Anda di halaman 1dari 15

Teknik Pondasi

“Pondasi adalah bagian terendah dari


bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau batuan yang ada
di bawahnya”.
Pondasi Dangkal Pondasi Dalam
Pondasi Dangkal : pondasi yang mendukung Pondasi Dalam : pondasi yang
bebannya secara langsung meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau batuan yang terletak jauh
Jenis-jenis pondasi dangkal :
dari permukaan
1. Pondasi telapak (spread footing), merupakan
Jenis-jenis pondasi dalam berdasarkan
pondasi yang berbentuk tapak dan berdiri
metode instalasi:
Pondasi sendiri dalam mendukung kolom
1. Pondasi tiang pancang , merupakan
2. Pondasi memanjang atau pondasi kontinyu
pondasi tiang yang dibuat terlebih
(continous footing), pondasi yang digunakan
dahulu sebelum dimasukkan ke
untuk mendukung dinding memanjang atau
dalam tanah hingga mencapati
digunakan untuk mendukung sederetan
kolom-kolom yang berjarak sangat dekat, kedalaman tertentu.
2. Pondasi tiang bor, merupakan
3. Pondasi rakit (raft foundation atau mat
pondasi yang dikonstruksikan
foundation), pondasi yang digunakan untuk
dengan cara membuat sebuah
mendukung bangunan yang terletak pada
tanah lunak, atau digunakan bila susunan lubang bor dengan diameter
kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di tertentu hingga kedalaman yang
diinginkan
semua arahnya
4. Pondasi Sumuran (Df > 5B)
Pondasi Dangkal Pondasi Dalam
1. Pondasi telapak (spread footing), 1. Pondasi tiang pancang

Pondasi
2. Pondasi memanjang atau pondasi 2. Pondasi tiang bor
kontinyu (continous footing),

3. Pondasi rakit (raft foundation atau


mat foundation)
Menurut Vesic (1963), mekanisme keruntuhan pondasi pada
pembebanan yang berangsur-angsur adalah:
1. Keruntuhan geser umum (general shear failure), keruntuhan
pondasi terjadi menurut bidang runtuh yang dapat
diidentifikasi dengan jelas. Suatu baji tanah terbentuk tepat
pada dasar pondasi yang menekan tanah ke bawah hingga
Tipe Keruntuhan menyebabkan aliran tanah secara plastis. Saat keruntuhan,
terjadi gerakan massa tanah ke arah luar dan ke atas.
Pondasi Dangkal Keruntuhan geser umum terjadi dalam waktu yang relaif
mendadak, diikuti dengan penggulingan pondasi
2. Keruntuhan geser lokal (local shear failure), tipe keruntuhannya
hampir sama dengan keruntuhan geser umum, namun bidang
runtuh yang terbentuk tidak sampai mencapai permukaan
tanah. Pondasi tenggelam akibat bertambahnya beban pada
kedalaman yang relatif dalam, yang menyebabkan tanah di
dekatnya mampat. Dalam tipe keruntuhan geser lokal, terdapat
sedikit penggembungan tanah di sekitar pondasi, namun tidak
terjadi penggulingan pondasi
3. Keruntuhan penetrasi (penetration failure), pada tipe
keruntuhan ini dapat dikatakan keruntuhan geser tanah tidak
terjadi. Akibat beban, karena lunaknya tanah, pondasi hanya
menembus dan menekan tanah ke samping, yang
menyebabkan pemampatan tanah di dekat pondasi
Tipe Keruntuhan pondasi :

Tipe Keruntuhan
Pondasi Dangkal
Kapasitas Dukung
(Daya Dukung)
Kapasitas dukung merupakan kemampuan
tanah dalam mendukung beban pondasi dari
struktur yang terletak di atasnya juga yang
menyatakan tahanan geser tanah untuk
melawan penurunan akibat pembebanan
Persamaan-persamaan kapasitas dukung tanah yang
diusulkan, umumnya didasarkan pada persamaan Mohr-
Coulomb:

Dengan:
Analisis Kapasitas : tahanan geser tanah (kN/m2)
Dukung c : kohesi tanah (kN/m2)
Φ : sudut gesek dalam tanah (derajat)
σ : tegangan normal (kN/m2)
Persamaan kapasitas tersebut didasarkan dengan anggapan
bahwa :
1. Persamaan-persamaan yang dibuat dikaitkan dengan
sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi
saat keruntuhan
2. Analisisnya dilakukan dengan menganggap bahwa tanah
berperilaku sebagai media/bahan yang bersifat plastis
3. Analisis kapasitas dukung dilakukan dengan cara
pendekatan untuk memudahkan perhitungan
Analisis Terzaghi didasarkan dengan Maka :
anggapan sebagai berikut :
• Pondasi berbentuk memanjang
• Tanah di bawah dasar pondasi Dengan:
adalah homogen (sejenis)
Analisis Kapasitas • Dasar pondasi kasar
qu : kapasitas dukung ultimit (kN/m2)

