Adoc - Pub Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 33 Tahu
Adoc - Pub Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 33 Tahu
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENYELENGGARAAN
RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEDUDUKAN, MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
Pasal 2
BAB III
RUKUN TETANGGA
Pasal 3
(1) Pembentukan RT paling sedikit terdiri dari 40 (empat puluh) Kepala Keluarga.
(2) Pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :
a. penggabungan beberapa RT yang bersandingan; atau
b. pemekaran dari 1 (satu) RT menjadi 2 (dua) RT atau lebih.
(3) Penggabungan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dalam satu
RW disepakati dalam forum musyawarah di tingkat RW yang dituangkan
dalam berita acara.
5
(4) Penggabungan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dalam dua
RW atau lebih disepakati dalam forum musyawarah di tingkat kelurahan
yang dituangkan dalam berita acara.
(5) Pemekaran RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat dilakukan
jika melebihi jumlah Kepala Keluarga sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai
dengan situasi, kondisi, potensi dan sosial budaya masyarakat.
(6) Pemekaran RT sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam satu RW dapat
dilakukan atas usulan RT dalam musyawarah tingkat RW yang dituangkan
dalam berita acara.
(7) Pemekaran RT sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam 2 (dua) RW atau
lebih dapat dilakukan atas usulan RT dalam musyawarah tingkat kelurahan
yang dituangkan dalam berita acara.
Pasal 4
(1) RT mempunyai tugas membantu Lurah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
(2) RT dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
mempunyai fungsi :
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan
lainnya;
b. memelihara keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat;
d. mengerahkan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya; dan
e. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara kelurahan
dengan masyarakat.
Pasal 5
(1) Pengurus RT paling sedikit terdiri dari :
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. bendahara.
(2) Ketua RT dapat menunjuk seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan.
(3) Bagan struktur organisasi RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
6
Pasal 6
(1) Syarat untuk dipilih menjadi ketua RT meliputi :
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. berdomisili di lingkungan RT setempat;
c. memiliki KTP di RT setempat;
d. pendidikan paling rendah tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat;
e. berumur paling kurang 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah;
f. mempunyai kemampuan dan kepedulian; dan
g. bersedia dipilih dengan membuat surat pernyataan kesediaan.
Pasal 7
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
(1) Hasil pemilihan ketua RT dituangkan dalam berita acara untuk selanjutnya
ditetapkan oleh Lurah melalui Keputusan Lurah.
(2) Berita Acara Hasil Pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
(3) Contoh format Keputusan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
8
Pasal 14
(1) Masa bhakti ketua RT selama 3 (tiga) tahun sejak penetapan dan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya.
(2) Apabila ketua RT berhenti atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa
bhakti, maka paling lama 1 (satu) bulan harus sudah terpilih kembali.
(3) Selama kurun waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tugas ketua RT dilaksanakan oleh Sekretaris RT.
Pasal 15
(1) Ketua RT berhenti atau diberhentikan dari jabatannya sebelum habis masa
bhaktinya karena :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk wilayah lain;
d. tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai ketua RT;
e. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan atau norma-norma kehidupan masyarakat.
(2) Pemberhentian ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan lurah.
(3) Contoh format Keputusan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
BAB IV
RUKUN WARGA
Pasal 16
(1) Pembentukan RW paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) RT.
(2) Pembentukan RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :
a. penggabungan beberapa RW yang bersandingan; atau
b. pemekaran dari 1 (satu) RW menjadi 2 (dua) RW atau lebih.
(3) Pembentukan RW sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada dalam 1 (satu)
wilayah kelurahan.
(4) Penggabungan RW sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan
apabila RT kurang dari jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
disepakati dalam musyawarah di tingkat kelurahan yang dituangkan dalam
berita acara.
9
(5) Pemekaran RW sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat dilakukan
apabila RT lebih dari jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
disepakati dalam musyawarah di tingkat kelurahan yang dituangkan dalam
berita acara.
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
e. berumur paling kurang 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah;
f. mempunyai kemampuan dan kepedulian;
g. bersedia dipilih dengan membuat surat pernyataan kesediaan.
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
(1) Hasil pemilihan ketua RW dituangkan dalam berita acara untuk selanjutnya
ditetapkan oleh Lurah melalui Keputusan Lurah.
(2) Berita Acara Hasil Pemilihan Ketua RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
(3) Contoh format Keputusan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 27
(1) Masa bhakti ketua RW selama 3 (tiga) tahun sejak penetapan dan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya.
(2) Apabila ketua RW berhenti atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa
bhakti, maka paling lama 1 (satu) bulan harus sudah terpilih kembali.
12
(3) Selama kurun waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tugas ketua RW dilaksanakan oleh Sekretaris RW.
Pasal 28
(1) Ketua RW berhenti atau diberhentikan dari jabatannya sebelum habis masa
bhaktinya karena :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk wilayah lain;
d. tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai ketua RW;
e. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan atau norma-norma kehidupan masyarakat.
(2) Pemberhentian ketua RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan keputusan lurah.
(3) Contoh format Keputusan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
BAB V
KOP NASKAH DINAS
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
BAB VI
STEMPEL
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Bentuk, ukuran dan isi Stempel RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 serta
bentuk, ukuran dan isi Stempel RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37,
tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
BAB VI
HUBUNGAN KERJA
Pasal 39
BAB VII
Pasal 40
(1) Pembinaan dan pengawasan RT dan RW dilakukan oleh Camat dan Lurah.
(2) Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
(3) Pembinaan dan pengawasan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 41
Pasal 42
(5) Contoh format laporan keuangan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan contoh format laporan keuangan RW sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB IX
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 43
(1) Masyarakat berhak berpartisipasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas RT dan
RW.
(2) Masyarakat dapat menyampaikan saran, kritik dan pengaduan secara
langsung maupun secara tidak langsung.
(3) Saran, kritik dan pengaduan secara langsung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), disampaikan melalui rapat atau pertemuan atau musyawarah.
(4) Saran, kritik dan pengaduan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disampaikan melalui Camat dan Lurah setempat.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 44
Ketua RT atau ketua RW yang telah menjabat pada saat berlakunya Peraturan
Walikota ini tetap menjalankan tugas dan kewajiban sampai dengan berakhirnya
masa bhakti.
18
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN,
ttd
SEKRETARIS DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN,
ttd
DUDUNG E. DIREDJA