6836 17710 1 SM
6836 17710 1 SM
ABSTRACT
This study aims to know the quality of: (1) planning, (2) organizing, (3) actuating, and (4) controlling of
mechanical engineering workshop management at SMK in Purworejo Regency. This study is a quantitative study
with survey method. The respondents of this study were the practical lesson teachers of mechanical engineering
SMK in Purworejo Regency. The data collection techniques were questionnaire, interview, and observation. The
data analysis technique used was descriptive statistics. The results showed that: (1) the planning has a good
quality with a mean of 2.961; (2) the organizing has a good quality with a mean of 2.947; (3) the actuating has a
good quality with a mean of 3.207; and (4) the controlling has a good quality with a mean of 2.874.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3)
pelaksanaan, dan (4) pengawasan pada pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei. Responden pada
penelitian ini adalah guru praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah: kuesioner, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan mempunyai kualitas baik dengan mean
2,961; (2) pengorganisasian mempunyai kualitas baik dengan mean 2,947; (3) pelaksanaan mempunyai kualitas
baik dengan mean 3,207; dan (4) pengawasan mempunyai kualitas baik dengan mean 2,874.
Terry (1974:4) menyatakan bahwa proses SMK tidak mempunyai alat pengujian logam,
manajemen tercermin pada gambar berikut: mesin bubut seharusnya berjumlah 8 mesin
masih ditemukan yang jumlahnya kurang dari
8 mesin, mesin frais seharusnya berjumlah
4 mesin masih ditemukan yang jumlahnya
kurang dari 4 mesin, mesin gerinda seharusnya
berjumlah 4 mesin masih ditemukan yang
jumlahnya kurang dari 4 mesin, ruang
pengepasan seharusnya berkapasitas 4 siswa
tetapi tidak ada bengkel praktik teknik
Gambar 1. Proses Manajemen pemesinan yang dilengkapi dengan ruang
pengepasan.
Berdasarkan hasil observasi menunjuk-
Manajemen merupakan suatu proses yang kan bahwa tidak semua mesin dalam kondisi
terdiri dari perencanaan (planning), baik, akan tetapi masih ditemukan mesin dalam
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan kondisi kurang presisi dan rusak sedang. Mesin
(actuating), dan pengawasan (controlling) yang kurang presisi dan rusak sedang adalah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. mesin bubut. Kondisi mesin yang kurang presisi
Purworejo dideklarasikan sebagai dan rusak sedang terjadi karena pemeliharaan
kabupaten vokasi pada tanggal 26 Juni 2012. mesin tidak dilaksanakan secara teratur dan
Predikat sebagai kabupaten vokasi diharapkan tindakan pemeliharaan hanya dilaksanakan
dapat menciptakan sumber daya manusia ketika terjadi kelainan ataupun kerusakan pada
lulusan SMK yang lebih kompetitif, akuntabel, mesin. Fenomena pengelolaan bengkel praktik
terampil, dan siap memasuki dunia kerja SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
sehingga dapat menekan angka kemiskinan di Purworejo belum maksimal untuk memfasilitasi
Kabupaten Purworejo (http://purworejokab.go kegiatan praktik siswa.
.id/news/seputarpendidikan/1791-purworejo Dengan adanya permasalahan penge-
deklarasikan-sebagai-kabupaten-vokasi). lolaan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
Dengan demikian, predikat sebagai kabupaten di Kabupaten Purworejo, maka peneliti akan
vokasi yang disandang oleh Purworejo melakukan penelitian mengenai pengelolaan
membuat SMK di Kabupaten Purworejo bengkel praktik yang meliputi: (1) perencanaan,
dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusan (2) pengorganisasian,(3) pelaksanaan, dan (4)
SMK dalam rangka menekan angka pengawasan pada SMK Teknik Pemesinan di
pengangguran. Kabupaten Purworejo untuk memaparkan
SMK kompetensi keahlian Teknik kondisi pengelolaan bengkel praktik SMK
Pemesinan di Kabupaten Purworejo terdapat Teknik Pemesinan. Hasil penelitian diharapkan
tujuh sekolah yaitu: SMK N 1 Purworejo, SMK dapat memberikan kontribusi dalam
Pembaharuan Purworejo, SMK TKM Teknik meningkatkan kualitas pengelolaan bengkel
Purworejo, SMK Pancasila 1 Kutoarjo, SMK praktik SMK Teknik Pemesinan. Dengan
PN 2 Purworejo, SMK YPT Purworejo, dan pengelolaan bengkel praktik yang baik, maka
SMK Institut Indonesia Kutoarjo. Hasil bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
observasi menunjukkan bahwa: area kerja Kabupaten Purworejo dapat memfasilitasi
bangku seharusnya berkapasitas 8 siswa masih kebutuhan siswa secara maksimal untuk
ditemukan kapasitas kurang dari 8 siswa, ruang mengembangkan keterampilan sebagai bekal
pengukuran dan pengujian logam seharusnya bekerja di dunia industri.
