4 (2020)
Email: nurulsyafina.bio16@fkip.unsyiah.ac.id
ABSTRAK
Etno-ornitologi adalah studi tentang berbagai pemanfaatan aspek burung dari sudut
pandang pengetahuan dan budaya masyarakat. Penelitian ini telah dilaksanakan sejak
Maret 2020 sampai Agustus 2020. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berbagai
pemanfaatan jenis burung oleh masyarakat di Kecamatan Peudada, Kabupaten
Bireuen ditinjau dari nilai moral. Metode yang digunakan adalah metode wawancara
semistruktural, dengan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode dan triangulasi
sumber data. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Peudada dengan 15 desa yang
terdiri dari 75 responden. Pada masing-masing desa ditetapkan 5 responden yang
terdiri dari 2 orang tokoh adat dan 3 orang masyarakat setempat yang mengetahui
informasi tentang burung yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat. Data dianalisis
secara kualitatif dan deskriptif berdasarkan studi pustaka. Hasil penelitian diperoleh
32 spesies burung dengan 18 pemanfaatan oleh masyarakat Kecamatan Peudada,
Kabupaten Bireuen. Pemanfaatan jenis burung yang memiliki kearifan lokal bagi
masyarakat Kecamatan Peudada adalah ayam kampung (Gallus sp.), itik serati
(Chairina moschata), bubut hutan (Centropus rectunguis), jalak kerbau
(Acridotheres javanicus), elang (Aquila sp.), dan manyar (Ploceus manyar).
21
Jural Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
ABSTRACT
Ethno-ornithology was the study of various aspects of the use of birds from the
perspective of knowledge and culture of society. This research was conducted from
March 2020 to August 2020. The purpose of this study was to determine the various
uses of bird species by the community in Peudada District, Bireuen Regency in terms
of moral values. The method used is the semistructural interview method, with
triangulation techniques, namely triangulation of methods and triangulation of data
sources. This research was conducted in Peudada District with 15 villages consisting
of 75 respondents. In each village 5 respondents consisted of 2 traditional leaders
and 3 local people who knew information about birds that were often used by the
community. The data were analyzed qualitatively and descriptively based on
literature study. The results obtained 32 bird species with 18 uses by the Peudada
District, Bireuen Regency. Utilization of bird species that have local wisdom for the
people of Peudada Subdistrict are free-range chickens (Gallus sp.), serati ducks
(Chairina moschata), forest lathes (Centropus rectunguis), buffalo starlings
(Acridotheres javanicus), eagles (Aquila sp.), and manyar (Ploceus manyar).
22
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
23
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
24
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
25
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
Lanjut Tabel 1.
Jenis Jenis Burung
No. Nilai Moral
Pemanfaatan Nama Daerah Nama Ilmiah
Burung Trucuk Pycnonotus goiavier
Perling Ungu Aplonis metallica
Poxsay Genting Garrulax mitratus
Streptopelia
Dederuk Merah
tranquebarica
Gallinul Ungu Porphyrio martinica
Chloropsis
Cucak Hijau
cyanopogon
Punai Gading Treron vernans
Mandar Batu Gallinula galeata
Punai Siam Treron bicinctus
Melopsittacus
Budgerir
undulatus
Lovebird nyasa Agapornis nigrigenis
Delimukan Zamrud Chalcophaps indica
Asia
Chalcophaps
Zamrud Pasifik
longirostis
Pemakan ulat Kuntul Besar Ardea alba
11. di area Ekologi
Kuntul Kerbau Bubulcus ibis
persawahan
Obat Gallus gallus
12. penambah Domesticus
energi Ayam Kampung
13. Obat demam Kesehatan
Bubut Hutan Centropus rectunguis
Obat patah
14.
tulang Itik Serati Cairina moschata
Tanda turun Bubut Hutan Centropus rectunguis
15.
hujan
Tanda orang Jalak Kerbau Acridotheres
16.
asing javanicus
Simbolik
Tanda orang Elang Aquila sp.
17.
meninggal
Tanda akan Manyar Ploceus manyar
18.
panen padi
Sumber : Hasil Penelitian, 2020
26
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
27
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
28
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
kuntul besar (Ardea alba Linnaeus, 1887) dan merak (Pavo sp. Linnaeus,
1758) dan kuntul kerbau (Bubulcus ibis 1758).
Linnaeus, 1758). Kehadiran kuntul Berdasarkan daftar burung diatas,
besar (Ardea alba Linnaeus, 1758) dan hanya 1 jenis yang dimanfaatkan
kuntul kerbau (Bubulcus ibis Linnaeus, sebagai lukisan yaitu merak (Pavo sp.
1758) sebagai pemakan serangga seperti Linnaeus, 1758), sedangkan 16 jenis
ulat ternyata dapat mengurangi hama lainnya dipelihara individu burung.
bagi padi yang masih kecil (Umartani, Sebagian masyarakat hobi memelihara
dkk., 2019: 107). burung dikarenakan keindahan suara
dan warna bulunya. Hal ini sesuai
Nilai Estetika dengan penjelasan Arifin, dkk., (2019)
Setiap manusia memiliki bahwa suara yang menenangkan pikiran
penilaian estetika tersendiri begitu juga dapat menciptakan sensari kenikmatan
bagi masyarakat Kecamatan Peudada. yang berpengaruh pada sistem saraf
Hasil wawancara ditemukan 17 spesies sehingga dapat menenangkan pikiran.
burung yang memiliki nilai estetika Suara-suara tersebut seperti suara
diantaranya merpati (Columba livia J. F. musik, angina, hujan, gemericik air dan
Gmelin, 1789), delimukan zamrud asia suara kicauan burung.
(Chalcophaps indica Linnaeus, 1758),
zamrud pasifik (Chalcophaps Nilai Kesehatan
longirostis Linnaeus, 1758), punai siam Di era globalisasi sekarang ketika
(Treron bicinctus Jerdon, 1840), punai manusia sakit, mereka cenderung lebih
gading (Treron vernans Linnaeus, memilih kerumah sakit untuk berobat.
1771), dederuk merah (Streptopelia Berdasarkan hasil wawancara,
tranquebarica Hermann, 1804), masyarakat Kecamatan Peudada juga
gallinula ungu (Porphyrio martinica masih menggunakan obat tradisional
Linnaeus, 1766), mandara batu dari tumbuhan maupun hewan. seperti
(Gallinula galeata Lichtenstein, 1818), obat untuk demam, obat penambah
bondol haji (Lonchura maja Linnaeus, energi, dan obat patah tulang.
1766), belibis polos (Dendrocygna Ketika seseorang demam panas
javanica Horsfield, 1821), burung kacer tinggi, masyarakat Kecamatan Peudada
(Copsychus saularis Linnaeus, 1758), mengatakan bahwa resep obat
burung trucuk (Pycnonotus goiavier tradisional yang bagus adalah telur
Scopoli, 1786), perling ungu (Aplonis kuning ayam kampung (Gallus sp.
metallica Temminck, 1824), budgerigar Brisson, 1760). Cara pemanfaatannya
(Melopsittacus undulatus Shaw, 1805), yaitu telur kuning ayam kampung
cucak hijau (Chloropsis cyanopogon (Gallus sp. Brisson, 1760) dicampur
Temminck, 1830), lovebird kacamata dengan air kelapa muda. Selain untuk
nyasa (Agapornis lilianae Reichenow, mengobati demam panas tinggi, telur
29
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
30
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
31
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah
32