Anda di halaman 1dari 14

Keanekaragaman dan Distribusi…..

(Asni Nurhayati) 44

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI ULAR DI TAMAN HUTAN RAYA


BUNDER, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
DIVERSITY AND DISTRIBUTION SNAKE IN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER,
GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Oleh: Asni Nurhayati, Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta


asninurhayati3@gmail.com
Sukiya, M.Si.2, sukiyamangun@yahoo.co.id
1
mahasiswa biologi UNY
2
dosen biologi UNY

Abstrak
Tujuan penelitian adalah mengetahui jenis ular, indeks keanekaragaman jenis, distribusi ular serta daya
dukung Tahura Bunder terhadap kehidupan ular di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
metode Visual Encounter Survey dipadukan dengan metode time search. Penelitian dilakukan bulan November
sampai Desember 2017 di Tahura Bunder pada 4 lokasi. Tiap lokasi diamati selama 3 jam malam dan siang hari.
Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, dihitung nilai indeks keanekaragaman jenis, indeks kekayaan jenis dan
indeks kemerataan jenisnya. Penelitian menunjukkan ada 4 jenis dalam 12 individu, termasuk famili Colubridae.
Nilai indeks keanekaragaman jenis, indeks kekayaan jenis serta indeks kemerataan jenis tertinggi adalah lokasi D
yaitu H’=0,693; DMG=1,443; dan E=1 serta terendah pada lokasi A. Ahaetulla prasina yang memiliki jumlah
individu terbanyak ditemukan pada 2 lokasi, tiga jenis lainnya terdistribusi pada lokasi B dan D. Tahura Bunder
memiliki daya dukung yang cukup untuk kehidupan ular, namun lokasi C tidak ideal bagi kehidupan ular.

Kata kunci: jenis ular, keanekaragaman, distribusi, dan daya dukung Tahura Bunder

Abstract
The purpose of this research is to know the type of snake, the index of species diversity, the distribution of
snake and the carrying capacity of Tahura Bunder to the life of snake in it. This research is a descriptive research
with Visual Encounter Survey method combined with time search method. The study was conducted from November
to December 2017 in Tahura Bunder at 4 locations. Each location is observed for 3 hours night and day. The
results of the study were analyzed descriptively, calculated index value of species diversity, index of species wealth
and evenness index of its kind. Research shows there are 4 types in 12 individuals, including the family Colubridae.
The index value of species diversity, index of species richness and the highest type of evenness index is location D
that is H '= 0,693; DMG = 1.443; and E = 1 and lowest at location A. Ahaetulla prasina which has the largest
number of individuals found in 2 locations, the other three types are distributed at location B and D. Tahura
Bunder has sufficient carrying capacity for snake life, but location C is not ideal for life snake.

Keywords: type of snake, diversity, distribution, and carrying capacity of Tahura Bunder

PENDAHULUAN karena hal inilah kebanyakan manusia akan


Ular merupakan salah satu satwa yang menghindari kemungkinan bertemu dengan ular
hidupnya paling dekat dengan manusia, namun (Nurhadi, 2017).
paling ditakuti oleh manusia pada umumnya. Ular Ular merupakan jenis predator dalam
ditakuti manusia karena tidak sedikit kasus rantai makanan bagi beberapa satwa, seperti
manusia meninggal akibat gigitan ular. Belum burung, ikan, tikus, serta jenis lainnya. Ular juga
lama ini juga tersebar berita penemuan ular piton merupakan mangsa bagi beberapa satwa lain.
di Mamuju yang memangsa petani kebun sawit Ular juga sebagai penyeimbang ekosistem yang
45 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

mana berfungsi mengendalikan populasi satwa maka peneliti terdorong untuk melakukan
lain terutama yang berperan sebagai hama, seperti penelitian dengan judul “Keanekaragaman dan
tikus dan burung. Habitat yang ditinggali setiap Distribusi Ular di Taman Hutan Raya Bunder,
jenis ular berbeda berdasarkan jenis makanan Gunungkidul, Yogyakarta”.
bagi ular tersebut sehingga mempengaruhi Masalah penelitian dibatasi pada studi
morfologi tubuhnya (Ajeng, 2015: 44). keanekaragaman jenis ular dan distribusinya di
Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Tahura Bunder, Gunungkidul, Yogyakarta.
secara administratif berada di wilayah Kabupaten Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ular yang hidup di Tahura Bunder, Gunungkidul,
tepatnya berada di Desa Bunder, Kecamatan Yogyakarta. Tujuan lain adalah untuk mengetahui
Patuk dan Desa Gading, Kecamatan Playen. indeks keanekaragaman jenis ular, mengetahui
Tahura Bunder berada pada ketinggian 110 - 200 distribusi ular serta mengetahui adanya daya
mdpl, topografi kawasan mulai dari datar hingga dukung Tahura Bunder, Gunungkidul,
berbukit. Curah hujan di Tahura Bunder berkisar Yogyakarta terhadap kehidupan ular di dalamnya.
1.900 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata
27,7º Celcius (Utami & Indryani, 2013: 2). METODE PENELITIAN
Curah hujan yang cukup tinggi ini Jenis Penelitian
tentunya menjadikan Tahura Bunder memiliki Jenis penelitian yang digunakan termasuk
keanekaragaman hayati yang melimpah di jenis penelitian deskriptif. Metode yang
wilayah Yogyakarta. Hal ini dikarenakan air digunakan dalam penelitian ini adalah metode
merupakan salah satu faktor penting penunjang VES (Visual Encounter Survey). Metode ini
kehidupan baik flora maupun fauna pada suatu dipadukan dengan metode time search.
wilayah. Keanekaragaman hayati sendiri
merupakan salah satu cabang yang dipelajari Waktu dan Tempat Penelitian
dalam biologi. Penelitian dilaksanakan di Tahura Bunder,
Keanekaragaman jenis ular yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta yang dibagi menjadi 4
Tahura Bunder, Gunungkidul, Yogyakarta perlu lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan pada
diketahui agar dapat digunakan sebagai data bulan November 2017 sampai Desember 2017.
acuan mengenai jenis ular apa saja yang ada serta
bagaimana arah untuk konservasi ke depannya. Sumber Data
Hal ini juga diperkuat dengan pengakuan staf Sumber data pada penelitian ini ada 2
pengelola Tahura yang mengatakan bahwa pernah yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
dijumpai ular besar yang kemudian sempat didapat dari hasil pengamatan dan pengambilan
dipelihara oleh pihak Tahura. Ular tersebut tidak data secara langsung meliputi data jenis serta
makan selama beberapa waktu kemudian hilang jumlah ular dalam setiap jenis yang ditemui
dari kandang. Oleh karena permasalahan di atas ketika pengamatan, data potensial hewan sebagai
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 46

