Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Dengan


Meningoencephalitis Terpasang Ventilator Dengan Intervensinovasi Terapi
Kombinasi Isap
Lendir (Suction) Sistem Terbuka Dan Foot Massage
Terhadap Status Hemodinamika Di Ruang
Intensive Care Unit (Icu) Rsud
Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda 2019

Analysis Of Clinical Practices Nursing In Patients With Meningoencephalitis


Included Ventilator With Intervention Innovation Of Combination Suction
Therapy Open System And Foot Massage To Hemodynamic Status In Room
Intensive Care Unit (Icu) Of The Hospital
Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda 2019

Fitriyana Istiqfaroh., S.Kep1, Ns. Faried Rahman H.,S.Kep.,M.Kes 2

DI SUSUN OLEH
Fitriyana Istiqfaroh., S, Kep
NIM. 17111024120134

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien dengan
Meningoencephalitis Terpasang Ventilator dengan Intervens Inovasi Terapi
Kombinasi Isap
Lendir (Suction) Sistem Terbuka dan Foot Massage
terhadap Status Hemodinamika di Ruang
Intensive Care Unit (ICU) RSUD
Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda 2019

Fitriyana Istiqfaroh., S.Kep1,Ns. Faried Rahman H.,S.Kep.,M.Kes 2

INTISARI

Latar Belakang : Meningoencephalititis adalah suatu kondisi pembengkakan


(inflamasi) dari selaput (meningen) dan meliputi bagian jaringan syaraf otak.
Craniotomy adalah setiap tindakan bedah dengan cara membuka sebagian tulang
tengkorak (kranium) untuk dapat mengakses struktur intrakranial. Tindakan
bedah Intrakranial atau disebut juga craniotomy, merupakan suatu intervensi
dalam kaitannya dengan masalah-masalah pada Intrakranial Karya ilmiah akhir
ners ini bertujuan untuk menganalisis implementasi suction dan Foot Massage
pada pasien dengan Post Op Craniotomy Atas Indikasi Meningoencephalitis
dalam pada parameter hemodinamik non-invasif. Implementasi ini dilakukan
pada TN. H (63 th) yang dirawat selama 3 hari di ruang Intensive Care Unit
(ICU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Evaluasi tindakan keperawatan
Suction dan Foot Massage menunjukkan bahwa terdapat perbaikan nilai tekanan
darah, nadi, dan SpO2 dan tidak terjadi perubahan pada RR dikarenakan
menggunakan mode ventilator SCMV.

Kata kunci: Meningoencephalitis, Suction , Foot Massage, Status


Hemodinamika
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Analysis of Clinical Practices Nursing in Patients with Meningoencephalitis
Included Ventilator with Intervention Innovation of Combination
Suction Therapy Open System and
Foot Massage on Hemodynamic Status In Room
Intensive Care Unit (ICU) of the Hospital
Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda 2019

Fitriyana Istiqfaroh., S.Kep1, Ns. Faried Rahman H.,S.Kep.,M.Kes 2

ABSTRACT

Background: Meningoencephalititis is a condition of swelling (inflammation) of


the membrane (meningen) and includes the nerve tissue of the brain. Craniotomy
is any surgical procedure by means of a large portion of the skull bone (cranium)
to be accessible to the intracranial structure. Intracranial surgery or also called
craniotomy, is an intervention relation with Intracranial problems The final
scientific work aims to analyze the implementation of suction and Foot Massage
in patients with Post Op Craniotomy with Indications Meningoencephalitis in
non-invasive hemodynamic parameters. this implementation is carried out in TN.
H (63 years) who was treated for 3 days in the Intensive Care Unit (ICU) of the
hospital Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Suction and Foot Massage nursing
evaluation showed that there was an improvement in the value of blood pressure,
pulse, and SpO2 and there was no change in RR because it used the SCMV
ventilator mode.

