Anda di halaman 1dari 9

JURNAL BANGUNAN, VOL. 20, NO.

1, DESEMBER 2015: 23-30

KONTRIBUSI SOFT SKILLS TERHADAP KESIAPAN KERJA


SISWA KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Dwi Wahyuni Aprianti,


Machmud Sugandi

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi soft skills kreativitas,
kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama terhadap kesiapan kerja siswa
SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian
menggunakan desain korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) yang telah melaksanakan Prakerin.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear. Hasil penelitian
menunjukkan nilai kontribusi kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan
bekerjasama terhadap kesiapan kerja, masing-masing sebesar 21,80%, 12,50%, dan
10,30%. Kontribusi efektif bersama-sama ketiga varibel tersebut terhadap kesiapan kerja
sebesar 29,30%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kreativitas
memberikan kontribusi paling besar dari ketiga varibel soft skill terhadap kesiapan kerja.

Kata-kata kunci: kontribusi soft skills, kesiapan kerja.


Abstract: Soft skills contribution toward Students Work Readiness on shopdrawing skill
at Vocational High School. Purposed of this study was to determine contribution of soft
skills creativity, communication ability, and team work toward on work readiness of
vocational high school students. This study used quantitative approach with correlational
research design. Subjects on this study are all Architecture Engineering Study Program
students at grade XI which has implemented Prakerin (industrial practice). This study
used linear regression analysis. This study found contribution value of creativity,
communication skill, and teamwork to work readiness are 21.80%, 12.50%, and 10.30%.
Effective contribution given by the three variables are 29.30%. The conclusion of this
study is creativity most contributed from three variables of soft skills for work readiness.

Keywords: soft skills contributions, work readiness

S MK secara substansi merupakan


salah satu lembaga pendidikan
No 17 Tahun 2010 ten-tang Pengelolan dan
Penyelengaraan Pen-didikan pasal 76
kejuruan yang diselenggarakan untuk menyatakan bahwa tujuan pendidikan
mempersiapkan calon tenaga kerja kelas menengah kejuruan adalah membekali
menengah dalam memasuki dunia kerja dan peserta didik dengan kemampu-an ilmu
mengembangkan sikap profesional. pengetahuan dan teknologi, serta kecakapan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia kejuruan para profesi sesuai dengan

Dwi Wahyuni Aprianti adalah alumni Pendidikan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
E-mail dwiwahyuniaprianti@ymail.com; R. Machmud Sugandi adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas
Negeri Malang. E-mail: gandhyy_06@yahoo.com.au; Alamat Kampus: Jalan Semarang 5 Malang Indonesia.

23
2 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 23-30

kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, diselenggarakan oleh sekolah, kurang


