 5

(2) Tahap Pengikhtisaran Akuntansi Perusahaan Jasa

Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah tahap pengikhtisaran. Beberapa hal yang penting dalam
tahap pengkhtisaran ini adalah neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian.

1) Menyusun Neraca Saldo


a. Pengertian neraca saldo
Untuk mengetahui keseimbangan jumlah debit dan kredit akun buku besar yang telah dibuat sebelumnya, perlu
disusun suatu daftar yang memuat nama-nama akun buku besar beserta saldo masing-masing akun tersebut. Maka dari
itu perlu disusun neraca saldo.
Neraca saldo adalah suatu daftar tempat mencatat secara sistematis saldo-saldo akun buku besar berdasarkan
kelompok akun buku besar sisi debit dan kredit. Dapat disimpulkan bahwa sumber pencatatan neraca saldo adalah buku
besar.

b. Fungsi neraca saldo


 Untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah akun debit dan kreidt dari buku besar
 Menghindari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam periode pencatatan (Jurnal & buku besar) sebelumnya
 Mempermudah pengikhtisaran catatan transaksi untuk menyusun laporan keuangan

c. Cara menyusun neraca saldo


Neraca saldo disusun di akhir periode akuntansi dengan menggunakan formulir yang memuat nomor kode akun,
nama akun, dan saldo-saldonya. Akun-akun aset dan beban-beban disajikan di sisi debit dan kelompok liabilitas, ekuitas,
dan pendapatan disajikan di sisi kredit. Jumlah sisi debit harus sama dengan jumlah sisi kredit.
Penyusunan neraca saldo dilakukan dengan cara mencatat saldo terakhir masing-masing akun buku besar.
Berdasarkan pemindahan dari buku besar “Licin Tailor” dihasilkan neraca saldo yang tampak sebagai berikut:

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 41


Uji Penguasaan Materi 4

Masih ingatkah kamu dengan Kantor Jasa Akuntansi “Magda” yang telah kamu buat Buku Besarnya
pada pertemuan sebelumnya ?
Nah setelah kamu pelajari bagaimana cara membuat Neraca Saldo, selanjutnya pada pertemuan ini
Buatlah akun Neraca Saldo untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” ya ..... (Kerjakan di buku besar)

Pertemuan 6

2) Membuat Jurnal Penyesuaian


Neraca saldo merupakan bahan pokok untuk menyusun laporan keuangan. Namun demikian, neraca saldo tidak dapat
langsung digunakan untuk menyusun laporan keuangan karena tidak semua saldo yang terdapat pada buku besar
menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Akun-akun yang sudah menunjukkan keadaan sebenarnya dapat langsung digunakan untuk menyusun laporan
keuangan, sedangkan akun yang belum meunjukkan keadaan sebenarnya harus disesuaikan dulu dalam jurnal penyesuaian.
Dalam kegiatan operasional perusahaan seringkali perusahaan mengalami pendapatan diterima terlebih dulu akan
tetapi perusahaan belum melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan sebagai contoh sewa diterima dimuka,
pendapatan diterima dimuka. Selain itu, misalkan saja perusahaan membayar sewa kios untuk satu tahun yang dicatat
sebagai sewa dibayar dimuka. Perusahaan sudah membayar akan tetapi manfaatnya belum diterima secara penuh. Kedua
contoh di atas adalah beberapa contoh dari akun-akun yang harus disesuaikan terlebih dulu karena belum menunjukkan
keadaan yang sebnarnya.
a. Pengertian jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk memperlihatkan kondisi sebenarnya suatu akun karena
masih terdapat data perusahaan yang belum sesuai dengan keadaan riil ataubahkan terdapat transaksi yang belum
dicatat.
b. Fungsi jurnal penyesuaian
 Menyesuaikan akun-akun dari neraca saldo yang belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya
 Mencatat transaksi yang terjadi di akhir periode yang belum dicatat
 Untuk memisahkan antara biaya yang belum dengan yang sudah beban
 Untuk memisahkan pendapatan yang sudah menjadi hak dan yang belum menjadi hak
c. Akun-akun yang perlu disesuaikan
Menurut Niswonger, dkk ada dua bagian pos akun yang memerlukan penyesuaian sebagai berikut;
 Pos Deferral, terdiri dari;
1. Pemakaian perlengkapan (Supplies)
2. Penyusutan aset tetap (Depreciation)
3. Beban dibayar dimuka (Prepaid Expense)
4. Pendapatan diterima dimuka (Deferred Revenue)
 Pos Akrual, terdiri dari;
1. Pendapatan yang masih harus diterima (Accrued Income)
2. Beban yang masih harus dibayar (Accrued Expenses)
Untuk memahami proses pembentukan jurnal penyesuaian, perhatikan data transaksi penyesuaian berikut beserta
jurnal penyesuaiannya.

1. Pemakaian perlengkapan
Perlengkapan perlu disesuaikan karena pada awal periode ketika perlengkapan dibeli, lalu dipakai untuk kegiatan
operasional perusahaan, tentunya jumlah perlengkapan akan berkurang/ habis. Maka dari itu akun perlengkapan perlu
adanya penyesuaian agar menunjukkan kondisi sebenarnya.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 42


Contoh:
Akun perlengkapan di neraca saldo menunjukkan jumlah Rp 500.000,-. Setelah dihitung secara fisik persediaan
perlengkapan pada tanggal 31 Desember tersisa Rp 300.000,-. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk kegiatan
operasional perusahaan berjumlah Rp 200.000,- (Rp 500.000 – Rp 300.000,-)
Jurnal Penyesuaian untuk mencatat pemakaian perlengkapan;
Beban perlengkapan Rp 200.000,- Nominal yang ditulis yaitu
Perlengkapan Rp 200.000,- sejumlah yang terpakai

2. Penyusutan aset tetap


Apabila perlengkapan selama kegiatan operasional akan berkurang jumlahnya/ habis. Berbeda dengan aset tetap, aset
tetap akan menyusut/ berkurang nilainya. Maka dari itu, di akhir periode aset tetap perlu disesuaikan agar menunjukkan
keadaan sebenarnya. Contoh peralatan diantaranya kendaraan, gedung, peralatan, mesin, meja, dll. Tanah tidak
disusutkan karena kian waktu nilainya semakin bertambah.
Contoh:
Di neraca saldo, akun peralatan kantor menunjukkan jumlah Rp 1.000.000,-. Dputuskan oleh manajemen perusahaan
bahwa penyusutan 10% per tahunnya. Ini berarti peralatan mengalami penyusutan sebesar; 10% x Rp 1.000.000,- = Rp
100.000,-.
Junal penyesuaian di akhir periode adalah;
Beban Penyusutan Peralatan Rp 100.000,- Nominal yang ditulis yaitu
Akumulasi penyusutan prltn Rp 100.000,- sejumlah penyusutannya

3. Beban dibayar dimuka


Akun-akun yang termasuk dalam kategori beban dibayar dimuka antara lain; Asuransi dibayar dimuka, iklan dibayar
dimuka, sewa dibayar dimuka dsb.
Contoh:
Pada tanggal 01 Oktober 2019, dibayar sewa kios untuk satu tahun Rp 2.400.000,-.
Ada dua cara pencatatan penyesuaian beban dibayar dimuka antara lain;
a) Pendekatan neraca/ pendekatan aset
Kapan kita menggunakan pendekatan neraca/ pendekatan aset ? adalah ketika saat terjadi pembayaran (di jurnal
umum) dicatat sebagai beban dibayar dimuka.
- Jurnal pada waktu pembayaran (di jurnal umum) 1 Oktober 2019
Sewa dibayar dimuka Rp 2.400.000,-
Kas Rp2.400.000,-
- Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2019
Beban Sewa Rp 600.000,- Nominal yang dicatat sejumlah
Sewa dibayar dimuka Rp 600.000,- yang sudah terjadi
Keterangan: Pengakuan beban yang sudah terjadi adalah 3 bulan (1 Oktober 2019 – 31 Desember 2019)
3/12 x Rp 2.400.000,- = Rp 600.000,-

b) Pendekatan laba rugi


Kapan kita menggunakan pendekatan laba rugi ? adalah ketika saat terjadi pembayaran (di jurnal umum) dicatat
sebagai beban (beban sewa/ beban asuransi/ beban iklan).
- Jurnal pada waktu pembayaran (di jurnal umum) 1 Oktober 2019
Beban sewa Rp 2.400.000,-
Kas Rp2.400.000,-
- Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2019
Sewa dibayar dimuka Rp 1.800.000,- Nominal yang dicatat sejumlah
Beban sewa Rp 1.800.000,- yang belum terjadi
Keterangan : Pengakuan beban yang belum terjadi adalah 9 bulan ( 1 Januari 2020 – 30 September 2019)
9/12 x Rp 2.400.000 = Rp 1.800.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 43


4. Pendapatan diterima dimuka
Ketika perusahaan memperoleh pendapatan, pada umumnya akan dicatat pada akun pendapatan (disebut pendekatan
laba rugi), tetapi kadang-kadang pendapatan yang diterima perusahaan, akan tetapi perusahaan belum melakukan
pekerjaannya. Peristiwa ini akan dicatat dengan akun pendapatan diterima dimuka (disebut pendekatan neraca/ utang).
Contoh:
Pada tanggal 1 November 2019, diterima pembayaran sewa dari Pak Joko sebesar Rp 3.600.000,- untuk satu tahun.
Ada dua cara pencatatan untuk penyesuaian pendapatan diterima dimuka;
a) Pendekatan laba rugi/ pendekatan pendapatan
Kapan kita menggunakan pendekatan laba rugi ? adalah ketika saat terjadi pembayaran (dijurnal umum) dicatat
sebagai pendapatan (pendapatan sewa/ pendapatan bunga/ pendapatan dll).
- Jurnal pada waktu pembayaran (di jurnal umum) 1 November 2019
Kas Rp 3.600.000,-
Pendapatan sewa Rp 3.600.000,-
- Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2019
Pendapatan sewa Rp 3.000.000,- Nominal yang dicatat sejumlah
Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000,- yang belum terjadi
Keterangan : Pengakuan beban yang belum terjadi adalah 10 bulan ( 1 Januari 2020 – 31 Oktober 2019)
10/12 x Rp 3.600.000 = Rp 3.000.000,-

b) Pendekatan neraca/ pendekatan utang


Kapan kita menggunakan pendekatan neraca ? adalah ketika saat terjadi pembayaran (dijurnal umum) dicatat sebagai
pendapatan diterima dimuka (sewa diterima dimuka dll)
- Jurnal pada waktu pembayaran (di jurnal umum) 1 November 2019
Kas Rp 3.600.000,-
Sewa diterima dimuka Rp 3.600.000,-
- Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2019
Sewa diterima dimuka Rp 600.000,- Nominal yang dicatat sejumlah
Pendapatan sewa Rp 600.000,- yang sudah terjadi
Keterangan : Pengakuan beban yang sudah terjadi adalah 2 bulan ( 1 November 2019 – 31 Desember 2019)
2/12 x Rp 3.600.000 = Rp 600.000,-

5. Pendapatan yang masih harus diterima


Ketika perusahaan telah menyelesaikan pekerjaannya, kadangkala pelanggan masih belum melakukan pembayarannya.
Kejadian seperti ini berarti perusahaan akan mencatatnya sebagai piutang atas pendapatan karena terdapat pendapatan
yang masih harus diterima.
Contoh:
Perusahaan menyimpan uang di BCA Rp 1.000.000,- pada tanggal 1 September 2019. Suku bunganya 18% per tahun dan
bunga akan diterima tiap 6 bulan sekali(tiap 1 Maret dan 1 September). Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan
diterima tanggal 1 Maret 2020 sehingga sampai akhir periode akuntansi terdapat pendapatan bunga yang ditunda
penerimannya selama 4 bulan (1 September – 31 Desember) yaitu 4/12 x Rp 1.000.000,- = Rp 60.000,-
Jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi di atas adalah;
Piutang bunga Rp 60.000,- Nominal yang ditulis sejumlah
Pendapatan bunga Rp 60.000,- pendapatan yg belum diterima

6. Beban yang masih harus dibayar


Contoh:
Perusahaan membayar gaji karyawan permingguan tiap hari sabtu. Tarif upah Rp 60.000,- per hari. Pembayaran gaji
terakhir tanggal 28 Desember 2019 (hari sabtu), berarti gaji karyawan yang masih belum dibayar tanggal 30 dan 31
desember 2019 karena baru akan dibayar di hari sabtu depan tanggal 4 Januari tahun berikutnya. Ini berarti sampai akhir
periode akuntansi terdapat gaji karyawan yang masih belum dibayar 2 hari x @Rp 60.000,- = Rp 120.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 44


Jurnal Penyesuaian untuk mencatat beban yang masih harus dibayar;
Beban gaji Rp 120.000,- Nominal yang ditulis sejumlah
Utang gaji Rp 120.000,- beban yang belum dibayarkan

Berikut di bawah ini adalah neraca saldo “Licin Tailor” pada tanggal 31 Desember 2019.

