Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

HUKUM KIRCHOFF

Nama :
Kelompok :
Kelas :

A. Standar kompetensi inti


5. Mengharapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi

B. Kompetisi dasar

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik pada rangkaian tertutup sederhana.

C. Indikator
1. Mampu membuktikan Hukum Kirchhoff secara kuantitatif.
2. Mampu menganalisis kuat arus pada rangkaian tertutup.
3. Mampu membuktikan Hukum I dan II Kirchhoff dalam percobaan.
D. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kuat arus pada setiap cabang dalam suatu rangkaian listrik
2. Menentukan tegangan antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik
E. Alat dan Bahan
No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Multimeter

2 Power Supply (catu daya)


2 buah
3 Resistor 100 ohm
3 buah

4. Kanal penghubung
6 buah

F. Teori Dasar
Tegangan yang membentangi tiap elemen dan arus yang mengalir melalui tiap
elemen dalam sebuah rangkaian listrik diatur oleh kedua Hukum Kirchhoff. Secara
historis, Gustav Robert Kirchhoff (1824 – 1887) dalam membuat analisisnya tentang
hukum tersebut, dengan cermat mengikuti Faraday dalam memaparkan induksi listrik,
Oersted dalam menghubungkan magnet listrik, Ampere dalam menghubungkan gaya
dengan arus listrik, dan Ohm dalam mengaitkan tegangan dan arus.
1. Hukum I Kirchhof
Hukum pertama ini disebut juga dengan Hukum Arus Kirchoff yang berbunyi
:“jumlah kuat arus yang menuju titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang
meninggalkan titik percabangan tersebut”. Artinya jumlah kuat arus pada semua cabang
yang bertemu pada satu titik sama dengan nol.
Hukum ini adalah konsekuensi dari hukum kekekalan muatan. Muatan yang masuk
ke sebuah simpul harus meninggalkan simpul tersebut karena muatan tidak dapat
terakumulasi pada sebuah simpul.
Secara matematis, Hukum I Kirchhoff dapat dituliskan sebagai berikut :


I menuju titikpercabangan I
meninggalkan titikpercabangan (7.1)

Pada gambar 1 arus I1, I2, dan I3 menuju titik cabang A, sedangkan arus I4 dan I5
meninggalkan titik cabang A.
I4
I1

A
I2
I5
I3

Gambar 7.1Arus – arus 


I menuju titik percabangan  I
padameninggalk
an titik percabangan
titik cabang

I1 I2 I3  I4 I5

2. Hukum II Kirchhoff
Hukum kedua ini disebut juga Hukum Tegangan Kirchhoff yang berbunyi : “jumlah
tegangan yang mengelilingi lintasan tertutup sama dengan nol”. Hukum ini merupakan
konsekuensi kekekalan energi dan sifat konservatif rangkaian listrik. Hukum Tegangan
Kirchhoff dapat diterapkan pada rangkaian dengan beberapa cara yang berbeda. Sebuah
metoder yang memberikan sedikit kesalahan penulisan persamaan dibanding lainnya,
terdiri dari gerakan sekeliling rangkaian tertutup menurut arah jarum jam dan menulis
langsung tegangan setiap elemen yang terminal ( + ) nya dijumpai dan menulis negatif
bagi setiap tegangan yang pertama dijumpai tanda ( - ) .
Secara matematis Hukum Tegangan Kirchhoff dapat dituliskan sebagai berikut :

VI.R  0 (7.2)

Dari gambar 7.2, kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa aturan sebagai berikut :
a. Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
b. Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
c. Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen
dianggap positif.
d. Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila
negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.
G. Prosedur Percobaan
d

E1 E2
R3

I1 I2

I3

a b c
R1 R2

Gambar 7.2 Skema Rangkaian Percobaan

1. Dengan menggunakan ohmmeter yang ada pada multimeter, ukur tiap-tiap


resistansi/hambatan yang digunakan, nyatakan dalam ohm ( Ω ) dan catat sebagai
R1 , R2, danR3
Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Resistansi
R1 = ... ohm R2 = ... ohm R3 = ... ohm

2. Dengan menggunakan voltmeter yang ada pada multimeter , ukur tiap-tiap


tegangan yang digunakan, nyatakan dalam volt ( V ) dan catat sebagai E 1 dan E2
Tabel 7.2 Hasil Pengamatan Tegangan Sumber
No Percobaan E1 E2
1 I ... volt ... volt
2 II ... volt ... volt
3 III ... volt ... volt

3. Merangkai alat dan bahan seperti skema di atas


4. Jika rangkaian sudah benar, tekan tombol ON pada kedua power supply
5. Mengukur kuat arus pada I1, I2, dan I3untuk E1 = 12 V dan E2 = 9 V
6. Mengukur kuat arus pada I1, I2, dan I3 untuk E1 = 12 V dan E2 = 6 V
7. Mengukur kuat arus pada I1, I2, dan I3 untuk E1 = 9 V dan E2 = 6 V
8. Dengan menggunakan voltmeter, ukur tegangan pada R1, R2, dan R3
9. Mencatat hasil pengukuran pada data pengamatan
Tabel 7.3 Hasil Pengamatan Kuat Arus
No Percobaan I1 I2 I3
1 I ... ampere ... ampere ... ampere
2 II ... ampere ... ampere ... ampere
3 III ... ampere ... ampere ... ampere

Tabel 7.4 Hasil Pengamatan Tegangan tiap Resistor


No Percobaan R1 R2 R3
1 I ... volt ... volt ... volt
2 II ... volt ... volt ... volt
3 III ... volt ... volt ... volt

Catatan :
- pada saat mengukur tegangan, alat ukur diparalelkan dengan rangkaian
- pada saat mengukur arus, alat ukur diserikan dengan rangkaian
- saat menggunakan alat ukur, gunakan batas ukur yang paling besar terlebih
dahulu agar tidak merusak alat ukur tersebut.

H. Tugas setelah percobaan


1. Bandingkan hukum kirchhoff yang diperoleh pada praktikum dengan yang
diketahui pada teori!
2. Tuliskanlah contoh aplikasi hukum kirchhoff dalam kehidupan sehari-hari!
3. Berikan analisis dan kesimpulan dari percobaan tersebut ! Dan faktor-faktor apa
yang memungkinkan perbedaan hasil pada percobaan ?
Sumber :
https://www.ruangguru.com/blog/penjelasan-hukum-i-dan-ii-kirchoff
https://dokumen.tips/documents/rpp-hukum-kirchoff.html

Anda mungkin juga menyukai