DISUSUN OLEH :
BATAM 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan laporan praktek komunitas tentang
“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Tn. F Dengan
Stroke Di Puskesmas Tiban Baru Kota Batam” ini tepat waktu.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami
mengharapkan laporan praktek komunitas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi
sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala
1
Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan
meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti
(Aulia dkk, 2008). Gaya hidup sering menjadi penyebab berbagai penyakit
pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan tinggi
2
1.5 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar penyakit dan
asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit stroke
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian stroke.
2. Menjelaskan etiologi stroke.
3. Menjelaskan anatomi fisiologi stroke.
4. Menjelaskan manifestasi klinis stroke.
5. Menjelaskan patofisiologi stroke.
6. Menjelaskan pathway stroke.
7. Menjelaskan komplikasi stroke.
8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang stroke.
9. Menjelaskan penatalaksanaan stroke.
10. Menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada pasien stroke.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
2.2 Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
4
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
gumpalan
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
jaringan otak
menutupi otak)
disbanding wanita
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Hipertensi
Penyakit jantung
5
Kolestrol tinggi
Obesitas
Diabetes mellitus
Polisetemia
Stress emosional
berkolestrol)
6
mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional, intelegensi,
berkomuniasi, sifat atau kepribadian, dan pertimbangan. Berdasarkan
gambar dibawah, otak dibagi menjadi lima bagian, yaitu otak besar
(serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon), otak depan
(diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J. Greene and
Norman D.Harris, 2008 )
7
e) Jembatan Varol (Pons Varoli)
Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala
8. Gangguan persepsi
2.5 Patofisiologi
Otak mempunyai kecepatan metabolisme yang tinggi dengan berat
hanya 2% dari berat badan, menggunakan 20% oksigen total dari 20%
8
aerobik dari 1 mol glukosa dengan menghasilkan energi berupa 38 mol
(glutamat dll) kedalam sel, sintesis protein, lipid dan karbohidrat, serta
transfer zat-zat dalam sel, sedang menghasilkan energi 2 ATP dari 1 mol
perubahan tekanan yang berlebihan dan cepat atau pada stroke fase akut.
Jika MABP kurang dari 50 mmHg akan terjadi iskemia sedang, jika lebih
dari 160 mmHg akan terjadi gangguan sawar darah otak dan terjadi edema
9
leukotrien kerusakan DNA dan sitoskeleton, dan akhirnya terjadi
otak yang permanen (ischemic core) dan dikelilingi oleh hipoksia tetapi
Iskemia dalam waktu lama menyebabkan sel mati permanen dan berakibat
menjadi infark otak yang disertai odem otak sedangkan bagian tubuh yang
10
sehingga menyebakan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
a) Stroke Hemoragik
b) Stroke Iskemik
11
dari stroke iskemik disebabkan oleh trombus arteri kecil atau
sebagai onset akut, (menit atau jam), dari defisit neurologis fokal
setelah tidak ada aliran darah ke otak, maka akan terjadi kegagalan
Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka oksigen dan glukosa
12
kematian jaringan, yaitu bila aliran darah berkurang hingga
iskemik
2.6 Pathway
Penimbunan Menjadi
Lemak yang sudah kapur/mengandung
lemak/kolestrol
yang meningkat 13 nekrotik dan kolestrol fg infiltrasi limfosit
berdegenerasi (thrombus)
dalam darah
Factor pencetus/etiologi
Resiko ketidakefektifan
Peningkatan TIK Edema cerebral
perfusi jar. otak
Komplikasi Dermatitis
a) Infeksi saluran nafas atas
14
b) Bronkitis
c) Infeksi kulit
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya.
Pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini :
a) Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka.
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
b) Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat
spesifik.
c) Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik,
diberi salep.
d) Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau
pasta; bila kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah
berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi
salep lebih besar dari pada krim.
15
Penatalaksanaan
1. Dermatitis Kontak
a. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab
dermatitis kontak.
b. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air
mengalir sesegera mungkin.
c. Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka
bakar.
d. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih
yang dirasakan.
e. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau
intravena sesuai dengan tingkat keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
a. Menghindari dari agen pencetus seperti makanan, udara
panas/dingin, bahan – bahan berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim
hidrofilik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam
laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah
intertriginosa dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi
menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas
penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan
intermiten, umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral
hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut.
Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang –
seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka
panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba – tiba
dihentikan akan timbul rebound phenomen.
d. Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena
berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Pemakaian
16
krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu) dapat
mengurangi gatal tanpa sensitifitas, tapi pemakaian pada area
luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
e. Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya
peningkatan koloni S. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat
diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi
virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10 hari atau
4 x 200mg/hari untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal.
Pemberian steroid topical juga membantu mengurangi
hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada
reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah
kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-proten,
pemakaina high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3
minggu pada kulit yang tebal.
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian
orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
c. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topikal ataupun oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang
dapat mencegah gatal dan garukan
4. Dermatitis Numularis
a. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
17
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1 : 10.000.
d. Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistemik.
