0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa pondasi, termasuk jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal dan pondasi dalam, serta deskripsi tentang pondasi telapak, memanjang, rakit, sumuran dan tiang. Dokumen ini juga menjelaskan tipe-tipe keruntuhan fondasi yang terjadi pada tiga fase yaitu deformasi elastis, plastis, hingga keruntuhan akibat geser tanah di sekitar fondasi.
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa pondasi, termasuk jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal dan pondasi dalam, serta deskripsi tentang pondasi telapak, memanjang, rakit, sumuran dan tiang. Dokumen ini juga menjelaskan tipe-tipe keruntuhan fondasi yang terjadi pada tiga fase yaitu deformasi elastis, plastis, hingga keruntuhan akibat geser tanah di sekitar fondasi.
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa pondasi, termasuk jenis-jenis pondasi seperti pondasi dangkal dan pondasi dalam, serta deskripsi tentang pondasi telapak, memanjang, rakit, sumuran dan tiang. Dokumen ini juga menjelaskan tipe-tipe keruntuhan fondasi yang terjadi pada tiga fase yaitu deformasi elastis, plastis, hingga keruntuhan akibat geser tanah di sekitar fondasi.
Fondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, Daya Dukung fondasi dangkal dan pondasi dalam
Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi
yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak,fondasi memanjang dan fondasi rakit. Rekayasa Pondasi I Ir. Agus Ika Putra, Dipl.Eng Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya. Pondasi sumuran dan pondasi tiang. 2
Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Deskripsi Fondasi (1) Deskripsi Fondasi (2)
Fondasi telapak adalah fondasi
yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.
Fondasi memanjang adalah
fondasi yang digunakan untuk Fondasi rakit (raft foundation atau mat mendukung dinding memanjang foundation), adalah fondasi yang digunakan atau digunakan untuk mendukung untuk mendukung bangunan yang terletak sederetan kolom yang berjarak pada tanah lunak atau digunakan bila dekat, sehingga bila dipakai fondasi susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian telapak sisi-sisinya akan berimpit dekat di semua arahnya, sehingga bila satu sama lain. dipakai fondasi telapak, sisi-sisinya akan berimpit satu sama lain.
3 4 Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Deskripsi Fondasi (3) Deskripsi Fondasi (4)
Fondasi tiang (pile foundation) digunakan bila tanah fondasi Fondasi sumuran (pier foundation) pada kedalaman yang normal yang merupakan bentuk peralihan antara tidak mampu mendukung fondasi dangkal dan fondasi tiang, bebannya, dan tanah keras digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang terletak pada kedalaman yang relatif sangat dalam. dalam. Bila fondasi bangunan terletak Peck, dkk. (1953) membedakan fondasi pada tanah timbunan yang cukup sumuran dengan fondasi dangkal dari nilai tinggi, sehingga bila bangunan kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B). Untuk diletakkan pada timbunan akan fondasi sumuran Df/B > 4, sedang untuk dipengaruhi oleh penurunan fondasi dangkal Df /B < 1 yang besar. Bedanya dengan fondasi sumuran adalah fondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang.