Dukung (Terzaghi • Tahanan geser di atas pondasi


Pu : beban ultimit (kN)
diabaikan
1943) A : luas pondasi (m2)
• Berat tanah di atas pondasi
digantikan dengan beban merata
sebesar p0 = , dengan Df adalah
kedalaman dasar pondasi dan
adalah berat volume tanah di atas
dasar pondasi
○ Lebih cocok untuk pondasi
dangkal dengan Df ≤ B
Kapasitas dukung ultimit (ultimit bearing
capacity) (qu) didefinisikan sebagai
beban maksimum per satuan luas di
mana tanah masih dapat mendukung
beban tanpa mengalami keruntuhan.
Untuk kondisi : Dengan :
1. Pondasi berbentuk memanjang qu : kapasitas dukung ultimit (kN/m 2)
c : kohesi tanah (kN/m2)
Dengan: P0 : : tekanan overburden pada dasar
Analisis Kapasitas P0 = pondasi (kN/m2)

Dukung (Terzaghi 2. Terdapat beban terbagi merata di γ : berat volume tanah (kN/m3)
permukaan tanah
1943) Df : kedalaman pondasi (m)
Nc, Nq, Nγ : faktor kapasitas dukung
3. Pondasi memanjang kondisi keruntuhan Terzaghi
geser lokal Nc’, Nq’, Nγ’ : faktor kapasitas dukung
Terzaghi (kondisi geser lokal
4. Jika berat volume tanah yang dipakai
adalah berat volume rata-rata tanah yang
terletak di bawah dasar pondasi
Pengaruh bentuk pondasi :
1. Pondasi bujur sangkar

2. Pondasi lingkaran
Analisis Kapasitas
Dukung (Terzaghi 3. Pondasi empat persegi panjang

1943)
Dengan:
qu : kapasitas dukung ultimit (kN/m 2)
c : kohesi tanah (kN/m2)
P0 : (kN/m2)
γ : berat volume tanah (kN/m3)
Df : kedalaman pondasi (m)
B : lebar atau diameter pondasi (m)
L : panjang pondasi (m)
Untuk pondasi dalam yang bentuk Maka :
sumuran dengan Df > 5B:
Pu’ = Pu + Ps = quAp + πD fsDf
dengan :
Pu’ = beban ultimit total untuk pondasi
Analisis Kapasitas dalam (kN)
Pu = beban ultimit total untuk
Dukung (Terzaghi pondasi dangkal (kN)
1943) Ps = tahanan gesek pada dinding
pondasi (kN)
qu = 1,3cNc + P0Nq + 0,3γBNγ
(kN/m2)
Ap = luas dasar pondasi (m2)
D = B = diameter pondasi (m)
Df/B > 5
fs = tahanan gesek (kN/m2)
Besarnya nilai Nc, Nq, Nγ bergantung pada sudut gesek dalam (ϕ)
seperti pada tabel di bawah ini :

Analisis Kapasitas
Dukung (Terzaghi
1943)

Apabila terdapat muka air tanah, maka:

Dengan:
γ‘ : γsat - γw
dw : kedalaman muka air tanah
Defenisi-defenisi dalam perancangan pondasi :
• Tekanan overburden total (total overburden pressure) (p) adalah intensitas
tekanan total yang terdiri dari berat material di atas dasar pondasi total, yaitu
berat tanah dan air sebelum pondasi dibangun
• Kapasitas dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity) (qun) adalah nilai
Analisis Kapasitas intensitas beban pondasi saat tanah akan mengalami keruntuhan geser, yang
secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan:
Dukung (Terzaghi
1943) • Tekanan pondasi total (total foundation pressure) atau intensitas pembebanan
kotor (q), adalah intensitas tekanan total pada tanah di dasar pondasi,
sesudah struktur selesai dibangun dengan pembebanan penuh. Beban-beban
termasuk berat pondasi, berarti struktur atas, dan berat tanah urug termasuk
di atas dasar pondasi
• Tekanan pondasi neto (net foundation pressure) (qn) untuk suatu pondasi
tertentu adalah tambahan tekanan pada dasar pondasi, akibat beban hidup
dan beban mati dari strukturnya. Secara umum, q n dapat dinyatakan oleh
persamaan :
• Kapasitas dukung ijin (allowable bearing capacity) (qa) adalah tekanan pondasi
maksimum yang dapat dibebankan pada tanah.
• Faktor amam (F) dalam tinjauan kapasitas dukung ultimit neto, didefenisikan
sebagai :
Pengaruh posisi muka air tanah :

Analisis Kapasitas
Dukung (Terzaghi
1943) 1. Jika muka air tanah sangat dalam (z > B), nilai γ pada suku ke-2
dari persamaan daya dukung yang dipakai adalah γb begitu juga
pada suku ke-3 digunakan γb atau γd.
2. Bila muka air tanah terletak di atas atau sama dengan dasar
pondasi, berat volume yang dipakai pada suku ke-3 adalah berat
volume efektif (γ’) dan suku ke-2 menjadi

3. Jika muka air tanah di permukaan, maka pada suku ke-2


digantikan dengan γ’ dan γ’ pada suku ke-3 juga dipakai γ’
4. Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar
pondasi (z < B) nilai γ digantikan dengan γb bila tanahnya basah dan
γd bila tanahnya kering. Pada kondisi ini juga zona geser sebagian
terendam sehingga di suku k-3 dipakai :
γrt = γ’ + (z/B)(γb – γ’)
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai