Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Ringan

Pada Pasien Pengidap Obesitas

Oleh :

FATHIMAH AZZAHRA

NIM. 11980324450

JURUSAN ILMU GIZI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

TH AJARAN : 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda.
Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak
hingga usia dewasa. Penyebab obesitas sangat kompleks. Masalah obesitas
diyakini penyebabnya merupakan kebiasaan mengkonsumsi fast food, karena
masalah obesitas meningkat pada masyarakat yang keluarganya banyak keluar
mencari makanan cepat saji dan tidak mempunyai waktu lagi untuk
menyiapkan makanan di.

Kebiasaan mengkonsusi makanan ringan yang menyebabkan terjadinya


gizi lebih, gizi lebih dapat didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal
atau berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan. Penyebabnya adalah
ketidakseimbangan antara asupan energi, konsumsi makanan ringan, dan
minuman berperisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
asupan energi, konsumsi makanan ringan, dan konsumsi minuman berperisa
dengan sangkut pautnya pada pasien obesitas.

Pola makan yang termasuk gaya hidup merupakan penyebab utama


terjadinya sindroma metabolik. Resiko sindroma metabolik meningkat dengan
meningkatnya kebiasaan pola makan terhadap beberapa jenis makanan seperti
daging, susu dan produk olahannya, serta sereal olahan. Semakin banyak
asupan makan, terutama kolesterol, total kalori, lemak dan karbohidrat maka
semakin meningkat kejadian sindroma metabolik.

Makanan yang dijual di luar rumah mengandung lebih banyak kalori per
sekali makan, kandungan total lemak yang lebih tinggi, kandungan serat,
kalsium dan besi yang rendah, serta lebih banyak kandungan narium
dibandingkan dengan makanan yang disiapkan dirumah. Tingginya konsumsi
makanan dan minuman yang dibeli di luar rumah khususnya saat akhir pekan,
menjadi hal yang sangat penting untuk memperhatikan asupan makanan saat
akhir pekan sebagai pencegahan terhadap obesitas. Studi literatur ini bertujuan
menganalisis apakah terdapat perbedaan asupan makanan khususnya kalori
dan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) saat hari biasa dan akhir
pekan dan bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan berat badan.

Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadi akumulasi lemak yang


berlebih atau abnormal yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014 mencatat bahwa 1.9
miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dengan prevalensi 39%
mengalami overweight dan 13% mengalami obesitas, serta 41 juta anak balita
mengalami overweight dan obesitas. Obesitas paling banyak terjadi pada
wanita dengan prevalensi 15% dan laki-laki 11%.1 Data NHANES tahun
2009-2010 dan 2016-2016 di Amerika Serikat memperlihatkan terjadinya
peningkatan prevalensi obesitas pada orang dewasa dari 35.7% menjadi 39.8%
serta pada anak dan remaja dari 16.9% menjadi 18.5%.2,3 Di Indonesia
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2007 dan 2013
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan prevalensi orang dewasa yang
mengalami obesitas dari 13.7% menjadi 15.4%.

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengatasi pola makan yg baik untuk pasien obesitas ?
2. Mengapa kita tidak boleh mengkonsumsi makanan ringan, kan dia hanya
makanan ringan ?
3. Apa yang menyebabkan orang cepat terkena penyakit obesitas, akibat
terlalu sering mengkonsumsi makanan ringan itu?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi pola makan yang baik untuk pasien obesitas


b. Mengukur kadar makanan ringan untuk melihat apa boleh dalam
mengkonsumsi makanan ringan.
c. Menganalisis kandungan yang menyebabkan orang terkena obesitas
dengan cepat.

Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari mengurangi mengkonsumsi makanan
ringan pada pasien pengidap obesitas adalah dampak terkenanya obesitas
tingkat kelas 3 Berpeluang kecil.

Caranya dengan mengatur porsi dan menu makan pasien, hitung kebutuhan
kalorinya, pilih bahan makanan yang tepat, olahraga yg cukup.