SMK dituntut mampu menghasilkan mampu menyesuaikan diri dengan per-
lulusan dengan kompetensi standar yang ubahan dan perkembangan dunia kerja,
diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja sehingga kesiapan kerja siswa menjadi ku-
yang dibutuhkan adalah SDM yang me- rang. Kesiapan kerja merupakan keseluruh-
miliki kompetensi sesuai dengan bidang an kondisi individu yang meliputi kema-
pekerjaanya, memiliki daya adaptasi, dan tangan fisik, mental, dan pengalaman, serta
daya saing tinggi. adanya kemauan dan kemampuan untuk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan
(BPS) tahun 2013 mencatat jumlah peng- (Sulistyarini, 2012:17). Kesiapan kerja
angguran lulusan SMK sebesar 11,19 % sangat penting dimiliki oleh seorang siswa
atau sebanyak 814.000 orang yang meng- SMK, karena siswa SMK merupakan ha-
alami peningkatan dibandingkan tahun rapan masyarakat untuk menjadi lulusan
2012 yang sebesar 9,87 %. Kepala Dinas yang mempunyai kompetensi sesuai bidang
Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur keahliannya.
(Harun dalam Republika.co.id. 2013) me- Sailah (2008:19) menjelaskan bahwa
nyatakan hanya 40 % siswa SMK yang pemenuhan akan kebutuhan soft skill lu-
langsung terserap di dunia kerja. BPS juga lusan SMK, dalam rangka mengatasi
mengungkap bahwa jumlah pengangguran kesenjangan antara keterampilan yang
pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dimiliki oleh lulusan dengan kebutuhan
dengan Tingkat Penggangguran Terbuka dunia kerja yang semakin kompleks men-
(TPT) cenderung meningkat, dimana TPT jadi bagian penting dalam panggung pen-
Agustus sebesar 6,14 %, naik dari TPT didikan. Selain keterampilan vokasi, peserta
Februari 2013 sebesar 5,92 % dan TPT didik belum sepenuhnya memiliki sederetan
Agustus sebesar 6,14%. Jika dibandingkan kompetensi untuk memasuki dunia kerja,
keadaan Agustus 2012, TPT pada semua karena berbagai tuntutan dunia usaha dan
tingkat pendidikan mengalami penurunan industri akan keterampilan yang semakin
jumlah pengangguran, kecuali pada tingkat beragam. Para pekerja tidak hanya dituntut
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam keterampilan kejuruan semata,
dan SMK. Berdasarkan data tersebut, dapat melainkan keterampilan interpersonal dan
dibuktikan bahwa setiap tahun, jumlah lu- intrapersonal jugamenjadi bagian penting
lusan SMK yang tidak terserap dunia kerja dalam seleksi pekerja di perusahaan.
masih tinggi. Tuntutan relevansi antara dunia pendi-
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa dikan dengan dunia kerja dalam arti luas
SMK belum memenuhi harapan dunia ker- mengisyaratkan perlu dikuasainya sejumlah
ja. Tingginya angka pengangguran lulusan kompetensi yang dapat didemonstrasikan
SMK menunjukkan bahwa mutu pendidik- saat bekerja. Pendidikan kejuruan adalah
an SMK kurang relevan dengan tuntutan pendidikan yang mempersiapkan lulusan-
DU/DI. Sisi lain tidak terserapnya lulusan, nya menguasai ilmu pengetahuan dan
sebagian besar lulusan SMK di Indonesia kompetensi sesuai bidangnya. Lulusan
bukan saja kurang mampu menyesuaikan SMK tidak cukup hanya menguasai hard
diri dengan perkembangan ilmu dan tekno- skill saja, akan tetapi juga harus menguasai
logi tetapi juga kurang mampu mengem- soft skill sebagai pendukung hard skill agar
bangkan diri dan karirnya di tempat kerja lebih mampu bekerja produktif dan
(Depdiknas, 2004). Menurut Melisa berkualitas.
(2013:1) menyatakan gejala kesenjangan ini Purwanto (2008:13) mengemukakan
disebabkan oleh berbagai hal, antara lain bahwa kemampuan soft skills sangat di-
pendidikan kejuruan yang sepenuhnya butuhkan didunia Industridan sangat me-
Aprianti, dkk. Kontribusi Soft Skills 3