berkapasitas 4 siswa masih ditemukan kapasitas
kurang dari 4 siswa bahkan enam dari tujuh
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 293
komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk lisan, laporan tertulis, dan laporan khusus.
memberikan saran-saran, nasihat-nasihat dari Proses pengawasan kegiatan pada suatu
seseorang kepada orang lain. Handoko (2003: organisasi dilaksanakan dalam berbagai tahap.
252-255) mengungkapkan bahwa motivasi Handoko (2003:363-365) mengemukakan
dalam organisasi mencakup model sebagai tahapan proses pengawasan sebagai berikut:
berikut: (1) model tradisional yaitu upaya
motivasi kepada para anggota organisasi
dengan penghargaan dalam bentuk uang; (2)
model hubungan manusiawi yaitu upaya
motivasi kepada anggota organisasi dengan
memberi perhatian, memberi kebebasan untuk
membuat keputusan dalam pekerjaan, dan
membuat anggota organisasi merasa berguna Gambar 4. Proses Pengawasan
dan penting; (3) model sumber daya manusia
yaitu upaya motivasi kepada anggota organisasi Proses pengawasan terdiri dari: penetapan
dengan memberi tanggung jawab yang lebih standar pelaksanaan, penentuan pengukuran
besar untuk membuat keputusan dan pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan
pelaksanaan tugas untuk meraih prestasi kerja kegiatan, pembandingan pelaksanaan dengan
yang baik. Menurut Terry (1974: 459) seorang standar dan analisa penyimpangan, serta
pemimpin harus mampu menerapkan jiwa pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
kepemimpinan berikut: “(1) inspires the
employee;(2) accomplishes work and develops METODE
the employee; (3) shows employee how to do
his job; (4) assumes obligations; (5) fixes the Penelitian ini dimaksudkan untuk
breakdown for loss in production or sales”. memotret kondisi pengelolaan bengkel praktik
Seorang pemimpin harus dapat memberikan SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo, sehingga menggunakan jenis
inspirasi kepada bawahan, menyelesaikan
pekerjaan dan mengembangkan bawahan, penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
menunjukkan bagaimana cara melaksanakan survei. Penelitian survei ini menggunakan
pekerjaan, bertangung jawab, dan memperbaiki pendekatan deskriptif kuantitatif untuk
kegagalan dalam upaya mencapai tujuan. mengukur kualitas pengelolaan bengkel praktik
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Menurut Manullang (2006: 176-180)
proses pengawasan terdiri dari: (1) waktu Purworejo.
pelaksanaan pengawasan dilaksanakan melalui Penelitian ini dilaksanakan di SMK se
pengawasan preventif sebagai tindakan Kabupaten Purworejo yang mempunyai
pencegahan dan pengawasan represif yakni kompetensi keahlian Teknik Pemesinan. SMK
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
tindakan pengawasan setelah kegiatan
diselesaikan; (2) objek yang dilihat pada proses terdiri dari tujuh SMK yaitu: SMK N 1
pengawasan antara lain aspek produksi, kondisi Purworejo, SMK Pembaharuan Purworejo,
keuangan, waktu pelaksanaan kegiatan, dan SMK TKM Teknik Purworejo, SMK Pancasila
sumber daya manusia; (3) subjek yang 1 Kutoarjo, SMK PN 2 Purworejo, SMK YPT
Purworejo, dan SMK Institut Indonesia
melaksanakan pengawasan adalah pengawas
intern yakni pengawasan dari atasan dan Kutoarjo. Waktu penelitian survei ini
pengawasan ekstern yakni pengawasan dari luar dilaksanakan pada tanggal 1 April 2014 sampai
organisasi; (4) proses pengawasan kegiatan dengan 30 April 2014.
