Anda di halaman 1dari 198

Bimbel UKBI Widya Medika 1

2
Bimbel UKBI Widya Medika
PRAKATA

Abdi negara ternyata masih menjadi pekerjaan favorit banyak orang. Buktinya,
setiap ada pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), orang beramai-ramai
mendaftar meski peluang lolos tes CPNS seringkali tak besar. Bayangkan saja, dari
ribuan orang yang mendaftar, terkadang tak sampai lima orang yang diterima.
Persaingannya sangat ketat.
Kalau kamu juga sangat ingin menjadi PNS, tentu kamu harus mempersiapkan diri
dengan matang. Pastikan semua persyaratan sudah kamu penuhi dan kelengkapan
administrasi sudah kamu lengkapi sejak jauh-jauh hari, karena beberapa dokumen
memerlukan waktu pengerjaan yang agak lama. Setelah itu, kamu wajib berlatih
mengerjakan soal tes CPNS secara rutin selama 1-2 bulan penuh sebelum tes
dilaksanakan.
Tes CPNS terdiri dari dua jenis, yakni Seleksi Kompetisi Dasar (SKD) dan Seleksi
Kompetensi Bidang (SKB). TKD dibagi lagi menjadi Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Sementara TKB
menguji materi – materi sesuai dengan formasi yang kamu lamar. Masing-masing
memiliki passing grade alias nilai ambang batas yang harus dipenuhi untuk bisa lulus
tes CPNS. Untuk mereview kembali materi – materi dan mengetahui kisi – kisi soal
yang mungkin muncul di SKB maka Bimbingan Belajar Widya Medika menyusun
modulTKB dengan harapan dapat membantu kamu mewujudkan harapanmu menjadi
PNS.

Selamat belajar!

Bandar Lampung, Oktober 2018


Ni Wayan Ana PS, SST.,M.Kes

3
Bimbel UKBI Widya Medika
DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 4
BAB I TIPS DAN TRIK MENGERJAKAN SKB KEBIDANAN
Tahapan Seleksi........................................................................................................................... 7
Sistem Penilaian........................................................................................................................... 8
Kisi – Kisi Soal.............................................................................................................................. 8
Tips Mengerjakan Soal............................................................................................................... 10
Tips Sukses Lulus SKB.............................................................................................................. 11
BAB II KUMPULAN SOAL DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEBIDANAN
Kumpulan Soal Asuhan Kehamilan............................................................................................ 14
Pembahasan Soal Asuhan Kehamilan.......................................................................................22
Kumpulan Soal Asuhan Persalinan............................................................................................ 35
Pembahasan Soal Asuhan Persalinan.......................................................................................43
Kumpulan Soal Masa Nifas, Neonatus, Bayi dan Balita.............................................................55
Pembahasan Soal Asuhan Masa Nifas, Neonatus, Bayi dan Balita...........................................62
Kumpulan Soal Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi...........................................................81
Pembahasan Soal Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi......................................................89
Kumpulan Soal Komunitas, Etikolegal, Komunikasi dan Konseling............................................99
Pembahasan Soal Komunitas, Etikolegal, Komunikasi dan Konseling.....................................108
BAB III RINGKASAN MATERI DAN KUMPULAN SOAL PROGRAM KIA,
ATURAN PERUNDANG – UNDANGAN DAN ISU KESEHATAN
Desa Siaga............................................................................................................................... 125
Puskesmas............................................................................................................................... 129
Posyandu Balita........................................................................................................................ 136
Posyandu Lansia...................................................................................................................... 142
Sistem Rujukan........................................................................................................................ 144
Nawa Cita dan Visi Misi Kementrian Kesehatan.......................................................................156
Germas..................................................................................................................................... 161
Imunisasi Campak dan Rubella................................................................................................ 162
Situasi dan Penanganan Stunting............................................................................................ 165
Situasi dan Target Pelayanan KIA............................................................................................ 166
Standar Pelayanan Kebidanan................................................................................................. 167
PWS KIA................................................................................................................................... 170
Kumpulan Soal......................................................................................................................... 175
Kunci Jawaban......................................................................................................................... 195
TIPS DAN TRIK
SELEKSI KOMPETENSI BIDANG
Apa Saja tahapan SelekSINYa?
1. Seleksi administratif
Untuk verifikasi screening administrasi secara online disebut dengan "Seleksi Administrasi
Intranet". Seleksi Administrasi Intranet dilakukan berdasarkan berkas-berkas persyaratan
administrasi yang telah diunggah oleh pelamar. Berkas yang harus disiapkan berbeda –
beda tiap instansi. Persyaratan yang harus disiapkan akan diumumkan di website resmi
BKN yaitu: https://sscn.bkn.go.id.
Setelah Seleksi Administrasi, pelamar yang lolos akan diumumkan melalui pengumuman di
website pendaftaran online cpns, selanjutnya pelamar tersebut berhak mendapatkan Tanda
Peserta Ujian.Pada saat pengambilan TPU, pelamar harus membawa berkas asli (Ijazah,
transkrip, Kartu Identitas, Bukti Pendaftaran), untuk mengetahui keabsahan berkas yang
sudah dikirimkan pada saat seleksi administrasi.

2. Seleksi kemampuan dasar


TKD dilakukan dengan sistem CAT (Computer Assisted Test). Menurut BKN (Badan
Kepegawaian Negara), yang dimaksud dengan pengertian CAT (Computer Assisted Test)
adalah suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk
mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.
Standar kompetensi dasar CPNS diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme PNS , dan
CAT dipercaya bisa menjamin standar kompetensi dasar CPNS dalam TKD (Tes
Kompetensi Dasar).
Dengan sistem komputer, peserta langsung mengerjakan soal ujiannya di layar monitor
komputer. Pengoperasiannya cukup mudah dan waktu yang tersisa dalam pengerjaan
sudah terpampang jelas di monitor.Soal dengan bentuk pilihan ganda membuat kita cukup
menggunakan mouse untuk mengklik pilihan yang benar.Pelaksanaan tes ujian CPNS akan
diadakan secara regional. Waktu pengerjaan soal – soal TKD yang diberikan adalah 90
menit.

Tes kompetensi dasar (TKD) dibagi lagi menjadi:


a. Tes Intelegensi Umum (TIU)
b. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
c. Tes Karakteristik Pribadi (TKP)

Masing-masing memiliki passing grade alias nilai ambang batas yang harus dipenuhi untuk
bisa lulus tes CPNS. Apabila jumlah yang memenuhi ambang batas kelulusan melebihi
jumlah formasi jabatan maka penentuan selanjutnya berdasarkan peringkat nilai tertinggi
berurutan nilai berikutnya sampai dengan jumlah formasi yang ditetapkan.

3. Seleksi kemampuan bidang


Jenis seleksi kemampuan bidang berbeda – beda sesuai dengan instansi yang
membutuhkan. Contoh, untuk formasi guru maka tes kemampuan bidang adalah
kemampuan mengajar.
Bagaimana SiStem penilaian SKB?
Dalam tes CPNS, SKB memiliki bobot 60 persen.Sedangkan 40 persen lainnya didapat dari
SKD.Jika gagal dalam tahap SKB maka perjuangan hingga SKD juga dinyatakan gagal. SKB
terbagi menjadi tiga tes:
1. Tes Substansi Jabatan
Tes substansi jabatan menggunakan Computer Assited Test (CAT).Tes ini disesuaikan
dengan formasi jabatan yang dilamar. SKB berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan
jawaban (A,B,C,D,E). Peserta dianggap lolos jika memenuhi nilai ambang batas yang
ditetapkan oleh instansi. Setiap soal dengan jawaban benar diberi skor 1, dan soal yang
dijawab salah diberi skor 0. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 1 menit per soal.
2. Tes Wawancara

Apa Saja kiSI – kiSI SOAl SKB Bidan?


a. Kisi – kisi soal kebidanan
Area kompetensi bidan 1. Etik legal dan keselamatan pasien
2. Komunikasi efektif
3. Pengembangan diri dan profesionalisme
4. Landasan ilmiah praktik kebidanan
5. Keterampilan kliniks dalam praktik kebidanan
6. Promosi kesehatan dan konseling
7. Manajemen kepemimpinan dan kewirausahaan
Domain 1. Kognitif
2. Psikomotor (prosedural knowledge)
3. Konatif (afektif knowledge)
Siklus kesehatan 1. Remaja
reproduksi perempuan 2. Pra konsepsi
dalam konteks keluarga 3. Hamil
4. Bersalin
5. Nifas
6. Masa antara
7. Perimenopause
8. Bayi baru lahir
9. Bayi dan balita
Lingkup praktik bidan 1. Fisiologis/normal
2. Deteksi komplikasi
3. Rujukan
4. Kegawatdaruratan
Manajemen asuhan 1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Sasaran 1. Individu
2. Keluarga
3. Masyarakat
Setting pelayanan 1. Komunitas
2. Klinik/ Unit kesehatan
3. Rumah sakit
b. Kisi – kisi soal kesehatan umum
Peraturan kesehatan terkait 1. Undang – Undang No.36 Tahun 2009 tentang
kebidanan Kesehatan
2. Permenkes No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
Program kesehatan 1. Polindes (Pos Persalinan Desa)
masyarakat 2. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
3. Puskesmas: Standar Pelayanan minimal, PKM Rawat
Inap
4. Posyandu: program kerja, kriteria, kegiatan, klasifikasi
5. PONED dan PONEK
6. Gerakan Sayang Ibu
7. Desa Siaga
8. Pemberian ASI Ekslusif
9. Promosi Kesehatan: strategi, kegiatan, target, sasaran
primer dan sekunder
10. Posbindu PTM
11. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
12. Gerakan Entaskan Obesitas (GENTAS)
13. Program Monitoring Gizi untuk Bayi Stunting
14. Program Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS)
15. Jaminan Kesehatan Nasional/BPJS
16. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Isu kesehatan terkini 1. Vaksin palsu
2. Antivaksin
3. Penelantaran pasien miskin oleh rumah sakit
4. Imunisasi MR
5. GERMAS dan GENTAS
6. BPJS Kesehatan : Kenaikan Iuran, Denda
7. Peredaran Obat Keras dan Fungsi Apotek,
penyalahgunaan obat (PCC, Psikotropika)
8. Posbindu PTM – Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular
9. Donor organ ginjal, mata dan hati
10. Nawacita Presiden RI yang terkait dengan Kesehatan
11. Bonus Demografi
TIPS Mengerjakan Soal SKB CPNS 2018?
1. Mengenal komponen soal
Soal yang diujikan dalam SKB dalam bentuk Vignette. Setiap soal terdiri dari komponen
sbb:
Komponen Penjelasan Contoh
Kasus Pasti: Seorang perempuan berusia 25 th
 Berisi data subjektif seperti datang ke Rumah Sakit, mengaku
identitas, usia, paritas, HPHT hamil 8 bulanmengeluh mudah
atau usia kehamilan dan keluhan lelah dan pusing. Hasil
utama
pemeriksaan didapatkan TTV
 Berisi data objektif seperti hasil
pemeriksaan bidan atau hasil dalam batasnormal dan
pemeriksaan penunjang konjungtiva pucat.
Mungkin:
 Berisi diagnosa yang telah
ditegakkan atau penanganan
yang telah dilakukan oleh bidan
Pertanyaan Mengarahkan pembaca ke pilihan Apakah pemeriksaan penunjang
jawaban sesuai dengan kasus yang harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosa?

Pilihan Terdiri dari 5 pilihan A-E A. Hemoglobin


jawaban B. Hitung lekosit
C. Glukosa urine
D. Golongan darah
E. Protein urin

Terkadang pilihan jawaban terlihat mirip atau seolah – olah semua benar. Ini yang akan
menyulitkan ketika mengerjakan soal vignette. Trik untuk mempermudah mengerjakan soal
adalah dengan menentukan telebih dahulu KATA KUNCI dari tiap soal.
Misalnya dalam soal contoh di tabel diatas. Kata kunci dalam soal adalah konjungtiva pucat.
Berdasarkan teori, konjungtiva pucat merupakan gejala yang menunjukkan adanya anemia.
Maka pilihan jawaban yang benar adalah melakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah untuk memastikan diagnosis anemia.

2. Jawab soal sesuai dengan kewenangan bidan menurut Permenkes No.28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Antara teori dan praktik di lapangan seringkali kita temukan berbeda.Terutama bagi kalian
yang telah lama bekerja di lahan praktik seringkali banyak teori yang sudah dilupakan dan
pekerjaan dilakukan sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi. Namun, dalam
mengerjakan soal – soal SKB, pastikan kalian mengerjakan soal sesuai dengan
kewenangan bidan dan sesuai dengan teori – teori kebidanan yang pernah kalian pelajari.
Hindari menjawab soal sesuai dengan praktik di lapangan yang tidak benar menurut teori.

3. Manajemen waktu
Kerjakan mulai dari soal yang kalian anggap mudah, kerjakan soal – soal sulit atau soal

10
Bimbel UKBI Widya Medika
hitungan yang akan menghabiskan banyak waktu. Sisakan soal – soal sulit untuk dikerjakan
belakangan. Kerjakan soal hitungan jika ada sisa waktu.

TIPS SUkSES LUlUS SKB CPNS 2018?


Pertama, pahami tipikal soal tes agar tidak salah dalam mempersiapkan diri.
Kedua, ingat bahwa dalam Tes CPNS ini ada passing grade dan semua harus dilewati. Jika
gugur salah satunya, maka dipastikan kita tidak akan lolos dalam seleksi Tes CPNS ini.

Ketiga, latihan soal dengan baik. Jika waktu tes masih jauh, maka cara terbaik untuk sukses
dalam Tes CPNS ini adalah dengan latihan rutin setiap hari. Targetkan jumlah soal yang akan
dikerjakan dan dibahas. Terus diulang di setiap waktu yang sudah kita alokasikan dengan
khusus.
Tak terasa, soal-soal akan terasa lebih mudah dan semakin cepat dikerjakan. Apabila sudah
terasa demikian, tingkatkan kualitas latihan soal dengan tipe-tipe yang berbeda. Ditambah lagi,
lakukan simulasi real sistem CAT dengan software yang bisa kita temukan melaui internet atau
di buku-buku Tes CPNS yang banyak dijual di pasaran lengkap dengan CD Simulasi CAT-nya.

Keempat, menyesuaikan gaya belajar. Ini adalah salah satu strategi sukses yang dapat
diterapkan oleh setiap orang. Kenali gaya belajar kita, lalu sesuaikan dengan pola latihan, juga
dengan waktu yang tersedia. Setiap orang tentu tak sama dalam detail secara teknis, meski
yang umum bisa kita ambil sebagai referensi.
Termasuk menilai dimana kelemahan kita dari materi SKB. Dari sana, kita bisa memetakan
prioritas latihan yang harus kita perdalam.

Kelima, ini adalah langkah sukses menjelang hari-H pelaksanaan Tes CPNS. Perlu diingat, kita
tidak boleh hanya fokus pada persiapan terkait soal dan materi tes saja. Hal-hal nonteknis
lainnya juga harus diperhatikan dengan baik. Termasuk persiapan menjelang tes dan saat hari-
H.
Siapkan kartu identitas diri (KTP) satu hari sebelum tes. Pastikan identitasi diri ada dalam
dompet kita. Selanjutnya, cek lokasi tes agar tidak bingung keesokan harinya. Selain itu, kamu
juga bisa melihat hasil tes gelombang sebelumnya. Tujuannya untuk membuat pemetaan skor
dari peserta yang lain. Jika melihat skor yang tinggi, jadikan penyemangat untuk bisa lebih baik.

Keenam, rileks dan nyamankan diri mendekati hari tes. Jadi, khususnya pada H-1 menjelang
Tes CPNS ini, jangan lagi begadang dan memforsir energi serta pikiran kita. Lakukan saja hal-
hal yang bisa membuat tenang dan nyaman. Yakin dengan usaha yang telah kita lakukan dalam
mempersiapkan diri, bahwa kita bisa bertempur dengan baik saat tes esok hari.
Mengapa justru harus rileks? Hal ini agar kita tidak tertekan secara psikologis atau mengalami
stress. Kondisi psikis yang tidak baik tentu akan mempengaruhi kondisi kita saat tes
berlangsung. Oleh karenanya, persiapkan diri kita jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan Tes
CPNS. Tinggalkan pola SKS (Sistem Kebut Semalam).

Ketujuh, awali pagi di hari tes dengan sarapan. Apalagi untuk yang terbiasa sarapan, jangan
sampai dilewatkan. Kecuali bagi teman-teman yang memang tidak terbiasa untuk sarapan,
boleh-boleh saja. Atau jika tesnya sore, juga jangan lupa untuk makan siang.
Karena pada saat tes ini tentu kita membutuhkan banyak energi. Jadi asupannya pun harus
diimbangi. Termasuk istirahat yang cukup dan teratur menjelang hari tes. Ditambah dengan olah
raga ringan agar badan kita bugar dan pikiran menjadi segar.

Kedelapan, pada saat mengerjakan soal tes, mulailah dengan berdoa. Meminta kepada Tuhan
agar diberi kemudahan dan kelancaran. Lalu, kerjakan dari yang paling kita kuasai terlebih
dahulu. Inilah salah satu keunggulan dari sistem CAT online, dimana kita bisa memilih soal
mana yang akan kita kerjakan.Manfaat dari hal ini adalah, kita bisa memulai dengan soal-soal
yang terasa mudah. Sehingga, muncul optimisme pada saat mengerjakan soal di bagian
selanjutnya. Karena poin dari masing-masing soal sama, maka kita tidak boleh mengabaikan
soal yang tidak kita kuasai. Kerjakan semua tipe soal dengan merata.
Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, dan gunakan sisa waktu yang ada untuk
mengerjakan tipe soal yang kita anggap sulit tadi.
KUMPULAN SOAL DAN PEMBAHASAN ASU
KUMPULAN SOAL
ASUHAN KEHAMILAN
Jumlah soal: 40
Waktu: 40 menit

SOAL
1. Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke BPM dengan keluhan terlambat haid selama 3
minggu, saat ini merasa mual muntah dipagi hari. Hasil pemeriksaan KU ibu baik TD 110/70
mmHg, N 84 x/menit, R 24 x/menit, S 36 0C.Apakah pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk menegakkan diagnosa?
a. HCG urin
b. Aceton urin
c. Reduksi urin
d. Protein urin
e. Glukosa urin
2. Seorang perempuan berumur 30 tahun G3P2A0 hamil 8 bulan datang ke BPM dengan keluhan
bengkak pada kaki. Hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36 0C.
TFU 27 cm, puka, letak kepala, kepala sudah masuk panggul, DJJ 138x/menit regular.
Bagaimanakah posisi tangan bidan jika dilakukan Leopold 4 sesuai kasus diatas?
a. Searah
b. Sejajar
c. Divergen
d. Disvergen
e. Konvergen
3. Seorang ibu, hamil 34 minggu, datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
Hasil pemeriksaan palpasi abdomen Leopold II perut kanan ibu teraba tahanan yang keras,
bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin. Apakah tujuan dilakukannya pemeriksaan Leopold
pada kasus diatas?
a. Menentukan bagian kecil janin
b. Menentukan bagian punggung janin
c. Menentukan bagian kanan dan kiri abdomen ibu
d. Menentukan bagian punggung dan bagian kecil janin
e. Menentukan bagian janin yang berada dikanan dan kiri perut ibu
4. Seorang perempuan berusia 30 tahun G2P1A0 datang ke Puskesmas ingin memeriksakan
kehamilannya. Dari hasil pemeriksaan abdomen TFU setinggi pusat. Berapakah usia
kehamilan pada kasus di atas?
a. 20 minggu
b. 24 minggu
c. 28 minggu
d. 30 minggu
e. 32 minggu
5. Ny. Rani, 32 tahun hamil ketiga datang ke BPS tanggal 29 Agustus 2011, HPHT tanggal 20
Juni 2011, mengeluh mual 1-2 kali per hari, nafsu makan berkurang, TTV dalam batas normal.
Kunjungan ulang yang sebaiknya dilakukan Ny. Rani adalah sebanyak….
a. 1 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. 3 minggu sekali
d. 4 minggu sekali
e. Kapanpun ibu mau
6. Perempuan 28 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri, mengeluh terlambat haid sejak 5 bulan
yang lalu. Hasil pemeriksaan teraba gerakan janin, pada auskultasi terdengar denyut jantung
janin. TTV dalam batas normal.Termasuk tanda apakah hasil pemeriksaan diatas?
a. Pasti hamil
b. Hamil palsu
c. Hamil anggur
d. Dugaan hamil
e. Mungkin hamil
7. Seorang perempuan berusia 22 tahun hamil pertama 5 bulan datang ke BPM, mengeluh
wajahnya terdapat bercak-bercak coklat. Apa penyebab keluhan yang dialami klien?
a. Peningkatan hormon estrogen
b. Peningkatan hormon progesteron
c. Peningkatan hormon penstimulasi melanosit
d. Peningkatan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
e. Penurunan hormon estrogen
8. Perempuan, 23 tahun mengaku hamil anak kedua tidak pernah keguguran, usia kehamilan 28
minggu, datang ke BPM. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal dan
kenaikan berat badan ibu dalam batas normal. Dilakukan palpasi Leopold I,II,III dan IV pada
perut ibu. Berapakah kemungkinan TFU ibu jika menggunakan sistem McDonald (cm)?
a. 30
b. 31
c. 32
d. 33
e. 34
9. Seorang perempuan berusia 20 tahun menikah 2 bulan yang lalu, datang ke Bidan Praktik
Mandiri dengan keluhan mual muntah karena terlambat makan, sudah minum obat maag, tapi
masih kambuh lagi. Ia mengaku belum siap untuk hamil. Hasil pemeriksaan PP Tes (+).
Apakah perubahan psikologis yang dialami sesuai dengan kasus diatas?
a. Ibu merasa sehat
b. Ibu menunggu dan waspada terhadap kehamilannya
c. Ibu merasa tidak sehat dan membenci kehamilannya
d. Ibu merasakan kehadiran bayi sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri
e. Ibu menerima kehamilan, dapat menggunakan energi dan pikirannya secara konstruktif
10. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke BPM, menyatakan tidak haid selama 3 bulan,
anaknya yang pertama meninggal karena lahir cacat otak dan spina bifida. Hasil pemeriksaan
plano test (+), teraba ballotement. Apakah konseling yang bisa diberikan oleh bidan pada
kasus di atas?
a. Istirahat cukup
b. Mengkonsumsi tablet Fe
c. Mengkonsumsi asam folat 400 μg/hari
d. Makan sedikit tapi sering
e. Mengkonsumsi kalsium
11. Seorang perempuan berusia 22 G1P0A0 mengaku hamil 3 bulan datang ke BPM, menyatakan
sudah mendapat imunisasi TT yang ke 2 yaitu 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan dalam
batas normal. Bidan memberikan imunisasi TT yang ketiga. Berapa lama kekebalan yang
didapatkan klien pada kasus tersebut?
a. 3 tahun
b. 5 tahun
c. 8 tahun
d. 10 tahun
e. 25 tahun
12. Seorang perempuan berusia 30 tahun, G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke Polindes untuk
kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan bidan didapatkan TFU 32 cm, puka, preskep, konvergen,
tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 80x/menit, tinggi badan 150 cm, berat badan 60 kg.
Berapakah tafsiran berat janin pada kasus diatas?
a. 3100 gram
b. 3125 gram
c. 3150 gram
d. 3175 gram
e. 3255 gram
13. Seorang perempuan 25 tahun datang ke RS ingin memeriksakan kehamilannya, mengaku
hamil anak ke dua. Hasil pengkajian diketahui klien tidak mendapat haid sejak 2 bulan yang
lalu. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal. Kapankah kilen dianjurkan untuk melakukan
ANC ulang?
a. Satu minggu lagi
b. Dua minggu lagi
c. Tiga minggu lagi
d. Empat minggu lagi
e. Lima minggu lagi
14. Seorang perempuan G1P0A0 hamil 20 minggu datang ke BPM untuk pertama kali ANC. Hasil
pemeriksaan dalam keadaan normal. Asuhan kebidanan yang diberikanoleh bidan adalah
memberikan imunisasi tetanus toksoid. Apakah tujuan tindakan yang dilakukan?
a. Mencegah tetanus pada ibu
b. Mencegah tetanus pada bayi
c. Mencegah tetanus pada petugas
d. Mencegah tetanus pada ibu dan bayi
e. Mencegah tetanus pada petugas dan ibu
15. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke Rumah Sakit, mengaku hamil 8 bulan
mengeluh mudah lelah dan pusing. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV dalam batas normal
dan konjungtiva pucat. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosa?
a. Hemoglobin
b. Hitung lekosit
c. Glukosa urine
d. Golongan darah
e. Protein urin
16. Seorang perempuan berumur 24 tahun G3P2A0 hamil 8 bulan, datang ke BPM untuk
memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit,
S 360C. Ibu sering merasakan bayi menendang perutnya pada saat ibu berbaring/ istirahat.
Berapakah minimal gerakan janin yang terjadi sesuai kasus tersebut?
a. 8 kali dalam 12 jam
b. 10 kali dalam 24 jam
c. 10 kali dalam 12 jam
d. 12 kali dalam 12 jam
e. 12 kali dalam 24 jam
17. Seorang perempuan berusia 21 tahun G2P1A0, usia kehamilan 28 minggu datang ke bidan
praktik mandiri mengeluh mata berkunang-kunang. Hasil pemeriksaan Hb 10,5 gr%, bidan
memberikan tablet Fe dan memberikan saran untuk meminum tablet Fe 1 kali sehari. Berapa
gram kandungan tablet Fe yang diberikan tersebut?
a. 30
b. 60
c. 50
d. 90
e. 10
18. Seorang perempuan berusia 28 tahun. G1P0A0 datang ke BPM untuk melakukan kunjungan
ulang. Hasil anamnesa, ibu sudah merasakan pergerakan janin. Hasil pemeriksaan TTV dalam
batas normal, TFU 3 jari bawah pusat. Pada usia kehamilan berapakah primigravida pertama
kali merasakan gerakan janin?
a. 14-20 minggu
b. 15-20 minggu
c. 16-20 minggu
d. 17-20 minggu
e. 18-20 minggu
19. Seorang perempuan usia 28 tahun G2P0A1 gravida 34-35 minggu datang ke BPM tanggal 07
November 2016. Ibu mengatakan sering mengalami sakit pinggang. Hasil pemeriksaan TD:
120/80 mmHg, N: 82x/menit, TFU : 32cm, presentasi kepala, PUKA, DJJ: 138x/menit regular.
Kapankah jadwal kunjungan ulang sesuai kasus tersebut?
a. 07 Desember 2016
b. 14 Desember 2016
c. 14 November 2016
d. 28 Desember 2016
e. 01 Desember 2016
20. Seorang ibu G1P0A0 datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilan dan imunisasi. Ibu
mengaku pernah diimunisasi satu kali sebelum menikah. Lamanya menikah sampai
mengandung adalah 3 bulan. Menurut saudara apakah yang akan diberikan kepada ibu
tersebut?
a. Konseling tanda bahaya
b. Penyuluhan imunisasi TT
c. Memberi imunisasi TT ke 2
d. Tidak perlu TT ke 2
e. Memberi imunisasi TT ke 3
21 Ibu hamil, 24 tahun datang ke Poskedes untuk kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan usia
kehamilan 32 minggu, pada fundus teraba bagian bulat, keras dan melenting. Sumbu
memanjang janin searah dengan sumbu panjang ibu, bagian bawah teraba lunak dan besar.
Apakah presentasi yang mungkin terjadi pada kasus tersebut?
a. Dahi
b. Muka
c. Kepala
d. Lintang
e. Bokong
22 Seorang perempuan berusia 28 tahun G2P1A0 hamil 16 minggu datang ke polindes mengeluh
mual muntah terus menerus. Hasil pemeriksaan turgor kulit menurun, lidah kering, mata
cekung, berat badan mengalami penurunan. Apakah tindakan bidan yang paling tepat pada
kasus tersebut?
a. Rawat polindes
b. Rujukan ke rumah sakit
c. Konsultasi dengan dokter
d. Kolaborasi dengan dokter
e. Kolaborasi dengan bidan senior
23 Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 hamil 12 minggu datang ke puskesmas
mengeluh mual muntah terus menerus, tidak nafsu makan dan nyeri epigastrium. Hasil
pemeriksaan TD 90/60 mmHg, N 96x/menit, Suhu 38 oC, RR 18x/menit, nafas tercium aseton,
dan terlihat khawatir dengan keadaan dirinya. Apakah diagnosa dari kasus tersebut?
a. Emesis gravidarum
b. Hyperemesis gravidarum tingkat I
c. Hyperemesis gravidarum tingkat II
d. Hyperemesis gravidarum tingkat III
e. Hyperemesis gravidarum tingkat IV
24 Seorang perempuan berusia 23 tahun, hamil pertama kali, usia kehamilan 12 minggu datang
ke bidan praktik mandiri dengan keluhan mual muntah 4-5 kali sehari dan merasa khawatir
akan mengganggu kesehatan janinnya, hasil pemeriksaan keadaan umum baik, S 36,5 oC, TD
100/60 mmHg, pernapasaan 20 x/menit, turgor kulit baik. Apakah konseling yang paling tepat
dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Konseling tanda bahaya trimester I
b. Konseling cara mengatasi hiperemesis
c. Konseling untuk bedrest total di BPM
d. Konseling perubahan fisiologis pada ibu hamil
e. Konseling rujukan ke RS
25 Seorang perempuan usia 35 tahun usia kehamilan 19 minggu, datang ke BPM dengan keluhan
kram perut bagian bawah, perdarahan bercak dari kemaluannya, hasil pemeriksaan TD:
120/80 mmHg, N : 97x/menit, R : 24x/menit, S : 37,5 oC, PD: serviks tertutup. Apakah diagnosa
pada kasus di atas?
a. Abortus komplit
b. Abortus insipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus inkomplit
e. Mola hidatidosa
26 Seorang perempuan berusia 35 tahun usia kehamilan 19 minggu, datang ke BPM dengan
keluhan kram perut bagian bawah, perdarahan dari kemaluannya, hasil pemeriksaan TD:
120/80 mmHg, N: 88x/menit, R:24x/menit, S: 37,5 oC, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi, PD:
serviks terbuka.Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Abortus komplit
b. Abortus insipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus inkomplit
e. Mola hidatidosa
27 Seorang perempuan usia 35 tahun usia kehamilan 19 minggu, datang ke BPM dengan keluhan
kram perut bagian bawah, perdarahan dari kemaluannya, hasil pemeriksaan TD: 120/80
mmHg, N: 88x/menit, R: 24x/menit, S: 37,5 oC, ekspulsi sebagian hasil konsepsi, PD: servik
terbuka. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Abortus komplit
b. Abortus insipiens
c. Abortus imminens
d. Abortus inkomplit
e. Mola hidatidosa
28 Seorang perempuan usia 35 tahun usia kehamilan 19 minggu, datang ke BPM dengan keluhan
kram perut bagian bawah, perdarahan dari kemaluannya. Hasil pemeriksaan TD: 120/80
mmHg, N: 88x/menit, R: 24x/menit, S: 37,5 oC, riwayat ekspulsi hasil konsepsi, PD: servik
terbuka. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Abortus komplit
b. Abortus insipiens
c. Abortus Imminens
d. Abortus inkomplit
e. Mola hidatidosa
29 Seorang perempuan usia 40 tahun usia kehamilan 18 minggu, datang ke BPM dengan keluhan
kram perut bagian bawah, perdarahan dari kemaluannya. Hasil pemeriksaan TD: 120/80
mmHg, N: 88x/menit, R: 24x/menit, S: 37,5 oC, TFU lebih besar dari usia gestasinya, terdapat
sindroma mirip preeklamsia, tidak terdengar DJJ, dan keluar jaringan seperti anggur, PD:
servik terbuka. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Abortus komplit
b. Abortus insipiens
c. Abortus Imminens
d. Abortus inkomplit
e. Mola hidatidosa
30 Seorang perempuan usia 18 tahun usia kehamilan 10 minggu dirujuk bidan ke RS. Mengeluh
perdarahan bercak dan nyeri perut bagian bawah. Hasil pemeriksaan vital sign: TD 90/60
mmHg, N 110x/menit, dilakukan douglas pungsi terdapat darah yang tidak membeku. Apakah
diagnosa klien diatas?
a. Abortus komplit
b. Abortus inkomplit
c. Kehamilan mola
d. Kehamilan ektopik
e. Kehamilan ektopik terganggu
31 Seorang perempuan berumur 24 tahun G3P2A0 hamil 9 bulan datang ke BPM untuk
memeriksakan kehamilannya. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD 110/80 mmHg, TFU 39
cm, janin tunggal, hidup, preskep, belum masuk PAP. BB ibu naik 16 kg sampai saat ini.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus tersebut?
a. Hb
b. Leukosit
c. Ketonurin
d. Protein urin
e. Glukosa urin
32 Seorang perempuan usia 23 tahun, hamil anak pertama usia kehamilan 3 bulan datang ke
puskesmas dengan keluhan perut terasa mules, keluar darah sedikit dari jalan lahir. Hasil
palpasi tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan dalam terdapat
perdarahan dari kanalis servikalis. Kanalis servikalis masih tertutup. Apakah nasehat yang
diberikan pada kasus diatas?
a. Banyak makan
b. Istirahat baring
c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan CTG
e. Kuretase
33 Ibu Lina datang ke klinik bidan dengan keluhan keluar darah pervaginam banyak sejak 1
jam yang lalu, setelah diperiksa bidan menemukan ibu hamil 13 minggu, TFU 3 jari atas
simfisis, nyeri tekan, KU lemah, tensi 90/60 mmHg. Saat dilakukan pemeriksaan dalam
portio terbuka dan teraba jaringan. Tindakan yang dilakukan bidan adalah.....
a. Segera pasang infus dengan RL menggunakan jarum ukuran 18, berikan oksigen, dan
siapkan rujukan
b. Explorasi sisa jaringan pada mulut rahim dan lanjutkan dengan rujukan
c. Minta tolong teman pasang infus dan siapkan kuretase
d. Segera berikan oksigen dan minta keluarga rujuk ke RS
e. Lakukan kuretase
34 Seorang perempuan berumur 21 tahun G1P0A0 hamil 4 bulan, datang ke BPM dengan
keluhan darah berupa flek-flek merah kecoklatan. Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, N
80x/menit, P 20x/menit, S 36 0C. Hasil pemeriksaan dalam belum ada dilatasi serviks. Apakah
tindakan yang diberikan sesuai kasus tersebut?
a. Persiapan kuretase
b. Mengurangi aktivitas
c. Kaji tanda-tanda kehamilan
d. Persiapan pengobatan dengan preparat progesteron
e. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kehamilannya
35 Bidan merujuk pasien berusia 28 tahun G1P0A0 umur kehamilan 36 minggu ke RSU dengan
kondisi pasien tidak sadar, mengalami kejang – kejang. Hasil pemeriksaan TD 160/110 mmHg,
N 100 x/menit, R 16 x/menit, DJJ irreguler, terdapat oedema pada wajah, tangan, dan kaki.
Apakah diagnosa yang sesuai dengan kasus di atas?
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Pre eklampsia ringan
d. Pre eklampsia sedang
e. Superimposed preeklamsia
36 Seorang perempuan usia 28 tahun hamil 36 minggu datang ke BPM diantar dengan suaminya.
kondisi klien tidak sadar dan mengalami kejang – kejang. Hasil pemeriksaan dilakukan oleh
bidan didapatkan TD 180/110 mmHg, N 100 x/menit, R 15 x/menit, DJJ irreguler, terdapat
oedema pada wajah, tangan, dan kaki. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan
pada kasus di atas?
a. Aceton Urine
b. HCG Urine
c. Protein urine
d. Reduksi Urine
e. Glukosa urine
37 Seorang perempuan usia 19 tahun hamil 34 minggu datang ke BPM diantar keluarga dalam
kondisi tidak sadar dan mengalami kejang – kejang. Hasil pemeriksaan TD 180/110 mmHg, N
100x/menit, R 16x/menit, DJJ irreguler, terdapat oedema pada wajah,tangan, dan kaki.
Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada kasus di atas?
a. Rujuk ke RS
b. Memberikan MgSO4 dan kemudian rujuk ke RS
c. Memberikan diazepam dan kemudian rujuk ke RS
d. Memasang infus dan dirawat di BPM sampai sembuh
e. Memberikan MgSO4 dan diazepam kemudian rujuk ke RS
38 Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke Rumah Bersalin, mengeluh penglihatan kabur
sejak tadi malam. Satu minggu yang lalu hanya pusing dan bengkak saja, belum
memeriksakan diri, usia kehamilan 39 minggu. Hasil pemeriksaan: Tekanan Darah 160/110
mmHg, protein urin ++. Apakah assesment/ diagnosa saudara sesuai hasil pemeriksaan
terhadap kasus diatas?
a. PER
b. PEB
c. Eklamsi
d. Hipertensi esensial
e. Hipertensi kronik
39 Seorang perempuan usia 25 tahun dirujuk ke RS dengan masalah penglihatan kabur sejak
kemarin, tiga hari yang lalu hanya pusing saja, belum memeriksakan diri, usia kehamilan 38
minggu. Hasil pemeriksaan: Tekanan Darah : 160/110 mmHg, protein urin ++. Segera
dilakukan penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya kejang. Apakah penatalaksanaan awal
kasus tersebut ?
a. Adalat setiap 24 jam
b. Nifedipin 12 jam kemudian
c. Pemberian pematangan paru
d. MgSO4 (20%) 12 gr secara IM
e. MgSO4 (40%) 4gr secara bolus
40 Seorang perempuan berusia 40 tahun G4P2A1 hamil 8 bulan datang ke RS diantar keluarga
dengan kejang-kejang sejak 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan TD 190/110 mmHg, Nadi
84x/menit, S 37oC, R 24x/menit, protein urin ++. Apakah penatalaksanaan sesuai kasus
tersebut?
a. Memasang sudip lidah
b. Memberikan antikonvulsan
c. Memberikan cairan infus
d. Membaringkan pasien miring kiri
e. Memberikan oksigen 4-6 liter/menit
PEMBAHASAN KUMPULAN SOAL 1
ASUHAN KEHAMILAN
1. Kata kunci: terlambat haid 3 minggu, mual, dan muntah

Jawaban: A

Pembahasan:
Di awal kehamilan, jaringan korionik (yang kemudian berkembang menjadi plasenta)
memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (hCG) yang disekresikan melalui urin.
Hormon ini dapat dideteksi di minggu pertama terlambat haid. Karena itu, kadar HCG dalam urin
digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa kehamilan (Macdonald and
Magill-Cuerden, 2010). Pemeriksaan HCG dalam urin dikenal juga dengan pemeriksaan plano
pregnancy test (PP test) atau gravidect test.
 Pemeriksaan aceton urin digunakan untuk mendiagnosis hiperemesis gravidarum.
 Pemeriksaan reduksi urin digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional, pemeriksaan
ini dikenal juga dengan pemeriksaan glukosa urin.
 Pemeriksaan protein urin digunakan untuk mendiagnosis preeklampsia.
2. Kata kunci: kepala sudah masuk panggul

Jawaban: C

Pembahasan:
Konvergen: seluruh bagian kepala belum masuk panggul
Sejajar : sebagian kepala sudah masuk panggul
Divergen : seluruh bagian kepala sudah masuk panggul
3. Kata kunci: tujuan pemeriksaan Leopold II

Jawaban: D

Pembahasan:
Tujuan pemeriksaan palpasi abdomen pada pasien hamil adalah untuk menentukan usia
kehamilan, letak, dan presentasi janin di dalam uterus.
Penentuan tinggi uterus dilakukan dengan pengukuran TFU secara Mc.Donalds dengan pita
ukur, sedangkan penentuan letak janin dilakukan dengan perasat Leopold.
Pemeriksaan Lepold terdiri dari 4 bagian, yaitu (Kemenkes, 2013):
 Leopold I: menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang terdapat di fundus (sejak awal
trimester I)
 Leopold II: menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil janin (sejak akhir
trimester II)
 Leopold III: untuk menentukan bagian janin yang terdapat di sisi bawah uterus (sejak akhir
trimester II)
 Leopold IV: untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin masuk ke dalam rongga
panggul (setelah usia kehamilan >36 minggu)
4. Kata kunci: TFU setinggi pusat

Jawaban: B

Gambar tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan (Macdonald and Magill-Cuerden, 2010)
5. Kata kunci: usia kehamilan berdasarkan perhitungan dari HPHT adalah 10 minggu (trimester I)

Jawaban: D

Pembahasan:
WHO menganjurkan jadwal ANC setiap 4 minggu sekali hingga usia kehamilan 28 minggu,
setiap 2 minggu di usia 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali setelahnya.
6. Kata kunci: teraba gerakan janin dan terdengar DJJ

Jawaban: A

Pembahasan:
Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu (Varney dkk, 2004):
a. Tanda presumtif/tidak pasti: perubahan fisiologis yang umumnya ditemukan pada wanita
hamil. Misalnya mual muntah, abdomen membesar, berat badan naik, payudara membesar.
b. Tanda mungkin hamil: perubahan fisiologis dan anatomis selain gejala presumtif yang
terdeteksi melalui pemeriksaan fisik oleh pemeriksa. Misalnya tanda Goodel, Hegar,
Chadwick, pembesaran uterus, ballotement, PP test positif.
c. Tanda positif/pasti hamil: pemeriksa dapat merasakan/ mendengarkan adanya janin didalam
uterus. Contohnya, pemeriksa meraba bagian-bagian janin melalui palpasi, terdengar denyut
jantung janin melalui pemeriksaan auskultasi, terasa gerakan janin oleh pemeriksa, janin
terlihat melalui pemeriksaan USG.
7. Kata kunci: penyebab bercak coklat diwajah

Jawaban: C

Pembahasan:
Hiperpigmentasi ditandai dengan munculnya bercak di area seperti wajah, leher, aksila, lipatan
paha, areola, vulva, area perianal dll. Perubahan ini disebabkan oleh peningkatan serum
estrogen, progesteron dan hormon penstimulasi melanosit (melanocyte-stimulating hormone)
(Macdonald and Magill-Cuerden, 2010)

TRIK: Ketika ada 3 pilihan jawaban yang benar, pilih yang paling spesifik. Dalam soal ini, pilihan
jawaban A, B dan C benar, namun pilihan C (hormon penstimulasi melanosit merupakan hormon
yang spesifik menyebabkan hiperpigmentasi di kulit, maka jawaban yang dipilih adalah C).
8. Kata kunci: usia kehamilan 28 minggu, berapa TFU

Jawaban: A

Pembahasan:
Dengan menggunakan sistem McDonald, fundus uteri diukur dari simfisis ke fundus (Kemenkes,
2010) dengan pita ukur dalam posisi centimeter dibalik ke arah perut ibu untuk menghindari bias
hasil pemeriksaan (Macdonald and Magill-Cuerden, 2010).

Untuk menentukan TFU normal (antara usia kehamilan 20 – 36 minggu), rumus yang dapat
digunakan adalah (Kemenkes, 2013):

𝑇𝐹𝑈 = 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛 + 2 𝑐𝑚

Jika hasil pemeriksaan berbeda ±2 cm dari TFU seharusnya, curigai adanya kelainan
pertumbuhan janin (makrosomia atau IUGR atau Gemelli) atau kelainan cairan ketuban
(polihidramnion atau oligohidramnion)

Jika dalam soal diketahui TFU dan ditanyakan usia kehamilan maka:

𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢) = 𝑇𝐹𝑈 − 2 𝑐𝑚

Dalam soal ini, diketahui:


Usia kehamilan 28 minggu
TFU normal = 28 + 2 = 30 cm
9. Kata kunci: Perubahan fisiologis hamil 2 bulan (trimester I)

Jawaban: C

Pembahasan:
Perubahan psikologis pada wanita hamil (Kemenkes, 2007)

 Ibu merasa tidak sehat dan membenci kehamilannya


 Perasaan takut dan penolakan terhadap kehamilannya
 Kekecewaan, kecemasan, kesedihan
Trimester I  Mencari tanda kehamilan untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
 Libido naik atau turun (bervariasi)
 Memberitahu kehamilannya pada orang yang dipercaya
 Ibu merasa sehat
 Sudah menerima kehamilan
Trimester II  Dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif
 Ibu mulai merasakan kehadiran janin sebagai seseorang diluar dirinya
 Libido meningkat
 Periode menunggu dan waspada
 Ibu tidak sabar menunggu kelahiran janinnya
 Ibu merasa khawatir bayi tidak normal
 Melindungi bayinya dari orang atau benda yang dianggap
Trimester membahayakan janinnya
III  Ibu merasa dirinya aneh dan jelek
 Takut dan cemas menghadapi persalinan
 Sedih karena akan berpisah dari janinnya dan kehilangan perhatian
yang diterima selama kehamilan

10. Kata kunci: riwayat melahirkan anak dengan spina bifida

Jawaban: C
Pembahasan:
Spina bifida merupakan kecacatan kongenital yang disebabkan oleh defek pada tabung saraf.
Kondisi ini dapat dicegah dengan pemberiaan asam folat dimulai sejak sebelum konsepsi dan
selama 12 minggu pertama kehamilan (Macdonald and Magill-Cuerden, 2010). Dosis asam folat
yang dianjurkan adalah 400 μg 1xsehari (Kemenkes, 2013).
11. Kata kunci: kekebalan yang diperoleh setelah imunisasi TT ketiga

Jawaban: B

Pembahasan:
Pemberian imunisasi TT lengkap (Kemenkes, 2007)
Imunisasi Interval Durasi Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama Tidak ada
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup
12. Kata kunci: usia kehamilan 32 minggu, TFU 32 cm, konvergen (belum masuk panggul).