Data penyesuaian per 31 Desember 2019 miliki “Licin Tailor” sebagai berikut:
a. Perlengkapan jahit yang tersisa sebesar Rp 20.000,-
b. Peralatan jahit disusutkan sebesar 10% dari harga beli
c. Sewa dibayar 1 Oktober 2019 untuk 10 bulan
d. Gaji karyawan yang belum dibayarkan Rp 150.000,-
e. Iklan yang sudah tayang di koran sebanyak 3 kali
Berdasarkan data neraca saldo dan data penyesuaian di atas, bagaimana membuat jurnal penyesuaiannya ?
Jawab:

Penjelasan:
a) Perlengkapan yang terpakai sejumlah Rp 80.000,- (Rp 100.000 – Rp 20.000)
b) Peralatan yang menyusut sebesar Rp 10% x Rp 500.000,- = Rp 50.000,-
c) Menggunakan pendekatan neraca, nominal yang dicatat sejumlah yang sudah terjadi adalah 3 bulan (1 Oktober –
31 Desember 2019) maka dihitung 3/12 x Rp 2.000.000,- = Rp 600.000,-
Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 45
d) Nominal yang ditulis sejumlah beban yang belum dibayarkan Rp 150.000,-
e) Menggunakan pendekatan neraca, nominal dicatat sejumlah yang sudah terjadi adalah 3 kali penerbitan, maka
perhitugannya 3/12 x Rp 240.000,- = Rp 60.000,-

Dari neraca saldo dan jurnal penyesuaian di atas, terdapat beberapa akun baru yaitu sebagai berikut;
No. Akun Nama Akun
152 Akumulasi penyusutan peralatan
205 Utang gaji
502 Beban sewa
503 Beban iklan
515 Beban perlengkapan
516 Beban penyusutan peralatan

Uji Penguasaan Materi 5


Pada akhir periode 31 Desember 2019 Kantor Jasa Akuntansi “Magda” melakukan
penyesuaian dengan data sebagai berikut;
a. Perlengkapan kantor tersisa Rp 350.000,-
b. Mobil disusutkan Rp 1.000.000,-
c. Peralatan disusutkan sebesar 5%
d. Beban listrik, air dan telepon yang belum dibayar Rp 150.000,-
e. Gaji pegawai yang belum dibayarkan Rp 200.000,-
f. Sewa kantor yang sudah kadaluarsa 1 bulan
g. Iklan yang baru terbit 2 kali

Berdasarkan data penyesuaian dengan didukung data neraca saldo yang telah kamu
buat pada pertemuan sebelumnya, susunlah jurnal penyesuaian untuk Kantor Jasa
Akuntansi “Magda” !

Tambahan akun baru untuk penyesuaian;


161 Akm. Penyusutan Kendaraan
171 Akm. Penyusutan peralatan
220 Utang listrik, air dan telepon
220 Utang gaji
540 Beban perlengkapan
550 Beban penyusutan kendaraan
560 Beban penyusutan peralatan
570 Beban sewa
580 Beban iklan

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 46


Pertemuan 7

3) Menyusun Kerta Kerja

Tahap penting dalam pengikhtisaran adalah adalah penyusunan neraca saldo diikuti dengan ayat jurnal penyesuaian
untuk akun-akun yang ada di neraca saldo yang perlu disesuaikan. Setelah akun-akun neraca saldo disesuaikan, maka
jumlah tiap-tiap akun benar-benar menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan jumlah tersebut merupakan dasar untuk
membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan tujuan akhir dari adanya siklus akuntansi perusahaan jasa. Laporan keuangan yang
dibuat digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban pimpinan perusahaan kepada berbagai pihak yang membutuhkan.
Untuk mempermudah membuat laporan keuangan dengan benar diperlukan suatu alat bantu, yaitu kertas kerja
(Worksheet).
a. Pengertian kertas kerja (worksheet)
Kertas kerja (Worksheet) disebut juga neraca lajur. Kertas kerja adalah suatu daftar yang terdiri dari kolom neraca sisa,
ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi, dan neraca.
b. Fungsi kertas kerja
 Kertas kerja mempermudah pembuatan laporan keuangan, sifatnya tidak harus ada seandainya perusahaan sudah
mampu membuat laporan keuangan
 Kertas kerja dapat menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan
c. Format kertas kerja
Kerta skerja dapat dibuat dengan format bermacam-macam. Pada umumnya, kertas kerja berbentuk 10 kolom, ada juga
8 kolom atau 12 kolom tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan.

d. Penyusunan kertas kerja


Pada umumnya kertas kerja disusun setelah terlebih dulu dibuat jurnal penyesuaian. Kertas kerja merupakan alat
bantu untuk menyusun laporan keuangan yang mencerminkan konsep penyusunan ayat penyesuaian dan laporan
keuangan.
Langkah-langkah penyusunan kertas kerja 10 kolom adalah sebagai berikut;
1. Siapkan format kertas kerja 10 kolom
2. Pindahkan data neraca saldo berdasarkan neraca saldo yang telah dibuat sebelumnya ke dalam kolom neraca saldo di
kertas kerja
3. Mengisi kolom penyesuaian seakan-akan sedang membuat jurnal penyesuaian. Apabila terdapat nama akun baru yang
belum ada di data neraca saldo, maka akun baru tersebut dicantumkan di bawah akun-akun yang sudah ada.
4. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan (NSD) dengan selisih debit dan kredit pada kolom neraca saldo dengan ayat
jurnal penyesuaian.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 47


 Jika letaknya sama (debit & debit atau kredit & kredit) maka langsung dijumlahkan. Hasilnya dipindahkan ke kolom
neraca saldo disesuaikan (NSD) pada sisi yang sama
 Jika letaknya berlawanan (Debit & kredit atau kredit & debit) maka diselisihkan. Hasilnya dipindahkan ke kolom
neraca saldo disesuaikan sesuai dengan hasil sisi yang lebih besar
5. Memindahkan jumlah-jumlah pada kolom neraca saldo disesuaikan (NSD) ke kolom laba rugi atau kolom neraca pada
sisi yang sama, dengan cara;
 Untuk akun riil (Aset, Liabilitas, dan Ekuitas (termasuk prive) dipindahkan ke kolom neraca
 Untuk akun laba rugi (pendapatan dan beban) dipindahkan ke kolom laba rugi
6. Menjumlahkan angka-angka dalam kolom laba rugi, kemudian menuliskan selisih antara jumlah debit dan kredit di sisi
jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit dan kredit akan sama.
7. Menuliskan kata laba/ rugi bersih ke dalam kolom akun dengan ketentuan sebagai berikut;
 Jika jumlah debit lebih besar dari jumlah kredit (di kolom laba rugi) sehingga selisihnya di tulis di kredit berarti rugi
bersih.
 Jika jumlah kredit lebih besar dari jumlah debit (di kolom laba rugi) sehingga selisihnya di tulis di debit berarti laba
bersih.
8. Memindahkan laba/ rugi bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan
9. Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debit dan kredit menjadi sama. Kemudian, seluruh hasil penjumlahan
yang ada di kertas kerja diberi garis dua.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 48


Berdasarkan data akuntansi milik “ Licin tailor”, dapat disusun kertas kerja sebagai berikut;

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 49


Uji Penguasaan Materi 6
Berdasarkan data neraca saldo dan jurnal penyesuaian Kantor Jasa Akuntansi “Magda” yang telah kamu
buat di pertemuan sebelumnya, Buatlah Kertas Kerja untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” dengan
format 10 kolom !
Kerjakan di buku Folio Akuntansi dengan teliti dan rapih !

Pertemuan 8

(3) Tahap Pelaporan Akuntansi Perusahaan Jasa

Tahap pelaporan merupakan tahapan terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Tahap pelaporan meliputi
penyusunan laporan keuangan, membuat jurnal penutup, memposting jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah
penutupan, dan membuat jurnal pembalik. Laporan keuangan dibuat pada akhir periode akuntansi yang terdiri dari laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca.

1) Menyusun Laporan Keuangan


a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan yang diterima dan beban yang dikeluarkan
suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Menyusun laporan laba rugi akan lebih mudah karena telah dibuat kertas
kerja sebelumnya dimana data keuangan sudah dikelompokkan sesuai dengan komponen laporan keuangan yang akan
disusun.
Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha selama satu periode. Hasil usaha diperoleh dengan cara
membandingkan jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari beban, berarti laba.
Sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil dari beban, berarti rugi.
Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu bentuk langsung (single step) dan bentuk bertahap (multiple
step).
1. Bentuk single step atau bentuk langsung, bentuk yang sangat sederhana yakni semua pendapatan dikelompokkan di
bagian atas pada satu sisi , lalu dijumlahkan. Dan semua beban dikelompokkan di bagian bawahnya dan dijumlahkan.
Jumlah pendapatan dikurangi julah beban, selisihnya merupakan laba/ rugi bersih.
2. Bentuk multiple step atau bentuk bertahap. Bentuk ini lebih kompleks bila dibandingkan dengan bentuk single step.
Namun bentuk laporan ini lebih rinci karena memisahkan pendapatan dan beban operasional dengan pendapatan dan
beban non-operasional.
Berikut ini adalah laporan laba rugi “Licin Tailor” periode 31 Desember 2019 bentuk single step;

Penjelasan: Laporan laba


rugi diambil dari kertas
kerja kolom “Laba Rugi”.
Sisi debit merupakan beban
dan sisi kredit merupakan
pendapatan.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 50


b. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas/ modal suatu perusahaan
dalam satu periode tertentu. Komponen laporan perubahan ekuitas adalah modal, laba/ rugi bersih, dan prive.
Laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai penambahan atau pengurangan ekuitas selama periode
tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari investasi dan laba bersih. Pengurangan ekuitas biasanya terjadi karena adanya
kerugian dan pengambilan untuk kepentingan pribadi (prive).
Berikut ini adalah laporan perubahan ekuitas “Licin Tailor” periode 31 Desember 2019;

c. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan posisi keuangan (neraca) adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset, liabilitas, dan ekuitas suatu
perusahaan pada satu periode tertentu. Komponen laporan posisi keuangan (neraca) meliputi Kelompok aset, Liabilitas, dan
ekuitas.
Laporan posisi keuangan (neraca) dapat dibuat dalam dua bentuk.
1. Bentuk Skontro
Dalam bentuk skontro, aset dicantumkan di sebelah kiri, sedangkan liabilitas dan ekuitas di sebelah kanan.
Berikut ini laporan posisi keuangan (neraca) “Licin Tailor” bentuk skontro;

Penjelasan:
Data untuk neraca diambil darikertas kerja kolom neraca dengan perubahan sebagai berikut;
 Apabila terdapat akun akumulasi penyusutan aset tetap, maka sifatnya mengurangi akun aset yang bersangkutan.
Contoh: Akumulasi penyusutan peralatan mengurangi akun Peralatan.
 Akun prive tidak dicantumkan dalam neraca karena sudah diperhitungkan ke akun ekuitas
 Akun ekuitas pada neraca tidak menggunakan jumlah yang ada di kolom kertas kerja, tetapi dari hasil laporan
perubahan ekuitas.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 51


2. Bentuk Stafel
Dalam bentuk stafel, Liabilitas dan ekuitas dicantumkan di bawah aset.
Berikut ini adalah laporan posisi keuangan (neraca) “Licin tailor” bentuk Stafel;

d. Laporan Arus Kas


Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) selama
satu periode tertentu. Laporan arus kas memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mengelola kas masuk dan kas
keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah dengan adanya penambahan atau
pengurangan uang kasnya hingga mencapai saldo akhir per tanggal neraca.
Metode penyusunan arus kas yaitu, metode langsung dan metode tidak langsung.

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 52


Uji Penguasaan Materi 6
Berdasarkan data kertas kerja (Worksheet) yang telah kamu buat sebagai alat bantu penyusunan
laporan keuangan, Buatlah laporan keuangan secara sistematis untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda”
untuk periode 31 Desember 2019 yang terdiri atas;
a. Laporan Laba Rugi
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pertemuan 9

2) Membuat Jurnal Penutup


Sebagaimana jurnal umum di-posting ke akun buku besar, ayat jurnal penyesuaian juga di-posting ke akun buku besar
yang bersangkutan. Kegiatan tahap pengikhtisaran setelah posting ayat jurnal penyesuaian adalah menutup akun buku
besar melalui ayat jurnal penutup.
Ayat jurnal penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk me- nol- kan akun-akun
nominal dan dipindahkan ke akun ekuitas melalui ikhtisar laba rugi. Ayat jurnal penutup difungsikan untuk menutup akun-
akun pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi, dan akun prive.
Akun-akun yang perlu ditutup adalah pendapatan, prive, beban-beban, dan laba/ rugi usaha. Cara menyusun jurnal
penutup adalah sebagai berikut;
a. Menutup akun pendapatan; dengan mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi sebesar saldo
pendapatan
b. Menutup akun-akun beban; dengan mendebit akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun beban-beban sebesar saldo
akun beban-beban
c. Menutup akun prive; dengan mendebit akun modal dan mengkredit akun prive sebesar saldo prive
d. Jika perusahaan mengalami laba; mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun modal sebesar saldo laba
e. Jika perusahaan mengalami rugi; mendebit akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi sebesar saldo rugi
Jurnal penutup data kertas kerja “Licin Tailor” sebagai berikut;

Uji Penguasaan Materi 7


Setelah kamu belajar cara membuat jurnal penutup, Buatlah Jurnal Penutup untuk Kantor Jasa
Akuntansi “Magda” periode 31 Desember 2019 !

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 53


Pertemuan 10

3) Posting Jurnal Penyesuaian & Jurnal Penutup

Sebagaimana jurnal umum di-posting ke akun buku besar, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup juga di-posting
ke akun buku besar yang bersangkutan. Kegiatan tahap pengikhtisaran setelah posting ayat jurnal penyesuaian adalah menutup
akun buku besar melalui ayat jurnal penutup.
Berikut adalah buku besar “Licin Tailor” periode 31 Desember 2019, setelah di-posting jurnal penyesuaian dan jurnal
penutup akan tampak sebagai berikut;

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 54


Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 55
Uji Penguasaan Materi 8
Sebagaimana jurnal umum di-posting ke akun buku besar, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal
penutup juga di-posting ke akun buku besar yang bersangkutan,
Maka dengan sumber ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup yang telah kamu buat pada
pertemuan sebelumnya, buatlah akun buku besar setelah penyesuaian & penutup untuk Kantor Jasa
Akuntansi “Magda” !

Pertemuan 11

4) Menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan

Setelah ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup dipindahbukukan ke akun buku besar, akun-akun nominal
(kelompok pendapatan, beban, dan prive) akan memiliki saldo “nol”. Untuk memastikan keseimbangan akun-akun buku besar
kelompok akun riil (Kelompok aset, liabilitas, dan ekuitas) disusunlah neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo setelah penutupan adalah tugas yang harus dilaksanakan pada tahap akhir periode akuntansi yang merupakan
neraca akhir periode akuntansi dan sebagai neraca awal periode akuntansi berikutnya.
Sekarang perhatikan neraca saldo setelah penutupan yang dibuat oleh “Licin Tailor” akan tampak sebagai berikut;

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 56


Uji Penguasaan Materi 9
Setelah kamu memindahbukukan (posting) jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar,
maka saldo akun pendapatan, beban, dan prive menjadi nol “0”.
Untuk memastikan keseimbangan akun-akun buku besar kelompok akun riil (Kelompok aset, liabilitas,
dan ekuitas) Buatlah neraca saldo setelah penutupan untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” !