1.4. Hipotesis
a) Ada pengaruh perubahan menu pasien dan pola makan, yang dapat dilihat
dari perubahan yg akan dialaminya.
b) Ada pengaruh aktivitas pasien, seperti berolahraga yang rutin, yang mana
akan membawa perubahan pada kesehatan fisik nya.
1.5. Kerangka Pemikiran

Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadi akumulasi lemak yang


berlebih atau abnormal yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.
Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2007
dan 2013 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan prevalensi orang dewasa
yang mengalami obesitas dari 13.7% menjadi 15.4%. Obesitas merupakan
salah satu faktor penyebab kematian secara global. Sekitar 3.4 juta orang
dewasa meninggal setiap tahunnya karena obesitas atau overweight.
Peningkatan indeks massa tubuh dapat menjadi faktor resiko terhadap
penyakit tidak menular. Obesitas dan overweight berkaitan dengan 44% dari
permasalahan diabetes, 23% dari penyakit jantung iskemik dan 7-41% dari
permasalahan kanker. Pola makan yang termasuk gaya hidup merupakan
penyebab utama terjadinya sindroma metabolik. Resiko sindroma metabolik
meningkat dengan meningkatnya kebiasaan pola makan terhadap beberapa
jenis makanan seperti daging, susu dan produk olahannya, serta sereal olahan.
Semakin banyak asupan makan, terutama kolesterol, total kalori, lemak dan
karbohidrat maka semakin meningkat kejadian sindroma metabolik. Obesitas
dapat terjadi apabila asupan energi melebihi pengeluaran energi yang
mengakibatkan ketidak seimbangan energi dan berdampak pada peningkatan
berat badan, dimana 60% hingga 80% biasanya berupa massa lemak tubuh.
Selain itu faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi berat badan melalui
keseimbangan energi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pola Makan & Makanan Ringan

Pola makan pada remaja erat kaitannya dengan kebiasaan mengkonsumsi


makanan ringan. Pada umumnya, beberapa makanan ringan memiliki jumlah
kalori yang besar dengan tinggi lemak dan tinggi gula sehingga apabila
dikonsumsi terus menerus akan menjadi penyebab kegemukan. Menurut Yoon
dan Lee (2010), rata-rata asupan energi dari makanan ringan yang dikonsumsi
remaja putri obesitas 594,1 kkal atau 31,2% dari total asupan energi dibandingkan
dengan asupan energi remaja putri yang tidak obesitas yaitu 360,1 kkal atau
21,1% dari total asupan energi.

Selain konsumsi makanan ringan, konsumsi minuman berperisa yang berlebih


yang kaya akan energi turut menjadi faktor gizi lebih. Berdasarkan Riskesdas
tahun 2013, proporsi penduduk di Indonesia berusia ≥ 10 tahun yang
mengonsumsi makanan atau minuman manis ≥ 1 kali dalam sehari sebesar 53,1%.
Menurut penelitian Ervin dan Ogden (2013), laki-laki usia 12-19 tahun
mengonsumsi 442 kalori/hari dari gula tambahan (17,5% kkal/hari), sedangkan
perempuan pada usia tesebut mengonsumsi 314 kalori/hari dari gula tambahan.

Obesitas

Kejadian gizi lebih merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga
usia dewasa dan berisiko mengalami berbagai penyakit metabolik dan degeneratif
seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, osteoartritis, gangguan
tidur, sleep apnea, dan gangguan pernapasan (Kemenkes, 2012). Prevalensi
gemuk dan obesitas di Indonesia berdasarkan IMT/U pada remaja umur 16-18
tahun sebanyak 7,3% yang terdiri atas 5,7% remaja gemuk dan 1,6% remaja
obesitas dengan prevalensi obesitas di provinsi DKI Jakarta sebanyak 4,2%
(Riskesdas, 2013). Tingginya prevalensi gizi lebih dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan (Hendra,et al,. 2015). Remaja
yang mengonsumsi lebih banyak makanan berdensitas energi tinggi berhubungan
dengan gizi lebih.
BAB III

METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan makanan ringan atau


sering disebut junk food pada pasien obesitas dan pengaruhnya terhadap pola
makan. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen, peneliti akan melakukan
percobaan dengan desain rancang acak lengkap. Desain rancang acak lengkap
adalah desain dimana perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-
unit eksperimen.