nentukan untuk bisa diterima dalam dunia bekerja sama dengan orang lain, (c)
kerja. Kemampuan itu antara lain, ke- kemampuan mengendalikan diri
pemimpinan, kreativitas, manajerial. De- atau emosi, (d) memiliki sikap
ngan demikian lulusan SMK harus me- kritis, (e) mempunyai keberanian
nguasai soft skills karena tuntutan kerja dan untuk menerima tanggung jawab
tantangan kerja. secara individual, (f) mempunyai
Kesiapan dapat disimpulkan kemampuan beradaptasi de-ngan
sebagai suatu tingkat perkembangan lingkungan dan perkembangan tek-
dari kema-tangan atau kedewasaan nologi, dan (g) mempunyai ambisi
seseorang dalam menghadapi situasi untuk maju dan berusaha mengikuti
yang membuatnya siap untuk perkembang-an bidang keahlian.
memberi respon/jawaban dengan Sailah (2008:17) mendefinisikan
cara tertentu dalam menghadapi soft skill sebagai “keterampilan
situasi apapun (Chaplin,2002:4; seseorang dalam berhubungan
Sumarsih, 2010: 24; dan Slameto, dengan orang lain (termasuk dengan
2010: 113). Kesiapan kerja siswa dirinya sendiri)”. Hal yang sama
SMK merupakan usaha juga dinyatakan oleh David
mempersiapkan siswa untuk siap Cleeland, psikologi dari Universitas
kerja. Hal ini disebabkan dua faktor Harvard Amerika Serikat dalam
yaitu faktor internal meliputi: Herman (2008:17), bahwa soft skill
kecerdasan (kemampuan akademik), sebagai kemampuan mengelola diri
ke-terampilan dan kecakapan, bakat, sendiri, kemampuan berkomunikasi,
motivasi, kemampuan dan etos kerja, visi ke depan,
kepribadian, cita-cita dan tujuan kemampuan be-kerja dalam tim, dan
dalam bekerja. Faktor eksternal me- kemampuan beradap-tasi.
liputi lingkungan keluarga dan Aribowo dalam Sailah (2008:19-
pengetahuan lingkungan kerja 20) membagi soft skill menjadi dua
(Mulyani, 2012:42). bagian yaitu intrapersonal skill dan
Menurut Widodo (2009:12), ada interpersonal skill. Intrapersonal
2 indikator yang mempengaruhi skill adalah keterampilan seseorang
kesiapan kerja, yaitu (1) faktor dalam mengatur diri sendiri.
intern yang meliputi kematangan Intrapersonal skill sebaiknya
fisik, mental, tekanan, kre-ativitas, dibenahi terlebih dahulu sebelum
minat, bakat, intelegensi, keman- seseorang mulai berhubungan
dirian, penguasaan ilmu dengan orang lain. Adapun
pengetahuan dan motivasi; dan (2) interpersonal skill adalah
faktor ekstern yang men-cakup keterampilan seseorang yang
peran masyarakat, keluarga, sarana diperlukan dalam berhu-bungan
dan prasarana sekolah, informasi dengan orang lain.
dunia kerja, dan pengalaman Ada 23 atribut soft skill yang
praktek industri. menjadi kebutuhan dunia
Fitriyanto (2006:9) ciri-ciri usaha/industri, namun hanya
peserta didik yang telah mempunyai menfokuskan tiga atribut soft skill
kesiapan kerja: (a) mempunyai yang dianggap paling berpengaruh
pertimbangan yang logis dan terhadap kesiapan kerja siswa SMK
objektif, (b) mempunyai yaitu kreativitas, kemampuan
kemampuan dan kemauan untuk berkomunikasi, dan kemam-puan
4 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 23-30

