Anda di halaman 1dari 37

Perancangan

Fondasi Telapak
Analisis vs Perancangan
Pada analisis fondasi telapak, struktur/dimensi dan beban-beban yang bekerja pada fondasi
telah diketahui. Hitungan analisis dimaksudkan untuk mengetahui tegangan-tegangan
(maksimum dan minimum) yang terjadi pada tanah. Hitungan ini lebih berperan dalam cek daya
dukung fondasi.
Perancangan fondasi berbeda dengan analisis. Pada waktu perancangan data-data yang tersedia
adalah data beban dan data tanah. Dimensi fondasi merupakan nilai-nilai yang akan dicari. Hasil
perancangan harus menghasilkan dimensi yang aman terhadap keruntuhan daya dukung.
Namun demikian pemakaian dimensi fondasi yang terlalu besar merupakan pemborosan.
Perancangan dilakukan untuk mendapatkan dimensi yang ekonomis dan memenuhi syarat
teknis. Secara garis besar perancangan dilakukan dengan coba banding sampai mendapatkan
dimensi yang ekonomis dan masih memenuhi syarat teknis.
A. PERANCANGAN FONDASI TELAPAK TUNGGAL
Fondasi akan ekonomis jika letak resultan beban R berhimpit dengan pusat luasan fondasi. Pada
kondisi tersebut seluruh tegangan pada tanah mempunyai besaran yang sama. Berdasarkan hal
tersebut prinsip perancangan yang efisien adalah berusaha meletakkan R ekivelen sedekat
mungkin dengan pada pusat luasan fondasi.
Langkah-langkah perancangan
1. Luasan Fondasi dihitung berdasarkan beban P.
P
A
a
Kemudian hitung Bx dan By. Jika diinginkan bentuk bujur sangkar maka:
Bx  By  A
2. Hitung besarnya eksentrisitas beban R ekivalen.
My
ex 
P
3. Geser fondasi sebesar ex, sehingga pusat luasan fondasi berhimpit dengan R.
Perancangan yang dilakukan tersebut akan mengahasilkan dimensi yang ekonomis. Namun hasil
perancangan mendapatkan fondasi tidak sentris dengan kolom, hal ini menyulitkan dalam
pelaksanaan dan akan sangat berbahaya jika penggeseran fondasi kearah yang berlawanan.
Berdasarkan alasan tersebut untuk bangunan-bangunan yang pengawasannya kurang baik maka
tetap dipilih bentuk fondasi yang sentris dengan letak kolom.
Fondasi dengan letak kolom yang sentris dan memikul beban kolom P dan momen M akan
mengakibatkan tegangan tanah tidak sama. Hitungan luasan fondasi didasarkan atas tegangan
maksimum yang terjadi. Pada hitungan tegangan maksimum yang terjadi tidak boleh lebih dari
tegangan ijinnya.
1 B .M
P x.My P 2 x y P 6.My
a      
A Ioy B x .B y 1 3 B .B 2
.B
12 y .(B x ) x y B y .(B x )
Skema perancangan fondasi telapak tunggal
P P

My

ex

My
Contoh 1
Rencanakan suatu fondasi yang mendukung kolom dengan beban vertikal P = 1600 kN. Fondasi
tersebut harus mampu mendukung momen sebesar 20 kNm. Kuat dukung ijin tanah dibawah
fondasi sebesar 100 kN/m2.
Jawab:

a. Jika diperbolehkan letak kolom tidak sentris dengan fondasi.