pakan ular, karakteristik habitat tempat Waktu dihentikan apabila menemukan spesies
ditemukannya ular, data abiotik habitat. Data yang harus diambil datanya.
sekunder pendukung penelitian ini meliputi peta Ular yang diperoleh ditangkap dan
Penataan Blok Tahura Bunder, Gunungkidul, dihitung panjang tubuhnya serta ditulis data
Yogyakarta; kajian pustaka dari berbagai sumber; abiotik ketika ditemukan. Data primer yang
Metode Pengumpulan Data diambil dalam penelitian ini meliputi: nomor,
Komponen fisik habitat ular yang diukur jenis ular yang ditemukan, waktu perjumpaan,
dan diamati adalah ketinggian tempat diukur lokasi ditemukan, aktivitas saat ditemukan,
dengan menggunakan GPS, iklim mikro panjang tubuh dari ujung moncong hingga
(temperatur udara dan kelembaban udara) diukur kloaka, panjang ekor, panjang seluruh tubuh dari
dengan menggunakan termometer dan ujung moncong hingga ekor, serta kondisi cuaca
hygrometer, serta intensitas cahaya yang diukur saat pengamatan. Ular yang belum dapat
menggunakan luxmeter. Pengambilan data serta diidentifikasi langsung di lokasi diambil data
pengamatan ular di lapangan dilakukan dua kali morfologiknya secara rinci kemudian data
pada malam dan siang hari tiap lokasi selama tiga tersebut dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan
jam. Pengamatan pada malam hari dimaksudkan Indonesia (LIPI) Cibinong untuk identifikasi
untuk mendapatkan ular yang aktif di malam hari lebih lanjut. Identifikasi jenis ular dilakukan
(nocturnal). Waktu dihentikan ketika menemukan menggunakan buku referensi: Panduan Lapangan
spesies untuk keperluan pendataan apabila Amfibi & Reptil Kawasan Hutan Batang Toru
memungkinkan untuk dilakukan pendataan (2017); 107+ Jenis Ular di Indonesia (2014).
langsung di lokasi. Pengamatan ular pada malam
hari dilakukan dengan penerangan dari lampu Teknik Analisis Data
senter maupun headlamp. Lampu senter 1. Data jenis ular
diarahkan pada lokasi yang memungkinkan Data jenis ular yang didapat dari penelitian
adanya ular seperti batang pohon, ranting pohon, lapangan dianalisis secara deskriptif
lubang kayu lapuk, semak-semak, maupun aliran berdasarkan data lapangan yang telah
sungai. diperoleh. Data yang dianalisis secara
Pagi hingga siang hari juga dilakukan deskriptif ini berupa data ciri morfologik
pengambilan data serta pengamatan untuk pada ular yang ditemukan serta deskripsi
mengetahui ular-ular yang beraktivitas di siang area ditemukannya ular.
hari (diurnal). Pengambilan data serta 2. Keanekaragaman jenis
pengamatan ini dimulai dari pagi hingga siang Jenis ular yang ditemukan kemudian
selama tiga jam dengan menyesuaikan kondisi ditentukan indeks keanekaragaman
cuaca. Pengamatan masih dilakukan pada lokasi jenisnya dengan menggunakan Indeks
yang sama ketika pengamatan pada malam hari. Shannon-Wiener (Brower & Zar 1977),
yaitu:
47 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

