Anda di halaman 1dari 28

Nama : Ayu putri pamungkas

Kelas : XI FARMASI B

Rankuman sem.2

•BAB 6 Simplisia Mycophyta dan Phycophyta

1. Agar

Nama lain : Agar-agar, gelosa, vegetable gelatin

Tanaman asal : Gelidium cartilagineum, Gracilaria confervoides

Keluarga : Gelidaceae dan Sphaerococcaceae

Isi/kandungan : Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat

arang kompleks yg tersusun atas rangkaian

galaktosa, yg molekul terakhirnya berikatan

dengan asam sulfat dan iodium

Penggunaan : Untuk pengobatan sembelit kronis dan

bahan pensuspensi

Pemerian : Umunya berupa berkas potongan meman-

jang yg tipis seperti selaput dan berlekatan/

berbentuk keping, serpih, atau butiran,

warna abu-abu kekuningan sampai kuning

pucat/tidak berwarna, tidak berbau/berbau


lemah, dan rasa berlendir

Bagian yg digunakan : Koloidal hidrofil kering yg diperoleh dari

penyarian

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Saccharomyces Siccum

Nama lain : Ragi kering, dry yeast

Tanaman asal : Saccharomyces cerevisiae, Candida utilis

Keluarga : Ascomycetes

Isi/kandungan : Vitamin dan protein

Penggunaan : Sumber vitamin B kompleks dan protein

Pemerian : Bau dan rasa khas

Bagian yg digunakan : Ragi yg diperoleh dari biakan pilihan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Secale Cornutum
Nama lain : Sekale kornutum, gandum induk, mother

of rye, ergot, horn seed

Tanaman asal : Claviceps purpurea, Secale cereale

Keluarga : Hypocreaceae dan Poaceae

Isi/kandungan : Alkaloida (ergotamina, ergotoksina, ergo-

basina, Tiramina, histamina, ergotionina,

glikokolbetaina, lemak (trioleat, trioksileinat,

dan fitosterin)

Penggunaan : Antimigrain dan oksitosika

Pemerian : Bau dan rasa tidak enak

Bagian yg digunakan : Sklerotium Claviceps purpurea yg tumbuh

dalam buah Secale cereale

Penyimpanan : Dalam keadaan utuh di tempat sejuk dan

kering

4. Usneae Thallus
Nama lain : Kayu angin, lichen dasypogus

Tanaman asal : Usnea misaminensis, Usnea dasypoga

Keluarga : Usneaceae

Isi/kandungan : Asam usnat dan senyawa depsida, seperti

asam bartolat, asam usnetin, dan asam

barbatin

Penggunaan : Adstringensia

Pemerian : Bau lemah dan tidak berasa

Bagian yg digunakan : Seluruh talus yg berbentuk benang,

umumnya bulat memanjang, bercabang-

cabang dan berwarna abu-abu sampai

biru kehijauan pucat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

•BAB 7 Simplisia Getah Damar dan Malam

A. BALSAMUM PERUVIANUM
Nama lain:

Balsam Peru

Tanaman Asal:

Myroxlon pereirae Royle 

Keluarga:

Papilionaceae

Zat Berkhasiat Utama/Isi dan Persyaratan Kadar:

50 % - 60 % sinamein (campuran benzilbenzoat dan bensilsinamat), 20 % - 30 % damar, asam benzoat,


asam sinamat, vanilin, dan peruvinol (nerolidol).

Penggunaan:

Obat gudik, obat luka, obat wasir, dan obat batuk.

Sediaan:

Peruviani unguentum (F.N)

Balsamum papillare (FIO)

Pemerian:

Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat, warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna coklat
kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, bau aromatik khas menyerupai vanilin.

Bagian Yang Digunakan:

Eksudat kental yang diperoleh dari batang yang telah dihanguskan dan dilukai.