Desain penelitian mengunakan desain korelasional dengan metode pendekatan


cross sectional. Hasil Penelitian didapat dengan cara membandingkan akibat dari
makanan ringan terhadap pasien obesitas dan jika tidak mengkonsumsi makanan
ringan, apa akan mepengaruhi pola makan pasien tersebut.

TEKNIK PENGUMPULAN DATANYA

*Data yg digunakan sebagai contoh.

PENGARUH MATA KULIAH BERBASIS GIZI PADA PEMILIHAN


MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
TATA BOGA

METODELOGI PENELITIAN
Disain penelitian ini adalah cross-sectional study, yaitu study yang
dirancang untuk mengumpulkan peubah-peubah bebas (faktor resiko) dan tidak
bebas (out come) secara bersamaan dan hanya sekali selama penelitian
berlangsung. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling.
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Riduwan (2003) dengan menggunakan derajat kepercayaan = 0,05 danBound of
Error ditetapkan sebesar 10% dengan alasan bahwa kondisi populasinya bersifat
homogen, diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 54 mahasiswa.

HASIL PENELITIAN
Masalah gizi pada remaja umumnya muncul karena pilihan terhadap
makanan yang tidak tepat sehingga terdapat ketidak-seimbangan antara konsumsi
gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.Masalah gizi yang dapat terjadi pada
remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Gizi
kurang terjadi karena memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi pada remaja putri,
gizi kurang umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik
makannya.Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang
baik sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan
kejadian anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah.Remaja putri lebih
beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga
karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt.

Meskipun demikian tahapan dari tumbuh kembangnya yang memiliki ciri


khas masing-masing remaja. Mahasiswa tingkat 1- 3 pada umumnya termasuk
pada kelompok remaja akhir, dimana proses pertumbuhan masih terjadi meskipun
melambat, sehingga masih perlu mendapat perhatian. Mahasiswa pada umumnya
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk aktivitas di kampus, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan gizinya melakukan jajan.Pilihan jajanan yang
dilakukan meliputi jajanan yang termasuk makanan pokok, kudapan dan
minuman. Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga memperoleh pengetahuan gizi
dari mata kuliah berbasis gizi, yaitu dari mata kuliah Dasar Boga, Ilmu Gizi dan
Dietetika.
Pengetahuan yang diperoleh diharapkan menjadi bekal yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam pemilihan makanan
jajanan. Pengetahuan gizi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga lebih
dari setengahnya sebesar 74% berada pada katagori baik.Sebagian kecil masing-
masing berada pada katagori baik sekali sebanyak 11%, katagori cukup sebanyak
13% dan katagori kurang sebanyak jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain
tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi pada remaja putri, gizi kurang
umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik
makannya.Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang
baik sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan
kejadian anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah.
Remaja putri lebih beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik
pangan hewani juga karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi
selama growth spurt. Meskipun demikian tahapan dari tumbuh kembangnya yang
memiliki ciri khas masing-masing remaja. Mahasiswa tingkat 1- 3 pada umumnya
termasuk pada kelompok remaja akhir, dimana proses pertumbuhan masih terjadi
meskipun melambat, sehingga masih perlu mendapat perhatian. Mahasiswa pada
umumnya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk aktivitas di kampus,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizinya melakukan jajan.Pilihan jajanan
yang dilakukan meliputi jajanan yang termasuk makanan pokok, kudapan dan
minuman.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga memperoleh pengetahuan gizi dari
mata kuliah berbasis gizi, yaitu dari mata kuliah Dasar Boga, Ilmu Gizi dan
Dietetika.Pengetahuan yang diperoleh diharapkan menjadi bekal yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam pemilihan makanan
jajanan. Pengetahuan gizi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga lebih
dari setengahnya sebesar 74% berada pada katagori baik.Sebagian kecil masing-
masing berada pada katagori baik sekali sebanyak 11%, katagori cukup sebanyak
13% dan katagori kurang sebanyak jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain
tidak 2%.Tidak seorangpun yang termasuk katagori sangat kurang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa pada umumnya telah mengetahui dan memahami
tentang jenis dan fungsi zat gizi bagi tubuh, sumber zat gizi, pemilihan bahan
makanan, kebutuhan dan kecukupan gizi, pengaturan makan sesuai dengan syarat
diet.
Kemampuan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa sebagai hasil dari
belajar mata kuliah berbasis gizi dapat menjadi bekal untuk di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memilih jajanan untuk memenuhi
kebutuhan makan di luar rumah yang sehat dan bergizi. Lenher (2004:44) yang
mengemukakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi kebiasan orang dalam
memilih makanan. Makanan jajanan menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(2009) adalah makanan dan minuman yang diproduksi oleh pengusaha sektor
informal dengan modal kecil dijajakan dan siap dikonsumsi di tempat-tempat
keramaian, sepanjang jalan, pemukiman, dengan cara berkeliling, menetap, atau
kombinasi kedua cara tersebut.
Makanan jajanan dapat berupa makanan utama atau selingan.Makanan
jajanan jenis berat (meal) atau makanan utama merupakan makanan yang biasa
dikonsumsi sehari-hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, dan sayuran.
Makanan jajanan jenis ringan (snack) adalah makanan yang sering disantap di luar
waktu makanan utama yang sering juga disebut dengan makanan selingan yang
bisa terjadi pada saat antara sarapan dan makan siang seperti aneka kudapan dan
aneka jajanan pasar. Mahasiswa umumnya setiap hari menghabiskan waktunya di
luar rumah, sehingga untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa memilih makanan
jajanan di luar rumah yang bisa mahasiswa peroleh di lingkungan atau di luar
lingkungan kampus seperti di kantin, warung, kedai makanan atau kafeteria.

Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan makanan jajanan yang akan


dikonsumsi. Pertama, pemilihan makanan jajanan berdasarkan jenis yang terdiri
dari makanan jajanan berat (meal) dan makanan jajanan ringan (snack). Kedua,
kandungan zat gizi dalam makanan jajanan yaitu makanan jajanan sumber energi,
makanan jajanan sumber pembangun, dan makanan jajanan sumber pengatur.
Ketiga, pemilihan makanan jajanan yang sehat atau higienis baik yang dalam
kemasan dan tanpa kemasan. Jenis jajanan makanan sumber karbohidrat lebih dari
setengahnya mahasiswa atau sebesar 70.6% selalu mengkonsumsi nasi sebagai
sumber karbohidrat.Sebagian kecil mahasiswa selalu mengkonsumsi mie atau
pasta dan umbi-umbian masing-masing 2% sebagai jajanan makanan sumber
karbohidrat.Jumlah makanan sumber karbohidrat yang dikonsumsi mahasiswa
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah Makanan Pokok Yang Di Konsumsi
Jenis makanan Presentase Frekuensi Jajan Jumlah
(%)
Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
- Nasi 300 g 49.0 29,4 0 100
(laki-laki)
- Nasi 200 g
(perempuan)
Mie / pasta 1 3,9 31,4 45,1 19,6 0 100
bungkus
Roti 3 potong 0 15,7 45,1 33,3 5,9 100
sedang
Biskuit 50gram 0 9,8 31,4 39,2 19,6 100
Umbi-umbian 0 5,9 17,6 47,1 19,4 100
150 gram

Jenis jajanan makanan sumber protein hewani yang dikonsumsi sudah


cukup variatif. Jenis jajanan sumber protein adalah sebagian kecil mahasiswa
selalu mengkonsumsi daging sapi, dan ikan segar serta hasil laut masing-masing
sebanyak 2.0%, daging ayam dan susu masing-masing 13.7%, telur sebanyak
11.8%. Sumber protein hewani yang lebih sering dikonsumsi lebih dari
setengahnya mahasiswa adalah telur. Jenis jajanan makanan sumber protein nabati
hanya sebagian kecil mahasiswa yang selalu mengkonsumsi protein nabati yaitu
11.8% tahu dan 5.9 % tempe.