bekerja sama. Ketiga atribut soft puan mengungkapkan pendapat atau pera-
skill tersebut dapat dijelaskan saan dengan bahasa tulis yang jelas dan
sebagai berikut. mudah dipahami orang lain (Santoso,
"Kreativitas adalah kemampuan memun- 2008:4). Tujuan komunikasi tertulis adalah
culkan dan mengembangkan gagasan baru, menyampaikan suatu maksud kepada pihak
ide baru sebagai pengembangan dari ide lain dan memperkecil terjadinya kesalah-
yang telah lahir sebelumnya serta me- pahaman serta menjadi bukti apabila terjadi
mecahkan masalah yang dihadapi” (Fa- perselisihan. Dalam dunia kerja komunikasi
jar, 2005:312). Pratiwi (2005:158) me- tertulis digunakan untuk menyampaikan
nyatakan bahwa kreatifitas adalah proses informasi tertentu kepada orang yang
penciptaan jalan keluar dari suatu masalah sangat sibuk sehingga diperlukan keteram-
yang berupa sesuatu yang baru atau lebih pilan menulis secara singkat dan padat
baik dari yang telah ada. Hal sama juga tanpa kesalahan dalam waktu yang tidak
dinyatakan oleh Santoso (2008:20) bahwa banyak.
kreatifitas adalah kemampuan memperbaiki Kemampuan bekerja sama adalah
hal-hal yang sudah lama dan kemampuan keterampilan dalam bekerja sama dengan
menciptakan serta menggunkan hal-hal baru orang lain secara efektif dan produktif
seperti sistem, pendekatan, konsep, metode, (Santoso, 2008:35). Kerja sama dalam se-
desain dan tehnologi. Menurut Munandar buah perusahaan akan menghilangkan ego,
(2012:98) kreativitas memiliki ciri-ciri pri-
sehingga produk yang dibuat merupakan
badi yang kreatif sebagai berikut: (1) keter-
bukaan terhadap pengalaman baru, (2) ke- rancangan yang dibuat secara bersama-
lenturan dalam sikap, (3) kebebasan da-lam sama tidak hanya berdasarkan keinginan
ungkapan diri, (4) menghargai fantasi, (5) pribadi. Bekerja sama dalam dunia kerja
minat terhadap kegiatan kreatif, (6) ke- menyerupai kerja sama dalam organisasi.
percayaan terhadap gagasan-gagasan sen- Setiap anggota organisasi mempunyai mi-
diri, dan (7) kemandirian dalam memberi- nat dan paradigma yang sama. Meskipun
kan pertimbangan. demikian, setiap orang dalam organisasi
Kemampuan komunikasi lisan adalah mempunyai karakter yang berbeda-beda
kemampuan mendapatkan, menyampaikan (Putra dan Pratiwi, 2005: 200). Beberapa
dan menangkap informasi dari orang lain.
faktor yang menunjang untuk kerjasama
Kemampuan komunikasi lisan yang baik
dalam tim kerja yaitu sinergi, kemandirian,
membantu seseorang dalam melakukan
presentasi yang efektif dan komunikatif, dan senioritas. Analogi tersebut dapat di-
negosiasi proyek, pergaulan dengan sesama lihat pada Gambar 1, yang menunjukkan
rekan kerja, klien dan berdiskusi dalam kerangka berpikir penelitian yang akan di-
menyelesaikan pekerjaan tim (Suryanto, lakukan.
2013:18). Cara melatih kemampuan ber- Penelitian yang dilakukan mengkaji ten-
komunikasi lisan adalah sering ikut tang kesiapan kerja siswa yang dipengaruhi
kegiatan yang mengharuskan berkomuni- oleh soft skill. Ada tiga atribut soft skill
kasi dengan orang banyak dan membera- yang danggap paling berpengaruh terhadap
nikan diri berbicara di depan forum serta kesiapan kerja siswa yaitu kreativitas, ke-
memperhatikan cara-cara presenter yang mampuan berkomunikasi, dan kemampuan
baik saat melakukan presentasi untuk ditiru. bekerjasama. Oleh karena itu tujuan pe-
Komunikasi lisan dibagi menjadi komu- nelitian ini adalah mengetahui kontribusi
nikasi personal (one on one), presentasi dan soft skills kreativitas, kemampuan ber-
diskusi grup (group discussion). Kemam-
puan komunikasi tulisan adalah kemam-
Aprianti, dkk. Kontribusi Soft Skills 5

komunikasi, dan kemampuan bekerja sama Kontribusi Kreativitas terhadap Kesiap-


terhadap kesiapan kerja siswa SMK. an Kerja
Hasil analisis data secara parsial
METODE antara kreativitas terhadap kesiapan
kerja siswa SMK diperoleh hasil
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, karena data–datanya dalam sebesar 21,8 %, hal ini
bentuk angka dan dianalisis dengan teknik menunjukkan bahwa terdapat
statistik imferensial (Mannan, 2008). Ran- dampak kreativitas siswa SMK yang
cangan penelitian menggunakan desain signifikan ter-hadap kesiapan kerja.
korelasional yaitu mencari hubungan kausal Hasil analisis tersebut dapat
variabel kreativitas, kemampuan berkomu- diintepretasikan bahwa semakin
nikasi, kemampuan bekerja sama terhadap tinggi kreativitas siswa memiliki
kesiapan kerja. Data dianalisis dengan uji kecende-rungan tingkat kesiapan
regresi ganda dengan tujuan untuk menguji kerja akan me-ningkat.
signifikan pengaruh lebih dari dua variabel
Kontribusi Kemampuan Komunikasi ter-
melalui koefisien korelasinya (Hasan,
hadap Kesiapan Kerja
2004). Hubungan antar variabel tersebut
ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil analisis data secara parsial antara
Sampel dalam penelitian ini mengguna- kemampuan berkomunikasi terhadap ke-
kan total Sampling yaitu teknik penentuan siapan kerja siswa SMK diperoleh hasil
sampel bila semua anggota populasi di- sebesar 12,5 %, hal ini menunjukkan bahwa
gunakan sebagai sampel karena jumlah terdapat dampak kemampuan berkomunikasi
populasinya sedikit makanya semua jumlah terhadap tingkat kesiapan kerja siswa SMK.
populasi dijadikan sampel. Sampel dalam
Intepretasi hasil tersebut adalah semakin
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
tinggi kemampuan berkomunikasi siswa,
TGB di SMK Negeri se Kota Makassar
yaitu sebanyak 120 siswa. Teknik pengum- maka tingkat kesiapan kerja cenderung
pulan data yang digunakan dalam penelitian meningkat pula.

Kontribusi Kemampuan Bekerjasama ter-


Kreativitas hadap Kesiapan Kerja
(X1)
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan secara parsial antara kemampuan
Kemampuan Kesiapan kerja
berkomunikasi berkerjasama terhadap kesiapan kerja siswa
(Y)
(X2) SMK, diperoleh hasil sebesar 10,3 %, ini
menunjukkan bahwa terdapat dampak
Kemampuan kemampuan berkerjasama terhadap kesiap-
bekerja sama
(X3) an kerja siswa SMK. Hasil tersebut di-
intepretasikan bahwa semakin tinggi ke-
mampuan berkerjasama siswa, maka tingkat
Gambar 2. Skema Hubungan antar Variabel
kesiapan kerja siswa cenderung meningkat
ini menggunakan kuesioner dan tes.
pula.

