Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

Konsep Bangunan Sipil


Bangunan sipil, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
A. struktur atas
Struktur atas, merupakan bagian bangunan yang pada umumnya terletak di atas tanah. Pada
bangunan gedung bagian ini meliputi atap, portal, lantai dan dinding.
B. struktur bawah.
Sedangkan struktur bawah merupakan bagian yang terletak di bawah tanah, bagian ini sering
disebut fondasi, walaupun terkadang ada struktur lainya.
Konsep Bangunan Sipil
FONDASI
Fondasi adalah bagian bangunan yang berfungsi meneruskan dan mendistribusikan beban-
beban bangunan ke tanah.
Beban kolom atau beban lainya harus didistribusikan ke tanah dengan luasan yang lebih besar.
Hal ini dikarenakan kuat bahan kolom (beton) jauh lebih besar dari tanah, sehingga untuk
mendukung beban yang sama diperlukan luasan tampang yang lebih besar.
Jadi keberadaan fondasi diperlukan untuk mendapatkan luas kontak kolom dan tanah yang lebih
besar.
BEBAN FONDASI
Beban-beban yang bekerja pada fondasi berasal dari beban-beban yang bekerja pada bangunan.
Pada umumnya beban-beban tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
A. Beban Mati
B. Beban Hidup
C. Beban Angin
D. Beban Gempa
BEBAN FONDASI
1. Beban mati, DL (dead load), merupakan berat sendiri bangunan yang antara lain: berat
sendiri atap, dinding, kolom, balok, lantai dan beban-beban lainya. Beban mati ini akan selalu
ada pada suatu bangunan dan akurasi hitungan besarnya beban mati mudah dihitung.
2. Beban hidup, LL (live load), merupakan beban bangunan yang dapat berpindah atau
dipindahkan. Beban ini antara lain: beban manusia, perabotan dan yang lainya. Pada suatu
bangunan beban hidup ini akan selalu ada walaupun besarnya dari waktu ke waktu bisa
berubah. Pada perancangan bangunan besarnya beban hidup didasarkan pada peraturan
pembebanan yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis bangunannya.
3. Beban angin, W (Win), besanya beban angin ini tergantung dengan besarnya tekanan angin
di daerah tersebut maupun luas bangunan.
4. Beban gempa E (Earthquake), merupakan beban tambahan pada bangunan akibat gempa
bumi.
KOMBINASI BEBAN
Pada saat perancangan, beban-beban bangunan yang diperhitungkan merupakan kombinasi dari
beban-beban di atas. Pada perancangan elastis beban-beban tersebut dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
1. Beban tetap (BT), merupakan penjumlahan antara beban mati dan beban hidup.
◦ BT = DL + LL
◦ Tegangan tanah yang timbul akibat beban tetap harus tidak melampui tegangan ijin tanah.
2. Beban sementara (BS), merupakan penjumlahan antara beban tetap dan beban angin atau beban
gempa. Dalam hitungan tidak perlu menjumlahkan beban angin dan beban gempa sekaligus, hal
ini dengan alasan bahwa probalitas terjadinya gempa besar bersamaan dengan angin besar
adalah sangat kecil.
◦ BS = BT + W
◦ atau
◦ BS = BT + E
◦ Besarnya tegangan yang terjadi pada tanah tidak boleh melebihi 1,25 kali tegangan ijinya.
Fungsi Tanah
Tanah merupakan media yang mendukung beban-beban bangunan, sehingga dapat dikatakan
tanah merupakan bagian dari struktur tersebut. Sebagai bahan struktur tanah harus mampu
menahan tegangan-regangan yang bekerja. Tanah merupakan bahan yang tidak mampu
menahan tegangan tarik sehingga diperlukan analisis tegangan khusus pada tanah. Kapasitas
dukung tanah dalam mendukung beban fondasi dihitung berdasarkan kuat geser tanah. Kuat
geser tanah ini merupakan fungsi dari parameter nilai kohesi dan sudut gesek internal tanah.
Jenis-jenis Fondasi
Fondasi diperlukan untuk mendukung beban, sehingga kapasitas dukung fondasi disesuaikan
dengan beban yang bekerja. Bangunan dengan beban kecil cukup didukung dengan fondasi
dangkal dengan dimensi kecil, sedangkan untuk beban besar perlu fondasi yang lebih besar dan
jika beban terlalu besar akan memerlukan fondasi dalam seperti fondasi tiang.
Jenis-jenis fondasi dapat dikelompokkan berdasarkan bahan yang dipakai dan kedalaman.
Jenis Fondasi Berdasarkan Bahan yang Dipakai
Bahan yang dipakai pada suatu fondasi tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan,
antara lain:
1. kemudahan mendapatkan bahan tersebut,
2. jenis fondasi yang akan digunakan,
3. kondisi tanah dan lingkungannya.
Jenis Fondasi Berdasarkan Bahan yang Dipakai
a. Pasangan Batu Kali
Fondasi pasangan batu kali merupakan fondasi yang paling sederhana dan biasannya
digunakan pada bangunan rumah tinggal yang tidak bertingkat. Fondasi ini bisanya digunakan
untuk mendukung dinding bangunan, sehingga bentuk fondasi ini pun menyesuaikan yaitu
fondasi lajur. Fondasi ini sering sering disebut juga fondasi stall. Yang perlu diperhatikan dalam
pasangan batu kali ini adalah susunan dari batu-batu penyusunya dan juga kualitas mortar yang
dipakai.