Waktu dan Cara Panen:


Mulai umur 5 tahun sampai 30 tahun atau lebih dapat diambil balsemnya. Pada permulaan bulan
November/Desember batang dipukul-pukul (tanpa mengelupaskan kulitnya pada sekelilingnya dengan
meninggalkan sisa yang utuh). 

Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau digoreskan irisan-irisan padanya. Setelah 5 – 6 hari, kulit
yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun retaklah/dikelupas.

Dari kayunya keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pada luka, jika kain susah
penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam yang lebih berat akan mengendap
dan dipisahkan.

Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti diatas.

Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu akan sembuh dalam
jangka waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti semula.

Ketiga macam balsam yang keluar itu berturut – turut disebut :

Tagauzonte

Balsamo de trapo

Balsamo de contaripique

Penyimpanan:

Dalam wadah tertutup baik.

B. BALSAMUM TOLUTANUM

Nama Lain:

Balsam Tolu

Tanaman Asal:

Myroxylon balsamuum (L.)


Keluarga:

Papilionaceae

Zat Berkhasiat Utama/Persyaratan kadar:

Campuran zat – zat serupa damar, terdiri dari : asam sinamat, asam benzoat, serta ester dari kedua
asam ini.

Damar sebanyak 75 – 80%, alkahol dari ester tersebut adalah toluresinotanol, asam – asam aromatik
sebanyak 36%, asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas 8%, minyak atsiri yang amat aromatik
sebanyak 1,5 – 3% dan terdiri atas benzoat, bensil sinamat, filandren dan farnesol.

Penggnaan:

Obat batu dan fiksatif

Pemerian:

Bau aromatik mirip buah vanilin, rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng dan
diperiksa dengan kaca pembesar, tampak hablur asam sinamat.

Bagian Yang Digunakan:

Balsam yang diperoleh dengan penorehan batang.

Cara Panen:

Dibuat irisan – irisan berbentuk huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya. Cairan yang
keluar ditampung dalam cawan – cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan ke dalam kantong – kantong yang
ditaruh di atas punggung keledai. 

Penyimpana:

Dalam wadah tertutup baik.

C.BENZOINUM
Nama Lain:

Kemenyan Sumatra

Tanaman Asal:

Styrax benzoin (Dryand)

Styrax parelleloneurus (Perkins).

Keluarga:

Styracaceae

Zat Berkhasiat Utama/Persyaratan Kadar:

Lubanolbenzoat (koniferilbenzoat), 1-bensoresinol (sumare sinol), vanilin, stirol, benzaldehida, bensil –


sinamat, fenilpropil sinamat.

Penggunaan:

Bahan pengawet (mencegah tengik), obat batuk, tingtur untuk antiseptikum.

Pemerian:

Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran agak putih yang terbenam dalam massa bening berwarna
coklat keabuan hingga coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.

Bagian Yang Digunakan:

Damar balsamik yang diperoleh dengan penorehan batang.

Cara Panen:

Kemenyan ini keluar akibat patoligis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar).

Setelah pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang terbersih, merupakan kemenyan yang paling putih, dan bau
yang paling enak.

Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.

Sediaan:

Benzoes Tinctura

Penyimpanan:

Dalam wadah tertutup baik.

D. CHRYSAROBIUM

Nama Lain:

Krisarobin

Tanaman Asal:

Andira aroraba (Aquiar)

Keluarga:

Papilionaceae

Zat Berkhasiat Utama/Persyaratan Kadar:

70% krisabin yaitu hasil reduksi dari asam krisofanat (Metil dioksiantrakinon)
Penggunaan:

Obat psoriasis, obat trikhofitosis.

Pemerian:

Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.

Bagian Yang Digunakan:

Campuran zat yang diperoleh dengan penyaringan araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung
araroba ini disebut juga tepung goa.

Sediaan:

Chrysarobium unguentum (Form. Nas.)