organisasi dapat dilakukan dengan cara Populasi pada penelitian ini adalah SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di
peninjauan pribadi secara langsung, laporan
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 297
Kabupaten Purworejo. Objek pada penelitian d = 0,05 yaitu tingkat kesalahan yang
ini adalah bengkel praktik Teknik Pemesinan, diperbolehkan, dan λ 2 = 3,841 yaitu nilai dari
sedangkan subjek pada penelitian ini adalah tabel. Berdasarkan rumus tersebut, populasi
guru praktik Teknik Pemesinan, dimana guru dengan jumlah 41 responden maka besarnya
praktik Teknik Pemesinan dijadikan sebagai sampel yang diperlukan adalah 37 responden.
respoden penelitian. Alasan guru praktik Teknik pengumpulan data pada
Teknik Pemesinan dijadikan sebagai responden penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai
pada penelitian ini adalah guru praktik Teknik sumber data utama serta didukung wawancara
Pemesinan merupakan pengelola bengkel dan observasi sebagai pendukung data
praktik Teknik Pemesinan sehingga guru kuisioner. Kuisioner digunakan untuk mem-
praktik Teknik Pemesinan terlibat secara peroleh data secara obyektif yakni berupa daftar
langsung dalam pengelolaan bengkel praktik pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Teknik Pemesinan. Daftar nama SMK Kuisioner ditujukan kepada guru praktik SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo.
Kabupaten Purworejo yang menjadi populasi Pada penelitian survei ini, wawancara
dan jumlah guru praktik Teknik Pemesinan digunakan untuk melengkapi data pembahasan
yang digunakan sebagai responden pada hasil penelitian. Wawancara ditujukan kepada
penelitian ini adalah sebagai berikut: kepala kompetensi keahlian atau kepala bengkel
Teknik Pemesinan. Wawancara dalam pene-
Tabel 1. Daftar SMK Kompetensi Keahlian
litian ini digunakan untuk mengetahui hal-hal
Teknik Pemesinan dan Jumlah Guru Praktik yang lebih mendalam tentang pengelolaan
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo bengkel praktik Teknik Pemesinan dan
Jumlah fenomena-fenomena yang terjadi. Observasi
No Nama sekolah dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan
responden
1 SMK N 1 Purworejo 11 pengamatan di bengkel praktik Teknik
2 SMK Pembaharuan 9 Pemesinan menggunakan lembar observasi.
3 SMK TKM Teknik 6 Data hasil observasi digunakan untuk meleng-
4 SMK Pancasila 1 3 kapi data pembahasan hasil penelitian. Kegiatan
5 SMK PN 2 7 observasi bertujuan untuk melihat kelengkapan
6 SMK YPT 2
mesin dan area pendukung pada bengkel praktik
7 SMK Institut Indonesia 3
Total 41 Teknik Pemesinan.
