Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

REGULASI ATURAN UJIAN KOMPTENSI

Dosen Pengampuh: Ns.Rizkan Djafar S.kep M.kep

Disusun Oleh : Kelompok 2

Sartika Mamelas (1901007)


Triwahyuni Abdul (1901064)
Moh.Reza Buhang (1901061)
Natasya Bilondatu (1901090)
Anggelia Van Gobel (1901012)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya

sehingga kami dapat menyusun makalah ini

tepat pada waktunya. Dalam makalah ini

dibuat dengan berbagai observasi dan

beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk

membantu menyelesaikan tantangan dan

hambatan selama mengerjakan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Kami menyadari

bahwa masih banyak kekurangan yang

mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu

kami mengundang pembaca untuk

memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun kami. Kritik konstruktif dari

pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir

kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita sekalian.

i
Manado, 19 Oktober 2022

Penuli
s

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ujian Kompetensi 5
2.2. Tujuan Ujian Kompetensi 5
2.3. Dasar Hukum Ujian Kompetensi 6
2.4. Prinsip Ujian Kompetensi 6
2.5. Standar Peserta Ujian Kompetensi 7
2.6. Mekanisme Ujian Kompetensi 7
2.7. Analisa Jurnal PICOT 7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 10
3.2. Saran 10

ii
DAFTAR PUSTAKA iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Standar kompetensi perawat Indonesia mengacu pada

standar yang telah dikeluarkan oleh Persatuan Perawat

Nasional Indonesia (PPNI), melalui Surat Keputusan Ketua

Umum nomor 024/PP. PPNI/SK/K/XII/2009, tentang

Standar Kompetensi Perawat Indonesia.Untuk menjamin

setiap Perawat memiliki Kompetensi yang dipersyaratkan

sebelum melaksanakan praktik pelayanan Keperawatan,

pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011 tentang. Registrasi

Tenaga Kesehatan. Dalam peraturan menteri tersebut

dijelaskan bahwa seluruh tenaga kesehatan termasuk

Perawat harus mengikuti Uji Kompetensi sebagai syarat

untuk memperoleh surat tanda registrasi (STR). Untuk

dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat

wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan

untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus

memilikibsertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

Organisasi Profesi Keperawatan yang dikenal sebagai

Persatuan Perawat NasionalIndonesia (PPNI) memiliki

standar kompetensi keperawatan yang ditujukan sebagai

pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya

1
(PPNI, 2005). Untuk mengukur standar kompetensi perawat

dan memperoleh sertifikat kompetensi, perawat diharuskan

mengikuti Uji Kompetensi. Uji Kompetensi

adalah proses pengukuran pengetahuan,keterampilan, dan

perilaku peserta didik pada perguruan

tinggibidang kesehatan.

Uji kompetensi diselenggarakan untuk menghasilkan

tenaga kesehatan yang kompeten sesuaidengan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi kerja (PBM no.

36 tahun 2013). Uji kompetensi merupakan bagian dari

penilaian hasil belajar mahasiswa di bidang kesehatan dan

dibagi dalam dua tahap yaitu uji tertulis dan uji praktek.

Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal DIKTI, uji kompetensi ini dapatdilaksanakan pada

tahap akhir setelah menyelesaikan seluruh tahap pendidikan

sebagai exitexam dimana hal tersebut harus memperhatikan

pentingnya lingkungan akademik profesional (DIKTI, 2013).

Tetapi setelah melihat hasil uji kompetensi yang sudah

dilakukan padamahasiswa DIII kebidanan, DIII

keperawatan dan Ners, ternyata masih diperlukan

adanya perbaikan pada sistem pendidikan. Oleh karena itu,

pada tanggal 18 Juni 2014 Kementerian Pendidikan dan

KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi

2
mengeluarkan surat edaran nomor 529/E.E3/DT/2014

tentang Status Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Program

Studi DIII Kebidanan, DIII Keperawatan dan Ners yang

berisi tentang belum digunakannya uji kompetensi

untukmenentukan kelulusan atau sebagai exit exam

(DIKTI, 2014). Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) yang

diadakan menimbulkan beberapa permasalahan,

permasalahan tersebut antara lain masalah sosialisasi dan

pembekalan; masalah penyusunan soal dan penentuan batas

minimal UKN; masalah waktu, tempat, dan penyelenggara

UKN; masalah mekanisme metode UKN; masalah

pembiayaan UKN; masalah pengumuman viaonline;

masalah mekanisme retaker; dan masalah standarisasi STR

secaraInternasional. Salah satu permasalahan yang muncul

pada UKNI adalah mengenasi sosialisasidan pembekalan.