Keywords: meningoencephalitis,suction, Foot Massage, hemodynamic status


1
Student University of East Kalimantan
2
Muhammadiyah University Lecturer in East Kalimantan
PENDAHULUAN potensial mengancam nyawa dengan
Meningitis adalah infeksi prognosis dubia yang diharapkan masih
cairan otak disert ai radang yang reversibel. Merujuk pada definisi di atas,
mengenai piamete r lapisan dalam Chulay dan Burns (2006) serta Gattinoni
selaput otak- dan arakhnoid serta dalam dan Carlesso (2013) menjabarkan kondisi
derajat yang lebih ringan mengenai yang sering terjadi pada pasien di ICU
jaringan otak dan medula spinali s adalah hemodinamik yang tidak stabil yang
yang superfisial. Meningitis terbagi ditandai dengan peningkatan MAP, denyut
menjadi dua golongan jantung, dan frekuensi pernafasan; serta
berdasarkan  perubahan yang terjadi pada penurunan saturasi oksigen. Peningkatan
cairan otak yaitu meningitis serosa dan MAP pada pasien di ICU disebabkan
meningitis purulenta. Meningitis serosa karena peningkatan aktivitas vasomotor di
ditandai dengan jumlah sel dan protein medula yang menyebabkan vasokonstriksi
yang meninggi disertai dengan cairan arteriol dan meningkatkan resistensi perifer
serebrospinal yang jernih (Smeltzer, 2013). (Jevon & Ewens, 2009). (Setyawati, 2016)

