Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Bukhari

Kelas : XII MIPA 3

DINAMIKA POLITIK INDONESIA MASA ORDE BARU

1. Awal Berdirinya Pemerintahan Orde Baru

Berdirinya pemerintah Orde Baru dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa. Pascaperistiwa G 30 S/PKI,
situasi negara menjadi tidak kondusif. Keadaan ini dipicu oleh kekacauan konstelasi politik dan kondisi
perekonomian yang semakin memburuk ditandai dengan inflasi mencapai 600%. Sementara itu, pemerintah
masa Demokrasi Terpimpin belum menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Kondisi demikian semakin membebani rakyat dengan keadaan hidup yang serba sulit.

Pada 2 Oktober 1965 Presiden Soekarno melakukan dialog dengan Leman jenderal [letjen) Soeharto. Pada
11 Maret 1966 tiga perwira tinggi Angkatan Darat; yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen . M. ]usuf, dan Brigjen
Amir Machmud meyakinkan Presiden Soekarno bahwa ABRI, khususnya Angkatan Darat siap mengatasi segala
situasi yang terjadi.

Dengan beberapa pertimbangan, Presiden Soekarno akhirnya melepas jabatannya sebagai presiden.
Pengunduran diri Soekarno sebagai presiden disampaikan pada 22 Februari 1967. Selain itu, sidang MPRS pada
7-12 Maret mengeluarkan ketetapan Nomor XXXlIl/MPRS/1967 tentang “Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan
Negara dari Presiden Soekarno. Di pihak lain Letjen Soeharto diangkat menjadi pejabat presiden dan setahun
berikutnya secara resmi menjadi Presiden Republik 'Indonesia; Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan
Presiden Soekarno dan dimulainya pemerintahan Orde Baru.

2. Upaya Menciptakan Stabilitas Politik

Beberapa usaha pemerintah Orde Baru dalam upaya menciptakan stabilitas politik sebagai berikut.

a. Politik Pendekatan Keamanan dan Politik Sipil

Situasi negara yang belum sepenuhnya kondusif mendorong Presiden Soeharto menghimpun kekuatan
untuk menciptakan stabilitas politik melalui politik pendekatan keamanan (security approach) dan politik sipil.

b. Pelaksanaan Pemilihan Umum

Pemilu pada masa Orde Baru dilaksanakan selama enam kali, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.

c. Fusi Partai

Fusi (penggabungan) partai merupakan kebijakan politik pemerintah Orde Baru yang dicanangkan
pemerintah menjelang pemilu 1997.

d. Dwifungsi ABRI

Dwifungsi ABRI dapat diartikan peran ganda ABRI dalam kedudukannya di pemerintahan. Menurut Presiden
Soeharto, ABRI berhak ikut menentukan haluan negara dalam pemerintahan.

e. Penyeragaman Ideologis

penyeragaman ideologis digalakkan oleh pemerintah Orde Baru melalui Pancasila.

f. Pemberlakuan NKK/BKK

Upaya menciptakan stabilitas politik oleh pemerintah Orde Baru juga dilakukan di ranah perguruan tinggi.
Implementasi penciptaan stabilitas tersebut diwujudkan dalam Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan
lahirnya Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
3. Integrasi Timor Timur

Proses pengintegrasian Timor Timur ke Indonesia dilakukan melalui operasi keamanan dengan nama
operasi seroja. Upaya pengintegrasian Timor Timur ke NKRI berhasil dilaksanakan. Meskipun demikian, integrasi
Timor Timur ke Indonesia tidak bertahan lama. Pascatumbangnya pemerintah Orde Baru pada 1998, satu tahun
kemudian Timor Timur melepaskan NKRI. Kondisi demikian menimbulkan kerusuhan. Seiring berjalannya waktu,
pada 2002 Timor Timur resmi membentuk negara sendiri dengan nama Timor Leste.

4. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Penerpan kembali politik bebas aktif bertujuan memulihkan stabilitas nasional dan mempercepat
pembangunan. Kebijakan politik luar negeri bebas aktif yang diterapkan menjadikan Indonesia mengakhiri
konfrontasi dengan Malaysia, kembali aktif dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 28 September 1966,
dan turut menginisiasi berdirinya Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) bersama Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Filiphina pada 8 Agustus 1967 di Bangkok.

Untuk mengetahui perkembangan dampak politik luar negeri bebas aktif yang diterapkan pada masa awal
pemerintahan Orde Baru, mari simak uraian berikut.

a. Berakhirnya Konfrontasi dengan Malaysia

Untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia, sebenarnya telah dilakukan secara diam-diam oleh
sebagian anggota Angkatan Darat (AD) sebelum pemerintahan Orde Baru berkuasa. Misi rahasia yang dilakukan
oleh sebagian anggota AD membuka jalan terang perdamaian ketika pemerintah Orde Baru mulai memegang
kendali kepemimpinan negara. Menteri Luar Negeri (Menlu) Adam Malik secara formal bertemu Menlu
Malaysia, Tuan Abdul Razak untuk merumuskan perdamaian pada 29 Mei – 1 Juni 1966 di Bangkok, Thailand.
Dengan perjanjian damai tersebut, Indonesia dan Malaysia akhirnya dapat melakukan kerja sama bilateral di
berbagai bidang.

b. Kembali Menjadi Anggota PBB

Pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno Indonesia perna menyatakan keluar dari keanggotaan PBB.
Pada masa Orde Baru Presiden Soeharto berupaya menegakkan kembali prinsip politik bebas aktif. Dengan
pelaksanaan politik bebas aktif tersebut, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada 28 September 1966.

c. Pelopor Pembentukan ASEAN

Pembentukan ASEAN tidak lepas dari dinamika politik di kawasan Asia Tenggara pada masa Perang Dingin.
Menyadari pentingnya kerja sama untuk menciptakan stabilitas kawasan dan negara, pada 8 Agustus 1967 lima
negara yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand mengadakan pertemuan di
Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut berhasil menyepakati pembentukan organisasi yang mampu
mempererat kerja sama dan hubungan antarnegara. Demikian, lahirlah ASEAN yang ditandai dengan Deklarasi
Bangkok atau Deklarasi ASEAN.

Dinamika politik masa Orde Baru berdampak pada berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.
Berbagai kebijakan tersebut juga turut memengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat yang tidak lepas dari
tanggapan pro dan kontra. Meskipun demikian, berbagai kebijakan politik yang diterapkan pada masa Orde Baru
dapat menjadi pelajaran dalam kehidupan bernegara dan bermasyrakat pada masa kini.

Anda mungkin juga menyukai