H’= -∑ Pi Ln Pi E = Indeks Kemerataan Jenis Ular


Keterangan: H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon- Wiener
Wiener S = Jumlah semua jenis ular yang
Pi = Proporsi jenis ke-i (diperoleh dari ditemukan
jumlah individu jenis ke-i dibagi jumlah Ln = Logaritma natural
seluruh individu yang diperoleh disatu
lokasi.
Ln = Logaritma natural
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Variabel tersebut dapat digunakan dengan
Jenis ular
kriteria sebagai berikut:
Jenis ular yang didapat dari penelitian
H’ < 1 = Menunjukan tingkat
lapangan terdiri dari 4 jenis dan satu suku
keanekaragaman jenis yang rendah
Colubridae. Jumlah jenis serta jumlah individu
1 < H’ < 3 = Menunjukan tingkat
ular dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
keanekaragaman jenis yang sedang
Berdasarkan tabel tersebut ada 12 individu ular
H’ > 3 = Menunjukan tingkat
yang ditemukan, sementara 2 ular ditemukan di
keanekaragaman jenis yang tinggi
luar jalur pengamatan.
3. Kekayaan jenis
Tabel 1. Data Jumlah Jenis dan Jumlah Individu
Menurut Santosa (1995), kekayaan jenis
Ular
merupakan ukuran keanekaragaman hayati Jumlah
Jenis Nama Lokal
Individu
yang menggambarkan jumlah jenis dalam
Ahaetulla prasina Ular Pucuk 9
suatu komunitas. Indeks kekayaan jenis Boiga multomaculata Ular Tutul 1
Dendrelapis pictus Ular Tampar 1
dapat dihitung dengan rumus:
Boiga cynodon Ular Bajing 1
Total jenis (S) 4
DMG = Total individu (N) 12

Keterangan:
Berdasarkan Tabel 1 hasil data jenis serta
DMG = Indeks Kekayaan jenis
lokasi ditemukannya ular yang ada di Tahura
S = jumlah jenis
Bunder ditemukan 4 jenis ular dari satu suku
N = total individu
Colubridae. Suku colubridae merupakan suku
4. Kemerataan jenis
ular yang memiliki anggota jenis terbanyak di
Kemerataan jenis didapatkan
dunia, mulai dari tidak berbisa hingga berbisa
dengan penghitungan Indeks Kemerataan
tinggi. Ular ini menghuni hampir semua jenis
Jenis (Brower dan Zar, 1977) rumus yang
habitat mulai dari darat, pohon, hingga perairan
digunakan adalah sebagai berikut:
serta memiliki sebaran yang luas. Sebaran yang
E = H’/ Ln S
luas ini menyebabkan suku Colubridae relatif
Keterangan:
lebih mudah dijumpai daripada suku yang lain.
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 48

Menurut reptile database (2017) jumlah anggota panjang sehingga disebut dengan Dog-toothed
sukunya sebanyak 1895 jenis. Cat Snake. Sementara dari keempat jenis yang
Menurut Kusrini (2007), mencocokkan ditemukan, Dendrelapis pictus adalah satu-
pola serta corak warna yang dimiliki reptil satunya ular yang bertipe gigi aglypha atau tidak
termasuk ular dengan foto pada panduan bertaring bisa. Gigitan yang disebabkan oleh ular
pengenalan jenis adalah metode paling sederhana ini tidak berbahaya bagi manusia.
untuk identifikasi jenis ular. Metode ini juga Dilihat dari bentuk pupil matanya dapat
digunakan untuk identifikasi keanekaragaman diketahui bahwa Dendrelapis pictus yang
jenis ular pada penelitian di Tahura Bunder, memiliki mata besar serta pupil mata berbentuk
Gunungkidul, Yogyakarta. Walaupun banyak lingkaran aktif di siang hari (diurnal). Keluarga
digunakan dalam pengenalan jenis namun Boiga memiliki pupil mata vertikal yang
peluang kesalahan identifikasi juga besar karena menandakan bahwa ular tersebut aktif di malam
corak warna yang dimiliki ular mirip dengan jenis hari (nocturnal). Boiga cynodon yang ditemukan
lainnya. Identifikasi lebih lanjut menggunakan ketika penelitian terlihat ketika mengejar
buku untuk memastikan kebenaran jenisnya. mangsanya pada malam hari. Sementara Boiga
Hasilnya diketahui bahwa ular tersebut adalah multomaculata dijumpai siang hari di bawah batu
dari marga Boiga berbisa menengah. Menurut di atas seresah lantai hutan ketika bergerak.
Thai National Parks (2018) karena memiliki Ahaetulla prasina yang memiliki bentuk pupil
taring di bagian belakang menjadikannya sebagai mata horizontal aktif di siang maupun malam
ular dengan tingkat bisa yang rendah. Efek yang hari, namun ada sumber yang mengatakan bahwa
disebabkannya sama dengan keluarga Boiga spesies ini hanya aktif pada siang hari.
lainnya. Hingga saat ini tidak ada catatan Status IUCN (International Union for the
kematian akibat gigitannya. Conservation of Nature) untuk jenis yang
Empat jenis ular yang ditemukan ketika ditemukan saat penelitian memasukkan 2 jenis
penelitian berlangsung seperti ditunjukkan pada (Ahaetulla prasina dan Boiga cynodon) ke dalam
tabel adalah Ahaetulla prasina, Boiga status LC. LC (Least Concern) menggambarkan
multomaculata, Dendrelapis pictus dan Boiga bahwa spesies memiliki distribusi yang luas,
cynodon. Ahaetulla prasina, Boiga melimpah dan memiliki toleransi pada banyak
multomaculata dan Boiga cynodon adalah ular tipe habitat. Ahaetulla prasina bahkan memiliki
dengan tipe gigi ophistoglypha dan berbisa toleransi yang tinggi karena dapat hidup di
menengah namun tidak berbahaya bagi manusia. lingkungan manusia. Hal tersebut menyebabkan
Ular yang memiliki tipe gigi ophistoglypha Ahaetulla prasina memiliki jumlah individu
memiliki taring bisa pada bagian tengah hampir terbanyak yang ditemukan ketika penelitian
ke belakang. Menurut reptile database, walaupun walaupun lokasi ditemukannya sering dilewati
Boiga cynodon memiliki kadar bisa tingkat manusia. Toleransi Boiga cynodon terhadap
menengah, namun gigi yang dimilikinya panjang- habitat masih dibawah Ahaetulla prasina karena
49 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