Jawaban: E

Pembahasan:
Taksiran berat badan janin (TBBJ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Johnson.
Rumus yang digunakan adalah:

Jika kepala sudah enganged (sudah masuk panggul/divergen):

𝑇𝐵𝐵𝐽 = (𝑇𝐹𝑈 − 11)𝑥155

Jika kepala belum enganged (sudah masuk panggul/konvergen):

𝑇𝐵𝐵𝐽 = (𝑇𝐹𝑈 − 12)𝑥155

Dalam kasus ini, diketahui TFU 32 cm, dan kepala belum masuk panggul (konvergen), maka
rumus yang digunakan adalah:
𝑇𝐵𝐵𝐽 = (𝑇𝐹𝑈 − 12)𝑥155

TBBJ = (32-12) x 155 = 3100 gram


13. Kata kunci: tidak haid sejak 2 bulan (±8 minggu/trimester I)

Jawaban: D

Pembahasan:
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut:
Jumlah
Waktu
Kunjungan Trimester Kunjungan
yang Dianjurkan
Antenatal
I 1 x (K1) Sebelum 16 minggu
II 1 x (K2) Antara 24 – 28 minggu
III Antara 30 – 32 minggu
2 x (K3 dan K4) Antara 36 – 38 minggu
Sementara itu, WHO menganjurkan jadwal ANC setiap 4 minggu sekali hingga usia kehamilan
28 minggu, setiap 2 minggu di usia 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali setelahnya.
14. Kata kunci: menerima suntikan tetanus pertama

Jawaban: D

Pembahasan:
Vaksinasi tetanus toksoid pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus. Imunisasi TT memberikan kekebalan
aktif kepada ibu dan kemudian ditransfer melalui plasenta ke janin (Kemenkes, 2007). Jika ibu
menerima imunisasi TT selama kehamilan, bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus
hingga beberapa minggu setelah kelahirannya.
15. Kata kunci:hamil 8 bulan, mengeluh mudah lelah dan pusing, konjungtiva pucat

Jawaban: A

Pembahasan:
Dalam kasus ini pasien dengan usia kehamilan 8 bulan mengeluh mudah lelah dan pusing.
Gejala subjektif ini dicurigai terkait dengan anemia. Hasil pemeriksaan fisik berupa konjungtiva
pucat semakin menguatkan kecurigaan akan anemia. Selain itu, usia kehamilan 8 bulan
merupakan puncak terjadinya hemodilusi.
Gejala pada anemia defisiensi besi terkadang bisa tidak terdeteksi karena sangat ringan. Gejala
yang muncul pada anemia tergantung pada tingkat keparahan anemia yang diderita. Berikut ini
adalah beberapa gejala yang sering terjadi akibat anemia defisiensi besi: mudah lelah, kurang
berenergi, muka pucat, pusing, sakit kepala, dan konjungtiva pucat.
Untuk memastikan diagnosa anemia diperlukan pemeriksaan hemoglobin.
16. Kata kunci: bayi terasa sering menendang

Jawaban: C

Pembahasan:
Gerakanan janin normalnya dirasakan minimal 10 kali dalam 12 jam.
17. Kata kunci: Hb 10,5 gr%

Jawaban: B

Pembahasan:
Tablet zat besi diberikan kepada semua ibu hamil paling sedikit 90 tablet, dengan dosis 1 tablet
setiap hari dimulai segera setelah mual dan muntah tidak dirasakan lagi. Setiap tablet zat besi
mengandung 60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat.
18. Kata kunci: primigravida

Jawaban: E

Pembahasan:
Gerakan janin pertama atau quickening pertama kali dirasakan oleh primigravida di usia
kehamilan 18 – 20 minggu dan oleh multigravida di 16 – 18 minggu.
19. Kata kunci: Gravida 34-35 minggu

Jawaban: C

Pembahasan:
Jumlah
Waktu Kunjungan
Trimester Kunjungan
yang Dianjurkan
Antenatal
I 1 x (K1) Sebelum 16 minggu
II 1 x (K2) Antara 24 – 28 minggu
Antara 30 – 32 minggu
III 2 x (K3 dan K4) Antara 36 – 38 minggu
20. Kata kunci: sudah mendapatkan TT1

Jawaban: C

Pembahasan:
Setiap ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi tetanus harus mendapatkan paling
sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya. Suntik TT pertama pada kunjungan antenatal
pertama dan TT kedua diuntikkan 4 minggu kemudian. Apabila sebelum hamil ibu pernah
diimunisasi, maka pemberian imunisasi TT tambahan perlu dilakukan selama kehamilan.
21 Kata kunci: fundus teraba bagian bulat, keras, dan melenting, bagian bawah teraba lunak dan
besar.

Jawaban: E

Pembahasan:
Diagnosis presentasi bokong dengan pemeriksaan leopold adalah ditemukannya fundus teraba
bagian bulat, keras, dan melenting, bagian bawah teraba lunak dan besar.
Ketika dilakukan pemeriksaan DJJ, biasanya DJJ terdengar diatas pusat.
22 Kata kunci: mual muntah terus menerus, turgor kulit menurun, lidah kering, mata cekung, dan
berat badan mengalami penurunan.

Jawaban: B

Pembahasan:
Dalam kasus ini pasien mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu mual dan muntah yang terjadi
pada kehamilan hingga usia 16 minggu, menimbulkan dehidrasi, gangguan asam basa,
elektrolit, dan ketosis.
Turgor kulit menurun, lidah kering, mata cekung, berat badan mengalami penurunan
menunjukkan adanya gejala dehidrasi.
Hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi memerlukan penanganan di rumah sakit.
23 Kata kunci: mual muntah terus menerus, nafas tercium bau aseton

Jawaban: C

Pembahasan:
Hiperemesis gravidarum dapat dibagi menjadi 3 derajat, yaitu:
 Muntah terus menerus, tidak mau makan, BB menurun, nyeri epigastrium
Derajat I  Nadi meningkat hingga 100x/menit, TD sistolik menurun
 Mata cekung, lidah kering, turgor kulit menurun, urin normal
 Gejala lebih berat, semua yang dimakan/minum dimuntahkan kembali,
sangat haus, subfebris
Derajat II  Nadi 100 – 140x/menit, tekanan darah sistolik <80 mmHg
 Apatis, kulit pucat, lidah kotor
 Kadang ikterus, aseton (+), bilirubin (+), BB turun cepat
 Gangguan kesadaran (delirium-koma)
 Muntah berkurang atau berhenti
Derajat III
 Ikterus (+), sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin urin (+), BB
turun cepat
24 Kata kunci: mual muntah 4-5 kali sehari, TTV dalam batas normal, turgor baik

Jawaban: D

Pembahasan:
Dalam kasus ini, ibu mengalami emesis gravidarum (bukan hiperemesis) karena TTV dalam
batas normal, tidak ada tanda dehidrasi. Maka konseling yang tepat adalah menjelaskan bahwa
apa yang ibu alami adalah hal yang fisiologis terjadi akibat peningkatan hormon kehamilan.
Setelah itu, jelaskan cara mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan.
25 Kata kunci: trimester I, perdarahan, serviks tertutup

Jawaban: C

Pembahasan:
Jenis – jenis abortus menurut kejadiannya:
Jenis
Tipe Perdarahan Serviks Jaringan
abortus
Imminens Sedikit/ bercak Menutup Tidak teraba
Insipiens Banyak Membuka Teraba/ tidak teraba
Komplit Banyak Menutup Sudah keluar
Inkomplit Sedikit Membuka Sebagian keluar, teraba sisa jaringan

Jenis abortus lainnya:


 Abortus spontan: terjadi tanpa intervensi medis
 Abortus kriminalis: pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah, atau dilakukan
oleh orang yang tidak berwenang
 Abortus habitualis: terjadi berulang minimal 3 kali
 Abortus febrilis/septik: abortus yang disertai dengan adanya tanda – tanda infeksi
 Missed abortion: abortus tertunda, janin yang mati tertahan di uterus selama beberapa
minggu
26 Kata kunci: perdarahan, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi, serviks terbuka

Jawaban: B

Pembahasan:
Jenis
Tipe Perdarahan Serviks Jaringan
abortus
Imminens Sedikit/ bercak Menutup Tidak teraba
Insipiens Banyak Membuka Teraba/ tidak teraba
Komplit Banyak Membuka Sudah keluar
Inkomplit Sedikit Membuka Sebagian keluar, teraba sisa jaringan
27 Kata kunci: perdarahan, ekspulsi sebagian hasil konsepsi, serviks terbuka

Jawaban: D

Pembahasan:
Jenis
Tipe Perdarahan Serviks Jaringan
abortus
Imminens Sedikit/ bercak Menutup Tidak teraba
Insipiens Banyak Membuka Teraba/ tidak teraba
Komplit Banyak Membuka Sudah keluar
Inkomplit Sedikit Membuka Sebagian keluar, teraba sisa jaringan

28 Kata kunci: perdarahan, riwayat ekspulsi hasil konsepsi, serviks terbuka

Jawaban: A

Pembahasan:
Jenis
Tipe Perdarahan Serviks Jaringan
abortus
Imminens Sedikit/ bercak Menutup Tidak teraba
Insipiens Banyak Membuka Teraba/tidak teraba
Komplit Banyak Membuka Sudah keluar
Inkomplit Sedikit Membuka Sebagian keluar, teraba sisa jaringan

29 Kata kunci: perdarahan, TFU lebih besar dari usia kehamilan, sindrom mirip preeklampsia,
DJJ (-), keluar jaringan seperti anggur.

Jawaban: E

Pembahasan:
Perbedaan mola hidatidosa dan KET
Mola Hidatidosa KET
Gejala khas  Perdarahan  Perdarahan
 TFU lebih besar dari  Nyeri perut bagian
usia kehamilan bawah
 Tidak ada tanda pasti  Gejala syok (tensi
kehamilan rendah, nadi cepat,
 Kadar β-hCG tinggi KU jelek)
 Pengeluaran jaringan  Nyeri goyang serviks
seperti anggur/mata  Kuldosintesis/
ikan douglas punksi (+)
 DJJ (-)
30 Kata kunci: perdarahan bercak, nyeri perut bagian bawah, douglas pungsi positif

Jawaban: E

Pembahasan:
Perbedaan mola hidatidosa dan KET
Mola Hidatidosa KET
Gejala khas  Perdarahan  Perdarahan
 TFU lebih besar dari  Nyeri perut bagian
usia kehamilan bawah
 Tidak ada tanda pasti  Gejala syok (tensi
kehamilan rendah, nadi cepat,
 Kadar β-hCG tinggi KU jelek)
 Pengeluaran jaringan  Nyeri goyang serviks
seperti anggur/mata  Kuldosintesis/
ikan douglas punksi (+)
 DJJ (-)
31 Kata kunci : BB kehamilan naik 16 kg

Jawaban: E

Pembahasan :
Kenaikan berat badan yang normal selama masa kehamilan adalah 8-12 kg. Jika kenaikan berat
badan melebihi bata normal maka perlu dilakukan pemerikaan penunjang glukosa urin/ reduksi
urin.
32 Kata kunci: sakit perut, perdarahan, serviks menutup

Jawaban: B
Pembahasan:
Dalam kasus ini, pasien mengalami abortus imminens. Secara umum abortus imminens
ditangani dengan tirah baring/bed rest dan pemberian obat – obatan dengan kolaborasi dengan
dokter spesialis obstetri.
33 Kata kunci: perdarahan banyak, porsio terbuka, teraba jaringan, tensi 90/60 mmHg

Jawaban: A

Pembahasan:
Diagnosa kasus ini adalah abortus inkomplit dengan gejala syok hemorargik. Maka tindakan
yang diperlukan adalah:
a. Stabilisasi kondisi pasien: pasang infus menggunakan jarum besar untuk mengantisipasi
kebutuhan transfusi
b. Rujuk
34 Kata kunci : flek-flek merah kecoklatan, belum ada dilatasi serviks

Jawaban : B

Pembahasan :
Diagnosa kasus ini adalah abortus imminens. Secara umum abortus imminens ditangani dengan
tirah baring/bed rest. Dalam hal ini pasien dianjurkan untuk mengurangi aktivitasnya.
35 Kata kunci: hamil 36 minggu, kejang, TD 160/110 mmHg

Jawaban: A

Pembahasan:
Hipertensi dalam kehamilan
Jenis Usia Tekanan Protein
Asuhan
hipertensi kehamilan darah urin
Hipertensi <20 minggu ≥140/90 (-) 1. Tirah baring
kronis + riwayat mmHg 2. Kolaborasi untuk pemberian
hipertensi antihipertensi
sebelum 3. Observasi dengan ANC
hamil lebih sering
Hipertensi ≥20 minggu ≥140/90 (-) 1. Tirah baring
gestasional mmHg 2. Kolaborasi untuk pemberian
antihipertensi
3. Observasi dengan ANC
lebih sering
Superimposed ≥20 minggu ≥140/90 (+) Tangani seperti PER atau PEB
preeklampsia + riwayat mmHg
hipertensi
kronis
Preeklampsia ≥20 minggu 140/90- (+) 1. Tirah baring
ringan 160/110 2. Kolaborasi untuk pemberian
mmHg antihipertensi
3. Observasi dengan ANC
lebih sering
Preeklampsia ≥20 minggu ≥160/110 (++) 1. Perbaiki keadaan umum
berat mmHg atau (jalan
lebih nafas, pernapasan/oksigen,
disertai cairan intravena/infus)
gejala 2. Berikan MgSO4 dosis awal: 4
sakit gram
kepala, (10 ml larutan MgSO4 40%)
pengeli- secara IV pelan selama 15 –
hatan 20
kabur,dll menit(lanjutkan dengan
Eklampsia ≥20 minggu ≥140/90 (+) atau rujukan
+ kejang mmHg lebih jika di puskesmas/BPM)
umum atau 3. Lanjutkan dengan dosis
koma MgSO4
rumatan/pemeliharaan: 6
gram
MgSO4 (15 ml larutan MgSO4
40%), larutkan dengan 500
mL RL,
berikan secara IV 28 tetes per
menit,
Diulang hingga 24 jam post
partum
36 Kata kunci: hamil 36 minggu, kejang, TD 160/110 mmHg

Jawaban: C

Pembahasan:
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis preeklampsia adalah protein urin.
37 Kata kunci: hamil 34 minggu, kejang, TD 180/110 mmHg

Jawaban: B
Pembahasan:
Lihat kembali tabel di soal no.35
Penatalaksanaan PEB dan eklampsia adalah:
1. Perbaiki keadaan umum (jalan nafas, pernapasan/ oksigen, cairan intravena/infus)
2. Berikan MgSO4 dosis awal: 4 gram (10 ml larutan MgSO4 40%) secara IV perlahan
selama 15 – 20 menit (lanjutkan dengan rujukan jika di puskesmas/ BPM)
3. Lanjutkan dengan dosis MgSO4 rumatan/ pemeliharaan: 6 gram MgSO4 (15 ml larutan
MgSO4 40%), larutkan dengan 500 mL RL, kemudian berikan secara IV dengan tetesan
28 tetes per menit, diulang hingga 24 jam post partum.

38 Kata kunci: penngelihatan kabur, pusing, TD 160/110 mmHg, protein urin (++)

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat kembali tabel di soal no.35

39 Kata kunci: hamil 38 minggu, kejang, TD 160/110 mmHg

Jawaban: E

Pembahasan:
Lihat kembali tabel di soal no.35
Penatalaksanaan PEB dan eklampsia adalah:
1. Perbaiki keadaan umum (jalan nafas, pernapasan/ oksigen, cairan intravena/ infus)
2. Berikan MgSO4 dosis awal: 4 gram (10 ml larutan MgSO4 40%) secara IV perlahan
selama 15 – 20 menit (lanjutkan dengan rujukan jika di puskesmas/ BPM)
3. Lanjutkan dengan dosis MgSO4 rumatan/ pemeliharaan: 6 gram MgSO4 (15 ml larutan
MgSO4 40%), larutkan dengan 500 mL RL, berikan secara IV dengan tetesan 28 tetes
per menit, diulang hingga 24 jam post partum.
40 Kata kunci: hamil 8 bulan, kejang, TD 190/110 mmHg

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat kembali tabel di soal no.35
Penatalaksanaan PEB dan eklampsia adalah:
4. Perbaiki keadaan umum (jalan napas, pernapasan/ oksigen, cairan intravena/ infus)
5. Berikan MgSO4 dosis awal: 4 gram (10 ml larutan MgSO4 40%) secara IV pelan
selama 15 – 20 menit (lanjutkan dengan rujukan jika di puskesmas/BPM)
6. Lanjutkan dengan dosis MgSO4 rumatan/ pemeliharaan: 6 gram MgSO4 (15 ml
larutan MgSO4 40%), larutkan dengan 500 mL RL, berikan secara IV 28 tetes per
menit, diulang hingga 24 jam post partum

MgSO4 berfungsi untuk mencegah kejang (antikonvulsan).


KUMPULAN SOAL
ASUHAN PERSALINAN
Jumlah soal: 40
Waktu: 40 menit

SOAL
1. Seorang perempuan usia 25 tahun usia kehamilan 38 minggu, datang ke BPM, mengeluh
perutnya mulas-mulas yang semakin sering, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg,
Nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah masuk 2/5, hasil VT: portio tipis
lunak, pembukaan serviks 8 cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala, penurunan di
H-III. Apakah diagnosis untuk kasus di atas?
a. Inpartu kala I fase laten
b. Inpartu kala I fase aktif
c. Inpartu kala I fase aktif akselerasi
d. Inpartu kala I fase aktif deselerasi
e. Inpartu kala I fase laten memanjang
2. Seorang perempuan usia 24 tahun mengaku hamil anak kedua datang ke puskesmas,, belum
pernah melahirkan, sudah pernah keguguran satu kali, mengeluh merasakan mules-mules
sejak 3 jam yang lalu dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan TD:
120/80 mmHg, N:86x/menit, R: 20x/menit, S: 37,2 0C, pemeriksaan abdomen TFU 33 cm,
teraba bagian terendah janin kepala, perlimaan 2/5, His: 3x/10’/30”, DJJ: 132x/menit,
pemeriksaan dalam: v/v tak ada kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 3 cm, ketuban utuh,
presentasi UUK, penurunan kepala stasion 0. Berdasarkan kasus tersebut diagnosanya
adalah.....
a. G2P1A0 parturient aterm kala I fase laten
b. G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif akselerasi
c. G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif deselerasi
d. G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif dilatasi maksimal
e. G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif akselerasi maksimal
3. Perempuan, 25 tahun, hamil anak kedua, datang ke Bidan Praktek Mandiri pada pukul 07.00
WIB. Mengeluh perut terasa mules dan mengeluarkan lendir bercampur darah. Hasil
pemeriksaan palpasi abdomen tinggi fundus uteri 32 cm, punggung kanan, penurunan kepala
3/5. Jika dilakukan pemeriksaan dalam, berada di bidang Hodge berapakah penurunan kepala
janin pada kasus diatas?
a. II+
b. III+
c. I – II
d. II – III
e. III – IV
4. Seorang perempuan usia 20 tahun, hamil 39 minggu, datang ke BPM, klien mengeluh mulas-
mulas yang semakin sering, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 100/70 mmHg, Nadi 80x/menit,
R 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah masuk 2/5, hasil VT pembukaan serviks 8 cm, selaput
ketuban masih utuh. Dimanakah perkiraan penurunan kepala janin sesuai dengan kasus di
atas?
a. Hodge I
b. Hodge II
c. Hodge III
d. Hodge IV
e. Hodge V
5. Seorang perempuan usia 25 tahun baru saja melahirkan bayinya secara spontan di BPM,
sedangkan plasenta belum lahir, tinggi fundus uteri masih setinggi pusat, sudah terdapat
tanda- tanda pelepasan plasenta. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
a. Inpartu kala V
b. Inpartu kala IV
c. Inpartu kala III
d. Inpartu kala II
e. Inpartu kala I
6. Ibu hamil aterm anak pertama datang ke BPM, mengeluh perutnya sakit terus-menerus.
Dilakukan pemeriksaan dalam: portio tebal, pembukaan 4 cm, dan ketuban (+). Apakah yang
harus dilakukan oleh bidan dalam kasus tersebut?
a. Observasi
b. Memasang infus RL
c. Infus dengan tokolitik
d. Merujuk dengan infus RL
e. Kolaborasi dengan dokter obgyn
7. Seorang ibu melahirkan anak pertamanya di bidan praktik mandiri, 15 menit kemudian
plasenta lahir lengkap beserta selaputnya, perdarahan normal. Asuhan apa yang tepat untuk
kasus tersebut?
a. Mengecek kelengkapan tali pusat
b. Melakukan massase uterus
c. Menyuntikan oksitosin
d. Menegangkan tali pusat
e. Membersihkan alat
8. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke BPM dan melahirkan anak pertamanya 1 jam
yang lalu, mengeluh lemas dan perutnya mules. Hasil pemeriksaan TFU 1 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, jumlah darah keluar ±250 cc, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus
b. Menilai perdarahan
c. Memeriksa robekan jalan lahir
d. Mengekplorasi sisa plasenta
e. Melakukan inisiasi menyusui dini
9. Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke BPM, bidan melakukan pemeriksaan dengan
hasil: his 3x10 menit/45“, DJJ 148x/menit, pembukaan 6 cm, ketuban positif,presentasi kepala,
UUK kanan depan, penurunan H II+, moulage tidak ada. Kandung kemih penuh. Tindakan apa
yang harus dilakukan untuk membantu kemajuan persalinan pada kasus diatas?
a. Anjurkan ibu mobilisasi.
b. Pecahkan ketuban,induksi.
c. Pecahkan ketuban, mobilisasi.
d. Lakukan kateterisasi dan anjurkan mobilisasi.
e. Anjurkan ibu BAK kekamar mandi,dan mobilisasi.
10. Seorang perempuan usia 20 tahun melahirkan spontan di BPM,bayi lahir segera
menangis,warna kulit kemerahan, pernapasan teratur gerakan aktif. TFU 2 jari atas pusat,
tidak teraba bagian janin, kontraksi baik, kandung kemih penuh. Apa prioritas tindakan pada
ibu?
a. Melakukan manual plasenta
b. Suntik oksitosin 20 IU IM
c. Suntik oksitosin 20 IU IM
d. Kateter dan suntik oksitoksin 10 IU IM
e. Kateter dan suntik oksitoksin 20 IU IM
11. Bidan melakukan pertolongan persalinan pada seorang perempuan usia 20 tahun di BPM. Bayi
lahir spontan segera menangis, warna kulit kemerahan, pernapasan teratur, gerakan aktif,
kemudian bayi dikeringkan dan diletakan diatas perut ibu. Dilakukan palpasi tidak ada janin
kedua, oksitoksin telah diberikan. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan?
a. IMD
b. Resusitasi
c. Pemeriksaan fisik
d. Manajemen aktif kala III
e. Jepit, potong ikat tali pusat
12. Seorang perempuan usia 20 tahun melahirkan spontan pervaginam di BPM. Hasil
pemeriksaan: plasenta lahir lengkap, TFU sepusat, kontraksi lembek, kandung kemih penuh,
perdarahan 300 cc. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada ibu tersebut?
a. Kateter
b. Suntik methergin 0,2 mg
c. Suntik oksitoksin 10 IUIM
d. Kateter,suntik methergin 0.2 mg
e. Kateter, suntik oksitoksin 10 IU IM
13. Seorang perempuan usia 31 tahun datang di BPM, hamil aterm anak ke dua, mengeluh ingin
BAB, keluar lendir darah dari jalan lahir bertambah banyak. Hasil pemeriksaanTTV dalam
batas normal, TFU 38 cm, bagian terendah janin kepala, penurunan 1/5, DJJ 142x/menit. Hasil
VT: portio tidak teraba, ketuban (-), H-III (+), penunjuk UUKpada pukul 1. Hb 10 gr%. Apa
tindakan pada kasus tersebut?
a. Memimpin kala II
b. Ibu diperbolehkan duduk
c. Menganjurkan ibu miring ke kiri
d. Memposisikan ibu dorsal rekumben
e. Mengajarkan teknik meneran efektif
14. Setelah dilakukan penjahitan luka perineum, bidan hendaklah memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu. Pendidikan kesehatan apa yang harus diberikan kepada ibu?
a. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak bergerak agar jahitannya tidak lepas
b. Menganjurkan ibu untuk menggunakan obat-obat tradisional pada lukanya
c. Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin
d. Menganjurkan mengurangi minum agar luka cepat kering
e. Menyarankan ibu tidak mengkonsumsi telur dan ikan
15. Seorang perempuan usia 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu datang ke BPM dengan
keluhan perut sudah disertai rasa ingin meneran.Dari vagina keluar cairan warna putih keruh.
Hasil pemeriksaan KU baik,TTV normal, his 4x/10'/55”. DJJ 148x/menit. Hasil periksa dalam:
portio tidak teraba, ketuban (-), presentasi kepala, posisi UUK depan, penurunan H-III,
moulage tidak ada. Apakah rencana asuhan pada klien tersebut?
a. Informasikan hasil pemeriksaan
b. Informedconsent, siapkan alat
c. Menggunakan APD, cuci tangan, siapkan alat
d. Informed consent, bimbing meneran saat ada his
e. Mendekatkan alat, pakai APD, melakukan PD ulang
16. Seorang perempuan berusia 32 tahun G3P2A0 hamil 9 bulan datang ke BPM mengeluh
kenceng-kenceng ingin meneran. Hasil pemeriksaan bidan TTV normal, DJJ 120 x/menit,
pemeriksaan dalam pembukaan serviks lengkap, ketuban (+), kepala turun H-III. Apa asuhan
yang tepat untuk perempuan tersebut?
a. Episiotomi
b. Amniotomi
c. Kateterisasi
d. Pimpin mengejan
e. Menahan perineum
17. Seorang perempuan berumur 24 tahun G1P0A0 hamil 9 bulan datang ke BPM dengan keluhan
ingin melahirkan. Hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 80x/menit, P 22x/menit, S 36 0C.
Hasil pemeriksaan abdomen TFU 30 cm, puka, letak kepala, his 2x/10 menit lamanya 30 detik,
DJJ 150x/menit. Hasil pemeriksaan genetalia ketuban utuh, pembukaan 3 cm, presentasi
kepala, penurunan kepala 2/5 bagian. Setiap berapa lamakah bidan melakukan observasi
kesejahteraan janin sesuai kasus tersebut ?
a. 15 menit
b. 30 menit
c. 45 menit
d. 60 menit
e. 75 menit
18. Seorang ibu 28 tahun melahirkan bayi ke dua di BPM bayi lahir spontan menangis kuat, warna
kulit merah,menangis kuat, gerakan aktif, bayi dikeringkan dan diselimuti. Apakah tindakan
yang harus segera dilakukan?
a. Massase uterus
b. Suntik Methergin 0,2mg/ IM
c. Suntik Oxytocin 10 IU/ IM
d. Palpasi, dan suntik oxytocin 10 unit
e. Memotong tali pusat , mengikat dan IMD
19. Seorang perempuan usia 28 tahun, G2P1A0 datang ke klinik dengan keluhan nyeri perut dan
keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya. Hasil pemeriksaan T: 37,5 0C, RR: 26x/menit,
P: 94x/menit, TD: 120/80 mmHg, VT pembukaan 7 cm, penurunan kepala sudah di H-III.
Dimanakah letak bagian terbawah janin sesuai dengan kasus di atas?
a. Di pintu atas panggul yang dibentuk di promotorium
b. Di pinggir bawah simfisis pubis sejajar dengan PAP
c. Di spina ishiadica sejajar dengan PAP
d. Di ujung koksigis sejajar dengan PAP
e. Di area promontorium dengan koksigis
20. Seorang Ibu 28 tahun, hamil pertama 38 minggu datang ke BPM mengeluh perut sudah mules
dan sering, dari vagina keluar darah lendir. KU baik, TTV normal, his3x/10'/45”. TFU 32 cm,
DJJ 148x/menit. PD v/v tak, portio lunak, pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi kepala 3/5,
posisi UUK kanan depan, penurunan H-III,moulage tidak ada. Bagaimanakah imbang
fetopelvik klien tersebut?
a. Baik
b. Luas
c. Cukup
d. Kurang
e. Sedang
21 Seorang perempuan usia 35 tahun melahirkan di BPM. pada saat 2 jam postpartum bidan
melakukan pemeriksaan didapatkan uterus tidak berkontraksi dan terdapat perdarahan dari
jalan lahir, vital sign: TD 90/70 mmHg, suhu 36,5 oC, respirasi 18x/menit, dan nadi 80x/menit.
Apakah diagnosis pada kasus diatas?
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta
c. Solusio plasenta
d. Inversio uteri
e. Prolaps uteri
22 Seorang perempuan usia 35 tahun melahirkan di BPM pada saat 2 jam postpartum bidan
melakukan pemeriksaan didapatkan uterus tidak berkontraksi dan terdapat perdarahan dari
jalan lahir, TD 90/70 mmHg, suhu 36 oC, respirasi 18x/menit, dan nadi 80x/menit. Apakah
tindakan segera berdasarkan kasus diatas?
a. Manual plasenta
b. Eksplorasi rahim
c. Kompresi bimanual interna
d. Memberikan tampon pada vagina
e. Merujuk
23 Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke RB mengeluh mulas-mulas ingin melahirkan.
Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan dalam pembukaan 5 cm, ketuban
(+). Hasil observasi pada pukul 08.00 s.d 09.00 WIB his 3 x/10menit/45”, DJJ 145 x/menit.
Pada pukul 10.00 WIB hasil observasi his 3 x/10 menit/30”, DJJ 145x/menit. Apakah yang
dialami klien berdasarkan hasil observasi pada kasus di atas?
a. Atonia uteri
b. Inertia uteri
c. Inversio uteri
d. Tetani uteri
e. Incoordinate uteri action
24 Seorang perempuan usia 30 tahun, inpartu kala I fase aktif datang ke BPM. Dari hasil
pemeriksaan diperoleh pada pemeriksaan abdomen teraba kepala janin 3/5 diatas simfisis
pubis, PD: portio tipis lunak, pembukaan 8 cm, selaput ketuban utuh, teraba fontanel anterior
dan orbita. Apakah presentasi janin pada kasus di atas?
a. Presentasi muka
b. Presentasi dahi
c. Presentasi dagu
d. Presentasi kepala
e. Presentasi bokong
25 Seorang perempuan usia 30 tahun, inpartu kala I fase aktif datang ke BPM. Dari hasil
pemeriksaan diperoleh pada pemeriksaan abdomen teraba lekukan antara oksiput dan
punggung, PD : portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, teraba muka, mulut,
rahang, dan jari tangan bidan mudah masuk ke mulut janin. Apakah presentasi janin pada
kasus di atas?
a. Presentasi muka
b. Presentasi dahi
c. Presentasi dagu
d. Presentasi kepala
e. Presentasi mulut
26 Seorang perempuan usia 20 tahun inpartu kala I fase aktif di rujuk bidan RS. Hasil
pemeriksaan bidan di RS TD: 110/80 mmHg, N: 88x/menit, S: 37 oC, R: 24x/menit,
pemeriksaan abdomen kepala teraba di bagian atas, DJJ terdengar di atas pusat 140x/menit,
PD: portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, teraba anus, penurunan Hodge
III. Apakah presentasi janin pada kasus di atas?
a. Presentasi kaki
b. Presentasi muka
c. Presentasi verteks
d. Presentasi bokong murni
e. Presentasi bokong sempurna
27 Seorang bidan dipanggil keluarga ke rumah seorang perempuan yang mengeluh akan
melahirkan. Ibu mengaku hamil anak pertama, usia kehamilan cukup bulan. Hasil pemeriksaan
dalam teraba spina iskhiadika kanan dan kiri. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
a. Gemelli
b. Bayi besar
c. Inpartu kala I
d. Presentasi majemuk
e. Cephalo pelvic disproportions
28 Perempuan 25 tahunmelahirkan anak pertama di Bidan. Plasenta lahir spontan pervaginam,
kemudian ibu mengalami pendarahan. Hasil pemeriksaan kontraksi tidak ada, kandung kemih
kosong, dan bekuan darah tidak ada. Tindakan apa yang dilakukan bidan berdasarkan kasus
tersebut?
a. KBI selama 1 menit
b. KBI selama 2 menit
c. KBI selama 3 menit
d. KBI selama 4 menit
e. KBI selama 5 menit
29 Seorang perempuan G1P0A0 parturien aterm datang ke BPM bersama dukun beranak,
berdasarkan anamnesa telah dipimpin mengedan sejak 2 jam yang lalu tetapi bayi tidak juga
lahir. Hasil pemeriksaan TD: 90/60 mmHg, N: 112x/menit, R:26x/menit, S:37,7 0C. Pada
pemeriksaan fisik abdomen terapa keras, his 3x/10’/40”, detak jantung janin tidak terdengar,
pemeriksaan panggul teraba promontorium, arcus pubis <90 0, pembukaan lengkap, porsio
tebal dan bengkak, penurunan kepala hodge II, sutura teraba menumpuk, dan tidak dapat
dipisahkan. Apakah kemungkinan penyebab pada kasus diatas?
a. Inersia hipotonik
b. Inersia hipertonik
c. Panggul sempit
d. Partus lama
e. Partus tak maju
30 Seorang perempuan berusia 28 tahun mengaku hamil aterm anak ke-3, datang ke BPM
mengeluh ingin melahirkan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan his adekuat, denyut jantung
janin 145 x/menit, tafsiran berat janin 2500 gram. Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan
lengkap, presentasi bokong. Kemudian dilakukan pertolongan persalinan dengan metode
Bracht sehingga bokong bayi keluar, dan tali pusat terlihat. Apakah tindakan bidan
selanjutnya?
a. Melonggarkan tali pusat
b. Menarik badan bayi ke atas
c. Menarik badan bayi ke bawah
d. Menarik badan bayi ke arah samping
e. Menarik badan bayi searah jarum jam 180°
31 Seorang perempuan usia 35 tahun G2P1A0 datang ke BPM dengan keluhan mules,keluar
lendir bercampur darah, cairan warna jernih. Hasil pemeriksaan KU baik, TTVnormal, his 3x10’
selama 45”, DJJ 144x/menit. pembukaan 8 cm, ketuban (-), teraba tali pusat di samping
kepala. Apakah diagnosa pada ibu tersebut?
a. Inpartu kala I dengan KPD
b. Inpartu kala I dengan fisiologis
c. Inpartu kala I dengan tali pusat terkemuka
d. Inpartu kala I dengan fase aktif memanjang
e. Inpartu kala I dengan tali pusat menumbung
32 Perempuan 25 tahun hamil cukup bulan, persalinan kedua di Bidan Praktik Mandiri (BPM).
Dipimpin mengedan selama 2 jam, tidak ada kemajuan. Hasil pemeriksaan TBBJ ±3400 gram,
DJJ 148x/menit, his teratur 3x dalam 10 menit dan kuat, presentasi kepala, penunjuk ubun-
ubun kecil, posisi ubun-ubun kecil kanan belakang, penurunan bagian terendah di station 0/
hodge 3. Apakah diagnosa kasus diatas?
a. G2 P1 A0, aterm, kala 2, dengan malposisi
b. G2 P1 A0, aterm, kala 2, dengan kala dua lama
c. G2 P1 A0, aterm, kala 2, dengan partus tak maju
d. G2 P1 A0, aterm, kala 2, dengan partus terlantar
e. G2 P1 A0, aterm, kala 2, dengan sub occipito posterior persisten
33 Bidan melakukan pertolongan persalinan pada seorang perempuan usia 20 tahun hamil anak
pertama usia kehamilan 38 minggu di klinik. Setelah dilakukan pimpinan persalinan kepala bayi
lahir, namun beberapa saat kemudian tidak terjadi putaran paksi luar dan dagu menekan
perineum. Apakah tindakan segera yang dilakukan pada kasus di atas?
a. Prasat Bracht
b. Prasat Klasik
c. Prasat Muller
d. Prasat McRobert’s
e. Prasat Pragh terbalik
34 Bidan melakukan asuhan kala III pada seorang perempuan P1A0 di BPM, setelah bayi lahir
telah diberikan suntikan oksitosin 10 IU/IM, kemudian dicoba melakukan PTT tetapi plasenta
belum lepas. 15 menit kemudian diberikan oksitosin kedua. Setelah 15menit kemudian
plasenta masih belum lepas dan tampak adanya perdarahan pervaginam. Apakah diagnosis
pada kasus di atas?
a. Atonia Uteri
b. Inversio Uteri
c. Retensio Plasenta
d. Robekan jalan lahir
e. Solusio plasenta
35 Bidan melakukan asuhan kala III pada seorang perempuan P1A0 di BPM, setelah bayi lahir
telah diberikan suntikan oksitosin 10 IU/IM, kemudian dicoba melakukan PTT tetapi plasenta
belum lepas. Apa tindakan bidan dalam kasus di atas?
a. Melakukan manual plasenta
b. Melakukan kompresi bimanual interna
c. Menunggu dan mengobservasi 15 menit lagi
d. Memberikan oksitosin ke 2 sebanyak 10 IU/IM
e. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
36 Seorang perempuan usia 30 tahun telah melahirkan anak ke-3 secara spontan di RB. Bidan
telah memberikan suntikan oksitosin 10 IU/IM pada pukul 03.32 WIB, kemudian dicoba
melakukan PTT tetapi plasenta belum lepas. Bidan memberi oksitosin kedua namun 15 menit
setelahnya plasenta masih belum lepas dan tampak adanya perdarahan pervaginam. Apakah
tindakan yang harus dilakukan pada kasus di atas?
a. Reposisi uteri
b. Manual plasenta
c. Kompresi bimanual interna
d. Kompresi bimanual eksterna
e. Melakukan massase fundus uteri
37 Seorang perempuan usia 37 tahun P4A0 post partum baru saja melahirkan bayinya 10 menit
yang lalu dengan berat 2800 gram di BPM. Segera setelah plasenta lahir tampak darah keluar
dari jalan lahir dengan cepat. Ibu tampak gelisah, tanda-tanda vital TD:90/60mmHg,
N:112x/menit, R:28x/menit, S:35,80C. Pada abdomen tidak teraba kontraksi, plasenta lahir
lengkap dan tidak ditemukan adanya robekan jalan lahir. Bidan melakukan tindakan
penanganan awal tetapi kontraksi uterus belum juga teraba, sehingga bidan memutuskan
untuk merujuk ibu tersebut. Apakah tindakan yang dapat bidan lakukan selama perjalanan
dengan tujuan untuk mengurangi debit darah yang keluar?
a. Melakukan pemasangan infus
b. Melakukan pemasangan oksigen
c. Kompresi bimanual interna
d. Pemasangan tampon
e. Pemasangan kondom kateter
38 Seorang ibu datang ke tempat bidan praktik mandiri mengeluh kenceng-kenceng ingin
mengejan sudah tidak bisa ditahan. Hasil pemeriksaan bidan, tampak bokong janin membuka
vulva dengan diameter 6 cm. Bagaimanakah sikap bidan yang tepat dalam menghadapi kasus
tersebut?
a. Pimpin mengejan
b. Rujuk ke puskesmas
c. Observasi selama 1 jam
d. Tunggu 4 jam
e. Rujuk ke rumah sakit
39 Seorang perempuan G4P2A1 datang ke tempat praktik mandiri anda mengeluh hamil 9 bulan
merasakan kenceng-kenceng sejak 9 jam yang lalu. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan
lendir darah dan belum mengeluarkan air dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan pembukaan
serviks 5 cm, keadaan umum baik. Setelah 4 jam kemudian hasil pemeriksaan dalam
pembukaan serviks tetap 5 cm. Apakah diagnosa yang tepat pada kasus di atas?
a. Partus lama
b. Partus macet
c. Partus tak maju
d. Partus precipitatus
e. Partus anjuran
40 Seorang perempuan G2P1A0 umur 30 tahun hamil 39 minggu datang ke BPM, mengeluh
merasakan kenceng – kenceng sejak 7 jam yang lalu, sudah mengeluarkan lendir darah dan
belum mengeluarkan ketuban dengan riwayat persalinan yang lalu spontan. Hasil
pemeriksaan: keadaan umum baik, TBBJ 3000 gram, presentasi kepala, pembukaan serviks 5
cm, UUK kanan depan. Setelah 4 jam kemudian pembukaan serviks menjadi 7cm kontraksi 3 x
dalam 10 menit lama 20 detik. Berdasarkan data diatas, manakah yang menunjukkan penyulit
persalinan?
a. His
b. Letak
c. Jalan lahir
d. Berat janin
e. Paritas
PEMBAHASAN KUMPULAN SOAL 2
ASUHAN PERSALINAN
1. Kata kunci: pembukaan 8 cm

Jawaban: B

Pembahasan :
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap.
Secara umum, kala I dapat dibagi menjadi dua fase yaitu: (Buku APN)
 Fase laten: berlangsung hingga pembukaan <4 cm
 Fase aktif: pembukaan 4 cm hingga 10 cm (lengkap)
Menurut kurva persalinan Friedman, kala I dapat dibagi menjadi beberapa fase sbb: (Varney)
 Fase akselerasi: dimulai di fase aktif persalinan (pembukaan 1-3 cm)
 Fase dilatasi maksimal: waktu ketika dilatasi serviks terjadi dengan cepat dari 4 cm hingga 8
cm
 Fase deselerasi: akhir dari fase aktif, pembukaan serviks melambat (pembukaan 9-10 cm).
2. Kata kunci: hamil kedua, belum pernah melahirkan, pernah keguguran satu kali, pembukaan 3
cm

Jawaban : A

Pembahasan :
G2P1A0 inpartu kala 1 fae laten. Fase laten: berlangsung hingga pembukaan <4 cm
3. Kata kunci: kepala turun 3/5

Jawaban:D

Pembahasan:
Bidang hodge digunakan untuk menentukan sampai manakah bagian terendah janin turun
dalam panggul untuk persalinan. Berdasarkan pemeriksaan dalam, bidang hodge dapat dibagi
menjadi:
Hodge Keterangan
I Kepala sudah melalui bagian atas simfisis dan promontorium (pintu atas panggul)
II Kepala terletak setinggi tepi bawah simfisis
III Kepala terletak setinggi spina ischiadika kanan dan kiri
IV Kepala terletak setinggi os koksigeus

Berdasarkan hasil palpasi penurunan bagian terendah janin (perlimaan), bidang Hodge dapat
dibagi menjadi:
Hodge Perlimaan
I 5/5
I-II 4/5
II-III 3/5
III+ 2/5
III-IV 1/5
IV 0/5
4. Kata kunci: kepala sudah masuk 2/5 bagian

Jawaban: C

Pembahasan:
Hubungan antara hasil palpasi bagian terendah janin dan bidang Hodge dapat disimpulkan sbb:

5. Kata kunci: bayi sudah lahir, plasenta belum lahir

Jawaban: kala III

Pembahasan:
Persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
 Kala I: dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap.
 Kala II: dimulai sejak pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi
 Kala III: dimulai setelah lahirnya kepala bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban
 Kala IV:dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya
6. Kata kunci: pembukaan 4 cm

Jawaban: A

Pembahasan:
Kasus fisiologis, masuk fase aktif → observasi
7. Kata kunci: plasenta lahir beserta selaputnya, perdarahan normal

Jawaban: B

Pembahasan:
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
8. Kata kunci: post partum 1 jam, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan 250 cc

Jawaban: A

Pembahasan:
Langkah – langkah dalam prosedur evaluasi (60 langkah APN)
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali /menit).
9. Kata kunci: pembukaan 6, ketuban (+), kepala hodge II+, kandung kemih penuh

