Anda di halaman 1dari 33

“BAB Cair”

Ruth Magdalena Lumbantobing 201983082


Skenario; BAB encer

Sasha, seorang anak perempuan berusia 10 bulan datang diantar oleh ibunya ke puskesmas rawat inap A
dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Dari Ibu diketahui BAB cair sebanyak 7—8x/hari.
Berwarna kuning cair, ampas sedikit, tidak terdapat darah maupun lendir , BAB cair sebanyak ½-1 gelas
air mineral setiap kali BAB (Nurul). Anak juga mengalami demam sejak 2 hari terakhir, dikatakan demam
naik turun dengan suhu tertinggi 38,7 celcius. Anak juga dikeluhkan muntah-muntah sejak 3 hari yang
lalu. Sebanyak 3—4x/hari berisi susu dan makanan yang dimakan. Anak dikeluhkan rewel, sering
menangis, sering meminta minum, namun kemudian dimuntahkan kembali . BAK terakhir 6 jam
sebelumnya. Tampak sedikit membasahi popok dan berwarna kuning pekat. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan anak tampak rewel, laju nadi 130x/mnt, laju napas 30x/mnt, suhu axilla 38,4 celcius, pada
ubun-ubun teraba cekung, mata cowong, bibir kering. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan tidak
distensi, bising usus meningkat, turgor kembali lambat, capillary refill time <2 detik, akral hangat.
 Mahasiswa/i mampu menjelaskan definisi dan etiologi diare pada
anak.
 Mahasiswa/i mampu menjelaskan klasifikasi diare pada anak.
 Mahasiswa/i mampu menjelaskan faktor risiko diare pada anak.
Learning  Mahasiswa/i mampu menjelaskan patogenesis diare pada anak.
Objective  Mahasiswa/i mampu menjelaskan tatalaksana diare pada anak.
 Mahasiswa/i mampu menjelaskan edukasi dan pencegahan diare
pada anak.
Definisi dan
etiologi diare
pada anak.
Definition
Diarrhea is defined as an increase in the number of stools or the presence of looser stools than is
normal for the individual, i.e. more than three bowel movements each day. Acute diarrhea is when
diarrhea occurs for less than 3 weeks total. When diarrhea lasts longer than three weeks, it is
considered to be chronic

Levine GA, Walson JL, Atlas HE, Lamberti LM, Pavlinac PB. Defining Pediatric Diarrhea in Low-Resource Settings. J Pediatric Infect Dis Soc. 2017
Sep 1;6(3):289-293. doi: 10.1093/jpids/pix024. PMID: 28505285; PMCID: PMC5907861.
Etiology

Acute Diarrhea
Acute diarrhea may be due to infections with bacteria, viruses or parasites. Diarrhea is more common in children
attending day care and is usually due to a virus. While cases of diarrhea due to infection are usually mild and go
away on their own, it is important to avoid becoming dehydrated from loss of body fluid in diarrheal stools.

Chronic Diarrhea
There are many causes of chronic diarrhea. Chronic diarrhea is due to a disease that causes inflammation of the
bowel and/or malabsorption of nutrients.

Levine GA, Walson JL, Atlas HE, Lamberti LM, Pavlinac PB. Defining Pediatric Diarrhea in Low-Resource Settings. J Pediatric Infect Dis Soc. 2017
Sep 1;6(3):289-293. doi: 10.1093/jpids/pix024. PMID: 28505285; PMCID: PMC5907861.
Common causes of chronic diarrhea are shown below:

• Diarrhea following infection (post infectious diarrhea):


Infections such as giardia can lead to chronic diarrhea

• Chronic nonspecific diarrhea:


Seen in toddlers and is usually dietary in origin, such as from drinking too much juice or carbohydrate sweetened
liquids such as sports drinks or other products. It resolves by simply limiting the amount of juice or carbohydrate
sweetened liquid intake.

• Celiac disease (gluten intolerance):


With an estimated incidence of 1:133 individuals, Celiac disease presents with chronic symptoms including
constipation, diarrhea, poor weight gain, decreased energy, and abdominal distension. Children with type I
diabetes and other autoimmune disorders as well as Down’s syndrome are at increased risk for Celiac disease.

• Inflammatory bowel disease (ulcerative colitis and Crohn disease):


A disease where there is inflammation of the intestines and/or colon that can lead to chronic diarrhea. Other
symptoms include weight loss or poor weight gain, poor growth and abdominal pain.

