Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Yapis Papua - Publikasi Jurnal

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD


GOVERNANCE) PADA KANTOR DISTRK OKHIKA KABUPATEN
PEGUNUNGAN BINTANG

Santrio Kamaluddin

ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah implementasi prinsip-
prinsip good governance pada kantor distrik Okhika kabupaten Pegunungan Bintang dengan focus kajian
pada tiga indicator khusus yaitu Transparansi, Penegakan hokum dan Akuntabilitas, hal tersebut peneliti
pilih sehubungan gejala yang Nampak pada tiga indicator tersebut berdasarkan hasil pengamatan awal.
Instrument utama yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan
sejumlah informan yang dianggap memiliki kapasitas dalam permasalahan yang dijadikan focus kajian
dalam penelitian ini. Tekhnik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan tahapan : reduksi data,
display data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga indicator tersebut adalah sebagai berikut: 1).
Pada indiator transparansi sejauh ini capaiannya relative Baik, karena pihak distrik selalu berupaya
memberikan informasi dan data yang diperlukan kepada public atau masyarakat yang membutuhkannya;
2) pada indicator penegakan hokum sebagai cerminan good governance sejauh ini capaianya relative
baik walaupun belum optimal, terutama dalam hal peningkatan disiplin pegawai yang masih mengalami
peningkatan maksimal secara khusus dalam hal keaktifan di kantor ; 3) pada indicator akuntabilitas
sejauh ini berjalan cukup baik, hal yang menjadi perhatian khusus pada indicator ini adalah ketepatan
waktu dalam menyusun dan menyerahkan laporan pertanggung jawaban dari pegawai kepada pimpinan
yang terkadang masih mengalami keterlambatan.

I. PENDAHULUAN demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan


A. Latar Belakang yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat
Tata kelolah pemerintahan yang baik (Good dipertanggungjawaban kepada publik.Meruju pada
governance) sudah lama menjadi mimpi buruk 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan.Dalam
banyak orang di Indonesia. Kendati memahami pembangunan ekonomi, lingkungan, dan
mereka tentang good governance berbeda-beda pembangunan manusia. Good governance
,namun setidaknya sebagian besar dari mereka menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah
membayangkan bahwa dengan good governance (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia
mereka akan dapat memiliki kualitas usaha (penggerak ekonomi), dan masyarakat sipil
pemerintahan yang lebih baik. Banyak diantara (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak
mereka membayangkan bahwa dengan memiliki tersebut saling berperan dan mempengaruhi dalam
peraktik good governance yang lebih baik,maka penyelenggaraan negara yang baik.Sinkronisasi
kualitas pelayanan public menjadi semakin baik, dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi
angka korupsi menjadi semakin rendah, dan jawaban besar.Namun dengan keadaan Indonesia
pemerintahan menjadi semakin peduli dengan saat ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi,
kepentingan warga wasyarakat (Dwiyanto,2005). 2005).
Good governance pada dasarnya adalah suatu Atas dasar tersebut maka peneliti merasa
konsep yang mengacu kepada proses pencapaian tertarik untuk melakukan kajian secara lebih
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat mendalam mengenai penerapan prinsip-prinsip
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai good governance tersebut, adapaun lokasi prioritas
suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, yang dipilih yaitu Kantor Distrik Okhika
warga negara, dan sektor swasta bagi dikarenakan peneliti telah mengamati pada
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu wilayah tersebut dan teridentifikasi bahwa
negara.Negara berperan memberikan pelayanan penerapan prinsip-prinsip tersebut sejauh ini