Sosialisasi dan pembekalan kepada mahasiswa dapat

dilakukan berupa tryout maupun pembekalan. Pembekalan

kepada mahasiswa keperawatan ini dapat dilakukansejak

awal kuliah sehingga mahasiswa lebih siap dalam

menghadapi UKNI. Pelaksanaan uji kompetensi dirasakan

menjadi beban yang semakin berat bagimahasiswa

keperawatan yang sebelumnya tidak ada uji kompetensi.

Hal ini disebabkan karena Majelis Tenaga Kesehatan

3
Indonesia (MTKI) menetapkan uji kompetensi harus dilalui

oleh semua lulusan mahasiswa kesehatan. Apabila tidak

lulus uji kompetensi, mahasiswa harus mengikuti uji

kompetensi pada periode selanjutnya dan mendapat

program bimbingan dari institusi asalnya serta tidak dapat

melakukan praktek keperawatan karena belum bisa

mendapatkan Surat Tanda Registrasi (Anggraeni, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian ujian kompetensi ?

2.Apa pengertian ujian kompetensi?

3.Bagaimana dasar hukum ujian kompetensi?

4.Bagaimana prinsip ujian kompetensi?

5.Bagaimana standar ujian kompetensi?

6.Bagaimana mekanisme ujian kompetensi?

1.3. Tujuan

1.Untuk mengetahui pengertian ujian kompetensi ?

2. Untuk mengetahui pengertian ujian kompetensi?

3. Untuk mengetahui dasar hukum ujian kompetensi?

4. Untuk mengetahui prinsip ujian kompetensi?

5. Untuk mengetahui standar ujian kompetensi?

6. Untuk mengetahui mekanisme ujian kompetensi?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ujian Kompotensi

Uji kompetensi atau juga sering disingkat UKNI (Uji

Komptensi Nasional Indonesia) merupakan suatu proses

untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

5
sesuai dengan standar profesi guna menawarkan jaminan

bahwa Perawat bisa melaksanakan tugas profesinya

secara kondusif dan efektif di masyarakat. Unki biasanya

menggunakan computer (Computer Bassed Test/CBT).

Sebelum melakukan uji kompetensi mahasiswa terlebih

dahulu mrlskuksn try out uji kompetensi sebagai

Langkah mempesiapkan diri. Tapi Try Out yang

dilakukan masih secara konvensional yaitu

menunggunakan kertas sehingga mahasiswa tidak

dibiasakan atau terbiasa mengunakan CBT.

Uji kompetensi juga sanggup didefinisikan sebagai

suatu proses untuk mendapat pengakuan terhadap

kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga

kesehatan dalam menjalankan profesinya dengan cara

mengukur pengetahuan, keterampilan dan perilaku

tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya.

Berdasarkan pengertian diatas maka, uji Kompetensi

Keperawatan merupakan proses untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat, untuk

mendapat pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki

sesuai dengan standar keperawatan.

2.2. Tujuan Ujian Kompotensi

Tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap

6
lulusan baru secara nasional (entry level national

examination) berdasarkan DIKTI (2014) antara lain:

a. Menegakkan akuntabilitas profesional perawat

dalam menjalankan peran

b. profesinya.

c. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktik.

d. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu

institusi pendidikan.

e. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap

profesi perawat.

2.3. Dasar Hukum Ujian Kompetensi

UU No. 38 Tahun 2014 tentang perawat itu

menyebutkan bahwa mahasiswa bidang keperawatan

atau mahasiswa keperawatan, harus mengikuti uji

kompetensi. Di Permendikbud No. 2 Tahun 2020 pada

pasal 2 disebutkan bahwa mahasiswa bidang kesehatan

pada akhir masa pendidikan vokasi dan sarjana harus

mengikuti uji kompetensi secara nasional.

2.4. Prinsip Ujian Kompetensi

Menurut Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI)

Ada 4 Prinsip Uji

Kompetensi, diantaranya sebagai berikut:

a. Terstandar, yaitu Pelaksanaan uji kompetensi harus

7
memakai standar nasional, yang terdiri dari penguji,

materi, lokasi uji kompetensi, evaluasi hasil, dan

penetapan hasil.

b. Adil, yakni Semua akseptor uji kompetensi harus

diperlakukan sama dan dilarang ada diskriminasi.

c. Valid, yaitu Uji kompetensi memakai perangkat Uji

yang sudah diuji validitasnya serta hasil uji harus

valid

d. Reliable, yakni Kompetensi yang diujikan harus

sesuai standar dan memperhatikan kesesuaian antara

materi dengan profesi yang diuji.