Luas fondasi yang diperlukan:
P 400 dipakai fondasi bujur sangkar
A   4 m2
a 100

B  A  2m
Momen dihilangkan dengan meletakkan beban P eksentris,
sehingga 2m

M  P.e x
20  400.e x
20 0,05 m 0,05 m
ex   0,05 m
 400
2,00 m 2,00 m
Dimensi fondasi 2 m x 2m dapat dipakai jika fondasi digeser
kekanan 0,05 m sehingga eksentrisitas beban = -0,05 m.
b.Jika letak kolom harus sentris.
Letak kolom yang eksentris akan sangat membahayakan jika terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan dilapangan. Hal ini dapat diatasi dengan selalu merancang fondasi dengan letak
kolom sentris.
Hitungan dilakukan dengan menggunakan :
P 6.My
a  
B x .B y B y .(B x )2

Jika dipakai fondasi bentuk bujur sangkar, maka Bx = By = B


P 6.My
a  2

B B3
Dari hitungan coba banding didapatkan dimensi lebar fondasi B = 3 m.
Analisis tegangan maksimum dan minimum
P 6.M y
 mak    93.33 kN/m2 < tegangan ijin
B x .B y B y .(B x ) 2

P 6.M y
 min    84.44 kN/m2 (desak)
B x .B y B y .(B x ) 2

Dimensi fondasi 3 m x 3 m dapat dipakai 3m

3,00 m 3,00 m
C. Perancangan dengan metode lebar efektif.. P
a 
B.(B  2.e x )
dengan ex adalah
M 20
ex    0.05 m
P 800

Sehingga : 800
100 
B.(B  2.0,05 )

didapatkan nilai B = 3 m
B. PERANCANGAN FONDASI TELAPAK GABUNGAN

Prinsip perancangan fondasi telapak gabungan adalah sama dengan peracangan fondasi telapak
tunggal, yaitu berusaha meletakkan R ekivelen pada pusat luasan fondasi. Setelah dimensi
fondasi ditentukan maka selanjutnya dilakukan analisis tegangan akibat beban-beban yang
bekerja.
1. Fondasi Telapak Gabungan Persegi Panjang
Fondasi telapak gabungan bentuk persegi panjang dimungkinkan jika perbedaan beban antara kedua
kolom tidak terlalu besar. Fondasi telapak gabungan bentuk persegi panjang akan dimungkinkan jika
salah satu atau kedua sisi kolom adalah bebas (tak bebatasan dengan tanah/bangunan tetangga).
Jika jarak kolom terlalu jauh atau jika salah satu kolom pada sisi terbatas akan didapatkan dimensi
yang panjang namun sempit, hal ini akan menyebabkan fondasi kurang stabil. Untuk itu diberikan
batasan sebagai berikut ini:
1. Nilai a yang merupakan jarak antara pusat kolom dengan sisi fondasi terdekat, harus kurang dari
atau sama dengan lebar fondasi (B).
2. Nilai a tidak boleh lebih dari 0,5 jarak antar kolom.
3. Bx sebaiknya tidal lebih dari 4 By.
Jika hasil perancangan tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan perancangan ulang
dengan lebar fondasi diperbesar.
Contoh
Dua buah kolom kolom A dan kolom B dengan jarak as = 3. Kolom A (kolom kiri) berbatasan
dengan batas kepemilikan tanah dan mendukung beban P = 150 kN dan momen My = 100 kN.m.
Kolom B mendukung beban P = 250 kN dan momen My = -70 kN.m. Rencanakan dimensi fondasi
yang sesuai untuk mendukung kedua kolom tersebut jika tanah dibawah fondasi adalah lempung
dengan kohesi = 20 kN/m2.
Jawab.
Kolom A terletak ditepi kepemilikan tanah sehingga tidak memungkinkan digunakan fondasi
telapak tunggal. Sebagai alternatif dicoba fondasi gabungan dengan bentuk persegi panjang.

r1 r2

PA PB
R

MA MB

Df

a1 r a2

½ Bx ½ Bx
a. Perancangan dimensi fondasi.
Hitungan dilakukan dengan menganggap letek resultan beban
R sentris dengan pusat luasan fondasi.

R  PA  PB  400 kN
Statis momen pada kolom A
R.r1  PB .r   My
sehingga
PB .r   M y
r1  .
R

Panjang fondasi Bx dihitung dengan persamaan berikut:  PB .r   M y 


B x  2.r1  a1  2  a1 
 R 

 250.3  30 
B x  2  0,2  4,3 m
 400 
Lebar fondasi By dihitung dengan menggunakan persamaan:
R
a 
B x .B y
dan persamaan tegangan ijin tanah.

