17 AGUSTUSAN
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
DIRA JESIKA
IX 1
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
MITHA SYAFANI
IX 1
16 Agustus 1985. Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dilakukan dalam wujud
yang beragam. Sejak diproklamasikannya kemerdekaan bangsa ini, makna kemerdekaan pun
diartikan dalam berbagai wajah.
Di era saat ini, perayaan kemerdekaan pun dilakukan dengan lebih semarak dan tidak biasa.
Mulai dari perlombaan yang lazim dilakukan setiap tahunnya, berbagai festival, hingga
pengibaran bendera merah putih di puncak-puncak gunung.
Pada Harian Umum Pikiran Rakyat edisi 16 Agustus 1985, dimuat sejumlah foto-foto
peringatan kemerdekaan Indonesia pascaproklamasi tahun 1945. Foto-foto sederhana dalam
balutan warna klasik hitam putih, namun sarat akan makna perjuangan begitu kental terasa,
dan memberikan pembaca sebuah refleksi akan arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Berikut foto-foto tersebut.
1. Presiden Soekarno Didampingi Wakil Presiden Moch. Hatta saat membacakan teks
proklamasi 17 Agustus 1945, hari Jumat pukul 10.00 WIB di Pegangsaan Timur
no.56 Jakarta.
4. Tentara Belanda memeriksa seorang penduduk daerah Jawa Barat, tahun 1947.
5. Wakil Presiden Moch. Hatta beberapa saat tia di Linggarjati untuk menghadiri
Perundingan Linggarjati dengan pihak Belanda, 11 November 1946.
6. Para tawanan perang dikawal oleh TKR di bawah APWI (Allied Prisoners of War and
Internees), menggunakan kereta api dengan tulisan 'Indonesia Merdeka Tetap
Merdeka'.
7. Bagi rakyat, baik menjelang maupun sesudah merdeka, tidak ada senjata yang
dimiliki waktu itu kecuali bambu runcing.
9. Bagi sebagian rakyat yang ikut berjuang mendapat senjata dan berlatih. Ini gambaran
tentara di daerah Banten, pada tahun 1945.
10. Presiden Soekarno melantik Jenderal Soedirman menjadi pimpinan Tentara Nasional
Indonesia, 15 Februari 1947.
Serba Serbi Perlombaan Perayaan 17 Agustus Setiap tahun
Lomba balap karung cukup sederhana. Sambil mengenakan karung, peserta beradu
cepat dengan melompat-lompat untuk mencapai garis finis.
Di balik kesederhanaannya, balap karung ternyata menyimpan makna filosofis.
Penggunaan karung sebagai media lomba adalah salah satu refleksi perjuangan di era
penjajahan.
Kala itu, banyak orang sulit untuk mengenakan pakaian layak dan hanya
diperbolehkan menggunakan karung goni. Namun, dalam kondisi mengenaskan saat
itu, rakyat Indonesia tetap bertahan dan melawan tirani penjajah.
Untuk mengingat masa kanak-kanak tersebut, kamu bisa mengadakan lomba balap
karung bersama keluarga. Pernak-pernik seperti karung goni dan yang lainnya bisa
dibeli di UMKM local secara online ya.
3) Lomba balap kelereng
\
Siapa yang tak kenal lomba makan kerupuk? Sebuah kerupuk diikat pada tali yang
dikaitkan di atas kepala peserta. Peserta harus menghabiskan kerupuk tanpa
diperbolehkan menyentuhnya.
Lomba makan kerupuk memiliki makna yang mendalam. Kala itu di era sebelum
kemerdekaan, Indonesia mengalami kemiskinan sehingga nasi dan kerupuk
merupakan makanan sehari-hari. Konon, kerupuk juga jadi salah satu makanan favorit
para pejuang kemerdekaan.
Menggelar lomba makan kerupuk di rumah? Mengapa tidak! Saat ini sudah banyak
para UMKM lokal yang menjual kerupuk dengan berbagai bentuk, bahan, dan rasa.
Kamu bisa membelinya dari toko kelontong sekitar atau di marketplace.
5) Lomba menghias sepeda
Pada lomba ini, peserta mengerahkan kreativitasnya dalam menghias sepeda seindah
mungkin dengan pernak-pernik khas Hari Kemerdekaan.
Selanjutnya, para peserta akan berkonvoi keliling bersama-sama sambil menaiki
sepeda yang sudah dihias.
Lomba menghias sepeda dapat mengasah daya cipta sejak kecil. Kamu juga dapat
mengajarkan nilai kreativitas kepada anak, adik, maupun keponakanmu dengan
menghias sepeda di rumah 17 Agustus nanti.
Lomba terheboh yang biasanya diikuti oleh kaum ibu-ibu namun ada juga para remaja
yang ikut dalam perlombaan ini, yaitu lomba tarik tambang.
Alur lomba ini biasanya antara kubu satu dengan kubu lawan saling beradu tarik
menarik tambang.
Lomba ini menguji kebersamaan para pesertanya, meraih kemenangan bersama, dan
gotong royong.
9) Lomba sepeda di atas air