Jawaban: E

Pembahasan:
Dalam kasus ini, penurunan kepala janin lambat karena terhalang oleh kandung kemih yang
penuh. Karena ketuban masih positif maka klien dapat dianjurkan untuk BAK sendiri ke kamar
mandi dengan didampingi dan melakukan mobilisasi untuk mempercepat pembukaan serviks.
10. Kata kunci: bayi telah lahir, tidak ada janin kedua, kandung kemih penuh

Jawaban: D

Pembahasan:
Langkah penanganan bayi baru lahir (60 langkah APN):
25. Lakukan penilaian (selintas)
26. Keringkan tubuh bayi
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

Dalam kasus ini diketahui bahwa kandung kemih penuh. Kandung kemih yang penuh dapat
menghalangi pelepasan plasenta. Maka tindakan yang perlu dilakukan adalah lakukan
penyuntikan oksitosin 10 IU lalu lakukan kateterisasi untuk mempercepat pengeluaran plasenta.
11. Kata kunci: bayi telah diletakkan di atas perut ibu, tidak ada janin kedua, oksitosin sudah
diberikan

Jawaban: E

Pembahasan:
Langkah penanganan bayi baru lahir (60 langkah APN):
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Biarkan bayi tetap melakukan kontak
kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
12. Kata kunci: plasenta lahir lengkap, perdarahan 300 cc, kontraksi lembek, kandung kemih penuh

Jawaban: A

Pembahasan:
Dalam kasus ini kala IV normal, hanya saja kandung kemih penuh dan kotraksi lembek.
Kontraksi uterus yang lembek dapat disebabkan oleh kandung kemih yang penuh, maka prioritas
tindakan adalah mengosongkan kandung kemih dengan melakukan kateterisasi.
13. Kata kunci: mengeluh ingin BAB, kepala 1/5, pembukaan lengkap, ketuban negatif, kepala HIII+
Jawaban: A

Pembahasan:
Berdasarkan data hasil pemeriksaan, klien sudah memasuki kala II persalinan, maka tindakan
pada kasus ini adalah memimpin kala II
14. Kata kunci: konseling pasca penjahitan perineum

Jawaban: C

Pembahasan:
Konseling yang harus diberikan kepada klien yang menerima penjahitan perineum adalah:
 Diet kaya protein dan vitamin C
 Cara menjaga kebersihan perineum
 Tanda bahaya infeksi perineum
 Mobilisasi
15. Kata kunci: rasa ingin meneran, pembukaan lengkap, ketuban negatif

Jawaban: D

Pembahasan:
Setelah memastikan pembukaan lengkap dan janin dalam keadaan baik, maka langkah APN
berikutnya adalah langkah menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
meneran, yaitu:
A. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
B. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
C. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran:
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2jam)
meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
16. Kata kunci: rasa ingin meneran, pembukaan lengkap, ketuban positif

Jawaban: B

Pembahasan:
Amniotomi adalah tindakan memecahkan ketuban yang tidak pecah secara spontan. Karena
dalam kasus ini pembukaan sudah lengkap tetapi ketuban masih positif maka bidan harus
melakukan amniotomi.
17. Kata kunci: pembukaan 3 cm, obervasi kesejahteraan janin

Jawaban: D

Pembahasan:
Pemeriksaan DJJ pada fase laten (0-3cm) dilakukan setiap 1 jam/ 60 menit, sedangkan pada
fase aktif (4-10 cm) dilakukan setiap 30 menit.
18. Kata kunci: bayi telah lahir, penilaian sudah dilakukan, bayi dikeringkan dan diselimuti

Jawaban: D

Pembahasan:
33. Langkah penanganan bayi baru lahir (60 langkah APN):
34. Lakukan penilaian (selintas)
35. Keringkan tubuh bayi
36. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
37. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
38. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
19. Kata kunci : kepala sudah di hodge III

Jawaban: C

Pembahasan:
Hodge Keterangan
I Kepala sudah melalui bagian atas simfisis dan promontorium
(pintu atas panggul)
II Kepala terletak setinggi tepi bawah simfisis
III Kepala terletak setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri IV Kepala terletak setinggi os koksigeus

20. Kata kunci: kepala 3/5, hodge III, moulage tidak ada

Jawaban: B

Pembahasan:
Keberhasilan persalinan pervaginam sangat bergantung pada kesesuaian antara kepala dan
panggul. Panggul dikatakan sempit jika perbandingan antara kepala dan panggul tidak serasi.
Persangkaan panggul sempit harus ditegakkan jika: (buku obfis patologi)
 Pada primipara kepala anak belum turun di usia kehamilan 36 minggu
 Pada primipara perut tampak menggantung
 Riwayat persalinan sulit pada multipara
 Ada kelainan letak pada kehamilan tua
 Terdapat kelainan bentuk badan ibu (ibu sangat pendek <145 cm, skoliosis, berjalan pincang
dll)
Dalam kasus ini tidak ada ditemukan penanda diatas, maka panggul klien dalam kasus ini luas.
21. Kata kunci: post partum 2 jam, perdarahan, uterus tidak berkontraksi

Jawaban: A

Pembahasan:
Diagnosis dan tatalaksana perdarahan post partum primer (dalam 24 jam pertama)
Gejala yang
Diagnosis Gejala pasti Penatalaksanaan
mungkin ada
Atonia uteri Perdarahan ≥500 cc Syok 1. Massase
Uterus tidak hemorhagik 2. Cek kandung kemih dan
berkontraksi 3. bekuan darah
4. KBI
5. KBE/Kompresi aorta
6. Pemberian oksitosin 20 IU
atau methergin atau
misoprostol
7. Jika KBI gagal rujuk
Retensio Plasenta tidak lahir Tali pusat putus 1. Pastikan ada tanda
plasenta setelah pemberian akibat traksi pelepasan
oksitosin kedua (30 berlebihan plasenta
menit) 2. Cek kandung kemih
Perdarahan 3. Stabilisasi KU
Uterus berkontraksi 4. Manual plasenta
baik 5. Jika gagal rujuk
Robekan Perdarahan merah Gejala syok 1. Pastikan lokasi robekan
jalan lahir segar dengan teliti (inspekulo jika
Plasenta lahir lengkap perlu)
Uterus berkontraksi 2. Lakukan penjahitan sesuai
baik wewenang bidan (grade I
dan II)
3. Jika diluar wewenang,
stabilisasi KU dan lakukan
rujukan
Inversio Uterus tidak teraba Syok 1. Stabilisasi KU
uteri Lumen vagina terisi neurogenik 2. Rujukan
massa
Perdarahan
Nyeri ringan atau
berat
Sisa Perdarahan Gejala syok 1. Stabilisasi KU
plasenta Plasenta tidak lahir 2. Cek kandung kemih
lengkap 3. Lakukan eksplorasi sisa
Uterus berkontraksi plasenta
tetapi tinggi fundus
tidak berkurang
(subinvolusi uterus)
22. Kata kunci: post partum 2 jam, perdarahan, uterus tidak berkontraksi

Jawaban: C

Pembahasan:
Lihat tabel di soal no.21
23. Kata kunci: dalam 1 jam, his tidak berubah tetap 3x/10’/30”.

Jawaban: B

Pembahasan:
Distosia karena kelainan his dapat dibagi menjadi:
Jenis Gejala
Inersia uteri Pemanjangan fase laten atau fase aktif atau keduanya. Terbagi 2:
 Inersia hipotonis: his lemah (jarang atau intensitasnya lembek)
 Inersia hipertonis: his terlalu kuat (hingga klien merasa sangat
kesakitan)
Partus Persalinan yang terlalu cepat (kurang dari 3 jam)
presipitatus
Tetania uteri His yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi
uterus → memicu partus presipitatus
Incoordinate Tidak ada koordinasi antara segmen atas dan bawah uterus, sehingga his
uterine action adekuat tetapi tidak diikuti dengan pembukaan serviks
24. Kata kunci: pembukaan 8 cm, teraba fontanel anterior dan orbita

Jawaban: B

Pembahasan:
Presentasi Hasil Palpasi Hasil PD
Dahi Kepala masih tinggi Teraba fontanel anterior, dan orbita
DJJ sepihak dengan bagian terkecil
Muka Ada lekukan antara daerah oksiput Teraba mulut, bagian rahang, tulang
dan punggung, DJJ sepihak dengan pipi, tulang orbita
bagian terkecil
Lintang Sumbu panjang janin teraba Sebelum inpartu tidak teraba bagian
melintang, fundus dan bagian terendah saat PD.
bawah teraba kosong Setelah inpartu dapat teraba bahu,
siku atau tangan
Bokong Di fundus teraba keras melenting Hanya teraba bokong, anus atau
murni Dibawah teraba bulat lunak tidak rektum
(Frank melenting
breech) DJJ diatas pusat
Bokong Di fundus teraba keras melenting Teraba kedua kaki disamping bokong
sempurna Di bawah teraba bulat lunak tidak
(complete melenting
breech) DJJ diatas pusat
Bokong Di fundus teraba keras melenting Teraba 1 kaki saja disamping bokong
tidak Di bawah teraba bulat lunak tidak
sempurna melenting
DJJ diatas pusat
Presentasi Di fundus teraba keras melenting Teraba kaki (atau lutut) dengan
kaki Di bawah teraba bulat lunak tidak bokong yang masih tinggi
melenting
DJJ diatas pusat
25. Kata kunci: teraba muka, mulut, rahang, dan jari tangan mudah masuk ke mulut janin

Jawaban: A

Pembahasan:
Lihat pembahasan soal no.24
26. Kata kunci: teraba anus

Jawaban: D

Pembahasan:
Lihat pembahasan soal no.24
27. Kata kunci: Hasil pemeriksaan dalam teraba spina iskhiadika kanan dan kiri

Jawaban: E

Pembahasan:
Cephalopelvic disproportion/ CPD adalah hambatan lahir yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan ukuran antara kepala janin dengan panggul ibu.
Diagnosis CPD adalah:
 Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan kepala janin meskipun his
adekuat
 Waspadai CPD terutama jika:
o Arkus pubis <90o
o Teraba promontorium, spina ischiadika, atau linea inominata
Pada primigravida kepala belum masuk panggul di usia kehamilan 36 minggu
28. Kata kunci: post partum, perdarahan, kontraksi tidak ada

Jawaban: E

Pembahasan:
Diagnosis kasus ini adalah atonia uteri. Tatalaksana atonia uteri adalah:

29. Kata kunci : panggul teraba promontorium, arcus pubis<90 o


Jawaban : C

Pembahasan:
Waspadai CPD atau panggul sempit terutama jika:
 Arkus pubis <90o
 Teraba promontorium, spina ischiadika, atau linea inominata

30. Kata kunci: presentasi bokong, persalinan dengan metode Bracht, tali pusat sudah terlihat

Jawaban: A

Pembahasan: segera setelah bokong lahir dan tali pusat sudah tampak, maka segera
longgarkan tali pusat, lanjutkan dengan menolong kelahiran hingga skapula tampak
31. Kata kunci: pembukaan 8 cm, ketuban negatif, teraba tali pusat di samping kepala

Jawaban: E

Diagnosis tali pusat menumbung dan terkemuka adalah penurunan tali pusat menutupi jalan lahir
Posisi Tali Pusat Ketuban
Tali pusat menumbung Negatif (sudah pecah)
Tali pusat terkemuka Positif (belum pecah)

Kekhawatiran utama dalam kasus tali pusat menumbung atau terkemuka adalah kepala
terdorong ke bawah dan tali pusat terjepit antara kepala dengan tulang – tulang panggul. Jika hal
ini terjadi maka sirkulasi dari ibu ke janin akan terganggu dan dapat mengakibatkan gawat janin.
Tatalaksana kasus tali pusat menumbung atau terkemuka adalah:
 Baringkan ibu dalam posisi trendelenburg (kaki lebih tinggi dari kepala) untuk melawan
gravitasi sehingga kepala tidak menekan tali pusat
 Segera lakukan rujukan
 Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria
32. Kata kunci: penunjuk ubun-ubun kecil, posisi ubun-ubun kecil kanan belakang

Jawaban: E

Pembahasan:
Malposisi adalah posisi abnormal antara kepala janin (penandanya adalah ubun-ubun kecil)
terhadap panggul ini. Jenis – jenis malposisi adalah:
Diagnosis Hasil Pemeriksaan
Posisi occipito posterior  Pemeriksaan abdomen: bagian terkecil janin
persisten teraba di anterior (di depan), dan DJJ
terdegar di samping perut ibu
 Pemeriksaan vaginal: penanda ubun-ubun
kecil di depan
Posisi oksiput lintang Posisi oksiput janin masih lintang terhadap
panggul sampai akhir persalinan kala 1 karena
kegagalan rotasi ke posisi oksiput anterior
33. Kata kunci: kepala bayi lahir namun beberapa saat kemudian tidak terjadi putaran paksi luar dan
dagu menekan perenium

Jawaban: D

Pembahasan:
Distosia bahu adalah keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat
melewati pintu bawah panggung
Gejala distosia adalah:
o Kepala bayi sudah lahir tapi bahu tertahan
o Tidak terjadi putaran paksi luar
o Kepala bayi melekat erat di perineum atau bahkan tertarik kembali (turtle sign)
o Kala II lebih lama

Penatalaksanaan distosia bahu menurut APN adalah:


o Episiotomi
o Posisi Mc.Robert disertai penekanan supra simfisis
o Ubah dengan posisi menungging
34. Kata kunci: Setelah 15 menit kemudian plasenta masih belum lepas dan tampak adanya
perdarahan pervaginam.

Jawaban: C

Pembahasan:
Lihat tabel di pembahasan soal no.21
35. Kata kunci: telah diberikan suntikan oksitosin 10 IU/IM, kemudian dicoba melakukan PTT tetapi
plasenta belum lepas

Jawaban: D

Pembahasan:
Jika plasenta tidak lahir setelah 15 menit dari pemberian oksitosin pertama maka lakukan
penyuntikan oksitosin kedua, tunggu selama 15 menit. Jika tetap tidak berhasil lakukan manual
plasenta.
36. Kata kunci: 03.32 diberikan oksitosin pertama, tapi plasenta belum lepas, jam 04.00 plasenta
belum lepas

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.21
37. Kata kunci : ibu melahirkan, abdomen tidak ada kontraksi, plasenta lahir lengkap, tidak ada
robekan jalan lahir, bidan akan merujuk.

Jawaban: E

Pembahasan:
Lihat tabel di pembahasan soal no.21. Bidan melakukan pemasangan kondom kateter selama
rujukan dimasudkan untuk memberi tekanan pada uterus, sehingga dapat menghentikan
perdarahan yang terjadi.
38. Kata kunci: bokong janin membuka vulva dengan diameter 6 cm

Jawaban: A

Pembahasan:
Menurut Permenkes no.28 tahun 2017 mengenai Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, bidan
tidak berwenang melakukan pertolongan persalinan sungsang.
Namun dalam kasus ini pasien datang dengan bokong janin sudah di depan vulva, maka bidan
tidak memiliki pilihan lain selain menolong persalinan sambil meminta keluarga untuk
mempersiapkan rujukan sebagai persiapan pertolongan kegawatdaruratan.
39. Kata kunci: pembukaan serviks tidak berubah dalam 8 jam

Jawaban: A

Pembahasan:
Perbedaan partus lama dan partus macet (sumber modul WHO)
Partus Lama Partus Macet
(prolonge labor) (obstructed labor)
 Pemanjangan fase laten (>8 jam)atau  Uterus berkontraksi secara adekuat
 Pemanjangan fase aktif (>12 jam)  Kepala tidak turun
 Kontraksi uterus tidak adekuat
40. Kata kunci: multigravida, pemeriksaan awal pembukaan 5 cm, setelah 4 jam pembukaan serviks
7 cm, his 3x/10’/20”

Jawaban: A

Pembahasan:
Masalah dalam kasus ini adalah his. Pembukaan tidak maju karena his yang tidak adekuat.
KUMPULAN SOAL
MASA NIFAS, NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Jumlah soal: 40
Waktu: 40 menit

SOAL
1. Seorang perempuan usia 28 tahun P1A0 postpartum 12 hari datang ke RS mengeluh
payudaranya nyeri dan bengkak. Hasil pemeriksaan terdapat inflamasi dan kemerahan pada
payudara di sebelah kiri. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Bendungan payudara
b. Tumor payudara
c. Mastitis
d. Abses payudara
e. Kanker payudara
2. Seorang perempuan berusia 40 tahun P4A1 post partum 3 minggu, datang ke BPM dengan
keluhan demam tinggi menggigil, nyeri bagian perut bawah, kembung, hasil pemeriksaan TD
110/80 mmHg, Nadi 100 x/menit, R 25 x/menit, S 39°C, PD cavum douglas menonjol dan
pungsi kavum douglas berisi pus. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Metritis
b. Peritonitis
c. Abses pelvik
d. Mastitis
e. Selulitis
3. Seorang perempuan berusia 35 tahun P3A0 post partum 2 minggu, datang ke BPM dengan
keluhan demam-menggigil, nyeri bagian perut bawah, lokhia berbau dan mengeluarkan nanah,
hasil pemeriksaan TD 100/80 mmHg, Nadi 110 x/menit, R 25 x/menit, S 38,5°C, dan terdapat
nyeri tekan uterus. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Metritis
b. Peritonitis
c. Abses pelvik
d. Mastitis
e. Selulitis
4. Seorang perempuan berusia 35 tahun P3A1 post partum 2 minggu, datang ke BPM dengan
keluhan demam-menggigil, mual muntah,nyeri bagian perut bawah, hasil pemeriksaan TD
100/80 mmHg, Nadi 110 x/menit, R 24 x/menit, S 39,5°C, dan bising usus (-). Apakah diagnosa
pada kasus di atas?
a. Metritis
b. Peritonitis
c. Abses pelvik
d. Mastitis
e. Selulitis
5. Seorang perempuan berusia 38 tahun P3A0 post partum 4 minggu, datang ke BPM dengan
keluhan nyeri perut, disuria, frekuensi, dan urgensi miksi meningkat. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Metritis
b. Peritonitis
c. Abses pelvik
d. Mastitis
e. Sistitis
6. Seorang perempuan usia 30 tahun 2 minggu post partum, saat kunjungan ke rumah Ibu
mengeluh demam selama 2 hari ini, payudara teraba panas, tegang, dan nyeri. Ibu jarang
menyusui. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum ibu lemah dan tampak kesakitan,
suhu 38,5°C, kedua payudara merah, tegang, dan bengkak. Fundus uteri tidak teraba,
pengeluaran lochea alba. Apakah diagnosa pada kasus di atas?
a. Bendungan ASI
b. Peradangan
c. Fisiologis
d. Mastitis
e. Infeksi
7. Seorang perempuan usia 40 tahun, postpartum 3 minggu melahirkan datang ke BPM
mengeluh nyeri pada tungkai dari hasil pemeriksaan diperoleh S 39 oC, homan sign (+). Apakah
diagnosa pada kasus di atas ?
a. Infeksi nifas
b. Parametritis
c. Tromboflebitis
d. Peritonitis
e. Endometritis
8. Ibu post partum 3 hari datang ke BPM mengeluh sulit menyusui, payudara terasa tegang, dan
nyeri. Pada saat dilakukan pemeriksaan payudara terlihat areola lebih menonjol dan puting
susu lebih datar. Apakah diagnosa yag saudara tegakkan?
a. Abses payudara
b. Mastitis
c. Metritis
d. Bendungan payudara
e. Tromboflebitis
9. Seorang perempuan berusia 18 tahun, melahirkan bayi yang sehat minggu lalu di RS Bersalin
dan pulang ke rumahnya setelah 2 hari melahirkan. Ibu baik-baik saja selama beberapa hari
pertama, tetapi kemudian menjadi mudah menangis, tidak sabar bila bayinya agak sulit
menyusu, khawatir ia bukan seorang ibu yang baik, ia merasa suaminya tidak lagi
mencintainya. Apa yang sedang dialami oleh ibu ini?
a. Postpartum blues
b. Perubahan emosi
c. Psikosa postpartum
d. Depresi postpartum
e. Reaksi neurotis-obsesif
10. Seorang perempuan P1A0 post partum 6 jam di Polindes mengeluh keluar darah banyak dari
jalan lahir. Dari hasil pengkajian diperoleh data: muka pucat, conjungtiva anemis, fundus uteri
tidak teraba, kontraksi uterus kurang baik/ teraba lembek, kandung kemih kosong, luka jahitan
baik. Apakah diagnosa pada kasus diatas?
a. Atonia uteri
b. Inkontinensia urine
c. Sisa plasenta
d. Anemia
e. Perdarahan postpartum
11. Ibu post partum 2 minggu datang ke klinik bersalin mengeluh tidak bisa menyusui karena salah
satu payudaranya terasa ada benjolan dan merasa nyeri ketika disentuh. Pemeriksaan suhu
39oC, terdapat pembengkakan kelenjar pada aksila. Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. Abses payudara
b. Mastitis
c. Metritis
d. Bendungan payudara
e. Tromboflebitis
12. Seorang perempuan datang ke Bidan Praktek Mandiri mengatakan melahirkan 6 hari yang lalu
secara normal, mengeluh putingnya lecet, dan terasa nyeri. Bayinya rewel ketika menyusu, pipi
tampak kempot saat menyusu. ASI sedikit. Apakah penyebab dari kasus tersebut?
a. Bingung puting
b. Kurangnya intake nutrisi
c. Perlekatan bayi ke puting susu yang kurang tepat
d. Produksi ASI sedikit
e. Pemakaian bra yang ketat
13. Seorang perempuan 25 tahun P1A0 14 hari yang lalu datang ke BPM untuk melakukan
pemeriksaan ulang. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan ibu dan bayinya dalam
keadaan baik. Ibu sering menaruh ASIP bisa digunakan dalam keadaan terbuka diruangan
yang tidak ber AC. Berapa lama ASIP dapat digunakan dalam kondisi tersebut?
a. 4 jam
b. 6 jam
c. 2 hari
d. 2 minggu
e. 2 bulan
14. Seorang perempuan berusia 22 tahun, melahirkan 1 hari yang lalu di Bidan Praktek Mandiri.
Saat ini dia tampak masih tergantung dengan bantuan bidan dalam merawat bayinya. Ketika
para tetangga menengoknya dia sangat antusias mengulang cerita tentang proses
persalinannya. Apakah periode adaptasi psikologi yang dialami perempuan tersebut?
a. Taking in
b. Letting go
c. Letting hold
d. Taking on
e. Taking hold
15. Seorang perempuan berumur 25 tahun melahirkan anak ke 2 secara spontan di tempat bidan 8
jam yang lalu, lahir secara spontan. Bayi dan ibu dalam keadaan normal. Ibu menyatakan ingin
pulang karena anak pertamanya yang berumur 1,5 tahun tidak ada yang mengasuh sehingga
dititipkan tetangga. Bagaimanakah komunikasi efektif yang harus saudara lakukan untuk
menjelaskan kondisi perempuan tersebut?
a. “Iya, bu.”
b. “Ibu boleh pulang.”
c. “Silakan saja kalau ibu mau pulang.”
d. ”Ibu boleh pulang, namun kalau ada keluhan ibu segera menghubungi saya.”
e. ”Ibu boleh pulang asal ibu mau menandatangani surat pernyataan pulang paksa.”
16. Seorang ibu 21 tahun baru melahirkan anak pertama nifas hari keempat. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan puting susu ibu lecet. Ibu mengaku merasa kesakitan saat menyusui
bayinya. Informasi mengenai teknik menyusui manakah yang sebaiknya diberikan kepada ibu?
a. Memasukkan seluruh puting dan sebagian areola ke mulut bayi
b. Untuk melepaskan hisapan, tarik putting, dari mulut bayi
c. Untuk membuka mulut bayi, sentuh hidung bayi
d. Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari
e. Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut
17. Seorang perempuan berumur 20 tahun, melahirkan 7 hari yang lalu secara spontan di bidan
praktek mandiri. Saat ini bidan melakukan kunjungan ke rumah ibu. Ibu mengeluh perutnya
mules, bayi sudah menyusu ASI keluar. Selanjutnya bidan melakukan pemeriksaan fisik.
Berapa tinggi fundus uteri pada kasus diatas?
a. Setinggi pusat
b. Pertengahan pusat simfisis
c. Sudah tidak teraba di bawah pusat
d. 2 jari bawah pusat
e. 3 jari diatas simfisis
18. Seorang perempuan berusia 23 tahun melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu di Rumah
Bersalin. Saat ini dia menyatakan perutnya terasa mulas dan masih mengeluarkan darah dari
jalan lahir. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, pengeluaran pervaginam merah
kecoklatan. Apakah jenis lochea sesuai dengan kasus tersebut?
a. Alba
b. Serosa
c. Sanguilenta
d. Rubra
e. Cruenta
19. Seorang perempuan berusia 22 tahun melahirkan anak keduanya 5 minggu yang lalu secara
normal. Anak pertama yang berumur 2,5 tahun. Saat ini menunjukkan perubahan sifat yang
sangat drastis, diantaranya ngompol lagi, sering rewel, dan menjadi sangat agresif, melarang
adiknya untuk menyusu pada ibunya. Apakah saran yang tepat pada kasus di atas?
a. Membelikan barang yang sama dengan adiknya
b. Menganjurkan pada keluarga agar anaknya sementara dipisah
c. Menganjurkan orangtua agar bersikap tegas pada anak pertamanya
d. Memberikan pengertian kepada anak pertama tentang kehadiran adiknya
e. Menganjurkan orang tua agar tetap memberikan perhatian pada anak pertamanya
20. Seorang perempuan berumur 26 tahun, melahirkan 4 jam yang lalu, saat ini telah menyusui
bayinya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan KU baik, tanda-tanda vital normal, bekas jahitan
perineum terasa sedikit nyeri, pengeluaran pervaginam pada pembalut tidak basah penuh,
TFU normal kontraksi keras. Apakah tujuan asuhan kebidanan saat ini?
a. Konseling tentang breast care
b. Memastikan laktasi berjalan dengan lancar
c. Memastikan ibu dapat merawat bayi dengan benar
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
21 Seorang bayi berusia 5 hari dibawa ibunya ke Puskemas dengan keluhan malas menyusu dan
tidur terus. Hasil pemeriksaan kulit bayi kuning di daerah wajah, vital sign dalam batas normal,
dan pemeriksaan penunjang menunjukkan kadar bilirubin 6 mg/dl. Apakah diagnosa pada
kasus di atas?
a. Kern Ikterus
b. Ikterus patologis
c. Ikterus fisiologis
d. Hepatitis A
e. Hepatitis B
22 Seorang bayi telah lahir spontan 2 hari yang lalu di RS, gerakan aktif, TTV normal, BB 3000
gram, dan PB 49 cm. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan, TTV normal, dilakukan
pemeriksaan refleks dengan cara menyentuh bagian pipi bayi dan bayi memberikan respon
dengan cara mengikuti arah jari. Apakah nama refleks yang dilakukan bidan?
a. Refleks rooting
b. Refleks babinski
c. Refleks sucking
d. Refleks grasping
e. Refleks moro
23 Seorang perempuan usia 28 tahun baru saja melahirkan 6 jam yang lalu. Bayi menangis kuat,
warna kulit merah, gerak aktif, BBL 2900 gram. Apakah penatalaksanaan yang harus dilakukan
terhadap bayi?
a. Memandikan
b. Mengeringkan
c. Menghisap lendir
d. Memotong tali pusat
e. Inisiasi menyusu dini
24 Seorang bayi lahir di Bidan Praktik Mandiri, BB lahir 3250 gram. Bayi tampak sehat, gerakan
aktif, kulit kemerahan, menangis kuat. Ada benjolan di kepala, teraba lunak, dan melewati
sutura. Apakah diagnosa pada bayi tersebut?
a. Caput vakum
b. Cephal hematoma
c. Trauma lahir kepala
d. Caput succedaneum
e. Perdarahan intracranial
25 Seorang perempuan membawa anak ke puskesmas dengan keluhan muncul gelembung kecil
berisi cairan jernih di daerah punggung. Hasil pemeriksaan tampak kulit merah dan muncul
vesikel bergerombol di daerah leher dan punggung. Apakah diagnosa pasien tersebut?
a. Campak
b. Miliariasis
c. Seborhea
d. Oral trush
e. Vilariasis
26 Seorang balita sedang bermain dengan teman – temannya, ia tampak mau berbagi mainan
dan sesekali memperebutkan mainan. Jenis perkembangan balita diatas adalah?
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Intelegensia
d. Sosial
e. Bahasa
27 Seorang bayi laki-laki baru saja lahir di BPM dalam kondisi tidak menangis, warna kulit
kebiruan, dan tonus otot lemah. Hasil penilaian setelah dilakukan langkah awal resusitasi, bayi
bernafas, frekuensi jantung >100x/menit, dan warna kulit akrosianosis. Apakah tindakan
selanjutnya yang tepat untuk kasus di atas ?
a. Pemberian oksigen dengan sungkup (5-10 liter)
b. Ventilasi Tekanan Positif 20 x dalam 30 detik
c. Asuhan bayi baru lahir normal
d. Observasi tanda vital
e. Merujuk
28 Seorang bidan di Puskesmas menerima bayi laki-laki usia 8 bulan yang datang diantar
keluarganya dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu bayi rewel dan menangis menjerit ketika
hendak dipasangkan popok/ celana. Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat ruam kemerahan di
area bokong dan genetalia bayi. Apakah asuhan yang tepat diberikan pada kasus di atas?
a. Memberi lotion calamine
b. Menaburkan bedak salicyl
c. Kompres iodine (bethadine)
d. Mengolesi salep zinc okside
e. Rendam permanganate kalium
29 Bidan melakukan kunjungan rumah pada ibu yang bersalin 4 hari yang lalu dengan BB lahir
2700 gram. Dari hasil anamnesa, ibu menyatakan bayi malas menyusu sejak 2 hari. Pada
pemeriksaan didapatkan bayi mengalami penurunan BB sebanyak 150 gram dari BB lahir,
terdapat pewarnaan kuning di permukaan kulit tubuh bayi bagian atas. Apakah asuhan yang
tepat untuk kasus di atas?
a. Anjurkan ibu untuk membangunkan bayi tiap 2 jam
b. Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi
c. Mengajarkan ibu perawatan payudara
d. Ajarkan ibu teknik menyusui bayi
e. Pemberian susu tambahan
30 Bayi baru lahir, spontan pervaginam, usia kehamilan 38 minggu. Menangis kuat A/S 9/10.
Dilakuan pemeriksaan berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm. Apakah diagnosa yang
tepat untuk kasus diatas?
a. Neonatus cukup bulan kecil masa kehamilan
b. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
c. Neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan
d. Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
e. Neonatus lebih bulan sesuai masa kehamilan
31 Anak perempuan, usia 3 tahun dibawa ibunya ke Bidan Praktik Mandiri dengan keluhan sejak
kemarin anak buang air besar 5x sehari, cair, berwarna kuning, tidak ada lendir dalam tinja.
Hasil pemeriksaan cubitan kulit perut kembali setelah 3 detik, bibir kering, mata cekung.
Diagnosa apa yang tepat ditegakkan untuk kasus diatas?
a. Disentri
b. Diare dehidrasi ringan
c. Diare dehidrasi sedang
d. Diare dehidrasi berat
e. Diare tanpa dehidrasi
32 Bayi baru lahir, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, dan tanda-tanda vital
dalam batas normal.Tindakan apakah yang dilakukan oleh bidan pada kasus tersebut?
a. Melakukan resusitasi
b. Melakukan rangsang taktil
c. Melakukan langkah awal resusitasi
d. Melakukan ventilasi tekanan positif
e. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
33 Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas untuk diimunisasi. Hasil
pemeriksaan berat badan 4500 gram. Dilihat pada kartu KMS, bayi baru mendapat imunisasi
Hb0 dan Polio 1. Apa jenis imunisasi yang harus diberikan pada bayi dalam kasus di atas?
a. DPT 1
b. BCG
c. Campak
d. DPT 2
e. Hb 2
34 Seorang bayi berusia 9 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas untuk diimunisasi campak. Hasil
pemeriksaan berat badan 7500 gram, kondisi bayi sehat dan belum pernah menderita campak
sebelumnya. Bagaimanakah cara penyuntikan imunisasi tersebut?
a. Sub Cutan
b. Intra Vena
c. Intra Cutan
d. Intra Muskular
e. Peroral
35 Ny.E membawa bayinya yang berusia 2 bulan ke posyandu. Bayi pernah satu kali diimunisasi
di lengan kanan dan hasil pemeriksaan bayi sehat. Suntikan vaksin apakah yang anda berikan
pada bayi diatas?
a. BCG + Polio 1
b. HB 0 + BCG + Polio 1
c. Polio 1 + BCG + DPT Combo 1
d. Polio 2 + DPT Combo 1
e. Polio 1 + DPT Combo 1
36 Seorang bayi lahir spontan 1 jam yang lalu usia kehamilan 37 minggu. Berat lahir 2400 gram,
panjang 50 cm. Dari hasil pemeriksaan didapatkan suhu 36 oC, terdapat kelainan bibir, dan
palatum terdapat garis tengah lateral.Apakah kelainan kongenital yang dialami bayi tersebut?
a. Labioskizis
b. Faringitis
c. Palatoskizis
d. Atresia Esofagus
e. Labiopalatoskizis
37 Seorang bidan melaksanakan kunjungan rumah pada bayi yang lahir 2 hari yang lalu.Hasil
pemeriksaan didapatkan keadaan umum bayi baik, bayi dapat menyusu secara adekuat dan
tali pusat nampak kotor. Konseling yang tepat diberikan pada ibu dan keluarga adalah?
a. Jaga kehangatan
b. Pemberian imunisasi
c. Tanda-tanda bahaya pada BBL
d. Anjurkan tetap memberikan ASI
e. Perawatan tali pusat yang benar
38 Seorang bayi lahir 3 jam yang lalu di tolong bidan di Polindes. Bidan melakukan pemeriksaan
reflek, ketika bidan mengangkat bayi dari box bayi, tangan dan kaki bayi bergerak seolah-olah
ingin memeluk. Reflek apakah yang dinilai oleh bidan tersebut?
a. Reflek Moro
b. Reflek Graps
c. Reflek Galant
d. Reflek Sucking
e. Reflek Babinski
39 Seorang balita umur 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan buang air
besar lebih dari 5 kali dalam sehari dan berbentuk cair. Ibu mengatakan anak mau makan dan
mau minum susu. Hasil pemeriksaan anak tampak rewel, turgor kulit baik, mata tidak cekung.
TTV: S:37oC, R: 40x/menit, N : 100x/menit, BB : 11 kg.Apakah asuhan yang dapat diberikan
pada kasus di atas?
a. Memberikan makan, minum dan tablet zinc 20 mg selama 10 hari
b. Memberikan makan, minum dan tablet zinc 10 mg selama 10 hari
c. Memberikan makan, minum dan tablet zinc 5 mg selama 10 hari
d. Memberikan makan, minum dan tablet zinc 20 mg selama 5 hari
e. Memberikan makan, minum dan tablet zinc 10 mg selama 5 hari
40 Seorang bayi lahir menderita cacat bawaan yaitu labioskisis. Ibunya bingung bagaimana cara
memberikan bayinya susu. Cara apakah yang paling tepat untuk memberikan susu pada bayi
tersebut?
a. Dengan dot
b. Dengan sendok
c. Menggunakan selang NGT
d. Menyusu langsung dari puting ibu
e. Diberikan dengan ditetes ke dalam mulut
PEMBAHASAN KUMPULAN SOAL 3
PEMBAHASAN
1. Kata kunci: payudaranya nyeri dan bengkak, kemerahan pada payudara di sebelah kiri

Jawaban: C

Pembahasan:
Masalah pada payudara selama masa nifas
Diagnosis Gejala Penanganan
Bendungan  Nyeri payudara  Sangga payudara ibu dengan
ASI  Payudara terasa hangat, tegang, bebat atau bra yang pas
mengeras dan membesar  Kompres payudara dengan
 Biasanya antara 3-5 hari pasca menggunakan kain basah/
persalinan hangat selama 5 menit
 Gejala dirasakan di kedua  Urut payudara dari arah
payudara pangkal menuju puting
 Ada demam ringan  Keluarkan ASI dari bagian
 Puting susu mendatar depan payudara sehingga
puting menjadi lunak
 Susukan bayi 2-3 jam sekali
sesuai keinginan bayi (on
demand feeding) dan pastikan
bahwa perlekatan bayi dan
payudara ibu sudah benar
 Pada masa-masa awal atau
bila bayi yang menyusu tidak
mampu mengosongkan
payudara, mungkin diperlukan
pompa atau pengeluaran ASI
secara manual dari payudara
 Letakkan kain dingin/ kompres
dingin dengan es pada
payudara setelah menyusui
atau setelah payudara
dipompa
 Bila perlu, berikan
paracetamol 3 x 500 mg per
oral untuk mengurangi nyeri
 Lakukan evaluasi setelah
3 hari
Mastitis  Nyeri payudara Di BPM:
 Ada teraba benjolan pada payudara  Kolaborasi/ rujukan untuk
 Payudara membengkak, nyeri jika pemberian antibiotika
disentuh, kemerahan, dan teraba  Dorong ibu untuk tetap
hangat menyusui, dimulai dengan
 Ada rasa gatal di payudara payudara yang tidak sakit
 Gejala hanya pada salah satu  Bila payudara yang sakit
payudara belum kosong setelah
 Ada demam menyusui, pompa payudara
untuk mengeluarkan isinya
 Kompres dingin pada
payudara untuk mengurangi
bengkak dan nyeri.
 Berikan paracetamol 3 x 500
mg per oral untuk menurunkan
demam atau mengatasi nyeri.
 Sangga payudara ibu dengan
bebat atau bra yang pas
 Anjurkan untuk minum lebih
banyak untuk mencegah
dehidrasi
Abses Gejala sama dengan mastitis  Stabilisasi keadaan umum
payudara ditambah dengan pengeluran cairan  Rujuk
bernanah dari puting susu
2. Kata kunci: demam tinggi menggigil, nyeri bagian perut bawah, kembung, cavum douglas
menonjol dan pungsi kavum douglas berisi pus

Jawaban: C

Pembahasan:
Diagnosis Gejala Penanganan
Infeksi pada uterus dan abdomen
Metritis/  Demam >380C dapat disertai  Stabilisasi KU
Endometritis menggigil  Rujuk
 Nyeri perut bawah
 Lokia berbau dan purulen
 Nyeri tekan uterus
 Subinvolusi uterus
 Dapat disertai perdarahan
pervaginam dan syok
Peritonitis  Nyeri seluruh bagian perut  Stabilisasi KU
 Sakit jika dilakukan palpasi abdomen  Rujuk
 Perut kembung
 Kadang ada diare
 Muntah
 Bising usus (-)
 Demam menggigil
Abses pelvis  Nyeri perut bawah dan kembung  Stabilisasi KU
 Demam tinggi-menggigil  Rujuk
 Nyeri tekan uterus
 Respon buruk terhadap antibiotika
 Pembengkakan pada adneksa atau
kavum Douglas
 Pungsi kavum Douglas berupa pus
Sistitis  Gangguan berkemih (buang air kecil  Stabilisasi KU
menjadi lebih sering dan tidak bisa  Rujuk
ditahan)
 Terkadang disertai demam
 Nyeri saat buang air kecil
Infeksi pada luka episiotomi atau luka seksio sesaria
Selulitis  Nyeri dan panas pada luka yang  Kompres luka dengan
terinfeksi kasa lembab dan
 Demam menggigil minta pasien
 Nyeri tekan pada bekas luka disertai mengganti kompres
dengan pengeluaran cairan atau sendiri setiap 24 jam.
darah  Jaga kebersihan ibu,
 Kemerahan di tepi luka minta ibu untuk selalu
mengenakan baju dan
pembalut yang bersih.
 Jika ada nanah
lakukan rujukan untuk
drainase.
Abses luka Gejala selulitis disertai pengeluaran pus  Stabilisasi KU
 Rujuk
Infeksi pada pembuluh darah vena
Tromboflebitis  Demam  Stabilisasi KU
 Tungkai terlihat kemerahan  Rujuk
 Rasa panas, keras dan nyeri saat  Anjurkan ibu untuk
tungkai dipegang berbaring dengan
 Tanda Homman (+) posisi kaki lebih tinggi
Pelviotromboflebitis Gejala abses pelvis disertai dengan gejala  Stabilisasi KU
tromboflebitis  Rujuk
 Anjurkan ibu untuk
berbaring dengan
posisi kaki lebih tinggi

3. Kata kunci: demam-menggigil, nyeri bagian perut bawah, lokhia berbau dan mengeluarkan
nanah

Jawaban: A

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.2
4. Kata kunci: demam-menggigil, mual muntah,nyeri bagian perut bawah bising usus (-)

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.2
5. Kata kunci: nyeri perut, disuria, frekuensi, dan urgensi miksi meningkat

Jawaban: E

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.2
6. Kata kunci: payudara teraba panas, tegang dan nyeri, kedua payudara merah, tegang, dan
bengkak, Ibu jarang menyusui

Jawaban: A

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.1
7. Kata kunci: nyeri pada tungkai, homan sign (+).