toleransinya adalah pada habitat yang perlahan- di tepi sungai. Kedua ditemukan diam di atas
lahan berubah namun masih terpelihara. pohon di tepi sungai ketika cuaca sedang gerimis.
Status IUCN yang masuk dalam kategori Seluruh Ahaetulla prasina yang ditemukan ketika
terancam adalah Near Threatened (NT), malam hari berada di atas pohon dengan
Vulnerable (VU), Endangered (EN), Critical ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan
Endangered (CE). Sementara Extinct in the Wild tanah. Aktifitas Ahaetulla prasina yang
(EW) maksudnya punah di alam dan hanya hidup ditemukan semuanya diam beristirahat di atas
di penangkaran dan Extinct (EX) satwa sudah pohon pada dedaunan.
punah masuk kategori punah. IUCN juga Pagi sampai siang hari ular ditemukan
memiliki kategori lain terkait satwa yang datanya sedang beraktifitas seperti berjemur untuk
masih kurang untuk kemudian dikaji status memperoleh panas yang akan digunakan untuk
perlindungannya. Kategorinya adalah Data metabolisme. Ular yang ditemukan sedang
Deficient (DD) yaitu kurangnya data satwa berjemur pada siang hari ketika penelitian adalah
sehingga informasi tidak memadai untuk Ahaetulla prasina. Ular ini ditemukan ketika
dilakukan penilaian terhadap status perlindungan. berjemur dan berada di antara semak-semak tepi
Kategori berikutnya adalah Not Evaluated (NE) jalan aspal sekitar 15 meter dari badan sungai.
artinya tidak dievaluasi karena satwa tidak Ketinggian semak-semak dari permukaan tanah
memenuhi kriteria yang ada (IUCN, 2017). yang digunakan ular untuk berjemur kurang dari
Ular yang ditemukan di Tahura Bunder satu meter. Hal ini berbeda ketika ular tersebut
ketika penelitian berlangsung lebih banyak ditemukan pada malam hari, yaitu semua berada
ditemukan ketika malam hari. Hal ini karena pada ketinggian lebih dari dua meter dari
ketika malam hari kebanyakan aktifitasnya adalah permukaan tanah. Sementara Boiga
beristirahat di atas pohon sehingga ketika multomaculata yang berdasarkan literatur
penerangan disorotkan ke area dengan merupakan nocturnal atau aktif dimalam hari
kemungkinan perjumpaan besar mudah ditemukan siang hari bergerak di bawah batu di
ditemukan. Ahaetulla prasina paling mudah atas seresah lantai hutan yang lembab.
ditemukan di atas pohon karena warna sisiknya Dendrelaphis pictus yang dua kali ditemukan
terlihat berpendar ketika tertimpa cahaya lampu malam hari tidak ditemukan ketika pengamatan
senter maupun headlamp daripada warna daun dilakukan siang hari. Pada siang hari
sebagai substratnya. Ular yang ditemukan malam Dendrelaphis pictus cenderung lebih suka
hari sedang aktif bergerak adalah Boiga cynodon bersembunyi di tempat-tempat yang lembab dan
yang ketika ditemukan sedang bergerak mengejar terlindung dari panas matahari, bisa pada lubang
mangsa di atas dahan pohon. Dendrelapis pictus batang pohon ataupun bawah tajuk pohon.
dua kali ditemukan yang pertama diluar jalur Menurut informasi yang didapat dari
pengamatan dengan aktivitas diam di atas ranting pihak pengelola Tahura Bunder terdapat jenis ular
pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) lain yang mereka jumpai ketika melakukan
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 50