Untuk mempelajari perilaku tanah pada saat permulaan pembebanan Fase II. Pada penambahan beban sampai mencapai keruntuhan, dilakukan tinjauan terhadap suatu fondasi selanjutnya, baji tanah terbentuk tepat di dasar kaku pada kedalaman dasar fondasi yang tak lebih dari lebar fondasinya. fondasi dan deformasi plastis tanah menjadi semakin dominan. Gerakan tanah pada Penambahan beban fondasi dilakukan secara berangsur-angsur kedudukan plastis dimulai dari tepi fondasi, dan kemudian dengan bertambahnya beban, zona Fase I. Saat awal penerapan bebannya, plastis berkembang. Gerakan tanah ke arah lateral menjadi semakin tanah di bawah fondasi turun yang diikuti oleh nyata yang diikuti oleh retakan lokal dan geseran deformasi tanah secara lateral dan vertikal ke tanah di sekeliling tepi fondasinya. Dalam zona bawah Sejauh beban yang diterapkan relatif plastis, kuat geser tanah sepenuhnya berkembang untuk menahan bebannya. kecil, penurunan yang terjadi kira-kira sebanding dengan besarnya beban yang Fase III. Fase ini dikarakteristikkan oleh diterapkan kecepatan deformasi yang semakin bertambah Dalam keadaan ini, tanah dalam kondisi seiring dengan penambahan bebannya. keseimbangan elastis. Massa tanah yang Deformasi tersebut diikuti oleh gerakan tanah ke terletak di bawah fondasi mengalami arah luar yang diikuti oleh menggembungnya kompresi yang mengakibatkan kenaikan tanah permukaan, dan kemudian, tanah kuat geser tanah, yang dengan demikian pendukung fondasi mengalami keruntuhan menambah daya dukungnya. dengan bidang runtuh yang berbentuk lengkungan dan garis, yang disebut bidang geser radial dan bidang geser linier. 7 8 Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Keruntuhan geser umum. Berdasarkan pengujian model, Vesic (1963) •Keruntuhan fondasi terjadi menurut membagi mekanisme keruntuhan fondasi bidang runtuh yang dapat diidentifikasi dengan jelas. menjadi 3 macam •Suatu baji tanah terbentuk tepat pada dasar fondasi (zona A) yang menekan Bidang longsor yang terbentuk, tanah ke bawah hingga menyebabkan berupa lengkungan dan garis (1) Keruntuhan geser umum (general aliran tanah secara plastis pada zona lurus yang menembus hingga shearfailure). B. mencapai permukan tanah. Saat (2) Keruntuhan geser lokal (local shearfailure). •Gerakan ke arah luar di kedua zona keruntuhannya, terjadi gerakan tersebut, ditahan oleh tahanan tanah massa tanah ke arah luar dan ke (3) Keruntuhan penetrasi (penetration failure pasif di bagian C. Saat tahanan tanah atas atau punching shear failure). pasif bagian C terlampaui, terjadi Keruntuhan geser umum terjadi gerakan tanah yang mengakibatkan dalam waktu yang relatif penggembungan tanah di sekitar mendadak, yang diikuti oleh fondasi. penggulingan fondasinya. 9 10
Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Mekanisme Keruntuhan Fondasi (4)
Mekanisme Keruntuhan Fondasi (3) Keruntuhan penetrasi. Keruntuhan geser lokal. Pada tipe keruntuhan ini, dapat Tipe keruntuhannya hampir sama dikatakan keruntuhan geser tanah dengan keruntuhan geser umum, tidak terjadi. namun bidang runtuh yang Akibat bebannya, fondasi hanya terbentuk tidak sampai mencapai Penurunan yang terjadi tak Tetapi, mampatnya tanah tidak menembus dan menekan tanah permukaan tanah. menghasilkan cukup gerakan arah sampai mengakibatkan kedudukan ke samping yang menyebabkan lateral yang menuju kedudukan kritis Jadi, bidang runtuh yang kontinu kritis keruntuhan tanahnya, pernampatan tanah di dekat keruntuhan tanahnya, sehingga kuat tak berkembang. sehingga zona plastis tak fondasi. geser ultimit tanah tak dapat berkembang seperti pada berkembang. Fondasi tenggelam akibat Penurunan fondasi bertambah keruntuhan geser umum. bertambahnya beban pada hampir secara linier dengan Fondasi menembus tanah ke bawah dan kedalaman yang relatif dalam, Dalam tipe keruntuhan geser lokal, penambaban bebannya. baji tanah yang terbentuk di bawah yang menyebabkan tanah di terdapat sedikit penggembungan Pemampatan tanah akibat dasar fondasi hanya menyebabkan dekatnya mampat. tanah di sekitar fondasi, namun tak penetrasi fondasi, berkembang tanah menyisih. terjadi penggulingan fondasi hanya pada zona terbatas tepat di Saat keruntuhan, bidang runtuh tak 11 dasar dan di sekitar tepi fondasi. terlihat sama sekali 12 Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Persyaratan-persyaratan yang harus
Teori Daya Dukung dipenuhi dalam perancangan fondasi adalah: Analisis daya dukung mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban fondasi struktur yang terletak di atasnya. 1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat Daya dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk terlampaunya daya dukung harus dipenuhi. melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan Dalam hitungan daya dukung, umumnya geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang digunakan faktor aman 3. bidang-bidang gesernya. 2. Penurunan fondasi harus masih dalam Perancangan fondasi harus dipertimbangkan terhadap batas-batas nilai yang ditoleransikan. keruntuhan geser dan penurunan yang Khususnya penurunan yang tak seragarn berlebihan. (differential settlement) harus tidak Untuk ini, perlu dipenuhi dua kriteria, yaitu: kriteria mengakibatkan kerusakan pada struktur. stabilitas dan kriteria penurunan.
