Anda di halaman 1dari 3

Mahasiswa dan mahasiswi mampu menjelaskan biokimia darah

Masing-masing dari kita memiliki total 25 triliun hingga 30 triliun SDM yang mengalir
melalui pembuluh darah setiap saat (100.000 kali lebih banyak daripada jumlah seluruh populasi
AS.). Namun, kendaraan pengangkut gas vital ini berumur pendek dan harus diganti dengan laju
rerata 2 juta hingga 3 juta sel per detik.1,2

Gambar 4.1. molekul hemoglobin. Sumber : Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 8.

Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk mengganti sendiri jumlahnya, sel tua
yang pecah harus diganti oleh sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosit sumsum tulang yaitu
jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga internal tulang. Sumsum tulang dalam
keadaan normal menghasilkan sel darah merah baru, suatu proses yang dinamai eritropoiesis,
dengan kecepatan menyamai kecepatan kerusakan sel tua.1,5
Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula dibentuk oleh yolksac dan
kemudian oleh hati dan limpa, hingga sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih produksi
eritrosit secara eksklusif. Pada anak, sebagian besar tulang berisi sumsum tulang merah yang
mampu memproduksi sel darah. Namun, seiring dengan pertambahan usia, sumsum tulang
kuning yang tidak mampu melakukan eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum
merah, yang tersisa hanya di beberapa tempat, seperti sternum (tulang dada), iga, pelvis, dan
ujung-ujung atas tulang panjang. Lokasi ini adalah tempat dilakukannya pemeriksaan aspirasi
sumsum tulang atau untuk transplantasi sumsum tulang.1,5
Sumsum merah tidak hanya memproduksi SDM tetapi juga merupakan sumber leukosit
dan trombosit. Di sumsum merah terdapat sel punca pluripoten tak-berdiferensiasi, sumber
semua sel darah, yang secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi untuk
menghasilkan semua jenis sel darah. Berbagai jenis sel darah imatur ini, bersama dengan sel
punca, bercampur baur di sumsum merah pada berbagai stadium perkembangan. Setelah matang,
sel darah dilepaskan menuju kapiler yang banyak menembus sumsum merah. Kapiler sumsum
tulang adalah tipe diskontinu yang jarang yang memiliki celah besar di antara sel-sel endotel.
Dijumpai sel darah merah matur dapat menembus melewati pori yang besar ini menuju ke darah
tetapi setelah bersirkulasi, sel ini tidak dapat keluar dari darah melalui pori pori yang lebih
sempit pada kapiler biasa. Faktor regulatorik bekerja pada sumsum merah hemopoietik
("penghasil darah") untuk menentukan jenis dan jumlah sel yang dihasilkan dan dilepaskan ke
dalam darah..1,5

Gambar 4.2. Pembekuan darah. Sumber : Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 8.

Faktor-faktor ini diberi nama angka romawi sesuai urutan penemuannya, bukan urutan
keikutsertaannya dalam proses pembekuan1. Sebagian besar faktor pembekuan ini adalah protein
plasma yang disintesis oleh hati. Dalam keadaan normal, faktor-faktor ini selalu terdapat di
dalam plasma dalam bentuk inaktif, misalnya fibrinogen dan protrombin. Berbeda dengan
fibrinogen, yang diubah menjadi untai-untai fibrin tak-larut, protrombin dan prekursor lain,
ketika diubah menjadi bentuk aktifnya, bekerja sebagai enzim proteolitik (pengurai protein).
Enzim-enzirn ini mengaktifkan faktor spesifik lain dalam rangkaian pembekuan. Jika factor
pertama dalam rangkaian ini diaktifkan maka faktor tersebut akan mengaktifkan faktor
berikutnya,demikian seterusnya, dalam suatu rangkaian reaksi berantai yang dikenal sebagai
kaskade pembekuan, hingga trombin mengatalisis perubahan akhir fibrinogen menjadi fibrin.
Beberapa tahap ini memerlukan keberadaan Ca2+ plasma dan platelet factor 3 (PF3), suatu zat
kimia yang dikeluarkan oleh sumbat trombosit teragregasi. Karena itu, trombosit juga ber-peran
dalam pembentukan bekuan.1,5

Referensi
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 8. Jakarta:EGC:2014.
2. Drake R L, Vogl W, Mitchell AW M. Gray’s Basic Anatomy. Jakarta;2012

Anda mungkin juga menyukai