Pertemuan 12

5) Membuat Jurnal Pembalik


Pada akhir periode saat menyusun jurnal penyesuaian, biasanya muncul akun baru (akun riil baru) baik berupa liabilitas
atau aset. Akun tersebut akan tampak pada neraca saldo disesuaikan, yang di neraca saldo sebelumnya belum ada akun baru
tersebut.
Pembuatan jurnal pembalik adalah upaya untuk dapat dilaksanakannya kegiatan akuntansi periode selanjutnya dengan
data yang sebenarnya. Maka untuk menghindari kesalahan, dibuatlah jurnal pembalik (reversing entries) yaitu jurnal yang
berfungsi membalikkan jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode dengan menghapus pengaruh ayat penyesuaian
periode sebelumnya sehingga transaksi-transaksi selanjutnya dapat dicatat secara tepat.
Biasanya terdapat empat macam transaksi yang memerlukan jurnal pembalik;
a. Beban dibayar dimuka, jika beban tersebut pada saat dicatat diakui sebagai beban (pendekatan laba rugi)
b. Beban yang masih harus dibayar
c. Pendapatan diterima dimuka, jika pendapatan pada saat terjadi diakui sebagai pendapatan
d. Pendapatan yang masih harus diterima

Perhatikan Jurnal Penyesuaian milik “Licin Tailor” berikut ini !

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 57


Berdasarkan jurnal penyesuaian di atas, apabila diperhatikan maka yang memerlukan dibuat jurnal pembalik adalah ayat
jurnal pada poin (d) yaitu beban yang masih harus dibayarkan.
Maka dari itu, perlu dibuat jurnal pembalik untuk poin (d) dengan cara membalik akun tersebut;

Uji Penguasaan Materi 10

Berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah kamu buat pada pertemuan sebelumnya, terdapat
beberapa ayat jurnal penyesuaian yang memerlukan untuk dibuatkan jurnal pembalik (reversing
entries).
Misi terakhimu saat ini adalah membuat jurnal pembalik untuk Kantor Jasa Akuntansi “Magda” !

Good Job !!!


Kantor Jasa Akuntansi “Magda” mengucapkan terimakasih banyak karena telah membantu
menyelesaikan misi pembuatan informasi akuntansi milik Kantor Jasa Akuntansi Magda ...

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 58


TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN III

1. Ciri-ciri perusahaan dagang adalah ...


a. Produk yang dihasilkan berupa barang
b. Produknya dapat disimpan
c. Ada standar harga pada produk yang ditawarkan
d. Waktu ketika memproduksi dan mengkonsumsi bersamaan
e. Kegiatan usaha berupa membeli barang dagang dan menjualnya tanpa melakukan proses pengolahan

2. Analisa transaksi serta bukti-bukti transaksi, penjurnalan, dan pemindahbukuan (posting) jurnal ke buku besar dalam siklus
akuntansi perusahaan jasa termasuk dalam tahap ...
a. Pengikhtisaran d. Penggolongan
b. Pencatatan e. Pemeriksaan
c. Pelaporan

3. Pembuatan jurnal penyesuaian dalam siklus akuntansi merupakan bagian dalam tahap ...
a. Pencatatan d. Pelaporan
b. Penggolongan e. Penutupan
c. Pengikhtisaran

4. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya transaksi merupakan salah satu
fungsi jurnal yaitu ...
a. Fungsi historis d. Fungsi instruktif
b. Fungsi analisis e. Fungsi informatif
c. Fungsi mencatat

5. Apabila sumber pencatatan jurnal umum adalah dari bukti-bukti transaksi yang diperoleh baik dari pihak internal maupun
eksternal (luar) perusahaan, maka sumber pencatatan dari buku besar yang akan dibuat adalah ...
a. Dokumen transaksi
b. Jurnal umum
c. Neraca saldo
d. Laporan keuangan
e. Jurnal penyesuaian

6. Berikut disajikan beberapa transaksi dan analisa mekanisme debit kredit akuntansi perusahaan jasa. Tentukan dengan
memberikan tanda Checklist (√) pada jawaban tepat.
Anda dapat memilih beberapa jawaban benar.
Pemilik mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi mengakibatkan Kas berkurang (D) dan modal
-
berkurang (K) dengan jumlah yang sama
Membayar pinjaman di bank menyebabkan Kas berkurang (K) dan Utang usaha bertambah (D) dengan jumlah yang
-
sama
Membeli peralatan secara kredit menyebabkan Peralatan bertambah (D) dan Utang usaha bertambah di (K) dengan
-
jumlah yang sama
Menerima pendapatan jasa bengkel sebagian secara tunai dan sisanya akan diterima bulan depan menyebabkan Kas
-
dan Piutang usaha bertambah (D) dan pendapatan jasa bertambah (K)
Membayar beban iklan secara tunai mengakibatkan Beban iklan bertambah (D) dan kas berkurang (K) dengan jumlah
-
yang sama

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 59


7. Berikut disajikan transaksi perusahaan jasa angkutan “Dimas”. Berikan tanda Checklist (√) pada transaksi yang mengakibatkan
piutang dan modal bertambah.
Anda dapat memilih beberapa jawaban benar
Dimas mengirim Faktur kepada Andika atas pekerjaan mengantar turis asing ke daerah wisata yang telah
-
dilakukannya senilai Rp 5.000.000,-
Dimas telah menyelesaikan pekerjaan mengantar rombongan ibu-ibu PKK rekreasi ke pantai senilai Rp 2.000.000,-
-
diterima tunai
Dimas membayar gaji karyawan sebesar Rp 200.000,-
-
Dimas telah menyelesaikan tugas mengantar wisatawan asing ke daerah gunung bromo dan pembayaran baru akan
-
diterima kemudian
Dimas telah menyelesaikan pekerjaan senilai Rp 1.000.000,- dan belum menerima pembayarannya
-

8. Servis jam tangan “Kurnia Abadi” telah menyelesaikan jasa servis miliki Pak Adi dengan biaya servis Rp 560.000,- dari jumlah
tersebut baru diterima pembayarannya sebesar Rp 200.000,- dan sisanya akan dibayar bulan depan.
Transaksi di atas apabila dicatat dalam jurnal umum oleh Servis jam tangan “Kurnia Abadi” adalah ...
a. Kas Rp 200.000,-
Utang Usaha Rp 360.000,-
Pendapatan jasa Rp 560.000,-
b. Kas Rp 200.000,-
Pendapatan jasa Rp 360.000,-
Utang Usaha Rp 560.000,-
c. Pendapatan jasa Rp 560.000,-
Kas Rp 200.000,-
Utang usaha Rp 360.000,-
d. Kas Rp 200.000,-
Piutang usaha Rp 360.000,-
Pendapatan jasa Rp 560.000,-

e. Pendapatan jasa Rp 560.000,-


Kas Rp 200.000,-
Piutang usaha Rp 360.000,-

9. Perhatikan bukti transaksi milik “Boy Taylor” berikut ini !


PD " Merpati" No. Faktur : 16
Jalan kalisong 3 Kepada : "Boy Taylor"
Surabaya
FAKTUR
Banyaknya Nama Barang Harga Satuan Jumlah
1 gross kancing Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
2 dosin Benang Obras Rp 100.000,00 Rp 200.000,00
Total Rp 700.000,00
Batu, 7 Maret 2017
Hormat kami,
PD Merpati

Yuni Irawati
Tentukanlah dengan memberikan tanda Checklist (√) pada kolom benar atau salah terkait pencatatan transaksi ke dalam
jurnal umum “Boy Taylor” !
Pernyataan Benar Salah
a. Perlengkapan (D) Rp 700.000, Kas (K) Rp 700.000
b. Perlengkapan (D) Rp 700.000, Utang Usaha (K) Rp 700.000
c. Peralatan (D) Rp 700.000, Piutang Usaha (K) Rp 700.000
d. Peralatan (D) Rp 700.000, Utang Usaha (K) Rp 700.000
e. Peralatan (D) Rp 700.000, Kas (-) Rp 700.000

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 60


10. Setelah mencatat transaksi di jurnal, seorang akuntan akan memindahbukukan angka ke buku besar. Kegiatan ini disebut ...
a. Penyesuaian
b. Penyusutan
c. Membuat kertas kerja
d. Posting
e. Audit

11. Perhatikan data berikut ini!


Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 2 Kas 5.000.000 -
Juni peralatan 800.000
Modal - 5.800.000
7 Perlengkapan Kantor 1.700.000 -
Kas - 1.700.000
12 Kas 300.000 -
Pendapatan Jasa - 300.000
14 Peralatan Kantor 200.000 -
Utang - 200.000
18 Beban Telepon 150.000 -
Kas - 150.000

Jurnal umum tersebut di posting ke buku besar berikut ini.


(1) Kas
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo
Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 2 5.000.000 - 5.000.000 -
Juni 7 - 1.700.000 6.700.000 -
12 300.000 - 6.400.000 -
18 - 150.000 6.250.000 -
(2). Perlengkapan
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo
Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 7 1.700.000 - 1.700.000 -
Juni
(3). Utang

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo


Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 2 200.000 - - 200.000
Juni
(4). Pendapatan Jasa
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo
Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 12 - 300.000 - 300.000
Juni
(5). Beban Telepon
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo
Debit (Rp) Kredit (Rp)
2018 18 150.000 - 150.000 -
Juni
Posting jurnal diatas yang benar terdapat pada nomor….
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (1), (3), dan (5)
d. (2), (4), dan (5)
e. (3), (4), dan (5)

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 61


12. Berikut disajikan sebagian jurnal umum “Putra Motor” bulan Juli 2019.
Tgl Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
2019 1 Kas Rp 15.000.000
Juli Modal Rp 15.000.000
2 Beban Sewa Rp 2.000.000
Kas Rp 2.000.000
6 Kas Rp 4.000.000
Pendapatan Jasa Rp 4.000.000
Merujuk pada data jurnal umum “Putra Motor” di atas, tentukanlah posting jurnal umum ke buku besar yang tepat dengan
memberikan tanda Checklist (√) pada kolom benar atau salah !
Pernyataan Benar Salah

13. Setelah dilakukan pemindahbukuan jurnal ke dalam buku besar (posting), selanjutnya masing-masing saldo akhir dari setiap
akun dikelompokkan ke dalam suatu daftar sistematis yang memuat saldo-saldo buku besar. Tahapan dan formulir yang
dimaksud adalah ...
a. Tahap Pencatatan, yakni menyusun neraca saldo
b. Tahap Pengikhtisaran, yakni menyusun neraca saldo
c. Tahap Pengikhtisaran, yakni membuat jurnal penyesuaian
d. Tahap pelaporan, yakni menyusun laporan keuangan
e. Tahap Pencatatan, yakni membuat kertas kerja

14. Akun-akun nominal yang telah disesuaikan selanjutnya dipindahkan ke kolom ...
a. Debit neraca d. Perubahan ekuitas
b. Labarugi e. Penyesuaian
c. Kertas kerja

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 62


15. Pada neraca saldo terdapat akun sewa dibayar dimuka Rp 2.400.000,-. Sewa tersebut dibayar pada tanggal 1 Mei 2020 untuk
masa satu tahun. Berdasarkan data tersebut pencatatan dalam jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020 adalah ...
a. Beban sewa (D) dan Sewa dibayar dimuka (K) masing-masing sebesar Rp 1.600.000,-
b. Sewa dibayar dimuka (D) dan beban sewa (K) masing-masing sebesar Rp 1.600.000,-
c. Beban sewa (D) dan Sewa dibayar dimuka (K) masing-masing sebesar Rp 1.400.000,-
d. Beban sewa (D) dan sewa dibayar dimuka (K) masing-masing sebesar Rp 800.000,-
e. Sewa dibayar dimuka (D) dan beban sewa (K) masing-masing sebesar Rp 400.000,-

16. Pada tanggal 1 Maret 2020 Biro Travel “Intan” membayar sewa kantor sebesar Rp 18.000.000,- dan diakui sebagai beban
untuk satu tahun terhitung tanggal 1 Maret 2020. Pada tanggal 31 Desember 2020, besarnya sewa dibayar dimuka adalah ...
a. Rp 15.000.000,- d. Rp 12.000.000,-
b. Rp 18.000.000,- e. Rp 6.000.000,-
c. Rp 3.000.000,-

17. Berikut disajikan data neraca saldo sebagian milik “Rapi Taylor” per 31 Desember 2019.
- Kas Rp 1.500.000,-
- Perlengkapan Rp 1.800.000,-
- Iklan dibayar dimuka Rp 2.400.000,-
- Peralatan Rp 10.000.000,-
Data penyesuaian per 31 Desember 2019;
1) Perlengkapan yang tersisa Rp 800.000,-
2) Iklan dibayar pada tanggal 1 Mei 2019 untuk 1 tahun (Pendekatan neraca)
Berdasarkan neraca saldo dan data penyesuaian Laundry “Wangi”, jurnal penyesuaian yang tepat untuk “Rapi Taylor”
adalah...
Anda dapat memilih beberapa jawaban benar.
 Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Beban Perlengkapan Rp 1.000.000,-
Perlengkapan Rp 1.000.000,-

 Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


Beban Perlengkapan Rp 800.000,-
Perlengkapan Rp 800.000,-

 Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


Beban Iklan Rp 1.600.000,-
Iklan dibayar dimuka Rp 1.600.000,-

 Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


Iklan dibayar dimuka Rp 800.000,-
Beban iklan Rp 800.000,-

 Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)


Beban Iklan Rp 2.400.000,-
Iklan dibayar dimuka Rp 2.400.000,-

18. Tuan Agus mendapatkan order untuk menjahit 6.000 stel pakaian seragam dengan jasa per stel Rp 25.000,-. Tuan Agus
menerima penuh jasanya dan bagian akuntansi mencatat pada akun pendaparan jasa. Sampai akhir periode akuntansi Tuan
Agus baru menyelesaikan 4.000 stel , maka jurnal penyesuaian yang benar adalah ...
a. Kas (D) Rp 150.000.000,- dan Pendapatan Jasa (K) Rp 150.000.000,-
b. Kas (D) Rp 150.000.000,- dan Pendapatan jasa diterima dimuka (K) Rp 150.000.000,-
c. Pendapatan jasa (D) Rp 100.000.000,- dan Pendapatan jasa diterima dimuka (K) Rp 100.000.000,-
d. Pendapatan jasa diterima dimuka (D) Rp 100.000.000,- dan Pendapatan jasa (K) Rp 100.000.000,-
e. Pendapatan jasa (D) Rp 50.000.000,- dan Pendapatan jasa diterima dimuka (K) Rp 50.000.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 63