pengamanan hutan maupun ketika pendataan pengamatan terdiri dari siang dan malam x 4
kekayaan flora fauna. Beberapa penduduk juga orang pengamat).
pernah menjumpai jenis ular lain ketika mereka
mencari rumput pakan ternak serta mengolah Indeks Keanekaragaman Jenis
ladang di lokasi Tahura Bunder. Jenis ular yang Nilai indeks keanekaragaman jenis
pernah dijumpai tersebut, antara lain: Opiophagus Shannon-Wiener di Tahura Bunder secara
hannah (king kobra), Malayophyton reticulatus keseluruhan tergolong rendah karena semua nilai
(retic, sowo kembang), Bungarus candidus dibawah 1. Indeks keanekaragaman jenis
(weling), Phyton curtus (blood phyton, piton digunakan untuk mengetahui keanekaragaman
dipong), dan ular air. Malayophyton reticulatus hayati yang diteliti, dalam hal ini adalah
adalah ular yang masuk dalam data kekayaan keanekaragaman ular di Tahura Bunder. Faktor
flora fauna yang ada di Tahura Bunder hasil utama yang mempengaruhi jumlah organisme,
kerjasama pendataan dengan Fakultas Kehutanan keragaman jenis dan dominansi antara lain
UGM. Ular yang mereka jumpai tersebut tidak adanya perusakan habitat alami seperti
ditemukan ketika penelitian berlangsung. pengkonversian lahan, pecemaran kimia dan
Perbedaan temuan jenis ular antara organik, serta perubahan iklim. Dengan kata lain
penelitian dengan perjumpaan secara tidak bahwa daya dukung dari habitat yang ada di
sengaja oleh penjaga Tahura dan penduduk Tahura Bunder menentukan keanekaragaman
sekitar dipengaruhi oleh faktor musim. jenis ular di dalamnya.
Perjumpaan secara tidak sengaja menurut Tabel 2. Jumlah Jenis (S), Total Individu (N),
Indeks Shanon-Wiener (H’), Indeks
informasi sering terjadi di sekitar sungai ketika
Kekayaan Jenis (DMG), Indeks
musim kemarau. Pada musim kemarau aliran Kemerataan Jenis (E)
Lokasi S N H’ DMG E
sungai Oyo lebih tenang sehingga memungkinkan
Tidak
A 1 7 0 0
untuk ular beraktivitas di sekitar sungai. terdefinisi
B 2 3 0,637 0,910 0,918
Perbedaan temuan jenis ular juga dipengaruhi
C 0 0 - - -
faktor kelimpahan jenis yang kecil sehingga ular- D 2 2 0,693 1,443 1
ular yang dijumpai secara tidak sengaja tidak
dapat dijumpai ketika penelitian. Mobilitas ular Pengaruh dari kegiatan manusia yang

yang tinggi merupakan faktor lain yang dapat merusak habitat alami tidak terjadi di

menyebabkan ular sulit dijumpai ketika dicari. Tahura Bunder dikarenakan pihak pengelola

Tidak menutup kemungkinan jenis lain dapat Tahura telah melakukan kerja sama dengan

ditemukan secara tidak sengaja maupun ketika penduduk sekitar demi menjaga kelestariannya.

sengaja dicari suatu waktu mendatang dengan Kegiatan yang mungkin menjadi faktor gangguan

menambah usaha pencarian. Jika dihitung usaha keanekaragaman ular didalamnya adalah mencari

pencarian total pada 4 lokasi pengamatan dalam rumput, mengolah ladang serta penangkapan ular

penelitian ini adalah 96 jam (4 lokasi x 6 jam oleh warga sekitar. Walaupun demikian, kegiatan
tersebut tidak dilakukan disemua lokasi Tahura.
51 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

Kegiatan mengolah ladang dan mencari rumput Menurut informasi pengelola Tahura, Tahura
hanya dilakukan di lokasi yang memang Bunder banyak dihuni jenis-jenis burung yang
ditetapkan sebagai blok pemanfaatan. Sementara merupakan salah satu mangsa ular. Ular juga
kegiatan penangkapan ular dilakukan di lokasi merupakan mangsa bagi burung (Elang Ular
yang memang diduga potensial terdapat ular. Bido) di Tahura Bunder.
Menurut informasi penjaga Tahura blok 20-21 Kekayaan jenis ular di Tahura Bunder
atau lokasi penelitian D adalah lokasi yang sering yang ditemukan ketika penelitian dilakukan
didatangi pemburu ular. secara umum tergolong rendah. Hal ini
Tiap lokasi yang dibedakan berdasarkan dikarenakan pada setiap lokasi yang diamati jenis
perbedaan karakteristik habitat didapatkan nilai yang ditemukan paling banyak adalah dua jenis.
indeks keanekaragaman tertinggi adalah lokasi D Individu tiap jenis yang ditemukan juga tidak
dengan nilai 0,693. Lokasi D memiliki topografi banyak, kecuali Ahaetulla prasina yang memiliki
mulai dari berbukit hingga bagian tepi sungai toleransi tinggi terhadap berbagai jenis habitat.
Oyo, temperatur, kelembaban, intensitas cahaya Keseluruhan jenis ular yang ditemukan selama
juga mendukungnya memiliki nilai indeks penelitian ini belum termasuk dalam red list
keanekaragaman tertinggi. Vegetasi yang IUCN karena merupakan jenis ular yang umum
lumayan rapat memberikan fungsi tersendiri ditemukan.
sehingga iklim mikro di dalamnya dapat terjaga Kekayaan jenis ular tertinggi dalam
dengan baik. Pada lokasi D vegetasi lebih penelitian adalah pada lokasi D (DMG=1,443),
heterogen daripada lokasi penelitian lain. Sekitar dimana pada lokasi D ditemukan 2 jenis dengan
20 m dari tepi sungai rumput-rumputan tumbuh masing-masing 1 individu dalam setiap jenisnya.
dengan tinggi lebih dari satu meter. Lebih dekat Lokasi B dan lokasi D mempunyai jumlah jenis
lagi dengan sungai rumput gajah tumbuh rapat, ular yang sama ketika penelitian berlangsung,
namun ketika penelitian dilakukan area tersebut yaitu 2 jenis. Walaupun demikian nilai indeks
telah rata akibat hujan lebat yang membuat sungai kekayaan jenisnya berbeda, hal ini dikarenakan
Oyo meluap. Menurut keterangan penjaga pada lokasi B ditemukan 3 individu ular,
Tahura, pada area yang tersapu banjir tersebut sementara lokasi D ditemukan 2 individu.
sering dijumpai ular sowo kembang Perbedaan jumlah individu yang ditemukan inilah
(Malayophyton reticulatus). Lokasi ini sempat yang menyebabkan lokasi D memiliki nilai
dijumpai ayam hutan yang sedang terbang rendah indeks kekayaan jenis lebih tinggi dari lokasi B.
di antara ranting-ranting pohon, kemudian seekor Nilai indeks kekayaan jenis terendah
ular Boiga cynodon melintas. Boiga cynodon menurut tabel adalah lokasi A dengan nilai Dmg
merupakan ular pohon, mangsanya berupa ayam = 0. Hal ini terjadi karena pada lokasi A hanya
hutan, burung, mamalia kecil, atau katak pohon. dijumpai 1 jenis ular yaitu Ahaetulla prasina.
Kadal lebih sering terlihat di tepi sungai Oyo Lokasi yang sering dilalui manusia untuk
ketika penelitian pada daerah ini dilakukan. beraktifitas ini banyak ditumbuhi rumpun bambu
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 52