Ensefalitis adalah radang jaringan Pasien yang mngalami gagal nafas


otak yang dapat disebabkan oleh berbagai dan membutuhkan bantuan ventilasi
mikrorganisme seperti bakteri, virus, mekanis yang dipasang Endotrakeal Tube
parasit, jamur dan riketsia. Dan secara atau Tracheostomy Tube untuk
umum gejala ensefalits berupa demam, memfasilitasi hubungan antara ventilator
kejang dan kesadaran menurun. Penyakit mekanik dan pasien. Intubasi endotrakeal
ini dapat dijumpai pada semua umur mulai mencegah reflek batuk dan mencegah
dari anak-anak sampai orang dewasa (Arif, fungsi normal muno-cilliary, oleh karena
2013). itu akan meningkatkan produksi sekresi
jalan nafas dan mengurangi kemampuan
Meningoensefalitis adalah untuk membersihkan sekresi (Twomey,
peradangan otak dan meningen, nama 2016).
lainnya yaitu cerebromeningitis,
encephalomeningitis, meningocerebritis. Suction ETT yaitu membersihkan
Meningitis adalah radang umum pada sekret dari saluran endotracheal disamping
araknoid dan piameter yang disebabkan membersihkan sekret, suction juga
oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa merangsang reflek batuk. Prosedur ini
yang dapat terjadi secara akut dan kronis. memberikan patensi jalan nafas sehingga
mengoptimalkan kembali pertukaran
Craniotomy merupakan tindakan oksigen dan karbondioksida dan juga
bedah yang paling sering dilakukan pada mencegah pneumonia karena penumpukan
manajemen neoplasma primer dan sekret. Dilakukan berulang-ulang sesuai
metastasis neoplasma pada otak. Tindakan dengan tanda-tanda penumpukan sekret
bedah tersebut bertujuan untuk membuka dijalan nafas pasien, prosedur suction
tengkorak sehingga dapat mengetahui dan menggunakan prinsip steril (Kozier & Erb,
memperbaiki kerusakan yang ada di dalam 2012).
otak (Cholik, 2009). Foot massage adalah manipulasi
Menurut Kementrian Kesehatan jaringan lunak pada kaki secara umum dan
Republik Indonesia (Kemkes RI, 2011), tidak terpusat pada titik-titik tertentu pada
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu telapak kaki yang berhubungan dengan
bagian dari rumah sakit yang mandiri, bagian lain pada tubuh (Coban & Sirin,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan 2010). Manipulasi ini terdiri dari 5 teknik
yang khusus untuk observasi, perawatan, dasar yaitu effleurage (gosokan), petrissage
dan terapi pasien-pasien yang menderita (pijatan), tapotement (pukulan), friction
penyakit akut, cedera, atau penyulit- (gerusan), dan vibration (getaran)
penyulit yang mengancam nyawa atau (Haakana, 2008). Manfaat foot massage
semakin jelas teridentifikasi dan Berdasarkan latar belakang di
dikategorikan sebagai manfaat fisik dan atas, maka penulis tertarik untuk
mental emosional (Puthusseril, 2006; mengaplikasikan hasil riset tentang
Kozier et al., 2010) dalam (Setyawati, monitoring parameter hemodinamik dalam
2016). pengelolaan kasus yang dituangkan dalam
Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners (KIAN)
Saat pasien diberikan foot massage, dengan judul “Analisis Praktik Klinik
maka pasien merasa mendapatkan sentuhan Keperawatan Pada Pasien
pada tubuhnya. Teori Jin Shin Jyutsu Meningoencephalitis Terpasang Ventilator
menyatakan bahwa dinamika sentuhan ini dengan Intervensi Inovasi Isap Lendir
dapat membebaskan sumbatan energi yang (Suction) Sistem Terbuka dan Pijat Kaki
selanjutnya dapat menciptakan energi (Foot Massage) Terhadap Status
mekanika dalam tubuh (Perry, 2012). Hemodinamika di Ruang Intensive Care
Energi mekanika dalam tubuh ini dapat Unit RSUD A.W. Sjahranie Samarinda
menimbulkan perasaan bahagia, 2019”.
ketenangan dan secara fisiologis pasien Tujuan Penulisan
memberikan respon berupa penurunan 1. Tujuan Umum
MAP, denyut jantung, dan frekuensi
pernafasan dalam rentang nilai normal. Penulisan karya ilmiah Akhir-
Dari jurnal terkait yang Ners (KIA-N) ini bertujuan untuk
didapatkan oleh peneliti yaitu tentang melakukan analisa terhadap kasus
gambaran hemodinamik pesien yang kelolaan pada klien
dilakukan open suction system dengan Meningoenchepalitis dengan
menggunakan mode ventilator PSIMV intervensi inovasi Suction dengan
sebanyak 10 orang , hemodinamik pasien Foot massage Terhadap Perubahan
yang dilakukan open suction system status hemodinamika di ruang ICU
memiliki nilai mean pada systol sebesar RSUD Abdul Wahab Sjahranie
132.70, diastol sebesar 78.30, heart rate Samarinda.
sebesar 104.10, respiratori rate sebesar
19.30, suhu sebesar 36.00, SpO2 2. Tujuan Khusus
sebesar91.70, MAP sebesar 9.80. Hasil