19. Jika akun perlengkapan sebelum penyesuaian tanggal 31 Desember menunjukkan saldo Rp 2.250.000 dan perlengkapan yang
tersisa pada akhir periode 31 Desember berjumlah Rp 950.000. Maka ayat jurnal penyesuaian yang tepat untuk mencatat
ilustrasi di atas adalah ...
a. Perlengkapan Rp 950.000,-
Beban perlengkapan Rp 950.000,-
b. Perlengkapan Rp 1.300.000,-
Beban perlengkapan Rp 1.300.000,-
c. Beban perlengkapan Rp 950.000,-
Perlengkapan Rp 950.000,-
d. Beban perlengkapan Rp 1.300.000,-
Perlengkapan Rp 1.300.000,-
e. Perlengkapan kredit Rp 2.250.000,-
Beban perlengkapan Rp 2.250.000,-

20. Fungsi disusunnya ketas kerja (Work Sheet) adalah ...


a. Perhitungan laba/rugi usaha
b. Ikhtisar harta, utang dan modal
c. Mengevaluasi keseimbangan
d. Analisis transaksi
e. Membantu dalam penyusunan laporan keuangan

21. Berikut data neraca saldo Laundy Lina per 31 Desember 2019
No. Akun Nama Akun Debit (D) Kredit (K)
111 Kas Rp 45.000.000 -
112 Perlengkapan Rp 18.000.000 -
311 Modal Usaha - Rp 50.000.000
513 Beban sewa Rp 5.000.000 -
Adapun data penyesuaian per 31 Desember 2019 sebagai berikut;
(1) Perlengkapan yang terpakai sebesar Rp 1.500.000
(2) Sewa untuk 5 bulan dibayar tanggal 2 Oktober 2019
Dari data tersebut disusun dalam kertas kerja sebagai berikut (dalam jutaan rupiah);
No. Nama Akun Neraca Saldo AJP NSD Laba Rugi Neraca
111 Kas 45 - - - 45 - 45 - 45 -
112 Perlengkapan 18 - - 1,5 16,5 - - - 16,5 -
113 Modal Usaha - 50 - - - 50 - - - 50
311 Beban sewa 5 - - 2 3 - 3 - - -
513 Beban perlengkapan - - 1,5 - 1,5 - 1,5 , 1,5 -
514 Sewa dibayar dimuka - - 2 - 2 - 2 - - -
Penyusunan kertas kerja yang tepat terdapat pada nomor ...
a. (111), (112), dan (113)
b. (112), (113), dan (311)
c. (112), (311), dan (513)
d. (112), (513), dan (514)
e. (113), (513), dan (514)

22. Kertas kerja sebuah perusahaan jasa per 31 Desember 2020 menunjukkan jumlah kolom labarugi sisi Debit sebesar Rp
27.400.000,- dan di sisi kredit sebesar Rp 75.000.000,-. Data tersebut menginformasikan bahwa ...
a. Jumlah rugi sebesar Rp 27.400.000 dan jumlah laba sebesar Rp 75.000.000,-
b. Saldo laba sebesar Rp 47.600.000,- dicatat di kertas kerja kolom laba rugi kredit dan neraca kredit
c. Saldo laba sebesar Rp 47.600.000,- dicatat di kertas kerja kolom laba rugi debit dan neraca kredit
d. Saldo laba sebesar Rp 47.600.000,- dicatat di kertas kerja kolom laba rugi debit dan neraca kredit
e. Saldo laba sebesar Rp 47.600.000,- dicatat di kertas kerja kolom laba rugi kredit dan neraca debit

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 64


23. Diketahui data usaha Laundry Shinta sebagai berikut.
- Modal per 1 Januari 2020 Rp 50.000.000,-
- Pendapatan jasa Rp 10.000.000,-
- Pendapatan lain-lain Rp 15.000.000,-
- Beban usaha Rp 6.000.000,-
- Prive Rp 4.000.000,-
Berdasarkan data usaha tersebut, maka besar Modal Laundry Shinta per 31 Desember 2020 adalah ...
a. Rp 52.000.000,- d. Rp 70.00.000,-
b. Rp 55.000.000,- e. Rp 75.000.000,-
c. Rp 65.000.000,-

24. Berikut sebagian data perusahaan jasa “Thomas” yang bergerak dibidang bengkel otomotif.
- Pendapatan jasa Rp 1.500.000,-
- Pendapatan lain-lain Rp 400.000,-
- Beban gaji Rp 600.000,-
- Beban listrik Rp 50.000,-
- Beban lain-lain Rp 50.000,-
- Modal Rp 1.100.000,-
Berdasarkan data keuangan perusahaan jasa “Thomas”, besarnya laba yang diperoleh perusahaan adalah ...
a. Rp 800.000,- d. Rp 850.000,-
b. Rp 900.000,- e. Rp 1.100.000,-
c. Rp 1.200.000,-

25. Diketahui data dari perusahaan jasa “Maurin” sebagai berikut.


- Perlengkapan Rp 161.000.000,-
- Peralatan Rp 513.200.000,-
- Utang Bank Rp 212.000.000,-
- Prive Rp 3.200.000,-
- Biaya perlengkapan Rp 31.250.000,-
- Biaya gaji Rp 47.750.000,-
- Biaya air, Listrik, Telp Rp 14.300.000,-
Apabila perusahaan mendapatkan laba Rp 12.300.000,- maka besarnya Pendapatan jasa yang diperoleh Perusahaan jasa
“Maurin” adalah ...
a. Rp 108.800.000,- d. Rp 97.040.000,-
b. Rp 105.600.000,- e. Rp 15.500.000,-
c. Rp 102.400.000,-

26. Laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode)
tertentu adalah ...
a. Neraca (Laporan posisi keuangan)
b. Laporan laba/rugi
c. Kertas kerja/ Work Sheet
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Laporan arus kas

27. Akun-akun yang perlu dibuat jurnal penutup pada akhir tahun adalah ...
a. Akun aset, liabilitas, dan laba/rugi
b. Akun nominal, aset, dan pendapatan
c. Akun riil, pendapatan, dan beban
d. Akun nominal, prive, dan laba/rugi
e. Akun rill, prive, dan laba/rugi

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 65


28. Dalam jurnal penutup akun pendapatan akan berada di posisi ...
a. Debit d. Kredit
b. Laporan labarugi e. Jurnal penerimaan kas
c. Neraca

29. Daftar sisa/ Neraca saldo setelah penutupan berfungsi untuk ...
a. Memeriksa kebenaran debit dan kredit pada jurnal penyesuaian
b. Menentukan besarnya laba/rugi perusahaan
c. Menentukan besarnya utang dan modal usaha pada akhir periode
d. Mengoreksi pelaksanaan jurnal penutup
e. Memeriksa keseimbangan jumlah saldo debit dan kredit akun buku besar setelah penutupan

30. Berikut disajikan data neraca saldo disesuaikan “Juwita” Taylor.


- Kas Rp 61.125.000,-
- Piutang Usaha Rp 7.500.000,-
- Perlengkapan Rp 600.000,-
- Peralatan Rp 6.000.000,-
- Utang Usaha Rp 5.000.000,-
- Modal Juwita Rp 50.000.000,-
- Prive Juwita Rp 2.000.000,-
- Pendapatan Jasa Rp 30.500.000,-
- Beban Gaji Rp 10.500.000,-
- Beban Listrik, Air, Telepon Rp 4.875.000,-
- Beban Sewa Rp 1.000.000,-
- Beban Iklan Rp 500.000,-
Berdasarkan data neraca saldo disesuaikan tersebut apabila dibuat jurnal penutup yang benar adalah ...
a.
Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Ikhtisar Laba/ Rugi Rp 30.500.000,-
Pendapatan Jasa Rp 30.500.000,-
b.
Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Pendapatan Jasa Rp 30.500.000,-
Ikhtisar laba/Rugi Rp 30.500.000,-
c.
Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Beban gaji Rp 10.500.000,-
Ikhtisar Laba/Rugi Rp 10.500.000,-
d.
Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Beban sewa Rp 1.000.000,-
Ikhtisar Laba/Rugi Rp 1.000.000,-
e.
Keterangan Ref Debit (D) Kredit (K)
Beban Iklan Rp 500.000,-
Ikhtisar Laba/Rugi Rp 500.000,-

31. Tuan Jali mengambil kas perusahaan sebesar Rp 2.000.000,- maka jurnal penutup yang tepat untuk mencatat transaksi
berikut adalah ...
a. Modal (D) Rp 2.000.000 dan Prive (K) Rp 2.000.000,-
b. Prive (D) Rp 2.000.000 dan Ikhtisar L/R (K) Rp 2.000.000,-
c. Ikhtisar L/R (D) Rp 2.000.000 dan Modal (K) Rp 2.000.000,-
d. Modal (D) Rp 2.000.000 dan Ikhtisar L/R (K) Rp 2.000.000,-
e. Prive (D) Rp 2.000.000 dan modal (K) Rp 2.000.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 66


32. Perusahaan seharusnya menerima pendpatan, akan tetapi karena suatu hal pendapatan tersebut belum diterima hingga
akhir periode, sehingga akan menyebabkan dibuatkannya jurnal ...
a. Jurnal pembalik d. Jurnal penerimaan kas
b. Jurnal penutup e. Jurnal pengeluaran kas
c. Jurnal umum

33. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama pada akun yang berhubungan
dengan jurnal penyesuaian adalah fungsi dari ...
a. Jurnal penutup d. Jurnal pembalik
b. Jurnal umum e. Jurnal penyesuaian
c. Jurnal penerimaan kas

34. Pada tanggal 01 Agustus 2020 dibayar beban sewa untuk 1 tahun sebesar Rp 1.800.000,-. Jika pada tanggal tersebut dicatat
sebagai beban, maka jurnal pembalik awal periode berikutnya adalah ...
a. Sewa dibayar dimuka Rp 1.800.000,-
Kas Rp 1.800.000,-
b. Beban sewa Rp 1.800.000,-
Kas Rp 1.800.000,-
c. Sewa dibayar dimuka Rp 1.050.000,-
Beban sewa Rp 1.050.000,-
d. Beban sewa Rp 1.050.000,-
Sewa dibayar dimuka Rp 1.050.000,-
e. Sewa dibayar dimuka Rp 750.000,-
Beban sewa Rp 750.000,-

35. Pada akhir periode, perusahaan belum bisa membayar gaji karyawan Rp 600.000,-.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka jurnal pembalik yang tepat adalah ...
a. Utang Gaji (D) Rp 600.000,- dan Kas (K) Rp 600.000,-
b. Utang gaji (D) Rp 600.000 ,- dan Beban gaji (K) Rp 600.000,-
c. Beban gaji (D) Rp 600.000,- dan Utang gaji (K) Rp 600.000,-
d. Beban gaji (D) Rp 600.000,- dan Kas (K) Rp 600.000,-
e. Piutang gaji (D) Rp 600.000,- dan Beban gaji (K) Rp 600.000,-

Bab III – Akuntansi Perusahaan Jasa | 67


BAB IV
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang
4.4 Mempraktikkan siklus akuntansi pada perusahaan dagang

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.4 1 Mendeskripsikan karakteristik akuntansi perusahaan dagang
3.4 2 Menjelaskan transaksi perusahaan dagang
3.4.3 Menganalisis akun-akun pada perusahaan dagang
3.4.4 Menganalisis tahap pencatatan akuntansi perusahaan dagang
3.4.5 Menganalisis tahap pengikhtisaran akuntansi perusahaan dagang
3.4.6 Menerapkan siklus akuntansi perusahaan dagang pada tahap pelaporan
4.4.1 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan dagang pada tahap pencatatan
4.4.2 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan dagang pada tahap pengikhtisaran
4.4.3 Mempraktikkan siklus akuntansi perusahaan dagang pada tahap pelaporan

Alokasi Waktu : 32 x 45 Menit

Ayo Membaca !

Kisah Sukses Dayu Nanda, Akuntan Publik Wanita Termuda


Melakoni sesuatu yang sudah dikenal sejak kecil memudahkan orang meraih kesuksesan. Hal inilah yang
dialami Ida Ayu Budhananda Munidewi, SE., Ak., MSA., CA., CPA, pendiri Kantor Akuntan Publik (KAP) Budhananda
Munidewi. Perempuan yang akrab disapa Dayu Nanda ini menuturkan sejak kecil sudah bercita-cita menjadi akuntan.
“orang tua terutama Ajik sangat berperan dalam mengenalkan saya dunia akuntansi. Lingkungan juga menjadikan saya
sangat dekat dengan dunia akuntansi. Saat SMA, sempat berpikir untuk mengubah cita-cita menjadi arsitek atau desain
interior, ternyata ujungnya saya memilih akuntansi.” Ujar alumnus Jurusan Akuntansi Unud tahun 2011 ini.
Menekuni dunia akuntansi membuat Dayu Nanda menemukan banyak hal. Menurutnya masyarakat masih ada
yang kurang sadar pentingnya pencatatan keuangan. “pencatatan keuangan itu tidak tergantung besar atau kecilnya
perusahaan atau besar kecilnya pendapatan. Semua harus dicatat karena berkaitan dengan kesinambungan
perusahaan. Kadang terdapat perusahaan yang didirikan berdasarkan kepercayaan saja tanpa membuat laporan
keuangan yang tercatat. Ketika muncul masalah dikemudian hari, barulah sibuk. Karena itulah kami hadir utuk
mengedukasi masyarakat agar tertib pembukuan.” Tegas Dayu Nanda.
Suka dan duka menjadi akuntan publik wanita dan termuda di Bali ini harus sabar dan tenang dalam melayani
klien, dan ia menjadi banyak belajar. Sebagai KAP pihaknya sering menangani kasus keuangan yang bermasalah. Audit
kasus ini bahkan sampai berlanjut kepengadilan. Akuntan publik menjadi saksi fakta untuk menjelaskan apa penyebab
terjadinya masalah di laporan keuangan yang dipicu penyalahgunaan wewenang dan indikasi kecurangan.
Sumber:https://www.cybertokoh.com/ne
ws/2018/03/14/9251/dayu-nanda-
akuntan-publik-wanita-termuda.html

Setelah kamu membaca berita di atas, tidakkah menurutmu mahir akuntansi itu menarik ? Nah,
pada bab ini kamu akan mengenal bagaimana mempraktikkan siklus akuntansi pada perusahaan dagang !