Instrumen pengumpulan data dalam
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan kuisioner, pedoman
penelitian ini menggunakan teknik random wawancara, dan lembar observasi. Kuisioner
sampling yaitu teknik penentuan sampel secara dikembangkan berdasarkan variabel penelitian
acak terhadap semua anggota populasi. Ukuran yaitu pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik
pengambilan sampel dihitung dengan rumus Pemesinan yang meliputi: perencanaan, pengor-
Krejcie dan Morgan yaitu: ganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pernyataan kuisioner disusun dan dikem-
bangkan berdasarkan indikator pada variabel
penelitian dengan empat pilihan jawaban yang
disediakan. Jenis kuisioner yang digunakan
dimana S = banyaknya sampel, N = jumlah adalah kuisioner tertutup, dimana responden
tinggal memberikan tanda check list (√) pada
anggota populasi yakni 41 guru praktik Teknik
Pemesinan, P dan Q = 0,5 sebagai konstanta lembar kuisioner. Pedoman wawancara disusun
untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
untuk menghasilkan ukuran sampel maksimum,
tanya jawab mengenai pendapat dan tanggapan
298 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015
dari kepala kompetensi keahlian atau kepala dianalisis secara deskriptif yang berisi tentang
bengkel Teknik Pemesinan. Pedoman wawan- kelengkapan mesin dan area pendukung
cara yang digunakan berisi tentang proses bengkel praktik Teknik Pemesinan. Hasil
pengelolaan bengkel praktik Teknik Pemesinan observasi berfungsi sebagai pelengkap data
yang mencakup: perencanaan, pengorgani- penelitian sehingga dapat memperkuat hasil
sasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Lembar penelitian.
observasi digunakan untuk melakukan
pengamatan di bengkel praktik Teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemesinan. Lembar observasi disusun ber-
Pengelolaan bengkel praktik SMK
dasarkan aspek kelengkapan mesin dan area
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
pendukung pada bengkel praktik Teknik
termasuk dalam kategori baik. Proses
Pemesinan. Lembar observasi yang digunakan
pengelolaan bengkel praktik terdiri dari empat
berisi tentang: (1) kelengkapan mesin pada
tahapan yakni perencanaan, pengorganisasian,
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan; (2)
pelaksanaan, dan pengawasan. Adapun hasil
area pendukung bengkel praktik Teknik
survei pengelolaan bengkel praktik SMK
Pemesinan.
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
Teknik analisis data hasil kuisioner
tercermin pada gambar berikut:
pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik
Pemesinan di Kabupaten Purworejo meng-
gunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif
yang digunakan untuk menggambarkan kondisi Bai
Bai Bai Bai
variabel yang diteliti yakni pengelolaan bengkel k
k k k
Series1;
praktik SMK Teknik Pemesinan yang meliputi: Series1; Series1; Series1;
Perenca Pengorg Pelaksan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, Pengaw
naan; anisasia aan;
asan;
dan pengawasan dengan menggunakan grafik 3,207
2,961 n; 2,947 2,874
dan tabel yang menampilkan mean pada setiap
indikator. Hasil rerata skor kuisioner ditafsirkan
untuk mengetahui kualitas indikator yang Gambar 5. Hasil Survei Pengelolaan Bengkel
diukur. Penafsiran skor kuisioner pada Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui
penelitian ini berdasarkan daftar distribusi skor bahwa pengelolaan bengkel praktik Teknik
berikut: Pemesinan di Kabupaten Purworejo
Tabel 2. Rambu-Rambu Penafsiran Skor mempunyai: kualitas perencanaan yang baik
Kuisioner dengan mean 2,961, kualitas pengorganisasian
Mean Interpretasi yang baik dengan mean 2,947, kualitas
3,41 - 4,00 Sangat baik pelaksanaan yang baik dengan mean 3,207, dan
2,81 - 3,40 Baik kualitas pengawasan yang baik dengan mean
2,21 - 2,80 Kurang baik 2,874.
1,61 - 2,20 Tidak baik
Pengelolaan bengkel praktik Teknik
1,00 - 1,60 Sangat tidak baik
Firdausi dan Barnawi (2012: 113) Pemesinan di Kabupaten Purworejo mem-
punyai kualitas yang baik, akan tetapi terdapat
Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif indikator yang termasuk dalam kategori kurang
untuk melengkapi data penelitian. Data hasil baik. Indikator-indikator yang kurang baik
wawancara digunakan pada pembahasan hasil dapat menjadi kelemahan dalam pengelolaan
penelitian untuk lebih memperkuat dan bengkel praktik Teknik Pemesinan. Berikut ini
memperdalam data hasil penelitian yang rincian pembahasan pengelolaan bengkel
didapat melalui kuisioner. Data hasil observasi praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo:
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 299
Perencanaan Pengelolaan Bengkel Praktik Teknik Pemesinan mempunyai visi dan misi
Teknik Pemesinan secara mandiri; (2) bengkel praktik Teknik
Perencanaan (planning) pengelolaan Pemesinan mengikuti visi dan misi sekolah.
