Oleh :
NIM : 16307144014
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pasti tak luput dari suatu
kesalahan yang dapat menimbulkan konflik dan ancaman bagi suatu negeri.
Seperti halnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara
kepulauan terbesar dengan sumber daya alam melimpah, tentunya telah sejak lama
memiliki berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri. Wilayah
Indonesia dimana wilayah perairan adalah wilayah yang “menguasai”, menjadikan
Indonesia punya banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara
lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan
disintegrasi bangsa Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak pulau.
Sehingga perlu adanya kekuatan dan pengawasan yang cukup ketat. Kekuatan
serta pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh TNI/Polri saja, tetapi juga
semua lapisan masyarakat diseluruh Indonesia.
Kekuatan untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
tersebut dikenal dengan istilah Ketahanan Nasional. Menurut Lembaga
Pertahanan Nasional, yang dimaksud Ketahanan Nasional Indonesia ialah kondisi
dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kehidupan nasional untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai Tujuan Nasionalnya.
Posisi atau letak geografis suatu negara dapat menentukan peran negara
tersebut dalam menghadapi berbagai macam ancaman yang berbeda. Dapat
dikatakan pula bahwa letak geografis suatu negara akan sangat berpengaruh
terhadap ketahanan nasional suatu bangsa.
Kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mengamankan daerah perbatasan
belum sesuai harapan, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya persoalan-
persoalan yang terjadi seperti yang diungkapkan oleh Siswono (2005:4) “Tahun-
tahun ini kita dirisaukan oleh berita tentang rapuhnya batas-batas wilayah NKRI.
Setelah Pulau Pasir di Wilayah Timor diakui milik Australia dan kita
menerimanya, Sipadan dan Ligitan yang diputuskan Mahkamah Internasional
menjadi milik Malaysia. Lalu lintas batas yang bebas, nelayan-nelayan asing yang
mencuri ikan hingga merapat ke pantai-pantai Sumatra. Semua itu menunjukkan
betapa lemahnya negara kita dalam menjaga batas luar wilayah NKRI” (Kompas,
20 April 2005:4). Pada tahun 2005 juga telah terjadi persengketaan mengenai blok
Ambalat yang memperkuat bukti bahwa ketahanan nasional negara kita guna
menjaga batas wilayah NKRI masih lemah.
Kahar, Jounil. 2004. Penyelesaian Batas Maritim NKRI . Pikiran Rakyat. Diakses
pada tanggal 3 Januari 2004.
NIM : 16307144014