1 

By  1   B 
  20.5,71  0.3 y   38  2,65.B y
 a  c.Nc .1  0.3  
3   Bx  3   4,3 

sehingga:

400
38  2,65.B y 
4,3. B y 0,2 m 3m a2

4,3 m
B y 2  14,339.B y  35,1  0
Berdasarkan hasil hitungan didapatkan nilai By = 2,2 m.

Nilai a2 = 4,3 – 3,0 – 0,2 =1,1 m < By ……………..ok


< ½ r ……………..ok
Tegangan disisi kanan.

Analisis tegangan P  PB 1 .B (M
2 x A  MB  PA .e1  PB .e 2 )
b  A 
B x .B y Ioy

400 
1 .4,3 100  70  150.12 .4,3  0.2  250.12 .4,3  1,1
b   2
4,3.2,2 1 .2,2.4,3 3
12

 b  42.28 kN/m2

Tegangan ijin:
1  By  1  
  20.5,71  0.3 2,2   43.8 kN/m2
 a  c.Nc .1  0.3 
3   Bx  3   4,3 

 a   B ……………………………………………….
2. Fondasi Telapak Gabungan Trapesium
Jenis fondasi trapesium dipakai jika kedua kolom berada pada batas-batas kepemilikan tanah.
Kondisi ini akan memberikan batasan panjang fondasi yang sama dengan jarak sisi-sisi luar
kolom. Jika letak resultan beban R berada di tengah-tengah kedua kolom maka akan
menghasilkan fondasi persegi panjang. Namun jika letak R tidak berada ditengah-tengah kedua
kolom maka dipilih fondasi bentuk trapesium.
Hitungan besarnya x1 dan x2 didasarkan pada statis momen luasan fondasi. Hasil hitungan akan
menghasilkan:
 B  2.B 2 
x 1  31 L  1 
 1B  B 2 

 B  2.B1 
x 2  31 L  2 
 B1  B 2 
r1 r2

PA PB B1 B2
R s

MA MB

Df

L
x1 x2

L
Contoh
Rencanakan fondasi yang mendukung kolom A dan kolom B. Kedua kolom berjarak 4 m. Kolom A
mendukung beban P = 500 kN dan momen My = 30 kN.m. Kolom B mendukung beban P = 700
kN dan momen 50 kN.m. Kedua kolom bebatasan dengan batas kepemilikan tanah. Fondasi
tersebut berada di atas tanah lempung dengan c = 30 kN/m2.
Jawab:
A. Perancangan dimensi fondasi
Letak resultan beban R dari kolom A

PB .r  M A  MB 700.4  30  50
r1    2,4 m
R 1200
r2 = 4 – 1,6 = 1,6 m

Panjang fondasi

L = ½ a1 + r + ½ a2 = 0,2 + 1.6 + 0,2 = 4.4 m

Jika letak resultan beban R sentris dengan pusat lusan fondasi


x1 = 1,6 + 0,2 = 2,6 m
x2 = 2,4 + 0,2 = 1,4 m
Tegangan ijin dihitung dengan asumsi fondasi adalah persegi
panjang dengan lebar 1,5 m dan panjang 4,4 m

 B  1,5 
 a  31 c.Nc .1  0,3   31 30.5,7.1  0,3   62,83 kN/m2
 L  4,4 

Luas fondasi
R 1200
A   19.099 m2
 a 62.83

Lebar trapesium sisi kiri:

2A  3.x 2  2.19,099  3.1,8 


B1   1  4,4  1  1,973 m
L  L  4,4  

2A 2.19,099
B2   B1   1,973  6,708 m
L 4,4

Dipakai dimensi fondasi

B1 = 2 m dan B2 = 6,8 m
B. Analisis tegangan yang terjadi
 B  2.B 2  1  2  2.6,8 
Hitungan ulang x1 dan x2 x 1  31 L  1