HASIL
6 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 23-30

Kontribusi Kreativitas, Kemampuan Ko- ini juga sejalan dengan teori yang
munikasi, dan Kerjasama terhadap Kesi- dikemukakan oleh Santoso (2008),
apan Kerja Siswa bahwa faktor yang berpengaruh
Hasil analisis data secara simultan ter- terhadap kesiapan kerja siswa
bukti bahwa terdapat dampak antara kre- adalah soft skill, salah satunya
ativitas, kemampuan berkomunikasi, dan adalah kreativitas. Kreativitas
kemampuan bekerjasama terhadap kesiapan adalah kemampuan seseorang untuk
kerja siswa. Ketiga variabel tersebut me- menghasilkan komposisi, produk
miliki hubungan positif terhadap kesiapan atau gagasan apa saja yang dasarnya
kerja siswa secara signifikan. Intepretasi ha- baru dan sebelumnya tidak dikenal
sil analisis adalah semakin baik kreativitas, oleh pembuatnya. Kemampuan ini
kemampuan berkomunikasi, dan kemampu- merupakan aktivitas imajinatif atau
an bekerjasama siswa, maka kesiapan kerja berfikir sintesis yang hasilnya
yang dimiliki oleh siswa cenderung sema- merupakan pem-bentukan
kin baik. kombinasi dari informasi yang
Analisis temuan penelitian dari ketiga diperoleh daari pengalaman-
variabel tampak bahwa kemampuan kre- pengalaman sebelumnya menjadi
ativitas memberikan kontribusi terbesar hal baru, berarti, dan bermanfaat
(21,8%) bila dibandingkan dengan kemam- (Hurlock,1999).
puan berkomunikasi (12,5%), dan kemam- Siswa yang memiliki kreativitas,
puan bekerjasama (10,3 %) terhadap tingkat akan lebih yakin dengan apa yang
kesiapan kerja siswa. dilakukanya nanti. Karena dengan
kreativitas, suatu pekerjaan yang
PEMBAHASAN baru dikenalnya pun akan mudah
Kontribusi Kreativitas terhadap Kesiap- dipelajari sehingga dalam waktu
an Kerja yang singkat akan mudah menguasai
Kreativitas dalam dunia kerja suatu pekerjaan. Dengan demikian,
menjadi determinan penting bagi siswa yang memiliki kreativitas
pekerja jasa kon-struksi untuk tinggi akan lebih siap untuk
memacu produktifitas. Sese-orang melakukan suatu pekerjaan. Pekerja-
yang memiliki kreatifitas yang an di bidang jasa konstruksi,
tinggi, akan selalu mencari cara kreatifitas me-nggambar merupakan
bagaimana dapat melakukan hal utama yang harus dimiliki
pekerjaan dengan cara yang lebih pekerja bidang keahlian bangunan
efektif dan lebih efisien dalam menggambar dan
dibandingkan sebelumnya. Cara menciptakan de-sain baru untuk
yang ditemukan tersebut akan setiap produk-produk dan karya-
dipakai untuk menyelesaikan karya kreatif yang dihasilkan dan
pekerja-an lebih cepat dan lebih menggambar untuk pelaksanaan
baik dari sebelum-nya. pekerjaan.
Menurut Dirwanto (2008), bahwa Kontribusi Kemampuan Komunikasi
kre-ativitas adalah salah satu faktor terhadap Kesiapan Kerja
yang mem-pengaruhi kesiapan kerja Temuan dalam penelitian ini adalah
siswa SMK, oleh sebab itu dapat kemampuan berkomunikasi memberikan
dikatakan bahwa kreativitas sangat kontribusi yang tinggi dalam menunjang
dibutuhkan oleh sese-orang untuk kesiapan kerja siswa. Dalam dunia kerja
memasuki dunia kerja.Hasil temuan kemampuan berkomunikasi saat dibutuhkan
Aprianti, dkk. Kontribusi Soft Skills 7

