Anda di halaman 1dari 4

Cerpen

“Bendera Merah Putih”


Karya Nabila Syarifah Umaira XI mia SMA MUHAMMADIYAH

Hari ini tanggal 17 bulan Agustus, dimana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


dilaksanakan. Sekolah SMPN Bhayangkara 17 mengadakan beberapa lomba untuk
para warga sekolahnya. Untuk memperingati 17 Agustus, dipagi harinya akan
dilaksanakan upacara pengibaran bendera secara formal sebelum memulai
perlombaan. Semua petugas upacara sudah hadir sejak dini hari untuk
mempersiapkan upacara memperingati hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945. Saat waktunya tiba, upacara pun dimulai. Awalnya baik-baik saja, mulai dari
masing-masing pemimpin barisan menyiapkan barisannya sampai laporan
pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa upacara siap dilaksanakan.
Namun terjadi masalah disaat bendera akan dikibarkan.

Sang pengibar bendera mulai panik dan langsung memberitahukan pengibar


bendera lainnya yang berada diposisi tengah dan kiri bahwa tiang stainless yang
digunakan untuk mengibarkan bendera ingin roboh karena tak kencang
mengikatnya pada menyangga dikedua sisi tiang itu. Kedua pengibar bendera
disisi kiri dan tengah menginstruksikan untuk si pengibar bendera agar berhati-
hati dan pelan-pelan saja saat mengikatkan bendera pada tali ditiang.

Saat bendera akan direntangkan oleh si pengibar bendera, tiba-tiba tiang bendera
itu ingin roboh. Dengan refleks, pengibar bendera bagian tengah dan kiri,
beberapa petugas upacara, beberapa peserta upacara dan juga beberapa guru,
berlari dan langsung memegang tiang yang akan roboh tersebut. Sang pengibar
bendera masih memegang bendera merah putih itu dikedua tangannya. Semua
orang yang melihat kejadian tersebut begitu terkejut.

Anita Dewi Ratnasari. Siswi yang terpilih untuk menjadi pengibar bendera,
meneteskan air matanya. Tidak ada sehelaipun dari kain bendera merah putih
tersebut yang menyentuh tanah. Ia memegang semua bagian dari bendera
tersebut dengan posisi bersedekap. Memeluk erat. Menundukkan kepala. Air
mata membasahi kedua pipinya.

Teringat akan usaha para pahlawan yang berjuang mengibarkan bendera merah
putih. Dan juga tiga orang yang menjadi pengibar bendera Merah Putih pada saat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang tak lain dan tak bukan
yaitu Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma (SK)
Trimurti. Serta insiden di Hotel Yamato 19 September 1945. Kisah sejarah
Kemerdekaan Indonesia yang membuatnya takjub dan tak terlupakan.

Seorang guru bernama Sri mendekati lalu memeluk si pengibar bendera yang
biasa dipanggil Ratna itu dari belakang. “Tidak apa-apa Ratna, kamu sudah
berusaha yang terbaik untuk ini. Ibu terharu melihatmu yang tidak membiarkan
bendera merah putih ini untuk jatuh. Bangga rasanya kita masih punya anak
bangsa yang cinta, hormat, dan menghargai bendera merah putih milik Indonesia
ini.” tutur beliau. Elusan dilengan tangan Ratna oleh tangan Bu Sri membuat
Ratna bersemangat kembali. Dengan rasa hormatnya, mencium lembut kain
bendera merah putih kebanggaan Indonesia tersebut.

Tiang bendera diberdirikan kembali. Upacara kembali dilaksanakan. Pengibaran


bendera merah putih kembali dilanjutkan dengan diiringi lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Lalu mengheningkan cipta untuk para pahlawan yang telah gugur.
Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Proklamasi, Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Amanat Pembina upacara, menyanyikan lagu-lagu wajib Nasional,
pembacaan doa, laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara bahwa
upacara telah selesai, penghormatan kepada Pembina upacara, Pembina upacara
meninggalkan lapangan, penghormatan kepada pemimpin upacara, pemimpin
upacara meninggalkan lapangan, upacara selesai, dan pemimpin pasukan
membubarkan pasukannya.

Acara berikutnya, yaitu pentas seni Detik-detik Proklamasi Dilaksanakan dan


Bendera Sang Saka Merah Putih oleh anak-anak ekstrakurikuler teater SMPN
Bhayangkara 17 tersebut. Untuk yang kedua kalinya, dibarisan belakang para
penonton, Ratna pun hormat pada bendera setelah adegan Proklamasi selesai.
Hatinya menghangat, rasa bangga dalam dirinya menggebu-gebu. Ratna sangat
suka dengan bendera negaranya. Bendera Indonesia. Bendera merah putih.
Bendera Sang Saka Merah Putih. Bendera kebanggaan bangsa Indonesia, Rakyat
Indonesia.

Acara pentas seni pun selesai. Perlombaan 17 Agustus pun dimulai. Ratna turut
ikut serta dalam perlombaan tersebut. Bahkan hampir semua lomba ia ikuti. Dari
lomba balap karung, tarik tambang, balapan bakiak, makan kerupuk sampai
fashion show busana adat daerah.

Semua acara berjalan dengan lancar. Ratna berdiri ditengah keramaian. Ia


tersenyum bangga hingga eye smile-nya terlihat. Ia teringat akan berbagai macam
kalimat inspiratif yang mengobarkan semangat jiwa bangsa dari beberapa
pahlawan Indonesia…

“Kemerdekaan suatu Negara dapat dijamin teguh apabila berpangkal pada


kemerdekaan jiwa.” –Buya Hamka

“Kemerdekaan adalah jembatan emas, jembatan inilah yang leluasa menyusun


masyarakat Indonesia yang merdeka, yang gagah, kuat, kekal, dan abadi.” –Ir.
Soekarno

“Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Negara Republik


Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik
darah penghabisan.” –Jenderal Soedirman

“Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya


berkobar dengan tekad merdeka, merdeka atau mati!” –Ir. Soekarno

“Selama orang percaya bahwa kemerdekaan akan tercapai dengan jalan putch
atau anarchisme, hal itu hanyalah impian seorang yang lagi demam.” –Tan Malaka

“Manakala suatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan


darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak
untuk kemerdekaan.” –Ir. Soekarno.
Ayo kibarkan Bendera Merah Putih bersama-sama dengan rasa bangga dan
hormat.

Bendera Negara Sang Saka Merah Putih yang berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang.

Bendera Merah Putih adalah Bendera Negara Indonesia.

Bendera kebanggan Indonesia yang bernilai kepahlawanan, patriotisme, dan


nasionalisme.

SELAMAT HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76

Anda mungkin juga menyukai