222
cenderung masih belum optimal pada instansi kewiraswastaan. Selain itu bank dunia juga
tersebut. mensinonimkan good governance sebagai
B. Rumusan Masalah. hubungan sinergis dan konstruktif di antara
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam Negara, sector dan masyarakat ( effendi, 1996:47)
penelitian ini adalah“ Bagaimana Tata Kelola Dalam sistem admimistrasi Indonesia
Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance ) penerapan good governance seperti dalam
Pada Kantor Distrik Okhika Kabupaten pengertian yang di kembangkan united nation
Pegunungan Bintang.? development program. Berdasarkan dokumen
C. Tujuan Penelitian kebijakan UNDP dalam tata pemerintahan menuju
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pembangunan manusia berkelanjutan, januari 1997
tujuan penelitian ini adalah untuk memahami Tata yang di kutip dari bulletin informasi program
Kelola Pemerintahan yang Baik (Good kemitraan untuk pembaharuan tata pemerintahan
Governance)di Kantor Distrik Okhika Kabupaten di Indonesia ( Partnership for good governance
Pegunungan Bintang. reform in Indonesia ) , 2000. Tata pemerintahan
II. TINJAUAN PUSTAKA adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik,
A. Landasan Teori dan administrasi guna mengola urusan-urusan
1. Pengertian Good Governance Negara pada setiap tingkat.
Tata kelola pemerintahan yang baik adalah 2. Konsep Good Governance
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan Konsep good governance sendiri dalam
yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan beberapa tahun belakangan ini banyak dibicarakan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien dalam berbagai konteks dan menjadi isu yang
Definisi tata kelola pemerintahan atau lebih di mengemuka dalam pengelolaan pemerintahan.
kenal dengan dengan good governance, secara Hal ini terjadi karena bagian dari luapan pola-pola
pengertiannya adalah segala sesuatu yang terkait lama dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak
dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang telah
mengarahkan,mengendalikan atau mempengaruhi berubah atau dengan kata lain semakin tidak
urusan public untuk mewujudkan nilai-nilai efektifnya pemerintahan disamping semakin
tersebut dalam kehidupan sehari-hari berkembangnya kualitas demokrasi, hak asasi
(Dr.sedarmayanti, PT.Mandar maju ,2003). Good manusia dan partisipasi public dalam pengambilan
Governance tidak hanya sebatas Pengelolaan kebijakan.Beberapa pakar dan teoritisi administrasi
lembaga pemerintahan,namun menyangkut semua berpendapat bahwa peranan pemerintah harus
baik lembaga pemerintahan maupun non memfokuskan pada upaya meningkatkan
pemerintahan. pelayanan kepada masyarakat selain
Bintoro Tjokromidjojo memandang Good pemberdayaan dan pembangunan.Pemerintahan
Governance sebagai suatu bentuk manajemen dijalankan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan
pembagunan yang juga disebut administrasi yang terbentuk melalui diskusi yang berlangsung
pembangunan, yang menempatkan peran dalam ruang public.
pemerintah sentral yang menjadi agen of change Kedaulatan rakyat sebagai sebuah konsep
dari suatu masyarakat berkembang atau developing dasar tentang kekuasaan telah menemukan
di dalam Negara berkembang. Pemerintah betindak bentuknya disini.Dalam konteks ini,
sebagai regulator dan pelaku pasar untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
menciptakan iklim yang kondusif dan melakukan pelayanan public tidak semata-mata didasarkan
investasi prasarana yang mendukung dunia usaha. pada pemerintah, tetapi dituntut adanya
Menurut Mardiasmo(1999:18) Good keterlibatan seluruh elemen, baik interen birokrasi,
Governance adalah suatu konsep pendekatan yang masyarakat dan pihak swasta. Pemikiran hanya
berorientasi kepada pembangunan sector public akan terwujud apabila pemerintahan didekatkan
oleh pemerintahan yang baik. dengan yang diperintah atau dengan kata lain
Menurut Bank Dunia yang di kutip Wahab terjadi desentralisasi dan otonomi daerah. Melalui
(2002:34). Good Governance adalah suatu konsep pemerintahan yang desentralistik, akan terbuka
dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan wadah demokrasi bagi masyarakat lokal untuk
yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan berperan dalam menentukan nasibnya, serta
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaraan berorentasi kepada kepentingan rakyat melalui
salah alokasi dan investasi yang langka dan pemerintahan daerah yang terpercaya, terbuka dan
pencegahan korupsi, baik secara politik maupun jujur serta bersikap tidak mengelak tanggung
secara administrative, menjalakan disiplin jawab sebagai prasyarat terwujudnya
anggaran serta penciptaan legal and political pemerintahan yang akuntabel dan mampu
framework bagi tumbuhnya aktifitas

223
memenuhi asas-asas kepatutan dalam pemerinthan sebagainya tergantung bidang kebijaksanaan atau
(good governance). kegiatannya) dalam berbagai kebijaksanaan dan
Melalui paradigma good governance sebagai tindakan aparatur pemerintah. Selain itu,
alternatif penyelenggaraan pemerintahan, potensi akuntabiltas juga berkaitan erat dengan
masing-masing stakeholders dapat diaktualisasikan pertanggungjawaban terhadap efektivitas kegiatan
dalam mengatasi berbagai permasalahan dan dalam pencapaian sasaran atau target
kendala yang dihadapi daerah dalam pelaksanaan kebijaksanaan atau program.Dengan demikian,
otonomi daerah sebagaimana tertuang dalam tidak ada satu kebijaksanaan, program, dan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh aparatur
Pemerintahan Daerah, sehingga perlu dijamin pemerintahan yang dapat lepas dari prinsip ini.
perkembangan kreativitas dan aktivitas yang b. Keterbukaan dan transparan (openess and
mengarah pada peningkatan kesejahteraan transparency)
masyarakat, demokratisasi serta kemandirian Masyarakat dan sesama aparatur pemerintah
daerah. dapat mengetahui dan memperoleh data dan
Seiring dengan adanya keinginan mewujudkan informasi dengan mudah tentang kebijaksanaan,
tata pemerintahan yang baik/good governance program, dan kegiatan aparatur pemerintahan baik
tersebut, maka sistem penyelenggaraan di tingkat pusat maupun daerah, atau data dan
pemerintahan daerah diera otonomi sekarang ini, informasi lainnya yang tidak dilarang menurut
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan yang disepakati
demokrasi, pemberdayaan, pelayanan, responsif, bersama.Keterbukaan dan transparan juga dalam
transparansi, akuntabilitas, partiisipaasi, kemitraan, arti masyarakat atau sesama aparatur dapat
desentralisasi, konsistensi kebijaksanaan dan mengetahui atau dilibatkan dalam perumusan atau
kepastian hukum. Paling tidak syarat agar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
terciptanya good governance dalam dengan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan publik yang terkait dengan dirinya. Data dan
pelayanan public dewasa ini seperti yang informasi yang berkaitan dengan tugas/fungsi
dikemukakan oleh Santosa (2008) adalah meliputi aparatur pemerintah (instansi) yang bersangkutan
transparansi, responsive, efektif, dan efisiensi serta harus disediakan secara benar, misalnya data PNS
akuntabilitas.Dalam konteks penyelenggaraan oleh BAKN, data guru oleh Depdiknas, data
pemerintah, pembangunan, dan pelayanan publik realisasi panen padi oleh Departemen Pertanian,
pada umumnya dalam upaya mewujudkan dan sebagainya. Perlunya dihindari adanya data
paradigma good governance yang merupakan dan informasi yang bersifat “menyenangkan”
sebagai bingkai kerja dalam proses tetapi menutupi yang sebenarnya. Sebab keputusan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, atau kebijakan publik (public policy) yang diambil
tentu bukanlahhal yang mudah dalam mencapai hal pimpinan yang tidak didasarkan pada data dan
tersebut. Akan tetapi dibutuhkan suatu tekad yang informasi yang sebenarnya, maka keputusan atau
kuat dari berbagai stakeholders untuk kebijaksanaan tersebut akan menimbulkan masalah
mewujudkanya. baru seperti masalah lingkungan, anggaran
3. Prinsip-Prinsip Good Governance (pemborosan), dan penderitaan transmigran yang
Bedasarkan teori yang dikemukakan oleh ditempatkan di sana.
Sedarmayanti (2012;74) bahwa prinsip-prinsip c. Ketaatan pada aturan hukum
Good Governance terdiri dari : Aparatur pemerintah menjunjung tinggi dan
a. Akuntabilitas mendasarkan setiap tindakannya pada aturan
Aparatur pemerintah harus mampu hukum, baik yang berkaitan dengan lingkungan
mempertanggung-jawabkan pelaksanaan eksternal (masyarakat luas) maupun yang berlaku
kewenangan yang diberikan di bidang tugas dan terbatas di lingkungan internalnya, misalnya:
fungsinya.Aparatur pemerintah harus dapat aturan kepegawaian dan aturan pengawasan
mempertanggung - jawabkan kebijaksanaan, fungsional. Prinsip ini juga mensyaratkan
program dan kegiatannya yang dilaksanakan atau terbukanya kesempatan kepada masyarakat luas
dikeluarkannya termasuk pula yang terkait erat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam perumusan
dengan pendayagunaan ketiga komponen dalam peraturan perundang - undangan yang berkaitan
birokrasi pemerintahan, yaitu kelembagaan dengan masyarakat.
(organisasi), ketatalaksanaan, dan sumber daya Prinsip komitmen yang kuat untuk bekerja
manusianya. bagi kepentingan bangsa dan negara, dan bukan
Prinsip akuntabilitas mensyaratkan adanya pada kelompok, pribadi atau partai yang menjadi
perhitungan cost and benefit analysis (tidak idolanya Prinsip ini merupakan hal yang mutlak
terbatas dari segi ekonomi, tetapi juga sosial, dan dimiliki oleh aparatur pemerintahan.Hal ini sesuai

224
dengan tugas dan fungsi pemerintah, sebagai Transparansi, bermakna tersedianya informasi
pembina, pengarah, dan penyelenggara yang cukup, akurat dan tepat waktu tentang
pemerintahan umum dan pembangunan (dalam kebijakan publik, dan proses pembentukkannya.
batas -batas tertentu). Prinsip komitmen untuk Dengan ketersediaan informasi seperti itu,
mengikutsertakan dan memberi kesempatan masyarakat dapat ikut sekaligus mengawasi
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam sehingga kebijakan publik yang muncul bisa
pembangunan memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat,
Prinsip ini menegaskan bahwa tanpa serta mencegah terjadinya kecurangan dan
komitmen ini, maka yang timbul bukan partisipasi manipulasi yang hanya akan menguntungkan salah
masyarakat tetapi antipati dan ketidaksukaan satu kelompok masyarakat saja secara tidak
dalam diri masyarakat terhadap perilaku dan proporsional.
kebijaksanaan aparatur pemerintah. Pada saat yang Akuntabilitas,bermakna pertanggungjawaban
sama, dalam diri aparatur pemerintah akan tumbuh dengan menciptakan pengawasan melalui
secara perlahan tetapi pasti sikap mendominasi, distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga
anggapan atau perasaan paling tahu, paling bisa pemerintah, sehingga mengurangi penumpukkan
dan paling berkuasa, dan cenderung tidak mau tahu kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling
kondisi dan pendapat orang lain, yang pada mengawasi (checks and balances system).
akhirnya menimbulkan arogansi birokrasi Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah
pemerintah. eksekutif (presiden, wakil presiden, dan
4. Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) kabinetnya), yudikatif (MA dan sistem peradilan),
“Membangun Pondasi Good Governance di serta legislatif (MPR dan DPR). Selain itu, peranan
Masa Transisi”, MTI, Jakarta, Mei 2000. Dalam pers yang semakin penting dalam fungsi
perspektif MTI, good governance mensyaratkan pengawasan ini menempatkannya sebagai pilar
empat azas, yaitu: transparansi (transparency), keempat.
pertanggungjawaban (accountability), kewajaran Kewajaran atau kesetaraan,bermakna
atau kesetaraan (fairness), dan kesinambungan memberikan kesempatan yang sama bagi semua
(sustainability), dengan pengertian sebagai berikut: kelompok masyarakat untuk ambil bagian dalam
pengambilan pengambilan keputusan publik.

B. Kerangka Konseptual

1. Tranparansi
Tata Kelola Pemerintahan
2. Penegakan Hukum
Yang Baik (Good Governance)
3. Akuntabilitas

C. Variabel Dan Indikator Penelitian Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)”.


Variabel menurut Efendy dalam (Sony Dengan indicator sebagai berikut:
2004:41) yaitu merupakan suatu konsep yang 1. Transparansi (Transparency)
mempunyai fariasi Nilai-nilai.Variabel adalah Transparansi adalah keterbukaan atas semua
konsep yang mempunyai variabilitas.Konsep tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
adalah abstraksi atau penggambaran dari pemerintah.Prinsip transparansi menciptakan
venomena tertentu.variabel sering disebut juga kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
sebagai objek atau masalah penelitian. masyarakat melalui penyediaan informasi dan
Indicator adalah-variabel yang mengindikasi menjamin kemudahan di dalam memperoleh
atau memberikan petunjuk kepada kita tentang informasi yang akurat dan memadai.Tranparansi
suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
untuk mengukur perubahan.Berkaitan dengan Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga
masalah yang diteliti maka penulis perluh dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
menetapkan variabel secara jelas dan tepat, yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia
sehingga hasil yang ingin dicapai dapat harus memadai agar dapat dimengerti dan
pertanggung jawabkan. dipantau. Sehingga bertambahnya wawasan dan
Oleh karena itu, apa bilah di lihat dari masalah pengetahuan masyarakat terhadap
tersebut maka yang menjadi variabel adalah penyelenggaraan pemerintahan.Meningkatnya
variabel tunggal yaitu “ Tata Kelolah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan,
meningkatnya jumlah masyarakat yang

225
berpartisipasi dalam pembangunan dan jumlah dengan menggunakan kuesioner.
berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan Sedangkan peneliti akan menggunakan tipe
perundang-undangan. penelitian deskritif merupakan penelitian untuk
2. Penegakan Hukum(Rule of Law) mengetahui variabel-variabel mandiri baik satu
Partisipasi masyarakat dalam proses politik variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan
dan perumusan-perumusan kebijakan publik atau menghubungkan variabel satu dengan variabel
memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. yang lain. (Sugioyono,2005.11).
Sehubungan dengan itu, dalam proses B. Unit Analisis
mewujudkan cita good governance, harus Unit analisa data yang diambil oleh peneliti
diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan menggunakan teknik analisis data yang diperoleh
rule of law dengan karakter-karakter antara lain melalui penelitian diskriptif yaitu suatu penelitian
sebagai berikut: Supremasi hukum (the supremacy yang sifatnya memberikan gambaran-gambaran
of law), Kepastian hukum (legal certainty), tanpa membuat kesimpulan-kesimpulan berarti
Hukum yang responsip, Penegakkan hukum yang terhadap data yang diperoleh.
konsisten dan non-diskriminatif, Indepedensi Unit analisis di lakukan didalam pelaksanaan
peradilan. Kerangka hukum harus adil dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik ( Good
diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di Governance). Pada Kantor Distrik Okhika
dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak Kabupaten Pegunungan Bintang.
asasi manusia. C. Informan
3. Akuntabilitas ( accountability) Informan adalah orang-orang yang
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban mengetahui dengan jelas kondisi daerah penelitian
pejabat publik terhadap masyarakat yang dan mampu memberikan informasi mengenai
memberinya kewenangan untuk mengurusi masalah yang akan diteliti. Maka yang menjadi
kepentingan mereka.Para pengambil keputusan di informan dalam penelitian ini, penulis mengambil
pemerintah, sektor swasta dan organisasi- 3 orang informan yaitu: Kepala distrik okhika,
organisasi masyarakat bertanggung jawab baik Sekretaris distrik okhika, Kasubag umum distrik
kepada masyarakat maupun kepada lembaga- okhika
lembaga yang berkepentingan.Bentuk D. Defenisi Operasional
pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan 1) Transparansi adalah keterbukaan atas semua
lainnya tergantung dari jenis organisasi yang tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
bersangkutan. Instrumen dasar akuntabilitas adalah pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan
peraturan perundang-undangan yang ada, dengan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
komitmen politik akan akuntabilitas maupun dan masyarakat melalui penyediaan informasi
mekanisme pertanggungjawaban, sedangkan dan menjamin kemudahan di dalam
instrumen-instrumen pendukungnya adalah memperoleh informasi yang akurat dan
pedoman tingkah laku dan sistem pemantauan memadai. Tranparansi dibangun atas dasar
kinerja penyelenggara pemerintahan dan sistem arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas. pemerintahan, lembaga-lembaga dan
III. METODOLOGI PENELITIAN informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
A. Tipe dan Dasar Penelitian. pihak yang berkepentingan, dan informasi
Dalam penelitian ini metode yang digunakan yang tersedia harus memadai agar dapat
adalah metode penelitian Evaluatif yaitu maksud dimengerti dan dipantau. Sehingga
dari penulis akan melakukan penelitian Tata bertambahnya wawasan dan pengetahuan
Kelola Pemerintahan yang Baik (Good masyarakat terhadap penyelenggaraan
Governance). Pada Kantor Distrik Okhika pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan
Kabupaten Pegunungan Bitang. Sedangkan sifat masyarakat terhadap pemerintahan,
penelitian adalah Deskritif adalah penelitian yang meningkatnya jumlah masyarakat yang
di lakukan dengan variabel mandiri yaitu tanpa berpartisipasi dalam pembangunan dan
membuat perbandingan dengan variabel lain. berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan
Sebagai dasar dalam penelitian ini adalah perundang-undangan.
penelitian survey. Penelitian survey adalah 2) Partisipasi masyarakat dalam proses politik
penelitian yang mengambil sampel dari suatu dan perumusan-perumusan kebijakan publik
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum.
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun Dan Sehubungan dengan itu, dalam proses
Effendi,1995.3). mewujudkan cita good governance, harus
Sedangkan ciri-ciri dari penelitian ini adalah diimbangi dengan komitmen untuk
pengumpulan data dari responden yang banyak menegakkan rule of law dengan karakter-

226
karakter antara lain sebagai berikut: kelola pemerintahan yang baik, serta teori-teori
Supremasi hukum (the supremacy of law), yang berkenana dengan Penyelenggaraan
Kepastian hukum (legal certainty), Hukum Pemerintahan Daerah.
yang responsip, Penegakkan hukum yang G. Teknik Analisa Data
konsisten dan non-diskriminatif, Indepedensi Analisis data merupakan bagian sangat
peradilan. Kerangka hukum harus adil dan penting dalam penelitian karena dari analisis ini
diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di akan diperoleh temuan, baik temuan substantif
dalamnya hukum-hukum yang menyangkut maupun formal. Selain itu, analisis data kualitatif
hak asasi manusia. sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak
3) Akuntabilitas adalah pertangungjawaban berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan
pejabat publik terhadap masyarakat yang yang sistematis. Tiga tahapan yang harus
memberinya kewenangan untuk mengurusi dikerjakan dalam menganalisis data penelitian
kepentingan mereka. Para pengambil kualitatif, yaitu: Reduksi Data, Pemaparan Data
keputusan di pemerintah, sektor swasta dan (Display Data) dan Menarik
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung Kesimpulan/Verifikasi
jawab baik kepada masyarakat maupun IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
kepada lembaga-lembaga yang 1. Transparansi
berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban Transparansi berarti keterbukaan pemerintah
tersebut berbeda satu dengan lainnya dalam memberikan informasi yang terkait dengan
tergantung dari jenis organisasi yang aktifitas pengelolaan sumber daya publik kepada
bersangkutan. Instrumen dasar akuntabilitas pihak-pihak yang membutuhkan informasi.
adalah peraturan perundang-undangan yang Pemerintah berkewajiban memberikan informasi
ada, dengan komitmen politik akan keuangan dan informasi lainya yang akan
akuntabilitas maupun mekanisme digunakan untuk pengambilan keputusan oleh
pertanggungjawaban, sedangkan instrumen- pihak-pihak yang berkepentingan.
instrumen pendukungnya adalah pedoman Transparansi akan menciptaka horizontal
tingkah laku dan sistem pemantauan kinerja accountability antara pemerintah daerah dengan
penyelenggara pemerintahan dan sistem masyarakat sehingga tercipta pemerintahan yang
pengawasan dengan sanksi yang jelas dan bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsif
tegas. terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
E. Instrumen pengumpulan data Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data
Instrument pengumpulan data adalah alat penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dipaparkan berkaitan capaian tingkat transparansi
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan pada indicator tersebut, dimana sejauh ini
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah capaiannya relative baik namun belum maksimal,
olehnya (Suharsimi,2004) yang menjadi hal tersebut dapat dilihat karena masih ada
instrument pengumpulan data dalam Penelitian ini kecenderungan dalam laporan-laporan pelaksanaan
adalah Wawancara, Observasi dan Studi literature. program tertentu, belum dijelaskan capaian hasil
F. Jenis dan Sumber Data dari program tersebut salah satu contohnya dari hal
1. Jenis penelitaian outcome yang dihasilkannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif 2. Penegakan hukum
dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang Penegakan Hukum adalah Kerangka hukum
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai yang adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,
faktor-faktor di lapangan yang berkaitan dengan termasuk di dalamnya hukum-hukum yang
objek penelitian. Penelitian ini bersifat normative menyangkut hak asasi manusia. Hukum
yang selalu menitikberatkan pada sumber data merupakan faktor yang sangat penting dalam
sekunder. Sedangkan dasar penelitiannya adalah penegakan good governance. Kekurangan atau
survey yakin penelitian di lakukan dengan kelemahan sistim hukum akan berpengaruh besar
mengumpulkan data secara langsung di lapangan terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan.
(fiel research) Dapat dipastikan, good governanance tidak akan
2. Sumber Data berjalan dengan lancar di atas sistim hukum yang
Sumber data yang digunakan dalam penelitian lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum
ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari: Data atau reformasi hukum merupakan kebutuhan
primer adalah kumpulan data dari pengamatan mutlak bagi terwujudnya good governance.
langsung dari lokasi penelitian dan Data sekunder Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data
adalah data yang terdiri dari buku-buku literature penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
yang membahas tentang good governance Tata dipaparkan berkaitan dengan penegakan hukum,

227
dimana sejauh ini mekanisme kerja pada distrik terdapat kekurangan yang hanya sebagian
Okhika semuanya telah berjalan sesuai ketentuan kecil. Sumber daya manusia dalam organisasi
yang telah ditetapkan dan hal tersebut merupakan memiliki peranan yang sangat besar untuk
komitmen dari pihak pimpinan agar senantiasa mewujudkan Good Governance yang lebih
dapat dipertahankan dalam pengelolaan kinerja baik lagi khusunya di kantor Distrik Okhika
instansi. Kabupaten Pegunugan Bintang.
3. Akuntabilitas 3. Tata kelola pemerintahan yang baik good
Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda governance pada kantor Distrik OKhika
satubdengan lainnya tergantung dari jenis Kabupaten Pegunungan Bintang . Dalam hal
organisasi yang bersangkutan. Akutabilitas yakni mewujudkan prinsip good governace tentang
suatu perwujudan kewajiban dari suatu instansi Akuntabilitas atau Pertanggung jawaban
pemerintahan untuk mempertanggung jawabkan sangat baik dan selalu bertanggung jawab dari
keberhasilan dan kegagalan melaksanaan visi Pemerintah Distrik okhika kepada masyarakta
misinya, implimentasi akuntabilitas juga bisa sang baik.
dilakukan melalui pendekatan strategis yang akan VI. DAFTAR PUSTAKA
mengakomodasi perubahan–perubahan cepat yang Agus Dwiyanto. 2005 Kualitas Pelayanan Publik.
terjadi pada organisasi dan secepatnya Rineka Cipta. Jakarta.
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, Arthur, 2004, Memangkas Birokrasi: Lima
sebagi antisipasi untuk mengatasi tuntutan pihak– Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha,
pihak yang berkepntingan di dalamnya. terj. Abdul Rasyid dan Ramelan, Jakarta: PPM
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data
Cahyono, Agung, 2005, Mengembangkan
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
Kreativitas Dalam Organisasi, Ed 1,
dipaparkan berkaitan capaian tingkat akuntabilitas
Yogjakarta
sejauh ini berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat
bahwa sebagian besar dari pegawai selalu Dharma, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia
memberikan laporan tertulis berkaitan dengan Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
capaian kinerjanya, walaupun masih ada beberapa Rosdakarya
pegawai yang terkadang terlambat memberikan Handoko, 2004, Administrasi Kepegawaian Suatu
laporannya. Pengantar, RajaGrafindo Persada, Jakarta
V. KESIMPULAN Hasibuan, 2000, Manajemen Sumber Daya
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam Manusia., : Graha Ilmu Yogyakarta
penelitian ini adalah :
Husselid dan Day 1991:387 dalam Agustina,
1. Tata kelola pemerintahan yang baik good
2007,, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed
governance dalam hal Transparansi
pemerintah distrik okhika telah melaksanakan Revisi, Jakarta :PT. Bumi Aksara.
dengan baik. Segi keterbukaan pemerintah Inu Kencana Safei. 2007. Good Government.
distrik okhika kepada masyarakat dan juga Rineka Cipta. Jakarta.
kepada sesama pegawai pada kantor distrik Moenir 2002, Prinsip Kepemimpinan dalam
okhika serta dalam memberikan motivasi, Organisasi, Ed.II, Rineka Tcipta, Jakarta.
yang kenyataanya dapat dilihat dari besarnya Ndraha, 2004, Kebijakan Kinerja Pegawai.
presentase data responden yang telah diolah. Yogyakarta : BPFE, Jogyakarta
Hasilnya adalah pemerintah Distrik okhika
dianggap sudah mampu menjalankan peranya Sedarmayanti. 2012. Good Governane dan Good
sebagai Pelayan Publik dalam hal transparasi Coorporate. PT. Bumi aksara. Jakarta
kepada masyrakat distrik okhika dalam Siagian,2001, Sikap Manusia : Perubahan Serta
menjalankan tugasnya. Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
2. Tata kelola pemerintahan yang baik Good Syaddam Syamsuddin, 2000, Perilaku Organisasi
Governance pada kantor Distrik Okhika, : Konsep Kontroversi, Aplikasi. Ed Indonesia,
dalam mewujudkan good governance yaitu Jakarta, PT. Prenhallindo
Penegagan Hukum. Berdasarkan penelitian ini Simamora, 2000, Reformasi Birokrasi dalam
menunjukan bahwa baik dalam Penegagan Perspektif Hukum Administrasi
Hukum pemrintah distrik okhika selalu taat Pembangunan, Fakultas Hukum Universitas
pada aturan Hukum yang berlaku, kepala Indonesia
distrik okhika dan seluruh staf pemerintah
distrik okhika telah mampu mewujudkan Sugiyono, 2004, Prosedur Penelitian Suatu
prinsip Good Governance meskipun masi Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

228

Anda mungkin juga menyukai