  3 .4,4
   2,6 m
 1B B 2   2 6,8 

 B  2.B1  1  6,8  2.2 


x 2  31 L  2   3 .4,4.   1,8 m
 B1  B 2   2  6,8 

Cek tegangan pada sisi kiri fondasi :


P ( x 1 )PA .e A  PB .eB  MA  MB 
 kiri  
A Ioy

P (  x 1 )PA .( x 1  0,2)  PB .( x 2  0,2)  M A  MB 


 kiri  
A Ioy

dengan,
Ioy  31 B1.L3  12
1
(B 2  B1 ).L3  21 (B 2  B1 ).L.( x 2 ) 2  56,65 m4
Sehingga P (  x 1 )PA .( x 1  0,2)  PB .( x 2  0,2)  M A  MB 
 kiri  
A Ioy
1200 ( 2.6).500.( 2,4)  700.1,6  30  50
 kiri  
1
2
(2  6,8).4.4 56,65

= 61,98 kN/m2 < a = 62,83 kN/m2

Cek tegangan pada sisi kanan fondasi

P x 2 PA .( x 1  0,2)  PB .( x 2  0,2)  M A  MB 


 kanan  
A Ioy

1200 1,8.500.( 2,4)  700.1,6  30  50


 kanan  
1
2
(2  6,8).4.4 56,65
= 61.98 kN/m2 Tegangan di sisi kiri dan kanan fondasi sama, hal ini
menunjukkan bahwa letak R sentris dengan pusat luasan
fondasi.
Pada perancangan fondasi trapesium, jika hasil hitungan x1 > 2/3 L, maka B1 akan didapatkan B1
negatif. Pada kondisi pembebanan seperti ini fondasi gabungan trapesium tidak lagi dapat
digunakan. Sebagai alternatif dapat digunakan fondasi gabungan bentuk T.
Fondasi Telapak Gabungan Bentuk T
Fondasi ini biasanya dipakai jika pada perancangan fondasi trapesium didapatkan lebar B1
negatif. Prinsip perancangan sama seperti pada fondasi yang lain, yaitu berusaha meletakkan
resultan beban R sentris dengan letak pusat luasan fondasi. Secara garis besar langkah-langkah
perancangan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tegangan ijin, dengan menganggap fondasi berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang.
2. Menghitung luas fondasi minimum dengan asumsi R berhimpit dengan pusat luasan fondasi
R
A
a
3. Menghitung persamaan statis momen luasan fondasi
A.x1  21 B1.L2  (B 2  B1 )(L  21 L1 ).L1
x1  r1  a1
4. Variable yang dicari ada 3 yaitu L1, B1 dan B2. Persamaan yang tersedia ada dua yaitu
persamaan luas dan persamaan statis momen, sehingga perlu dilakukan penentuan salah
satu variabel terlebih dahulu dan dicari kedua variable yang lain.
5. Dengan dimensi yang didapat dilakukan analisis untuk mendapatkan tegangan maksimum
dan minimumnya
Dimensi hasil perancangan mungkin akan tidak sesuai dengan kondisi lapangan, sehingga perlu
dilakukan desain ulang. Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain:
a) didapatkan lebar B1 terlalu kecil < lebar kolom,
b) dimensi fondasi B2 > jarak kolom,
c) panjang L1 lebih besar dari panjang fondasi L.
Jika didapatkan dimensi seperti tersebut diatas maka perlu disain ulang dengan asumsi
Contoh
Dua buah kolom A dan B dengan jarak as 4 m. Kolom A mendukung beban titik P = 80 kN dan My
= 10 kNm. Kolom B mendukung beban P = 160 kN dan momen My = 10 kN. Kolom A dan B
berbatasan dengan tanah tetangga. Rencanakan fondasi tersebut jika tanah di lokasi tersebut
adalah tanah lempung dengan c = 20 kN/m2.
Jawab:
Hitungan resultan beban R
R = 80 + 160 = 240 kN

