Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik

Di Kecamatan Wanea Kota Manado

Oleh
Andhika Trisno 1
Marlien Lapian 2
Sofia Pangemanan 3

Abstrak
Penerapan good governance dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya untuk melaksanakan
asas-asas demokrasi dan demokratisasi, yang merefleksikan dijunjung tingginya aspek pemenuhan
hak-hak rakyat oleh penguasa, ditegakannya nilai-nilai keadilan dan solidaritas sosial, serta adanya
penegakan HAM dalam berbagai aspek kehidupan Negara, misalnya dengan menegakan prinsip
Rule Of Law atau supremasi hukum dalam berbagai aspek kehiduapn Negara. Good governance
juga dapat dipandang sebagai suatu konsep ideology politik yang memuat kaidah-kaidah pokok
atau prinsip-prinsip umum pemerintahan yang harus dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan
kehidupan Negara. Kenyataan yang dapat dilihat sekarang bahwa sampai saat ini pun pelaksanaan
kehidupan Negara, khususnya dalam konteks pemerintahan daerah di era globalisasi, reformasi,
demokratisasi, dan otonomi daerah, justru masih menghadapi berbagai masalah dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya guna mewujudkan good governance secara utuh.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk mengkaji tentang penerapan
prinsip-prinsip Good Governance di Kecamatan Wanea Kota Manado. Dari hasil penelitian
disimpulkan secara umum pelayanan publik yang mengedepankan prinsip-prinsip Good
Governance yang ada di Kecamatan Wanea Kota Manado telah dilaksanakan dengan baik,
walaupun belum sepenuhnya maksimal.
Kata Kunci: Good Governance, Pelayanan Publik

1
Mahasiswa Prog. Studi Ilmu Pemerintahan Fispol - Unsrat
2
Ketua Penguji/ Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/ Pembimbing Skripsi
1
PENDAHULUAN yang komperhensif hal ini dibuktikan ketika
Pengaruh perkembangann sains dan timbul berbagai tuntunan pelayanan publik
teknologi dalam berbagai kehidupan semakin sebagai tanda ketidakpuasan masyarakat.
meningkat, terutama karena desakan tuntutan Kecenderungan seperti ini terjadi karena
masyarakat baik di level lokal,nasonal masyarakat masih diposisikan sebagai pihak
maupun global. Untuk menyesuaikan dan yang “melayani” bukan yang dilayani.
mengantisipasi pengaruh tersebut diperlukan Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada
sumber daya manusia yang berkualitas. masyarakat umum kadang dibalik menjadi
Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan pelayanan masyarakat kepada Pejabat Negara.
nasional Indonesia saat inipun emerlukan Kurang transparan pengambil keputusan yang
dukungan sumber daya manusia yang dilakukan pemerintah, kontrol lembaga
berkualitas untuk mencapai tujuan yang control yang kurang berfungsi dengan baik
diharapkan. Personil yang telah ada sebagian sehingga pelayanan kepada masyarakat di
besar masih belum mampu menyelesaikan kantor Kecamatan Wanea kurang maksimal,
pekerjaan pada jenjangnya masing-masing. masih terdapat penyalahgunaan kekuasaan
Di Kota Manado penerapan good oleh oknum-oknum pejabat tertentu begitu
governance dihadapkan pada berbagai juga masalah akuntabilitas dalam pelayanan,
kendala seperti masih banyaknya praktik belum adanya pertanggunjawaban yang jelas
penyelenggaraan birokrasi pemerintahan yang mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat
diliputi oleh berbagai tindak pidana korupsi, menjadi terhambat, Kurangnya kesadaran
kolusi dan nepotisme (KKN) yang dilakukan tentang kewajiban yang harus
oleh oknum pejabat teras pemerintah. dipertanggungjawabkan dinilai menjadi faktor
Ditambah lagi perilaku para penyelenggara penyebab tingkat kinerja yang buruk. Daya
negara di daerah ini (baik itu penyelenggara tanggap aparat dalam pelayanan juga
pemerintah maupun legislatif) yang seringkali bermasalah, aparat sering acuh tak acuh
tidak sesuai dengan nilai-nilai etis (etika dalam melayani masyarakat kemampuan
pemerintahan) dalam menjalankan tugas dan aparat dalam pembuatan akte jual beli juga
perannya sebagai pemerintah. Suara-suara dapat dikatakan lambat.
rakyat yang menghendaki sosok pemerintah Kondisi ini membuat penulis tertarik
daerah yang dekat dengan rakyat, dan untuk melakukan penelitian tentang
mengutamakan kepentingan rakyat penerapan prinsip-prinsip Good governance
dibandingkan kepentingan pribadi terbentur dalam pelaksanaan pelayanan Publik di
oleh arogansasi dan sikap acuh dari kalangan Kecamatan Wanea Kota Manado (studi
pejabat penyelenggara pemerintah. Kondisi tentang pelayanan Akte Jual Beli).
ini menurut pengamatan penulis juga terjadi Bertitik tolak dari latar belakang
di salah satu Kecamatan di Kota Manado, tersebut di atas maka masalah yang dibahas
yaitu Kecamatan Wanea. dalam penulisan skripsi ini dapat
Masyarakat pada umumnya dirumusakan sebagai berikut :
mengidentikan birokrasi sebagai proses Bagaimana penerapan prinsip-prinsip good
berbelit-belit, waktu yang lama, biaya yang governance yang dijalankan dalam pelayanan
banyak, dan pada akhirnya menimbulak keluh public di kantor Kecamatan Wanea Kota
kesah bahwasanya birokrasi sangat tiodak adil Manado?. Tujuan dari penelitian ini adalah
dan tidak efisien. Sikap mental yang arogan Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip
dan etos kerja rendah dikalangan birokrat good governance dalam pelayanan di kantor
sering menjadi sumber masalah bagi Kecamatan Wanea.
peningkatan kualitas pelayanan publik selama
ini. TINJAUAN PUSTAKA
Masalah pelayanan publik atau publik
services di kantor Kecamatan Wanea untuk Konsep Penerapan
masa sekarang ini masih jadi persoalan yang Menurut Kamus Besar Bahasa
perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian Indonesia (KBBI), pengertian penerapan
2
adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan melaksanakan publik good and services.
menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, Sedangkan arti “good” dalam “good
penerapan adalah suatu perbuatan gevernace” mengandung dua pengertian,
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal pertama, nilai-nilai yang menjujung tinggi
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat
kelompok atau golongan yang telah terencana dalam pencapaian tujuan (nasional)
dan tersusun sebelumnya. kemandirian, pembngunan, berkelanjutan dan
Penerapan dapat berarti sebagai suatu keadilan sosial; kedua , aspek-aspek
pemakaian atau aplikasi suatu cara atau fungsional dari pemerintah yang efektif dan
metode suatu yang akan diaplikasikannya. efisien dalam melaksanakan tugasnya untuk
Arti kata penerapan adalah bisa berarti mencapai tujuan-tujuan tersebut. Praktek
pemakaian suatu cara atau metode atau suatu terbaiknya di sebut “good governance” atau
teori atau sistem. Untuk mempermudah kepemerintahan yang baik. Sehingga dengan
pemahaman bisa dicontohkan dalam kalimat demikian “good governance” didefinisikan
berikut: sebelum dilakukan penerapan sistem sebagai “penyelenggaraan pemerintah yang
yang baru harus diawali dengan sosialisasi solid dan bertangung jawab,serta efektif dan
agar masyarakat tidak kaget. (kamus besar efisien dengan menjaga kesinergian interaksi
bahasa Indonesia). yng konsrtuktif di antara domain-domain
Negara, sektor swasta dan masyarakat”.
Good governance Good governance sering diartikan
Good governance merupakan suatu sebagi tata pemerintahan yang baik. Konsep
kesepakatan menyangkut pengaturan Negara good governance padas suatu gagasan adanya
yang diciptakan bersama oleh pemerintah, saling (interdependence) dan interaksi dari
masyarakat madani dan sector swasta dimana bermacam-macam aktor kelembagaan
kesepakatan tersebut mencakup pembentukan disemua level di dalam Negara (Legislatif,
seluruh mekanisme, proses, dan lembaga- Eksekutif, ,yudikatif, militer) dan sektor
lembaga dimana warga dan kelompok- swasta (Perusahaan, lembaga keuangan).
kelompok masyarakat mengutarakan Tidak boleh ada aktor kelembagaan didalam
kepentingan mereka, menggunakan hak good governance yang mempunyai kontrol
hukum, memenuhi kewajiban dan yang absolute. Dengan kata lain, didalam
menjembatani perbedaan-perbedaan di antara good governance hubungan antar Negara,
mereka. (Masyarakat Transparansi Indonesia : masyarakat madani, dan sektor swasta harus
2002:9) dilandasi prinsip-prinsip
Disis lain istilah Good governance transparansi,akuntanbilitas publik dan
menurut Dwi Payana (2003:45) merupakan pertisipasi, yaitu suatu prasyarat kondisional
sesuatu yang sulit didefinisikan karena yang dibutuhkan dalam proses pengambilan
didalamnya terkandung makna etis. Dalam dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan
artian bahwa sesuatu yang dipandang baik publik dan akseptibilitas masyarakat terhadap
dalam suatu masyarakat, namun bagi suatu kebijakan yang dibuat bukan ditentukan
masyarakat lainnya belum tentu mendapat oleh kekuasaan yang dimiliki, tetapi sangat
penilaian yang sama. Berbagai definisi Good tergantung dari sejauh keterlibatan actor-aktor
governance (Dwi Payana, 2003:47) lainnya didalamnya.
adalah sebagai berikut:
“Good Govenance” sering di Prinsip–Prinsip Good Governance
artikan sebagai “kepemerintahan yang baik”. Menurut kamus besar bahas Indonesia
Adapula yang mengartikannya sebagai “tata dalam KoAk (2002:55) dikatakan bahwa
pemerintahan yang baik” dan ada pula yan prinsip mengandung pengertian “asas”
mengartikannya sebagai “sistim pemerintahan (kebenaran yang menjadi pokok dasr berpikir
yang baik”. Selanjutnya dijelaskan pula dan bertindak, dan sebagainya).
bahwa istilah “governance” sebagai proses Karakteristik atau prinsip-prinsip yang
penyelenggaraaan kekuasaan Negara dalam harus dianut dan dikembangkan dalam
2
praktek penyelenggaraan kepemerintahan sesuai dengan kebutuhan melalui
yang baik (good governance) dikemukakan pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan
oleh UNDP (1997) yaitu meliputi: berbagai sumber yang tersedia.
1. Partisipasi (Participation): Setiap orang 9. Visi Strategis (Strategic Vision): Para
atau warga masyarakat, baik laki-laki pemimpin dan masyarakat memiliki
maupun perempuan memiliki hak suara persfektif yang luas dan jangka panjang
yang sama dalam proses pengambilan tentang penyelenggaraan pemerintah
keputusan, baik secara langsung maupun yang baik dan pembangunan manusia,
melalui lembaga perwakilan sesuai bersamaan dengan dirasakannya
dengan kepentingan dan aspirasinya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
masing-masing
2. Akuntabilitas (Accountability): Para Konsep Pelayanan Publik
pengambil keputusan dalam sektor Pelayanan sebagai proses pemenuhan
publik, swasta dan masyarakat madani kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
memiliki pertanggungjawaban langsung (Napitupulu, 2007:17) merupakan
(akuntabilitas) kepada publik, konsep yang senantiasa actual dalam berbagai
sebagaimana halnya kepada stakeholders. aspek kelembagaan.
3. Aturan hukum (Rule of law): Kerangka Pelayanan publik atau public services
aturan hukum dan perundang-undangan untuk masa sekarang ini masih menjadi
harus berkeadilan, ditegakkan dan persoalan yang perlu memperoleh perhatian
dipatuhi secara utuh, terutama aturan dan penyelesaian yang komerhensif hal ini
hukum tentang hak azasi manusia. dibuktikan ketika timbul berbagai tuntunan
4. Transparansi (Transparency): pelayanan publik sebagi tanda ketidakpuasan
Transparansi harus dibangun dalam masyarakat. Harus diakui, bahwapelayanan
rangka kebebasan aliran informasi. yang diberikan oleh pemerintah kepada
Informasi harus dapat dipahami dan dapat masyarakat terus mengalami pembaharuan
dimonitor. baik dari sisi paradigma maupun dari format
5. Daya tangkap (Responsiveness): Setiap pelayanan seiring dengan meningkatnya
intuisi dan prosesnya harus diarahkan tuntunan masyarakat dan perubahan didalm
pada upaya untuk melayani berbagai pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian,
pihak yang berkepentingan pembaharuan yang dilihat dari kedua sisi
(stakeholders). belumlah memasukan bahkan masyarakat
6. Berorientasi konsensus (consensus masih di posisikan sebagai pihak yang tidak
Orientation): Pemerintah yang baik akan berdaya. Kecendrungan seperti ini terjadi
bertindak sebagai penengah bagi berbagai karena masyarakat masih diposisikan sebagai
kepentingan yang berbeda untuk pihak yang “melayani” bukan yang dilayani.
mencapai konsensus atau kesempatan Oleh karena itu pada dasarnya dibutuhkan
yang terbaik bagi kepentingan yang reformasi pelayanan publik dengan
berbeda untuk mencapai konsensus atau mengembalikan dan mendudukan
kesempatan yang terbaik bagi “pelayanan” dan yang “dilayani” ke
kepentingan masing-masing pihak, dan pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan
berbagai kebijakan dan prosedur yang yang seharusnya ditujukan pada masyarakat
akan ditetapkan pemerintah. umum kadang dibalik menjadi pelayanan
7. Berkeadilan (Equity): Pemerintah yang masyarakat pada Negara (Riawan, 2005:15)
baik akan memberikan kesempatan yang meskipun sesungguhnya Negara berdiri untuk
baik terhadap laki-laki maupun kepentingan masyarakat.
perempuan dalam upaya mereka untuk Yang menjadai pertanyaan apakah
meningkatkan kualitas hidupnya. pelayanan publik itu? Pelayanan adalah setiap
8. Efektifitas dan Efisiensi (Effectifitas and kegaiatan yang menguntungkan dalam suatu
Effeciency): Setiap proses kegiatan dan kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kelembagaan diarahkan untuk kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
menghasilkan sesuatu yang benar-benar pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya
3
Sampara berpendapat, pelayanan merupakan Hasil Dan Pembahasan
suatu kegiatan yang terjadi dalam suatu Hasil Penelitian
interaksi langsung antar seornag dengan yang Penelitian merupakan analisa tentang
lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan penerapan prinsip-prinsip Good Governance
kepuasan pelanggan. Sementara dalam kamus dalam pelayanan publik di Kecamatan Wanea
besar bahas Indonesia dijelaskan pelayanan Kota Manado, menyangkut pelayanan
sebagi hal cara, atau hasil pekerjaan melayani. pembuatan Akta Jual Beli Tanah yang
dilakukan oleh camat sebagai PPAT,
METODOLOGI PENELITIAN informan dalam penelitian ini adalah: Camat,
dan masyarakat yang melakukan pengurusan
Penelitian ini akan menggunakan Akta Jual Beli Tanah, yang tercatat oleh
metode kualitatif, Pendekatan kualitatif peneliti sebanyak 3 orang, dengan klasifikasi
dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya 2 orang sebagai masyarakat biasa, dan 1
memahami gejala-gejala yang sedemikian orang sebagai wiraswasta, dimana pengurusan
rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, Akta Jual Beli tanah digunakan untuk tempat
karena gejala tidak memungkinkan untuk usaha/toko bangunan.
diukur secara tepat. Berikut ini akan disampaikan hasil
Adapun yang menjadi fokus dalam wawancara dari beberapa informan:
penelitian ini pada beberapa prinsip good Novly Siwi selaku camat mengatakan:
governance disesuaikan dengan permasalahan dalam memberikan pelayanan pembuatan
yang ada dilapangan yaitu: akta tanah di kecamatan Wanea saya selalu
1. Partisipasi. mengedapankan aturan, dalam arti bagi yang
2. Supremasi Hukum telah memenuhi syarat untuk diurus dan
3. Transparansi dikeluarkan AJB, segera saya buatkan
4. Responsivitas dan AJBnya.
5. Akuntabilitas AW sebagai warga yang pernah
Dalam penelitian ini informan dipilih mengurus AJB mengatakan: selama
secara sengaja yang terdiri dari beberapa pengurusan AJB saya tidak pernah
informan yang dianggap memiliki mengalami kesulitan atau dipersulit, karena
pengetahuan yang baik tentang pelaksanaan bapak camat sebagai Pejabat Pembuat Akta
pelayanan Umum di Kecamatan Wanea Kota tanah sangat partisipatif, hal ini juga
Manado. Adapun Informan dalam penelitian didukung oleh persyaratan yang telah saya
ini adalah: lengkapi terlebih dahulu.
1. Camat Wanea Berbeda dengan RT salah seorang
2. Sekretaris Camat warga mengatakan: selama saya mengurus
3. 3 Staf Kecamatan AJB dikantor kecamatan ada sedikit kendala
4. 4 masyarakat Kecamatan Wanea yang saya temui, dimana untuk biaya
yang pernah mengurus Surat-surat pengurusannya saya rasa diminta agak
di Kecamatan Wanea mahal, pada saat itu saya tidak terlalu paham
mekanisme pembuatan AJB, sehingga saya
D. Teknik Pengumpulan Data hanya mengiyakan saja apa yang diminta
Pengumpulan data akan dilakukan untuk biaya pengurusan ini, tetapi karena
menggunakan metode yang umumnya pada saat itu dana yang ada pada saya belum
digunakan pada pendekatan kualitatif, yaitu mencukupi, hingga pengurusan AJB agak
observasi , wawancara mendalam (in depth tertunda.
interview) dan studi dokumen (Sugiyono, SE selaku warga yang mengurus AJB
2007:147). mengatakan: dalam pengurusan AJB ini saya
mengalami sedikit kendala, dimana status
tanah yang saya beli masih dalam sengketa
pihak keluarga, walaupun pada akhirnya
dapat diselesaikan, tetapi saya harus
mengeluarkan biaya yang cukup banyak,
4
karena pada saat itu bapak camat tidak pelaksanaan maupun implementasinya
bersedia membuat AJB. telah secara langsung maupun tidak
Novly Siwi selaku camat mengatakan: langsung mempengaruhi kepuasan
selama pengurusan AJB yang saya layani, masyarakat. Untuk mengetahui
semua biaya dan ketentuan yang harus tanggapan mengenai partisipasi
dipenuhi selalu disampaikan kepada masyarakat dalam penerapan efektif
pemohon, sehingga tidak ada kong dan efesien demi tercapainya
kalingkong dalam pengurusan AJB ini, dan pelayanan publik yang berkualitas,
setiap warga yang bermaksud membuat AJB penulis mewawancari informan dari
mengerti dan paham akan ketentuan serta masyarakat Ibu. A.P, beliau
biaya yang dibutuhkan. mengatakan “sejauh ini pelayanan
B. Pembahasan Akte Jual Beli di Kecamatan berjalan
1. Efektif dan Efesien seperti biasa, kalau dilihat
Terselenggaranya kegiatan kemampuan aparat dalam melayani
instansi public dengan menggunakan masyarkat terlihat cukup paham
sumber dayan yang tersedia secara dengan apa yang harus dilakukan”.
optimal dan bertanggungjawab. Berdasarkan hasil wawancara
Indikatornya antara lain adalah dengan IT sebagai kepala Seksi
pelayanan mudah, cepat, dan murah. Pelayanan Umum dan ML sebagai
Cara yang dilakukan agar Pemerintah tokoh masyarakat mengemukakan
Kecamatan Wanea dapat menciptakan bahwa; kondisi ini dimungkinkan
kondisi kerja yang efektif dan efesien karena mengingat magnitude dan
guna terwujudnya good governance intensitas kegiatan dan tanggung
adalah adanya pelatihan khusus untuk jawab di masing—masing derah
pegawai seperti computer, dan nantinya akan sedemikian besar,
penggunaan teknologi lainnya. terutama dihadapkan pada
Berdasarkan hasil wawancara kemampuan sumber daya yang
terhadap informan dari tiga unsur dimiliki oleh masing-masing
utama penyelenggara pemerintahan di pemerintah daerah, maka mau tidak
Kecamatan Wanea, diperoleh mau harus ada perpaduan antara upaya
gambaran tentang bagaimana pemerintah daerah dengan
pelaksanaan publik service dalam masyarakat. Dengan kata lain,
penerapan prinsip-prinsip good pemerintah daerah harus mampu
governance, khususnya prinsip efktif mendorong prakarsa, kreativitas dan
dan efesien sebagaimana dapat dilihat peran dari aparat pelaksana dilapangan
dari wawancara kepada informan sehingga mampu menciptakan
aparat pemerintah kecamatan Bapak pelayanan yang sesuai dengan prinsip-
R.K, baliau mengatakan “selaku prinsip good governance.
pemimpin kecamatan selalu
mengedepankan efektif dan efesiensi 2. Aturan Hukum (Rule of Law)
dalam penyelenggaraan Yang dimaksud dengan
pemerintahan, khususnya pelayanan penerapan prinsip supremasi hukum
public, untuk itu kami selalu dalam penelitian ini ialah kerangka
berkoordinasi dengan pihak hukum harus adil dan diberlakukan
kabupaten guna meningkatkan tanpa pandang bulu, termasuk
kemampuan aparat agar tercipta didalamnya hukum-hukum yang
pelayanan yang efektif dan efesien, menyangkut hak asasi manusia.