E.GUMMI ACACIAE

Nama Lain:

Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae

Tanaman Asal:

Species Acasia antara lain Acacia senegal (Wild)

Keluarga:

Papilonaceae

Zat Berkhasiat Utama/Persyaratan Kadar:

Arabin yaitu garam kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari asam arabinat yang tersusun atas
arabinosa, ramnosa, gakaktosa, dan asam aldobionat, enzim tipe oksidase.
Penggunaan:

Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan tablet.

Pemerian:

Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.

F.GUMMI ARABICI DESENZYMATUM


Nama Lain:

Gom Arab bebas enzim.

Tanaman Asal:

Species Acasia antara lain Acacia senegal (Wild).

Keluarga:

Papilonaceae.

Zat Berkhasiat Utama/Isi:

Sama seperti Gom Arab hanya tanpa enim oksida.

Pemerian:

Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.

Pembuatan:

Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1
jam atau dalam air bersuhu 1070 selama 30 menit. Campuran diratakan sebagai lapisan – lapisan tipis
pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.

G.MYRRHA
Nama Lain:

Mira

Tanaman asal:

Spesies Commiphora antara lain :

Commiphora molmol

Keluarga:

Burseraceae

Zat Berkhasiat Utama/Persyaratan Kadar:

40 – 70% (galokto – siloaraban), 25 – 45% damar yang fenol – fenol (Heraboresam, herabominol,
mirolol) Asam – asam damar 3 – 1%, minyak atsiri (mirol dan minerol) berisi pinen, limonen, herabolen,
eugenol, kresol, sinamilaldehid dan kuminaldehid, mineral, zat pahit, asam semut, asam cuka dan asam
mirol.

Penggunaan:

Untuk pembuatan dupa dan parfum.

Tinctura mira untuk obat kumur.

Pemerian:

Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir.

Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.

Bagian Yang Digunakan:


Damar gom minyak yang diperoleh dari batang.

Cara Panen:

Batang –batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa)
warna putih kekuningan.

Pada pengeringan warna berubah menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang
keluar sendiri dari retakan – retakan kulit batang.

Jenis – jenis

Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari C.molmol.

Mira Arab diperoleh dari C.abyssinica.

Mira Arab tidak searomatik Mira Somalia

Sediaan:

Tinctur myrrhae (FI) untuk Collutorium, adstringensia (Form.Nas).

Penyimpanan:

Dalam wadah tertutup baik.

H.OPIUM

Nama Lain:

Opium mentah, candu, Thebainum, Meconium.

Tanaman Asal:
Papaver somniferum (L.)

Keluarga:

Papaveraceae.

Zat Berkhasiat Utama/Isi:

Alkaloida – alkaloida : morfina, narkotina, kodeina, tebaina, dan narseina.

Alkaoida – alkaloida ini terikat pada asam sulfat, asam laktat, dan asam mekonat.

Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat dan fosfat dari logam Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg).

Persyaratan Kadar:

Kadar morfina tidak kurang dari 10.0% (dihitung sebagai morfina anhidrat).

Pemerian:

Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa khas sangat pahit.

Bagian Yang Digunakan:

Getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah tua tetapi belum masak.

Cara Panen

Beberapa hari setelah daun mahkota gugur, dan buah menjadi tua, pada buah diberikan garis – garis
mendatar, tegak lurus atau berpilin kumparara.

Getah yang keluar dibiarkan mengering selama 2 jam, kemudian dikupas dengan pisau tumpul.

Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6 – 10% opium

Buah candu hanya menghasilkan getah satu kali.

Di tempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2 – 3 kali.

Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental.

Jika udara lembab, hasilnya banyak tetapi kadar ainya juag tinggi.

Jenis – jenisnya

Opium Turki.

Opium Masedonia.
Opium Iran.

Opium India

Opium Tiongkok

Opium Mesir

Cara Panen:

Beberapa hari setelah daun mahkota gugur, dan buah menjadi tua, pada buah diberikan garis – garis
mendatar, tegak lurus atau berpilin kumparara.