Levine GA, Walson JL, Atlas HE, Lamberti LM, Pavlinac PB. Defining Pediatric Diarrhea in Low-Resource Settings. J Pediatric Infect Dis Soc. 2017
Sep 1;6(3):289-293. doi: 10.1093/jpids/pix024. PMID: 28505285; PMCID: PMC5907861.
 Lactose intolerance:
An inability to digest lactose, a sugar found in milk and milk products, can lead to chronic
diarrhea. Other symptoms include abdominal pain and distention, excessive burping and gas.

 Irritable bowel syndrome:


A common cause of diarrhea in teenagers, although many patients will present with abdominal
pain and diarrhea that alternates with constipation.

 Diarrhea after antibiotic use (antibiotic associated colitis):


Diarrhea can be seen after antibiotic use and is thought to be due to an imbalance between the
‘good and bad’ bacteria in the intestine. One such bacterium is called Clostridium difficile.

 Food allergies:
Food allergies can present with diarrhea as well as skin rashes, abdominal pain, poor growth,
nausea and vomiting.
Klasifikasi
diare pada
anak.
1) Diare Dehidrasi Berat
Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata
cekung, serta turgor kulit jelek. Penatalaksanaannya yaitu lakukan pemasangan infus, berikan cairan intra
vena (IV) ringer laktat, pemberian ASI sebaiknya tetap diberikan, pertahankan agar bayi dalam keadaan
hangat dan kadar gula tidak turun.

2) Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan


Diare ini mempunyi tanda seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.
Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama untuk setiap kali pemberian, berikan oralit, ajari
ibu cara membuat oralit, lanjutkan pemberian ASI, berikan penjelasan kapan harus segera dibawa ke petugas
kesehatan.

3) Diare Tanpa Dehidrasi


Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan. Penatalaksanaannya
berikan ASI 18 lebih sering dan lebih lama setiap kali pemberian, berikan cairan tambahan yaitu berupa
oralit atau air matang sebanyak bayi mau, ajari pada ibu cara memberikan oralit dengan memberi 6 bungkus
oralit, anjurkan pada ibu jumlah oralit yang diberikan sebagai tambahan cairan, anjurkan untuk meminum
sedikit tapi sering.
4) Diare Persisten Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari 14 hari. Tindakan dan
pengobatan untuk mengatasi masalah diare persisten dan disentri dalam manajemen balita sakit adalah
sebagai berikut : atasi diare sesuai dengan tingkat diare dan dehidrasi, pertahankan kadar gula agar
tidak turun, anjurkan agar bayi tetap hangat, lakukan rujukan segera.

5) Disentri Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda gangguan saluran pencernaan.
Tindakan dan pengobatan sama dengan diare persisten berdasarkan durasi waktu diare, dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1) Diare akut Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari 19 2) Diare
kronik Diare kronik yang berlangsung secara terus menerus selama lebih dari 2 minggu atau lebih dari
14 hari secara umum diikuti dengan kehilangan berat badan secara signifikan dan masalah nutrisi. 2
Faktor risiko
Diare pada
Anak
• Menelan makanan yang terkontaminasi (makanan sapihan dan air)
• Kontak dengan tangan yang terkontaminasi
• Tidak memadainya penyediaan air bersih
• Kekurangan sarana kebersihan dan pencemaran air oleh tinja
• Penyiapan dan penyimpanan makanan tidak secara semestinya.
• Tindakan penyapihan yang jelek (penghentian ASI yang terlalu dini, susu botol, pemberian ASI yang
diselang-seling dengan susu botol pada 4-6 bulan pertama).

z
Selain beberapa faktor diatas kemungkinan penularan Diare pada balita juga sangat
dipengaruhi oleh : a. Gizi kurang 36 b. Kurang kekebalan atau menurunnya daya tahan
tubuh c. Berkurangnya keasaman lambung d. Menurunnya motilitas usus
Selain beberapa faktor diatas kemungkinan penularan Diare pada balita juga sangat
dipengaruhi oleh : a. Gizi kurang 36 b. Kurang kekebalan atau menurunnya daya tahan
tubuh c. Berkurangnya keasaman lambung d. Menurunnya motilitas usus
Faktor infeksi
Faktor umur
Faktor status gizi.
Faktor lingkungan
Faktor susunan makanan
Selain beberapa faktor diatas kemungkinan penularan Diare pada balita juga sangat
dipengaruhi oleh : a. Gizi kurang 36 b. Kurang kekebalan atau menurunnya daya tahan
tubuh c. Berkurangnya keasaman lambung d. Menurunnya motilitas usus
Risk Factor
• younger age,
• male gender,
• early weaning,
• seasonal patterns, • lack of hand washing with soap by
• low maternal education, caregiver,
• lack of piped water supply, • poor sanitation,
• poor water-storage practices, • visible feces in the yard,
• younger maternal age, • indiscriminate disposal of child feces,
•  unsatisfactory garbage disposal,
• shorter boiling time,
• using water from cistern trucks,
• and not treating water in the home.