tidak penting masalah jumlah yang Kepastian dan penegakan hukum jelas
penting, mampu menjalankan tugas merupakan salah satu prasyarat
secara efektif.. penerapan prinsip keberhasilan penyelenggaraan
efektif dan efesien berarti bahwa baik pemerintahan daerah.
dalam proses perumusan kebijakan,
5
Secara konkrit (operasional) punishment dan keberhasilan
dimensi/domain ini dapat diamati penyelenggaraan pemerintahan
melelui bebrapa komponen sebagai didaerah. Secara konkrit, penerapan
berikut: prinsip transparansi dapat dijabarkan
1. Adanya penegakan hukum secara utuh sebagai berikut
dalam berbagai aspek pemerintahan a. Adanya arus informasi dan komunikasi
daerah. yang akurat bagi masyarakat umum
2. Adanya peraturan hukum serta dalam kaitannya dengan program-
perundang-undangan yang jelas dan program pemerintahan yang dilakukan
tegas serta yang mengikat seluruh oleh pemerintah Kecamatan
aparat pemerintahan daerah tanpa b. Adanya keterbukaan dalam hal
terkecuali. pengambil keputusan publik dan dalam
3. Adanya lembaga peradilan dan hukum proses implementasi atau
yang kredibel dan bebas KKN. pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara
informan dari tiga unsur utama beberpa informan bagaimana
penyelenggara pemerintah di penerapan prinsip-prinsip good
Kecamatan Wanea, diperoleh governance dalam pengurusan Akte
gambaran tentang sejaumana Jual Beli, khususnya prinsip
penerapan prinsip-prinsip good transparansi didapati bahwa prinsi
governance, khususnya prinsip transparansi di kecamatan Wanea
supremasi hukum dalam pembuatan telah berjalan dengan baik, hal ini
akte jual beli sebagaiman dilihat dari berdasarkan yang dikatakan oleh
hasil wawancaran dengan seorang informan tokoh masyarakat Bapak
warga pengguna jasa publik di T.G beliau berpendapat bahwa
kecamatan Bapak P.Y yang pernah penerapan prinsip keterbukaan
mengurus AJB beliau mengatakan (transparansi) dalam
penegakan supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di
pelayanan publik di kecamatan saya Kecamatan Wanea khususnya dalam
rasa sudah berjalan dengan baik pengurusan AJB telah dilakukan
sesuai dengan peraturan yang secara optimal atau berada pada
berlaku, walaupun tidak ada yang kategori baik, pegawai selalu
sempurna namun saya rasa secara menjelaskan apa, bagaimana dan
keseluruhan sudah berjalan dengan berapa yang harus dikeluarkan untuk
baik. Dalam mengurus AJB prinsip ini mengurus sesuatu di kecamatan. Hal
berjalan dengan baik ini membuat masyarakat tidak perlu
3. Prinsip Transparansi bertanya-tanya dan merasa nyaman.
(Transparancy) Hal berbeda dikatakan oleh
Secara konseptual, transparansi ibu. UR yang pernah mengurus akte
dibangun atas dasar arus informasi jual beli di kecamatan, beliau
yang bebas. Seluruh proses mengatakan, dalam hal transparansi
pemerintahan, lembaga-lembaga dan saya rasa perlu ada beberapa
informasi perlu dapat di akses oleh pembenahan, terkadang dalam
pihak-pihak yang berkepentingan,dan beberapa kondisi pegawai kecamatan
informasi yang tersedia harus tidak terbuka dalam hal biaya,
memadai agar dapat dimengerti dan mungkin karena tidak ada pimpinan
dipantau. Dengan prinsip transparansi atau bagaimana. Hal ini pernah
yang benar-benar diimplementasikan terjadi waktu saya mengurus AJB,
pada setiap aspek dan fungsi dimana ada pegawai yang meminta
pemerintahan di daerah, apalagi bila di lebih dari biasanya. Namun setelah
lengkapi dengan penerapan prinsip saya bertanya kepada teman saya
merit system dan reward and
6
yang pernah mengurus, tidak seperti Berdasarkan hasil wawancara
itu. terhadap informan, diperoleh
Untuk mengklarifikasi hal gambaran bagaimana penerapan
tersebut penulis mewawancarai prinsip-prinsip good governance,
informan kunci yakni bapak camat khususnya prinsip responsiveness .