Getah yang keluar dibiarkan mengering selama 2 jam, kemudian dikupas dengan pisau tumpul.

Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6 – 10% opium

Buah candu hanya menghasilkan getah satu kali.

Di tempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2 – 3 kali.

Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental.

Jika udara lembab, hasilnya banyak tetapi kadar ainya juag tinggi.

Jenis – jenisnya:

Opium Turki.

Opium Masedonia.

Opium Iran.

Opium India

Opium Tiongkok

Opium Mesir

Sediaan:

Opii extractum (F.I.).

Opii pulvis (F.I.) untuk :

Bismuthi opii pulveres (F.N.)

Opii pulvis compositus (F.I.) untuk dibuat Acidi Acetyl Salicylici Camphorae Opii compressi (F.N.), Acidi
Acetyl Salicy Opii Pulveres I, II, III (F.N.).
Opii compositi.

Opii Tinctura (F.I.) dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N.).

Opii Tinctura Aromatica.

Opialum

Penyimpanan:

Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya, dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik. 

Keterangan:

Opium dianggap bermutu rendah jika :

Warna kehitam – hitaman.

Rasa manis, kurang pahit, dan agak memualkan.

Konsistensi lunak seperti lemak.

Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.

Tidak memberi warna coklat tua pada lidah.

Tidak memberi cairan kental dengan air.

Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.

I.PAPAINUM

Nama Lain:

Papaina.
Tanaman Asal:

Carica papaya (L.).

Keluarga:

Caricaceae.

Zat Berkhasiat Utama/Isi:

Enzima proteolitik.

Penggunaan:

Membantu pencernaan zat putih telur, dan diberikan dalam bentuk serbuk, pil, tablet, eliksir.

Pemerian:

Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.

Bagian Yang Digunakan:

Getah buah mentah/hijau dan getah daun.

Cara Pemanen:

Dibuat pengendapan getah segar dengan etanol 95%, kemudian dilarutkan dalam air dan diendapkan
kembali dengan penambahan alkohol 95% dan dikeringkan.

J. TRAGACANTHA

Nama Lain:

Tragakan.
Tanaman Asal:

Astragalus gummifer.

Keluarga:

Papilonaceae.

Zat Berkhasiat UtamaPersyaratan Kadar:

Zat lendir yang pada hidrolisis menghasilkan arabinosa, metil pentosa, gakaktosa, dan asam galturonat.

Amilum 3% dan abu yang mengandung kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Asam fosfat yang
tidak larut dalam air disebut basorin.

Penggunaan:

Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil, dan trokhisi, juga untuk pelicin alat – alat kedokteran
tertentu.

Bagian Yang Digunakan:

Eksudat gom kering diperoleh dengan menoreh batang.

Sediaan:

Pulvis gummosus (FIO), Confectio Barii Sufatis et usum internum (FIO).

Penyimpanan:

Dalam wadah tertutup baik.

BAB 8 Sediaan Obat pengolahan Bahan nabati

A. Aloe

Nama lain : Jaddam, Aloes.


Nama tanaman asal : Aloe perryi (Baker), Aloe Barbadensis(Miller),Aloe ferox(Miller), Aloe
spicata(Baker)

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat : Damar, aloin, air dan debu

Penggunaan : Pencahar

Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan menimbulkan rasa mual

Bagian yang digunakan: Cairan yang keluar dari potongan daun segar

B. Champora

Nama lain : Kamfer

Nama tanaman asal : Cinnamomum champora (L)

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat : Kamfer (CH¹²H¹⁶O)

Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat encok, anti iritansia

Pemerian : Hablur butir atau masa hablur tidak berwarna atau putih bau khas tajam, rasa
pedas dan aromatik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

C. Carbo Adsorbens
Nama lain : Karbo Adsorben, Arang penyerap

Ketentuan : Arang yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan tertentu. Telah diaktifkan untuk
mempertinggi daya resap