dan pohon kayu putih di tepi jalan cor sementara maka kekayaan jenis sedang; Dmg > 5 maka
pada bagian tengah banyak ditumbuhi pohon jati. kekayaan jenis tinggi.
Topografi lokasi ini mulai dari berbukit hingga Walaupun demikian, gangguan habitat
bagian tepi sungai kecil yang akhirnya bermuara secara tidak alami yang mungkin dapat dilakukan
di sungai Oyo. Semua ular pada lokasi ini manusia tidak terjadi di lokasi ini. Intensitas
ditemukan dalam keadaan diam di atas pohon, manusia terutama terjadi ketika penduduk menuju
bergerak ketika keberadaannya diusik guna ladang garapan mereka, juga ketika malam hari
pendataan ukuran tubuh. yang terkadang tepi sungai digunakan untuk
Nilai kekayaan jenis pada lokasi C tidak memancing.
dapat dihitung dikarenakan ketika penelitian Dari tabel hasil diketahui bahwa
berlangsung tidak ditemukan individu ular. kemerataan jenis ular tertinggi adalah pada lokasi
Lokasi yang didominasi pohon kayu putih D dengan nilai E=1. Lokasi D ditemukan jumlah
memiliki temperatur yang tinggi ketika siang hari, individu tiap jenis ular seimbang, satu individu
mencapai 37o C ketika penelitian dilakukan. untuk Dendrelaphis pictus dan satu individu
Kelembaban udara yang rendah menambah faktor untuk Boiga cynodon. Ditemukan satu individu
penyebab ular tidak ditemukan di daerah ini. tiap jenisnya menyebabkan nilai kemerataan jenis
Tanah karst juga membuat lokasi ini nampak pada lokasi D mencapai tingkat maksimum.
gersang dan panas. Selain itu, lokasi penelitian ini Lokasi B memiliki nilai kemerataan jenis yang
juga merupakan terdampak banjir ketika sungai hampir sama yaitu E=0,918 dikarenakan pada
Oyo meluap. Rata-rata hampir sekitar 30 m dari lokasi tersebut ditemukan dua jenis ular dengan
badan sungai pepohonan tumbang hingga jumlah individu tiga ekor. Jumlah individu yang
perakarannya terlihat, rerumputan rata dengan hampir sama pada tiap jenisnya ini yang
tanah, sampah-sampah plastik tersangkut di menyebabkan nilai kemerataan jenis menjadi
rumpun-rumpun bambu. Kerusakan habitat secara tinggi. Kedua lokasi tidak memiliki jenis ular
alami akibat banjir ini dimungkinkan juga yang mendominasi areanya.
mengganggu ekosistem tepi sungai yang Kemerataan jenis ular pada lokasi A
mengakibatkan tidak ditemukannya ular serta didapatkan nilai indeks kemerataan yang tidak
data potensial pakan yang minim. terdefinisi (E=tidak terdefinisi). Dominansi yang
Nilai Indeks Kekayaan Jenis pada seluruh tinggi oleh jenis Ahaetulla prasina pada lokasi ini
lokasi penelitian adalah di bawah angka 3,5. menyebabkan jenis ular lain tidak ditemukan
Diketahui bahwa dari hasil tersebut dapat ditarik ketika penelitian berlangsung. Jenis Ahaetulla
kesimpulan nilai Indeks Kekayaan Jenis di prasina dapat menjadi dominan pada lokasi ini
Tahura Bunder tergolong rendah. Hai ini diduga karena adaptasinya terhadap berbagai
dikarenakan kategori penetapan kekayaan jenis habitat sangat baik. Kemampuan dalam
untuk Indeks Kekayaan Jenis Margalef: Dmg < memanfaatkan sumber daya yang ada pada lokasi
3,5 maka kekayaan jenis rendah; 3,5 < Dmg < 5
53 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