Hitungan jarak R dari kolom A (r1)


4.160  10  10
r1   2,75m
240

Jarak R dari tepi fondasi kiri x1 dan tepi kanan x2


x1  2,75  0,2  2,95m
x 2  4,4  2,95  1,45m
Kuat dukung ijin, dengan asumsi lebar fondasi = 1m 1  B  1   1 
a  c.Nc 1  0,3   20.5,71  0,3 

3  L  3   4,4 
= 40 kN/m2

Luas fondasi
R 240
A   6m2
a 40
Jika dipakai L1 = 3 m
Persamaan Luas
A  B1.L  (B2  B1 ).L1
6  B1.4,4  3.(B 2  B1 )
B 2  2  0,47.B1

Persamaan statis momen:


A.x 2  21 .B1.L2  21 (B2  B1 ).(L1 )2
6.1,45  21 .B1.4,4 2  1
2
2  0,47.B1  B1 .(2) 2
8,7  9,68.B1.  4  1,47.B1
B1  0,57m
B 2  1,73m

Dipakai dimensi:
B1 = 0,6 m dan B2 = 1,8 m dengan L1 = 3 m

Hasil hitungan perlu dianalisis untuk mengetahui tegangan


maksimum dan minimumnya.
Fondasi Telapak Gabungan dengan Balok Kaku (Strap Footing)
Jika jarak kolom cukup jauh dan kedua kolom berbatasan dengan tanah tetangga, pemakian
fondasi trapezium maupun fonfasi gabungan bentu T tidak efektif lagi. Sebagai aletrnatif dipakai
fondasi gabungan dengan balok penghubung. Balok penghubung berfungsi menyatukan kedua
fondasi, sehingga menjadi kesatuan yang rigid. Balok harus dirancang kaku dan mampu
menahan momen yang timbul.
B1 B2

L1 L2 Langkah-langkah perancangan:
L a. Hitung R
b. Hitung r1
c. Hitung x1 dan x2
d. Hitung tegangan ijin fondasi
e. Hitung Luas fondasi jika R sentris dengan O
f. Dengan persamaan luas dan persamaan statis momen
hitung dimensi fondasinya.
Contoh
Dua buah kolom A dan B dengan jarak as 4 m. Kolom A mendukung beban titik P = 80 kN dan My
= 10 kNm. Kolom B mendukung beban P = 160 kN dan momen My = 10 kN. Kolom A dan B
berbatasan dengan tanah tetangga. Rencanakan fondasi tersebut dengan fondasi strap foting
jika tanah di lokasi tersebut adalah tanah lempung dengan c = 20 kN/m2
Jawab:
Hitungan resultan beban R
R = 80 + 160 = 240 kN

Hitungan jarak R dari kolom A (r1) Kuat dukung ijin, dengan asumsi lebar fondasi = 1m
4.160  10  10
 a  1,3.c.Nc   1,3.20.5,7
1 1
r1   2,75m
240 3 3
= 40 kN/m2
Jarak R dari tepi fondasi kiri x1 dan tepi kanan x2
x1  2,75  0,2  2,95m Luas fondasi
x 2  4,4  2,95  1,45m R 240
A   6m2
a 40
Jika dipakai L1 = 3 m

Persamaan Luas
A  B1.L  (B2  B1 ).L1
6  B1.4,4  3.(B 2  B1 )
B 2  2  0,47.B1
Persamaan statis momen:
A.x 2  21 .B1.L2  21 (B2  B1 ).(L1 )2
6.1,45  21 .B1.4,4 2  1
2
2  0,47.B1  B1 .(2) 2
8,7  9,68.B1.  4  1,47.B1
B1  0,57m

Dipakai dimensi:
B1 = 0,6 m dan B2 = 1,8 m dengan L1 = 3 m

Hasil hitungan perlu dianalisis untuk mengetahui tegangan


maksimum dan minimumnya

Anda mungkin juga menyukai