2.5. Standar Peserta Ujian Kompotensi

Menurut Permenkes Nomor

161/MENKES/PER/I/2010 perihal Registrasim Tenaga

Kesehatan, akseptor uji kompetensi terdiri dari akseptor

yang telah menuntaskan pendidikan tenaga kesehatan

atau akseptor yang akan melaksanakan uji kompetensi

ulang.

2.6. Mekanisme Ujian Kompetensi

8
2.7. Analisa Jurnal PICOT

a. Jurnal 1 Sistem Computer Based Test Try Out Uji Kompetensi Ners

Berbasis Website Menggunakan Metode Prototyping (Studi

kasus: Fakultas Keperawatan Universitas Riau)

P Mahasiswa Profesi NERS Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
I pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari sistem
yang baru menggunakan CBT
C Penelitian oleh Hepy Triyuliastin, pada penelitiannya
yang berjudul “Perancangan Aplikasi Kuis Wawasan
Kebangsaan Menggunakan Metode Linear Congruent
Method (LCM)” di tahun 2015
O kegiatan try out masih dilaksanakan secara
konvensional yaitu menggunakan media kertas sebagai
tempat untuk menampilkan soal dan mengisi jawaban
try out. Hal ini menyebabkan mahasiswa menjadi tidak
terbiasa untuk melaksanakan UKNI berbasis CBT.
Diharapkan dengan dibangunnya sistem CBT untuk try
out di FKp-UR, dapat membiasakan mahasiswa
menggunakan CBT dalam melaksanakan UKNI.
Selain itu, dalam random / acak pada nomor soal try
out, sistem menggunakan metode Linear Congruent
Method (LCM) yang dapat membangkitan bilangan
acak yang banyak digunakan dalam program
computer.

9
T Penelitian ini dilakukan pada empat tahap, tahap
pertama pada tanggal 10 September 2018, tahap kedua
pada tanggal 11 November 2018, tahap ketiga pada
tanggal 6 Desember 2018 dan tahap keempat pada
tanggal 12 Desember 2018.

b. Jurnal 2 Metode Independent Test Taker Dalam Upaya Peningk Atan

Lulusan Uji Kompetensi Ners

P Mahasiswa Keperawatan sebanyak 22 orang


I Mahasiswa diberikan akses melakukan ujian secara
mandiri melalui web yang berisi soal-soal ujian
kompetensi yang telah disediakan melalui software e-
learning
C Tidak ada jurnal pembanding dalam penelitian ini
O Upaya untuk mempersiapkan mahasiswa Keperawatan
dalam menghadapi uji kompetensi dan mengurangi
perasaan yang tidak menyenangkan perlu dilakukan
termasuk persiapan dengan penggunaan web e-
learning dalam memberikan pengayaan berbentuk
penjelasaan dan latihan soal-soal yang didampingi oleh
pemateri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
efektivitas penggunaan metode independent test taker
dalam meningkatkan angka lulusan uji kompetensi
Ners.
T Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Uji kompetensi merupakan suatu proses untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai

dengan standar profesi guna memberikan jaminan bahwa

mereka mampu melaksanakan peran profesinya secara

aman dan efektif di masyarakat, atau uji kompetensi

merupakan suatu proses penapisan untuk menjamin

perawat yang teregister memiliki kompetensi yang di

persyaratkan.Salah satu system yang dignakan adalag

CBT (Computer bassid test)selain dari metode secara

11
manual mengunakan kertas.

Adapun tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap

lulusan baru secara nasional (entry level national

examination) berdasarkan DIKTI (2014) antara lain:

a. Menegakkan akuntabilitas profesional perawat dalam

menjalankan peran profesinya.

b. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktik.

c. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu

institusi pendidikan.

d. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi

perawat.

3.2. Saran

Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan agar lebih

banyak membaca untuk menambah pengetahuan serta

wawasan dan melatih keterampilannya sebagai seorang

perawat guna untuk mempersiapkan uji kompetisi, karena

uji kompentensi merupakan syarat untuk menjadi perawat

yg kompeten.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, T. V. (2013). Evaluasi Program Penanganan Anak


Jalanan Melalui Pendidikan Layanan Khusus (PLK)
Berbasis Kelembagaan Lokal Di Kota Surakarta. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Sosiologi-Antropologi.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI, p441-
448

Dikti. (2013). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.

Dikti. (2014). Kurikulum Pendidikan Tinggi. Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian pendidikan dan
Kebudayaan.

PBM (Peraturan Bersama Menteri) no. 36 Tahun 2013 Tentang


Tenaga Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011

PPNI. 2005. Standar Praktek Keperawatan Profesional.


Jakarta.

Surat Keputusan Ketua Umum PP. PPNI pada tanggal. 17.


Desember. 2009. No. 024/PP.PPNI/ SK/K/XII/2009

iii

Anda mungkin juga menyukai