Sumber protein nabati yang lebih sering dikonsumsi kurang dari


setengahnya mahasiswa adalah tahu dan tempe, dan jajanan sumber protein nabati
yang kadang-kadang dan jarang dikonsumsi adalah kacang tanah, kacang hijau
dan oncom. Jenis jajanan makanan sumber vitamin dan mineral hanya sebagian
kecil mahasiswa yang selalu mengkonsumsi sayuran. Sayuran yang sering di
konsumsi mahasiswa kurang dari setengahnya adalah wortel, kangkung dan
buncis.Sebagian kecil mahasiswa sering mengkonsumsi bayam dan
kacang panjang.Jenis Makanan Jajanan Buah Sumber Vitamin dan Mineral
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Makanan Jajanan Buah


Jenis Presentase Frekuensi Jajan Jumlah
makana (%)
n Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
Buah- 13,7 29,4 47,1 5,9 3,9 100
buahan
segar
Buah- 9,8 35,3 39,2 9,8 5,9 100
buahan
potong

Berdasarkan Tabel 2, mahasiswa sebagian kecil selalu jajan buah berupa


buah segar maupun potong, dan sebagian kecil lagi jarang jajan buahbuahan serta
tidak pernah jajan buah-buahan. Kurang dari setengahnya mahasiwa jajan buah
dengan frekuensi kadang-kadang dan sering. Buah-buahan yang dijual disekitar
kampus berdasarkan hasil survey dengan klasifikasi buah segar adalah jeruk atau
buah utuh lainnya sesuai dengan musim, sedangkan buah potong adalah buah
yang dijual dengan cara di potong-potong seperti rujak, buah yang di jual dalam
bentuk slice dan buah-buahan yang terdapat dalam es buah. Kandungan vitamin
dalam buah akan lebih baik dalam buah segar utuh dibandingkan dengan buah
segar yang telah di potong-potong.

Buah segar yang telah di potongpotong akan bereaksi dengan oksigen


sehingga dapat menurunkan kadar vitamin dalam buah. Snack atau cemilan adalah
jenis makanan yang disajikan diluar waktu makan utama. Snack dapat membantu
memenuhi kebutuhan kalori, selain yang diperoleh dari makanan utama. Dalam
hal kandungan kalori, porsi snack harus lebih rendah daripada makanan
utama.Oleh karena itu tidak boleh merasa kekenyangan mengkonsumsi snack
karena snack hanya dimaksudkan agar tidak terlalu merasa lapar.Snack dapat
berupa makanan atau jajanan tradisional, kue-kue, aneka gorengan, makanan
ringan, dan lain sebagainya. Jenis jajanan makanan kudapan (snack) yang
dikonsumsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga disajikan pada Tabel
3.

Tabel 3 Jenis Jajanan Makanan Kudapan (Snack)


Jenis Presentase Frekuensi Jajan Jumlah
makana (%)
n Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
Gorengan 3,9 31,4 43,1 17,6 0 100
Kue 0 19,6 49,0 27,5 3,9 100
Agar- 3,9 25,5 39,2 27,5 3,9 100
agar
Batagor 0 37,3 35,3 23,5 3,9 100
Kripik 0 39,2 35,3 23,5 2,0 100
Snack 9,8 39,2 27,5 11,8 11,8 100
lainnya

Minuman adalah semua jenis cairan yang dapat diminum kecuali obat-
obatan, yang berfungsi sebagai penghilang rasa haus, penambah nafsu makan,
penambah tenaga dan sebagai sarana untuk membantu pencernaan makanan.Jenis
minuman yang baik dikonsumi oleh mahasiswa adalah minuman yang tidak
mengandung alkohol. Jenis minuman yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga dan banyak tersedia di sekitar
kampus disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4.Jenis Jajanan Minuman
Jenis Presentase Frekuensi Jajan (%) Jumlah
makana (%)
n Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
Air putih 80,4 11,8 7,8 0 0 100
Jus buah 9,8 43,1 41,2 3,9 2,0 100
Susu 11,8 29,4 33,3 19,6 5,9 100
Teh/kopi 11,8 15,7 35,3 27,5 9,8 100
Softdrink 3,9 7,8 31,4 39,2 17,6 100
Minuman 0 11,8 21,6 56,9 9,8 100
isotonik

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa makanan jajanan


menyumbang sebagian kecil dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk
kelompok makanan pokok, kelompok sayuran dan kelompok buah-buahan
masing-masing sebesar 19%, 24% dan 18%. Kurang dari setengahnya mahasiswa
memperoleh sumbangan enrgi dari makanan jajanan sumber lauk pauk hewani
dan nabati untuk pemenuhan kecukupan sehari berturut-turut sebesar 26% dan
27% dari AKG.