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 68


Mengenal Akuntansi Perusahaan Dagang

A. Definisi Perusahaan Dagang

Ditinjau dri segi usahanya, perusahaan dapat dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan
perusahaan manufaktur (industri). Akuntansi perusahaan jasa telah kalian pelajari di kelas XI pada semester ganjil
yang prosesnya dimulai dari tahap pencatatan, pengikhtisaran, dan tahap pelaporan. Pencatatan transaksi perusahaan
dagang pada prinsipnya sama dengan pencatatan transaksi pada perusahaan jasa, namun ada beberapa transaksi yang
berbeda disebabkan oleh adanya karakteristik perusahaan dagang yang tidak terdapat pada perusahaan jasa.
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang dagangan dengan tujuan
untuk dijual kembali tanpa melakukan perubahan bentuk (tanpa memprosesnya terlebih dulu). Dengan demikian,
karakteristik perusahaan dagang yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa adalah yang berkaitan dengan kegiatan
pembelian dan penjualan barang dagangan itu sendiri sehingga semua akun yang terdapat pada perusahaan jasa akan
terpakai dalam perusahaan dagang ditambah dengan akun-akun baru yang berhubungan dengan pembelian,
penjualan, dan persediaan barang dagangan.
Berikut perusahaan yang dapat digolongkan sebagai perusahaan dagang antara lain: Distributor, Agen, Toko
kelontong, Swalayan, toko serba ada, dan lain sebagainya. Ciri-ciri perusahaan dagang sebagai berikut:
a. Kegiatan utamanya melakukan pembelian barang dagangan untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk (tanpa
mengolah)
b. Pendapatan pokok diperoleh dari penjualan barang dagang
c. Harga pokok barang yang dijual dihitung dari nilai persediaan awal barang ditambah dengan pembelian bersih,
dikurangi persediaan akhir barang dagangan
d. Laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual
Persediaan barang dagang merupakan ciri khas perusahaan dagang yang membedakannya dari perusahaan
jasa. Ada dua sistem untuk mencatat persediaan barang dagang.
1. Sistem Periodik
Dalam sistem periodik (physical system), pencatatan persediaan barang dagang dilakukan pada akhir periode.
Pembelian dan penjualan barang dagangan dicatat dalam akun pembelian dan akun penjualan. Pengambilan barang
untuk keperluan pribadi dicatat prive (D) dan penjualan (K) sebesar harga pokok barang dagangan.
2. Sistem permanen (Perpetual system)
Pencatatan persediaan barang dagang dilakukan secara kontinyu terus menerus, yaitu setiap transaksi
mempengaruhi persediaan barang dagang dicatat ke dalam akun Persediaan barang dagang.

B. Akun Khusus Perusahaan Dagang

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa transaksi yang terjadi di perusahaan jasa juga terjadi di
perusahaan dagang dan ditambah dengan transaksi khusus yang hanya terdapat di perusahaan dagang. Akun-akun
khusus yang hanya ada pada perusahaan dagang sebagai berikut.

Pembelian (D) Penjualan (K)


Retur Pembelian (K) Retur Penjualan (D)
Potongan Pembelian (K) Potongan Penjualan (D)
Beban Angkut Pembelian (D) Beban Angkut Penjualan (D)

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 69


C. Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang

Berikut ini adalah pencatatan transaksi khusus yang hanya ada pada perusahaan dagang.
1. Pembelian barang dagang
Transaksi pembelian yang paling sering terjadi dan spesifik adalah pembelian barang dagang. Khusus Transaksi
pembelian barang dagang maka akan dicatat pada akun Pembelian. Selain itu, pada perusahaan dagnag tentunya juga
terjadi transaksi pembelian peralatan, perlengkapan yang digunakan untuk operasional perusahaan (tidak dijual),
maka untuk transaksi pembelian perlatan, perlengkapan dan jasa lainnya akan dicatat pada akun Peralatan atau
Perlengkapan. Transaksi pembelian barang dagang, peralatan maupun perlengkapan juga bisa dilakukan secara tunai
maupun kredit.
Contoh:
- Tgl 02 Januari 2019 dibeli tunai dari PT Adi Jaya barang dagangan senilai Rp 900.000,-
Apabila transaksi di atas dicatat dalam jurnal:
Jan 02 Pembelian Rp 900.000,-
Kas Rp 900.000,-

- Tgl 05 Januari 2019 dibeli secara kredit dari PT Adi Jaya barang dagangan senilai Rp 1.500.000,- (Faktur No. 021)
dengan syarat 3/10 n/30
Apabila transaksi di atas dicatat dalam jurnal:
Jan 05 Pembelian Rp 1.500.000,-
Utang dagang Rp 1.500.000,-

2. Retur Pembelian
Kadangkala barang dagangan yang dibeli mengalami kerusakan atau tidak sesuai pesanan. Barang tersebut
biasanya dikembalikan kepada penjual yang disebut sebagai retur pembelian (pengembalian atas pembelian).
Contoh:
- Tgl 07 Januari 2019 dikirim kembali kepada PT Adi Jaya, barang yang dibeli tanggal 05 Januari 2019 senilai Rp
100.000,- karena mengalami kerusakan.
Apabila transaksi di atas dicatat dalam jurnal:
Jan 07 Utang dagang Rp 100.000,-
Retur pembelian dan PH Rp 100.000,-

3. Potongan pembelian
Pada saat transaksi pembelian barang dagangan, kadangkala antara penjual dan pembeli akan terikat dengan
syarat jual-beli tertentu. Misalnya, apabila pembeli membeli barang dagangan dalam jumlah yang besar maka akan
mendapatkan potongan harga, atau seandainya pembelian barang dagang dilakukan secara kredit lalu si pembeli
mempercepat pelunasannya maka akan mendapatkan potongan harga. Potongan jenis ini akan dicatat pada akun
Potongan pembelian.
Contoh:
- Cermati contoh transaksi pada poin 1 Pembelian terdapat kata-kata syarat 3/10 n/30. Syarat tersebut merupakan
perjanjian antara pembeli dan penjual yang berarti apabila pembeli melakukan pelunasan dalam jangka waktu 10
hari setelah tanggal transaksi (s.d tanggal 15 Januari 2019), maka pembeli akan mendapatkan potongan pembelian
sebesar 3%, sedangkan jatuh tempo pelunasan adalah sampai dengan 30 hari setelah tanggal transaksi (05 Februari
2019)
- Tgl 12 Januari 2019 Dibayar kepada PT Adi Jaya sebagai pelunasan faktur no. 021 tanggal 05 Januari 2019
Apabila transaksi di atas dicatat dalam jurnal:
Jan 12 Utang dagang Rp 1.400.000,-
Kas Rp 1.358.000,-
Potongan pembelian Rp 42.000,-

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 70


Keterangan:
Perhitungan transaksi tgl 12 Januari 2019 sebagai berikut
Pembelian barang dagang tanggal 05 Januari 2019 Rp 1.500.000,-
Retur pembelian tanggal 07 Januari 2019 (Rp 100.000,-)
Sisa Utang dagang Rp 1.400.000,-
Melakukan pelunasan di tgl 12 Januari 2019 dengan potongan 3%
(3% x Rp 1.400.000,-) (Rp 42.000,-)
Pelunasan utang yang dibayarkan Rp 1.358.000,-

4. Beban Angkut Pembelian


Pada saat pembelian barang dagangan, kadangkala pihak pembeli mengeluarkan biaya untuk pengiirman
barang dagangan. Hal ini terjadi ketika pada perjanjian antara pihak penjual dan pembeli menyebutkan bahwa ongkos
kirim barang dagang menjadi tanggungan pihak pembeli. Apabila begitu, maka harga perolehan barang dagangan
meliputi harga pembelian barang dagang ditambah dengan ongkos angkutnya.
Transaksi jual beli barang dagang dengan syarat Franko Gudang Penjual berarti semua biaya dan resiko sejak
dari gudang penjual sampai di gudang pembeli menjadi tanggungan pihak pembeli.
Contoh:
- Tgl 06 Januari 2019 Dibayar tunai biaya pengiriman barang yang dibeli dari PT Adi Jaya pada tanggal 05 Januari 2020
sebesar Rp 65.000,-
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 06 Beban Angkut Pembelian Rp 65.000,-
Kas Rp 65.000,-

5. Penjualan
Pada saat perusahaan dagang menjual barang dagangannya kepada pembeli, maka perusahaan dagang akan
memperoleh pendapatan yang akan dicatat dalam akun Penjualan. Akun penjualan digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan barang dagang baik tunai maupun kredit.
Contoh:
- Tgl 08 Januari 2019 Dijual tunai kepada Toko Makmur barang dagangan seharga Rp 500.000,-
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 08 Kas Rp 500.000,-
Penjualan Rp 500.000,-

- Tgl 08 Januari 2019 Dijual kepada Toko Laris Manis barang dagangan seharga Rp 1.000.000,- faktur No. 101 Syarat
2/10 n/30.
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 08 Piutang Dagang Rp 1.000.000,-
Penjualan Rp 1.000.000,-

6. Retur Penjualan
Kadangkala penjual menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya. Hal tersebut terjadi apabila
barang yang telah dijual ternyata tidak sesuai dengan permintaan pihak pembeli atau barang mengalami cacat/
kerusakan. Kejadian inilah yang dinamakan Retur penjualan/ Pengembalian atas barang yang dijual. Apabila begitu
maka jumlah barang yang diterima kembali akan mengurangi tagihan si pembeli (diberi pengurangan harga).
Contoh:
- Tgl 09 Januari 2019 Diterima kembali barang dagangan dari Toko Laris Manis seharga Rp 100.000,- atas transaksi
tanggal 08 Januari 2019 (Nota Kredit No. 01)
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 09 Retur Penjualan dan PH Rp 100.000,-
Piutang dagang Rp 100.000,-

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 71


7. Potongan Penjualan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan pihak penjual agar pihak pembeli mempercepat pelunasan utangnya
yakni pihak penjual dapat memberikan potongan atas pelunasan yang dipercepat oleh pembeli. Kejadian ini akan
dicatat dalam akun Potongan penjualan.
Contoh:
- Cermati contoh transaksi penjualan barang dagang pada tanggal 08 Januari 2019 bagian ke-2, Tgl 08 Januari 2019
Dijual kepada Toko Laris Manis barang dagangan seharga Rp 1.000.000,-( Faktur No. 101) Syarat 2/10 n/30.
Terdapat syarat pembayaran 2/10 n/30 yang berarti penjual akan memberikan potongan harga sebesar 2% apabila
pembeli melakukan pelunasan dalam rentang waktu 10 hari setelah tanggal transaksi (s.d 18 Januari 2019),
sedangkan jatuh tempo pelunasan adalah 30 hari setelah tanggal transaksi (s.d 08 Februari 2019).
- Tgl 14 Januari 2019 diterima pelunasan dari Toko Adil atas transaksi pada tanggal 08 Januari 2019
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 14 Kas Rp 882.000,-
Potongan penjualan Rp 882.000,-
Piutang dagang
Keterangan:
Perhitungan transaksi tgl 14 Januari 2019 sebagai berikut
Penjualan barang dagang tanggal 08 Januari 2019 Rp 1.000.000,-
Retur penjualan tanggal 09 Januari 2019 (Rp 100.000,-)
Sisa Utang dagang Rp 900.000,-
Menerima pelunasan di tgl 14 Januari 2019 dengan potongan 2%
(2% x Rp 900.000,-) (Rp 18.000,-)
Pelunasan utang yang diterima Rp 882.000,-

8. Beban Angkut Penjualan


Pada transaksi jual beli barang dagangan, pihak penjual kadangkala harus mengeluarkan biaya pengiriman
barang yang dijual agar sampai ke tangan pembeli. Hal ini terjadi jika perjanjian jual beli menetapkan bahwa ongkos
pengiriman barang dagangan menjadi tanggungan pihak penjual. Pengeluaran ongkos pengiriman barang yang
ditanggung pihak penjual, oleh penjual akan dicatat pada akun Beban Angkut Penjualan.
Transaksi jual beli barang dagang dengan syarat Franko Gudang Pembeli berarti semua biaya dan resiko sejak
dari gudang penjual sampai di gudang pembeli menjadi tanggungan pihak penjual.
Contoh:
- Tgl 09 Januari 2019 dibayar biaya pengiriman barang dagangan yang dijual kepada Toko Adil atas transaksi tanggal
08 Januari 2019 sebesar Rp 50.000,-
Apabila transaksi dicatat dalam jurnal:
Jan 09 Beban Angkut Penjualan Rp 50.000,-
Kas Rp 50.000,-

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 72


D. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan

Seperti yang sudah dijelaskan pada modul poin A di atas, Persediaan barang dagangan merupakan ciri khas
dari perusahaan dagang. Terdapat dua metode dalam pencatatan persediaan barang dagang, yakni 1) Sistem Periodik
dan 2) Sistem Permanen/ Perpetual. Secara rinci pembahasan mengenai sistematika pencatatan persediaan barang
dagang akan dijelaskan berikut ini.