bengkel praktik ditinjau dari empat indikator Pendayagunaan sumber daya bengkel praktik
yakni: penetapan tujuan, perumusan keadaan akan efektif dan efisien apabila bengkel praktik
saat ini, pengidentifikasian kemudahan dan mempunyai visi dan misi secara mandiri karena
hambatan, serta pengembangan serangkaian dapat disesuaikan dengan karakteristik sumber
kegiatan. Hasil survei perencanaan pengelolaan daya yang dimiliki oleh bengkel praktik,
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di sedangkan bengkel praktik mengikuti visi dan
Kabupaten Purworejo tercermin pada gambar misi sekolah kurang efektif dan efisien karena
berikut ini: masih bersifat umum dari berbagai kompetensi
keahlian di sekolah, sehingga belum tentu
sesuai apabila diterapkan di bengkel praktik
Bai Bai Teknik Pemesinan.
Bai
k k Perumusan keadaan saat ini pada
Kurang k
Series1; Series1; baik perencanaan bengkel praktik Teknik Pemesinan
Series1;
Penetap Perumus Series1; Pengem di Kabupaten Purworejo termasuk dalam
an an Pengide bangan kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara:
tujuan;… keadaa… ntifikasi serang… (1) fasilitas bengkel praktik Teknik Pemesinan
an…
pada umumnya diinventaris setiap tahun
Gambar 6. Perencanaan Pengelolaan pelajaran yakni awal tahun pelajaran; (2) data
Bengkel Praktik hasil inventaris alat atau mesin dan job sheet
dari guru praktik pemesinan pada umumnya
Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa digunakan untuk pedoman dalam pengadaan
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di alat atau mesin; (3) berdasarkan data kebutuhan
Kabupaten Purworejo menetapkan tujuan alat dan bahan praktik disusun perencanaan
termasuk dalam kategori baik dengan mean anggaran belanja kebutuhan bengkel praktik.
3,216, merumuskan keadaan saat ini termasuk Kelemahan bengkel praktik SMK Teknik
dalam kategori baik dengan mean 3,198, Pemesinan di Kabupaten Purworejo adalah
mengidentifikasi kemudahan dan hambatan bengkel praktik Teknik Pemesinan tidak
termasuk dalam kategori kurang baik dengan mempunyai badan keuangan secara mandiri dan
mean 2,486, serta mengembangkan serangkaian menginduk badan keuangan sekolah, sehingga
kegiatan termasuk dalam kategori baik dengan realisasi pengadaan kebutuhan bengkel praktik
mean 2,945. Teknik Pemesinan tidak sesuai dengan proposal
Penetapan tujuan pada perencanaan yang diajukan. Perumusan keadaan bengkel
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di praktik lebih maksimal apabila bengkel praktik
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori mempunyai badan keuangan secara mandiri,
baik. Bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan karena penyusunan rancangan anggaran belanja
di Kabupaten Purworejo pada umumnya kebutuhan bengkel praktik dapat disesuaikan
mempunyai visi dan misi yang digunakan dengan dana yang dimiliki oleh bengkel praktik.