b. Beton dan Beton Bertulang


Fondasi ini terbuat dari beton, baik tanpa tulangan maupun beton bertulang. Fondasi
yang terbuat dari beton ataupun beton bertulang antara lain fondasi telapak, tiang bor, tiang
pancang maupun fondasi pelat.
Jenis Fondasi Berdasarkan Bahan yang Dipakai
c. Kayu
Fondasi yang terbuat dari kayu biasanya berupa fondasi tiang pancang. Fondasi cukup
baik dipakai pada tanah denga muka air tanah tinggi sehingga fondasi kayu tersebut selalu
terendam air. Jika fondasi dari kayu tersebut kadang terendam air kadang tidak maka kerusakan
akibat lapuk akan sangat mungkin terjadi.

d. Baja
Fondasi dari baja bisanya digunakan untuk fondasi jenis tiang pancang. Kelebihan dari baja
adalah kekuatannya yang tinggi dan kemudahan penyambungan, namun demikian perlu
diperhatikan masalah korosi yang mungkin terjadi. Untuk daerah pantai kerusakan akibat korosi
akan lebih besar sehingga perlu penanganan khusus.
Jenis Fondasi Berdasarkan Kedalamannya
Kedalaman fondasi ditentukan berdasarkan letak tanah kerasnya, disamping berat bangunan itu
sendiri.
Untuk bangunan ringan dengan tanah baik dangkal maka perlu fondasi dangkal saja, namun jika
bangunan terebut berat dan tanah keras dalam maka perlu fondasi dalam untuk mencapai tanah
keras terebut
1. Fondasi Dangkal
2. Fondasi Sumuran (Fondasi menengah)
3. Fondasi Dalam
Fondasi Dangkal
Fondasi dangkal digunakan jika ke dalam tanah baik/keras tidak terlalu dalam dan beban
bangunan tidak terlalu besar. Pada umumnya digunakan fondasi dangkal jika Df < 4B, dengan Df
adalah kedalaman fondasi dan B lebar fondasi.
◦ Fondasi stall, yaitu fondasi dari pasangan batu kali berbentuk lajur. Fondasi ini digunakan
untuk mendukung beban tembok. Kedalaman fondasi stall umumnya kurang dari 1,00 m. Di
atas pasangan batu kali dipasang balok sloof dari beton bertulang, yang berfungsi meratakan
beban di atasnya.
◦ Fondasi pijler, yaitu fondasi dari pasangan batu kali yang digunakan mendukung kolom
bangunan satu lantai atau rumah tinggal. Fondasi ini menyerupai fondasi stall, namun
bentuknya tidak lajur melainkan prismatic. Jika kolom terletak pada dinding, fondasi pijler
merupakan satu kesatuan dengan fondasi stall.
◦ Fondasi telapak, yaitu fondasi dari pelat beton bertulang yang berfungsi mendukung kolom.
Fondasi ini digunakan untuk mendukung kolom bangunan bertingkat. Kedalaman fondasi
telapak ini bisanya lebih besar dari fondasi dinding/stall.
◦ Fondasi pelat, fondasi ini sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa fondasi telapak.
Fondasi ini digunakan jika jarak antar kolom dekat dan tanah dasar berupa tanah lunak.
Fondasi Dangkal

Df

B B

(a) Fondasi Stall, (b) Fondasi Pijler.