Jawaban: C

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.2
8. Kata kunci: sulit menyusui, payudara terasa tegang dan nyeri, puting susu mendatar

Jawaban: D

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.1
9. Kata kunci: mudah menangis, tidak sabar bila bayinya agak sulit menyusu, khawatir ia bukan
seorang ibu yang baik

Jawaban: A

Pembahasan:
Perubahan
Psikologis Gejala Penanganan
Post partum  Sering menangis  Peningkatan support mental/
blues  Mudah tersinggung dukungan keluarga dalam
 Cemas mengatasi gangguan psikologis
 Labilitas perasaan yang berhubungan dengan masa
 Cenderung menyalahkan diri nifas dalam menjalani adaptasi
sendiri setelah melahirkan
 Gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan
 Kelelahan
 Mudah sedih
 Cepat marah
 Mood mudah berubah
 Perasaan terjebak
 Marah kepada pasangan dan
bayinya
 Sangat pelupa
Depresi  Mimpi buruk  Psikoterapi dan konseling dengan
post partum  Insomnia psikolog
 Rasa takut yang irasional  Modifikasi lingkungan (mendorong
terhadap suatu benda atau keluarga untuk memberikan
keadaan yang tidak dapat di dukungan serta membantu dalam
hilangakan atau ditekan oleh merawat anak)
pasien
 Perubahan mood
 Kurang nafsu makan
 Sedih
 Murung
 Perasaan tidak berharga
 Mudah marah
 Kelelahan
 Merasa tergangu dengan
perubahan fisik
 Sulit konsentrasi
 Melukai diri
Psikosa  Curiga berlebihan  Terapi oleh psikiater
post partum  Kebingungan
 Bicara meracau atau inkoheren
 Irasional
 Pikiran obsesif (pikiran yang
menyimpang dan berulang-
ulang)
 Agresif
 Impulsif (bertindak diluar
kesadaran)
 Halusinasi
 Waham
10. Kata kunci: muka pucat, conjungtiva anemis, fundus uteri tidak teraba, kontraksi uterus kurang
baik/ teraba lembek

Jawaban: A

Pembahasan:
Atonia uteri adalah perdarahan primer (dalam 24 jam post partum) yang ditandai dengan
perdarahan dan kontraksi uterus lemah.
11. Kata kunci: salah satu payudaranya terasa ada benjolan, terdapat pembengkakan kelenjar pada
aksila

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.1
12. Kata kunci: puting susu lecet, bayi rewel saat menyusu

Jawaban: C

Jawaban:
Masalah yang paling sering terjadi pada ibu yang menyusui adalah puting susu nyeri/ lecet.
Keadaan seperti ini biasanya terjadi karena posisi bayi sewaktu menyusu salah. Bayi hanya
menghisap pada puting karena aerola sebagian besar tidak masuk ke dalam mulut bayi. Hal ini
juga dapat terjadi pada akhir menyusui bila melepaskan hisapan bayi tidak benar. Juga dapat
terjadi bila sering membersihkan puting dengan alkohol atau sabun. Puting lecet ini dapat
menggagalkan upaya menyusui oleh karena ibu akan segan menyusui karena terasa sakit dan
tidak terjadi pengosongan payudara sehingga produksi ASI berkurang.
Pencegahan
 Ibu perlu mengetahui posisi menyusui yang benar.
 Ibu perlu tahu cara melepaskan bayi dari payudara.
 Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol
Penatalaksanaan
 Perbaiki posisi menyusui.
 Mulai menyusui dari payudara yang tidak sakit.
 Tetap mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet
 Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering
 Gunakan BH yang menyangga
 Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
13. Kata kunci: ASIP di ruangan yang tidak ber AC

Jawaban : A

Pembahasan:
Lama Penyimpanan ASI Perah
Suhu ruangan 8 jam
Kulkas dibagian bawah 1 minggu
Kulkas di freezer 3 bulan
14. Kata kunci: post partum 1 hari

Jawaban: A

Pembahasan:
Periode Hari ke Adaptasi Kebutuhan
Taking in 1-2 post partum  Periode Istirahat cukup, komunikasi
ketergantungan yang baik dan asupan
 Ibu terfokus pada nutrisi
dirinya sendiri,
sehingga cenderung
pasif terhadap
lingkungannya
 Ketidaknyamanan
yang dialami antara
lain rasa mules, nyeri
pada luka jahitan,
kurang tidur,
kelelahan
Taking hold 3-10 hari post  Ibu merasa khawatir Komunikasi yang baik,
partum akan dukungan dan pemberian
ketidakmampuan penyuluhan/ pendidikan
dan rasa tanggung kesehatan tentang
jawab dalam perawatan diri dan bayinya
perawatan bayinya
 Perasaan ibu lebih
sensitif sehingga
mudah tersinggung
Letting go >10 hari post  Fase menerima Pemenuhan kebutuhan fisik
partum tanggungjawab akan mencakup istirahat, asupan
peran barunya gizi dan lingkungan bersih,
 Ibu sudah mulai dan dukung keluarga
dapat menyesuaikan berupa perhatian, kasih
diri dengan sayang dan membantu
ketergantungan perawatan bayi
bayinya. Terjadi
peningkatan akan
perawatan diri dan
bayinya. Ibu merasa
percaya diri akan
peran barunya, lebih
mandiri dalam
memenuhi
kebutuhan dirinya
dan bayinya
15. Kata kunci: post partum 8 jam

Jawaban: D

Pembahasan:
Ketika ibu post partum akan pulang ke rumah ingatkan ibu untuk kembali jika ada tanda bahaya
masa nifas
16. Kata kunci: puting susu lecet

Jawaban: A
Pembahasan:
Puting susu yang lecet disebabkan oleh kesalahan perlekatan bayi ke puting susu atau
kesalahan saat melepaskan puting susu. Teknik menyusui yang benar adalah:
1. Cuci tangan
2. Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman: duduk bersandar, tidur miring, atau berdiri. Bila
duduk, jangan sampai kaki menggantung
3. Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI kemudian oleskan ASI tersebut pada puting susu
dan areola sekitarnya (sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu)
4. Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/ payudara ibu, perut bayi menempel
badan ibu, kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga dan lengan bayi berada pada
satu garis lurus
5. Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari
6. Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara: menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
7. Setelah bayi membuka mulut, minta ibu untuk dengan cepat mendekatkan kepala bayi ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi, usahakan sebagian
besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi
8. Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik: dagu bayi menempel di payudara
(C=chin), sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, terutama areola, bagian bawah
(A= areola), bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir bawah, terlipat ke
bawah) sehingga tidak mencucu (L= lips), mulut terbuka lebar (M = Mouth)
9. Minta ibu melepas isapan dengan cara: jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
10. Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang
diisap terakhir)
11. Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan ASI sedikit kemudian oleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
12. Minta ibu untuk menyendawakan bayi
17. Kata kunci: post partum 7 hari

Jawaban: B

Pembahasan:
Hari ke- TFU Ideal
Plasenta lahir Setinggi pusat
7 hari Pertengahan pusat simfisis
14 hari Tidak teraba
6 minggu Normal
18. Kata kunci: 5 hari post partum

Jawaban: C

Pembahasan:
Hari ke- Lochea Warna
1-4 hari Rubra Merah kehitaman
4-7 hari Sanguilenta Putih bercampur merah
7-14 hari Serosa Kekuningan/ kecoklatan
>14 hari Alba Putih
19. Kata kunci: anak pertama menunjukkan perubahan sifat setelah anak kedua lahir

Jawaban: D

Pembahasan:
Sibling rivalry dapat terjadi pada anak dengan adiknya yang baru lahir atau pada dua saudara
pada usia berapapun. Sibling rivalry seorang anak dengan adiknya yang baru lahir dapat diatasi
dengan cara berikut:
 Mendorong anak untuk memiliki teman-teman sebelum adiknya lahir
 Membuat anak yang lebih tua tetap merasa penting dalam keluarga
 Tunjukkan rasa menghormati terhadap barang anak yang dianggap berharga
 Beritahu kepada anak jika barangnya akan dipinjam atau digunakan untuk adiknya
 Berperilaku dan bertutur kata secara baik
 Menunjukkan dan mengajarkan empati kepada anak agar anak dapat menerima adik
barunya dengan baik
 Meluangkan waktu bersama masing-masing anak secara rutin. Hal ini penting untuk
membangun rasa percaya dan aman pada diri masing-masing anak
20. Kata kunci: 4 jam post partum

Jawaban: E

Pembahasan:
Kunjungan
Jadwal Tujuan
ke
1 6 Jam  Untuk mengenal adanya perdarahan yang berlebihan,
post memberikan perawatan darurat, dan merujuk bila
partum diperlukan
 Mengidentifikasi robekan jalan lahir yang membutuhkan
penanganan dan rujukan
 Memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarganya
mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi baru
lahir
 Mempromosikan inisiasi menyusui secara dini
 Untuk mengidentifikasi yang mengalami komplikasi,
memberikan perawatan darurat, dan merujuk bila
diperlukan
 Untuk mencegah hypotermi (bayi tidak boleh dimandikan
dalam 12 jam pertama dan usahakan bayi berada dalam
kondisi hangat)
 Memberikan pencegahan infeksi dan perawatan tali
pusat
 Menimbang bayi
2 Hari ke 3-6  Untuk mengenal perdarahan yang berlebihan dan tanda-
post partum tanda infeksi, memberikan perawatan darurat, dan
merujuk bila diperlukan
 Untuk mengenal dan mengatasi masalah menyusui
(puling sakit dan infeksi, payudara bengkak, air susu
tidak banyak
 Untuk memberikan nasehat kepada ibu untuk
mendapatkan kapsul vitamin A pascasalin
 Untuk mengenal bayi baru lahir yang tidak mau minum
dengan baik, menderita conjunctivitis, infeksi tali pusat,
bayi kuning, atau tanda-komplikasi lainnya, memberikan
perawatan darurat, dan merujuk bila diperlukan
 Untuk menguatkan kembali penyuluhan mengenai tanda-
tanda bahaya pada ibu dan bayinya
 Untuk mempromosikan imunisasi (BCG, POLIO, dan
Hepatitis B)
3 2 minggu  Untuk mengenal masalah ibu dan bayi baru lahir,
post partum memberikan perawatan darurat, dan merujuk apabila
diperlukan
 Untuk mengenal dan mengatasi masalah yang berkaitan
dengan menyusui (puting susu lecet, atau infeksi,
mastitis, produksi ASI tidak cukup)
 Untuk mendiskusikan metode keluarga berencana (KB),
termasuk metode amenorrhea karena laktasi (lactational
amenorrhea method/ LAM/ MAL)
4 6 minggu  Untuk mengkonfirmasi proses involusi ibu
post partum  Untuk mengenal dan mengatasi masalah menyusui
(puting lecet atau infeksi, mastitis, produksi ASI tidak
cukup, dan kenaikan berat badan bayi tidak bagus)
 Untuk memulai metode KB
 Untuk mempromosikan kunjungan bayi ke posyandu
21. Kata kunci: malas menyusu dan tidur terus, hasil pemeriksaan kulit bayi kuning di daerah wajah,
bilirubin 6 mg/dl

Jawaban: C

Pembahasan:
Ikterus fisiologis Ikterus patologis
 Kadar bilirubin total mencapai  Awitan ikterus dimulai sebelum usia 24 jam
6-8 mg/dl di hari ke 3  Kadar bilirubin >5 mg/dl/24 jam atau mencapai >15
 Dimulai >24 jam, memuncak di mg/dl
hari ke 3-5 dan mulai menurun  Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi,
di hari ke 7 kesulitan minum, apneu, takipneu, ketidakstabilan
 Tanda vital dan keadaan suhu)
umum bayi dalam batas  Ikterus menetap >2 minggu
normal  Tinja pucat
 Ikterus melewati batas siku dan lutut
22. Kata kunci: menyentuh bagian pipi bayi dan bayi memberikan respon dengan cara mengikuti
arah jari

Jawaban: A

Pembahasan:
Refleks pada BBL
Refleks Penjelasan
Rooting Jika seseorang mengusapkan sesuatu di pipi bayi, ia akan memutar kepala ke
arah benda itu dan membuka mulutnya.
Sucking Ketika ada benda-benda yang dimasukkan kedalam mulut seperti puting susu
ibu, bayi akan berusaha menghisap
Berkedip Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba
Babinski Jari-jari mencengkram/ hiperekstensi ketika bagan bawah kaki diusap, indikasi
syaraf berkembang dengan normal
Grasping Bayi baru lahir menggenggam/ merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak
tangannya
Moro Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti memeluk
bila ada rangsangan
Tonic Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengankat kepalanya
neck
Stepping/ Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak
walking kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/ orang tersebut akan melihat
refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan.
Refleks Cara melakukannya dengan mengetuk pelan pada bagian os frontal anterior
glabelar atau dahi bayi, kemudian menggesernya ke bawah dikit sejajar dengan hidung.
Lalu dilihat kedipan mata yang terjadi
23. Kata kunci: bayi usia 6 jam

Jawaban: A

Pembahasan:
Jelas
24. Kata kunci: Ada benjolan di kepala, teraba lunak dan melewati sutura

Jawaban: D

Pembahasan:
Perbedaan gejala caput succedaneum dan chepal hematoma
Caput succedaneum Cephal hematoma
 Benjolan lunak, batas tidak  Benjolan difus, batas tegas,
tegas, tidak berfluktuasi, dapat tidak melewati sutura.
melampaui sutura.  Timbul setelah beberapa jam
 Dapat cepat menghilang  bayi lahir (6 - 8 jam).
 dengan sendirinya (3 – 6 hari)  Akan hilang dalam 2–8 minggu.
25. Kata kunci: muncul gelembung kecil berisi cairan jernih di bagian punggung

Jawaban:

Pembahasan:
Gangguan kulit Gejala
Miliriasis Kemerahan disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat
keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat
Seborhea Peradangan pada kulit bagian atas yang menyebabkan timbulnya sisik
pada kulit kepala, wajah, dan kadang pada bagian tubuh lainnya
Hemangioma Tumor jaringan lunak/ tumor vaskuler jinak akibat proliferasi (pertumbuhan
yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal
Bercak mongol Disebut juga dengan congenital dermal melanocytosis, adalah bercak
berwarna biru pada kulit yang muncul pada bayi saat dilahirkan. Bercak ini
biasanya muncul pada bokong, punggung, tangan, atau kaki
Furunkel Disebut juga dengan bisul. Seringkali muncul di wajah, leher, ketiak,
bokong atau paha disebabkan oleh infeksi bakteri
Oral trush Kandidiasis pada selaput lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah,
terkadang terdapat pula di pallatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini
ditandai dengan plak-plak putih
Diaper rash Bintik-bintik warna merah dan bercak-bercak kasar ditengah daerah
berwarna lebih merah dari kulit yang tertutup oleh popok
26. Kata kunci: tampak mau berbagi mainan dan sesekali memperebutkan mainan

Jawaban: D

Pembahasan:
Komponen tumbuh kembang anak adalah:
1) Personal sosial: penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan (bermain dengan teman, menyapa orang lain, tersenyum dengan orang lain)
2) Motorik halus: terkait dengan koordinasi mata-tangan, memainkan benda–benda kecil
(kemampuan untuk menjimpit, menggunakan sendok, dll)
3) Motorik kasar: terkait dengan gerakan umum otot besar seperti duduk, merangkak, jalan,
melompat, dll
4) Bahasa: kemampuan untuk mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa
27. Kata kunci: tidak menangis, warna kulit kebiruan, dan tonus otot lemah, setelah dilakukan
langkah awal resusitasi, bayi bernafas, frekuensi jantung >100x/menit, dan warna kulit
akrosianosis

Jawaban: B

Pembahasan:
Alur resusitasi neonatus
28. Kata kunci: sejak 3 hari yang lalu bayi rewel dan menangis menjerit ketika hendak dipasangkan
popok/ celana, terdapat ruam kemerahan di area bokong dan genetalia bayi

Jawaban: D

Pembahasan:
Ruam popok paling sering disebabkan oleh iritasi akibat kontak dengan bahan dari popok, atau
kontak dengan urin atau feses yang jarang dibersihkan. Tidak jarang kulit yang sudah teriritasi
menjadi terinfeksi akibat kelembaban di area tersebut. Salep yang mengandung zink oksida
dapat membantu memperbaiki kondisi kulit yang rusak akibat ruam popok.
29. Kata kunci: usia 4 hari, bayi malas menyusu sejak 2 hari, pewarnaan kuning di permukaan kulit
tubuh bayi bagian atas

Jawaban: A

Pembahasan:
Anak mengalami ikterus fisiologis. Ikterus fisiologis dapat disebabkan oleh kurangnya asupan
ASI yang diberikan. Untuk mengatasinya, berikan bayi ASI sesering mungkin (on demand) jika
bayi tertidur, bangunkan bayi tiap 2 jam.
30. Kata kunci: lahir usia kehamilan 38 minggu, berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm

Jawaban: B

Pembahasan:
Usia kehamilan cukup bulan: 37 – 40 minggu
Berat badan bayi baru lahir normal: 2500 – 4000 gram
31. Kata kunci: buang air besar 5x sehari, cubitan kulit perut kembali setelah 3 detik, bibir kering,
mata cekung

Jawaban: D

Penilaian derajat dehidrasi pada diare akut:


Klasifikasi Tanda dan Gejala
Dehidrasi berat Terdapat minimal 2 gejala berikut:
 Letargi/ tidak sadar
 Mata cekung
 Tidak bisa minum/ malas minum
 Cubitan perut kembali sangat lambat (≥2 detik)
Dehidrasi Terdapat ≥2 tanda berikut:
sedang/ringan  Rewel, gelisah
 Mata cekung
 Minum dengan lahap, haus
 Cubitan kulit kembali lambat
Tanpa Tidak terdapat cukup tandauntuk diklasifikasikan
dehidrasi sebagai dehidrasi ringan atau berat
32. Kata kunci: bayi baru lahir, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, dan tanda-
tanda vital dalam batas normal

Jawaban: E

Pembahasan:
33. Kata kunci: usia 2 bulan, imuisasi yang didapat HB0 dan Polio 1

Kata kunci:

Pembahasan:
Rekomendasi pemberian 5 imunisasi dasar
Jenis Perlindunga Usia Cara
Dosis Keterangan
imunisasi n diberikan pemberian
Hepatitis B Hepatitis <7 hari 0,5 cc Intramuskular Rusak jika vaksin
(HB0) dilanjutkan (paha kanan) dibekukan
di usia 2,3,
dan 4 bulan
bersamaan
dengan
DPT
BCG Tuberkulosis 1 bulan 0,05 cc Intrakutan  Terjadi
(sebelum (lengan kanan) pembengkakan
usia 3 kecil merah di
bulan). Jika tempat
akan penyuntikan
diberikan di dengan garis
usia ≥3 tengah 10 mm.
bulan  Setelah 2 – 3
lakukan uji minggu
tuberkulin kemudian,
pembengkakan
menjadi abses
kecil yang
kemudian
menjadi luka
dengan garis
tengah 10 mm,
jangan berikan
obat apapun
pada luka dan
biarkan terbuka
Polio Polio 1,2,3 dan 4 2 tetes Oral  Bila anak
bulan (0,1 ml) sedang diare
ada
kemungkinan
vaksin tidak
bekerja dengan
baik karena ada
gangguan
penyerapan
vaksin oleh
usus akibat
diare berat.
 Setelah
imunisasi tunda
makan minum
dan ASI selama
15-30 menit.
 Bila dalam 30
menit muntah –
segera berikan
lagi
DPT Difteri, 2,3,dan 4 0,5 cc Intramuskular  Demam, nyeri
pertusis, bulan di daerah
tetanus suntikan
 Rusak jika
vaksin
dibekukan
Campak Morbili/ 9 bulan 0,5 cc Subkutan Vaksin hanya
measles (lengan kiri) bertahan 6-8 jam
setelah dibuka
Keterangan: vaksin disimpan dalam wadah bersuhu 2-8oC

34. Kata kunci: akan imunisasi campak

Jawaban: A

Pembahasan:
Lihat pembahasan soal no.33
35. Kata kunci : bayi usia 2 bulan sudah diimunisasi di lengan kanan, bayi sehat.

Jawaban : E

Pembahasan :
Bayi usia 2 bulan sudah diimunisasi BCG, kemudian diimunisasi Polio 1 + DPT Combo 1
36. Kata kunci : bayi baru lahir terdapat kelainan bibir dan pallatum

Jawaban : E

Pembahasan :
Labiopalatoskizis Kelainan pada bibir dan pallatum
Labioskizis Kelainan pada bibir
Palatoskizis Kelainan pada pallatum
37. Kata kunci: tali pusat kotor

Jawaban: E

Pembahasan:
Untuk mencegah terjadinya infeki pada tali pusat maka bidan perlu memberikan konseling pada
keluarga bayi untuk melakukan perawatan tali pusat untuk tetap bersih dan kering.
38. Kata kunci: tangan dan kaki bayi bergerak seolah-olah ingin memeluk

Jawaban: A

Pembahasan:
Lihat pembahasan soal no.22
39. Kata kunci : buang air besar lebih dari 5 kali dalam sehari

Jawaban : A

Pembahasan:
Balita diare tetap diberikan makan dan minum, oralit, serta tablet zinc 20 mg elama 10 hari.
40. Kata kunci: labioskizis

Jawaban: B

Pembahasan:
 Beri bayi minum ASI perah menggunakan cangkir dan sendok, atau jika tersedia dan
sterilitas botol terjamin, dot khusus dapat dicoba.
 Teknik pemberian minum adalah dengan memasukkan susu bolus melalui belakang lidah ke
faring menggunakan sendok, pipet, atau alat suap lainnya. Bayi akan menelan dengan
normal.
KUMPULAN SOAL
ASUHAN KONTRASEPSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Jumlah soal: 40
Waktu: 40 menit

SOAL
1. Seorang perempuan datang ke BPM untuk kunjungan ulang ke-3 KB suntik progestin. Ibu
mengeluh mengalami gangguan haid atau menstruasi tidak lancar. Hasil pemeriksaan TTV
dalam batas normal. Bidan melakukan konseling terkait permasalahan yang dihadapi yaitu
gangguan haid bersifat sementara, akan tetapi pasien tidak dapat menerima kelainan haid
tersebut. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan bidan pada kasus tersebut?.
a. Tidak perlu dilakukan tindakan apapun
b. Tetap suntik KB Progestin diberikan
c. Suntik KB ditunda selama 1 minggu
d. Suntik KB ditunda selama 2 minggu
e. Pemakaian kontrasepsi yang lain
2. Seorang perempuan usia 26 tahun datang ke RB. Klien mengatakan melahirkan anak
pertamanya 40 hari yang lalu, belum pernah menggunakan kontrasepsi, hasil pemeriksaan
terdapat varises dan hipertensi. Apakah alat kontrasepsi yang cocok untuk perempuan dalam
kasus di atas ?
a. Pil
b. IUD
c. Suntik
d. Implant
e. MOW
3. Seorang ibu telah memutuskan menjadi akseptor KB suntik 3 bulan. Suntik pertama dilakukan
tanggal 13 juni 2014. Kapankah ibu harus kembali untuk suntik lagi?
a. 22 Agustus
b. 16 Juni 2014
c. 29 Agustus
d. 10 September 2014
e. 5 September
4. Seorang perempuan berumur 26 tahun, datang ke Bidan Praktek Mandiri mengatakan ingin
menggunakan kontrasepsi alamiah yang menentukan masa suburnya dengan cara mengukur
suhu badan basal. Selama ini jam tidur teratur. Ibu dianjurkan bidan menggunakan metode
suhu basal. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan tersebut?
a. Sebelum tidur siang
b. Tiap sore sebelum mandi
c. Tiap malam sebelum tidur
d. Setelah tidur siang sebelum bangkit
e. Tiap pagi setelah bangun tidur sebelum bangkit
5. Seorang ibu berusia 32 tahun pospartum dengan anak 3 orang menginginkan untuk ikut KB.
Setelah diuraikan macam-macam alat kontrasepsi serta dijelaskan keuntungan dan
kelemahannya, ternyata klien memilih AKDR. Bagaimana urutan pemeriksaan sebelum
pemasangan AKDR?
a. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, memasukkan spekulum dan mengusap serviks
dengan antiseptik, memasukkan sonde, serta memasang AKDR.
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, mengusap serviks dengan antiseptik,
memasukkan spekulum, memasukkan sonde, dan memasang AKDR.
c. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, memasukkan spekulum, memasukkan sonde
dan mengusap serviks dengan antiseptik, serta memasang AKDR.
d. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, memasukkan sonde dan memasukkan
spekulum, mengusap serviks dengan antiseptik, serta memasang AKDR.
e. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, memasukan spekulum, memasukan sonde,
serta memasang AKDR.
6. Seorang perempuan berusia 25 tahun, anak pertama usia 6 bulan, datang ke Bidan Praktik
Mandiri mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi alamiah tanpa alat, menstruasi teratur.
Bidan menganjurkan untuk mengkombinasikan menggunakan metode lendir serviks dan suhu
badan basal untuk menentukan masa suburnya. Apakah kontrsepsi alamiah yang dimaksud
perempuan tersebut?
a. Metoda Barier
b. Metoda Kalender
c. Metoda Coitus Interuptus
d. Metoda Sympto – Termal
e. Metoda Amenorea Laktasi
7. Seorang perempuan berusia 25 tahun anak 1 umur 5 bulan datang ke BPM, mengatakan
masih menyusui anaknya. Selama ini kontrasepsi yang digunakan metode coitus interuptus,
menginginkan mengganti KB dengan metode lainnya yang tidak menggangu produksi ASI
dalam jangka waktu 2 tahun. Apakah metode kontrasepsi yang tepat untuk kasus di atas?
a. AKBK
b. Pil kombinasi
c. Suntik progestin
d. Suntik kombinasi
e. Kontrasepsi darurat
8. Seorang ibu berusia 26 tahun akseptor KB pil datang mengeluh lupa minum pil 3 hari. Apakah
konseling bidan yang sesuai untuk kasus ini?
a. Menghentikan penggunaan pil
b. Meneruskan minum pil selanjutnya minum 2 pil
c. Meneruskan minum pil dan yang terlupa tidak perlu diminum
d. Menunggu menstruasi dan mengganti dengan 1 strip pil yang baru
e. Meneruskan minum pil, selanjutnya gunakan kondom saat senggama hingga mendapat
haid
9. Seorang perempuan umur 25 tahun, melahirkan 1 bulan yang lalu, dan merupakan anak
pertama, ibu menyusui. Ibu mengatakan belum ikut ber KB. Ibu datang ke Poliklinik Desa
mengatakan takut hamil bila diajak berhubungan intim dengan suami. Ibu ingin menggunakan
pil yang aman untuk menyusui. Hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 24
x/menit, dan suhu 36,50C. Kontrasepsi apakah yang sesuai bagi perempuan tersebut?
a. Kondar
b. Morning after pil
c. Pill yang mengandung hormone estrogen
d. Pil yang mengandung hormone progestin
e. Pil yang mengandung hormone progestin dan estrogen
10. Seorang perempuan berusia 24 tahun, P1A0, anak berumur 1 tahun datang ke BPM,
menyatakan ingin suntik ulang DMPA (3 bulanan). Bagaimanakah cara kerja dari metode
kontrasepsi sesuai dengan kasus di atas?
a. Mengentalkan mukus serviks
b. Menimbulkan radang steril di cavum uteri
c. Menebalkan lapisan endometrium
d. Memphagosit sel sperma
e. Mempercepat transport sperma
11. Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke Bidan Praktik Mandiri menginginkan untuk
menggunakan metode kontrasepsi suntik.Saat ini sedang dalam keadaan haid, setelah
dilakukan pemeriksaan tidak ada kontra indikasi. Kapankah suntikan pertama bisa diberikan
pada kasus diatas?
a. Saat itu juga
b. Setelah haid selesai
c. 7 hari setelah haid selesai
d. 14 hari setelah haid selesai
e. Menunggu haid berikutnya
12. Seorang perempuan berusia 23 tahun, akseptor KB suntik 3 bulanan sejak 1 tahun yang lalu
datang ke Bidan Praktik Mandiri, mengeluh mengeluarkan darah bercak hitam dari jalan lahir.
Bagaimanakah sikap kita sebagai bidan pada kasus tersebut?
a. Melakukan PP test
b. Merujuk ke rumah sakit
c. Memberikan POK 1 siklus
d. Melakukan pemeriksaan Hb
e. Konseling mengenai efek samping
13. Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke BPM mengatakan akan melakukan pemasangan
IUD. Hasil anamnesa dan pemeriksaan genitalia eksterna semua normal. Apakah langkah
selanjutnya yang harus dilakukan bidan?
a. Pemasangan tenakulum
b. Lakukan pemeriksaan bimanual
c. Lakukan pemeriksaan inspekulo
d. Ganti sarung tangan steril kedua
e. Pengukuran kedalaman rahim dengan sonde
14. Seorang perempuan berusia 38 tahun postpartum 6 minggu P3A0 datang ke BPM untuk
melakukan pemeriksaan dan ingin menggunakan kontrasepsi. Dari hasil pemeriksaan fisik TTV
dalam batas normal, dan ibu memberikan ASI secara teratur pada bayinya.
Kontrasepsi apakah yang bidan sarankan pada kasus tersebut?
a. MAL
b. Steril
c. Pil progestin
d. Pil Kombinasi
e. Suntik 1 Bulan
15. Seorang perempuan berusia 24 tahun memiliki anak terkecil 2 tahun, datang ke bidan praktik
mandiri mengatakan ingin menggunakan pil kombinasi. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kontraindikasi. Apa keuntungan/ manfaat kontrasepsi yang akan digunakan
pada kasus di atas?
a. Kesuburan cepat kembali
b. Dapat digunakan ibu menyusui
c. Dapat menurunkan tekanan darah
d. Dapat mencegah infeksi menular seksual
e. Dapat digunakan pada penderita hepatitis
16. Seorang perempuan berusia 25 tahun PIA0 datang ke Puskesmas ingin menggunakan
kontrasepsi AKBK. Hasil pemeriksaan semua normal dan bidan melakukan pemasangan alat
kontrasepsi tersebut. Apakah nasihat yang diberikan setelah pemasangan alat kontrasepsi
tersebut?
a. Ganti balutan 2 kali sehari
b. Bersihkan luka dengan bethadin 2 kali sehari
c. Buka balutan 1 hari agar luka cepat kering
d. Anjurkan menjaga luka jangan sampai basah selama 3 hari
e. Tidak boleh mengangkat berat selama satu bulan
17. Seorang perempuan berusia 23 tahun, anak terkecil umur 6 bulan datang ke Puskesmas baru
saja selesai dilakukan pemasangan AKDR. Kapankah waktu yang tepat untuk kontrol ulang
pada kasus di atas?
a. 1 minggu
b. 2 minggu
c. 4 minggu
d. 8 minggu
e. 10 minggu
18. Seorang perempuan berumur 30 tahun P2A0 anak pertama umur 3 tahun, dan anak ke dua
umur 10 bulan, datang ke BPM untuk menggunakan kontrasepsi. Hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 110/70 mmHg, nadi: 80 x/ menit, respisasi: 24 x/ menit, suhu: 37°C. Ibu masih
menyusui, mempunyai riwat sering mengalami sakit saat haid dan ingin menggunakan
kontrasepsi jangka panjang. Kontrasepsi apakah yang cocok digunakan pada kasus tersebut?
a. Pil
b. IUD
c. Implan
d. Suntik 1 bulan
e. Suntik 3 bulan
19. Seorang perempuan berusia 31 tahun akseptor AKDR dengan progestin selama 1 tahun,
datang ke RS mengatakan sudah 2 bulan ini tidak mendapatkan haid. Ibu khawatir karena
sebelumnya haidnya teratur dan lancar. Hasil pemeriksaan menunjukan TTV dalam batas
normal, inspekulo terlihat benang dan Gravidek test (+). Bagaimana penatalaksanaan kasus di
atas?
a. USG
b. Cabut IUD
c. Biarkan IUD terpasang
d. Konseling persiapan curettage
e. Berikan Pil KB kombinasi 1 siklus
20. Seorang perempuan berusia 28 tahun akseptor KB AKBK sejak 6 bulan yang lalu datang ke
BPM, mengeluh mengalami perdarahan lebih banyak dari biasanya selama menstruasi.
Sebagai seorang bidan terapi apa yang akan anda berikan dengan kasus tersebut?
a. Berikan ibuprofen 500 mg 3 kali sehari selama 3 hari
b. Berikan pil kombinasi 2 tablet selama 3 – 7 hari
c. Anjukan untuk menganti metode kontrasepsi
d. Berikan terapi estrogen dengan dosis tinggi
e. Berikan mini pil selama 1 siklus
21 Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke BPM dengan keluhan sering pusing, merasa
panas, nyeri persendian, sering berkeringat, keluar keringat pada malam hari, mengalami
dispaureunia saat bersenggama dan sudah tidak haid selama 2 bulan. Apa diagnosa pada
kasus di atas?
a. Senium
b. Menopause
c. Klimakterium
d. Pra menopause
e. Post menopause
22 Seorang ibu, berumur 45 tahun datang ke klinik kesehatan dengan keluhan merasakan nyeri
seperti adanya semburan panas pada wajah menjalar ke leher dan dada, sakit kepala, pusing,
dan berdebar-debar. Dikenal dengan nama gejala pada kasus diatas?
a. Febris
b. Hot face
c. Heartburn
d. Hot flushes
e. Syndrom pre menopause
23 Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke bidan dengan keluhan malas melakukan
hubungan seksual dengan suaminya karena sakit saat berhubungan badan Ibu mengatakan 1
tahun terakhir ini sudah tidak menstruasi. Anjuran apakah yang tepat untuk mengatasi keluhan
yang terjadi pada ibu tersebut?
a. Senam nifas
b. Olahraga yang teratur
c. Lakukan senam Kegel
d. Menggunakan jelly saat coitus
e. Tidak melakukan hubungan seksual
24 Seorang perempuan berusia 40 tahun P6A1 datang ke bidan. Pasien mengeluhkan keputihan
yang berbau selama 1 tahun dan akhir – akhir ini mengalami perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual. Hasil pemeriksaan KU pucat, TD: 90/60 mmHg, N: 88x/menit, S: 37 oC,
R:18x/menit, Hb 7 gram%.Apakah tindakan yang tepat untuk dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada kasus tersebut?
a. Biopsi
b. Kolposkopi
c. Histeroskopi
d. Papanicolou smear
e. Histerosalpingografi
25 Nn. A umur 35 tahun datang ke BPS ingin periksa payudara sebelah kiri terdapat benjolan
yang semakin lama semakin membesar, sulit digerakkan, terasa sakit. Berdasarkan data di
atas, kemungkinan Nn. A menderita?
a. Piget disease
b. Kanker payudara
c. Fibro adeno mammae
d. Kista sarcoma filodes
e. Engorgement
26 Ny. N umur 21 tahun datang ke BPS, dengan keluahan pada payudara sebelah kanan teraba
benjolan, mudah digerakkan, tidak berubah-ubah besarnya dan tidak nyeri. Deteksi dini yang
dapat dilakukan pada Ny. N adalah?
a. Mammografi
b. SADARI
c. IVA test
d. Papanicolou smear
e. USG
27 Ny. I umur 30 tahun dengan riwayat abortus 3 kali. Sekarang mengalami perdarahan yang
tidak kunjung berhenti sejak mulai haid sampai sekarang. Perdarahan telah terjadi selama 12
hari dengan sifat darah banyak, disertai nyeri pada perut yang terus-menerus. Ia sekarang
merasa sering pusing dan mudah berkunang-kunang. Dari pemeriksaan VT dijumpai adanya
massa uterus. Padat dan berbenjol-benjol. Berdasarakan hasil pemeriksaan. Dugaan
diagnosis Ny. I adalah?
a. Myoma uteri
b. Molla hidatidosa
c. Abortus habitualis
d. Torsi myoma uteri
e. Korio karsioma
28 Ny. R umur 38 tahun, BB 75 kg, TB 150 cm, datang ke bidan dengan keluhan rasa panas dan
nyeri saat kencing, leukorea yang di sertai rasa gatal, hingga menjadi iritasi. Ia merasa
terganggu saat coitus. Hasil pemeriksaan tampak intoitus vagina berwarna merah, bengkak
dan tertutup sekret. Pemeriksaan utama pada kasus di atas adalah?
a. Obstetrik
b. Ginekologi
c. Antropometri
d. Tanda-tanda vital
e. Pemeriksaan fisik
29 Seorang perempuan usia 52 tahun datang ke Posbindu dengan keluhan sering berkeringat
pada malam hari, dan sulit tidur. Berdasarkan anamnesa haid sudah tidak teratur sejak 5 bulan
lalu, tidak menggunakan kontrasepsi. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan βhCG dalam urine negatif (-). Apakah penyebab keluhan pada kasus diatas?
a. Penurunan kadar estrogen
b. Peningkatan kadar estrogen
c. Gangguan pada kardiovaskuler
d. Insomnia
e. Stres
30 Seorang perempuan berusia 63 tahun datang ke puskesmas mengeluh sudah tidak menstruasi
selama 1 tahun, keluar darah dari kemaluan terutama setelah berhubungan seksual, berbau
busuk, dan sering merasa nyeri di daerah pinggang. Hasil pemeriksaan IVA (+). Apakah
diagnosis pada kasus tersebut?
a. Vaginitis
b. Bartolinitis
c. Endometritits
d. Kanker serviks
e. Infeksi genitalia
31 Seorang perempuan berumur 40 tahun P2A0 datang ke RS mengalami haid yang tidak teratur
dan berbau. Ibu berencana untuk melakukan pap smear. Apa informasi yang diberikan
sebelum pemeriksaan pada kasus diatas?
a. Ibu dalam keadaan puasa
b. Ibu dalam keadaan tidak haid
c. Ibu dalam keadaan haid, tidak berhubungan badan 1-2 hari sebelum pemeriksaan
d. Ibu dalam keadaan tidak haid, tidak berhubungan badan 1-2 hari sebelum pemeriksaan
e. Ibu dalam keadaan puasa, dalam keadaan haid, tidak berhubungan badan 1-2 hari
sebelum pemeriksaan
32 Seorang perempuan berusia 19 tahun P0A1 datang ke klinik, mengeluh nyeri saat haid di perut
bagian bawah, saat ini menstruasi hari kedua. Berdasarkan anamnesa menarche 1,5 tahun
lalu, siklus haid 28 hari dan sering merasakan nyeri saat haid. Hasil pemeriksaan, TD:120/80
mmHg, N:80x/menit, S:37oC, P:18x/menit, pemeriksaan planotest (-), hasil USG tidak ada
kelainan pada uterus. Kapankah bidan perlu melakukan rujukan untuk kasus tersebut?
a. Tidak ada respon terhadap pil kontrasepsi progestine only setelah 3 siklus
b. Tidak ada respon terhadap levenogestrel intrauterine setelah 3 siklus
c. Tidak ada perbaikan, pasien datang lagi dengan keluhan yang sama
d. Tidak ada respon terhadap asam mefenamat setelah 3 siklus
e. Tidak ada respon terhadap suntik 1 bulan setelah 3 siklus
33 Ny. P umur 38 tahun, BB 80 kg, TB 155 cm, datang ke bidan dengan keluhan rasa panas dan
nyeri saat kencing, leukorea yang disertai rasa gatal, hingga menjadi iritasi. Ia merasa
terganggu saat coitus. Hasil pemeriksaan tampak intoitus vagina bewarna merah, bengkak,
dan tertutup sekret. Berkaitan dengan kondisi Ny. P perlu dikaji adanya.....
a. Riwayat DM pada keluarga
b. Riwayat hubungan seks bebas
c. Riwayat penyakit jantung koroner
d. Riwayat penyakit menular seks
e. Riwayat penyakit infeksi saluran kemih
34 Seorang perempuan usia 26 tahun P1A0, datang ke puskesmas, mengeluh mengalami
keputihan sejak 2 minggu yang lalu. Berdasarkan anamnesa kemaluan terasa gatal dan
berbau, terasa panas saat berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan TD:120/80mmHg,
N:80x/menit, S:37oC, P:18x/menit. Pemeriksaan genitalia labia minora tampak kemerahan,
inspekulo tampak lendir berwarna putih susu dan berbau. Apakah kemungkinan penyebab
keadaan pada kasus tersebut?
a. Trichomonas
b. Candida Albican
c. Nisseria gonorrhoe
d. Bacterial vaginosis
e. Lactobacillus sp
35 Seorang perempuan 20 tahun datang ke rumah sakit bersama ibunya, mengeluh belum pernah
mendapatkan menstruasi. Pemeriksaan fisik terdapat ciri – ciri pertumbuhan seks sekunder,
hasil rectal touch hymen tampak tertutup. Apakah faktor penyebab pada kasus diatas?
a. Kelainan hormonal
b. Kelainan siklus haid
c. Hymen imperforata
d. Kehamilan
e. Septum vagina
36 Seorang remaja berusia 17 tahun datang ke Puskesmas, mengeluh sejak satu hari lalu terasa
nyeri dan kram di perut bawah. Hasil anamnesa menjelang menstruasi, siklus haid normal,
dan belum menikah. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnosa untuk
kasus diatas?
a. Premenstruasi syndrome
b. Dismenorre primer syndrome
c. Dismenorre sekunder syndrome
d. Gangguan siklus haid
e. Anovulator siklus
37 Seorang remaja berusia 17 tahun datang ke Puskesmas, mengeluh sejak satu hari lalu terasa
nyeri dan kram di perut bawah dan pinggang. Hasil anamnesa sedang menstruasi hari kedua,
siklus haid normal, dan belum menikah. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
Apakah penatalaksanaan untuk mengurangi keluhan diatas?
a. Memberikan kompres dingin pada daerah abdomen
b. Memberikan pil kontrasepsi progestine only
c. Menyarankan untuk pemeriksaan USG
d. Memberikan obat asam mefenamat
e. Merujuk ke fasilitas kesehatan
38 Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun datang ke BPM dengan keluhan menstruasi
sebulan dua kali. Hasil anamnesis siklus menstruasi kurang dari 21 hari. Apakah kelainan
menstruasi pada kasus diatas ?
a. Pseudomenorhoe
b. Oligomerhoe
c. Polimenorhoe
d. Menometroragia
e. Dismenorhoe
39 Seorang perempuan berusia 16 tahun datang ke Puskesmas, mengeluh mengalami keputihan
sejak 2 minggu yang lalu. Hasil anamnesa: belum menikah, kemaluan terasa gatal.
Pemeriksaan inspeksi pada genitalia tampak lendir berwarna putih susu dan berbau. Apakah
pemeriksaan penunjang yang sesuai pada kasus diatas?
a. Pemeriksaan papsmear
b. Pemeriksaan spekulum
c. Pemeriksaan lendir vagina
d. Pemeriksaan IVA test
e. Pemeriksaan patologi anatomi
40 Seorang perempuan berumur 27 tahun datang ke BPM untuk konsultasi kehamilan. Ibu
mengatakan baru saja menikah 1 bulan yang lalu dan sedang merencanakan kehamilan. Hasil
pemeriksaan TTV : TD 120/80 mmHg, P 22x/menit, N 80x/menit, S 36,5 oC. BB ibu 60 kg dan
TB 165 cm. Berapakah IMT ibu pada kasus tersebut?
a. 22
b. 25
c. 30
d. 33
e. 35
PEMBAHASAN KUMPULAN SOAL 4
ASUHAN KONTRASEPSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PEMBAHASAN
1. Kata kunci: akseptor KB suntik, gangguan haid, tidak dapat menerima gejala

Jawaban: E

Pembahasan:
Apabila Ibu mengalami gangguan haid berupa efek dari penggunaan kontrasepsi KB suntik
progestin dan tidak dapat menerima efek samping terebut, maka bidan memberikan pilihan untuk
mengganti dengan kontrasepsi yang lain.
2. Kata kunci: ingin ber KB, ada varises, dan hipertensi

Jawaban: B

Pembahasan:
Lihat tabel 3
3. KB suntik 3 bulan
3x28 = 84 hari
Suntikan pertama tgl 13
Suntikan berikutnya= 84+13=97 hari

Juni (30 hari), Juli (31 hari), Agustus (31 hari)= 92 hari

Tanggal suntik = 97 – 92 = 5 Sept 2014


4. Kata kunci: cara mengukur suhu pada metode suhu basal

Jawaban: E

Pembahasan:
 Ukur suhu dengan termometer di waktu yang sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat
tidur), lalu catat
 Dianggap masa subur ketika ada peningkatan suhu 0,5 –1oC dari suhu yang terakhir diukur
5. Kata kunci: urutan pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR

Jawaban: A

Pembahasan:
1. Penapisan
a. AKDR tidak bisa diberikan kepada:
b. Memiliki riwayat penyakit radang panggul
c. Riwayat perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
d. Memiliki kelainan bawaan uterus atau tumor dalam uterus
e. Kanker alat genital
f. Berganti – ganti pasangan seksual
2. Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala hingga kaki
3. Siapkan alat
4. Vulva hygiene dan pemeriksaan inspeksi genitalia eksterna (perhatikan adanya tanda infeksi
menular seksual seperti kondiloma, leukore atau iritasi pada vulva)
5. Pemeriksaan inspekulo (perhatikan adanya tanda – tanda infeksi seperti leukore, erosi pada
serviks, dan tanda – tanda keganasan serviks)
6. Pemeriksaan bimanual untuk menentukan besar, konsistensi dan posisi uterus (antefleksi
atau retroversi)
7. Beritahu ibu apakah ibu layak/ tidak layak menggunakan AKDR
8. Siapkan pemasangan AKDR
9. Pasang spekulum
10. Pasang tenakulum
11. Masukkan sonde uterus, lakukan pengukuran
12. Pasang lengan AKDR, atur cincin biru sesuai hasil pengukuran uterus dengan sonde
13. Angkat AKDR dari wadah steril, masukkan AKDR ke dalam uterus tanpa menyentuh dinding
vagina (no touch)
14. Lepas lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal (tarik tabung inserter, tahan
pendorong).
15. Dorong kembali tabung inserter sampai cincin biru menyentuh serviks
16. Tarik keluar sebagian tabung, potong benang dengan menyisakan 3-4 cm
17. Bereskan alat
18. Dokumentasi
*Keterangan: langkah ini adalah langkah inti, langkah lengkap lihat daftar tilik pemasangan
AKDR
6. Kata kunci: kombinasi metode lendir serviks dan suhu basal

Jawaban: D
7. Kata kunci: alat kontrasepsi tidak mengganggu produksi ASI selama 2 tahun

Jawaban: A
8. Kata kunci: Lupa minum pil 3 hari

Jawaban: E
• Jika lupa minum 1 pil, segera minum saat ingat, tidak perlu alkon lain
• Jika lupa minum 2 pil atau lebih minum 2 pil setuap hari sampai sesuai jadwal yang ditetapkan,
gunakan alkon tambahan sampai paket pil habis.
9. Kata kunci: post partum 1 bulan, menyusui
Jawaban: D
10. Kata kunci: cara kerja alkon suntik 3 bulan

Jawaban: A
11. Kata kunci: ingin alkon suntik, saat ini sedang haid

Jawaban: A

Pembahasan:
• Suntikan pertama antara hari 1-7 siklus haid. Jika >7 hari, gunakan alkon tambahan
• Jika pasien tidak haid suntikan pertama dapat dimulai kapanpun setelah dipastikan tidak hamil
12. Kata kunci: akseptor KB suntik 3 bulan selama 1 tahun, perdarahan bercak

Jawaban: E

Pembahasan:
Spotting atau perdarahan bercak merupakan efek samping dari penggunaan suntik progestin
13. Kata kunci: akan memasang IUD, anamnesa dan pemeriksaan genitalia eksterna sudah
dilakukan

Jawaban: C
14. Kata kunci: post partum 6 minggu, masih menyusui

Jawaban: A
15. Kata kunci: keuntungan pil kombinasi

Jawaban: A
16. Kata kunci: nasehat setelah pemasangan AKBK

Jawaban: D

Pembahasan:
 Jaga luka tetap kering dan jangan buka pembalut luka selama 3 hari
 Hindari benturan, tekanan atau gesekan di daerah pemasangan
 Kembali ke klinik jika perdarahan banyak pervaginam
 Tanda infeksi pada luka bekas insersi
17. Kata kunci: kontrol ulang AKDR

Jawaban: C
18. Kata kunci: masih menyusui, riwayat dismenore, ingin menggunakan MKJP
Jawaban: C