Penggunaan : Antidotum

Pemerian : Dalam wadah tertutup baik

D. Cathecu

Nama lain : Gambir

Nama tanaman asal : Uncaria Gambier (Hunter Roxb)


Keluarga : Ruviaceae

Zat berkhasiat : 25-50% asam katekunat, 2-8% isokatekin, kuersetin, merah kateku

Pemerian : Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan rasa kelat sepat kemudian agak manis

Bagian yang digunakan : Sari air kering yang diperoleh dari daun dan ranting muda

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

E. Colophonium

Nama lain : Gondorukem, resina rosin

Nama tanaman asal : Beberapa species Pinus

Keluarga : Pinaceae

Zat berkhasiat : Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam abietat, termasuk golongan ini adalah
asam primarat, asam sapinat

Penggunaan : Bahan salep dan plester, berkhasiat mencegah oksidasi dari lemak, maka
berguna sebagai pengawet salep

Pemerian : Masa jernih seperti kaca, warna kuning pucat atau kuning kecoklatan,
bersudut-sudut, rapuh mudah lengket satu dengan lainnya, bau dan rasa lemah mirip ter

Bagian yang digunakan: Sisa yang diperoleh melalui penyulingan minyak atsiri dari damar minyak
Sediaan : Solutio Masticis Compositus (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

F. Gallae

Nama lain : Jenitri

Nama tanaman asal : Quercus infectoria (Oliver)

Keluarga : Fagaceae

Zat berkhasiat : Asam penyamak 50-70%, asam galat 2-4%, damar, pati dan kalsium oksalat

Penggunaan : Obat wasir (sebagai salep), bagian dari jamu singset

Pemerian : Bau lemah, rasa sangat kelat dan agak manis

Sediaan : Acidum Tannicum (F.I)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

G. Glycyrrhizae succus

Nama lain : Sari akar manis, succus liquiritae


Nama tanaman asal : Glycyrrhiza Glabra Varietas glandulivera

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Gliserizin sampai 15%, gula, lendir, zat putih telur, air, zat yang dapat disari 49%
dan yang tidak dapat larut dalam air 5%

Penggunaan : Obat batuk

Pemerian : Batang berbentuk silinder/bongkah besar, licin agak mengkilap, warna hitam,
coklat tua, atau serbuk berwarna coklat, bau khas lemah, rasa manis khas

Bagian yang digunakan : Akar yang masih segar di sari dengan air mendidih, sari di uapkan dan
dikeringkan hingga bebas air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

H. Ichthammolum

Nama lain : Ichtamol, Ichthyol

Asal : Garam ammonium, asam sulfonat yang diperoleh dari batuan bitumen bercampur
dengan ammonium sulfat dan air

Zat berkhasiat : Senyawa belerang, ammonium sulfat

Penggunaan : Antiseptika lemah, obat batuk

Pemerian : Cairan kental, warna hampir hitam berbau khas

Sediaan : Solutio ichtamoli aetheris (Form.Ind)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


I. Natrii Alginas

Nama lain : Natrium Alginate

Nama tanaman asal : Nacrocytis Pyrifera(Turn),Laminaria Sacharia Sacharina(L), Laminaria Digitata (L),
Nereocystis Luetkeana(Mers)

Keluarga : Lessoniaceae

Zat berkhasiat : Garam natrium dari asam alginat(suatu asam poliuronat)

Penggunaan : Emulgator

Pemerian : Serbuk halus atau kasar, warna putih kekuningan, hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

J. Pix Liquida
Nama lain : Ter Kayu

Keluarga : Pinaceae

Zat berkhasiat : Hidrocarbon


(benzol,toluol,silol,stirol,naftalin,paraffin,terpen,politerpen)furfurol,metal furfuran,dimetil
furfuran,fenol kresol,pirokatekin,guayakol,dan pirogalol

Penggunaan : Obat eksim menahun dan obat batuk

Pemerian : Masa kental, lebih berat dari air, warna coklat tua hampir hitam bau khas dan
empireumatik

Bagian yang digunakan: Massa kental yang diperoleh dari penyulingan kering kayu

BAB 9 Sediaan Obat Tradisional dan Fitofarmaka secara Organoleptis

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi.