karena dengan adanya kemampuan komuni- yang cukup besar dalam menunjang
kasi dapat membantu seorang pekerja jasa kesiapan kerja siswa. Hal ter-sebut
konstruksi memperlancar melaksanakan pe- disebabkan oleh beberapa faktor
kerjaan dan mampu mempresentasikan hasil diantaranya adalah tuntutan
perusahaan yang mengharuskan
produk atau karya yang dibuatnya didepan setiap karyawannya memiliki
semua orang atau rekan kerjanya. kemampuan untuk bekerjasama
Menurut Suryanto (2013), kemampuan dengan karyawan lainnya, agar
komunikasi yang baik dapat membantu dapat menghasilkan tujuan atau
seseorang dalam melakukan presentasi keputusan yang diinginkan.
yang efektif dan komunikatif, negosiasi Kontribusi Kreativitas, Kemampuan Ko-
proyek, bergaul dengan sesama rekan kerja, munikasi, dan Kerjasama terhadap Kesi-
berdiskusi dalam menyelesaikan suatu apan Kerja
pekerjaan, dan mampu mengungkapkan Temuan dalam penelitian ini meng-
pendapat atau perasaan dengan bahasa tulis indikasikan bahwa soft skills pada atribut
yang jelas dan mudah dipahami oleh orang kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan
lain. kemampuan bekerjasama memberikan
dampak yang besar terhadap kesiapan kerja
Kontribusi Kemampuan Kerjasama ter- siswa selain kemampuan hard skill yang
hadap Kesiapan Kerja dimiliki oleh siswa. Ini sejalan dengan
Kemampuan bekerjasama dalam dengan hasil research di Eropa menun-
tim pada pekerjaan jasa konstruksi jukkan bahwa softskill memiliki peran
merupakan hal penting dalam penting dalam menentukan kesuksesan
memperlancar dan mem-permudah seseorang dalam dunia usaha/ dunia kerja.
menyelesaikan masalah yang timbul Hardskill merupakan persyaratan minimal
dalam melaksanakan pekerjaan. Me- (20%) bagi seseorang untuk memasuki
nurut Eddy (2006) kemampuan bidang pekerjaan tertentu, sedangkan soft
bekerja-sama mempunyai nilai skill (80%) akan menentukan pengem-
penting bagi pe-rusahaan. Karena bangan diri dalam suatu pekerjaan. Namun
dalam perusahaan de-ngan adanya bukan berarti hal tersebut mengabaikan
kemampuan kerjasama dapat hardskill dalam dunia usaha dan dunia kerja
memudahkan setiap karyawan atau dunia bisnis lainnya.
dalam ra-ngka pengambilan
keputusan tentang apa yang akan SIMPULAN DAN SARAN
dilakukan untuk pencapain tuju-an
perusahaan. Hal tersebut sejalan Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
dengan pendapat Santoso (2008), hasan, maka dapat diambil kesimpulan se-
bahwa seseorang dianggap bagai berikut: Pertama, kreativitas mem-
mempunyai kerjasama yang baik berikan dampak positif terhadap kesiapan
apabila orang tersebut mempunyai kerja siswa. Apabila kreativitas yang di-
ciri atau kemampuan untuk
bekerjasama dengan orang lain miliki oleh siswa semakin tinggi, maka di-
secara efektif dan produktif, prediksi kesiapan kerja siswa akan semakin
mempunyai kemampuan untuk tinggi pula. Kedua, kemampuan berko-
mengakui perspektif tiap individu, munikasi memberikan dampak positif ter-
bekerja berdasar-kan konsensus, dan hadap kesiapan kerja siswa. Apabila ke-
tanggapan secara positif antar mampuan berkomunikasi siswa semakin
regu/tim. tinggi, maka diprediksi tingkat kesiapan
Hasil yang diperoleh dalam kerja siswa cenderung semakin tinggi pula.
penelitian ini adalah kemampuan Ketiga, kemampuan bekerjasama dalam tim
bekerjasama mem-berikan dampak
memberikan dampak positif terhadap ke-
8 JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.1, DESEMBER 2015: 23-30

siapan kerja siswa. Apabila kemampuan (http://www.bps.go.id/menutab.php?


bekerjasama siswa semakin tinggi, maka tabel=1&kat=1&id_subyek=06, diakses 8
diprediksi tingkat kesiapan kerja siswa akan Desember 2013).
Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap
cenderung semakin tinggi pula. Keempat, Psikologi. Jakarta: PT. Radja Grafindo
kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan Perkasa.
kemampuan bekerjasama secara simultan Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi
memberikan dampak positif terhadap 2004. Jakarta: Depdiknas.
kesiapan kerja siswa. Ketiga variabel Dirwanto. 2008. Analisis Faktor-faktor yang
tersebut secara bersama-sama memberikan Mempengaruhi Kesiapan Kerja pada
Siswa SMK Ma’arif NU Kesesi Kabupaten
sumbangan efektif terhadap tingkat kesiap- Pekalongan Tahun Ajaran 2007/2008.
an kerja siswa dalam memasuki dunia kerja Tesis. Surakarta: PPs Universitas Sebelas
jasa konstruksi. Dalam penelitian ini Maret.
variabel bebas kreativitas yang paling Fajar, Malik. 2005. Holistika Pemikiran
dominan mempengaruhi kesiapan kerja Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
yaitu kreativitas. Sedangkan secara berurut- Persada.
Fitriyanto, A. 2006. Ketidakpastian Mema-
an variabel bebas yang berpengaruh ter- suki Dunia Kerja Karena Pendidikan.
hadap tingkat kesiapan kerja adalah ke- Jakarta: Dineka Cipta.
mampuan berkomunikasi dan bekerjasama Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan
dalam tim. Emosional: Mengapa EL Lebih Penting.
Berdasarkan kesimpulan disarankan Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian
kepada pelaku penyelenggara pendidikan Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
SMK perlu meningkatkan kemampuan soft Herman. 2008. Kuliah, Jalan Pintas Meraih
skill yang dimiliki siswa terutama kre- Kesuksesan, (Online), (http://www.
ativitas, kemampuan berkomunikasi, dan hermann.web.ugm.ac.id, diakses 10
kemampuan bekerjasama agar siswa merasa Desember 2013).
siap dan mantap untuk bekerja setelah lulus Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkem-
dari sekolah. Kepada siswa SMK bidang bangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
studi Teknik Bangunan perlu meningkatkan Rentang Kehidupan. Alih Bahasa:
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
kemampuan soft skill untuk bisa bersaing di
Mannan, A. 2008. Pengantar Statistika
dunia kerja, kemampuan soft skill mem- Terapan untuk Pendidikan Kejuruan.
berikan dampak yang sangat besar terhadap Makassar: Universitas Negeri Makassar.
kesiapan kerja siswa selain kemampuan Melisa. 2013. Lulusan SMK Sulit Bersaing.
hard skill. Kepada Dinas Pendidikan Kota Kompas, hal 1.
Makassar perlu meningkatkan kapasitas Munandar, Utami. 2012. Pengembangan
layanan pendidikan dengan menerbitkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
buku pedoman yang jelas untuk SMK pada Rineka Cipta.
sistem penilaian, kurikulum, dan kerjasama Pratiwi. 2005. Sukses dengan Soft Skill,
dengan pihak industri yang berkaitan (Online), (http: //www.ditdik.itb.ac.id/soft
dengan penilaian soft skill. Kepada Direk- _skills. Html, diakses 10 Desember 2013).
torat Pembinaan SMK perlu memberikan Purwanto, Didik. 2008. Dibanding IPK Soft
dukungan kepada kepala sekolah dan guru Skills Lebih Dibutuhkan Industri.
terhadap kebijakan proses pembelajaran di Kedaulatan Rakyat, edisi 12 September
SMK maupun sarana dan prasarana yang 2008.
dapat mendukung siswa. Saillah, Illah. 2008. Pengembangan Soft-skill
di Perguruan Tinggi, (Online), (http://isa
ilah.50webs.com.Html, diakses 8 Desem-
DAFTAR RUJUKAN ber 2013).
Aribowo. 2008. Manusia dan Potensi. Santoso, S. 2008. Profil Softskills Guru
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Prodi Teknik Gambar Bangunan Bidang
Badan Pusat Statistik. 2013. Tingkat Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 1
Pengangguran Agustus 2013, (Online), Nganjuk. (Online), (http://slametsanto-
Aprianti, dkk. Kontribusi Soft Skills 9

so.multiply.com/journal/item/8, diakses, Siswa Kelas XII Tata Busana SMK


8 Desember 2013). Negeri 6 Yogyakarta. Tesis tidak
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor diterbitkan. Yogyakarta: UNY.
yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Suryanto, D. 2013. Relevansi Soft Skill yang
Cipta Dibutuhkan Dunia Usaha/Industri
Sulistyarini, E. 2012. Kesiapan Kerja Peserta dengan yang Dibelajarkan di Sekolah
Didik Kelas XII Program Keahlian Menengah Kejuruan. Tesis tidak
Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel. Tesis diterbitkan. Malang: PPs UM.
tidak diterbitkan. Yogyakarta: FE. Widodo. 2009. Tinjauan tentang Prestasi
Sumarsih, I. S. 2010. Konstribusi Praktik Siap Kerja. (Online), (http://vahonov.
Industri Terhadap Minat Siswa dalam files.wordpress.com/2009/07/keterampila
Berwirausaha di Bidang Busana Pada n-siap kerja. Pdf. diakses 15 Januari 2014).

Anda mungkin juga menyukai