A oleh Ahaetulla prasina menjadikannya sebagai sumber air akan menyebabkan ular mati karena
habitat untuk berkembang. ular tidak bisa segera menyeimbangkan
temperatur yang dibutuhkan tubuhnya.
Distribusi Ular di Tahura Bunder Lokasi C pada peta tidak terlihat adanya
Jumlah jenis serta jumlah individu ular ular yang ditemukan, ini diduga karena habitatnya
berdasar lokasi ditemukannya dapat dilihat pada yang panas dan lebih terbuka daripada lokasi
Tabel 3 di bawah ini. Berdasarkan tabel tersebut lainnya. Terlihat pula bahwa Ahaetulla prasina
ada 12 individu ular yang ditemukan, sementara 2 adalah jenis yang melimpah dan ditemukan di dua
ular ditemukan di luar jalur pengamatan. Individu lokasi penelitian yaitu lokasi A dan lokasi B.
ular yang ditemukan pada tiap lokasi memiliki Walaupun demikian Ahaetulla prasina tidak
jumlah yang berbeda. Lokasi A memiliki jumlah ditemukan di lokasi C yang memiliki habitat
individu ular tertinggi ditemukan yaitu 7 panas dan terbuka diduga karena ular ini tidak
individu, sedangkan pada lokasi C tidak dapat berlindung dari panasnya matahari. Hal ini
ditemukan individu ular saat penelitian. menyebabkan lokasi C tidak ideal untuk menjadi
Walaupun demikian, pada lokasi A hanya habitat bagi ular di Tahura Bunder.
ditemukan satu jenis saja yaitu Ahaetulla prasina. Tiap-tiap lokasi memiliki jenis ular yang
berbeda antar satu dengan lainnya. Perbedaan
Tabel 3. Data Jumlah Jenis dan Jumlah Individu distribusi jenis selama penelitian berlangsung
Ular Berdasar Lokasi
diduga berkaitan dengan kondisi habitat tiap
Nama Lokasi
Jenis
Lokal A B C D lokasi. Tiap lokasi penelitian memiliki habitat
Ahaetulla Ular 7 2 0 0 dengan karakteristik berbeda antara satu dengan
prasina Pucuk
Boiga Ular 0 1 0 0 lainnya yang dapat menunjang kebutuhan ular,
multomaculata Tutul baik untuk tempat berlindung sampai
Dendrelapis Ular 0 0 0 1
pictus Tampar ketersediaan mangsa.
Boiga cynodon Ular 0 0 0 1
Bajing
Total jenis (S) 1 2 0 2 Daya Dukung Tahura Bunder
Total 7 3 0 2 Daya dukung kehidupan ular di Tahura
individu (N)
Bunder terdiri dari faktor biotik dan abiotik.

Ular hanya ditemukan pada 3 lokasi dari 4 Faktor biotik berupa ketersediaan makanan bagi

lokasi yang diteliti yaitu lokasi A, B dan D ular serta predator ular. Abiotik berupa air, tanah,

(gambar distribusi ular dapat dilihat pada serta faktor klimatik yang berupa temperatur,

halaman 11). Tiga lokasi tersebut memiliki kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Tabel 4

tutupan lahan yang cukup untuk menciptakan di bawah ini menunjukkan data jenis makanan

kondisi nyaman bagi ular dimana ular tidak ular serta ketersediaannya di Tahura Bunder.

menyukai tempat yang terlalu panas, kecuali ular


gurun. Tempat yang terlalu panas dan jauh dari
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 54

Tabel 4. Makanan Tiap Jenis Ular yang


Ditemukan di Tahura Bunder
No Jenis Makanan Ketersediaan
1 Ahaetulla Katak, burung Burung,
prasina kecil, mamalia bunglon terlihat
kecil, bunglon 2 individu
ketika
pengamatan
2 Boiga Kadal, tokek, Kadal terlihat 7
multomaculata burung kecil individu ketika
pengamatan
3 Dendrelaphis Kadal, katak Kadal
pictus pohon ditemukan 2
individu
4 Boiga cynodon Burung, ayam Ayam hutan
hutan, ditemukan 2
mamalia individu ketika
kecil pengamatan

Daya dukung dari segi potensi mangsa


bagi ular yang tercatat ketika dilakukan penelitian
cukup bervariasi mulai dari reptil kecil seperti
kadal, ayam hutan, ikan. Kadal lebih sering
ditemukan dari pada potensi mangsa yang lain,
sementara ayam hutan dua kali tercatat ketika
penelitian dilakukan. Ikan-ikan kecil dapat
terlihat di tepi anak sungai Oyo yang mengalir di
sekitar lokasi A. Anak sungai tersebut bermuara
55 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

Gambar 1. Peta Keanekaragaman dan Distribusi Ular di Taman Hutan Raya Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta
Keanekaragaman dan Distribusi…..(Asni Nurhayati) 56