Pembahsan:
Lihat tabel 4
19. Kata kunci: akseptor AKDR telat haid 2 bulan, tes kehamilan (+), benang terlihat

Jawaban: B
20. Kata kunci: akseptor AKBK, perdarahan lebih banyak saat menstruasi

Jawaban:B

Pembahasan:
• Jelaskan bahwa efek samping biasanya akan hilang setelah 3 kali siklus haid (3 bulan)
• Perdarahan bercak/ spotting: ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari atau pil kombinasi 1 siklus
• Perdarahan: 2 tablet pil kombinasi selama 3 – 7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi
21. Kata kunci: keluar keringat pada malam hari, mengalami dispaureunia saat bersenggama dan
sudah tidak haid selama 2 bulan

Jawaban: D

Pembahasan:

Tahapan masa klimakterium

Masa klimakterium/perimenopause

Post
Menopause
Pramenopause Menopause Senium

Haid 1 th setelah
terhenti haid berhenti

 Pramenopause adalah masa ketika siklus haid mulai tidak teratur dan mulai muncul gejala –
gejala menopause.
 Menopause adalah masa ketika haid sudah terhenti selama 12 bulan (1 tahun).
 Pasca menopause adalah kelanjutan dari periode menopause 3 – 5 tahun setelahnya.
 Senium adalah masa setelah pasca menopause bisasanya setelah usia 65 tahun, pada
masa ini telah tercapai keseimbangan baru dalam hidup perempuan sehingga perubahan
vegetatif dan psikis di periode klimakterium.
Perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama masa klimakterium disebabkan
oleh menurunnya hormon reproduksi (terutama estrogen), gejala yang umum dialami adalah:
Kebutuhan wanita
Perubahan fisik Perubahan psikologis
menopause
Kadar estradiol <40 pg/ml Mudah tersinggung  Konseling perubahan
Kadar FSH >35 mIU/ml Mudah lelah selama masa menopause
Ketidakteraturan siklus haid Kurang bersemangat  Dukungan keluarga dan
 Oligomenore Sulit tidur pasangan
 Polimenore Merasa tidak dicintai  Nutrisi yang adekuat
 Hipermenore Libido berkurang (rendah lemak, kaya
serat, vitamin, dan
Gangguan neurovegetatif mineral terutama kalsium)
seperti:  Konsumsi makanan yang
 Kekeringan vagina mengandung fitoestrogen
(dispareunia) seperti kacang –
 Gejala semburan panas kacangan
(hot flush)  Skrining keganasan (pap
 Berkeringat banyak smear tiap tahun,
 Sakit kepala SADARI)
 Daya ingat menurun  Olahraga
 Desing dalam telinga  Kegiatan positif di
 Atrofi jari – jari lingkungan (senam,
pengajian, dll).
Gangguan organik:  Terapi sulih hormon
 Osteoporosis (hanya jika gejala berat,
 Penyakit kardiovaskular tidak semua wanita bisa
(jantung, hipertensi) menggunakan,
 Gangguan berkemih meningkatkan risiko
(disuria, inkontinensia kanker).
urin)
 Gangguan uterus
(hipertrofi endometrium)
 Perubahan kulit
22. Kata kunci: semburan panas pada wajah menjalar ke leher dan dada

Jawaban: D

Pembahasan:
Lihat tabel pembahasan soal no.21
23. Kata kunci: sakit saat berhubungan badan, ibu mengatakan 1 tahun terakhir ini sudah tidak
menstruasi

Jawaban: D

Pembahasan:
Salah satu cara mengatasi dispareunia atau nyeri saat berhubungan seksual adalah dengan
menggunakan jelly/ pelumas/ lubrikan saat coitus.
24. Kata kunci: keputihan yang berbau selama 1 tahun dan akhir – akhir ini mengalami perdarahan
setelah melakukan hubungan seksual

Jawaban: D

Pembahasan:
Kanker serviks adalah kegansan yang terjadi pada serviks uteri. Penyebabnya adalah virus HPV.
Faktor risiko kanker serviks adalah:
 Usia pertama berhubungan seksual terlalu muda
 Berganti – ganti pasangan
 Melahirkan banyak anak
Kanker serviks dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan papanicolou smear (pap smear).
Keganasan pada organ reproduksi
Keganasan Faktor risiko Gejala Skrining
Serviks  Usia pertama  Cairan vagina yang  Pemeriksaan IVA
berhubungan berlebihan, berbau test (dengan
Disebabkan seksual terlalu busuk, yang kadang mengoleskan
oleh virus muda disertai dengan asam asetat/asam
HPV  Berganti – ganti perdarahan bercak cuka 3-5%).
pasangan  Perdarahan kontak  Pemeriksaan
 Melahirkan banyak (perdarahan pasca papanicolou smear
anak berhubungan (pap smear).
 Merokok seksual atau serviks
yang rapuh/ mudah
berdarah ketika
dilakukan
pemeriksaan)
 Nyeri pada panggul
Kanker  Obesitas  Perdarahan  Tidak ada
endometrium  Paparan estrogen menstruasi yang
yang sangat banyak
Lebih sering berkepanjangan  Perdarahan
pada wanita  Tidak memiliki anak pervaginam pasca
pascamenop  Hiperplasia menopause
ause endometrium  Keputihan
Kanker  Faktor genetik  Tidak bergejala  Tidak ada
ovarium  Tidak memiliki anak hingga tumor
 Mengkonsumsi membesar
obat – obatan  Haid tidak teratur
untuk memicu  Ada teraba tumor
ovulasi pada panggul
25. Kata kunci: payudara kiri ada benjolan yang semakin lama semakin membesar, sulit
digerakkan, terasa sakit

Jawaban: B

Pembahasan:
Tumor dan Kanker Payudara
Keganasan Faktor risiko Gejala Skrining
Fibroadenoma  Benjolan tidak nyeri,  SADARI
mamae - bisa digerakkan (pemerikssaan
(tumor jinak) dengan bebas, dan payudara sendiri)
konsistensinya kenyal 1 minggu setelah
 Besarnya tidak haid
berubah
Kanker  Menggunakan  Teraba benjolan yang  SADARI
payudara KB pil terasa nyeri, tidak (pemerikssaan
 Riwayat kanker dapat digerakkan dan payudara sendiri)
payudara di semakin membesar 1 minggu setelah
keluarga di usia  Pengeluaran cairan haid
muda berupa nanah atau  Mammografi pada
 Gaya hidup darah dari puting susu kelompok berisiko
 Perubahan kulit tinggi
payudara (seperti kulit
jeruk)
 Benjolan di ketiak
26. Kata kunci: ada benjolan, mudah di gerakkan, tidak berubah-ubah besarnya dan tidak nyeri di
payudara kanan

Jawaban: B
Pembahasan:
Lihat tabel di soal no.5
27. Kata kunci: perdarahan banyak, ada masa uterus yang padat dan berbenjol-benjol

Jawaban: A

Pembahasan:
Tumor jinak pada organ genitalia
Mioma uteri Perdarahan banyak dan lama
(tumor pada kavum Teraba adanya massa/ benjolan pada uterus
uterus)
Tumor bertangkai
Ada massa seperti tangkai di serviks dan muncul
Polip endometrium
perdarahan atau peradangan
Perdarahan di luar siklus haid
Perut terasa penuh
Perut membesar
Kista ovarium
Dismenore
Perubahan pola perdarahan saat menstruasi
Nyeri di vulva
Kista bartolin Ada massa/benjolan pada vulva
Dispareunia
28. Kata kunci: rasa panas dan nyeri saat kencing, leukorea yang di sertai rasa gatal, hingga
menjadi iritasi

Jawaban: Ginekologi

Pembahasan:
 Pemeriksaan ginekologi adalah pemeriksaan yang dilakukan khusus pada wanita yang datang
dengan keluhan organ reproduksi namun dalam keadaan tidak hamil.
 Pemeriksaan obstetri dilakukan pada wanita yang datang dalam keadaan hamil.
 Pemeriksaan antropometri adalah pemeriksaan yang berhubungan dengan ukuran tubuh
seperti tinggi, berat badan, LILA, dll.
29. Kata kunci: usia 52 tahun, haid sudah tidak teratur sejak 5 bulan lalu

Jawaban: A

Pembahasan:
Gejala – gejlaa yang dialami oleh wanita selama masa klimakterium disebabkan oleh penurunan
hormon estrogen.
30. Kata kunci: keluar darah dari kemaluan terutama setelah berhubungan seksual, berbau busuk,
dan sering merasa nyeri di daerah pinggang. Hasil pemeriksaan IVA (+)

Jawaban: D

Pembahasan:
Lihat tabel dalam pembahasan soal no.4
31. Kata kunci : Ingin melakukan papsmear

Jawaban : D

Pembahaan:
Sebelum dilakukan pemeriksaan papsmear pastikan ibu dalam keadaan tidak haid dan tidak
berhubungan badan 1-2 hari sebelum dilakukan pemeriksaan
32. Kata kunci : sering merasa nyeri ketika haid.

Jawaban : D

Pembahasan :
Penatalaksaan nyeri haid diberikan asam mefenamat dan kompres hangat. Apabila setelah
diberikan asam mefenamat sebanyak 3 siklus tidak ada perbaikan, selanjutnya dilakukan
rujukan.
33. Kata kunci: panas dan nyeri saat kencing, leukorea yang disertai rasa gatal, hingga menjadi
iritasi. Ia merasa terganggu saat coitus

Jawaban: B

Pembahasan:
Diagnosa kasus ini adalah infeksi menular seksual. Maka yang harus ditanyakan adalah adanya
riwayat hubungan seks bebas.
34. Kata kunci: pemeriksaan inspekulo tampak lendir berwarna putih susu dan berbau.

Jawaban: B

Pembahaan:
Jamur Candida albicans Keluhan menonjol: pruritus, iritasi
vagina, disuria.
Kandidiasis Vaginalis  Cairan vagina tidak berwarna
seperti putih susu yang bergumpal
dan tidak berbau
35. Kata kunci: 20 tahun, belum pernah menstruasi, hymen tampak tertutup

Jawaban:C

Pembahasan:
Himen imperforata atau atresia himen adalah selaput dara yang tidak memiliki lubang (hiatus
himenalis) sama sekali. Umumnya kelainan ini tidak disadari sebelum menarche.
Gejala adalah tidak haid namun merasakan sindrom pramenstruasi, tampak himen menonjol
berwarna kebiruan.
Pada himen impeferata tidak terjadi aliran darah pada saat menstruasi. Sehingga darah
mengumpul di dalam uterus dan semakin lama akan keluar dan mengumpul hingga ke kavum
abdomen. Pengumpulan darah dapat berupa:
 Hematokolpos : terjadi akumulasi darah dalam vagina. Himen berwarna kebiruan dan
menonjol terutama saat menstruasi.
 Hematometra : akumulasi darah di dalam rahim. Terasa sesak pada abdomen bagian
bawah, nyeri terutama saat menstruasi, dapat diraba di atas simfisis berupa tumor padat dan
teraba nyeri.
 Hematosalping : akumulasi darah pada tuba fallopii. Darah ini dapat mencapai ruangan
abdomen.
Penanganan : himenektomi
36. Kata kunci: haid hari ke 2, sejak satu hari lalu terasa nyeri dan kram di perut bawah

Jawaban: B

Penanganan:
 Penjelasan bahwa hal yang normal
 Olahraga
 Jika perlu berikan asam mefenamat untuk meredakan nyeri
37. Kata kunci: haid hari ke 2, sejak satu hari lalu terasa nyeri dan kram di perut bawah dan
pinggang

Jawaban: D

Pembahasan:
Penanganan:
 Penjelasan bahwa hal yang normal
 Olahraga
 Jika perlu berikan asam mefenamat untuk meredakan nyeri
38. Kata kunci: menstruasi 2 kali sebulan, siklus <21 hari

Jawaban: C

Pembahasan:
Gangguan Lama dan Jumlah Darah Haid
Hipermenorea Perdarahan haid dengan total jumlah darah lebih banyak dari
(Menoragia) normal (>80 ml per siklus) dan atau durasi haid lebih lama
dari normal (>7 hari). Menoragia dapat juga diartikan bila
ganti pembalut lebih dari 6x sehari dimana setiap pembalut
basah seluruhnya.
Hipomenorea Perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit dan atau
durasi lebih pendek dari normal.
Gangguan Siklus Haid
Polimenorea Perdarahan haid ddengan siklus yang lebih pendek dari
normal yaitu kurang dari 21 hari
Oligomenorea Perdarahan haid dengan siklus yang lebih panjang dari
normal yaitu lebih dari 35 hari
Amenorea Tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
mencakup salah satu dari 3 tanda berikut :
 Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak
adanya pertumbuhan atau perkembangan tanda
kelamin sekunder
 Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai
dengan adanya pertumbuhan normal dan
perkembangan tanda kelamin sekunder.
 Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan
berturut-turut pada perempuan yang sebelumnya
pernah haid.
Gangguan Perdarahan di Luar Siklus Haid
Menometroragia
39. Kata kunci: nona, keputihan, gatal, berwarna putih susu

Jawaban: C

Pembahasan:
Pada pasien nona, untuk menentukan diagnosis penyebab keputihan dapat dilakukan swab
(pengambilan apusan) pada vulva yang bertujuan untuk mengambil sampel lendir vagina.
40. Kata kunci: BB: 60 kg, TB: 165 cm.

Jawaban: A

Pembahasan:
IMT = BB = 60 = 22
(TB)2 (1,65)2
KUMPULAN SOAL
KOMUNITAS, ETIKOLEGAL, DAN KOMUNIKASI-KONSELING
Jumlah soal: 40
Waktu: 40 menit

SOAL
1. Seorang perempuan berusia 26 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke BPM mengeluh
mengeluarkan darah banyak dari jalan lahir berwarna merah segar. Hasil pemeriksaan TFU 3
jari di atas pusat. DJJ 100x/menit dan bidan melakukan rujukan. Apakah peran bidan pada
kasus di atas?
a. Pemberdaya
b. Pelaksana
c. Pengelola
d. Pendidik
e. Peneliti
2. Seorang bidan desa di wilayah tempat bekerjanya masih banyak dijumpai kebiasaan pantang
makan seperti ibu hamil tidak boleh makan-makanan yang amis karena nantinya air kawahnya
akan berbau amis. Apakah upaya yang harus dilakukan bidan desa sesuai kasus di atas?
a. Menentang kebiasaan yang tidak benar tersebut
b. Melakukan pemantauan status gizi yang baik selama hamil
c. Memberikan makanan tambahan pada semua ibu hamil
d. Memberikan konseling gizi yang baik selama hamil
e. Menyarankan ibu hamil untuk hati-hati dalam memilih makanan
3. Seorang perempuan berumur 24 tahun hamil aterm inpartu G1P0A0 datang ke Polindes. Hasil
pemeriksaan menunjukkan kehamilan dengan presentasi bokong dan taksiran berat janin 3900
gram dengan kesejahteraan ibu dan bayi baik. Berdasarkan data yang diperoleh, bidan
kemudian memutuskan dilakukannya rujukan. Namun klien dan keluarga bersikeras untuk
tetap melahirkan di bidan tersebut, karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainnya. Apakah
kondisi yang sedang dihadapi oleh tenaga kesehatan pada kasus tersebut?
a. Dilema mora
b. Konflik moral
c. Isu etik moral
d. Konflik etik
e. Dilema etik
4. Bidan berusia 23 tahun bekerja disebuah desa dan baru bekerja selama 2 bulan. Setelah
dilakukan pendataan banyak dijumpai ibu bersalin dengan komplikasi karena banyak
masyarakat desa tidak mempunyai biaya untuk dana persalinan. Apakah yang dilakukan bidan
menyikapi kasus diatas?
a. Pembentukan ambulan siaga
b. Pembentukan donor darah
c. Pembentukan desa siaga
d. Pembentukan suami siaga
e. Pembentukan tabulin
5. Seorang bidan di tempatkan sebagai bidan PTT disuatu desa terpencil yang persalinan
ditolong dukunnya masih tinggi. Sebagai bidan desa, apakah hal pertama yang akan dilakukan
oleh bidan?
a. Melakukan pendekatan pada dukun
b. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil
c. Melakukan pendekatan pada keluarga
d. Melakukan pendekatan pada tokoh agama
e. Melakukan pendekatan pada tokoh masyarakat
6. Ibu Oneng umur 27 tahun hamil 8 bulan datang ke polindes, ini adalah kunjungan yang
pertama selama hamil. Ibu Oneng selama ini tidak pernah periksa karena jarak rumah dengan
polindes jauh dan tidak ada yang mengatar. Saat ini dia mengeluh kaki sering kram dan
bengkak. Karena khawatir dengan keadaan kehamilannya, maka Ibu Oneng terpaksa datang
ke polindes. Hasil pemeriksaan TD 110/90 mmHg, N 60 x/menit. Tindakan yang harus di
lakukan bidan adalah?
a. Melakukan pemeriksaan secara periodik
b. Mengusahakan transportasi untuk periksa ulang
c. Merencanakan kunjungan ke rumah untuk pemeriksaan selanjutnya
d. Menganjurkan kepala keluarga dan ibu kunjungan berikutnya
e. Menganjurkan pasien mencari tumpangan untuk kunjungan berikutnya
7. Seorang perempuan berusia 40 tahun P4A0 ditolong oleh bidan di Puskesmas Pembantu
beberapa hari yang lalu. Pada proses persalinan pasien mengeluh kelelahan dan terjadi
perdarahan yang sangat banyak. Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg,
nadi 110x/menit, bidan tidak melakukan pemasangan infus sementara perdarahan terus terjadi
sehingga ibu meninggal. Setelah dilakukan audit maternal bidan dinyatakan lalai dan
mendapatkan sanksi. Apakah penyebab sanksi yang diberikan oleh bidan dalam kasus
tersebut?
a. Tidak melakukan pemasangan infus
b. Menolong persalinan di pustu
c. Ibu meninggal
d. Ibu mengalami perdarahan
e. Ibu kelelahan
8. Bidan berkolaborasi dengan kader mengadakan posyandu bayi dan balita di wilayah kerjanya.
Dari 20 bayi balita yang berkunjung, 5 diantaranya berada di bawah garis merah (BGM) dan
terdapat 10 bayi yang belum mendapatkan vaksinasi campak karena ibu bayi khawatir bayinya
mengalami demam tinggi pasca pemberian vaksinasi. Apakah langkah yang dilakukan bidan
untuk kasus di atas ?
a. Menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat Desa
b. Mensosialisasikan bersama tokoh masyarakat
c. Meningkatkan kemitraan dengan kader
d. Mengadakan pendekatan keluarga
e. Melakukan survey mawas diri
9. Bidan bekerjaama dengan kader mengadakan posyandu bayi dan balita di wilayah kerjanya.
Dari 20 bayi balita yang berkunjung, 5 diantaranya berada di bawah garismerah (BGM).
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat untuk kasus di atas ?
a. Kejadian ikutan pasca imunisasi
b. Deteksi dini tumbuh kembang
c. Lima imunisasi dasar lengkap
d. Nutrisi bergizi dan seimbang
e. Stimulasi tumbuh kembang
10. Bidan di sebuah desa didatangi oleh seorang perempuan usia 32 tahun berprofesi sebagai
kader mengatakan ada balita usia 5 tahun menderita gizi buruk. Setelah dilakukan kunjungan
rumah keluarga tersebut termasuk pada keluarga dengan tingkat ekonomi menengah
kebawah. Apakah upaya bidan untuk mencegah kasus tersebut berulang kembali ?
a. Melatih para kader
b. Membuat poster dan leaflet pola nutrisi
c. Memberikan dana tambahan untuk masyarakat
d. Membuat rencana penyuluhan gizi tiap posyandu
e. Memberikan makanan bergizi pada setiap keluarga

100
Bimbel UKBI Widya Medika
11. Bidan mendatangi keluarga dengan seorang balita perempuan usia 4 tahun yang setiap
bulannya selalu menderita penyakit diare dari usia 3 tahun. Setelah dilakukan pemantauan
keluarga tersebut tidak menggunakan air bersih dan membuang limbah/ sampah tidak pada
tempatnya. Apakah pendidikan kesehatan yang dapat diberikan bidan pada kasus diatas?
a. Istirahat cukup
b. Pengobatan diare
c. Pola makan gizi seimbang
d. Pola hidup bersih dan sehat
e. Penyediaan tempat sampah
12. Disebuah Poskesdes dilakukan kegiatan posyandu setiap bulan.Dari hasil laporan dijumpai 45
balita, cakupan kegiatan >50%, tetapi peserta dana sehat <50%. Ditemukan juga 1 balita
dengan BB di KMS dibawah harus merah karena baru sembuh diare sementara sebelumnya
BB ada di garis kuning. Apakah peran serta masyarakat yang dapat dianjurkan untuk
mencegah kasus diare agar tidak terulang di desa tersebut?
a. Membakar sampah
b. Memberikan larutan oralit
c. Memberikan menu gizi seimbang
d. Menganjurkan untuk menimbang balita secara rutin di posyandu
e. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah makan
13. Seorang perempuan umur 24 tahun melahirkan anak pertama beberapa menit yang lalu
dirumah dengan kondisi: BB 3 kg, refleks menghisap baik, menangis kuat, dan ada kelainan
berupa bibir sumbing. Bagaimanakah komunikasi efektif untuk menjelaskan kondisi bayi
tersebut?
a. “Ibu bayinya cacat”
b. “Ibu bayinya baik-baik saja”
c. “ibu bayinya sehat namun ada kelainan”
d. “Ibu jangan menyesal bayinya lahir cacat”
e. “Ibu jangan cemas, saya akan merujuk bayi ibu ke rumah sakit”
14. Seorang perempuan berumur 38 tahun G4P2A1 dengan usia kehamilan 30 minggu datang ke
BPM dengan keluhan nyeri di perut bagian bawah dan keluar darah hitam pekat dari jalan lahir
sejak 1 jam yang lalu, didapatkan data pemeriksaan KU lemah TD 100/60 mmHg, N 78
x/menit, S 360C, R 14x/menit terdapat nyeri tekan pada perut ibu, perdarahan dari jalan lahir.
Bidan memberitahukan dan menjelaskan kepada keluarga untuk dilakukan rujukan dan
keluarga setuju. Komunikasi apa yang dilakukan oleh bidan?
a. Komunikasi efektif
b. Komunikasi personal
c. Komunikasi terapeutik
d. Komunikasi non verbal
e. Komunikasi interpersonal
15. Di Desa X terdapat 20 ibu hamil, tetapi yang memeriksakan kandungannya ke petugas
kesehatan hanya sekitar 8 orang (40%), sehingga dapat dikatakan bahwa cakupan
pemeriksaan kehamilan di desa X kurang atau rendah. Data tersebut termasuk dalam?
a. Analisis sosial
b. Analisis situasi
c. Analisis wilayah
d. Analisis masalah
e. Analisis masyarakat
16. Seorang Bidan ingin membuat PWS KIA untuk cakupan K4, target K4 tahun 2012 adalah 90%.
Berdasarkan data tersebut, berapa persenkah target yang harus dicapai di bulan april?
a. 15 %
b. 30 %
c. 45 %
d. 50 %
e. 60 %
17. Seorang perempuan usia 30 tahun G2P1A0 parturient aterm datang ke klinik bidan X, klinik
yang sama dengan anak pertama. Klinik bidan X dipilih karena fasilitasnya yang lengkap,
lokasi yang mudah diakses, biaya yang terjangkau, dan pelayanannya yang memuaskan.
Berdasarkan dimensi mutu kebidanan manakah yang menyebabkan pasien datang kembali ke
klinik X?
a. Kenyamanan
b. Kompetensi teknis
c. Efektifitas pelayanan
d. Keamanan pelayanan
e. Hubungan antara manusia
18. Petugas Puskesmas ingin membuat Grafik PWS-KIA bulan Juni 2012 untuk K1 (target 85%)
dengan wilayah kerja 5 desa. Dengan rincian sebagai berikut :

No Desa Bulan ini Bulan lalu % Kumulatif


1 A 12 10 45
2 B 8 9 38
3 C 9 7 50
4 D 14 12 55
5 E 11 11 40
Berdasarkan tabel diatas, desa apa yang mencapai cakupan diatas target secara urut?
a. DCA
b. ACDE
c. BCDA
d. DCAE
e. ABCE
19. Seorang Bidan desa di tempatkan di wilayah pedesaan yang terpencil. Hasil survey terdapat
35 ibu hamil dan terdapat satu catatan kematian ibu hamil. Masyarakat didesa tersebut
mengeluh bahwa tidak ada petugas kesehatan, dan bidan hanya berkunjung satu kali sebulan.
Langkah awal apakah yang sebaiknya dilakukan Bidan berdasarkan kasus tersebut?
a. Mendirikan Poskedes
b. Bekerjasama dengan pada kader
c. Mendirikan usaha Bidan Praktik Mandiri
d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat
e. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus kematian ibu hamil
20. Desa X terdapat Posyandu Lansia dengan anggota 30 orang. Posyandu tersebut kurang aktif,
bidan melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya Posyandu Lansia, mengaktifkan
senam bagi Lansia dan pemeriksaan darah sebelum dan sesudah senam, sehingga Posyandu
lansia beraktivitas kembali. Promosi kesehatan pada tingkat apakah yang dilakukan oleh Bidan
diatas?
a. Dasar
b. Kuratif
c. Promotif
d. Preventif
e. Rehabilitatif
21 Seorang perempuan umur 25 tahun dengan G1P0A0 parturient aterm datang ke BPM ingin
melahirkan. 10 menit kemudian bidan melakukan pertolongan persalinan Kala II, pada saat
dilakukan pertolongan persalinan terlihat ancaman robekan perineum dan akhirnya dilakukan
episiotomi dengan terlebih dahulu memberikan bethadin di area perineum yang akan dilakukan
episiotomi.Apakah tindakan pencegahan infeksi yang sesuai kasus tersebut ?
a. Asepsis
b. Antiseptik
c. Dekontaminasi
d. Disinfeksi tingkat tinggi
e. Desinfeksi
22 Di desa X terdapat kasus kematian pada neonatus, untuk itu bidan Ita di tugaskan untuk
menyelidiki penyebab kematian neonatus tersebut agar kasus dapat di selesaikan dan tidak
terulang kembali. Tindakan apa yang harus dilakukan oleh bidan pada kasus diatas?
a. Menanyakan perilaku kesehatan keluarga
b. Menanyakan tentang perawatan tali pusat
c. Menanyakan riwayat pertolongan persalinan
d. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan kematian bayi
e. Mengkaji data internal (tenaga, sarana, promkes) dan eksternal (peraturan, lingkungan)
23 Seorang perempuan 30 tahun datang ke Puskesmas mengatakan hamil 7 bulan, batuk disertai
darah sudah 20 hari, berkeringat pada malam hari, dan berat badan menurun. Tindakan yang
harus dilakukan petugas kesehatan adalah memeriksa BTA hasil positif dan memberikan obat
TB paru yang direncanakan sampai 6 bulan. Apakah promosi kesehatan berdasar tingkat
pelayanan yang dilakukan oleh petugas?
a. Diagnosa dini dan pengobatan tepat
b. Peningkatan kesehatan
c. Pembatasan kecacatan
d. Perlindungan khusus
e. Rehabilitasi
24 Seorang perempuan 27 tahun mengaku hamil anak ke-3, usia kehamilan 6 bulan, datang ke
Bidan Praktik Mandiri mengeluh suami tidak mendukung mengikuti program KB, penghasilan
suami tidak menentu, ia menceritakan masalahnya dengan menggebu-gebu. Apakah konseling
yang paling tepat dilakukan oleh Bidan?
a. Mendengar secara pasif
b. Melakukan refleksi isi
c. Mengajukan pertanyaan
d. Melakukan refleksi perasaan
e. Memberikan tanda perhatian verbal
25 Seorang perempuan,22 tahun datang ke BPM dengan keluhan ingin melahirkan. Ibu
mengatakan sebelumnya melakukan ANC secara rutin dengan bidan lain dan saat ini bidan
sedang keluar kota. Oleh bidan yang sekarang ibu tersebut tidak dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan dalam. Bidan langsung merujuk ke RS untuk dilakukan SC. Tindakan bidan
tersebut tidak sesuai dengan kode etik bidan. Apakah kode etik yang dimaksud pada kasus
tersebut?
a. Etika
b. Profesi
c. Norma
d. Kolegal
e. Pelayanan
26 Seorang perempuan berumur 23 tahun P1A0 post partum 2 minggu yang lalu datang ke BPM
dengan keluhan ingin mencari orangtua asuh untuk bayinya. Hasil anamnesa klien belum
menikah, pacar tidak mau bertanggung jawab. Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, N
82x/menit, P 22x/menit, S 3,73oC.
Apakah aspek legal yang mendasari untuk bidan sesuai kasus tersebut?
a. KUHAP dan KUHP 1981
b. UU Kesehatan No 23 tahun 1992
c. Standar pelayanan kebidanan 2001
d. UU Tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
e. UU No 10/1992 tentang pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera
27 Seorang perempuan 26 tahun hamil anak kedua tidak pernah keguguran, usia kehamilan 9
bulan datang ke BPM mengeluh perut mules dan keluar air-air dari kemaluan. Hasil
pemeriksaan, tanda-tanda vital dalam batas normal, presentasi bokong, TJB 4000 gram,
glukosa urin negatif. Bidan memutuskan merujuk, tetepi keluarga menolak dengan alasan
ekonomi. Jika bidan memutuskan untuk menolong persalinan, tindakan apakah yang harus
dilakukan?
a. Melakukan informed consent
b. Melakukan konseling kebidanan
c. Melibatkan keluarga selama tindakan
d. Membuat surat pernyataan penolakan rujukan
e. Mempersiapkan peralatan pertolongan persalinan
28 Di pedalaman pulau N terdapat masyarakat dengan jumlah PUS 60% dari jumlah penduduk
dan 85% tidak ber-KB. Mayoritas bekerja sebagai nelayan, tidak sekolah, dan hanya 30% yang
menempuh pendidikan SD. Akses listrik dan air bersih sangat rendah. Apakah media yang
tepat untuk meningkatkan target KB di wilayah tersebut?
a. Flyer
b. Leaflet
c. Poster
d. Fllipchart
e. Brodsis
29 Bayi baru lahir, spontan pervaginam di BPM mengalami asfiksia segera setelah lahir.
Dilakukan tindakan resusitasi oleh bidan, 1 jam kemudian bayi tersebut meninggal. Keluarga
bayi kaget dan tidak terima, serta menuntut bidan tersebut. Tindakan apakah yang tidak
dilakukan bidan pada kasus tersebut ?
a. Tidak memberi informasi
b. Tidak memberi konseling
c. Tidak melakukan informed consent
d. Tidak melakukan informed choice
e. Tidak membuat perjanjian tindakan
30 Seorang bidan telah menyelesaikan pendidikan D III kebidanan jalur umum, merasa belum
terampil memasang IUD, tetapi berkeinginan membuka praktik kebidanan mandiri.
Pengembangan diri apakah yang harus ditempuh oleh bidan tersebut ?
a. Mengikuti pelatihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
b. Mengikuti pelatihan Maternal Neonatal Health Update (MNHU)
c. Mengikuti pelatihan Contraceptive Technology Update (CTU)
d. Mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN)
e. Mengikuti pelatihan Clinical Training Skill (CTS)
31 Seorang bidan puskesmas sedang mengikuti pelatihan KB terkini di BKKBN. Bidan mengikuti
pelatihan selama 3 hari. Bidan mengikuti pelatihan dalam rangka mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan baru, serta ingin meningkatkan kualitas pelayanannya. Apakah bentuk
legislasi yang akan diperoleh bidan setelah mengikuti pelatihan tersebut?
a. Akreditasi
b. Sertifikasi
c. Registrasi
d. Lisensi
e. Ijazah
32 Seorang bidan melakukan pemasangan IUD, setelah alat didekontaminasi maka alat harus di
Desinfektan Tingkat Tinggi. Metode yang dipilih dengan cara merebus. Apakah langkah yang
benar dalam melaksanakan metode tersebut?
a. Dapat disimpan dalam 1 bulan
b. Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
c. Jangan menambah apapun kedalam air mendidih
d. Kecilkan api sehingga proses berjalan sempurna
e. Keringkan semua alat sebelum proses DTT dimulai
33 Ibu-ibu hamil di Kelurahan Pengajaran datang ke Posyandu untuk memeriksakan kehamilanya
pada bidan, mereka mengeluh sering merasa pegal, dan sering kram pada umur kehamilannya
saat ini. Hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital ibu hamil masih dalam batas
normal, rata-rata usia kehamilan mereka trimester II dan III. Apa tindakan bidan selanjutnya
pada kasus di atas?
a. Merujuk ke dokter
b. Memberikan vitamin
c. Melihat gambar-gambar senam
d. Memberikan Penyuluhan tentang gizi
e. Langsung mengajarkan senam hamil
34 Seorang perempuan berumur 17 tahun datang ke BPM dengan alasan ingin mengugurkan
kandungannya. Anamnesa didapatkan bahwa perempuan tersebut diperkosa oleh pacarnya
dan pacarnya kabur. Hasil pemeriksaan TTV : TD 120/80 mmHg, P 20 x/menit, N 80 x/menit, S
36,80C. Pemeriksaan payudara terlihat tegang dan areola menghitam dan teraba ballottement.
Bidan menolak dan menyarankan agar remaja tersebut pulang dan menceritakan kepada
orang tuanya. Sesuai dengan apakah tindakan yang dilakukan oleh bidan pada kasus
tersebut?
a. UU kesehatan No 23 Tahun 1992
b. Permenkes 900 Tahun 2002
c. UU kesehatan No 36 Tahun 2009
d. Permenkes 369 Tahun 2009
e. Permenkes 1464 Tahun 2010
35 Seorang Bidan bertugas di desa Meranti ingin membuat laporan PWS KIA pekerjaan di awali
dengan menghitung jumlah sasaran. Data sasaransebaiknya berasal dari hasil pendataan
setempat. Yang termasuk data sasaran adalah, kecuali?
a. Jumlah seluruh ibu hamil
b. Jumlah seluruh batita
c. Jumlah seluruh ibu nifas
d. Jumlah seluruh bayi
e. Jumlah seluruh penduduk
36 Seorang perempuan berumur 17 tahun datang ke BPM dengan alasan ingin mengugurkan
kandungannya. Anamnesa didapatkan bahwa perempuan tersebut diperkosa oleh pacarnya
dan pacarnya kabur. Hasil pemeriksaan TTV : TD 120/80 mmHg, P 20 x/menit, N 80 x/menit, S
36,80C. Pemeriksaan payudara terlihat tegang dan areola menghitam dan teraba ballottement.
Bagaimanakah komunikasi efektif yang dilakukan oleh bidan pada kasus tersebut?
a. “lebih baik bicarakan dahulu dengan keluarga untuk menemukan solusi”
b. “baik saya akan segera memberikan obat-obatan”
c. “saya ingin bertemu dengan orang tua kamu”
d. “laporkan saja ke polisi pria seperti itu”
e. “kamu sih pacaran melebihi batas”
37 Bidan S baru lulus kemudian diangkat menjadi bidan PTT di Desa Makmur yang terpencil,
merupakan daerah perbukitan, budaya desa tersebut masih banyak berkaitan dengan angka
kematian ibu, misalnya ibu hamil pantang terhadap suatu makanan dan persalinan banyak
ditolong bidan S untuk mengawali jadi bidan desa perlu melakukan?
a. Pendekatan pada tokoh masyarakat
b. Pendekatan lagsung kepada masyarakat
c. Mengumumkan diri kalau dirinya bidan terampil
d. Pendekatan dengan cara mengundang masyarakat berpesta
e. Pendekatan ke dukun beranak
38 Ny. M 24 tahun warga desa Geneng yang termasuk desa terpencil jauh dari bidan maupun
sarana kesehatannya, meninggal karena mengalami perdarahan setelah bersalin yang ditolong
oleh dukun. Darah yang keluar warna merah tua. Kontraksi uterus lembek. Untuk menghindari
kasus seperti tersebut di atas pada ibu yang lain, maka bidan melakukan?
a. Kursus dukun
b. Pendataan ibu hamil seluruh desa
c. Mengklasifikasikan ibu hamil ke golongan/ tingkatan resiko
d. Pendekatan pada para pemegang kebijakan dalam pelaksanaan desa siaga
e. Membentuk posyandu
39 Ny. Hana seorang ibu rumah tangga, umur 36 tahun, G6P5A0 hamil 6 bulan, semua persalinan
yang lalu dilakukan oleh dukun, ibu tidak pernah ber-KB, anak ke empat tercatat sebagai balita
BGM, kebiasaan makan dengan nasi kecap, sedangkan anak kelima (11 bulan) belum pernah
diimunisasi, dan ibu masih memberikannya ASI. Di rumahnya terdapat banyak sampah, kecoa,
dan tikus. Suami Ny. Hana bekerja sebaga buruh tani. Penyuluhan yang paling tepat pada Ny.
Hana adalah?
a. Penyuluhan tentang gizi sehat untuk keluarga
b. Penyuluhan tentang istirahat untuk ibu hamil
c. Pentingnya pemeriksaan ibu hamil
d. KIE tentang tanda bahaya dalam masa kehamilan
e. Penyuluhan tabulin
40 Ny. Hana seorang ibu rumah tangga, umur 36 tahun, G6P5A0 hamil 6 bulan, semua persalinan
yang lalu dilakukan oleh dukun, ibu tidak pernah ber-KB, anak ke empat tercatat sebagai balita
BGM, kebiasaan makan dengan nasi kecap, sedangkan anak kelima (11 bulan) belum pernah
diimunisasi, dan ibu masih memberikannya ASI. Di rumahnya terdapat banyak sampah, kecoa,
dan tikus. Suami Ny. Hana bekerja sebaga buruh tani. Tugas keluarga dalam kasus diatas
adalah?
a. Gotong royong untuk kebersihan rumah
b. Mencari informasi tentang KB yang cocok
c. Mengetahui masalah yang dihadapi keluarga
d. Membawa anaknya untuk segera imunisasi hepatitis
e. Memasak makanan bergizi
PEMBAHASAN KUMPULAN SOAL 5
KOMUNITAS, ETIKOLEGAL DAN KOMUNIKASI-KONSELING
PEMBAHASAN
1. Kata kunci: bidan melakukan rujukan

Jawaban: B

Pembahasan:
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi dan tugas rujukan. Sebagai pelaksana bidan
Pelaksana
melaksanakan asuhan kebidanan sepanjang daur siklus kehidupan
perempuan.
Tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan:
 Menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan kesehatan
KIA/ KB, mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader atau
petugas kesehatan lainnya, menggerakkan dan mengembangkan
kemampuan masyarakat.
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
Pengelola
sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan
tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi:
 Bekerja sama dengan puskesmas dan pusat pelayanan kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan, konsultasi, atau rujukan
 Membina hubungan baik dengan dukun, kader, dan tokoh
masyarakat
 Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah
Pendidik kesehatan khususnya KIA/ KB
 Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan
serta membina dukun di wilayah kerjanya
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun kelompok.
 Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/ penelitian
 Menyusun rencana kerja
Peneliti  Melaksanakan investigasi
 Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
 Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
 Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan
2. Kata kunci: kebiasaan pantang makan

Jawaban: D

Pembahasan:
Dalam menjalankan perannya di masyarakat seringkali bidan dihadapkan pada mitos – mitos
yang berlaku di masyarakat. Bidan berperan untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai mitos – mitos yang dapat merugikan kesehatan ibu dan bayi.
Dalam kasus ini bidan perlu melakukan konseling gizi yang baik selama hamil kepada
perempuan hamil dan masyarakat.
3. Kata kunci : Bidan memutukan untuk merujuk karena presentasi bokong dan TBBJ 3900 gram,
tetapi keluarga berikeras untuk tetap melahirkan di bidan karena pertimbangan biaya dan
kesulitan lainnya.

Jawaban : B

Pembahasan :
 Dilema moral : kasus tidak berkaitan dengan sanksi hukum
 Konflik moral : kasus berkaitan dengan sanksi hukum
4. Kata kunci: banyak masyarakat desa tidak mempunyai biaya untuk dana persalinan

Jawaban: E

Pembahasan:
Desa/ Kelurahan Siap, Antar, Jaga (Siaga) adalah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan/
menjalankan program gerakan sayang ibu (GSI) dan mempunyai/ melaksanakan langkah
sebagai berikut :
 Mempunyai SK tentang Satgas Revitalisasi GSI Desa/ Kel termasuk rencana kerja Satgas
tersebut
 Mempunyai data dan peta bumil yang akurat dan selalu diperbaharui
 Telah terbentuknya pengorganisasian Tabulin (tabungan ibu bersalin)
 Telah terbentuknya pengorganisasian ambulans desa
 Telah terbentuknya pengorganisasian donor darah desa
 Telah terbentuknya pengorganisasian kemitraan dukun bayi dengan bidan
 Telah terbentuknya pengorganisasian penghubung/ liason (kader penghubung)
 Adanya mekanisme/ tata cara rujukan
 Adanya pengorganisasian: Suami Siaga, Warga Siaga, Bidan Siaga
 Adanya/telah terbentuknya Pondok Sayang Ibu
 Terlaksananya penyuluhan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, suami dan
ibu hamil tentang peningkatan kualitas hidup perempuan, pencegahan kematian ibu,
kematian bayi, ASI eksklusif, kesehatan reproduksi, dan wajib belajar bagi perempuan
 Tersedianya/ terlaksananya pencatatan dan pelaporan
5. Kata kunci: disuatu desa terpencil yang persalinan ditolong dukunnya masih tinggi

Jawaban: E

Pembahasan:
WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif
menggunakan 3 strategi pokok yakni advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan
masyarakat. Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan kepada
orang lain atau menyampaikan suatu isu penting untuk dapat diperhatikan masyarakat serta
mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari penyelesaiannya serta
membangun dukungan terhadap permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan
bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut.
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak diharapkan memberikan dukungan terhadap
upaya kesehatan, khususnya: para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di kalangan pengusaha/ swasta, badan
penyandang dana, kalangan media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok
potensial lainnya di masyarakat. Dalam advokasi dikenal istilah melobi yaitu berbincang-bincang
secara informal dengan para pejabat untuk mennginformasikan dan membahas masalah dan
program kesehatan yang akan dilaksanakan. Tahap pertama pada lobi ini adalah tenaga
kesehatan atau bidan menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah
kerjanya, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif
yang terbaik untuk memecahkan atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu
dibawa atau ditunjukkan data yang akurat tentang masalah kesehatan tersebut kepada pejabat
yang bersangkutan.
6. Kata kunci: tidak pernah periksa karena jarak rumah dengan polindes jauh dan tidak ada yang
mengatar

Jawaban: C

Pembahasan:
Kunjungan rumah diperlukan dalam kasus:
 Karena keadaan kesehatan/ akomodasi pasien tidak memungkinkan untuk datang ke tempat
praktek.
Sebagai tindak lanjut pelayanan yang telah diberikan (masa nifas).
7. Kata kunci: perdarahan, ibu tidak diinfus

Jawaban: A

Pembahasan:
Prinsip dasar dalam penanganan kegawatdaruratan adalah stabilisasi keadaan umum. Elemen-
elemen penting dalam stabilisasi pasien:
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi, dan sirkulasi.
b. Menghentikan sumber perdarahan dan infeksi.
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang.
d. Mengatasi rasa nyeri atau gelisah.
8. Kata kunci: balita gizi buruk dan belum menerima vaksinasi

Jawaban: A

Pembahasan:
Dalam konsep desa siaga dikenal adanya siklus pemecahan masalah kesehatan oleh
masyarakat, yaitu:
1. Pengenalan kondisi desa
2. Identifikasi masalah kesehatan dan PHBS
3. Musyawarah masyarakat desa
4. Perencanaan pemecahan masalah
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Pembinaan kelestarian program
7. Evaluasi
Setelah dilakukan identifikasi masalah, perlu dilakukan musyawarah masyarakat desa (MMD)
yang bertujuan untuk:
 Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya
 Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan Desa
Siaga dan Poskesdes
 Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga, dan poskesdes.
9. Kata kunci: 5 balita dibawah garis merah

Jawaban: D

Pembahasan:
Gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang
cukup lama. Maka pendidikan kesehatan yang dibutuhkan dalam kasus ini adalah nutrisi dan gizi
seimbang.
10. Kata kunci: balita gizi buruk, berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah

Jawaban: D

Pembahasan:
Masalah gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, namun juga disebabkan oleh
faktor rendahnya pengetahuan akan sumber makanan yang bernutrisi dan pengolahan makanan
yang baik. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan mengenai sumber makanan lokal yang
bergizi tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, cara pengolahan makanan
yang bersih dan sehat, serta pemantauan tumbuh kembang secara rutin.
11. Kata kunci: tidak menggunakan air bersih dan membuang limbah/ sampah tidak pada tempatnya

Jawaban: D

Pembahasan:
Bakteri/ virus penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan
atau minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa
perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya
diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan,
menggunakan botol susu yang kotor, menyimpan makanan masak pada suhu kamar,
menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah BAB dan BAK atau
sesudah membuang tinja anak atau sebelum makanatau menyuapi anak, dan tidak membuang
tinja dengan benar. Semua penyebab ini dapat dicegah dengan pemberian informasi mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
12. Kata kunci: peran untuk mencegah kasus diare

Jawaban: E

Pembahasan:
Bakteri/ virus penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan
atauminuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa
perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya
diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan,
menggunakan botol susu yang kotor, menyimpan makanan masak pada suhu kamar,
menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah BAB dan BAK atau
sesudah membuang tinja anak atau sebelum makanatau menyuapi anak, dan tidak membuang
tinja dengan benar. Semua penyebab ini dapat dicegah dengan pemberian informasi mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
13. Kata kunci: bayi lahir dengan bibir sumbing

Jawaban: C

Pembahasan:
Teknik komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik
1. Mendengar Aktif dengan Penuh Perhatian
Teknik mendengar ada dua macam yaitu mendengar pasif dan mendengar aktif. Mendengar
pasif misalnya menganggukan kepala atau kontak mata. Sedangkan mendengar aktif adalah
mendengar dengan penuh perhatian dan bertujuan untuk mengetahui perasaan orang lain.
Keuntungan mendengar aktif adalah pasien merasa dihargai dan merasa penting serta pasien
merasa didengarkan sehingga pasien merasa nyaman. Mendengar aktif dengan penuh perhatian
bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Pandang klien dan keluarga saat berbicara
b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan
c. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian
d. Tidak menyilangkan kaki dan tangan
e. Menghindari gerakan yang tidak perlu
f. Anggukan kepala apabila klien membicarakan hal yang penting
g. Condongkan tubuh kearah lawan bicara.