13 14
Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Analisa dan Persamaan Daya Dukung
Persamaan Mohr-Coulomb. Analisis-analisis daya dukung, dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persaman yang dibuat, dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan. Analisisnya dilakukan dengan menganggap bahwa τ = c + σ. tan ϕ tanah berkelakuan sebagai bahan bersifat plastis. Dimana Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh τ = s = tahanan geser tanah Prandtl, (1921), yang kemudian dikembangkan c = kohesi tanah oleh Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), De Beer dan Vesic (1958). σ = tegangan normal Persamaan-persamaan daya dukung tanah yang diusulkan, umumnya didasarkan pada persamaan ϕ = sudut gesek dalam tanah Mohr-Coulomb. 15 16 Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Analisis Terzaghi (1) Analisis Terzaghi (2)
Terzaghi (1943) menganalisis daya dukung tanah dengan beberapa anggapan, yaitu: 5) Dasar fondasi kasar. 6) Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung 1) Fondasi memanjang tak terhingga. spiral logaritmis dan linier. 2) Tanah di dasar fondasi homogen. 7) Baji tanah yang terbentuk di dasar fondasi 3) Berat tanah di atas dasar fondasi dapat dalam kedudukan elastis dan bergerak digantikan dengan beban terbagi rata bersama-sama dengan dasar fondasinya. sebesar po = Df. γ dengan Df adalah 8) Pertemuan antara sisi baji dan dasar fondasi kedalaman dasar fondasi dan γ adalah berat membentuk sudut sebesar sudut gesek volume tanah di atas dasar fondasi. dalam tanah 4) Tahanan geser tanah di atas dasar fondasi 9) Berlaku prinsip superposisi. diabaikan. 6)……. 17 18
Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Daya Dukung Ultimit
Pembebanan Daya dukung ultimit (ultimit bearing capacity) Pondasi dan (qu) didefinisikan sebagai beban maksimum Bentuk Bidang persatuan luas di mana tanah masih dapat Geser mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan. Untuk analisis daya dukung tanah, ditinjau suatu fondasi berbentuk Bila dinyatakan dalam persamaan, maka: memanjang tak terhingga, dengan lebar B yang terletak di atas tanah yang homogen dan dibebani dengan beban terbagi rata q Beban total fondasi per satuan panjang adalah Pu = q,B. Karena Pu dimana: pengaruh beban P, tersebut, tanah yang berada tepat di bawah qu = qu =daya dukung ultimit fondasi akan membentuk sebuah baji yang menekan tanah ke bawah. A Pu = beban ultimit Gerakan baji memaksa tanah di sekitarnya bergerak, yang menghasilkan zona geser di kiman dan kirinya dengan tiap-tiap zona terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian geser radial yang berdekatan A = Luas telapak pondasi dengan baji, dan bagian geser linier yang merupakan bagian kelanjutan dari bagian geser radialnya. 19 20 Rekayasa Pondasi I Rekayasa Pondasi I
Bentuk keruntuhan dalam analisa daya dukung
(c) Distribusi tekanan tanah pasif pada permukaan BD Dalam mengevaluasi daya dukung tanah, Terzaghi (1943) mengembangkan teori keruntuhan plastis Prandtl (1924). Mekanisme keruntuhan fondasi memanjang yang terletak pada kedalaman Df dan mempunyai dasar yang kasar, dianalisis dengan anggapan bahwa keruntuhan terjadi pada kondisi keruntuhan geser umum Baji tanah ABD pada zona I adalah di dalam zona elastis. Bidang-bidang AD dan BD membuat sudut β terhadap horizontal. Area pada zona II merupakan zona radial, sedang area zona III merupakan area zona pasif Rankine. Lengkung DE dan DG dianggap sebagai lengkung spiral logaritmis. Selanjutnya EF dan GH merupakan garis lurus. Garis-garis BE, FE, AC dan HG membentuk sudut (45 - (ϕ/2) terhadap horizontal. 21 22