di sungai Oyo yang mana pada penelitian pertama Dendrelapis pictus, dan 1 individu Boiga
malam hari terlihat ular yang sedang cynodon.
menyeberang sungai. Mangsa sangat 2. Keanekaragaman jenis ular tertinggi ada pada
mempengaruhi adanya ular dalam ekosistem lokasi D dengan nilai H’=0,693 dan terendah
karena tanpa adanya mangsa maka kemungkinan pada lokasi A (H’=0). Nilai indeks kekayaan
ular akan mencari kawasan lain bahkan masuk ke jenis dan indeks kemerataan jenis tertinggi
area pemukiman penduduk. Ular yang memasuki juga pada lokasi D dan terendah lokasi A.
pemukinaman penduduk tentunya menyebabkan Sementara lokasi C tidak dapat diketahui
gangguan terutama psikis manusia yang selalu nilai indeks keanekaragamannya dikarenakan
berpikir bahwa ular adalah makhluk berbahaya tidak ditemukan ular pada saat penelitian.
yang harus dibunuh. 3. Menurut peta distribusi, ular tidak ditemukan
Daya dukung dari segi abiotik berupa air yang di lokasi C, sementara Ahaetulla prasina
mana air merupakan unsur penting dalam melimpah di lokasi penelitian A. Dua lokasi
kehidupan, baik dalam bentuk zat cair maupun yang lain ditemukan ular namun dengan
dalam bentuk gas. Air dibutuhkan makhluk hidup jumlah satu individu tiap jenisnya.
untuk menunjang kehidupannya tak terkecuali 4. Secara umum Tahura Bunder memiliki daya
bagi ular. Bagi ular, secara langsung air dukung yang cukup untuk kehidupan ular di
membantu menyeimbangkan metabolisme dalam dalamnya kecuali lokasi C. Lokasi C yang
tubuh. Ketika cuaca terlalu panas biasanya ular- habitatnya terlalu terbuka serta panas daya
ular terrestrial akan menuju sumber air untuk dukungnya minim sehingga tidak ideal bagi
mengembalikan temperatur tubuhnya. Ular-ular kehidupan ular.
pohon atau arboreal jarang turun ke sungai untuk Saran
mengembalikan temperatur tubuhnya karena Pihak Tahura Bunder perlu melakukan
pepohonan telah menyediakan tempat yang sosialisasi kepada masyarakat sekitar Tahura
lembab untuk fungsi tersebut. Jadi ketersediaan tentang keberadaan ular pada area-area tertentu.
air secara langsung maupun tidak langsung dalam Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat lebih
bentuk kelembaban pada suatu habitat sangat hati-hati apabila melakukan kegiatan di
dibutuhkan oleh ular. sekitarnya. Tahura Bunder sebagai hutan
konservasi perlu membatasi adanya kontak

SIMPULAN DAN SARAN dengan manusia pada wilayah yang jarang

Simpulan ditemui individu ular di dalamnya. Hal ini perlu


1. Jenis ular yang teramati pada penelitian ini dilakukan agar habitat di dalamnya tidak
ada 4 jenis, 1 famili Colubridae dari 12 mengalami kerusakan yang dapat merusak
individu yang ditemukan. Empat jenis ekosistem dan berdampak pada hilangnya
tersebut adalah 9 individu Ahaetulla prasina, keanekaragaman jenis ular. Studi lanjut mengenai
1 individu Boiga multomaculata, 1 individu usaha perlindungan ekologi di Tahura perlu
57 Jurnal Prodi Biologi Vol. 7 No.1 Tahun 2018

dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia. Jakarta: Indonesia Nature &
Wildlife Publishing.
keseimbangan fungsi ekologi di mana ular
bertindak sebagai pemangsa maupun mangsa Santosa Y. (1995). Teknik Pengukuran
Keanekaragaman Satwaliar. Bogor:
dalam jaring-jaring makanan terjaga baik.
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan,
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Thai National Parks. (2018). Many-spotted cat
Ajeng, S. M., Yanuwiadi, & Bagyo. (2015). snake. Thailand: National Parks.
Persepsi Masyarakat Terhadap Ular sebagai https://www.thainationalparks.com/specie
Upaya Konservasi Satwa Liar pada s/boiga-multomaculata. Diakses pada
Masyarakat Dusun Kopendukuh, Desa Selasa, 20 Februari 2018 pukul 10.56
Grogol, Kecamatan Giri, Kabupaten WIB.
Banyuwangi. J-PAI Vol. 6, No. 1, 42-47.
Tribun, T. (2017). Akbar, Petani Sawit yang
Brower, J.E dan J.H. Zar. (1977). Field and Tewas Dimangsa Ular Piton di Mamuju
Laboratory Method for General Ecology. adalah Yatim. Tribunnews.com. Diakses
Wm.C Brown Pulb. Duboque: Iowa. pada Senin, 19 Maret 2018 pukul 09.22
WIB.
[IUCN] International Union for Conservation of
Nature and Natural Resources, Utami, D.W. & Indryani, R. (2013). Analisa
Conservation International, and Manfaat Biaya Proyek Pembangunan
NatureServe. (2017). Categories & Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder
Criteria. Daerah Istimewa Yogyakarta. JURNAL
http://www.iucnredlist.org/static/categorie TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, 1-5.
s_criteria_3_1. Diakses pada Kamis, 15
Februari 2018 pukul 9.59 WIB. Uetz, P., Freed, P. & Jirí Hošek (eds.). The
Reptile Database. http://www.reptile-
Kamsi, Mistar, et al,. (2017). Buku Panduan database.org/db-info/SpeciesStat.html.
Lapangan Amfibi & Reptil Kawasan Diakses pada 29 November 2017 pukul
Hutan Batang Toru. Medan: Herpetologer 13.10 WIB.
Mania Publishing.

Kusrini MD, Endarwin W, Ul Hasanah A. Yazid


M. (2007). Modul Pelatihan Metode
Pengamatan Herpetofauna di TN
Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi
Selatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nurhadi. (2017). Akbar, Petani Sawit yang Tewas


Dimangsa Ular Piton di Mamuju adalah
Yatim. (Online).
http://www.tribunnews.com/regional/2017
/03/30/akbar-petani-sawit-yang-tewas-
dimangsa-ular-piton-di-mamuju-adalah-
yatim?page=2. Diakses pada Senin, 19
Maret 2018 pukul 09.22 WIB.

Marlon, Riza. (2014). Panduan Visual dan


Identifikasi Lapangan Ular

Anda mungkin juga menyukai