George CM, Perin J, Neiswender de Calani KJ, et al. Risk factors for diarrhea in children under five years of age residing in peri-urban communities in
Cochabamba, Bolivia. Am J Trop Med Hyg. 2014;91(6):1190-1196. doi:10.4269/ajtmh.14-0057
Patogenesis
Diare Pada
Anak.
Patogenesis Diare Yang Disebabkan Oleh Virus
• Virus masuk kedalam tubuh
• Infeksi villi usus halus.
• Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru yang belum
matang  fungsinya masih belum baik.
• Villi-villi mengalami atrofi
• Cairan makanan yang tidak terserap dan tercerna akan meningkatkan tekanan
koloid osmotik usus.
• hiperperistaltik usus  cairan beserta makanan yang tidak terserap terdorong
keluar usus melalui anus  diare.
Patogenesis Penyakit Diare Yang Disebabkan Oleh Bakteri.
• Bakteri masuk kedalam tubuh
• bakkeri lolos sampai kedalam duodenum
• bakteri berkembang biak
• bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel
epitel usus
• Didalam membran bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan
sub unit B
• Sub unit B akan melekat di dalam membran dan sub unit A akan bersentuhan
dengan membran sel, serta mengeluarkan CAMP
• CAMP merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi
• Volume cairan di dalam lumen usus akan bertambah banyak.
Gangguan Osmotik
zat yang tidak dapat diseraptekanan osmotik dalam rongga usus peningkatan pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus.

Gangguan sekresi
rangsangan tertentu pada dinding usus peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedala usus selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik  berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan  diare. Sebaliknya jika
peristaltik usus menurun  bakteri timbul berlebihan diare.
Tatalaksana
Diare Pada Anak.
Edukasi dan
Pencegahan
Diare Pada
Anak.
Keep the bathroom clean
It's important to clean the bathroom if a member of the household has diarrhoea.
You should use hot water, disinfectant and disposable cloths to clean the:
toilet
sink
bathroom surfaces
door handles
toilet seat
flush handle
Always wash and dry your hands properly when you have finished.
Wash and dry hands properly
You and your child should wash your hands thoroughly with soap and warm
water.
Always wash your hands in the following situations:
after changing a nappy
after helping children use the toilet
after cleaning or touching a potty
before preparing, handling or eating food
after handling rubbish bins and dirty nappies
after handling raw meat
after handling animals or animal waste
Always dry your hands properly after washing them.
Wash soiled surfaces
Do the following if furniture or floors become soiled with poo or vomit:
soak up excess liquid with paper towels
thoroughly wash the surface with detergent and water
rinse the area with clean water
allow the area to dry
throw away or thoroughly wash any gloves and equipment used
wash and dry your hands
If bedding or clothing becomes soiled with poo or vomit, remove what you can into the
toilet. Then wash the items in a separate wash at a high temperature.
Pemberian Makan Untuk Diare Persisten Bayi berumur di bawah 6 bulan
1.Semangati ibu untuk memberi ASI eksklusif. Bantu ibu yang tidak memberi ASI
eksklusif untuk memberi ASI eksklusif pada bayinya.
2.Jika anak tidak mendapat ASI, beri susu pengganti yang sama sekali tidak mengandung
laktosa. Gunakan sendok atau cangkir, jangan gunakan botol susu. Bila anak membaik,
bantu ibu untuk menyusui kembali.
3.Jika ibu tidak dapat memberi ASI karena mengidap HIV-positif, ibu harus mendapatkan
konseling yang tepat mengenai penggunaan susu pengganti secara benar.
4.Anak berumur 6 bulan atau lebih
Pemberian makan harus dimulai kembali segera setelah anak bisa makan. Makanan harus
diberikan setidaknya 6 kali sehari untuk mencapai total asupan makanan setidaknya 110
kalori/kg/hari. Walaupun demikian, sebagian besar anak akan malas makan, sampai setiap infeksi serius telah
diobati selama 24 – 48 jam. Anak ini mungkin memerlukan pemberian makan melalui pipa nasogastrik pada
awalnya.

Jika terdapat tanda kegagalan diet (lihat di bawah) atau jika anak tidak membaik
setelah 7 hari pengobatan, diet yang pertama harus dihentikan dan diet yang kedua diberikan
selama 7 hari.
z
z

Anda mungkin juga menyukai