Rata-rata sumbangan energy dari makanan jajanan terhadap pemenuhan


kecukupan energi berdasarkan AKG menyumbang 17% seperti pada Tabel 5.Hal
ini sesuai dengan pendapat Cahanar dan Suhanda (2006: 204) bahwa kontribusi
makanan jajanan terhadap konsumsi remaja menyumbang 21 persen energi dan 16
persen protein. Perilaku jajan menurut Apriaji di dalam Muaris (2004: 12)
menjelaskan bahwa perilaku memilih makanan jajanan sebenarnya baik dan sehat
karena dapat mempertahankan kestabilan kadar gula darah, tetapi pilihan jenis
makanan jajanan serta jumlahnya harus sesuai.

Tabel 5. Presentase Sumbangan Makanan Jajanan


Terhadap Angka Kecukupan Gizi (AKG) Energi yang Dianjurkan
No Zat Gizi Presentase (%)
1 Kelompok Makanan Pokok 19
2 Kelompok Lauk Pauk Hewani 26
3 Kelompok Lauk Pauk Nabati 27
4 Kelompok Sayuran 24
5 Kelompok Buah-Buahan 18
Rata-rata 17
Mata kuliah berbasis gizi diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap
pemilihan jajanan, oleh karena itu dilakukan beberapa tahapan uji untuk
mengetahui apakah mata kuliah berbasis gizi memberikan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pemilihan makanan jajanan. Tahapan uji meliputi tahap
uji kolerasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara hasil belajar mata
kuliah berbasis gizi dengan pemilihan makanan jajanan. Uji korelasi diolah
dengan menggunakan program software microsoft excel dan SPSS 13 (Statistical
Program Smart Solution) dan selanjutnya di interprestasikan dengan mengacu
pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006). Apabila berpengaruh dilanjutkan
dengan uji Koefisien Determinasi untuk mengetahui besaran pengaruhnya.

Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS


13 dan software microsoft excel diperoleh nilai korelasi (r) sebesar 0.745 yang
diinterpretasikan pada kriteria penafsiran menurut Suharsimi Arikunto (2006)
termasuk kategori tinggi. Koefisien Determinasi (KD) digunakan untuk
menghitung besarnya persentase pengaruh hasil belajar mata kuliah berbasis gizi
sebagai variabel X terhadap pemilihan makanan jajanan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Tata Boga sebagai varianbel Y. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
KD diperoleh sebesar 55,5%, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan makanan
jajanan mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga dipengaruhi oleh mata
kuliah berbasis gizi sebesar 55.5% dan sisanya yaitu 44.5% dipengaruhi oleh
factor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

KESIMPULAN
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga pada umumnya kadang-
kadang mengkonsumsi jajanan sebagai makanan pokok, lauk pauk sumber protein
hewani, lauk pauk sumber protein nabati, sayur dan buah-buahan serta kudapan
(snack). Sebagian besar mahasiswa selalu mengkonsumsi air putih sebagai
minuman jajanan yang dipilih oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata
Boga. Pemilihan makanan jajanan mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata
Boga dipengaruhi oleh mata kuliah berbasis gizi sebesar 55.5% dan sisanya yaitu
44.5% dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka :
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa/article/download/944/1023

http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/135/12.%20BAB
%20II.pdf?sequence=11&isAllowed=y#:~:text=2.1.1%20Pengertian%20Obesitas,-
Obesitas%20(obesity)%20berasal&text=Sedangkan%20menurut%20WHO%20dalam
%20P2PTM,energy%20expenditure)%20dalam%20waktu%20lama.

https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/6240/3857

https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/9065/5864

file:///C:/Users/USER/Downloads/6240-19223-2-PB.pdf

https://osf.io/t3feu/download

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4cb3140be78494f23af99eb1a
7a80e9.pdf (pola makan)

https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/707/566 (pola makan2)

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/3506/3259 (obesitas lkp)

http://digilib.unisayogya.ac.id/1673/1/naskah%20publikasi%20sanora.pdf (pola mkn)

Anda mungkin juga menyukai