Jenis pengujian:

Uji Fitofarmaka adalah uji toksisitas, uni farmakologik, experimental dan uji klinis fitofarmaka.

Uji Farmakologik expermental adalah pengujian pada hewan untuk memastikan khasiat fitofarmaka.

Uji Prakinis adalah pengujian yang dilakukan pada hewan.

Uji Klinis adalah pengujian khasiat obat baru yang dilakukan pada manusia.

Uji ini untuk mengetahui atau memastikan adanya efek farmakologik, torelabilitas, keamanan dan
manfaat khasiat klinis untuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit atau gejala penyakit, sebelum
digunakan secara luas.

Bahan baku

Bahan baku fitofarmaka dapat berupa simplisia atau sediaan galenik.

Bahan baku fitofarmaka harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam Farmakope Indonesia, Ektra
farmakope Indonesia, Materia Medika Indonesian, dan ketentuan atau persyaratan lain yang berlaku.

Komposisi

Ramuan (komposisi) Fitofarmaka terdiri dari satu simplisia atau sediaan galenik.

Ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia/sediaan galenik dengan syarat tidak boleh lebih dari 5
simplisia/sediaan galenik.
Simplisia tersebut sekurang-kurangnya telah diketahui khasiat dan keamanannya berdasarkan
pengalaman.

Penggunaan zat kimia berkhasiat (tunggal murni) tidak diperbolehkan/dilarang dalam fitofarmaka.

Persyaratan

•JAMU dengan syarat sudah dilakukan uji toksisitas dan uji farmakologik eksperimental pada hewan
coba.

•FITOFARMAKA dengan syarat sudah dilakukan uji toksisitas, uji farmakologik eksperimental dan uji
klinis.

Fitofarmaka harus memenuhi syarat:

• Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

• klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik.

• telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk.

• memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Prioritas pemilihan fitofarmaka:

•Bahan bakunya relatif mudah diperoleh.

•Didasarkan pada pola penyakit di Indonesia.

•Perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar.

•Memiliki rasio risiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita .

•Merupakan satu-satunya alternatif pengobatan.

Bentuk-bentuk sediaan

•Sediaan oral terdiri dari serbuk, ranjangan, kapsul, pil, sirup dan sediaan terdispersi.

•Sediaan topical terdiri dari salep/krim, suppositoria, linimenta dan bedak.

Kemasan dan Brosur

•Mencantumkan tulisan FITOFARMAKA dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain
yang menyolok kontras.

•Logo jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang terletak dalam lingkaran) ditempatkan pada
bagian atas sebelah kiri wadah/pembungkus/brosur dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.
Perbedaan obat Tradisional dan Fitofarmaka:

Obat tradisional

-Digunakan dalam upaya perawatan sendri.

-Khasiat berdasarkan pengalaman (empiris, turun temurun).

- Tujuan penggunaan: untuk promotif (peningkatan kesehatan), untuk preventif (pencegahan penyakit).

-Indikasi dan parameter pengujian tidak jelas.

-Bahan baku belum terstandarisasi

Fitofarmaka

-Digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan formal.

-Khasiat berdasarkan penelitian ilmiah (uji farmakologi, uji toksisitas, uji klinis).

-Tujuan penggunaan: untuk kuratif (pengobatan penyakit) anti hipertensi, anti diabetes.

-Indikasi dan parameter pengujian jelas.

-Bahan baku telah terstandarisasi.

Jenis-jenis Fitofarmaka

Antelmitik

Anti ansietas

Anti asma

Anti diabetes

Anti diare

Anti hepatitis kronis

Anti herpes genitalis

Anti hiperdipidemia

Anti hipertensi

Anda mungkin juga menyukai