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat
dan refrakter, dalam jangka pendek.
f. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1,
Misalnya hidroksisilin HCL
5. Dermatitis statis
a. Cahaya berdenyut intens
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus:
An. W umur 5 th datang ke poli anak Puskesamas Tiban Baru bersama ibunya
Ny. M. Ny. M mengatakan kulit kepala anaknya terkelupas, kemerahan dan
anaknya sering merasa gatal pada kepalanya. Ibu mengatakan anaknya sudah
seperti ini sejak 1 minggu yang lalu. Ibu mengatakan awalnya terdapat bercak
kemerahan dikulit kepala anaknya bagian belakang, lama-lama menyebar hingga
kesamping kanan dan kiri telinga. Ibu mengatakan anaknya sering mengeluh gatal
dan menggaruknya. Ibu mengatakan anaknya baru pertama kali mengalami
penyakit seperti ini dan di keluarga belum pernah ada yang mengalami penyakit
seperti ini. Suhu : 36,5oC, RR: 22 x/m, N: 90 x/m, BB: 14 Kg, TB: 96 Kg, dx :
dermatitis seboroik
3.1 Pengkajian
b. Komposisi Keluarga
terakhir
19
3 An. R L Anak 7 Dalam Pelajar
pendidikan
SD
4 An. W P Anak 5 - -
c. Genogram
34 th 32 th
sehat sehat
7 th
sehat 5 th (px)
20
Keterangan :
= Klien
d. Tipe Keluarga
e. Suku Bangsa
Tn. N berasal dari Jawa Barat ( Sunda), sedangkan Ny. M berasal dari
dan saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, tempat tinggal
ataupun modern.
f. Agama
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan
21
Tn. N bekerja sebagai karyawan swasta di suatu perusahaan sedangkan
Ny. M bekerja sebagai ibu rumah tangga. An. R masih bersekolah kelas 2
Tahap perkembangan keluarga Tn. N saat ini, berada pada tahap keluarga
dikaruniai 2 orang anak. Saat ini usia An. R 7 tahun dan An W berusia 5
tahun.
pertama kali dalam keluarganya ada yang menderita penyakit seperti ini.
2. Lingkungan
m2, tidak memiliki pekarangan rumah, atap rumah terbuat dari genteng,
terdapat ventilasi rumah dengan luas < 10 % luas lantai, cahaya matahari
22
dapat masuk ke rumah pada pagi, penerangan dalam rumah menggunakan
cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari keramik, kondisi
b. Denah Rumah
Keterangan :
2. Tempat tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur
c. Pengelolaan sampah
keluarga, sampah yang ada didalam rumah dibungkus dalam plastik dan
kebersihan.
23
d. Sumber air
Sumber air yang digunakan sehari-hari oleh keluarga yaitu sumber air
e. Jamban Keluarga
yang ada bila sakit. Fasilitas kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh
3. Struktur Keluarga,
24
penyampaian pesan atau mengobrol. Struktur kekuatan keluarga, dalam
keluarga Tn. N yaitu Tn. N sendiri dan sebagai pengambil keputusan. Ny.
b. Struktur peran
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. N adalah budaya
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
25
seperti Tn. N, Ny. M dan An. R bersekolah. Tn. N dan Ny. M
c. Fungsi reproduksi
tidak ada penyakit keturunan yang diderita, serta tampak bertanya – Tanya
gatal.
26
c. Strategi koping yang digunakan
f. Pemeriksaan Fisik
27
bersih, kulit
kepala
terkelupas
Mata - - - Kelopak
mata tidak
ptosis, tidak
ada
peradangan,
konjungtiva
tidak
anemis,
sclera an
ikterik,
tidak
menggunak
an kaca
mata.
28
Mulut - - - Gigi bersih
tidak ada
karies,
gosok gigi
2x sehari
setiap mandi
menggunak
an pasta
gigi.
Abdomen - - - Tidak
buncit,
permukaan
datar, tidak
ada asites,
tidak ada
nyeri.
29
3.9 Analisa Data
Objektif :
- Kulit kepala An. W terlihat
terkelupas dan warnanya
putih
- Setelah digaruk-garuk
warnaya menjadi merah
merah disekitar kulit yang
digaruk-garuk
30
minggu yang lalu
- Keluarga merasa kawatir
dengan kondisi An. W jika
tidak diobati
Objektif
- Klien kurang mengetahui
cara pengobatan untuk
Dermatitis
3 Subjektif : Resiko infeksipada An. W
- Ny.M mengatakan kepala berhubungan dengan
anaknya terasa gatal-gatal ketidakmampuan keluarga
dan sering digaruk-garuk menjaga lingkungan yang sehat
mengunakan tangan saat
gatal menyerang.