1) Sistem Periodik
Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun Pembelian,
sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun Penjualan. Cobalah kamu perhatikan
pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menurut metode fisik berikut ini.
No Transaksi Jurnal Umum
Pembelian Rp. xxx
1. Pembelian barang dagangan secara tunai
Kas Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
2. Pembelian barang dagangan secara kredit
Utang dagang Rp. xxx
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli Kas Rp. xxx
3.
(retur pembelian) secara tunai Retur pembelian dan PH Rp. xxx
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli Utang dagang Rp. xxx
4.
(retur pembelian) secara kredit Retur pembelian dan PH Rp. xxx
Kas Rp. xxx
5. Penjualan barang dagangan secara tunai
Penjualan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
6. Penjualan barang dagangan secara kredit
Penjualan Rp. xxx
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur Retur penjualan dan PH Rp. xxx
7.
penjualan) secara tunai Kas Rp. xxx
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur Retur penjualan dan PH Rp. xxx
8.
penjualan) secara kredit Piutang dagang Rp. xxx
Beban angkut pembelian Rp. xxx
9. Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Kas Rp. xxx
Beban angkut penjualan Rp. xxx
10. Pembayaran beban angkut barang yang dijual
Kas Rp. xxx
Utang dagang Rp. xxx
11. Pembayaran utang dagang tanpa adanya potongan
Kas Rp. xxx
Utang dagang Rp. xxx
12. Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan Kas Rp. xxx
Potongan pembelian Rp. xxx
Kas Rp. xxx
13. Penerimaan pelunasan piutang tanpa potongan
Piutang dagang Rp. xxx
Kas Rp. xxx
14. Penerimaan pelunasan piutang dengan potongan Potongan penjualan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 73


2) Sistem Permanen/ Perpetual
Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun persediaan
barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan
mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum
menurut metode perpetual adalah sebagai berikut.
No Transaksi Jurnal Umum
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
1. Pembelian barang dagangan secara tunai
Kas Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
2. Pembelian barang dagangan secara kredit
Utang dagang Rp. xxx
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli Kas Rp. xxx
3.
(retur pembelian) secara tunai Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli Utang dagang Rp. xxx
4.
(retur pembelian) secara kredit Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
5. Penjualan barang dagangan secara tunai
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
6. Penjualan barang dagangan secara kredit
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Retur penjualan dan PH Rp. xxx
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur Kas Rp. xxx
7.
penjualan) secara tunai Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Retur penjualan dan PH Rp. xxx
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur Piutang dagang Rp. xxx
8.
penjualan) secara kredit Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
9. Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Kas Rp. xxx
Beban angkut penjualan Rp. xxx
10. Pembayaran beban angkut barang yang dijual
Kas Rp. xxx
Utang dagang Rp. xxx
11. Pembayaran hutang dagang tanpa adanya potongan
Kas Rp. xxx
Utang dagang Rp. xxx
12. Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan Kas Rp. xxx
Persediaan barang dagangan Rp. xxx
Kas Rp. xxx
13. Penerimaan pelunasan piutang tanpa potongan
Piutang dagang Rp. xxx
Kas Rp. xxx
14. Penerimaan pelunasan piutang dengan potongan Potongan penjualan Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 74


E. Syarat Pembayaran dan Penyerahan Barang Dagangan

1. Syarat Pembayaran
Transaksi jual beli tidak terlepas dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pihak penjual dan
pembeli. Salah satu kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli yakni berkaitan dengan kapan harus dibayar,
bagaimana cara pembayarannya, dan berapa persen potongan yang diberikan jika pembeli membayar tunai atau
melunasi utangnya dalam waktu tertentu.
Tujuan penjual memberikan potongan harga kepada pembeli atau pelanggannya adalah;
a. Memotivasi pembeli agar mempercepat melakukan pelunasan
b. Meminimalkan resiko tidak terbayarnya tagihan
c. Meningkatkan daya tarik pembeli sehingga akan meningkatkan penjualan
Syarat pembayaran barang dagangan yang umum dipakai adalah;
a. Tunai/ Cash
Artinya, pembayaran dilakukan pada saat terjadi transaksi, baik secara langsung menggunakan uang tunai maupun
pembayaran dengan cek/ bilyet giro.
b. n/ 30 atau n/ 60
Artinya, pembeli harus melunasi harga barang dagangan paling lambat 30 atau 60 hari setelah tanggal transaksi
tanpa mendapatkan potongan harga.
c. 2/10, n/30
Artinya, pembeli akan memperoleh potongan sebesar 2% apabila pembeli melunasi harga barang dagang pada
rentang waktu 10 hari setelah tanggal transaksi, sedangkan jatuh tempo pelunasan kredit adalah 30 hari setelah
tanggal transaksi.
d. EOM (End of Month)
Artinya, harga barang dagangan harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan di bulan transaksi terjadi dan tanpa
mendapatkan potongan harga.
e. n/10, EOM
Artinya, Harga barang dagangan harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah akhir bulan tanpa mendapatkan
potongan harga.

Contoh transaksi dengan syarat pembayaran:


- Tgl 10 Januari 2019 Toko Laris Manis membeli barang dagangan seharga Rp 2.000.000,- dari PT Adi Jaya dengan
syarat 3/10, n/60.
- Penjelasan:
a. Pada transaksi di atas berarti PT Adi Jaya memberikan potongan sebesar 3% (3% x Rp 2.000.000 = Rp 60.000)
kepada Toko Laris Manis apabila Toko Laris Manis melakukan pelunasan paling lambat 10 hari setelah tanggal
transaksi (s.d tanggal 20 Januari 2019), dan jumlah yang harus dibayar Toko Laris Manis kepada PT Adi Jaya
adalah sebesar Rp 1.940.000,- ( Rp 2.000.000 – Rp 60.000,-)
b. Apabila Toko Laris Manis melakukan pelunasan setelah tanggal 20 Januari 2019, maka Toko Laris Manis harus
membayar penuh harga barang sesuai yang diperjual belikan yakni Rp 2.000.000,- dengan jatuh tempo waktu
pelunasan yakni 60 hari setelah tanggal transaksi yakni s.d tanggal 10 Maret 2019.

2. Syarat Penyerahan
Selain syarat pembayaran barang dagang, transaksi jual beli juga tidak terlepas dari syarat penyerahan barang
yang meliputi kapan dan dimana barang diserahkan, kapan harus dibayar, siapa yang menanggung biaya dan
pengiriman barang.
Syarat penyerahan barang yang umum dipakai adalah;
a. Free On Board (FOB) Shipping Point / Franko Gudang Penjual
Artinya, barang yang dijual oleh penjual diserahkan kepada pembeli di gudang penjual. Hal ini berarti bahwa semua
tanggungan biaya dan resiko pengiriman barang dari gudang penjual hingga sampai di gudang pembeli menjadi
tanggungan pembeli.
b. Free On Board (FOB) Destination Point/ Franko Gudang Pembeli
Artinya, barang yang dijual oleh penjual diserahkan kepada pembeli di gudang pembeli. Hal ini berarti bahwa semua
tanggungan biaya dan resiko pengiriman barang dari gudang penjual hingga sampai di gudang pembeli menjadi
tanggungan penjual.

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 75


c. CIF (Cost, Insurance, and Freight)
Artinya, pihak penjual yang akan menanggung semua biaya dan resiko pengiriman barang termasuk juga premi
asuransi kerugian atas barang tersebut.
d. CIFIC (Cost, Insurance, and Freight Inclusive Commission)
Artinya, pihak penjual yang akan menanggung semua biaya dan resiko pengiriman barang termasuk juga premi
asuransi kerugian atas barang tersebut dan juga menanggung biaya komisi.

Contoh Penerapan Akuntansi Perusahaan Dagang

Haryono memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. Sejak remaja ia bercita-cita ingin memiliki usaha dagang. Cita-cita
Haryono terwujud, dengan bekal warisan dari neneknya Haryono membuka usaha dagang yang ia beri nama UD.
Rajawali pada bulan Agustus 2019. Selama bulan Agustus transaksi yang terjadi di UD. Rajawali sebagai berikut:
Agst. 02 Haryono menginvestasikan uang tunai sebagai modal awal usaha sebesar Rp 250.000.000,-
03 Dibayar sewa gedung Rp 30.000.000,- untuk 5 tahun
04 Dibeli perlengkapan toko Rp 2.500.000,- dan peralatan toko Rp 10.000.000,-
04 Dibayar iklan di Harian Suara Merdeka Rp 600.000,- untuk 6 kali penerbitan
05 Dibeli barang dagangan dari PT. Unilever Rp 12.500.000,- secara tunai
06 Dibeli barang dagangan dari PT. Helios Rp 13.000.000,- secara tunai
07 Dibeli barang dagangan dari PT. Indofood Rp 20.000.000,- dengan syarat 2/5, n/30
08 Dijual barang dagangan kepada Toko Laris Rp 7.950.000,- dengan syarat 2/5, n/30
09 Dikembalikan barang dagang kepada PT. Indofood Rp 2.000.000,- atas pembelian tanggal 07 Agustus
2019 karena rusak
10 Dijual barang dagangan kepada toko Maju Rp 12.500.000,- dengan syarat 2/5, n/ 30
11 Dibeli barang dagangan dari PT. Mayora Rp 25.000.000,- dengan syarat 3/10, n/30
12 Dibayar utang kepada PT Indofood atas pembelian tanggal 07 Agustus 2019
13 Diterima pelunasan dari Toko Laris atas penjualan tanggal 08 Agustus 2019
14 Dijual barang dagang kepada Toko Lancar Rp 11.300.000,- dengan syarat 2/6, n/30
15 Diterima pengembalian barang dari Toko Maju Rp 2.200.000,- atas penjualan tanggal 10 Agustus 2019
karena tidak sesuai pesanan
16 Dijual barang dagang secara tunai Rp 4.950.000,-
17 Diterima pelunasan dari toko Maju atas penjualan tanggal 10 Agustus 2019
18 Dibeli barang dagang dari PT Indofood Rp 20.000.000,- dengan syarat 2/5 /30
19 Dibeli barang dagang dari PT Unilever Rp 17.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
20 Diterima pelunasan piutang dari Toko Lancar atas penjualan tanggal 14 Agustus 2019
21 Dijual barang dagang kepada Toko Maju Rp 7.200.000,- dengan syarat 2/5, n/30
22 Dijual barang dagang kepada Toko Lancar Rp 6.900.000,- dengan syarat 2/5, n/30
23 Dibayar utang kepada PT Unilever atas pembelian tanggal 19 Agustus 2019
23 Dijual barang dagang secara tunai Rp 3.300.000,-
24 Dibeli barang dagang dari PT Unilever Rp 16.000.000,- dengan syarat 2/3, n/30
25 Diterima pelunasan piutang dari Toko Maju atas penjualan tanggal 21 Agustus 2019
26 Dijual barang dagang kepada Toko Laris Rp 9.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
28 Dijual barang dagang kepada toko Maju Rp 7.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
29 Dibayar gaji pegawai Rp 10.600.000,-

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 76


Berdasarkan transaksi yang terjadi pada “UD. Rajawali” selama bulan Agustus 2019 di atas, apabila dibuat jurnal umum
akan tampak sebagai berikut;

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 77


Uji Penguasaan Materi Bagian I

PD Dipa Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam usaha dagang. Transaksi-transaksi selama bulan
Desember 2019 sebagai berikut.
Des 01 Disetor uang tunai Rp 100.000.000 untuk tambahan modal usaha dagang (BKM 01)
03 Membeli peralatan toko Rp 5.250.000,- dan perlengkapan toko Rp 1.800.000 tunai (BKK 01)
04 Menjual Barang Dagang kepada Toko Medika sebesar Rp 10.000.000 syarat 2/10, n/30 (Faktur 01)
05 Membayar iklan “Harian Merdeka” Rp 600.000 untuk 12 kali penerbitan (BKK 02)
09 Menjual barang dagang secara tunai Rp 2.000.000 (BKM 02)
10 Membayar perpanjangan sewa toko Rp 10.000.000 untuk 2 tahun (BKK 03)
11 Membeli barang dagang kepada PT Anggara seharga Rp 15.000.000 syarat 3/10 n/30 (Faktur 501)
11 Membayar biaya pengiriman barang Rp 150.000,- yang dibeli dari PT Anggara tanggal 11 Desember
(BKK 04)
14 Menerima pembayaran piutang dari Toko Medika untuk transaksi tanggal 4 Desember (BKM 03)
15 Membayar biaya listrik dan telepon Rp 750.000 (BKK 05)
16 Membeli barang dagang dari PD Sunda Rp 5.000.000 secara tunai (BKK 06)
17 Menjual barang dagang secara tunai Rp 9.500.000 (BKM 04)
18 Menjual barang dagang kepada Toko Agni Rp 10.000.000 syarat 2/10 n/30 (Faktur 02)
19 Membayar utang kepada PT Anggara atas pembelian tanggal 11 Desember (BKK 07)
21 Menjual barang dagang kepada Toko Agni Rp 5.000.000 syarat 2/10 n/30 (Faktur 03)
22 Membeli barang dagang dari PT Anggara seharga Rp 12.000.000 syarat 3/10 n/30 (Faktur 530)
23 Membeli barang dagang dari PD Utama Rp 6.000.000 syarat 3/10 n/30 (Faktur 45)
24 Menjual barang dagang secara tunai Rp 3.500.000 (BKM 05)
25 Mengembalikan barang dagang kepada PT Anggara Rp 1.300.000 untuk barang yang dibeli tanggal 22
Desember karena rusak (Nota Debit 01)
26 Menjual barang dagang kepada Toko Merapi Rp 9.000.000 syarat 2/10 n/30 (Faktur 04)
27 Menjual barang dagang kepada Toko Agni Rp 7.000.000 syarat 2/10 n/30 (Faktur 05)
28 Menerima kembali barang dagang dari Toko Agni Rp 1.000.000 untuk penjualan tanggal 21 karena
rusak (Nota Kredit 01)
29 Diterima pembayaran piutang dari Toko Agni untuk penjualan tanggal 21 Desember (BKM 06)
29 Mengambil sejumlah kas untuk kepentingan pribadi Rp 500.000 (BKK 08)
30 Membayar gaji karyawan untuk bulan desember Rp 17.000.000 (BKK 09)
30 Menjual barang dagang secara tunai Rp 5.500.000 (BKM 07)

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 78


Uji Penguasaan Materi 1
Berdasarkan transaksi yang terjadi pada “PD Dipa Jaya” di atas, buatlah Jurnal Umum untuk “PD Dipa Jaya”
periode Desember 2019 di buku besarmu dengan rapih !

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Seperti halnya pada akuntansi perusahaan jasa, penerapan akuntansi pada perusahaan dagang juga terdapat
siklus/ tahapan diantaranya sebagai berikut.