diskusi, kondisi pada pasien yang a. Menganalisa kasus kelolaan pada klien
dilakukan open suction system relatif dengan diagnosa medis
stabil. Meningoenchepalitis
Setyawati (2016) yang berjudul
Pengaruh Foot Massage terhadap b. Menganalisa intervensi Suction dan
Parameter Hemodinamik Non Infasif. Hasil Foot Massage yang diterapkan selama
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tiga hari pada klien kelolaan dengan
foot massage secara signifikan terhadap diagnosa medis Meningoenchepalitis
penurunan MAP ( p< 0,001), penurunan
denyut jantung (p = O,002), dan perununan METODE PENELITIAN
frekuensi pernafasan (p < Pengelolaan asuhan keperawatan
0.001),penurunan denyut jantung (p= pada Tn. H melalui pendekatan asuhan
0.002) dan penurunan frekuensi pernafasan keperawatan. Pengkajian yang
(p < 0.001). Foot massage dapat dilakukan pada tanggal 26 Desember
menimbulkan aktivitas vasomotor 2018. Data fokus yang diperoleh dari
dimedula. Aktifitas vasomotor ini dapat Tn. H yaitu: mengalami penurunan
menurunkan resistensi perifer dan kesadaran dimana saat dilakukan
merangsang saraf parasimpatis untuk pengkajian Tn. H dirawat di ICU
menurunkan frekuensi jantung yang dengan penurunan kesadaran,
selanjutnya dapat meningkatkan curah kesadaran sopor dengan GCS = 7 , E =
jantung sehingga membuat pengiriman dan 2 M = 4 V = 1 (ETT). Dengan TTV =
penggunaan oksigen oleh jaringan menjadi TD = 123/96 mmHg, N = 85x/i , T =
kuat. 36,2ᴼC, MAP = 107. Dengan mode
ventilator SCMV , PEEP : 5 , RR
Setting 22, PC/VC : 400, TVE : 358
dan MVE : 8.2. Terdapat penumpukan
sekret dengan, SpO𝟸 = 97%, suara
nafas pasien ronchi, terpasang 1. Tekanan darah
ventilator. Tekanan darah merupakan
manifestasi klinis yang vital bagi
Pada saat pengkajian terlihat pasien, terutama pasien dengan
terdapat post. Op pemasangan EVD penurunan kesadaran. Hasil
hari ke 12 dibagian kepala Tn. H. Dan pengamatan menunjukkan ada
rencana Op.pemasangan Vp. Shunt perubahan yang signifikan pada
pada tanggal 27 Desember 2018. tekanan darah sistol, diastol, dan mean
arterial pressure (MAP) selama
Diagnosa yang diangkat oleh
menjalani intervensi isap lendir
penulis adalah 1) Bersihan jalan nafas
(suction) dan foot massage dalam 3 hari
tidak efektif b.d penumpukan sekret. 2)
hari perawatan.
Ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral b.d trauma kepala. 3) Resiko Tabel 4.1
infeksi b.d adanya prosedur infasif. Hasil pencatatan tekanan darah selama
4).Defisit perawatan diri b.d perawatan
kelemahan.
Adapun skala pengukuran yang Hari, Sebelum Sesudah
digunakan dalam penilaian pre dan post Tanggal tindakan Tindakan
terapi inovasi adalah Kombinasi Isap Rabu, TD : TD:
Lendir (Suction) dan Foot Massage 26.12.2018 123/96 116/90
dengan memperhatikan status mmHg MmHg
hemodinamik pasien yang dilakukan MAP : 105 MAP = 98
pada pasien dengan
meningoencephalitis dengan Kamis, TD: TD:
menggunakan SOP yang telah baku. 27.12.2018 109/74 119/85
mmHg mmHg
HASIL PENELITIAN DAN MAP : 86 MAP : 96
PEMBAHASAN Jumat , TD: TD:
Pada Nursing Intervention 28.12.2018 101/61 118/75
Clasification (NIC) “Monitor tanda- mmHg mmHg
tanda vital” penulis melakukan MAP = 75 MAP = 89
intervensi inovasi untuk mengatasi
masalah keperawatan Gangguan
Bersihan Jalan Nafas dan 2. Jumlah Nadi
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jumlah nadi dalam satu menit
cerebral pada pasien Tn. B Intervensi menjadi satu poin yang menjadi
inovasi ini berupa terapi isap lendir perhatian dan dilakukan pengamatan.
(suction) dan Lateral posisi. Intervensi Hasil pengamatan menunjukkan adanya
ini dilakukan sejak tanggal 26 perubahan nadi selama tindakan suction
Desember 2018. dan foot massage dalam 3 hari
Penulis melakukan pengamatan perawatan.
terhadap hemodinamik non invasif
selama pasien menjalani perawatan dan Tabel 4.2
pemberian intervensi inovasi yang Hasil pencatatan jumlah nadi selama
dimaksud. Hemodinamik non infasif perawatan
yang teramati oleh penulis adalah
tekanan darah, mean arterial pressure Hari, Tanggal Sebelum Sesudah
(MAP), nadi, respirasi, suhu, dan SpO2. tindakan Tindakan
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil Rabu, Nadi : Nadi:
pengamatan penulis terhadap keadaan 26.12.2018 85x/i 83x/i
hemodinamik dengan pemberian isap
lendir (suction) dan foot massage.
Kamis, Nadi : Nadi: Foot Massage menunjukkan bahwa
27.12.2018 90x/i N = 85x/i terdapat perbaikan nilai tekanan darah,
nadi, dan SpO2 dan tidak terjadi perubahan
Jumat , Nadi: Nadi: pada RR dikarenakan menggunakan mode
28.12.2018 99x/i 93x/i ventilator SCMV.