- Ny. M mengatakan terdapat
seperti ruam-ruam merah di
kulit kepala anaknya
Objektif :
- Kulit kepala An. W tampak
terdapat bercak kemerahan
dan lesi
- Kulit kepala anak tampak
terkelupas
31
3.3 Skoring masalah Keperawatan
Kerusakan integritas kulit pada An. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
32
Kurang pengetahuan keluarga An. W berhubungan dengan kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarganya
33
Resiko infeksipada An. W berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga menjaga lingkungan yang sehat
34
a. Kerusakan integritas kulit pada An. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Resiko infeksi pada An. W berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga menjaga lingkungan yang sehat
c. Kurang pengetahuan keluarga An. W berhubungan dengan kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarganya
35
ketidakmampu dapat mengerti dan gejal infeksi disekitar temapat
an keluarga cara mencegah Mengenal proses selalu beraktivitas
menjaga terjadinya infeksi penularan penyakit Mengajarkan
lingkungan pada An. W Melakukan perawatan keluarga tanda dan
yang sehat dermatitis gejala infeksi
Memodifikasi Ajarkan keluarga
lingkungan untuk cara menghindari
mengatasi dermatitis infeksi
hingga tidak terjadi Ajarkan keluarga
infeksi cara mencuci
tangan yang benar
agar terhindar dari
infeksi
3 Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan Menjelaskan
pengetahuan tindakan kunjungan 1 x 15 menit kepada keluarga
keluarga An. pembinaan dalam keluarga dapat : tentang perjalan
W waktu 1 x 15 Memahami tentang penyakit yang
berhubungan menit keluarga penyakit yang diderita diderita an. W
dengan Tn. N mengerti anggota keluarganya Menggambarkan
kemampuan tentang penyakit Mampu melaksanakan kepada keluarga
keluarga yang dialami prosedur yang telah di tanda dan gejala
mengenal keluarganya jelaskan penyakit
masalah Mampu menjelaskan Menggambarkan
kesehatan kembali apa yang telah proses penyakit
anggota dijelaskan yang dialami
keluarganya kepada keluarga
Menyediakan
informs yang
mudah dipahami
oleh keluarga
Hari/tanggal
NO Jam Implementasi Evaluasi
Dx. tindakan
Kep
Jumat / 10 I 10.00 Mengajarkan keluarga S:
Jan 2020 tentang penyakit Ny M
dermatitis yang diderita mengatakan telah
mengerti tentang
An. W
penyakit yang di
Menganjurkan kepada derita anaknya
keluarga agar menjaga Ny M
36
kebersihan kulit anak mengatakan telah
kususnya bagian yang mengerti cara
terkena dermatitis perawatan untuk
menjaga
Menganjurkan kepada
kebersihan
keluarga untuk menjaga keluarha
dan membersihkan area O:
tempat anak sering Ibu tampak
beraktivitas menyimak dengan
Menganjurkan keluarga baik penjelasan
untuk mengganti sprei yang diberikan
oleh dokter dan
bantal dll minimal 1 perawat
minggu 1 kali A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
di rumah
S:
Ny. M
II 10.00 Menganjurkan keluarga mengatakan
WIB untuk selalu mengatakakan
memberisihkan telah mengerti
lingkungan disekitar tanda dan gejala
temapat selalu terjadinya infeksi
beraktivitas pada penyakit
Mengajarkan keluarga anaknya
tanda dan gejala infeksi O:
Mengajarkan keluarga Ny. M tampak
cara menghindari infeksi memperhatikan
Mengajarkan keluarga penjelasan yang
cara mencuci tangan diberikan oleh
yang benar agar terhindar perawat dan
dari infeksi dokter
Ny. M dapat
menyebutkan
kembali tanda dan
gejala infeksi
yang telah di
sampaikan
A:
37
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
dirumah
III 10.15 S:
WIB Menjelaskan kepada Ny.M mengataka
keluarga tentang perjalan telah memahami
penyakit yang diderita perjalanan
An. W penyakit yang di
Menggambarkan kepada derita anaknya
keluarga tanda dan gejala O:
penyakit Ny.M
Menggambarkan proses mendengarkan
penyakit yang dialami setiap informasi
kepada keluarga yang diberikan
Menyediakan informsi Ny.M dapat
yang mudah dipahami mengambarkan
oleh keluarga kemabali tanda
dan gejala
penyakit yang ada
pada anaknya
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
dirumah
38
BAB IV
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
Dermatitis adalag suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang
dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa eflorensensi
polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.
Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap
agen yang beraneka ragam, misalnya zat kimia, bakteri adanya respon alergi.
Dalam asuhan keperawatan komunitas pada anak dengan dermatitis
pengkajian hingga intervensi melibatkan anggota keluarga agar dapat
mendapatkan hasil yang lebih baik. Asuhan keperawatan komunitas yang
dapat diberikan kepada anak dengan dermatitis adalah menjaga
lingkungannya agar tetap bersih dan terhindar dari resiko infeksi. Serta
selalu menjaga kebersihan pada diri anak sendiri.
4.2 Saran
Kepada mahasiswa khusunya mahasiswa keperawatan atupun
pembaca agar dsapat mengambil pelajaran dari laporan ini sehingga apabila
terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis maka dapat dicegah dengan
melakukan tindakan yang tepat dan dapat memberikan asuhan keperawatan
yang tepat kepada pasien.
39
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2010 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK
UI, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :
EGC, Jakarta
40