Siklus/ Tahapan akuntansi perusahaan merupakan sebuah proses. Proses akuntansi perusahaan dagang dikelompokkan
ke dalam tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran, dan tahap pelaporan. Pada masing-masing siklus akuntansi perusahaan dagang,
terdapat urutan proses di dalamnya antara lain;
 Tahap Pencatatan
1) Mengidentifikasi dan menganalisis transaksi yang bersumber dari bukti transaksi
2) Mengklasifikasikan dan mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus (Jurnal umum, jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas)
3) Memindahbukukan jurnal khusus ke dalam buku besar utama, buku besar pembantu utang dan piutang
 Tahap Pengikhtisaran
4) Menyusun neraca saldo, daftar saldo utang dan piutang berdasarkan saldo akhir dari buku besar
5) Menyusun jurnal penyesuaian
6) Membuat kertas kerja/ worksheet/ neraca lajur
 Tahap Pelaporan
7) Menyusun laporan keuangan
8) Membuat jurnal penutup
9) Menyusun neraca saldo setelah penutupan
10) Menyusun jurnal pembalik

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 79


(1) Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Dagang

1) Bukti Transaksi sebagai Sumber Pencatatan Akuntansi

Setiap transaksi yang terjadi baik pada perusahaan jasa maupun dagang harus ada bukti transaksi. Dalam
melakukan transaksi operasional maupun non-operasional perusahaan, tentunya perusahaan akan membuat atau
menerima bukti transaksi. Berikut ini beberapa bukti transaksi yang terdapat pada perusahaan dagang.
a. Faktur
Faktur adalah tanda bukti terjadinya transaksi jual beli secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual. Bagi
penjual, faktur akan menjadi bukti penjualan yang disebut sebagai faktur penjualan. Sedangkan dari sisi pembeli
akan disebut sebagai faktur pembelian. Jumlah tagihan adalah sebesar jumlah akhir pada faktur

b. Kuitansi
Semua pengeluaran perusahaan harus dibuat bukti transaksi yakni kuitansi yang ditandatangani oleh pihak
penerima uang. Bagi perusahaan, kuitansi akan menjadi bukti pengeluaran uang. Sedangkan bagi penerima uang,
kuitansi akan menjadi bukti penerima uang.

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 80


c. Nota Kredit
Terkadang barang yang diperjual belikan harus dikembalikan karena ada kerusakan, tidak sesuai pesanan dll.
Oleh karenanya penjual akan membuat bukti transaksi yang disebut nota kredit apabila menerima pengembalian
barang dari pembeli. Bagi penjual, nota kredit yang dibuat akan menjadi bukti penerimaan kembali barang atas
penjualan (Retur penjualan). Sedangkan bagi pembeli, nota kredit akan menjadi bukti pengembalian barang (Retur
pembelian).

d. Nota Debit
Nota Debit merupakan bukti transaksi yang dibuat oleh pihak pembeli dikarenakan adanya barang yang tidak
sesuai pesanan atau mengalami kerusakan sehingga barang yang telah dibeli, harus dikembalikan kepada pihak
penjual.

Untuk bukti-bukti transaksi lain seperti Memo, Bukti Kas Masuk (BKM), Bukti Kas Keluar (BKK), dan Cek/ Bilyet
Giro sama dengan bukti transaksi yang ada pada perusahaan jasa (Modul 1).

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 81


2) Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal Khusus
Selama ini pencatatan transaksi yang telah kamu pelajari adalah pencatatan transaksi ke dalam jurnal yang
disebut jurnal umum. Setiap transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan harus dicatat ke dalam jurnal umum lalu
dipindahbukukan ke dalam buku besar (Posting). Penggunaan jurnal umum untuk mencatat setiap transaksi tentunya
akan mudah dilakukan untuk perusahaan yang berskala kecil dengan jumlah transaksi yang relatif sedikit. Namun
apabila perusahaan yang berskala besar dengan jumlah transaksi yang banyak, penggunaan jurnal umum dinilai kurang
efektif dan tidak efisien. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dirancanglah sistem pencatatan dengan penggunaan
Jurnal Khusus (Buku harian khusus).

a) Pengertian Jurnal Khusus


Jurnal khusus adalah jurnal yang secara khusus digunakan untuk mencatat transaksi sejenis yang sering terjadi
dan berulang-ulang dengan tujuan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Pendebitan dan pengkreditan pada
jurnal khusus pada dasarnya sama dengan jurnal umum. Yang membedakan adalah akun-akun pada jurnal khusus
dibuat berkelompok (diringkas).
Jurnal khusus antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak selalu sama sesuai dengan kebutuhan
masing-masing perusahaan.
Berikut perbedaan antara jurnal umum dengan jurnal khusus:
Jurnal Umum Jurnal Khusus
1. Bentuk jurnal umum terdiri atas tanggal, 1. Bentuk jurnal khusus disesuaikan dengan kolom-
keterangan, Referensi (Ref), dan jumlah debit dan kolom yang diperlukan untuk mencatat transaksi
kredit yang terjadi
2. Semua transaksi dicatat dalam satu jurnal umum 2. Transaksi yang terjadi dicatat sesuai dengan
saja jenisnya dalam beberapa jurnal
3. Posting jurnal umum ke buku besar dilakukan di 3. Posting dari jurnal khusus ke buku besar dapat
lakukan untuk tiap-tiap transaksi dilakukan secara berkala. Misalnya; setiap satu
minggu, dua minggu atau akhir bulan
4. Biasanya digunaka untuk perusahaan berskala 4. Biasanya digunakan pada perusahaan berskala
kecil besar dengan jumlah transaksi yang banyak dan
berulang-ulang sehingga membutuhkan
pencattaan khusus

b) Macam-macam Jurnal Khusus


Transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang terdiri dari beberapa jenis. Tiap-tiap transaksi yang sejenis dan
sering terjadi, pencatatannya dilakukan dalam jurnal khusus. Jurnal khusus yang diperlukan dan sering digunakan oleh
perusahan dagang adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas. Selain
keemapt jurnal tersebut, jurnal umum juga masih diperlukan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat di
jurnal khusus, seperti retur pembelian, retur penjualan, dan penyusutan aset tetap.

1) Jurnal Pembelian (Purchase Journal)


Yaitu jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat setiap terjadi pembelian secara kredit. Terdapat dua
bentuk jurnal pembelian yakni, Bentuk Skontro dan Bentuk Stafel.
 Bentuk Skontro
Jurnal pembelian bentuk skontro hanya dapat digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang
dagangan secara kredit saja. Sedangkan untuk transaksi pembelian perlengkapan, peralatan, gedung, maupun
kendaraan dicatat dalam jurnal umum.

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 82


Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Kreditur
(4) Kolom Syarat pembayaran, untuk mencatat syarat pembayaran yang diberi kreditur (apabila ada)
(5) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika jumlah tiap
transaksi telah dipindahkan ke dalam buku besar
(6) Kolom akun, untuk mencatat besaran nominal sesuai dengan transaksi yang terjadi

 Bentuk Stafel
Jurnal pembelian bentuk stafel dapat digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan
maupun peralatan, perlengkapan, gedung dan kendaraan secara kredit sekaligus. Bentuk jurnal pembelian
stafel ini lebih kompleks dibandingkan dengan bentuk skontro yang hanya dapat mencatat pembelian barang
dagangan secara kredit saja.

Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Kreditur
(4) Kolom Syarat pembayaran, untuk mencatat syarat pembayaran yang diberi kreditur (apabila ada)
(5) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika jumlah tiap
transaksi telah dipindahkan ke dalam buku besar
(6) Kolom Pembelian, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi pembelian barang dagang yang terjadi
secara kredit
(7) Kolom Serba-serbi, untuk mencatat nama akun transaksi pembelian perlengkapan, peralatan, gedung
ataupun kendaraan secara kredit
(8) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika nominal transaksi
telah dipindahkan ke buku besar
(9) Kolom jumlah, untuk mencatat Jumlah nominal tiap transaksi dari pembelian perlengkapan, peralatan,
gedung ataupun kendaraan secara kredit
(10) Kolom Utang dagang, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi pembelian barang dagang maupun
perlengkapan, peralatan, gedung ataupun kendaraan yang terjadi secara kredit

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 83


2) Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Yaitu jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi penjualan secara kredit. Terdapat dua
bentuk jurnal penjualan yakni, Bentuk Skontro dan Bentuk Stafel.
 Bentuk Skontro
Jurnal penjualan bentuk skontro hanya dapat digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan
secara kredit saja. Sedangkan untuk transaksi penjualan perlengkapan, peralatan, gedung, maupun kendaraan
dicatat dalam jurnal umum.

Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Kreditur
(4) Kolom Syarat pembayaran, untuk mencatat syarat pembayaran (apabila ada)
(5) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika jumlah tiap
transaksi telah dipindahkan ke dalam buku besar
(6) Kolom akun, untuk mencatat besaran nominal sesuai dengan transaksi yang terjadi

 Bentuk Stafel
Jurnal penjualan bentuk stafel dapat digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan maupun
peralatan, perlengkapan, gedung dan kendaraan secara kredit sekaligus. Bentuk jurnal penjualan stafel ini
lebih kompleks dibandingkan dengan bentuk skontro yang hanya dapat mencatat penjualan barang dagangan
secara kredit saja.

Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Faktur, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Debitur
(4) Kolom Syarat pembayaran, untuk mencatat syarat pembayaran (apabila ada)
(5) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika jumlah tiap
transaksi telah dipindahkan ke dalam buku besar
(6) Kolom Piutang Dagang, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi penjualan barang dagang yang terjadi
secara kredit
(7) Kolom Serba-serbi, untuk mencatat nama akun transaksi penjualan perlengkapan, peralatan, gedung
ataupun kendaraan secara kredit
(8) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika nominal transaksi
telah dipindahkan ke buku besar

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 84


(9) Kolom jumlah, untuk mencatat Jumlah nominal tiap transaksi dari penjualan perlengkapan, peralatan,
gedung ataupun kendaraan secara kredit
(10) Kolom Penjualan, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi penjualan barang dagang maupun
perlengkapan, peralatan, gedung ataupun kendaraan yang terjadi secara kredit

3) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receive Journal)


Yaitu jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat setiap terjadi penerimaan kas secara tunai. Transaksi
yang umumnya dicatat dalam jurnal penerimaan kas meliputi penjualan barang dagang dan barang lain secara
tunai, penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan, penerimaan pendapatan bunga, dan lain sebagainya.

Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Bukti, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Pelanggan
(4) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika jumlah tiap transaksi
telah dipindahkan ke dalam buku besar
(5) Kolom Kas, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi penerimaan kas secara tunai
(6) Kolom Potongan penjualan, untuk mencatat besaran potongan penjualan yang diberikan kepada debitur
(7) Kolom Penjualan, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi penjualan barang dagang secara tunai
(8) Kolom Piutang dagang, untuk mencatat nominal transaksi pengurangan piutang atas pelunasan dari pelanggan
(9) Kolom Serba-serbi, untuk mencatat nama akun transaksi seperti penerimaan pelunasan dari pelanggan dan
penerimaan pendapatan lain-lain secara tunai
(10) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika nominal transaksi
telah dipindahkan ke buku besar
(11) Kolom jumlah, untuk mencatat Jumlah nominal tiap transaksi seperti penerimaan pelunasan dari pelanggan
dan penerimaan pendapatan lain-lain secara tunai

4) Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)


Yaitu jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat setiap terjadi transaksi pengeluaran kas. Transaksi
pengeluaran kas yang sering terjadi dalam perusahaan dagang meliputi pembelian barang dagang secara tunai,
pembayaran kewajiban (Pembayaran utang kepada kreditur), pembayaran beban-beban, dan pengambilan prive
oleh pemilik.

Keterangan:
(1) Kolom tanggal, untuk mencatat bulan dan tanggal terjadinya transaksi
(2) Kolom No. Bukti, untuk mencatat nomor bukti transaksi
(3) Kolom Keterangan, untuk mencatat keterangan singkat berisi nama Pelanggan

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 85


(4) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika nominal transaksi
telah dipindahkan ke buku besar
(5) Kolom Pembelian, untuk mencatat nominal sejumlah transaksi pengeluaran atas pembelian barang dagang
secara tunai
(6) Kolom Utang dagang, untuk mencatat nominal transaksi pembayaran utang kepada pelanggan
(7) Kolom Serba-serbi, untuk mencatat nama akun transaksi seperti pembayaran utang kepada pelanggan,
pembelian barang dagang secara tunai, pembayaran beban-beban, dan pengambilan prive oleh pemilik.
(8) Kolom Referensi, untuk mencatat No. Akun buku besar atau memberi tanda checklist jika nominal transaksi
telah dipindahkan ke buku besar
(9) Kolom jumlah, untuk mencatat Jumlah nominal tiap transaksi seperti pembayaran utang kepada pelanggan,
pembelian barang dagang secara tunai, pembayaran beban-beban, dan pengambilan prive oleh pemilik
(10) Kolom Kas, untuk mencatat nominal sejumlah pengeluaran kas secara tunai
(11) Kolom potongan pembelian, untuk mencatat besaran potongan pembelian yang diterima dari kreditur

5) Jurnal Umum (General Journal)


Yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam jurnal khusus
seperti transaksi retur pembelian, retur penjualan dan penyusutan aset tetap.