SARAN
3. Jumlah pernafasan dan saturasi
oksigen 1. Institusi akademis
Jumlah pernapasan dalam satu Institusi akademis sebaiknya lebih
menit dan saturasi oksigen yang sampai banyak mengadakan diskusi mengenai
ke otak menjadi barometer yang inovasi-inovasi terbaru terhadap perawatan
diamati selama pasien menjalani kritis seperti mengatasi masalah bersihan
perawatan, hasil pengamatan jalan nafas, mengatasi masalah parameter
menunjukkan adanya perubahan pada hemodinamik non-invasif sehingga
SpO2 dan RR tidak mengalami mahasiswa mampu meningkatkan cara
perubahan dikarenakan menggunakan berpikir kritis dalam menerapkan
mode ventilator SCMV selama 3 hari intervensi mandiri keperawatan sesuai
perawatan dalam intervensi isap lendir dengan jurnal penelitian terbaru.
(suction) dan foot massage.
2. Perawat

Tabel 4.3 Perawat lebih banyak memberikan


pelayanan secara maksimal sehingga
Hasil pencatatan pernafasan dan saturasi mampu meningkatkan kualitas hidup klien
oksigen untuk terhindar dari perubahan pada
pernafasan , dan masalah ketidak stabilan
Hari, Sebelum Sesudah parameter hemodinamik non-invasif yang
Tanggal tindakan Tindakan sering terjadi dan memberikan pendidikan
Rabu, RR : 22x/i RR = 22x/i kesehatan serta motivasi sehingga dapat
26.12.2018 SPO2 : SPO2: 99% berdampak positif terhadap kesehatan
97% pasien dan keluarga tentang Post Op
craniotomy a/i Meningoencephalitis .
Kamis, RR : 21x/i RR = 21x/i
27.12.2018 SPO2: 96% SPO2: 3. Mahasiswa
99%
Jumat , RR : 22x/i RR : 22x/i Mahasiswa seharusnya lebih banyak
28.12.2018 SPO2: SPO2: 99% menerapkan tindakan mandiri perawat pada
98% pasien bersihan jalan nafas, dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
perifer dapat yang mempengaruhi
Tindakan bedah Intrakranial atau parameter hemodinamik non-invasif dapat
disebut juga craniotomy, merupakan suatu teratasi.
intervensi dalam kaitannya dengan
masalah-masalah pada Intrakranial Karya Mahasiswa selain terhadap pasien yang
ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk dikelolanya kepada pasien lain dapat
menganalisis implementasi suction dan diterapkan, sehingga mahasiswa lebih
Foot Massage pada pasien dengan Post Op mahir dalam pelaksanaannya dan juga
Craniotomy Atas Indikasi mahasiswa harus lebih banyak belajar dan
Meningoencephalitis dalam pada parameter mancari referensi lebih banyak baik dari
hemodinamik non-invasif. Implementasi buku maupun jurnal penelitian terbaru
ini dilakukan pada TN. H (63 th) yang mengenai .
dilakukan pengkajian selama 3 hari di
ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD 4. Saran bagi perawat dan tenaga kesehatan
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Evaluasi tindakan keperawatan Suction dan
Sosialisasi mengenai foot massage untuk meningkatkan keilmuan
dan suction dilakukan untuk meningkatkan neuromuskular.
pengetahuan dan keterampilan perawat
dalam memberikan intervensi keperawatan 6. Saran bagi dunia keperawatan
pada pasien tirah baring lama akibat
penurunan kesadaran, serta meningkatkan Mengembangkan intervensi inovasi
kualitas asuhan keperawatan yang sebagai tindakan mandiri perawat yang dapat
diberikan pada klien. Hal ini diharapkan diunggulkan sehingga seluruh tenaga pelayanan
mampu meningkatkan kefektifan dalam kesehatan dapat mengaplikasikan teknik foot
kesembuhan klien serta memperpendek massage dan suction ini dalam pemberian
waktu rawat inap klien di rumah sakit. intervensi dalam perawatan klien dengan
penurunan kesadaran, dan pada pasien yang
5. Saran bagi penulis mengelami hemodinamiknya tidak baik.

Mengoptimalkan pemahaman
asuhan keperawatan pada pasien post
oprasi Craniotomy a/i Meningoencephalitis
sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA Twomey, B. (2016, Agustus).


www.rch.org.au. Dipetik Januari 2017, dari
Anita, Setyawati. Pengaruh Foot www.rch.org.au:http://www.rch.org.au/rchcp
Massage Terhadap Parameter Hemodinamik g/hospital_clinical_guideline_index/endotrac
Non Invasif pada Pasien di General Intensive heal_tube_suction_of_ventilated_neonates/#
Care Unit. JKP- Volume 4 Nomor 3. Univ.
Padjajaran. Desember 2016.

Arif, M. 2014.Kapita Selekta


Kedokteran Edisi 3 . Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.

Hudak & Gallo, 201. Keperawatan


Kritis: Pendekatan Asuhan HolisticVol 1
. Jakarta:EGC

Indonesian Society of Intensive Care


Unit. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU
dan HCU (online),
<www.perdici.org/guidelines/> [cited 2013-01-
14]

Saifudin, Z. Pengaruh Isap Lendir


(Suction) Sistem terbuka Terhadap Saturasi
Oksigen pada Pasien Terpasang Vntilasi.
Vol.13. Nomor 26, Februari 2018

Setyoadi, & Kushariyadi. (2011).


Terapi modalitas keperawatan pada klien
psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer & Bare (2013), Buku Ajar


Keperawtan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai