Anda di halaman 1dari 3

Immunoglobulin plasma dan perannya

Sistem imun tubuh terdiri dari tiga komponen utama : limfosit B, limfosit T, dan sistem
imun bawaan. Limfosit B terutama berasal dari sumsum tulang. Sel B ini akan bertanggung
jawab dalam membentuk antibodi humoral dalam darah yang dikenal sebagai imunoglobulin.
Imunoglobulin plasma merupakan sel yang terutama disintesis pada sel plasma. Sel ini
merupakan sel khusus turunan sel B yang membentuk dan mengeluarkan imunoglobulin ke
dalam plasma sebagai respons terhadap pajanan oleh beragam antigen. Pada tahun 1939,
Tisellius dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa antibodi terletak dalam spektrum
globulin gamma (γ-globulin), yang kemudian dikenal sebagai imunoglobulin (Ig). Selanjutnya
oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1964 melalui imunoelektroforesis ditemui
ada 5 kelas Ig, yaitu IgA, IgG, IgM, IgD, dan IgE.1,2

Imunoglobulin yang berbeda ini akan menghasilkan antibodi apabila ada antigen asing
yang masuk, sehingga menjadi respon humoral bagi tubuh. Molekul immunoglobulin akan
menyusun antibodi, aktivitas pada antibodi yang dibentuk akan spesifik terhadap antigen
penginduksinya. Imunoglobulin merupakan suatu rangkaian polipeptida yang terdiri atas
berbagai macam asam amino. Susunan asam amino yang bervariasi inilah yang membuat
spesifik terhadap suatu antigen. Imunoglobulin mengandung minimal dua rantai ringan atau
Light chain (L) identik (23kDa) dan dua rantai berat atau Heavy chain (H) identik (53-75 kDa)
yang disatukan tetramer (L2H2) oleh ikatan disulfida. Kedua rantai ini mempunyai susunan asam
amino yang berbeda. Ujung N-terminal, yaitu mulai dari asam amino pertama sampai ke-116
pada rantai L dan asam amino ke- 130 pada rantai H. Rangkaian asam amino pada bagian
molekul imunoglobulin ini yang disebut bagian variabel yang dibentuk berdasarkan reaksi
antigen yang dinamakan bagian antigen-binding fragment (Fab) yang memiliki kemampuan
mengikat antigen spesifik. 1,2,3

Imunoglobin sendiri memiliki proses sintesis hingga menjadi imunoglobin yang menjadi
proses pertahanan tubuh. Imunoglobin disintesis pada ribosom di dalam sitoplasma sel plasma.
Rantai H dan rantai L disintesis pada ribosom yang terpisah. Rantai H disintesis pada
poliribosom (270-300 S), sedangkan rantai L poliribosom 190-200 S. Sebagian rantai L sudah
mulai dirakit dengan rantai H pada saat masih berada pada ribosom, tetapi sebagian besar dirakit
menjadi rantai lengkap pada sisterna granula retikulum endoplasmik. Setelah rangkaian tadi
terbentuk, molekul rantai polipeptida ini akan pindah menuju ke arah retikulum endoplasmik
agranuler. Kemudian pada post-Golgi akan mengalami penambahan karbohidrat, yang fungsinya
membantu sekresi molekul imunoglobulin ke luar sel. Akirnya molukul disekresi dari sel ke luar.
Sebagian molekul tetap menempel pada permukaan membran sel sebagi reseptor, dan sebagian
lagi disekresi ke sirkulasi darah sebagai imunoglobulin yang bebas.1,3

Gambar 2.1. Proses perakitan dan sintesis imunoglobulin. Sumber : Haryana SM. Gene and antibody molecule.
Journal of the medical sciences. 2 Juni 1981. Vol. 13. No.2. ; Hal. 92.

Antibodi yang dihasilkan dari reaksi antigen dari immunoglobulin akan menyebabkan
respon humoral terhadap pertahanan sistem imun tubuh. Imunoglobulin memegang peran
penting dalam pertahan sistem imun tubuh. Selama respons imun terjadi perubahan kelas
(Isotype Switching). Respon imun adalah suatu respon dari semua komponen sistem imun secara
bersama dan terkoordinasi untuk mengeliminasi antigen yang masuk ke dalam tubuh. Respon
imun diawali dengan adanya pengenalan molekul antigen oleh komponen sistem imun melalui
reseptor yang menstimulasi sistem saraf di dalam otak guna membangkitkan dan melakukan
reaksi yang tepat guna mengeliminasi antigen tersebut. Imunoglobulin berperan dalam
menghasilkan antibody dalam hal ini, antibodi ini akan diperankan oleh beberapa senyawa dalam
tubuh yang memiliki fungsi pada bagian masing-masing.1,2

Sumber :

1. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kenelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Biokimia
harper. Ed. 29. Jakarta : EGC ; 2014. Hal. 728, 732.
2. Antari AL. Imunologi dasar. Ed. 1. Yogyakarta : Deepublish ; 2014. Hal. 7, 10-2, 28.
3. Haryana SM. Gene and antibody molecule. Journal of the medical sciences. 2 Juni 1981.
Vol. 13. No.2. ; Hal. 81-3, 92.

Anda mungkin juga menyukai