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan. Pengidentifikasian kemudahan dan
Rumusan visi dan misi bengkel praktik Teknik hambatan pada perencanaan bengkel praktik
Pemesinan pada umumnya terpasang di area SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
bengkel praktik. Berdasarkan hasil wawancara, Purworejo termasuk dalam kategori kurang
rumusan visi dan misi yang digunakan oleh baik. Permasalahan bengkel praktik Teknik
organisasi bengkel praktik Teknik Pemesinan Pemesinan yang kemungkinan dapat terjadi,
terdapat dua jenis yakni: (1) bengkel praktik tidak diidentifikasi untuk mencari solusi
300 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015
masalah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh pekerjaan, pembagian beban kerja, dan
sistem yang diterapkan adalah ketika terjadi koordinasi. Hasil survei pengorganisasian pe-
permasalahan baru dicarikan solusi untuk ngelolaan bengkel praktik SMK Teknik
mengatasi masalah tersebut. Masalah yang Pemesinan di Kabupaten Purworejo tercermin
timbul di bengkel praktik Teknik Pemesinan pada gambar berikut ini:
seperti: jumlah mesin yang tidak seimbang
dengan jumlah siswa, kerusakan mesin, dan
daya listrik bengkel praktik akan mengganggu
Bai
pelayanan bengkel praktik terhadap pengguna Bai
k Kurang
bengkel praktik. Oleh karena itu, bengkel k Kurang
Series1; baik Series1;
praktik Teknik Pemesinan sebaiknya Series1; baik
Struktur Pembagi Series1;
menerapkan analisis SWOT untuk organisa Perincia Koordin
an
mengidentifikasi potensi masalah yang akan si; 3,311 n asi;
beban …
terjadi dan berupaya mencari alternatif solusi seluru… 2,577
pemecahan masalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan bengkel praktik. Gambar 7. Pengorganisasian Pengelolaan
Pengembangan kegiatan bengkel praktik Bengkel Praktik
SMK Teknik Pemesinan termasuk dalam
Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui bahwa
kategori baik. Pengembangan serangkaian pada umumnya bengkel praktik SMK Teknik
kegiatan terdiri dari enam aspek yaitu: (1)
Pemesinan di Kabupaten Purworejo mem-
perincian kegiatan; (2) lokasi fisik bengkel
punyai struktur organisasi termasuk dalam
praktik; (3) fasilitas yang mencakup alat/mesin,
kategori baik dengan mean 3,311, perincian
bahan praktik, pemeliharaan alat/ mesin, dan
seluruh pekerjaan termasuk dalam kategori
keselamatan kerja; (4) sumber daya manusia;
kurang baik dengan mean 2,757, pembagian
(5) jadwal; dan (6) penganggaran. Perincian
beban kerja termasuk dalam kategori baik
kegiatan pada perencanaan bengkel praktik
dengan mean 3,144, dan koordinasi termasuk
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
dalam kategori kurang baik dengan mean 2,577.
termasuk dalam kategori baik, lokasi fisik
Struktur organisasi pada pengorga-
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
nisasian bengkel praktik SMK Teknik Peme-
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori
sinan di Kabupaten Purworejo termasuk dalam
baik, fasilitas bengkel praktik SMK Teknik
kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara: (1)
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk
bagan struktur organisasi terpasang di area
dalam kategori baik, sumber daya manusia pada
bengkel praktik Teknik Pemesinan; (2)
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
penetapan struktur organisasi bengkel praktik
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori
Teknik Pemesinan sebagian besar ditunjuk
kurang baik, jadwal kegiatan di bengkel praktik
secara langsung oleh pimpinan sekolah dan
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
tidak didasarkan oleh pertimbangan rapat
Purworejo termasuk dalam kategori baik, dan
anggota organisasi bengkel praktik Teknik
penganggaran bengkel praktik SMK Teknik
Pemesinan. Struktur organisasi bengkel praktik
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk
dapat bekerja secara maksimal apabila susunan
dalam kategori baik.
personel tepat sesuai kompetensi yang dimiliki
serta disetujui oleh seluruh anggota organisasi
Pengorganisasian Pengelolaan Bengkel untuk menciptakan kinerja organisasi yang
Praktik Teknik Pemesinan efektif dan efisien.
Pengorganisasian (organizing) penge-
Perincian pekerjaan pada pengorgani-
lolaan bengkel praktik ditinjau dari empat
sasian bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
indikator yakni struktur organisasi, perincian
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 301
dengan baik. Laporan tertulis tentang: laporan dengan baik kepada seluruh anggota organisasi
informatif untuk melaporkan kondisi fasilitas bengkel praktik Teknik Pemesinan.
bengkel, laporan pertanggungjawaban untuk Berdasarkan hasil wawancara pengukuran
melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, pelaksanaan kegiatan dilakukan menggunakan:
dan laporan kelayakan untuk menilai kondisi (1) observasi proses pekerjaan; (2) pengujian
alat/mesin sebagian besar kurang berjalan hasil kerja; (3) laporan hasil pekerjaan. Metode
dengan baik, sedangkan laporan rekomendasi pengukuran pelaksanaan kegiatan bengkel
apabila terjadi kerusakan alat/mesin untuk praktik harus mengkombinasikan antara metode
dilakukan perbaikan sudah berjalan dengan observasi proses pekerjaan, pengujian hasil
baik. Sistem pelaporan pada bengkel praktik kerja, dan laporan hasil pekerjaan untuk
harus berjalan dengan baik yakni laporan lisan memastikan bahwa keseluruhan pekerjaan
atau laporan tertulis yang meliputi laporan dilakukan dengan prosedur yang benar.
informatif, laporan rekomendasi, laporan Pembandingan pelaksanaan kegiatan
pertanggungjawaban, dan laporan kelayakan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
supaya kondisi fasilitas bengkel dapat Kabupaten Purworejo dengan standar dan
dievaluasi untuk meningkatkan kualitas analisis penyimpangan termasuk dalam kategori
pengelolaan bengkel paktik. kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara,
Penetapan standar pelaksanaan kegiatan penilaian hasil pekerjaan berhubungan dengan
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di waktu penyelesaian pekerjaan dan
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori penyimpangan ukuran pada hasil kerja. Analisis
baik. Sebagian besar bengkel praktik hasil pekerjaan untuk mengetahui tingkat
mempunyai standar atau kriteria keberhasilan keberhasilan pelaksanaan kegiatan bengkel
yang berfungsi sebagai patokan penilaian praktik belum dilakukan dengan baik dan hasil
kegiatan bengkel praktik dengan baik. analisis yang belum mencapai standar belum
Berdasarkan hasil wawanacara kriteria dikaji untuk mengetahui penyebab
keberhasilan bengkel praktik yang digunakan ketidakberhasilan pelaksanaan kegiatan.
adalah: (1) kriteria ketuntasan minimal sesuai Keberhasilan pengelolaan bengkel praktik
dengan kebijakan sekolah untuk menilai hasil belum diupayakan secara maksimal untuk
belajar siswa; (2) menetapkan persentase memperoleh hasil analisis yang dapat dijadikan
jumlah siswa dapat lulus uji kompetensi; acuan pengelolaan pada tahun pelajaran
(3) menetapkan persentase jumlah siswa dapat berikutnya.
menyelesaikan job praktik tepat waktu. Pengambilan tindakan koreksi pada
Kelemahan dari penetapan standar pelaksanaan pelaksanaan kegiatan bengkel praktik SMK
adalah kriteria keberhasilan kegiatan bengkel Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
praktik sebagian besar ditetapkan oleh ketua termasuk dalam kategori kurang baik.
organisasi secara langsung dan tidak melalui Berdasarkan hasil wawancara, tindakan koreksi
pertimbangan rapat antar anggota organisasi dilakukan dengan memperbaiki proses
bengkel praktik Teknik Pemesinan. Kriteria pekerjaan melalui kegiatan remidi. Metode
keberhasilan digunakan untuk memotivasi pengambilan tindakan koreksi baik itu
seluruh anggota organisasi untuk bekerja memperbaiki pelaksanaan kegiatan ataupun
dengan baik dalam rangka mencapai kriteria kombinasi merubah kriteria keberhasilan dan
keberhasilan yang telah ditetapkan. memperbaiki pelaksanaan kurang berjalan
Pengukuran pelaksanaan kegiatan dengan baik. Sebagian besar kegiatan tindak
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di lanjut berdasarkan hasil evaluasi kurang
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori berjalan dengan baik dan tindakan koreksi
baik. Sebagian besar metode pengawasan hanya dituangkan dalam administrasi evaluasi
kegiatan bengkel praktik disosialisasikan program bengkel praktik Teknik Pemesinan,
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 305