2. Menunjukkan Penerimaan
Menunjukkan penerimaan berarti bersedia mendengarkan orang lain tanpa keraguan tetapi
bukan berarti bidan menyetuji semua hal. Bidan tidak harus menerima perilaku klien tetapi harus
menghindari ekspresi wajah yang menunjukan tidak setuju, misalnya menggelengkan kepala
atau mengerutkan dahi/ wajah. Contoh sikap bidan yang menyatakan penerimaan adalah
sebagai berikut:
a. Mendengarkan tanpa memutus pembicaraan
b. Memberikan umpan balik verbal
c. Memastikan bahwa isyarat verbal cocok dengan komunikasi verbal
d. Menghindari untuk berdebat

3. Mengajukan Pertanyaan yang Berkaitan


Tujuan bidan mengajukan suatu pertanyaan yang berkaitan adalah untuk mendapatkan
informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh pasien atau keluarganya.
Bidan: “Tadi Ibu katakan kalau anak Ibu ada tiga. Anak yang mana yang paling dekat dengan
Ibu?”

4. Mengajukan Pertanyaan Terbuka


Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien
bisa mengemukakan masalah dan perasaannya dengan kata-kata sendiri.
Bidan: "coba ceritakan apa yang biasa ibu lakukan kalau ibu mengalami demam yang tinggi?"

5. Mengulang Ucapan Klien


Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Klien: “Saya semalan tidak bisa tidur Bu.. .”
Bidan: “Ibu mengalami kesulitan untuk tidur?”

6. Mengajukan Pertanyaan Klarifiksi


Mengajukan pertanyaan klarifikasi tujuanya adalah untuk mengklarifikasikan hal-hal yang belum
dimengerti untuk menghindari kesalahpahaman.
Bidan: “Apa yang Ibu maksudkan tadi? Saya kurang jelas.”
Klien : “Yang saya maksudkan adalah.. . .”

7. Menfokuskan
Menfokuskan tujuanya adalah untuk membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan menjadi
lebih spesifik. Contoh: “Hal ini nampaknya penting, maka perlu kita bicarakan lebih lanjut di lain
waktu.”

8. Menyampaikan Hasil Observasi


Menyampaikan hasil observasi bertujuan untuk memberikan umpan balik dari hasil pengamatan
yang dilakukan.
Bidan : “Kelihatannya Ibu cemas?
Apakah Ibu merasa cemas apabila....”

9. Menawarkan Informasi
Menawarkan informasi adalah untuk memberikan tambahan informasi yang merupakan bagian
dari pendidikan kesehatan.

10.Diam
Diam menurut Damayanti (2008) digunakan pada saat klien perlu mengekspresikan ide tetapi
klien tidak tahu bagaimana menyampaikan hal tersebut. Sikap diam juga bisa digunakan, baik
oleh klien ataupun bidan, untuk mengorganisir pikirannya. Sikap diam memungkinkan klien untuk
dapat berkomunikasi secara internal dengan dirinya sendiri, mengorganisir dan memproses
informasi yang didapat.

11. Meringkas
Meringkas tujuanya untuk membantu bidan mengulang aspek penting yang dibicarakan
sehingga dapat dilanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.
Bidan: “Selama 30 menit Ibu dan saya telah membicarakan tentang KB. . .”

12. Memberikan Penghargaan


Memberikan penghargaan dapat dilakukan bila pasien sudah mengalami perubahan secara
nyata, maka perlu disampaikan demikian.
Bidan: "Selamat pagi bu, saya perhatikan ibu hari ini sudah rapi"

13. Menawarkan diri


Teknik komunikasi menawarkan diri dilakukan tanpa pamrih dan hanya menyatakan kesediaan
diri.
Bidan:“Bolehkah saya duduk di sampning Ibu dan menemani beberapa menit.. .”

14. Memberikan Kesempatan pada Klien untuk Memulai Pembicaraan


Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada klien untuk memiliki inisiatif dalam memilih topik.
Bidan: “Adakah sesuatu yang akan Anda bicarakan?”

15. Menganjurkan Untuk Meneruskan Pembicaraan


Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan. Teknik ini menganjurkan klien untuk
mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti
pembicaraan dan merasa tertarik dengan apa yang akan dibicarakan.
Bidan : “........... teruskan !”

16. Menempatkan Kejadian Secara Teratur


Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong bidan dan klien untuk melihatnya dalam
suatu persepektif. Bidan akan menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data
tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhan.
Bidan: “Kapan kejadian tersebut terjadi...? atau apakah yang terjadi sebelum dan
sesudahnya ?”

17. Menganjurkan Klien untuk Menguraikan Persepsi


Teknik ini dilakukan denan cara menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya dan
meminta klien untuk menyampaikan apa yang sedang dirasakan atau dipikirkan.
Bidan: “Apa yang sedang terjadi?“

18. Refleksi
Refleksi artinya mengarahkan kembali ide, perasaan, atau isi pembicaraan.
Klien: “Suami saya ditilpun tidak bisa.....padahal saya akan melahirkan. . .saya akan
bicara dengan suami..”.
Bidan: “Jadi, ini yang menyebabkan Anda marah?”

19. Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk meyakinkan dan nyaman untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan dengan tetap menghargai orang lain.

20. Humor
Humor adalah hal yang penting dalam komunikasi verbal karena humor akan mengurangi
ketegangan dan stress sehingga bisa mendukung keberhasilan dalam memberikan asuhan
kebidanan. Selain itu hormon akan merangsang katekolamin sehingga seseorang akan merasa
sehat, meningkatkan toleransi nyeri, mengurangi kecemasan, serta menfasilitasi relaksasi dan
meningkatkan metabolisme.
14. Kata kunci: bidan memberitahu dan menjelaskan kepada keluarga untuk dilakukan rujukan dan
keluarga setuju.

Jawaban : A

Pembahasan:
 Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang dilakukan langsung memfokuskan pada
topik pembicaraan
 Komunikasi terapeutik memiliki tujuan untuk menenangkan
15. Kata kunci: menentukan cakupan pelayanan kesehatan di satu desa

Jawaban: B

Pembahasan:
Analisis situasi adalah langkah paling awal dalam perencanaan kesehatan dalam perencanaan
kesehatan.
Tujuan analisis situasi adalah:
 Memahami masalah secara jelas dan spesifik
 Mempermudah menentukan prioritas masalah (diperolehnya informasi kuantitatif)
 Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah (diperolehnya informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah).
16. Kata kunci: target K4 2012 90%, target April?

Jawaban: B

Pembahasan:
Target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam satu tahun ditentukan 90% (garis a), maka
sasaran rata-rata setiap bulan:
90% = 7,5%
12 bln
Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan Bulan April:
(4 x 7,5% =) 30 %
17. Kata kunci : ibu kembali datang ke klinik yang sama dikarenakan failitas lengkap, lokasi yang
mudah diakses, biaya terjangkau, dan pelayanan memuaskan.

Jawaban : A

Pembahasan:
 Kenyamanan : berkaitan dengan pelayanan, tempat yang terjangkau, dan biaya yang
terjangkau
 Kompetensi teknis : berkaitan dengan tenaga kesehatan dan kelengkapan alat
 Efektifitas pelayanan : berkaitan dengan kemudahan mengurus administrasi
18. Kata kuncI: grafik PWS KIA

Jawaban: D

Pembahasan:
Status desa berdasarkan cakupan:
Desa A: cakupan naik
Desa B: cakupun turun
Desa C: cakupan naik
Desa D: cakupan naik
Desa E: cakupan tetap
Urutan desa berdasarkan % kumulatif: D (55%), C (50%), A (45%), E (40%), B (38%).
Maka desa yang mencapai cakupan target secara urut adalah: DCAE
B tidak mencapai target karena cakupan turun.
19. Kata kunci: Masyarakat didesa tersebut mengeluh bahwa tidak ada petugas kesehatan, dan
bidan hanya berkunjung satu kali sebulan

Jawaban: A

Pembahasan:
Karena dalam soal dikatakan bahwa wilayah pedesaan terpencil maka masalah utama adalah
akses ke pelayanan kesehatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan akses ke pelayanan
kesehatan adalah dengan mendirikan poskesdes
20. Kata kunci: Posyandu Lansia, mengaktifkan senam bagi Lansia dan pemeriksaan darah sebelum
dan sesudah senam

Jawaban: C

Pembahasan:
 Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Contoh: penyuluhan bahaya narkoba, HIV, dll
 Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/ penyakit.
Contoh: mengajarkan cara mencuci tangan, senam lansia, imunisasi
 Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.
Contoh: pemberian ARV pada pasien HIV, pertolongan pada kasus kegawatdaruratan
 Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Contoh: pemakaian kursi roda atau tongkat
21. Kata kunci : memberikan bethadin di area perineum

Jawaban : B

Pembahasan:
 Aseptik : membunuh paparan mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar pasien
 Antiseptik : membunuh paparan mikroorganisme yang ada di tubuh pasien
22. Kata kunci: terdapat 1 kasus kematian neonatus

Jawaban: E

Pembahasan:
Sebuah masalah kesehatan menurut HL.Bloom dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu:
23. Kata kunci: hamil 7 bulan, batuk disertai darah sudah 20 hari, petugas kemudian memeriksa BTA
dan hasilnya positif

Jawaban: A

Pembahasan:
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima
tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan (health promotion)
Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan
2. Perlindungan khusus (spesific
protection) Beberapa usaha lain di
antaranya:
 Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
 Isolasi penderitaan penyakit menular
 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment) Beberapa usaha deteksi dini di antaranya:
 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan: misalnya
pemeriksaan darah,rontgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar
derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain
yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi, dan sebagainya
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit
pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa
berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis
obat serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan
pengobatan itu diberikan
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
Pengobatan yang layak sesuai dengan kasus.
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
24. Kata kunci: mengeluh suami tidak mendukung mengikuti program KB, penghasilan suami tidak
menentu, ia menceritakan masalahnya dengan menggebu-gebu

Jawaban: E

Pembahasan:
Menunjukkan penerimaan berarti bersedia mendengarkan orang lain tanpa keraguan tetapi
bukan berarti bidan menyetuji semua hal. Bidan tidak harus menerima perilaku klien tetapi harus
menghindari ekspresi wajah yang menunjukan tidak setuju, misalnya menggelengkan kepala
atau mengerutkan dahi/ wajah. Contoh sikap bidan yang menyatakan penerimaan adalah
sebagai berikut:
a. Mendengarkan tanpa memutus pembicaraan
b. Memberikan umpan balik verbal
c. Memastikan bahwa isyarat verbal cocok dengan komunikasi verbal
d. Menghindari untuk berdebat
25. Kata kunci: bidan langsung merujuk ke RS untuk dilakukan SC

Jawaban: B

Pembahasan:
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu
disiplin ilmu dan merupakan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota
dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam
Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada
Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, Kode Etik Bidan
Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan
tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab.
Ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )
2.Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya ( 2 butir )
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air ( 2 butir )
7. Penutup ( 1 butir )

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :


1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara citra bidan
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien, dan menghormati niulai – nilai yang berlaku di masyarakat
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.

2. Kewajiban terhadap tugasnya


a. Setiap bidan senantiasa mwemberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat
b. Setiap bidan berhal memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan mengadakan konsultasi dan/ atau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan/ atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilanatau diperlukan
sehubungan kepentingan klien

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk suasana kerja
yang serasi
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelatyanan yang bermutu kepada
masyarakat
b. Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra profesinya

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan tugas
profesinya dengan baik
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa, dan tanah air


a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan –
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam palayanan KIA/ KB
dan kesehatan keluarga dan masyarakat
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/ KB dan kesehatan keluarga.
26. Kata kunci: mencari orangtua asuh untuk bayinya

Jawaban: D

Pembahasan:
Mencari orang tua asuh berkaitan dengan UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan
transplantasi
27. Kata kunci: bayi besar, akan dirujuk tetapi klien menolak

Jawaban: D

Pembahasan:
Dalam hal ini bidan harus meminta klien untuk menandatangani lembar informed consent yang
berisi pernyataan bahwa klien menolak untuk dirujuk. Sehingga jika terjadi kegawatdaruratan
dan menyebabkan komplikasi bagi ibu atau janin, bidan tidak dilimpahkan kesalahan karena
sebelumnya klien telah diberikan penjelasan mengenai kondisinya.
28. Kata kunci : mayoritas penduduk tidak bersekolah

Jawaban : C

Pembahasan:
Untuk meningkatkan taeget promoi keehatan kepada mayarakat di daerah dengan kondisi
mayoritas penduduk tidak bersekolah, maka dilakukan dengan pemasangan poster.
29. Kata kunci: bayi meninggal setelah diberikan resusitasi selama 1 jam

Jawaban: C

Pembahasan:
Segala tindakan yang dilakukan oleh bidan harus menerima informed consent dari keluarga
30. Kata kunci: bida belum terampil memasang IUD

Jawaban: C

Pembahasan:
Jelas
31. Kata kunci : bidan mengikuti pelatihan KB

Jawaban : B

Pembahasan :
Bentuk legalisasi yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan adalah sertifikasi.
32. Kata kunci: DTT

Jawaban: B

Pembahasan:
DTT dengan cara merebus:
1. Menggunakan panci dengan penutup rapat
2. Mengganti air setiap kali mendisfekikan peralatan
3. Merendam peralatan di dalam air hingga 2-3 cm diatas permukaan peralatan hingga
terendam seluruh bagian pada panci bagian bawah, dan meletakkan linen, handscoon
dibagian atas panci, kemudian tutup.
4. Memulai pemanasan air
5. Jangan tambahkan benda apapun selama proses DTT
6. Prinsip DTT dengan direbus adalah dihitung 20 menit dari air mendidih/ keluarnya uap
33. Kata kunci: ibu-ibu dengan usia kehamilan timester II dan III mengeluh merasa pegal dan sering
kram

Jawaban : E

Pembahasan:
Untuk mengurangi ketidaknyamanan pegal dan kram dalam kehamilan, ibu hamil dianjurkan
untuk melakukan senam hamil dimulai pada akhir trimeter II atau awal trimester III
34. Kata kunci: ingin menggugurkan kehamilan/ aborsi

Jawaban: C

Pembahasan:
UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 mengatur tentang aborsi dan ASI
35. Kata kunci: Bidan ingin melakukan PWS KIA

Jawaban: B

Data sasaran
Jumlah seluruh ibu hamil
• Jumlah seluruh ibu bersalin
• Jumlah ibu nifas
• Jumlah seluruh bayi
• Jumlah seluruh anak balita
• Jumlah seluruh PUS

Data pelayanan
 Jumlah K1
 Jumlah K4
 Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
 Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga kesehatan
 Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6-48 jam
 Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap)
 Jumlah ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan faktor risiko/ komplikasi yang dideteksi
olehmasyarakat
 Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
 Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
 Jumlah bayi 29 hari-12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya 4 kali
 Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya 8 kali
 Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
 Jumlah peserta KB aktif
36. Kata kunci: komunikasi efektif pada seorang remaja yang ingin menggugurkan kehamilannya

Jawaban : A

Pembahasan:
Komunikasi efektif dilakukan langsung pada topik pembicaraan
37. Kata kunci: tindakan bidan untuk mengawali menjadi bidan desa

Jawaban A

Pembahasan:
Untuk mengawali menjadi bidan di suatu desa, terlebih dahulu bidan harus melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat, dikarenakan tokoh masyarakat memiliki peran penting di
kehidupan bermasyarakat di desa.
38. Kata kunci: cara menghindari terjadinya persalinan di dukun

Jawaban : D

Pembahasan :
Kemitraan dukun dengan bidan merupakan program desa siaga.
39. Kata kunci: keluarga dengan ibu hamil G6P5A0 6 bulan, persalinan yang lalu di dukun, tidak
pernah ber-KB, anak ke-4 BGM, kebiasaan makan nasi dengan kecap, anak ke-5 belum pernah
imunisasi, ibu masih memberikan ASI, rumah kotor, banyak kecoa, dan tikus.

Jawaban: A

Pembahasan:
Permasalahan kompleks yang terjadi di keluarga tersebut. Penyuluhan yang tepat dilakukan
pada keluarga terebut adalah masalah gizi dikarenakan kebiasaan makan nasi dengan kecap
(menu gizi tidak seimbang) menyebabkan terdapat balita BGM.
40. Kata kunci: Tugas yang dapat dikerjakan oleh keluarga pada kasus no.39

Jawaban: A

Pembahasan:
Yang dapat dilakukan oleh keluarga adalah gotong royong membersihkan rumah.
RANGKUMAN MATERI, KUMPULAN SOAL DAN PEMBA
PROGRAM KIA, ATURAN PERUNDANG –
UNDANGAN DAN ISU KESEHATAN
Bagian 1
DESA SIAGA

1. Pengertian
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud
di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang
diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Si (siap) : yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap mendampingi
ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan kendaraan
untuk rujukan, siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah
kelurahan selalu siap memberi pelayanan.
A (antar) : yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen lainnya dengan cepat
dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika
memerlukan tindakan gawat darurat.
Ga (jaga) : menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan serta menjaga
kesehatan bayi yang baru dilahirkan.

2. Tujuan
a. Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli,
dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
b. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
2) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan, dan sebagainya)
3) Peningkatan kesehatan lingkungan di desa.
4) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri
sendiri di bidang kesehatan.

3. Ciri – Ciri Pokok Desa Siaga


a. Minimal memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar
(dengan sumber daya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan dan peralatan alat komunikasi ke masyarakat dan ke puskesmas)
b. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
c. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
d. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

4. Sasaran Pengembangan Desa Siaga


Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
b. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut,
seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda,
kader serta petugas kesehatan
c. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang–undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa,
camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.

5. Kriteria Pengembangan Desa Siaga


Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria:
a. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada
forum atau lembaga masyaratat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja
misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan
do’a.
b. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum
mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat, selain posyandu. Demikian
juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya.
c. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara
aktif, dan mampu mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan dengan biaya berbasis
masyarakat. Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti
karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan, masyarakat didorong lagi
untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan
dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya tabulin.
d. Tahap paripurna. Pada tahap ini, semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku hidup
bersih dan sehat.

6. Pengembangan Desa Siaga


Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu/ memfasilitasi/ mendampingi
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan
masalah yang terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian
masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap berikut:
a. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya, yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
b. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan masalah.
c. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak merencanakan dan
melaksanakannya.
d. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelestarian upaya yang telah dilakukan.
e. Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum komunikasi
masyarakat yaitu terbagi menjadi empat: monev dan pelaporan, musyawarah mufakat
desa, gerakan masyarakat desa, survey mawas diri.
Langkah – langkah pengembangan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan tim petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan
langkah ini adalah persiapan para petugas kesehatan yang berada di wilayah
puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi. Persiapan para
petugas ini dapat berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau pelatihan yang bersifat
konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau out put dari
langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap
bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat.
b. Pengembangan tim di masyarakat
Tujaun langkah ini adalah mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat, dan
masyarakat (forum masyarakat desa) agar mereka mengetahui dan mau bekerja sama
dalam satu tim untuk mengembangkan desa siaga. Langkah ini, termasuk kegiatan
advokasi kepada para penentu kebijakan, bertujuan agar mereka mau memberi
dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, persetujuan, dana, maupun sumber
daya lain sehingga pengembangan desa siaga dapat berjalan dengan lancar.
Pendekatan pada tokoh – tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan
mendukung, khususnya dalam membentuk opini masyarakat guna menciptakan iklim
yang kondusif bagi pengembangan desa siaga.
c. Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau telaah mawas diri (TMD) atau Community Self Survei
(CSS) bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk
desanya. Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan
bimbingan tenaga kesehatan.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah kesehatan dan daftar
potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka membangun poskedes.
Bentuk : curah pendapat, pengisisan kartu mawas diri, observasi lapangan, dll
Penyajian data berupa : data masalah, data potensi
d. Musyawarah Masyarakat Desa
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun poskesdes
dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Disamping itu, untuk menyusun rencana
jangka panjang pengembangan desa siaga.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disampaikan, biasanya adalah
daftar masalah kesehatan, data potensi serta harapan masyarakat. Hasil pendataan
tersebut dimusyawarahkan untuk menentukan prioritas, serta langkah-langkah solusi
untuk pengembangan poskesdes dan pengembangan desa siaga.

7. Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional, pembentukan desa siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Pemilihan pengurus dan kader desa siaga. Pemilihan pengurus dan kader siaga
dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat
serta beberapa wakil masyarakat pilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat,
sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku dengan di fasilitasi oleh masyarakat.
b. Orientasi/ pelatihan kader siaga.
Sebelum melaksanakn tugasnya, pengolahan dan kader desa yang telah ditetapkan
perlu diberi orientasi atau pelatihan. Orientasi/ pelatihan di laksanakan oleh dinas
kesehatan kabupaten/ kota. Materi orientasi/ pelatihan mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa dalam rangka pembangunan desa siaga yang meliputi
pengolahan desa siaga secara umum, pembangunan dan pengelolaan poskesdes,
pembangunan dan pengelolaan UKBM lain, dan hal-hal penting lain yang terkait seperti
kehamilan dan persalinan sehat.
c. Pengembangan poskesdes dan UKBM lain. Dalam hal ini, pembangunan poskesdes
dapat di kembangkan dari polindes yang sudah ada. Dengan demikian, akan diketahui
bagaimana poskesdes tersebut diadakan, membangun baru dengan fasilitas dari
pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donator, membangun baru dengan
swadaya masyarakat atau memodifikasi bangunan lain. Jika poskesdes sudah berhasil
diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan UKBM lain, seperti posyandu dengan
berpedoman pada panduan yang berlaku.
d. Penyelenggaraan desa siaga. Dengan adanya poskesdes, desa yang bersangkutan
telah ditetapkan sebagai desa siaga. Setelah desa siaga resmi dibentuk, dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan poskesdes secara rutin, yaitu pengembanagan sistem
surveilans berbasis nasyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana, pemberantasan penyakit (dimulai dengan 2 penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB), penanggulangan masalah dana, pemberdayaan
masyarakat menuju kadarsi dan PHBS, serta penyehatan lingkungan.
e. Pembinaan dan peningkatan. Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh kinerja sektor lain dan adanya keterbatasan sumber daya, maka untuk memajukan
desa siaga, perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak
perwujudan dari pengembangan jejaring desa siaga dapat dilakukan melalui temu
jejaring IKBM secara internal di dalam desa sendiri dan/atau temu jejaring antar desa
siaga (minimal sekali dalam setahun). Upaya ini selain memantapkan kerjasama, juga
diharapkan dapat menyediakan wahana tukar menukar pengalaman dan memecahkan
masalah yang dihadapi bersama. Pembinaan jejaring lintas sektor juga sangat penting,
khususnya dengan program pembangunan yang bersasaran desa. Salah satu kunci
keberhasilan dan kelestarian desa siaga adalah keaktifan para kader.
Bagian 2
PUSKESMAS

1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Visi dan Misi


a. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai adalah lingkungan sehat,
perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan
penduduk kecamatan.
b. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya.

3. Fungsi Puskesmas
Ada 3 (tiga) fungsi puskesmas :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

4. Program Pokok Puskesmas


Program pokok puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan
kesehatan di puskesmas yaitu:
a. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasar kantemuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan
b. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok, maupun masyarakat).
c. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber-KB, pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/ infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta, dll).
e. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian
pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
f. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), KurangVitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan
Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/ Masyarakat.

5. Upaya Kesehatan di Puskesmas


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat,yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
a. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkanberdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai dayaungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah:
1) Upaya Promosi Kesehatan,
2) Upaya Kesehatan Lingkungan,
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
4) Upaya Perbaikan Gizi,
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
6) Upaya Pengobatan.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
1) Upaya Kesehatan Sekolah,
2) Upaya Kesehatan Olah Raga,
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,
4) Upaya Kesehatan Kerja,
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
6) Upaya Kesehatan Jiwa,
7) Upaya Kesehatan Mata,
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut,
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Depkes RI, 2004).
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk
ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana, dan
prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.

6. Puskesmas Rawat Inap


Puskesmas dengan tempat tidur atau ruang rawat inap adalah puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien - pasien gawat darurat, baik
berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan
kapasitaas kurang lebih 10 tempat tidur. Puskesmas dengan ruang rawat inap berfungsi
sebagai pusat rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke institusi rujukan
yang lebih mampu atau dipulangkan kembali ke rumahnya dan kemudian mendapat
asuhan keperawatan tindak lanjut oleh petugas perawatan kesehatan masyarakat dari
puskesmas yang bersangkutan di rumah pasien.
Puskesmas yang ditingkatkan dari puskesmas tanpa rawat inap menjadi puskesmas
dengan rawat inap diberi tambahan fasilitas berupa:
a. Ruang tambahan seluas 246 m2 diatas tanah seluas 600 m2 yang terdiri dari:
1) Ruang perawatan untuk 10 tempat tidur,
2) Ruang operasi sederhana,
3) Ruang persalinan,
4) Ruang perawat jaga,
5) Ruang post operatif,
6) Kamar linen,
7) Kamar cuci,
8) Dapur,
9) Laboratorium (Depkes RI, 1991).
b. Peralatan medis dan perawatan yang terdiri dari:
1) Peralatan operasi terbatas,
2) Peralatan obstetri patologis,
3) Peralatan resutasi,
4) Peralatan vasektomi dan tubektomi,
5) Tempat tidur dengan kelengkapannya,
6) Perlengkapan perawatan (Depkes RI, 1991).
c. Tambahan tenaga yang terdiri dari:
1) 1 (satu) orang dokter yang telah mendapatkan pelatihan klinis di rumah sakit
selama 6 bulan dalam bidang kebidanan dan kandungan, bedah, anak, dan
penyakit dalam,
2) 2 (dua) orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
kebidanan dan kandungan, bedah, anak, dan penyakit dalam,
3) 3 (tiga) orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara
bergiliran,
4) 1 (satu) orang prakarya kesehatan untuk melaksanakan administrasi di ruang
rawat inap puskesmas terutama pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 1991).

7. Puskesmas mampu PONED


Adalah puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetri dan
neonatal emergensi/ komplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
Batas kewenangan dalam pelayanan PONED adalah sebagai berikut:

Kewenangan Kemampuan
Perdarahan kehamilan muda  Diagnosis abortus, mola hidatidosa,
kehamilan ektopik
 Resusitasi, stabilisasi
 Evakuasi sisa mola dengan verbocain
 Culdocentesis
 Pemberian cairan
 Pemberian antibiotika
 Evaluasi
 Kontrasepsi pasca keguguran
Perdarahan post partum  Sisa plasenta, kelaianan pembekuan
darah
 Kompresi bimanual
 Kompresi aorta
 Plasenta manual
 Penjahitan jalan lahir
 Restorasi cairan
 Pemantauan keseimbangan cairan
 Pemberian antibiotika
 Pemberian zat vasoaktif
 Pemantauan pasca tindakan
 Rujukan bila diperlukan
Hipertensi dalam kehamilan  Diagnosis hipertensi dalam kehamilan
 Diagnosis preeklamsi, eklamsi
 Resusitas
 Stabilisasi
 Pemberian MgSO4 dan penanggulangan
intoksikasi MgSO4
 Induksi/ akselerasi persalinan
 Persalinan berbantu (ekstraksi vakum
dan forceps)
 Pemantauan pasca tindakan
 Pemberian MgSO4 hingga 24 jam post
partum
 Rujukan bila diperlukan
Persalinan macet  Diagnosis persalinan macet
 Diagnosis distosia bahu/ kala II lama
 Akselerasi persalinan pada inersia uteri
hipotonik
 Tindakan ekstraksi vakum/ forceps/
melahirkan distosia bahu
Ketuban pecah sebelum  Diagnosis ketuban pecah sebelum
waktunya dan sepsis waktunya
 Diagnosis sepsis
 Induksi/ akselerasi persalinan
 Antibiotika profilaksis/ terapeutik
terhadap chorioamnionitis
 Tindakan persalinan berbantu (assisted
labor) pada kalaII lama/ exhausted
 Pemberian zat vasoaktif
 Pemberian antibiotika pada sepsis
 Pemantauan pasca tindakan
 Rujukan apabila diperlukan
Infeksi nifas  Diagnosis infeksi nifas (metritis, mastitis,
pelvio-peritonitis, thrombophlebitis)
 Penatalaksanaan infeksi nifas sesuai
dengan penyebabnya (memberikan
uterotonika, antibiotika, dan zat
vasoaktif)
 Terapi cairan pada infeksi nifas/
thrombophlebitis
 Drainase abses pada abses mammae
dan kolpotomi pada abses pelvis
 Pemantauan pasca tindakan
 Rujukan bila di perlukan.
Asfiksia neonatal  Peletakan bayi pada meja resusitasi dan
dibawah radiant warmer
 Resusitasi (ventilasi dan pijat jantung)
pada asfiksia.
 Terapi oksigen
 Koreksi asam basa akibat asfiksia
 Intubasi (apabila diperlukan)
 Pemantauan pasca tindakan termasuk
menentukan resusitasi berhasil atau
gagal.
Gangguan napas pada bayi baru  Penyebab gangguan nafas pada bayi
lahir baru lahir
 Terapi oksigen
 Resusitasi bila diperlukan
 Manajemen umum dan spesifik (lanjut)
gangguan pernafasan.
 Pemantauan pasca tindakan.
 Rujukan bila diperlukan
BBLR  Diagnosis BBLR dan penyulit yang
sering timbul (hipotermia, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, infeksi/ sepsis, dan
gangguan minum)
 Penyebab BBLR dan faktor predisposisi
 Pemeriksaan fisik
 Penentuan usia gestasi
 Komplikasi pada BBLR
 Pengaturan pemberian minum/ jumlah
cairan yang dibutuhkan bayi.
 Pemantauan kenaikan BB
 Penilaian tanda kecukupan pemberian
ASI
Hipotermia bayi baru lahir  Diagnosis hipotermi
 Menghangatkan bayi dengan inkubator
Hipoglikemia pada ibu dengan  Diagnosis hipoglikemi berdasarkan hasil
diabetes mellitus pengukuran kadar glukosa darah
 Pemberian glukosa mengikuti GIR
(Glucose Infusion rate), termasuk
pemberian ASI apabila memungkinkan.
Ikterus  Diagnosis ikterus berdasarkan kadar
bilirubin serum atau metode kremer
 Pemeriksaan klinis ikterus pada hari
pertama, hari kedua, hari ketiga dan
seterusnya untuk perkiraan klinis derajat
ikterus
 Diagnosis banding ikterus
 Pemberian ASI
 Penyinaran
Kejang pada neonatus  Diagnosis kejang pada neonatus
 Tatalaksana penggunaan fenobarbital
atau fenitoin
 Pemeriksaan penunjang
 Pemberian terapi suportif
 Pemantauan hasil penatalaksanaan
Infeksi neonatus  Diagnosis infeksi neonatal
 Pemberian antibiotika
 Menjaga fungsi respirasi dan
kardiovaskuler

Kasus – kasus yang memerlukan rujukan adalah:


1. Kasus Ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke Rumah Sakit:
a. Ibu hamil dengan panggul sempit
b. Ibu hamil dengan riwayat bedah sesar
c. Ibu hamil dengan perdarahan antepartum
d. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi berat/ eklamsi)
e. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental
f. Ibu hamil dengan tingggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion,
kehamilan ganda)
g. Primipara pada fase aktif kala satu persalinan dengan penurunan kepala 5/5
h. Ibu hamil dengan anemia berat
i. Ibu hamil dengan disproporsi kepala panggul
j. Ibu hamil dengan penyakit penyerta yang mengancam jiwa (DM, kelainan jantung).
2. Kasus pada bayi baru lahir yang harus segera dirujuk ke Rumah Sakit:
a. Bayi risk usia gestasi kurang dari 32 minggu
b. Bayi dengan asfiksis ringan dan sedang yang tidak menunjukan perbaikan selama 6
jam.
c. Bayi dengan kejang meningitis
d. Bayi dengan kecurigaan sepsis
e. Infeksi pra intra post partum
f. Kelainan bawaaan
g. Bayi yang butuh transfuse tukar
h. Bayi dengan distress nafas yang menetap
i. Meningitis
j. Bayi yang tidak menunjukan kemajuan selama perawatan
k. Bayi yang mengalami kelainan jantung
l. Bayi hiperbilirubinemia dan bayi dengan kadar bilirubin total lebih dari 10 mg/dl
Dasar kasus-kasus tersebut diatas dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebijakan/ ketentuan yang berlaku.
Bagian 3
POSYANDU BALITA

1. Definisi
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain: gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan penanggulangan diare.

2. Tujuan
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
bayi, balita, ibu, dan pasangan usia subur. Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh
kader bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) serta
penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes, berasal dari PKK,
tokoh masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat kecamatan.
Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang
disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu bekerja secara sukarela, dapat
membaca dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi
masyarakat.

3. Kedudukan Posyandu
Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau nagari. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun, atau sebutan lain
yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah :
a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah
desa atau kelurahan.
b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek
administrasi, keuangan dan program Pokja.
c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra.
d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang
mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil KesehatanKecamatan.
e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

4. Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah semua masyarakat, utamanya adalah:
a. Bayi dan anak Balita.
b. Ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas (menyusui).
c. Pasangan usia subur

5. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu


Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan,
yaitu :
a. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan.
 Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa, dan pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke
Puskesmas.
 Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka
Posyandu yang kegiatannya antara lain: penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil,
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru
lahir, dan senam ibu hamil.
b) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi:
 Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, gizi, dan perawatan jalan lahir.
 Pemberian vitamin A dan tablet besi
 Perawatan payudara
 Senam ibu nifas
 Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat dilakukan
pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan lochea.
c) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup:
 Penimbangan
 Penentuan status gizi
 Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
 Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya
kelainan akan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian pil
dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan
Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik
untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu: BCG, DPT, hepatitis B, campak,
polio, dan tetanus toxoid.
4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,
pemberian PMT, pemberian vitamin A, dan pemberian sirup besi (Fe). Untuk ibu
hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah endemis gondok.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pelayanan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.
b. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya perbaikan
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan Posyandu
Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan kegiatan
utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan
sistem lima meja :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan

6. Tingkatan Posyandu
7. Interpretasi KMS

8. Pemantauan Tumbuh Kembang Dengan DDST


Denver II adalah revisi utama dari standar disasi ulang dar iDenver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test
(DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang
dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai


Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas.
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan.
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Penilaian
Jika Lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity=NO).
c. Langkah pemeriksaan
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
 Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah,
jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
 Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
 Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang F.
 Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan, dan tidak dapat dites.
a) Abnormal
 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikalusia .
b) Meragukan
 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikalusia.
c) Tidak dapat dites
 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
d) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
d. Interpretasi dari nilai Denver II
1) Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati
pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
2) OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
antara persentil ke-25 dan ke-75

3) Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis
di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
4) Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh kearah kiri garis usia
kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai
kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah
ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
e. Interpretasi tes
1) Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
2) Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
3) Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia
atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada
area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:


Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor
temporer.
Bagian 4
POSYANDU LANSIA
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan
keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.
2) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
3) Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
4) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

2. Kegiatan Pokok
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Kesehatan Usila di tingkat layanan Puskesmas
b. Pembentukan Posyandu Usila
c. Pembinaan Posyandu Usila
d. Skrining Kesehatan Usila
b. Prolanis
c. Senam Usila
d. Refreshing Kader Usila
e. Pencatatan dan pelaporan kegiatan tiap 3 bulan/ trimester

3. Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Pemeriksaan Kesehatan Usila di tingkat layanan Puskesmas
1) Pelayanan kesehatan dasar
2) Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
b. Pembentukan Posyandu Usila
1) Sosialisasi tentang posyandu usila
2) Pendataan desa/ dusun mana yang dianggap perlu dibentuk posyandu usila dengan
bantuan kader
3) Pembentukan kader usila
4) Penjelasan tentang tugas 5 meja di posyandu usila
5) Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS usila
6) Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
c. Pembinaan Posyandu Usila
1) Penyuluhan
2) Evaluasi pelaksanaan 5 meja
d. Skrining Kesehatan Usila
1) Pendataan usila sesuai usia dilakukan skrening yang dibant kader
2) Melakukan skrining pada usila di posyandu dengan alat yang sudah ditentukan
e. Prolanis
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur pada pasien hipertensi dan
diabetes mellitus
2) Melaksanakan kelas edukasi prolanis yang dilaksanakan rutin setiap bulan satu kali
untuk masing-masing kriteria penyakit
f. Senam Usila
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar. Dilaksanakan setiap hari jumat jam
07.30 WIB di Puskesmas.
g. Refreshing Kader Usila
Dilakukan satu kali dalam satu tahun bertujuan untuk menyegarkan kader usila
mengenai kesehatan usila dan pelaksanaanposyandu usila.
h. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan tiap 3 bulan sekali oleh kader posyandu ke puskesmas dan petugas usila
puskesmas melakukan rekap data yang kemudian data tersebut dilaporkan ke Dinas
Kesehatan.

4. Sasaran
a. Sasaran pembinaan secara langsung
1) Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) atau dalam virilitas dalam
keluarga maupun masyarakat luas.
2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64 tahun) dalam keluarga,
organisasi masyarakat usia lanjut, dan masyarakatumumnya.
3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (>65 tahun) dan usia lanjut dengan
resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti,
penderita penyakit berat, cacat, dan lain-lain.
4) Kader Usila
b. Sasaran Pembinaan tidak langsung
1) Keluarga dimana usia lanjut berada.
2) Masyarakat luas.
5. Bentuk Kegiatan
a. Meja 1 : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya
b. Meja 2 : Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
c. Meja 3 : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi: Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan
d. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan
e. Meja 5 : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/ kesehatan meliputi
kegiatan: pemeriksaan dan pengobatan ringan.
Bagian 5
SISTEM RUJUKAN

1. Definisi
Sistem rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI
No.001 tahun 2012 ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada
unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik
atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat)
maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.

2. Jenis Rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni:
a. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk
pelayanan kesehatan masyarakat (public healthservice). Rujukan kesehatan dibedakan
atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional.
Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau
spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan yang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana,
dan opersional.
b. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik
ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita, pengetahuan, dan bahan
bahan pemeriksaan. Menurut Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan
tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal
maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara
rasional. Jenis rujukan medic antara lain:
b. Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif, dan
lain –lain.
c. Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
d. Transfer of knowledge/ personal
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu
layanan setempat.

3. Persiapan Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, seperti
keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai, dapat membahayakan jiwa
ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan dan perawatan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk
dibawa ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap
dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana
tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan
tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan. Setiap penolong
persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk penatalaksanaan
kasus gawatdarurat obstetri dan bayi baru lahir dan informasi tentang pelayanan yang
tersedia di tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan, dan
waktu serta jarak tempuh ke tempat rujukan. Persiapan dan informasi dalam rencana
rujukan meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi baru lahir, tempat rujukan yang sesuai,
sarana tranportasi yang harus tersedia, orang yang ditunjuk menjadi donor darah dan uang
untuk asuhan medik, tranfortasi, obat dan bahan. Singkatan BAKSOKU (Bidan, Alat,
Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan, Uang) dapat di gunakan untuk mengingat hal penting
dalam mempersiapkan rujukan.
4. Jenjang Rujukan menurut PONED dan PONEK

Pelayananmaternaldan perinatal di RS kelas C:


Pelayanan maternal dan
perinatal di RS kelas B:
1. Bayi normal
1. Bayi normal
2. Bayi dengan kelainan dengan
2. Bayi dengan kelainan RS KELASsedang-berat
B komplikasi Antenatal Partus normal
berat dengan komplikasi
3. Antenatal
3.
4. Partus normal
4.
5. Partus abnormal sedang
dan berat 5. Partus abnormal sedang dan berat
RS KELAS C Post natal SC
6. Post natal
6.
7. SC
7.
8. Pelayanan
subspesialistik
Pemeriksaan penunjang di RS kelas C:
Pemeriksaan penunjang di Laboratorium
RS kelas B: Radiologi
1. Laboratorium USG
2. Radiologi
3. USG
Pelayananmaternaldan perinatal di RS kelas D:

1. Bayi normal
2. Bayi dengan kelainan dengan
ringan-sedang komplikasi Antenatal Partus normal

3.
4.
RS KELAS D 5. Partus abnormal ringan
dan sedang
Post natal
SC
KB

Pemeriksaan penunjang di RS kelas D:


Laboratorium
Pelayanan kehamilan Radiologi
Persalinan normal
Pengelolaan kasusdengan komplikasi tertentusesuai kewenangan
Pelayanan nifas dan BBL Pelayanan
1. kehamilan Persalinan normal
Membina 2.
posyandu 3. Pengelolaan kasus
dengankomplikasi
tertentusesuai kewenangan
PUSKESMAS
4. Pelayanan nifas dan BBL

BIDAN MASYARAKAT 5.Stabilitas dengan pasien

kegawatdaruratan maternal perinatal

MASYARAKAT/ KADER/ IBU HAMIL

146
Bimbel UKBI Widya Medika
5. Sistem Rujukan Efektif, Efisien, dan Berkeadilan
Sistem rujukan dibangun dengan membuat jejaring antar fasilitas dan pemangku
kepentingan agar pelayanan rujukan kegawatdaruratan ibu dan BBL/ neonatus dapat
menjadi efektif, efisien, dan berkeadilan.
Terdapat dua prinsip yang perlu diperhatikan agar dapat dihasilkan suatu sistem jejaring
pelayanan rujukan yang efektif, efisien dan berkeadilan, yaitu:

SISTEM RUJUKAN EFISIEN DAN EFEKTIF

SISTEM RUJUKAN,
PERTUKARAN EFISIEN, KUALITAS,
KOLABORASI INFORMASI
DAN AMAN

a. Kolaborasi
Di tingkat Kabupaten/Kota terdapat 3 tingkat kemampuan pelayanan kegawatdaruratan
ibu dan bayi baru lahir seperti yang terlihat pada gambar di halaman sebelumnya, yaitu:
e. Rumah Sakit PONEK (Pedoman RS PONEK dan RSIA)
f. Puskesmas PONED (Pedoman Puskesmas PONED)
g. Bidan di Desa atau BPS yang mampu memberikan PPGDON (PedomanPPGDON).

b. Pertukaran Informasi
Agar dapat terbangun suatu jejaring sistem rujukan yang efektif dan efisien, maka antar
pemberi layanan di semua fasilitas yang telah berjejaring seyogianya harus terjadi
suatu pertukaran informasi yang tepat dan sama. Hal ini harus secara
berkesinambungan disosialisasikan agar semua pemberi layanan dalam suatu jaringan
bisa saling berkomunikasi dengan baik, tepat sasaran karena memiliki informasi dan
pemahaman yang sama. Pertukaran informasi bisa berbentuk media cetak berupa
surat, pedoman, leaflet, poster, buku saku maupun elektronik berupa SMS, email, atau
dalam pertemuan, magang, pembinaan, pelatihan dan lain-lain.
6. Mekanisme dan Alur Pelayanan Rujukan (Persiapan, Pelaksanaan,Pemantauan)
PUSKESMAS Tanda bahaya
Komunikasi kasus RS TK II/ III/ RSIA TK II/ III
dan tempat
Stabilisasi
Persiapan
 Surat
 Klien dan suami RS TK I/ RSIA PONEK
 Kendaraan Kabupaten Komunikasi
 Peralatan Persiapan rujuk
PENGIRIM
 Pengantar
 Jaminan
 Tatalaksana klinik
 Perjalanan
 Peningkatan
 Komunikasi kasus
kinerja
dan ketibaan
 Dashboard
 Pelayanan sesuai
indikator
 Nearmiss/ death
PELAYANAN PONED audit
Komunikasi  Supervisi ke pusk UGD
 Feedback Komunikasi
 RR
PENERIMA UGD
Tanda bahaya
PONED/ Rujuk
Sup. Fasilitas
RR/ PWS-KIA
AMP

P4K
Tanda bahaya Komunikasi Tanda bahaya
Stabilisasi Stabilisasi
Persiapan Persiapan rujukan
 Surat Pelacakan kasus  Surat
 Klien dan suami RR/ PWS-KIA  Klien dan suami
 Kendaraan  Jaminan
 Peralatan Tanda bahaya
 Pengantar Komunikasi
PPGDON
POSKESDES (Bidan di Desa) Dokter Puskesmas
BPS (Bidan Praktik Swasta) Dokter Praktik Swasta

Tanda bahaya Persiapan masy.


P4K (Waktu, pengantar, Komunikasi
Komunikasi
tempat persalinan,
Rujuk
tabulin/ jaminan,
transportasi, donor) Buku Warga Siaga Pelacakan kasus
KIA dan stiker
Fee db a
Bimbel UKBI Widya Medika 1 4
ck
8
7. Tanda Bahaya Komplikasi Maternal
No Kasus Komplikasi Tanda Bahaya
1. Perdarahan post partum  Pusing, pucat, nadi cepat, akral dingin
 Kontraksi uterus lembek
 Perdarahan tetap mengalir dari jalan lahir
 Nyeri tekan perut
 Tanda shock/ syok: nadi cepat dan halus
(>100x/menit)
 Tekanan darah <60 mmHg
 Pernapasan cepat (respirasi> 32x/menit)
 Pucat (konjungtiva palpebral, telapak tangan,
bibir)
 Berkeringat, gelisah, apatis/ bingung atau
pingsan/ tak sadar
2. Partus lama  Ibu kelelahan
 Pembukaan serviks melewati kanan garis
waspada pada partograf
 Pembukaan serviks tidak disertai dengan
penurunan bagian bawah janin
3. PEB dan eklamsi  Nyeri kepala hebat tidak hilang dengan analgesik
biasa
 Penglihatan kabur
 Nyeri ulu hati
 Tekanan darah diastolik ≥90 mmHg
 Proteinuria +2 atau lebih
4. Sepsis peurperalis  Demam dengan suhu >38oC
 Menggigil
 Lochea berbau sampai nanah
 Uterus nyeri tekan
 Sumber infeksi: luka perineum, metritis, luka
operasi, mastitis

8. Tanda Bahaya Komplikasi Neonatal


No. Kasus Komplikasi Tanda Bahaya
1. Asfiksia  Merintih
 Tidak bernafas/ bernafas megap-megap
 Sianosis
 Pucat
 Letargi/ tonus otot menurun
2. Sepsis  Apnea, takipnea, sianosis
 Suhu tidak stabil, penurunan lebih sering <35,5oC,
hipotermia, hipertemia
 Aktivitas menurun
 Rewel, gelisah, tidak mau menetek
 Tidak dapat minum
 Toleransi asupan yang buruk
 Muntah, diare, distansi abdomen, ileus dan sulit
minum, hepatomegali
 Syok
 Purpura
 Ubun-ubun menonjol/ penuh

149
Bimbel UKBI Widya Medika
3. Prematur/ BBLR  BBl 2.000-2.500 gram, ibu hamil dengan
persalinan prematur perlu dirujuk segera dengan
janinnya
 Terdapat tanda prematuritas (usia kehamilan <36
minggu). Semua bayi dengan BBL <2.000 gram
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan

9. Response Time
Response Time/ Waktu Tanggap untuk Stabilisasi Komplikasi Maternal
Bidan di Puskesmas Rumah Sakit Rumah Sakit
No. Kasus
Desa/ BPS PONED PONEK PONEK+ICU
1. HPP_Syok Segera Ditangani, jika Ditangani, jika Kolaborasi
tidak ada perdarahan dengan ICU
kemajuan, tetap segera
rujuk segera berlangsung,
syok tidak
teratasi,
siapkan OK
2. PEB/ eklamsi Segera Persalinan Persalinan Persalinan
dalam 6 jam dalam 24 jam dalam 24 jam
untuk eklamsi
dan 12 jam
untuk PEB
3. Sepsis Segera Segera Segera Segera
(dimaksudkan
adalah tidak
ada
penundaan
dalam
melakukan
work-up dan
terapi dalam
kasus infeksi)

Response Time/ Waktu Tanggap untuk Stabilisasi Komplikasi Neonatus


Bidan di Puskesmas Rumah Sakit Rumah Sakit
No. Kasus
Desa/ BPS PONED PONEK PONEK+ICU
1. Asfiksia Segera Segera Segera Segera
resusitasi 2-3 resusitasi 10 resusitasi 10 resusitasi 10
(PONED) menit menit menit menit +
tergantung
komplikasi
2. Sepsis Segera Cepat 5-10 Cepat 5-10 Cepat 5-10
setelah menit untuk menit untuk menit untuk
ditegakkan menegakkan menegakkan menegakkan
diagnosis diagnosis yang diagnosis diagnosis
sepsis dilanjutkan yang yang
(gunakan dengan dilanjutkan dilanjutkan
Kategori intervensi dengan dengan
Acuan PONED intervensi intervensi
hal 12-4) terus
rujuk
3. BBLR Segera Segera status Segera status Segera status
setelah di ditegakkan ditegakkan ditegakkan
stabilisasi dalam waktu 2 dalam waktu dalam waktu
secara menit 2 menit 2 menit
perawatan kemudian kemudian kemudian
neonatal dikelola sesuai dikelola dikelola
esensial dengan sesuai sesuai
selama 2 kondisi dengan dengan
menit dirujuk spesifik atau kondisi kondisi
dengan komplikasinya spesifik atau spesifik atau
menggunakan komplikasinya komplikasinya
metode
kanguru

10. Stabilisasi
Stabilisasi Komplikasi Maternal
Pelayanan
No. Kasus Di Bidan di Desa/ Puskesmas Non-
Puskesmas PONED
BPS PONED
1. HPP_Syok Kolaborasi bidan Diagnostik Diagnostik

Diagnostik Pasang infus 2 Pasang infus 2 jalur IV


pasang infus 2 jalur (RL atau
jalur (RL atau garam fisiologis) Uterotonika oksitosin 20
garam fisiologis) 1 liter dalam 15- IU dalam 500 cc RL
1 liter dalam 15- 20 menit
20 menit Tatalaksana sesuai
Uterotonika kasus (atonia uteri,
Bebaskan jalan oksitosin 10 IU IM robekan jalan lahir, sisa
nafas dengan plasenta)
pembersihan Bebaskan jalan
material nafas dengan Persiapan rujuk
penyumbat pembersihan
material
Persiapan donor penyumbat

Persiapan Beri oksigen


rujukan
Persiapan
rujukan
2. Eklamsia / Identifikasi Diagnostik klinik Diagnostik klinik
PEB bahaya
TD >140/90 Dosis awal Dosis awal MgSO4
mmHg Kolaborasi bidan MgSO4 (40%) 4 (40%) 4 gr IV 5 menit
pemberian gr IV 5 menit
MgSO4 (40%) 4 Lanjutkan dengan 6 gr
gr IV 5 menit Lanjutkan dengan dalam 15 cc Ringer
6 gr dalam 15 cc Lactat/ Ringer Acetat 15
Ringer Lactat/ menit kejang beri 2
Ringer Acetat 15 gram selama 5 menit
menit kejang beri
2 gram selama 5 Nifedipin jika TD ≥
menit 140/90 5-10 mg bisa
diulang 8x/24 jam
Nifedipin jika TD
≥ 140/90 5-10 mg Pasang infus RL dengan
bisa diulang jarum ukuran 16 atau
8x/24 jam lebih maintenance
MgSO4 1 gr selama 24
Pasang infus RL jam
dengan jarum
ukuran 16 atau Rujuk bila memburuk
lebih
maintenance Pasang peralatan
MgSO4 1 gr penanganan kejang
selama 24 jam goedel, penghisap
lendir, masker O2 dan O2
Pasang peralatan 4-6 liter/menit
penanganan
kejang goedel,
penghisap lendir,
masker O2 dan O2
4-6 liter/menit
3. Maternal Identifikasi tanda Diagnosis kerja Diagnosis kerja
sepsis bahaya Hidrasi IV antibiotika lini
Hidrasi IV pertama: ampisilin 2 gr
Kolaborasi bidan antibiotika lini IV setiap 6 + gentamisin
pertama: 5 mg/kgBB IV tiap 24
Rujuk ampisilin 2 gr + jam + metronidazole 500
gentamisin 80 mg mg IV tiap 8 jam
dan metranidazol
500 mg IV Tindakan sesuai cause
gagal
Rujuk
Stabilisasi Komplikasi Neonatus
Pelayanan
No. Kasus Di Bidan di Desa/ Puskesmas Non- Puskesmas
BPS PONED PONED
1. Asfiksia Setelah Setelah manajemen Setelah resusitasi
penatalaksaan bayi bayi baru lahir dengan neonatus (bagan
baru lahir dengan asfiksia (bagan alur B 9-1 tahapan
asfiksia (APN hal buku saku pelayanan resusitasi acuan
141). VTP 3-5x30 kesehatan neonatal PONED hal 9-9)
detik, bayi masih esensial hal 5). VTP
merintih/ belum 30 detik/ bayi masih
nafas spontan rujuk merintih/ belum nafas
sambil VTP spontan rujuk sambil
VTP
Bila setelah 3 menit
tidak bernafas Bila setelah 3 menit
spontan/ denyut tidak bernafas
jantung - (gagal spontan/ denyut
resusitasi) jantung - (gagal
resusitasi)
Rujukan antepartum
terbaik Rujukan antepartum
terbaik
2. Sepsis (cari Identifikasi oleh Penegakkan diagnosis Penegakkan
pedoman, keluarga/ bidan septik dan berikan diagnosis sesuai
gunting, dan berdasarkan hasil antibiotik IM sesuai tabel 12-1 hal
tempel) pemeriksaan berat badan (buku 12-3 dan
neonatus (buku KIA saku pelayanan pemberian
hal 49 dan MTBM) kesehatan neonatal antibiotika lini
esensial hal 26 dan hal pertama tabel
40) 12-2 buku acuan
PONED

Jika ada
komplikasi rujuk
ke rumah sakit
setelah keadaan
stabil
3. BBLR/ Identifikasi oleh Pemeriksaan status Pemeriksaan
prematur keluarga/ bidan neonatus dan status neonatus
berdasarkan tanda- perawatan esensial dan jaga
tanda fisik dan hasil neonatus kemudian kehangatan, jaga
timbangan segera dirujuk dengan jalan nafas tetap
tetap bersih, dan
Segera dirujuk mempertahankan terbuka
setelah melakukan kehangatan tubuh
perawatan esensial BBLR/ prematur Kelola gangguan
dan dirujuk dengan dengan metode nafas (jika ada)
tetap mempertahan- kanguru
kan kehangatan Hentikan kejang
tubuh BBLR/ dengan
prematur dengan antikonvulsan jika
metode kanguru ada

Pasang jalur IV
berikan cairan
serta kelola
sesuai dengan
kondisi spesifik
atau
komplikasinya
(acuan PONED
hal 8-4)

11. Prinsip Konseling dalam Rujukan

Sebagai 1.Informasi yang sebanyak-banyaknya atau selengkapnya dari


pendengar yang klien atau suami dan keluarganya yang merupakan kekuatan
baik akan diperoleh untuk menentukan dan menetapkan permasalahan atau
beberapa hal diagnosa klien
yakni: 2.Menghindarkan petugas kesehatan dari kesalahan yang
membuat kesan bahwa sebagai petugas kurang mampu, kurang
terampil, dan tidak professional
3.Memberikan kesan bahwa klien, suami, dan keluarganya
diperlakukan sebagai orang penting yang diperhatikan yang
memberi rasa kebahagiaan bagi mereka
Teknik sederhana 1.Mengulangi dan mempertegas: dengan mengulangi dan
berkomunikasi menyatakan kembali informasi yang disampaikan klien dengan
efektif bagi petugas kata-kata sendiri, klien, suami dan atau keluarga memastikan
bahwa kita mengerti dan memahami tentang dirinya. Berikan
kesempatan klien untuk mengkoreksi dan mengulangi
2.Mengajukan pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan untuk
memberi dukungan dan dorongan serta memastikan
pemahaman terhadap pikiran, perasaan klien, dan keluarganya
Tahap-tahap yang 1.Berikan salam yang ramah, hangat, dan bersahabat
dilakukan pada 2.Tunjukkan senyum yang tulus
konseling/ 3.Sapa klien, suami, dan keluarga pada saat pertemuan pertama
komunikasi 4.Tunjukkan kesediaan untuk membantu
interpersonal agar 5.Bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan
dapat memberikan 6.Berikan bantuan dengan bersikap hati-hati dan bersungguh-
kepuasan pada sungguh
klien antara lain: 7.Berikan pujian pada klien sesuai dengan
kondisinya 8.Buatlah klien merasa penting dan
dihargai
9.Layani sebaik mungkin sejal awal, pertengahan, hingga akhir
10.Dalam tindakan rujukan berikan rasa aman dan nyaman

12. Informed Consent dan Penolakan Rujukan


Persetujuan atau penolakan pasien atas pelayanan yang akan diberikan perlu diketahui
oleh petugas dan ada bukti tertulisnya dengan tujuan pasien diberi informasi yang benar
dan akuntabel atas apa yang akan dilakukan pada dirinya.
Format Inform consent tersedia di RS/ Puskesmas masing masing (manfaatkan yang sudah
ada). Inform consent/ penolakan kalau tidak ada bisa dituliskan di status.
Bagian 6

NAWA CITA DAN VISI MISI


KEMENTRIAN KESEHATAN
A. NAWA CITA PRESIDEN RI DALAM BIDANG KESEHATAN
Pembangunan kesehatan harus dilakukan dengan pendekatan komprehensif dengan
mengacu pada visi misi Presiden. Visi Presiden adalah Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong. Upaya untuk
mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi pembangunan, dimana pada misi ke-5
adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
Dalam pembangunan nasional 2015-2019 juga dibangun kemandirian di bidang
ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal
dengan Trisakti. Untuk mewujudkannya, ditetapkan 9 agenda prioritas (Nawacita),
dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia yang akan dicapai melalui Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Sehat, dan Program Indonesia Kerja Indonesia Sejahtera.

Program Indonesia sehat memiliki 3 komponen yaitu:


1. Revolusi mental masyarakat agar memiliki paradigma sehat
2. Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan
3. Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Semangat membangun dari pinggiran tercermin dalam upaya penguatan pelayanan


kesehatan di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Kemenkes memiliki
terobosan untuk menempatkan tenaga kesehatan secara tim yang kita namakan
program Nusantara Sehat (NS). Sedangkan penguatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat melalui pendekatan keluarga juga terus diupayakan, ini yang kita sebut
program Keluarga Sehat.

1. Pilar Pertama: Paradigma Sehat


Kenaikan penduduk menjadi tantangan bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk
seluruh negara di dunia. Indonesia harus memanfaatkan Bonus Demografi yang
diprediksi akan terjadi pada tahun 2035 mendatang. Populasi usia produktif pada
tahun tersebut tidak lain adalah anak-anak saat ini yang harus dipelihara
kesehatannya.
Kita tanamkan paradigma sehat dalam diri sejak dini. Dengan mempersiapkan sejak
dini, diharapkan pada saat puncak bonus demografi, Indonesia dapat melaju
kencang menuju kemakmuran bangsa, bukan malah menjadi negara yang tingkat
dependensi tinggi karena penyakit kronis yang menimpa sebagian besar penduduk
yang seharusnya produktif, sehingga menurunkan daya saing kita di MEA dan
global.
Dalam dua tahun kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia Sehat pada pilar
pertama, terdapat beberapa capaian yang telah dicapai, antara lain:
 Angka Kematian Ibu turun dari 5.019 Orang pada tahun 2013 menjadi 4.809
Orang pada tahun 2015
 Angka Kematian Bayi turun dari 23.703 anak pada tahun 2013 menjadi 22.267
anak pada tahun 2015
 Angka Balita yang mengalami Stunting turun dari 37,2% pada tahun 2013
menjadi 29,6% pada tahun 2015.
 Sampai dengan akhir tahun 2016, program pemberian makanan tambahan (PMT)
akan membagikan: 6.122 ton PMT bagi 696.715 Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronis (KEK); 7.376 ton PMT bagi 738.883 Balita; dan 856,2 ton PMT bagi
158.550 anak sekolah.

2. Pilar Kedua: Penguatan Layanan Kesehatan


Fasilitas kesehatan primer menjadi soko guru dari pelayanan kesehatan, bukan saja
menjadi gate keeper untuk rujukan tetapi juga membina masyarakat umum untuk
mempunyai kemampuan untuk hidup sehat.
Penguatan layanan kesehatan dengan semangat membangun dari pinggiran,
menjadikan sebuah terobosan untuk pemerataan tenaga kesehataan (Nakes) di
Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK). Sejak mulai diberangkatkan
pada April 2015, telah ditempatkan sebanyak 838 orang dalam Tim Nusantara Sehat
di 158 Puskesmas di DTPK.
Pengembangan RS rujukan juga menjadi bagian dari penguatan layanan kesehatan.
Tujuannya adalah agar terjadi pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
menurut kompetensi Faskes tersebut. Target sasaran s/d 2019 adalah 14 RS rujukan
nasional, 20 RS rujukan Propinsi dan 110 RS rujukan regional.

3. Pilar Ketiga : Jaminan Kesehatan Nasional


Pelaksanaan JKN cukup menggembirakan. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan,
sampai dengan bulan Oktober 2016 tercatat jumlah peserta JKN sebesar
169,574.010 juta jiwa atau kurang lebih 66,11% dari total penduduk tahun 2016
sebesar 256.511.495 jiwa. Tentunya penambahan cakupan kepesertaan ini harus
diikuti dengan pemenuhan supply side baik sarana prasarana maupun SDM
kesehatan.
Perkembangan lain yang cukup menggembirakan semakin banyak fasilitas
kesehatan yang ikut dalam program JKN. Data dari BPJS Kesehatan sampai dengan
Oktober 2016, jumlah fasilitas kesehatan yang telah bekersama dengan BPJS
kesehatan untuk melayanani peserta JKN berjumlah 25.828 fasilitas kesehatan, yang
terdiri dari 20.531 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.001 Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), 2.047 Apotik, 956 Optika, dan 256
Laboratorium.
Sampai dengan bulan Januari 2016, pelayanan Penyakit katastrofik di era JKN
menghabiskan biaya klaim sebesar Rp 74,3 Milyar dengan pemanfaatan tertinggi
pada penderita penyakit Jantung yaitu 905.223 penderita dan biaya klaim sebesar 6,9
T. Berikutnya diikuti oleh kasus kanker sebesar 1,8 T dan kasus stroke sebesar 1,548
T.

B. VISI DAN MISI KEMENTRIAN KESEHATAN


1. Nawacita
Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa
Cita, sebagai berikut:
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

2. Visi dan Misi


Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Republik Indonesia
yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong. Visi tersebut diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi
pembangunan yaitu:
a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

3. Nilai – nilai
b. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan
selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,
golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
c. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat
harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani, dan masyarakat akar
rumput.
d. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya, dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam
mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan
penanganan yang berbeda pula.
e. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan dan bersifat efisien.
f. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
Bagian 7

GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
Dalam 30 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami perubahan pola penyakit atau yang sering
disebut transisi epidemiologi. Pada era 1990an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar
adalah penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan atas, TBC, diare, dll. Namun sejak
tahun 2010, penyebab kesakitan dan kematian terbesar adalah Penyakit Tidak Menular (PTM)
seperti stroke, jantung, dan kencing manis. Penderitanya pun mengalami pergeseran. Kini PTM
tak hanya menyerang usia tua, tetapi usia muda juga, dari semua kalangan, baik kaya maupun
miskin, tinggal di kota maupun desa. Angka kesakitan dan kematian serta permintaan
pelayanan kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh
perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik (contohnya banyak
menghabiskan waktu dengan menonton TV), konsumsi buah dan sayur yang rendah (banyak
makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam, dll), serta konsumsi rokok, dan alkohol.
Risiko PTM menjadi semakin tinggi karena transisi demografi, yaitu semakin meningkatnya
proprosi dan jumlah penduduk dewasa dan lanjut usia yang rentan terhadap PTM dan penyakit
degeneratif. Ketika ada anggota keluarga terserang PTM, maka perlu pengobatan dan
perawatan jangka panjang. Hal ini tentunya dapat meningkatkan beban pembiayaan kesehatan
pemerintah, sekaligus meningkatkan beban ekonomi keluarga karena produktivitas keluarga
yang menurun.Tak jarang hingga menyebabkan keluarga jatuh miskin karena merawat anggota
keluarga yang sakit.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersama untuk mencegah faktor-faktor risiko PTM ini.
Upaya tersebut berupa kegiatan pencegahan yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia,
tanpa membedakan usia, jenis pekerjaan, status sosial, status ekonomi, dan lokasi tinggal.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan pesan penguatan paradigma pembangunan kesehatan
dari kuratif rehabilitatif menjadi promotif preventif yang dilakukan melalui pendekatan multi
sektor, serta menyusun rencana aksi terkait penguatan upaya promotif preventif kesehatan.
Arahan tersebut selanjutnya disusun dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang
akan menjadi panduan bagi lintas sektor terkait, dalam berpartisipasi aktif mendorong
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Agar gerakan ini bisa membudaya pada seluruh
masyarakat Indonesia, maka kita harus BERSAMA-SAMA BERGERAK, melakukan suatu
GERAKAN untuk HIDUP SEHAT.
Gerakan ini diperkuat oleh Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, yang menginstruksikan
kepada para Menteri Kabinet Kerja, Kepala Lembaga Pemerintah dan non Pemerintah, Direktur
Utama BPJS Kesehatan serta Para Gubernur dan Bupati/ Walikota untuk menetapkan kebijakan
dan mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk
mewujudkan Germas. Dengan Germas diharapkan masyarakat bisa berperilaku sehat,
sehingga produktivitas ikut meningkat. Selain itu tercipta lingkungan yang bersih, yang pada
akhirnya menurunkan angka kesakitan dan biaya yang dikeluarkan masyarakat. Seluruh lapisan
masyarakat diharapkan terlibat dalam Germas. Bersama-sama, baik individu, keluarga, dan
masyarakat mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari. Demikian pula dari kalangan
akademisi (universitas), dunia usaha (swasta), organisasi masyarakat (Karang Taruna, PKK,
dsb), organisasi profesi, masing-masing menggerakkan institusi dan organisasi agar
anggotanya berperilaku sehat. Sedangkan pemerintah pusat dan daerah menyiapkan sarana
dan prasarana serta kegiatan yang mendukung pelaksanaan Germas sesuai tugas dan
fungsinya.
Kegiatan Germas antara lain melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan
lingkungan serta menggunakan jamban. Pada tahun 2016 dan 2017 Kementerian Kesehatan
secara nasional akan memulai dengan kampanye melaksanakan kegiatan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan secara rutin.

1. Aktivitas fisik
a. Adalah setiap gerakan tubuh yang melibatkan otot rangka dan mengakibatkan
pengeluaran energi
b. Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
c. Lakukan paling sedikit 30 menit setiap hari
d. Batasi kegiatan banyak duduk seperti menonton TV, main game dan komputer, apalagi
jika ditambah dengan makan kudapan yang manis, asin, dan berminyak
e. Aktivitas fisik dapat dilakukan di sekolah, rumah, tempat kerja, tempat umum
2. Makanan seimbang
a. Sayur dan buah harus selalu tersaji dalam menu sehari-hari baik untuk semua anggota
keluarga, baik dikonsumsi di rumah maupun di tempat aktivitas lainnya
b. Manfaatkan buah dan sayur lokal yang tersedia di pasar setempat
c. Batasi makanan yang mengandung gula, garam, minyak
d. Perbanyak minum air putih
3. Pemeriksaan kesehatan rutin
a. Pemeriksaan kesehatan rutin meliputi cek tekanan darah, cek kadar gula darah, cek
kolesterol darah, tes darah lengkap di laboratorium, dan ukur lingkar perut
b. Khusus perempuan lakukan tes IVA (Inpeksi Visual Asam cuka) untuk deteksi dini
kanker leher rahim; pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali, di Puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya, serta Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) terdekat
c. Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan anak balita harus
dipantau tumbuh kembangnya setiap bulan di Posyandu.
Bagian 8

IMUNISASI CAMPAK
DAN RUBELLA
1. Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan
ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak
kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/ atau konjungtivitis
akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare,
meningitis, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi
menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan imunitas/ herd immunity
tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat
dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang
dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
2. Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda
yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek
teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi
rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan
abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/
CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi
pada tanggal 11 Januari 2016 untuk mengintegrasikan vaksin rubella ke dalam program
imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian rubella dan Congenital Rubella
Syndrome.
a. Vaksin MR
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated)
berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.
b. Dosis dan cara pemberian
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya boleh
dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah
dilarutkan harus segera digunakan paling lambat sampai 6 jam setelah
dilarutkan.Setelah dioplos/ rekonstitusi pastikan vaksin dijaga suhunya 2-8 0C (ditaruh di
foam pad) dan hanya dapat digunakan dalam batas waktu 6 (enam) jam.
Pada tutup vial vaksin terdapat indikator paparan suhu panas berupa Vaccine Vial
Monitor (VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin dengan VVM kondisi A
atau B.
c. Kontraindikasi
1) Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan, dan
radioterapi
2) Wanita hamil
3) Leukemia, anemia berat, dan kelainan darah lainnya
4) Kelainan fungsi ginjal berat
5) Decompensatio cordis
6) Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
7) Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
d. Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan sebagai berikut:
1) Demam
2) Batuk pilek
3) Diare
e. Sasaran
Sasaran pemberian imunisasi rutin MR adalah:
1) Seluruh bayi usia 9 bulan,
2) Seluruh anak usia 18 bulan,
3) Seluruh anak usia SD/ MI/ sederajat/ SDLB kelas 1.
Bagian 8

SITUASI DAN PENANGANAN


STUNTING
Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program
prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek
(stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.
Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita pendek
menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok
Rencana Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015 – 2019. Target penurunan prevalensi
stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (dibawah 2 tahun) adalah menjadi 28%
(RPJMN, 2015 – 2019). Oleh karenanya Infodatin yang disusun dalam rangka Hari Anak-anak
Balita tanggal 8 April ini mengangkat data yang terkait dengan upaya penurunan prevalensi
balita pendek.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status
gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted
(sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang balita sudah diukur
panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada di bawah
normal. Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi
badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre
Growth Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan
sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi
ibu/ calon ibu, masa janin, dan masa bayi/ balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa
balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga
dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan balita.
Oleh karenanya upaya perbaikan harus meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik
umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi 30%, sedangkan 70% nya
merupakan kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan
pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial,
dan sebagainya.
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena
penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode 1.000
HPK, meliputi yang 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi yang
dilahirkan telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas
kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas", "periode
kritis", dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai "window of opportunity". Dampak buruk
yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka pendek adalah
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia
tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas
ekonomi.

Upaya intervensi tersebut meliputi:


1. Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi
stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam
keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
2. Pada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian
ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh
kapsul vitamin A dan imunisasi dasar lengkap.
4. Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk
mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
5. Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1.000 HPK , namun status
gizi remaja putri atau pra nikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan
kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu.
Bagian 8
SITUASI DAN TARGET
PELAYANAN KIA
Target RPJMN 2015-2019, AKI sebesar 306 per 100.000 KH dan AKB 24 per 1000 KB pada
tahun 2019. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada
periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 ,
Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track, data terakhir SDKI 2012 menunjukkan
angka 32 per 1.000 KH (SDKI2012). Bila dilihat periode kematian bayi (terbanyak pada periode
neonatal) penurunan kematian neonatal cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir dari 20 per
1000 KH (SDKI 2002-2003) menjadi 19 per 1000 KH (SDKI 2012).
Saat ini, BPS telah merilis hasil SUPAS tahun 2015 yang menyatakan AKI sebesar 305 per
100.000 KH dan AKB menunjukan penurunan 22,23 per 1000 KH. Indikator antara untuk
penurunan AKI dan AKB dicapai melalui upaya mendorong persalinan di faskes, yang kemudian
berlanjut.
Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan RI 2015– 2019

Bimbel UKBI Widya Medika 166


Bagian 9
STANDAR PELAYANAN
KEBIDANAN
24 STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

a. STANDAR PELAYANAN UMUM


Standar 1: Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Alasan: sesuai dengan pengalaman saya waktu praktek di BPS Sunarti Sutoyo, untuk
persiapan kehidupan keluarga sehat yang saya lakukan adalah penkes tanda-tanda
persalinan dan tanda bahaya pada kehamilan medianya dengan buku KIA, penkes tentang
persiapan persalinan dengan lisan dan media.

Standar 2: Pencatatan dan Pelaporan


Alasan: untuk pencatatan dan pelaporan di BPS Sunarti Sutoyo sesuai dengan pengalaman
saya, kami mahasiswa setiap pasien yang datang selalu dicatat, apabila ibu hamil, ibu KB,
ibu nifas, bayi periksa dicatatnya di kohort sesuai dengan kondisi masing-masing untuk ibu
hamil dicatatnya di laporan puskesmas, akan tetapi untuk kunjungan rumah tidak pernah
dilakukan untuk bersosialisasi dengan kader. Juga tidak pernah ada posyandu.

b. STANDAR PELAYANAN
ANTENATAL Standar 3: Identifikasi
Ibu Hamil
Alasan: untuk identifikasi ibu hamil di BPS Sunarti Sutoyo, sesuai dengan pengalaman
saya, saya boleh melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik saya lakukan tapi tidak
semuanya.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Alasan: pemeriksaan dan pemantauan antenatal di BPS Sunarti Sutoyo, sesuai dengan
pengalaman saya. Memberitahukan tentang pemeriksaan pada ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan, untuk imunisasi dilakukan sesuai dengan program, akan tetapi untuk
penyuluhan medianya masih kurang dan seperlunya saja.

Standar 5: Palpasi Abdomnal


Alasan: untuk palpasi abdominal di BPS Sunarti Sutoyo sesuai dengan pengalaman saya,
saya diperbolehkan untuk palpasi pada setiap ibu hamil yang datang.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


Alasan: untuk pengelolaan anemia pada kehamilan di BPS Sunarti Sutoyo menurut
pengalaman saya sudah hampir memenuhi standar, saya diperbolehkan untuk melakukan
penkes tentang cara meminum tablet Fe, kegunaan, dll.

Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Alasan: untuk pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan di BPS Sunarti Sutoyo sudah
sesuai dengan standar.

167
Bimbel UKBI Widya Medika
Standar 8: Persiapan Persalinan
Alasan: untuk persiapan persalinan di BPS Esti Wijayanti menurut pengalaman saya, saya
diperbolehkan untuk penkes tanda-tanda persalinan dengan media buku KIA.

b. STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN


Standar 9: Asuhan Persalinan Kala
Satu
Alasan: asuhan persalinan kala I di BPS Sunarti Sutoyo menurut pengalaman saya, untuk
pengawasan DJJ, his, dll tidak sesuai dengan partograf. DJJ hanya mendengarkan denyutan
tanpa dihitung.

Standar 10: Persalinan Kala Dua yang Aman


Alasan: persalinan kala II yang aman di BPS Sunarti Sutoyo sudah sesuai dengan standar,
mahasiswa tidak boleh menolong persalinan kala II.

Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III


Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo sudah sesuai dengan standar, mahasiswa diberi prasat untuk
PTT.

Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi


Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
sesuai standar. Mahasiswa tidak boleh melakukan episiotomi dan heacting perineum.

c. STANDA R PELAYANAN MASA NIFAS


Standar 13: Perawatan Bayi Baru
Lahir
Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo perawatan BBL sudah sesuai standar, bayi lahir dinilai
langsung APGAR Score dan dilakukan IMD, kemudian dibersihkan, dan dimandikan. Diberi
selimut untuk mencegah hipotermia, mahasiswa diperbolehkan untuk perawatan BBL.

Standar 14: Penanganan pada Dua Jam Pertama setelah Persalinan


Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo sudah sesuai dengan standar selalu melakukan pemantauan
2 jam pertama setelah persalinan yaitu kontraksi, TFU, dan PPV. Mahasiswa diperbolehkan
untuk pengawasan 2 jam pertama persalinan.

Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo untuk kunjungan nifas tidak pernah dilakukan akan tetapi
pasien disuruh datang untuk kontrol, untuk perawatan tali pusat diberi tahu tentang
perawatan tali pusat yaitu dengan ditutup dengan kasa dan alkohol tanpa betadine. Sebelum
ibu pulang diberikan penkes.

d. STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL


Standar 16: Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III
Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo, waktu saya praktik tidak terdapat pasien dengan perdarahan
pada trimester IIIr.

Standar 17: Penanganan Kegawatan dan Eklamsia


Alasan: selama saya praktik di BPS Sunarti Sutoyo belum pernah menemukan pasien
dengan eklamsia.
Standar 18: Penanganan Kegawatan pada Partus Lama
Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo bila ada partus lama atau tak maju langsung di rujuk ke RS.
Mahasiswa diperbolehkan untuk merujuk dengan asisten bidan.

Standar 19: Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor


Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo tidak ada.

Standar 20: Penanganan Retensio Plasenta


Alasan: selama saya praktik di BPS Sunarti Sutoyo tidak pernah ada pasien dengan
retensio plasenta.

Standar 21: Penanganan Perdarahan Postpartum Primer


Alasan: selama saya praktik di BPS Sunarti Sutoyo tidak pernah menemukan pasien dengan
perdarahan primer.

Standar 22: Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder


Alasan: selama saya praktik di BPS Sunarti Sutoyo tidak pernah menemukan pasien dengan
perdarahan sekunder.

Standar 23: Penanganan Sepsis Peurperalis


Alasan: selama saya praktik di BPS Sunarti Sutoyo tidak pernah menemukan pasien dengan
sepsis peurperalis.

Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonaturum


Alasan: di BPS Sunarti Sutoyo bila ada bayi dengan asfiksia langsung dilakukan resusitasi
dan bila kondisi tidak membaik langsung dibawa ke rumah sakit dengan di pasang oksigen
sepanjang perjalanan menuju RS.
Bagian 9
PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT-KIA
1. Pengumpulan data
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokokdari PWS KIA. Data yang
dicatat per desa/ kelurahan dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan
dilaporkan sesuai jenjang administrasi. Data yang diperlukan dalam PWS KIA adalah Data
Sasaran dan Data Pelayanan. Proses pengumpulan data sasaran sebagai berikut:
a. Jenis data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah:
Data sasaran
1. Jumlah seluruh ibu hamil
2. Jumlah seluruh ibu bersalin
3. Jumlah ibu nifas
4. Jumlah seluruh bayi
5. Jumlah seluruh anak balita
6. Jumlah seluruh PUS
b. Data pelayanan
1. Jumlah K1
2. Jumlah K4
3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
4. Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga kesehatan
5. Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6 48 jam
6. Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap)
7. Jumlah ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan faktor risiko/ komplikasi yang dideteksi
oleh masyarakat
8. Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
9. Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
10. Jumlah bayi 29 hari 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya 4
kali
11. Jumlah anak balita (12 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sedikitnya 8 kali
12. Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
13. Jumlah peserta KB aktif
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi) yang dihitung
berdasarkan rumus yang diuraikan dalam BAB III. Berdasarkan data tersebut, Bidan di
Desa bersama dukun bersalin/ bayi dan kader melakukan pendataan dan pencatatan
sasaran di wilayah kerjanya. Data pelayanan pada umumnya berasal dari:
1. Register kohort ibu
2. Register kohort bayi
3. Register kohort anak balita
4. Register kohort KB
2. Pencatatan Data
a. Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di desa/ kelurahan.
Seorang Bidan di desa/ kelurahan dibantu para kader dan dukun bersalin/ bayi,
membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan, rumah serta setiap waktu
memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu yang hamil, neonatus,
dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/ kelurahan dari para kader dan dukun bayi yang
melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita
dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K di
depan rumahnya. Selain itu, data sasaran juga dapat diperoleh dengan mengumpulkan
data sasaran yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di
wilayah kerjanya.
b. Data Pelayanan
Bidan di desa/ kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA di dalam kartu ibu,
kohort Ibu, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak balita, kohort KB, dan buku KIA.
Pencatatan harus dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan.

3. Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku kohort dan dijadikan
sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di Puskesmas menerima laporan
bulanan tersebut dari semua BdD dan mengolahnya menjadi laporan dan informasi
kemajuan pelayanan KIA bulanan yang disebut PWS KIA. Informasi perdesa/ kelurahan dan
per kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA yang harus dibuat oleh tiap
Bidan Koordinator. Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk: Narasi,Tabulasi,
Grafik, dan Peta.
a. Narasi : dipergunakan untuk menyusun laporan atau profil suatu wilayah kerja,
misalnya dalam Laporan PWS KIA yang diserahkan kepada instansi terkait.
b. Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam bentuk lampiran.
c. Grafik : dipergunakan untuk presentasi dalam membandingkan keadaan antar waktu,
antar tempat, dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan dalam bentuk grafik.
d. Peta : dipergunakan untuk menggambarkan kejadian berdasarkan gambaran
geografis.

4. Pembuatan Grafik PWS KIA


PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai, yang juga
menggambarkan pencapaian tiap desa/ kelurahan dalam tiap bulan. Dengan demikian tiap
bulannya dibuat 13 grafik, yaitu:
a. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).
b. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
c. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
d. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
e. Grafik deteksi faktor risiko/ komplikasi oleh masyarakat.
f. Grafik penanganan komplikasi obsetrik (PK).
g. Grafik cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).
h. Grafik cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL).
i. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
j. Grafik cakupan kunjungan bayi (KBy).
k. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
l. Grafik cakupan pelayanan anak balita sakit (BS).
m. Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).

5. Langkah Pembuatan Grafik PWS KIA


a. Penyiapan Data
Data yang diperlukan untuk membuat grafik dari tiap indikator diperoleh dari catatan
kartu ibu, buku KIA, register kohort ibu, kartu bayi, kohort bayi serta kohort anak balita
per desa/ kelurahan, catatan posyandu, laporan dari perawat/ bidan/ dokter praktik
swasta, rumah sakit bersalin, dan sebagainya.
b. Untuk grafik antar wilayah, data yang diperlukan adalah data cakupan per desa/
kelurahan dalam kurun waktu yang sama. Misalnya: untuk membuat grafik cakupan K4
bulan Juni di wilayah kerja Puskesmas X, maka diperlukan data cakupan K4 desa/
kelurahan A, desa/ kelurahan B, desa/ kelurahan C, dst pada bulan Juni.
c. Untuk grafik antar waktu, data yang perlu disiapkan adalah data cakupan per bulan.
d. Untuk grafik antar variabel diperlukan data variabel yang mempunyai korelasi misalnya:
K1, K4 dan Pn.

6. Penggambaran Grafik
Langkah langkah yang dilakukan dalam menggambarkan grafik PWS KIA (dengan
menggunakan contoh indikator cakupan K1) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan target rata rata per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal
(sumbu Y).
Misalnya: target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1) dalam 1 tahun ditentukan 90%
(garis a), maka sasaran rata rata setiap bulan adalah: 90% : 12 bulan. Dengan
demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif sampai dengan bulan Juni adalah (6 x
7,5 %) = 45,0% (garis b).
b. Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 perdesa/ kelurahan sampai dengan
bulan Juni dimasukkan ke dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat.
Pencapaian tertinggi di sebelah kiri dan terendah di sebelah kanan, sedangkan
pencapaian untuk puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir (lihat contoh grafik).
c. Nama desa/ kelurahan bersangkutan dituliskan pada lajur desa/ kelurahan (sumbu X),
sesuai dengan cakupan kumulatif masing-masing desa/ kelurahan yang dituliskan pada
butir b diatas.
d. Hasil perhitungan pencapaian pada bulan ini (Juni) dan bulan lalu (Mei) untuk tiap desa/
kelurahan dimasukkan ke dalam lajur masing-masing.
e. Gambar anak panah dipergunakan untuk mengisi lajur tren. Bila pencapaian cakupan
bulan ini lebih besar dari bulan lalu, maka digambar anak panah yang menunjuk ke
atas. Sebaliknya, untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dari cakupan bulan lalu,
digambarkan anak panah yang menunjukkan kebawah, sedangkan untuk cakupan yang
tetap/ sama gambarkan dengan tanda (-).

Berikut ini adalah contoh grafik PWS KIA hasil perhitungan tersebut diatas
Cara perhitungan untuk kedua belas indikator yang lainnya sama dengan perhitungan
seperti contoh diatas

7. nalisis data
a. Analisis Sederhana
Analisis ini membandingkan cakupan hasil kegiatan antar wilayah terhadap target dan
kecenderungan dari waktu ke waktu. Analisis sederhana ini bermanfaat untuk
mengetahui desa/ kelurahan mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut
yang harus dilakukan. Selain di Puskesmas, analisis ini dapat juga dilakukan oleh Bidan
di Desa dimana Bidan di Desa dapat menilai cakupan indikator PWS-KIA di desanya
untuk menilai kemajuan desanya. Di Poskesdes seorang Bidan di Desa dapat membuat
grafik cakupan indikator PWS-KIA sehingga dia bisa mengikuti perkembangan dan
menindaklanjutinya.
Contoh analisis sederhana:
Analisis dari grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan Juni 2008
dapat digambarkan dalam matriks seperti dibawah ini.
Dari matriks diatas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan desa/ kelurahan,
yaitu:

1) Status baik
Adalah desa/ kelurahan dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan
Juni 2008, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau
tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.Desa/ kelurahan-desa/ kelurahan
ini adalah desa/ kelurahan A dan desa/ kelurahan B. Jika keadaan tersebut berlanjut,
maka desa/ kelurahan-desa/ kelurahan tersebut akan mencapai atau melebihi target
tahunan yang ditentukan.
2) Status kurang
Adalah desa/ kelurahan dengan cakupan diatas target bulan Juni 2008, namun
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu. Desa/ kelurahan dalam kategori ini adalah desa/
kelurahan C, yang perlu mendapatkan perhatian karena cakupan bulan lalu ini hanya
5% (lebih kecil dari cakupan bulan minimal 7,5%). Jika cakupan terus menurun,
maka desa/ kelurahan tersebut tidak akan mencapai target tahunan yang ditentukan.
3) Status cukup
Adalah desa/ kelurahan dengan cakupan dibawah target bulan Juni 2008, namun
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu. Desa/ kelurahan dalam kategori ini adalah desa/
kelurahan D, yang perlu didorong agar cakupan bulanan selanjutnya tidak lebih
daripada cakupan bulanan minimal 7,5%. Jika keadaan tersebut dapat terlaksana,
maka desa/ kelurahan ini kemungkinan besar akan mencapai target tahunan yang
ditentukan.
4) Status jelek
Adalah desa/ kelurahan dengan cakupan dibawah target bulan Juni 2008, dan
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan dengan
bulan lalu. Desa/ kelurahan dalam kategori ini adalah desa/ kelurahan E, yang perlu
diprioritaskan untuk pembinaan agar cakupan bulanan selanjutnya dapat
ditingkatkan diatas cakupan bulanan minimal agar dapat mengejar kekurangan
target sampai bulan Juni, sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang
ditentukan.
KUMPULAN SOAL
Jumlah soal: 120
Waktu: 120 menit

1. Berikut ini adalah alasan mengapa diperlukan pelayanan kebidanan di komunitas, kecuali…
A. AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi
B. 30% persalinan masih ditolong dukun
C. Keseimbangan status sosial dan peran gender
D. Masih kurang fasilitas dan nakes di tingkat pelayanan dasar dan daerah terpencil
E. Tingkat K1 dan K4 masih belum mencapai target

2. Prinsip dasar bekerja di komunitas adalah berikut ini, kecuali…


A. Hakekatnya merupakan penerapan ilmu kebidanan di lingkungan masyarakat di wilayah
tertentu
B. Mempunyai wilayah kerja dan tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di
sekitar wilayah kerja
C. Memberikan pelayanan kebidanan untuk pasien di klinik saja
D. Tidak memandang individu dari segi biologis saja, tapi juga sebagai unsur sosial dan
budaya tertentu
E. Bekerja dengan memandang faktor lingkungan dan perilaku di masyarakat

3. Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas…..


A. Wanita dalam kurun waktu reproduksi
B. Anak batita
C. Tokoh masyarakat
D. Pemerintah
E. Pasien dengan keganasan reproduksi

4. Program POSYANDU mencakup kegiatan……


A. KIA – KB, Gizi, Imunisasi, Penanggulangan Diare
B. KIA – KB, Gizi, Imunisasi, Lansia
C. KIA – KB, Gizi, Lansia, Penanggulangan Diare
D. KIA – KB, Gizi, Imunisasi, Lansia, Diare
E. KIA – KB, Gizi, Lansia, Gizi

5. Bidan dalam melaksanakan asuhan antenatal harus sesuai dengan standar asuhan
kebidanan yaitu..
A. Standar 3, 4, 5, 6, 7, 8
B. Standar 2, 3, 4, 5, 6, 7
C. Standar 1, 2, 3, 4, 5, 6
D. Standar 4, 5, 6, 7, 8, 9
E. Standar 9,10,11,12,13

6. Bidan harus melaksanakan palpasi abdomenal setiap kunjungan antenatal, memperkirakan


usia kehamialn, menentukan letak janin, menentukan bagian bawah janin dan
mendengarkan DJJ, menentukan bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum, mencari
kelainan dalam masa kehamilan ibu, merupakan standar....
A. Standar 3
B. Standar 4
C. Standar 5
D. Standar 6
E. Standar 7

7. Dalam melaksanakan manajemen ibu antenatal bidan harus sesuai dengan .....
A. Permenkes no 28 tahun 2017
B. UU Kesehatan no 23 tahun 1996
C. Standar pelayanan kebidanan
D. Standar praktek kebidanan
E. Permenkes no 1464 tahun 2010

8. Tujuan desa siaga adalah?


A. Mewujudkan masyarakat sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan di
wilayahnya
B. Mewujudkan masyarakat yang sehat akibat peningkatan kinerja tenaga kesehatan di
masyarakat
C. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kerjasama dengan CSR
D. Menurunkan angka pengangguran, buta huruf dan meningkatkan lapangan kerja
E. Membangun desa yang mampu siap dan waspada menghadapi bencana alam

(1) Minimal memiliki pos kesehatan desa


(2) Memiliki sistem gawat darurat berbasis klinis
(3) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
(4) Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
9. Berdasarkan pernyataan diatas, yang merupakan ciri pokok desa siaga
adalah? A. 1,2,3
B. 1,3,4
C. 1,2
D. 1,3
E. 1,4

10. Bidan desa mengidentifikasi masalah kesehatan dan daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam
rangka membangun poskedes. Kegiatan diatas adalah bentuk dari?
A. Survei mawas diri
B. Musyawarah mufakat desa
C. Analisis situasi
D. Pemetaan wilayah
E. Analisis kohort

11. Pengembanagan sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan


dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana, pemberantasan penyakit (dimulai
dengan 2 penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB), penanggulangan masalah dana,
pemberdayaan masyarakat menuju kadarsi dan PHBS, serta penyehatan lingkungan
merupakan kegiatan dari?
A. Puskesmas keliling
B. Posyandu
C. Poskesdes
D. Posbindu PTM
E. Polindes

12. Sasaran pengembangan desa siaga adalah?


A. Warga desa, aparat desa, pamong
B. Tokoh masyarakat, warga dan petugas kesehatan
C. Petugas kesehatan, aparat desa, dan tokoh masyarakat
D. Warga, tokoh masyarakat, pemegang kebijakan
E. Pemegang kebijakan, petugas kesehatan, warga

13. Fungsi utama puskesmas adalah?


A. Mewujudkan masyarakat yang sehat akibat peningkatan kinerja tenaga kesehatan di
masyarakat
B. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kerjasama dengan CSR
C. Menurunkan angka pengangguran, buta huruf dan meningkatkan lapangan kerja
D. Pengembanagan sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan
kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana
E. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama

14. Seorang bidan melakukan pemeriksaan ANC kepada wanita hamil. Program ini merupakan
salah satu dari 6 pokok tugas puskesmas dalam bidang?
A. Pengobatan
B. Promosi kesehatan
C. KIA/KB
D. Pencegahan PTM
E. Kesehatan masyarakat

15. Berikut ini yang masuk dalam upaya kesehatan wajib di puskesmas adalah?
A. Promosi kesehatan
B. Upaya kesehatan sekolah
C. Upaya kesehatan keluarga
D. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
E. Upaya kesehatan usia lanjut

16. Syarat dari puskesmas rawat inap adalah?


A. Memiliki ruang perawatan dengan 10 tempat tidur
B. Memiliki fasilitas laboratorium sederhana
C. Memiliki dua orang dokter
D. Memiliki enam orang bidan
E. Memiliki unit gawat darurat

17. Berikut ini yang merupakan kewenangan dalam pelayanan puskesmas PONED adalah?
A. Seksio sesaria
B. Evakuasi sisa mola dengan kuretase
C. Pelayanan NICU
D. Histerektomi
E. Penatalaksanaan preeklampsia

18. Seorang ibu hamil 38 minggu datang ke puskesmas PONED dengan keluhan perdarahan
berwarna merah kehitaman dan nyeri perut. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan TD
100/60 mmHg, Nadi 88x/menit, DJJ 180x/menit. Pemeriksaan inspekulo menunjukkan
adanya pengeluaran darah dari jalan lahir. Apakah penatalaksanaan yang tepat untuk
masalah ini?
A. Kolaborasi dengan dokter di puskesmas untuk pemeriksaan USG
B. Kolaborasi dengan bidan lain untuk persiapan persalinan
C. Pemantauan kemajuan persalinan
D. Rujuk ke rumah sakit dengan fasilitas PONEK
E. Induksi persalinan dengan oksitosin

19. Seorang ibu hamil G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu datang ke Puskesmas PONED
dengan keluhan sering using dan lemas. Hasil pemeriksaan menunjukkan TTV dalam batas
normal, TFU tidak sesuai usia kehamilan, DJJ 138x/menit. Konjungtiva pucat, kuku – kuku
jari pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin 5 gr/dL. Apakah
penatalaksanaan yang tepat untuk kasus ini?
A. Persiapan transfusi darah
B. Pemeriksaan golongan darah
C. Pemberian transfusi darah
D. Kolaborasi dengan spesialis penyakit dalam
E. Rujuan ke rumah sakit untuk transfusi darah

20. Seorang bayi berusia 2 jam dirujuk oleh bidan ke puskesmas PONED akibat bernapas
lemah dan menangis merintih. Saat dilakukan pemeriksaan dokter mendiagnosis bayi
dengan asfiksia sedang. Bidan berkolaborasi dengan dokter dengan melakukan
penatalaksanaan asfiksia. Telah dilakukan upaya penanganan dan observasi selama 6 jam
ternyata keadaan bayi tidak membaik. Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan?
A. Melakukan resusitasi ulang
B. Merujuk ke rumah sakit PONEK
C. Memulangkan bayi ke rumah
D. Merawat bayi dalam inkubator
E. Melakukan perawatan bayi baru lahir normal

21. Untuk mendukung keberhasilan program kerja PONED, upaya pelatihan yang perlu
dilakukan bidang adalah?
A. Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal
B. Contraceptive Technology Update
C. Asuhan Persalinan Normal
D. Midwifery Update
E. Holistic Care

(1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader
kesehatan
(2) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa, dan pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid
(3) Penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan menyusui
(4) Senam hamil
22. Pelayanan kehamilan yang dapat dilakukan di Posyandu
adalah? A. 1,2,3,4
B. 1,3,4
C. 1,2,3
D. 2,3
E. 1,2

23. Pelayanan KB dalam pelayanan Posyandu dilakukan di meja?


A. Meja 1
B. Meja 2
C. Meja 3
D. Meja 4
E. Meja 5
24. Seorang anak berusia 3 tahun datang ke posyandu dengan diare. Pemberian oralit
dilakukan di meja?
A. Meja 1
B. Meja 2
C. Meja 3
D. Meja 4
E. Meja 5

25. Sebuah posyandu memiliki kader >5 orang, frekuensi penimbangan >8 kali per tahun,
cakupan KB >50% per tahun, cakupan kumulatif >50%, dan tetapi cakupan dana sehat
tidak lebih dari 50%. Posyandu tersebut masuk dalam kategori?
A. Pratama
B. Madya
C. Purnama
D. Mandiri
E. Sejahtera

26. Seorang anak berusia 18 bulan datang ke posyandu dengan berat badan tidak naik selama
2 bulan. Apakah tindak lanjut yang dilakukan oleh bidan?
A. Pemberian makanan tambahan
B. Rujukan ke rumah sakit
C. Dukungan untuk orang tua
D. Pemeriksaan sampel darah
E. Kolaborasi dengan ahli gizi

27. Bidan menemukan 1 orang anak dengan titik – titik berat badan dalam KMS terputus putus.
Apakah rencana tindak lanjut bidan dalam kasus ini?
A. Pemberian makanan tambahan
B. Rujukan ke rumah sakit
C. Dukungan untuk orang tua agar memberi makanan gizi seimbang
D. Pemeriksaan sampel darah di posyandu
E. Pendekatan untuk meningkatkan kehadiran ke posyandu

28. Dimensi tumbuh kembang apakah yang dapat dinilai dengan DDST?
A. Motorik halus, motorik kasar, sosial, bahasa
B. Motorik halus, motorik kasar, neurokognitif
C. Motorik kasar, sosial, bahasa, kognitif
D. Motorik kasar, motorik halus, emosional
E. Sosial bahasa, neurokognitif, emosional

29. Berdasarkan hasil pemeriksaan tumbuh kembang dengan Denver II, didapatkan hasil satu
atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan. Apakah interpretasi
dari hasil tersebut?
A. Suspek
B. Normal
C. Untestable
D. Caution
E. Delay

30. Tujuan pembentukan posyandu lansia


adalah?
A. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
B. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
C. Memandirikan dan meningkatka derajat kesehatan lansia
D. Memberikan wadah untuk bersosialisasi bagi lansia
E. Memberikan makanan tambahan bagi lansia

31. Salah satu kegiatan pokok posyandu lansia adalah?


A. Pemantauan konsumsi obat lansia
B. Skrining kesehatan lansia
C. Pemberian makanan tambahan
D. Pengajian
E. Arisan

32. Bidan A merupakan koordinator dari program posyandu Lansia. Ternyata di wilayah
kerjanya banyak lansia yang mengalami hipertensi dan diabetes. Apakah kegiatan pokok
posyandu lansia yang perlu dilakukan oleh bidan A?
A. Senam usila
B. Refreshing kader
C. Pembinaan posyandu
D. Prolanis
E. Skrining kesehatan usila

33. Sasaran langsung dari pembentukan posyandu lansia adalah?


A. Keluarga
B. Masyarakat luas
C. Tokoh masyarakat
D. Stake holder
E. Kelompok usia menjelang lanjut

34. Seorang lansia datang ke posyandu. Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah
didapatkan lansia ini mengalami hipertensi. Bidan kemudian memberikan penyuluhan
kepada lansia tersebut tentang gaya hidup untuk mengendalikan hipertensi. Di meja
berapakah penyuluhan dilakukan?
A. Meja 1
B. Meja 2
C. Meja 3
D. Meja 4
E. Meja 5

35. Bidan T berdinas di desa Asri. Selama kurun waktu 1 bulan ditemukan 30 kasus demam
berdarah. Bidan T lalu melaporkan kasus ini ke puskesmas dan meminta bantuan kepada
dinas kesehatan daerah untuk melakukan fogging. Tindakan yang dilakukan oleh bidan T
termasuk kedalam?
A. Rujukan medis
B. Rujukan kesehatan
C. Rujukan tenaga
D. Rujukan keatas
E. Rujukan horisontal

36. Seorang bidan merujuk pasien hamil dengan perdarahan post partum. Rujukan yang
dilakukan oleh bidan tesebut merupakan bentuk dari rujukan?
A. Rujukan medis
B. Rujukan kesehatan
C. Rujukan tenaga
D. Rujukan vertikal
E. Rujukan horisontal

37. Bidan A akan merujuk seorang pasien dengan perdarahan antepartum. Apakah hal penting
yang harus disiapkan oleh bidan sebelum merujuk?
A. Kendaraan
B. Pakaian ibu
C. Pakaian bayi
D. Keluarga yang mengantar
E. Surat rujukan

38. Seorang ibu inpartu kala II sudah dipimpin mengejan selama 2 jam namun belum lahir.
Hasil pemeriksaan DJJ didapatkan 180x/menit. Bidan A sudah melakukan upaya resusitasi
intrauterin dan akan melakukan rujukan. Kemanakah bidan seharusnya merujuk pasien ini?
A. Rumah sakit tipe A
B. Rumah sakit provinsi
C. Rumah sakit dengan fasilitas SC dan NICU
D. Rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur yang banyak
E. Puskesmas PONED

39. Pernyataan dibawah ini yang merupakan tugas dari bidan yang bekerja di fasilitas
kesehatan primer adalah?
A. Identifikasi pasien risiko tinggi dan deteksi dini komplikasi
B. Penanganan lanjutan kasus kegawatdaruratan obstetri
C. Perawatan bayi lahir sangat prematur
D. Pertolongan persalinan dengan induksi atau augmentasi persalinan
E. Menolong persalinan dengan preeklampsia berat

40. Seorang bayi lahir spontan tidak menangis di BPM. Skor APGAR 4/6. Bidan telah
melakukan upaya resusitasi dengan ventilasi tekanan positif selama 2 menit namun bayi
tetap bernapas merintih dan warna kulit kebiruan. Apakah tindakan selanjutnya yang bidan
lakukan?
A. Merujuk ke puskesmas PONED
B. Merujuk ke rumah sakit
C. Melakukan resusitasi hingga 10 menit
D. Memberikan oksigen dan observasi
E. Melakukan resusitasi jantung paru
41. Apakah visi dari kementrian kesehatan RI?
A. Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan
gotong-royong
B. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
C. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
D. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
E. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional

42. Untuk mendukung pencapaian nawa cita presiden RI maka dibuat program Indonesia Sehat
dengan salah satu komponen?
A. Masyarakat memiliki paradigma kuat
B. Penguatan pelayanan publik
C. Jaminan kesehatan nasional
D. Pengentasan kemiskinan
E. Peningkatan kuakitas hidup

43. Dalam program Indonesia sehat, salah satu komponennya adalah penguatan pelayanan
kesehatan khususnya di tingkat pelayanan?
A. Primer
B. Sekunder
C. Tersier
D. Rumah sakit
E. KIA dan KB
44. Untuk mencapai nawacita, salah satu program yang dikuatkan oleh jaminan kesehatan
nasional. Apakah target yang ingin dicapai dalam upaya tersebut?
A. Meningkatkan pemasukan asuransi
B. Meningkatkan jumlah rumah sakit yang menggunakan JKN
C. Meningkatkan cakupan kepesertaan JKN
D. Meningkatkan pelayanan di RS dengan JKN
E. Menurunkan jumlah peserta yang tidak membayar iuran

45. Program yang dikembangkan untuk mencegah meningkatnya penyakit tidak menular dan
penguatan paradigma kesehatan promotif dan preventif adalah?
A. Germas
B. Posyandu lansia
C. Gizi seimbang
D. Posyandu
E. GenRe

46. Paradigma kesehatan yang saat ini sedang diperkuat adalah menggeser?
A. Paradigma kuratif dan rehabilitatif menjadi promotif dan preventif
B. Paradigma promotif dan preventif menjadi rehablitatif dan kuratif
C. Paradigma rehabilitatif dan preventif menjadi kuratif dan promotif
D. Paradigma kuratif menjadi preventif
E. Paradigma rehabilitatif menjadi promotif

47. Kegiatan Germas mencakup?


A. Makanan gizi seimbang, pemeriksaan kesehatan rutin, aktivitas fisik
B. Makanan 4 sehat 5 sempurna, pemeriksaan kesehatan rutin, aktivitas fisik
C. General check up tahunan, makanan gizi seimbang, aktivitas fisik
D. Senam jantung sehat, general check up tahunan, makanan 4 sehat 5 sempurna
E. Skrining keganasan, penggunaan alat kontrasepsi, aktivitas fisik

48. Berikut ini yang termasuk gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular
adalah?
A. Aktivitas fisik
B. Vegetarian
C. Skrining keganasan
D. Konsumsi makanan manis dan asin
E. Membatasi aktivitas berlebihan

(1) Penyakit jantung


(2) Hiperkolesterol
(3) Hipertensi
(4) Obesitas
49. Diantara penyakit diatas, yang termasuk dalam tidak menular adalah?
A. 1,2,3,4
B. 1,2,3
C. 1,2
D. 1
E. 1,3,,4

50. Imunisasi MR merupakan pencegahan terhadap penyakit?


A. Campak dan rubella
B. Campak dan measles
C. Campak dan tetanus
D. Rubella dan tetanus
E. Rubella dan cytomegalovirus

51. Salah satu tujuan pemberian imunisasi MR adalah


A. Menurunkan angka kematian bayi
B. Menurunkan angka kematian ibu
C. Mencegah efek teratogenik infeksi rubella selama periode pra konsepsi
D. Mencegah infeksi campak dalam masa kehamilan
E. Mencegah kematian akibat rubella pada kelompok usia dewasa muda

52. Pernyataan yang benar mengenai pemberian vaksin MR adalah


A. Vaksin dapat bertahan hingga 24 jam setelah dilarutkan
B. Satu vial vaksin dapat digunakan untuk 1x suntikan
C. Vaksin disuntikkan secara subkutan
D. Vaksin harus disimpan dalam keadaan beku
E. Vaksin tidak perlu dilarutkan

53. Seorang anak berusia 2 tahun datang ke posyandu untuk mendapat imunisasi MR. Ibu
mengatakan bahwa anak saat ini sedang pilek tetapi tidak batuk dan demam. Saat
dilakukan pemeriksaan didapatkan suhu 37,5oC, nadi 82x/menit. Apakah yang selanjutnya
dilakukan oleh bidan?
A. Memberikan imunisasi MR
B. Menunda pemberian imunisasi MR
C. Melakukan kolaborasi dengan dokter
D. Menganjurkan ibu untuk meNerima imunisasi di puskesmas
E. Memberi tahu ibu bahwa pilek adalah kontraindikasi MR

54. Bidan di puskesmas Sukamaju sedang menjalankan program imunisasi MR tetapi banyak
orang tua yang menolak imunisasi MR karena isu bahwa vaksin ini haram karena
mengandung babi. Apakah tindakan yang dapat bidan lakukan untuk menigkatkan cakupan
MR?
A. Melibatkan tokoh agama saat promosi imunisasi MR
B. Menyebarkan leaflet tentang imunisasi MR
C. Menggiatkan kegiatan posyandu
D. Melakukan program suntik MR di pusat perbelanjaan
E. Melakukan penyuluhan kepada orang tua tentang efek samping imunisasi MR

55. Bidan memeriksa tinggi badan seorang anak B berusia 22 bulan. Setelah melakukan
penilaian dengan grafik standar tinggi badan menurut usia didapatkan bahwa skor Z kurang
dari -2SD. Berdasarkan hasil tersebut anak B masuk dalam kategori?
A. Stunting
B. Obesitas
C. Gizi kurang
D. Gizi lebih
E. Sesuai usia

56. Bidan memeriksa tinggi badan seorang anak B berusia 22 bulan. Setelah melakukan
penilaian dengan grafik standar tinggi badan menurut usia didapatkan bahwa skor Z kurang
dari -2SD. Data apakah yang harus dikaji untuk mengetahui penyebab masalah?
A. Riwayat komplikasi penyakit
B. Riwayat kunjungan neonatus
C. Riwayat penyakit keturunan
D. Riwayat tinggi badan keluarga dekat
E. Tanda penyakit infeksi pada anak

57. WHO menyebutkan bahwa untuk menurunkan angka stunting maka diperlukan upaya
intervensi spesifik yang difokuskan selama periode:
A. Selama 1000 hari pertama kehidupan
B. Selama 100 hari pertama kehidupan
C. Selama masa antenatal
D. Selama masa neonatus
E. Selama masa balita

(1) Pemberian imunisasi dasar lengkap dan kapsul vitamin A


(2) Pemberian kapsul zat besi selama masa antenatal
(3) Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
(4) Pemberian kalsium selama masa antenatal
(5) Pemberian MPASI berkualitas
58. Diantara pilihan diatas, manakah yang termasuk dalam intervensi spesifik pencegahan
stunting?
A. 1,3,4
B. 1,3,4,5
C. 2,3,4
D. 1,2,3,5
E. 1,2,3

59. Upaya pencegahan stunting selama masa neonatal adalah?


A. Pemberian vitamin K
B. Pemberian imunisasi Hb 0
C. Inisiasi menyusu dini
D. Pemberian susu formula
E. Penimbangan rutin ke posyandu

60. Berdasarkan laporan PWS KIA didapatkan bahwa cakupan KN1 desa A adalah 60%.
Dibandingkan dengan target KN1 nasional dalam Renstra Kemenkes 2015-2019, cakupan
tersebut?
A. Mencapai target
B. Melampaui target
C. Dibawah target
D. Sesuai target
E. Rendah dari target

61. Berdasarkan laporan PWS KIA didapatkan bahwa cakupan KN4 desa A adalah 82%.
Dibandingkan dengan target KN1 nasional dalam Renstra Kemenkes 2015-2019, cakupan
tersebut?
A. Mencapai target
B. Melampaui target
C. Dibawah target
D. Sesuai target
E. Rendah dari target

62. Untuk menggambarkan kondisi demografi penduduk di suatu wilayah desa, laporan PWS
KIA dapat dibuat dalam bentuk?
A. Naskah
B. Grafik
C. Tabel
D. Peta
E. Narasi

63. Dalam laporan PWS KIA, desa A memiliki cakupan diatas target yang ditetapkan, dan
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan
dengan cakupan bulan lalu. Berdasarkan data tersebut, status cakupan desa A adalah?
A. Baik
B. Kurang
C. Cukup
D. Jelek
E. Tetap

64. Seorang perempuan berusia 25 tahun hamil anak pertama 7 bulan datang ke RS ditemani
tetangganya. Hasil pemeriksaan genetalia externa tampak kotor, lembab, berbau dan
terdapat secret mukopurulent pada vulva. Bidan menyimpulkan kemungkinan penyakit
menular seksual. Bidan menceritakan keadaan pasien pada tetanganya. Apakah
pelanggaran kode etik yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Kewajiban terhadap tugasnya
B. Hak bidan terhadap diri sendiri
C. Tanggungjawab bidan terhadap profesinya
D. Kewenangan bidan terhadap klien dan masyarakat
E. Kolaborasi bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

65. Seorang bidan bekerja di poliklinik kebidanan di RS. Bidan memberikan pengarahan
kepada stafnya sebelum memulai pelayanan. Apakah fungsi manajemen yang telah
dilaksanakan bidan tersebut?
A. Organizing
B. Controling
C. Actuating
D. Planning
E. Staffing

66. Seorang bidan supervisor disalah satu RS melakukan keruangan bersalin, didapatkan bidan
diruangan tersebut tidak mengisi partograf dengan benar. Kemudian supervisor mengajukan
pengisian partograf. Apakah peran bidan yang sudah dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjalankan tugas fungsi
B. Patuh terhadap aturan
C. Penjaminan mutu
D. Administrator
E. Pelaksana

67. Seorang bidan sedang membuat pencatatan dan pelaporan PWS KIA. Dalam pencatatan
bidan tersebut ditemukan bahwa target cakupan K1 adalah 90%. Diketahui pencapaian K1
bulan ini adalah 60% dari sasaran ibu hamil dan pencapaian cakupan K1 bulan lalu adalah
50%. Apakah trend dari pencatatan laporan bidan tersebut?
A. Menurun
B. Naik turun
C. Meningkat
D. Menetap/sama
E. Bergelombang

68. Seorang bidan desa melakukan pendataaan. Diketahui jumlah bayi pada bulan ini sebanyak
24 orang, yang melakukan KN1 ada 10 orang. Apakah tindak lanjut pada kasus tersebut?
A. Melakukan kunjungan rumah
B. Membuat atau memperbaharui peta neonatus
C. Menjalin kemitraan dengan kader dan dukun
D. Memastikan jumlah bayi yang KN1, KN2 serta KN3
E. Pemeriksaan manajemen terpadu bayi muda (MTBM)

69. Seorang Bidan di BPM karena jumlah persalinan perbulan meningkat lebih dari 20 pasien
sehingga harus menambah 1 pesonil bidan sehingga ada 3 orang dan membagi sift kerja
pagi siang dan malam. Apakah bentuk siklus pemecahan masalah pada kasus tersebut?
A. Plan (perencanaan)
B. Do (kerjakan)
C. Check (evaluasi)
D. Action (tindak lanjut)
E. Recheck (cek ulang)

70. Seorang bidan berusia 24 tahun bekerja di Rumah Bersalin untuk memperpanjang STR nya
salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah mengikuti pelatihan midwifery update yang
diselenggarakan oleh IBI cabang setempat. Apakah bentuk siklus pemecahan masalah
pada kasus tersebut?
A. Plan (perencanaan)
B. Do (kerjakan)
C. Check (evaluasi)
D. Action (tindak lanjut)
E. Recheck (cek ulang)

71. Seorang Bidan di Puskesmas sedang membuat laporan PWS KIA dan salah satu desa
diwilayah binaannya untuk cakupan K4 hanya 70% kurang 10 % dari yang ditargetkan
namun trennya meningkat dari bulan lalu. Apakah analisis grafik untuk PWS KIA desa
tersebut?
A. Baik
B. Jelek
C. Cukup baik
D. Kurang baik
E. Sedang

72. Bidan di puskesmas sedang melaksanakan jadwal pemeriksaan ANC dan tercatat di
pendaftaran ada 50 orang ibu hamil yang yang berkunjung untuk memeriksakan
kehamilannya, pada saat sedang memeriksa pasien no 1 tiba-tiba ada pasien antrian nomer
10 meminta ingin diperiksa terlebih dahulu dikarenakan pusing yang hebat, pandangan
kabur. Apakah tindakan yang tepat yang harus dilakukan oleh bidan sesuai kasus tersebut?
A. Meminta pasien nomor urut 1 menunggu terlebih dahulu
B. Bidan membiarkan saja karna harus mengantri sesuai urutan
C. Bidan memeriksa ANC secara bersamaan pasien no 1 dan no 10
D. Meminta bantuan tim bidan yang lain untuk membantu memeriksakaanya
E. Meminta pasien pindah ke puskesmas lain

73. Seorang Bidan di Puskesmas sedang membuat laporan PWS KIA dan salah satu desa
diwilayah binaannya untuk cakupan K4 hanya 70% kurang 10 % dari yang ditargetkan
namun trennya meningkat dari bulan lalu. Apakah tindak lanjut yang tepat terhadap kasus
tersebut?
A. Pelayanan KIA perlu dilanjutkan, perbaikan mutu pelayanan
B. Menggali sumber daya setempat yang diperlukan
C. Prioritas intervensi sesuai dengan permasalahan
D. Sosialisasi kebijaksanaan Kabupaten/Kota
E. Pembinaan melalui supervisi

74. Dibandingkan dengan AKI pada tahun 2012, hasil Supas 2015 menyatakan bahwa tren AKI
di Indonesia cenderung?
A. Meningkat
B. Menurun
C. Tetap
D. Stabil
E. Tidak membaik

75. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu adalah?
A. 4 terlalu dan 3 terlambat
B. 3 terlalu dan 4 terlambat
C. 4 terlalu dan 2 terlambat
D. 2 terlalu dan 4 terlambat
E. 1 terlalu dan 2 terlambat

(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya
di bidang kesehatan.
(2) Setiap orang harus memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
(3) Setiap orang dapat secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
(4) Setiap orang harus ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
76. Dalam Undang – Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang merupakan hak kesehatan
dari seluruh warga negara adalah?
A. 1,2,3,4
B. 1,2,3
C. 1,3,4
D. 1,2
E. 1

77. Dalam Undang – Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 pengadaan dan pendayagunaan
tenaga kesehatan dilakukan dengan memperhatikan:
A. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
B. Jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
C. Jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja
D. Pelayanan kesehatan yang ada
E. Semua benar

78. Dibawah ini yang merupakan pelayanan kesehatan tingkat tersier adalah?
A. Puskesmas
B. BPM
C. Rumah sakit daerah
D. Rumah sakit rujukan provinsi
E. Rumah sakit rujukan nasional

79. Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap. Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud
tidak berlaku pada?
A. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat
yang lebih luas;
B. pasien yang sadar
C. pasien yang menolak diberi penanganan
D. pasien yang tidak memiliki biaya
E. pasien yang telah menyerahkan nasibnya ke petugas kesehatan

80. Seorang bidan menerima pasien berusia 17 tahun belum menikah dan masih sekolah.
Pasien ini mengatakan bahwa dirinya terlambat haid 3 bulan dan PP test positif. Pasien
ingin untuk menggugurkan kandungannya. Jika bidan melakukan aborsi pada kasus
tersebut maka bidan melanggar?
A. Undang – Undang Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 75 ayat 1
B. Undang – Undang Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 75 ayat 2
C. Undang – Undang Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 74 ayat 1
D. Undang – Undang Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 74 ayat 2
E. Undang – Undang Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 73 ayat 1

81. Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat
dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu, dan
terjangkau oleh masyarakat. Pernyataan ini tercantum dalam UU Kesehatan No.36 tahun
2009 pasal?
A. 78 ayat 1
B. 78 ayat 2
C. 78 ayat 3
D. 78 ayat 4
E. 78 ayat 5

82. Kewajiban pemerintah untuk mendukung program pemberian ASI eksklusif tercantum dalam
UU Kesehatan No.36 tahun 2009 pasal?
A. Pasal 129
B. Pasal 128
C. Pasal 127
D. Pasal 126
E. Pasal 125

83. Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Hal ini
tercantum dalam Kesehatan No.36 tahun 2009 pasal?
A. Pasal 130
B. Pasal 129
C. Pasal 128
D. Pasal 127
E. Pasal 126

84. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009, setiap orang yang dengan sengaja melakukan
aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2)
dipidana dengan?
A. Pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
B. Pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
C. Pidana penjara paling lama 30 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
D. Pidana penjara paling lama 40 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
E. Pidana penjara paling lama 50 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

85. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009, setiap orang yang dengan sengaja menghalangi
program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2)
dipidana?
A. Penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)
B. Penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)
C. Penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)
D. Penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)
E. Penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)

86. Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan,
untuk menjalankan praktik keprofesiannya, bidan wajib memiliki?
A. STRB
B. STRB dan SIPB
C. STRB dan SIB
D. SK dan SIPB
E. SK dan STRB

87. Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017, Bidan desa dalam menjalankan praktiknya?
A. Memiliki SIPB di pemda yang mengangkat
B. Memiliki SIPB di puskesmas
C. Memiliki SIPB di pemprov setempat
D. Memiliki SIPB dari kemenkes
E. Memiliki SIPB di rumah sakit daerah

88. Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017, syarat yang harus dipenuhi oleh bidan desa yang
akan membuka bidan praktek mandiri adalah?
A. Bergabung dengan praktek bidan desa
B. Bergabung dengan polindes
C. Waktu pelaksanaan sama dengan polindes
D. Waktu pelaksanaan tidak bersamaan dengan praktek bidan desa
E. Lokasinya berbeda dengan desa penempatan

89. Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017, pelayanan kesehatan ibu yang boleh dilakukan
oleh bidan adalah?
A. Hecting perineum grade III dan IV
B. Pemberian antibiotik pada kasus ketuban pecah dini
C. Penanganan kasus perdarahan pada kehamilan muda
D. Pemberian penguat kehamilan pada abortus iminens
E. Pemberian uterotonika pada kala III dan post partum

90. Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017, dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang
pada bayi, balita, dan anak prasekolah, bidan dapat mendeteksi penyimpangan tumbuh
kembang balita dengan?
A. KMS
B. Denver II
C. DDST
D. KPSP
E. KPST

91. Dalam menjalankan praktek pelayanan kesehatan reproduksi, perempuan dan keluarga
berencana, bidan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi?
A. IUD, oral, kondom
B. Implan, oral, suntik
C. Oral, kondom, suntik
D. MOW, oral, suntik
E. IUD, Implan, suntik

92. Kondisi apakah yang menyebabkan bidan boleh melakukan kewenangan di luar tindakan?
A. Penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan
B. Pelimpahan wewenang tanpa mandat dari dokter
C. Keinginan pasien
D. Keinginan bidan
E. Bidan sudah berpengalaman kerja minimal 2 tahun

93. Bidan boleh melakukan tindakan diluar kewenangan yang disebutkan dalam Permenkes
dengan syarat?
A. Telah mengikuti pelatihan
B. Terpaksa karena butuh penanganan cepat
C. Sesuai kemampuan bidan
D. Keinginan pasien
E. Memiliki pengalaman

(1) Pemberian KB IUD dan AKBK


(2) Penanganan bayi dan anak balita sakit
(3) Deteksi dini, rujuan dan penyuluhan IMS
(4) Penyuluhan makanan bergizi bagi ibu hamil
94. Dari pernyataan diatas, yang merupakan tindakan sesuai kewenangan pokok bidan menurut
permenkes adalah?
A. 1,2,3,4
B. 1,2,3
C. 2,3,4
D. 3,4
E. 4

95. Pelimpahan wewenang tindakan dari dokter kepada bidan secara mandat harus dilakukan
dengan ketentuan?
A. Tindakan yang dilakukan diluar kompetensi bidan
B. Pelaksanaan tindakan tidak memerlukan pengawasan dari dokter
C. Tindakan yang diimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan klinis sebagai dasar
pelaksanaan tindakan
D. Tindakan yang dilimpahkan bersifat terus menerus
E. Tindakan yang dilakukan bidan tidak harus sesuai dengan isi mandat

Pernyataan untuk soal no.96 dan 97


(1) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien
(2) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya
(3) Meminta persetujuan pasien
(4) Menjaga rahasia pasien
(5) Memperoleh perlindungan hukum
(6) Mendapatkan informasi yang lengkap dan benar dari pasien
(7) Menerima imbalan jasa
(8) Melakukan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
96. Pernyataan yang merupakan hak bidan adalah?
A. 1,2,3,4
B. 5,6,7,8
C. 1,2,3,6
D. 1,4,5,6
E. 2,4,6,8

97. Pernyataan yang merupakan kewajiban bidan adalah?


A. 1,2,3,4
B. 5,6,7,8
C. 1,2,3,6
D. 1,4,5,6
E. 2,4,6,8

98. Untuk membuka Bidan Praktek Mandiri, maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh bidan
adalah?
A. Memiliki ruangan pemeriksaan laboratorium
B. Memiliki bangunan permanen dan tidak bergabung fisik dengan bangunan lainnya
C. Akses pintu keluar masuk sama dengan rumah tinggal
D. Memasang spanduk BPM berwarna warni
E. Memerlukan izin penyelenggaraan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

99. Bila bidan melakukan pelangaran berat terhadap ketentuan penyelenggaraan praktek, maka
bidan dapat menerima sanksi berupa?
A. Teguran lisan
B. Teguran tertulis
C. Pencabutan SIPB
D. Pencabutan STRB
E. Penutupan BPM

100. Seorang bidan melakukan kunjungan rumah ke bayi berusia 6 hari. Bidan menemukan tali
pusat basah, dan berdarah. Menurut permenkes Permenkes No. 28 tahun 2017, tindakan
yang merupakan kewenangan bidan untuk mengatasi kasus tersebut adalah?
A. Memberikan salep antibiotik
B. Memberikan antibiotik oral
C. Mengoleskan povidun iodin
D. Mencuci tali pusat
E. Menginsisi daerah yang terinfeksi

101. Jabatan fungsional bidan dan angka kreditnya diatur dalam?


A. Permenkes No.27 Tahun 2017
B. Permenpan No.01 Tahun 2008
C. Permenkes No.1464 tahun 2010
D. Permenpan No.27 Tahun 2017
E. Undang – Undang Kesehatan No,36 Tahun 2009

102. Bidan sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan kebidanan pada sarana pelayanan
kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan termasuk kedalam jabatan?
A. Pelaksana
B. Karier
C. Struktural
D. Fungsional
E. Tertentu

103. Tugas pokok bidan yang menjadi ASN adalah?


A. Melakukan program kesmas, KIA, kespro, KB dan bayi dan anak
B. Melakukan program KIA dan KB
C. Melakukan program kesmas dan KIA KB
D. Melakukan program bayi dan anak serta KIA KB
E. Melakukan program kespro, bayi dan anak serta KIA dan KB

104. Unsur sub unsur kegiatan bidan yang dinilai angka kreditnya adalah?
A. Pendidikan sekolah, pelatihan dan prajab
B. Pelayanan kebidanan
C. Penulisan artikel ilmiah
D. Menjadi tim penilai jabatan fungsional bidan
E. Semua benar
105. Jenjang jabatan bidan pelaksana pemula, pelaksana, pelaksana lanjutan dan penyelia
merupakan jenjang dari?
A. Bidan terampil
B. Bidan ahli
C. Bidan pertama
D. Bidan muda
E. Bidan madya

106. Jenjang pangkat dari bidan pelaksana adalah?


A. II/a
B. II/b – III/d
C. III/a dan III/b
D. III/c dan III/d
E. IIIa

107. Jenjang pangkat dari bidan ahli pertama penata muda adalah?
A. II/b
B. III/a
C. III/b
D. III/c
E. III/d

108. Berikut ini yang merupakan rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit
pada bidan terampil tingkat pelaksana adalah?
A. Mengambil sampel darah vena
B. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis bermasalah
C. Memberikan asuhan kebidanan pada kasus fisiologis kesehatan remaja, menopause,
bayi anak dan KB AKDR
D. Melakukan pemeriksaan golongan darah
E. Memberikan KIE secara berkelompok

109. Berikut ini yang merupakan rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit
pada bidan terampil tingkat penyelia adalah?
A. Mengambil sampel darah vena
B. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis bermasalah
C. Memberikan asuhan kebidanan pada kasus fisiologis kesehatan remaja, menopause,
bayi anak dan KB AKDR
D. Melakukan pemeriksaan golongan darah
E. Menjadi pengelola di RS sebagai kepala ruangan

110. Berikut ini yang merupakan rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit
pada bidan ahli tingkat pertama adalah?
A. Menyiapkan tindakan operatif ginekologi dan obstetri pada kasus berat
B. Melakukan KIE kepada masyarakat
C. Menjadi penanggung jawab pustu
D. Menjadi koordinator KIA di puskes rawat inap
E. Melaksanakan tugas pengelola di puskesmas sebagai penanggung jawab tugas sore
dan malam hari

111. Berikut ini yang merupakan rincian kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit
pada bidan ahli tingkat muda adalah?
A. Menyiapkan tindakan operatif ginekologi dan obstetri pada kasus berat
B. Melakukan KIE kepada masyarakat
C. Menjadi penanggung jawab pustu
D. Melaksanakan tugas sebagai pengelola di rumah sakit sebagai pengawas
E. Melaksanakan tugas pengelola di puskesmas sebagai penanggung jawab tugas sore
dan malam hari

112. Seandainya pada suatu unit kerja tidak terdapat bidan yang sesuai dengan jenjang
jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Permenpan No.1
tahun 2008 Bab V Pasal 9 maka?
A. Bidan lain yang berada satu tingkat diatas atau dibawahnya jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan
B. Bidan ahli bisa menjadi bidan terampil, bidan terampil bisa menjadi bidan ahli sesuai
penugasan dari pimpinan
C. Perlu dilakukan kolaborasi dengan bidan dari unit kerja lain
D. Perlu diadakan pegawai baru untuk mengisi kekosongan dan mengajukan permohonan
ke BKD daera
E. Bidan akan memperoleh angka kredit sebesar 100% dari setiap butir kegiatan

113. Bidan yang melaksanakan tugas bidan 1 tingkat diatas jenjang jabatannya akan menerima
angka kredit sebesar?
A. 40% dari angka kredit setiap butir kegiatan.
B. 50% dari angka kredit setiap butir kegiatan.
C. 60% dari angka kredit setiap butir kegiatan.
D. 70% dari angka kredit setiap butir kegiatan.
E. 80% dari angka kredit setiap butir kegiatan.

114. Bidan terampil dapat melakukan kegiatan bidan ahli dan angka kredit yang ditetapkan
adalah sebesar?
A. 10% dari angka kredit setiap butir kegiatan
B. 20% dari angka kredit setiap butir kegiatan
C. 40% dari angka kredit setiap butir kegiatan
D. 50% dari angka kredit setiap butir kegiatan
E. 60% dari angka kredit setiap butir kegiatan

115. Berikut ini yang merupakan unsur utama yang dinilai dalam memberikan angka kredit
kepada bidan adalah?
A. Membuat karya tulis ilmiah
B. Membuat buku pedoman
C. Menjadi pengajar
D. Berperan dalam organisasi profesi
E. Pendidikan

116. Angka kredit kumulatif minimal sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal 13 Permenpan
No.1 tahun 2008 adalah?
A. Paling rendah 80% dari unsur utama 20% dari unsur penunjang
B. Paling rendah 20% dari unsur penunjang 20% dari unsur utama
C. Paling rendah 60% dari unsur utama 40% dari unsur penunjang
D. Paling rendah 40% dari unsur penunjang 60% dari unsur utama
E. Paling rendah 90% dari unsur utama dan 10% dari unsur penunjang

117. Pejabat berwenang yang menetapkan angka kredit untuk bidan pelaksana pemula sampai
bidan peyelia dan bidan pertama sampai dengan bidan muda yang bekeja di lingkungan
kabupaten/kota adalah?
A. Direktur kementrian kesehatan
B. Pimpinan unit di lingkungan kementrian kesehatan
C. Kepala dinas provinsi
D. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
E. Pimpinan unit kerja yang membawahi instansi pelayanan kesehatan

118. Untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil, bidan terampil harus memenuhi syarat?
A. Minimal sekolah DI golongan II/a
B. Minimal sekolah DIII golongan II/d
C. Minimal sekolah DIV golongan III/a
D. Minimal sekolah S1 golongan III/b
E. Minimal sekolah S1 golongan III/c

119. Untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil, bidan ahli harus memenuhi syarat?
A. Minimal sekolah DI golongan II/a
B. Minimal sekolah DIII golongan II/d
C. Minimal sekolah DIV golongan III/a
D. Minimal sekolah S1 golongan III/b
E. Minimal sekolah S1 golongan III/c

120. Bidan pelaksana pemula pangkat pengatur muda golongan IIA sampai dengan bidan
penyelia pangkat penata golongan III/c dapat dibebastugas sementara dari jabatannya jika?
A. Tidak memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dalam waktu 5
tahun
B. Tidak memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dalam waktu 4
tahun
C. Tidak memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dalam waktu 3
tahun
D. Tidak memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dalam waktu 2
tahun
E. Tidak memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dalam waktu 1
tahun
KUNCI JAWABAN

1.C 21.A 41.A


2.C 22.A 42.C
3.A 23.E 43.A
4.A 24.E 44.C
5.A 25.C 45.A
6.C 26.A 46.A
7.C 27.E 47.A
8.A 28.A 48.A
9.B 29.A 49.A
10.A 30.C 50.A
11.C 31.B 51.C
12.A 32.D 52.C
13.E 33.E 53.B
14.C 34.D 54.A
15.A 35.B 55.A
16.A 36.A 56.E
17.E 37.E 57.A
18.D 38.C 58.D
19.E 39.A 59.C
20.B 40.B 60.C

61.A 81.B 101.B


62.D 82.B 102.B
63.A 83.B 103.A
64.C 84.A 104.E
65.A 85.A 105.A
66.C 86.B 106.B
67.C 87.B 107.B
88.A 88.D 108.C
99.C 89.E 109.E
70.C 90.D 110.E
71.C 91.C 111.A
72.D 92.A 112.A
73.A 93.A 113.E
74.B 94.E 114.B
75.A 95.C 115.E
76.B 96.B 116.A
77.E 97.A 117.D
78.E 98.B 118.A
79.A 99.C 119.C
80.A 100.C 120.A

Anda mungkin juga menyukai