Fondasi Dangkal

Fondasi telapak.
Fondasi Sumuran (Fondasi menengah)
Jika tanah baik cukup dalam (Df antara 4B - 10 B), bisanya digunakan fondasi sumuran. Fondasi
ini sering digunakan untuk mendukung kolom ataupun pilar jembatan. Fondasi ini terbuat dari
bus beton yang diisi atau tanpa isian, dengan diameter sumuran biasanya > 0,8 m. Dalam
mendukung beban bisa sumuran tunggal atau kelompok sumuran.
Fondasi Dalam
Jika bangunan sangat berat dan tanah keras cukup dalam > 10 B, umumnya dipakai fondasi
dalam. Salah satu fondasi dalam yang paling banyak digunakan adalah fondasi tiang. Jika
bangunan terletak di atas air (jembatan), atau dermaga, fondasi tiang merupakan salah satu
alternatif yang sering digunakan. Dalam pemakaiannya sangat jarang digunakan tiang tunggal,
melainkan kelompok tiang sehingga diperlukan pelat penyatu untuk mendistribusikan beban ke
masing-masing tiang.
Fondasi Khusus
Jenis fondasi ini merupakan alternatif pemecahan masalah untuk mendirikan bangunan khusus
atau bangunan pada tanah bermasalah. Jenis-jenis fondasi khusus antara lain fondasi cakar
ayam, fondasi cerucuk, fondasi pelat, fondasi pelat dengan tiang, dll. Penggunaan fondasi khusus
harus hati-hati dan disesuaikan dengan jenis bangunan dan kondisi tanah dasar. Suatu fondasi
khusus cocok untuk suatu bangunan tertentu namun belum tentu cocok untuk bangunan
lainnya.
Fondasi Cakar Ayam
Fondasi Cakar Ayam, yaitu fondasi dari pelat beton tipis yang didukung bus-bus beton sebagai
cakar. Keberadaan cakar berfungsi mendistribusikan tekanan lateral ke tanah di samping cakar.
Fondasi ini cocok untuk mendukung beban titik yang sifatnya sementara, misalnya fondasi jalan
raya pada tanah lunak. Akibat beban titik maka pelat akan melengkung, dan memutar cakar (bus
beton). Tekanan tanah lateral akan menahan putaran cakar sehingga lendutan pelat akan
tereduksi. Penggunaan fondasi ini cocok untuk beban-beban titik, dan kerang sesuai untuk
beban merata.
Fondasi Cerucuk
Fondasi Cerucuk, yaitu fondasi tiang yang dipancang pada tanah yang tidak setabil (longsor),
atau tanah lunak (sehingga lebih padat). Tujuan pemasangan cerucuk sebenarnya untuk
memperbaikai kondisi tanah, dan meningkatkan kuat geser tanah. Dengan adanya cerucuk tanah
seolah-olah akan mendapatkan tulangan, sehingga kuat gesernya meningkat. Jika di atas cerucuk
dipasang pelat penutup fondasi ini akan berfungsi seperti fondasi tiang. Cerucuk sebenarnya
adalah fondasi tiang biasa, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Awalnya cerucuk terbuat dari
bahan kayu atau bamboo, namun perkembangan sekarang sering juga menggunakan bahan
beton bertulang.
Fondasi Cerucuk
Fondasi Pelat
Fondasi Pelat (Raft Foundation), atau sering disebut mat foundation, yaitu berupa pelat beton
yang sangat lebar. Fondasi ini dipakai jika penggunaan fondasi telapak akan memerlukan dimensi
yang besar, sehingga masing-masing fondasi saling overlap. Fondasi ini sering digunakan jika
bangunan memerlukan ruang bawah tanah, sehingga pelat lantai sekalian sebagai fondasi. Perlu
hati-hati dalam menggunakan fondasi pelat, karena daerah tanah yang tertekan sangat luas
sehingga memungkinkan penurunan bangunan yang besar.
Pile Raft Foundation
Pile Raft Foundation, yaitu gabungan antara fondasi pelat dan fondasi tiang. Fondasi ini
diperlukan jika beban bangunan sangat berat atau jika kondidsi tanah sangat jelek.

Anda mungkin juga menyukai