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 86


Contoh Pencatatan Transaksi ke dalam Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Perhatikan transaksi di bawah ini !
Haryono memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. Sejak remaja ia bercita-cita ingin memiliki usaha dagang. Cita-cita
Haryono terwujud, dengan bekal warisan dari neneknya Haryono membuka usaha dagang yang ia beri nama UD.
Rajawali pada bulan Agustus 2019. Selama bulan Agustus transaksi yang terjadi di UD. Rajawali sebagai berikut:
Agst. 02 Haryono menginvestasikan uang tunai sebagai modal awal usaha sebesar Rp 250.000.000,-
03 Dibayar sewa gedung Rp 30.000.000,- untuk 5 tahun
04 Dibeli perlengkapan toko Rp 2.500.000,- dan peralatan toko Rp 10.000.000,-
04 Dibayar iklan di Harian Suara Merdeka Rp 600.000,- untuk 6 kali penerbitan
05 Dibeli barang dagangan dari PT. Unilever Rp 12.500.000,- secara tunai
06 Dibeli barang dagangan dari PT. Helios Rp 13.000.000,- secara tunai
07 Dibeli barang dagangan dari PT. Indofood Rp 20.000.000,- dengan syarat 2/5, n/30
08 Dijual barang dagangan kepada Toko Laris Rp 7.950.000,- dengan syarat 2/5, n/30
09 Dikembalikan barang dagang kepada PT. Indofood Rp 2.000.000,- atas pembelian tanggal 07 Agustus
2019 karena rusak
10 Dijual barang dagangan kepada toko Maju Rp 12.500.000,- dengan syarat 2/5, n/ 30
11 Dibeli barang dagangan dari PT. Mayora Rp 25.000.000,- dengan syarat 3/10, n/30
12 Dibayar utang kepada PT Indofood atas pembelian tanggal 07 Agustus 2019
13 Diterima pelunasan dari Toko Laris atas penjualan tanggal 08 Agustus 2019
14 Dijual barang dagang kepada Toko Lancar Rp 11.300.000,- dengan syarat 2/6, n/30
15 Diterima pengembalian barang dari Toko Maju Rp 2.200.000,- atas penjualan tanggal 10 Agustus 2019
karena tidak sesuai pesanan
16 Dijual barang dagang secara tunai Rp 4.950.000,-
17 Diterima pelunasan dari toko Maju atas penjualan tanggal 10 Agustus 2019
18 Dibeli barang dagang dari PT Indofood Rp 20.000.000,- dengan syarat 2/5 /30
19 Dibeli barang dagang dari PT Unilever Rp 17.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
20 Diterima pelunasan piutang dari Toko Lancar atas penjualan tanggal 14 Agustus 2019
21 Dijual barang dagang kepada Toko Maju Rp 7.200.000,- dengan syarat 2/5, n/30
22 Dijual barang dagang kepada Toko Lancar Rp 6.900.000,- dengan syarat 2/5, n/30
23 Dibayar utang kepada PT Unilever atas pembelian tanggal 19 Agustus 2019
23 Dijual barang dagang secara tunai Rp 3.300.000,-
24 Dibeli barang dagang dari PT Unilever Rp 16.000.000,- dengan syarat 2/3, n/30
25 Diterima pelunasan piutang dari Toko Maju atas penjualan tanggal 21 Agustus 2019
26 Dijual barang dagang kepada Toko Laris Rp 9.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
28 Dijual barang dagang kepada toko Maju Rp 7.500.000,- dengan syarat 2/5, n/30
29 Dibayar gaji pegawai Rp 10.600.000,-

Berikut di atas adalah contoh transaksi yang terjadi pada UD. Rajawali selama bulan Agustus 2019. Transaksi di atas
apabila dicatat ke dalam jurnal khusus sebagai berikut;
1) Jurnal Pembelian

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 87


2) Jurnal Penjualan

3) Jurnal Penerimaan Kas

4) Jurnal Pengeluaran Kas

5) Jurnal Umum

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 88


Uji Penguasaan Materi 2
Masih ingatkah kamu dengan PD Dipa Jaya yang telah kamu buat Jurnal Umum sebelumnya ?
Setelah kamu mempelajari Tahap pencatatan akuntansi perusahaan dagang pada materi Jurnal Khusus,
selanjutnya buatlah Jurnal Khusus yang memuat Jurnal Pembelian, Jurnal penjualan, Jurnal penerimaan kas,
Jurnal pengeluaran kas, dan Jurnal umum untuk PD Dipa Jaya !

3) Memindahbukukan Jurnal Khusus ke Buku Besar Pembantu dan Buku Besar Utama

Tahapan setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus adalah memindahbukukan jurnal khusus ke dalam
buku besar (Posting). Pemindahbukuan (posting) dari jurnal khusus ke akun buku besar dilakukan secara kumulatif dan
berkala (pada umumnya dilakukan setiap akhir bulan).

i. Pencatatan Transaksi ke Dalam Buku Besar Pembantu


Pada akuntansi perusahaan jasa sebelumnya, kamu telah mempelajari bagaimana cara memindahbukukan
jurnal ke buku besar (posting). Namun, suatu perusahaan jika hanya menggunakan satu buku besar dalam pencatatan,
belum dapat memberikan gambaran rinci mengenai pos akun-akun tertentu. Untuk itu, agar buku besar yang
diperlukan dapat memberikan gambaran terperinci maka perlu dibuatkan buku besar pembantu/ buku tambahan
(Subsidiary Ledger). Dalam perusahaan dagang, selain memposting jurnal khusus ke buku besar, juga perlu dibuat buku
besar pembantu. Sumber pencatatan buku besar pembantu bukan dari Jurnal khusus, melainkan dari Transaksi.
Pembuatan buku besar pembantu daat dilakukan bersamaan dengan saat membuat jurnal. Adapun macam-macam
buku besar pembantu sebagai berikut;
a) Buku besar pembantu Utang
Merupakan rincian akun utang usaha yang ada pada buku besar dan digunakan untuk mencatat perincian utang
perusahaan menurut nama-nama kreditur
b) Buku besar pembantu Piutang
Merupakan rincian akun piutang usaha yang ada pada buku besar dan digunakan untuk mencatat perincian piutang
perusahaan menurut nama-nama debitur
c) Buku pembantu persediaan barang dagang
Merupakan rincian akun persediaan barang dagang yang ada pada buku besar dan digunakan untuk mencatat
rincian persediaan barang dagang menurut nama-nama jenisnya
Bentuk buku besar pembantu umumnya sama dengan buku besar. Buku pembantu dapat berbentuk staffel
maupun berbentuk skontro.
 Buku Pembantu Bentuk Staffel
(Diisi nama Kreditur/ Langganan)
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo

 Buku Pembantu Bentuk Skontro


(Diisi nama Kreditur/ Langganan)
Tanggal Keterangan Jumlah Tanggal Keterangan Jumlah

Berikut ini contoh pencatatan buku pembantu utang dan piutang untuk “UD. Rajawali” periode Agustus 2019.

Buku Besar Pembantu Utang


 PT. Indofood
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 7 Pembelian, syarat 2/5 n/30 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
9 Retur pembelian Rp 2.000.000 Rp 18.000.000
Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 89
12 Pelunasan Rp 18.000.000 -
18 Pembelian, syarat 2/5 n/30 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000

 PT. Mayora
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 11 Pembelian, Syarat 3/10 n/30 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000

 PT. Unilever
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 19 Pembelian, Syarat 2/5 n/30 Rp 17.500.000 Rp 17.500.000
23 Pelunasan Rp 17.500.000 -
24 Pembelian, Syarat 2/3 n/30 Rp 16.000.000 Rp 16.000.000

Buku Besar Pembantu Piutang


 Toko Lancar
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 14 Penjualan, Syarat 2/6 n/30 Rp 11.300.000 Rp 11.300.000
20 Pelunasan Rp 11.300.000 -
22 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 6.900.000 Rp 6.900.000

 Toko Laris
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 8 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 7.950.000 Rp 7.950.000
13 Pelunasan Rp 7.950.000 -
26 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000

 Toko Maju
Tanggal Keterangan Debit (D) Kredit (K) Saldo
Agust. 10 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 12.500.000 Rp 12.500.000
15 Retur Penjualan Rp 2.200.000 Rp 10.300.000
17 Pelunasan Rp 10.300.000 -
21 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 7.200.000 Rp 7.200.000
25 Pelunasan Rp 7.200.000 -
28 Penjualan, Syarat 2/5 n/30 Rp 7.500.000 Rp 7.500.000

Setelah dibuat Buku besar Pembantu Utang dan Piutang selanjutnya disusunlah Daftar Saldo Utang dan Piutang.
Dari buku besar pembantu utang dan piutang yang telah dibuat milik UD. Rajawali, maka dapat dibuat daftar saldo
utang dan piutang milik UD. Rajawali sebagai berikut;
a) Daftar Saldo Utang
31 Agustus 2019
No. Nama Kreditur Saldo
201.1 PT. Indofood Rp 20.000.000
201.2 PT. Mayora Rp 25.000.000
201.3 PT. Unilever Rp 16.000.000

b) Daftar Saldo Piutang


31 Agustus 2019
No. Nama Debitur Saldo
102.1 Toko Lancar Rp 6.900.000
102.2 Toko Laris Rp 9.500.000
102.3 Toko Maju Rp 7.500.000

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 90


ii. Pemindahbukuan Jurnal Khusus ke dalam Buku Besar Utama (Posting)
Kumpulan dari seluruh akun yang digunakan dalam pembukuan akuntansi disebut Buku Besar. Akun-akun yang
terdapat dalam buku besar dibedakan atas akun yang tidak memerlukan perincian dan akun-akun yang memerlukan
perincian lebih lanjut. Misalnya, perusahaan memiliki kewajiban kepada Bank Mandiri dan tidak pada bank lainnya,
maka akun Utang Bank dalam buku besar sudah cukup jelas tanpa memerlukan perincian lebih lanjut. Akan tetapi
apabila perusahaan memiliki kewajiban kepada 100 pelanggan, maka akun piutang dagang yang ada di buku besar
haruslah dibuatkan perincian lebih lanjut melalui Buku Besar Pembantu Utang maupun Piutang yang memuat nama
debitur dan kreditur, dan jumlah kewajibannya.
Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya bahwa setiap akhir bulan jurnal khusus harus dipindahbukukan
ke dalam buku besar (posting). Langkah-langkah posting dari jurnal khusus ke buku besar meliputi sebagai berikut:
a. Menyiapkan buku besar sebanyak akun yang diperlukan
b. Merekapitulasi jurnal khusus, yaitu dengan menjumlahkan tiap-tiap lajur kolom yang ada pada setiap jurnal khusus,
kecuali kolom serba-serbi.
c. Kolom serba-serbi tidak dijumlahkan, melainkan diuraikan satu persatu sesuai akun masing-masing
d. Mencatat tanggal akhir bulan untuk angka hasil penjumlahan
e. Mencatat tanggal kejadian untuk angka yang berasal dari kolom serba-serbi.
f. Kolom Ref. Pada buku besar utama digunakan untuk mencatat inisial jurnal khusus sumber posting, seperti JPb
(Jurnal Pembelian), JPj (Jurnal Penjualan), JKM (Jurnal Penerimaan Kas), JKK (Jurnal Pengeluaran Kas), dan JU (Jurnal
Umum).
g. Kolom Ref pada jurnal khusus digunakan untuk mencatat nomor kode akun bila datanya dari kolom serba-serbi.
Dan diberi centang (√) apabila data penjumlahannya dari kolom selain serba-serbi lalu ditulis nomor kode akun di
bagian bawah jumlah yang dipindahkan ke buku besar utama.

Perhatikan contoh cara posting jurnal khusus ke buku besar utama UD. Rajawali di bawah ini !

103
101
3
1 3
4
1
2 2

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 91


Amatilah Jurnal Khusus “UD. Rajawali yang ada pada halaman ..... di atas, Apabila dibukukan secara lengkap ke
dalam Buku Besar Utama akan tampak sebagai berikut;

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 92


Uji Penguasaan Materi 3
Ingatkah kamu dengan PD Dipa Jaya yang telah kamu buat jurnal khususnya pada pertemuan sebelumnya
?
Setelah kamu pelajari bagaimana cara membuat buku besar pembantu utang dan piutang, Daftar Saldo
Utang dan Piutang, serta Buku Besar Utama, selanjutnya pada pertemuan ini Buatlah;
1. Buku Besar Pembantu Utang
2. Buku Besar Pembantu Piutang
3. Daftar Saldo Utang dan Piutang
4. Buku Besar Utama
NB:
Jangan lupa untuk membubuhkan nomor kode akun (di kolom serba-serbi) dan memberi checklist (√) (di
kolom selain serba-serbi) tiap selesai posting tiap-tiap akun yang bersangkutan !
Jangan lupa untuk membubuhkan Inisial (JPb/ JPj/ JKM/ JKK/ JU) di Kolom Ref. Pada buku besar utama tiap
kali kamu selesai posting akun buku besar yang bersangkutan !
Akun yang dibuat:
101 Kas 401 Penjualan
103 Piutang Dagang 402 Retur Penjualan
104 Sewa dibayar dimuka 403 Potongan Penjualan
105 Iklan dibayar dimuka 501 Pembelian
106 Perlengkapan 504 Beban Angkut Pembelian
111 Peralatan 505 Retur Pembelian
201 Utang Dagang 506 Potongan Pembelian
301 Modal, PD Dipa Jaya 601 Beban gaji
303 Prive 602 Beban Listrik & telepon

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 93


(2) Tahap Pengikhtisaran Akuntansi Perusahaan Dagang

Sama halnya dengan siklus akuntansi perusahaan jasa, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan
dagang adalah Tahap Pengikhtisaran. Beberapa hal yang penting dalam tahap pengikhtisaran adalah 1) Menyusun
neraca saldo dan 2) Membuat Jurnal Penyesuaian dan 3) Menyusun kertas kerja.

1) Menyusun Neraca Saldo


Neraca saldo adalah suatu daftar tempat mencatat secara sistematis saldo-saldo akun buku besar berdasarkan
kelompok akun buku besar sisi debit dan kredit. Dapat disimpulkan bahwa sumber pencatatan neraca saldo adalah
buku besar.
Pada akhir periode akuntansi, saldo-saldo sementara yang ada pada setiap akun buku besar diikhtisarkan ke
dalam neraca saldo. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit
pada akun buku besar yang telah dibuat sebelumnya, mengecek kebenaran pemrosesan jurnal dan posting, sekaligus
menyiapkan bahan dasar untuk membuat laporan keuangan.
Untuk menyusun neraca saldo tidaklah sulit, Caranya yakni cukup memindahkan saldo akhir pada tiap-tiap
akun yang ada pada buku besar ke dalam neraca saldo. Apabila saldo akhir buku besar terletak di sisi Debit, maka
pemindahan ke neraca saldo juga diletakkan di sisi Debit. Begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan pemindahan saldo akhir pada tiap-tiap akun buku besar UD. Rajawali, maka akan tampak neraca saldo
sebagai berikut.

Uji Penguasaan Materi 4


Ingatkah kamu dengan PD Dipa Jaya yang telah kamu buat Buku Besar Pembantu utang & piutang, Daftar Saldo
utang & piutang, serta Buku besar utamanya pada pertemuan sebelumnya ?
Setelah kamu mempelajari materi penyusunan neraca saldo, Buatlah Neraca saldo untuk PD Dipa Jaya
berdasarkan saldo akhir dari tiap-tiap akun pada buku besar utama !

Bab IV – Akuntansi Perusahaan Dagang | 94

Anda mungkin juga menyukai