Wanea, beliau mengatakan, sebelum Informan dari unsur
melaksanakan pelayanan kepada penyelenggara pemerintahan yang di
masyarakat, saya selaku pimpinan di wawancarai tentang bagaimana
kecamatan selalu menginstruksikan penerapan prinsip responsiveness
untuk selalu bersikap terbuka dan dalam penyelenggaraan pemerintahan
profesional dalam pekerjaan, dan di Kecamatan Wanea, yakni bapak
apabila didapati melanggar aturan, G.H berpendapat bahwa prinsip
akan dikenakan sanksi, baik itu tersebut telah diterapkan dengan baik,
tertulis maupun tidak. hal ini karena pemerintah kecamatan
Namun, sejauh ini dapat selalu berusaha melakukan yang
disimpulkan bahwa upaya penerapan terbaik baik masykarakat begiut juga
prinsip transparansi pemerintah dikatakan oleh Kasie Pemerintahan
Kecamatan kepada masyarakat belum Kecamatan Wanea, beliau setuju
dilakukan secara maksimal. Menurut dengan apa yang dikatakan oleh
ML sebagai tokoh masyarakat informan sebelumnya yakni
mengemukakan bahwa faktor yang pemerintah sejauh ini telah melakukan
menyebabkan antara lain, : yang terbaik. Hasil ini memberikan
1. Adanya berbagai kepentingan politik indikasi bahwa dari kalangan
dari berbagai kelompok elit politik pemerintah (birokrasi) mempunyai
yang ada di lingkungan elit suatu keyakinan bahwa prinsip
pemerintahan. responsivitas dalam memberikan
2. Selain itu, faktor dana operasional peleyanan publik telah dipupayakan
yang kurang mencukupi secara optimal. Dari beberapa
3. Faktor kurangnya kesadaran dari wawancara diatas dapat disilmpulkan :
sebagian masyarakat tentang 1. Pemerintah Kecamatan telah
pentingnya sebuah informasi menunujukan kemampuan dalam
4. belum tersedianya perangkat menciptakan sistem pelayanan yang
operasional seperti berbagai sarana efektif dan efisien kepada masyarakat;
dan prasarana yang memadai. 2. Setiap upaya peningkatan pelayanan
kepada masyarakat tidak bersifat
4. Prinsip Responsiveness birokratis dan feodalisme;
Prinsip responsivitas (peduli 3. Telah mampu memenuhi kebutuhan
pada stakeholder) dimaksudkan adalah masyarakat serta menyelesaikan segala
lembaga-lembaga dan seluruh proses peramsalahan yang ada dalam kehidupan
pemerintahan harus berusaha melayani berbangsa dan bernegara secara
semua pihak yang berkepentingan. menyeluruh.
Domain ini diamati melalui beberapa Dari hasil diatas dapat
komponen antara lain disimpulkan bahwa secara umum
a. Mampu menciptakan sistem pelayanan penerapan prinsip responsivitas dalam
kepada masyarakat yang efektif dan pelaksanaan pelayanan publik
efisien, tidak bersifat birokratis dan sebagai upaya mewujudkan
feodalisme pemerintahan yang baik, belum
b. Memenuhi kebutuhan masyarakat serta menampakan hasil yang optimal.
menyelesaikan segala permasalahan Menurut AM dan GP masing-,masing
yang ada dalam kehidupan berbangsa sebagai tokoh masyarakat
dan bernegara secara menyeluruh. mengemukakan bahwa responsivitas
(cepat tanggap) pemerintah daerah
7
terhadap tuntutan, aspirasi dan ada beberapa warga menurut hasil
kebutuhan masyarakat sebagai salah wawancara mengatakan camat selaku
satu prinsip good governance belum PPAT cenderung pilih kasih terhadap
sepenuhnya dapat di terapkan oleh warga yang berkemampuan secara
pemerintah Kecamatan secara finansial dan warga yang kurang
maksimal. berkemampuan.
2. Secara umum pelayanan publik yang
5. Prinsip Akuntanbilitas mengedepankan prinsip-prinsip Good
(Accountability) Governance yang ada di Kecamatan
Penerapan prinsip Wanea Kota Manado telah dilaksanakan
akuntanbilitas akan mendorong setiap dengan baik, walaupun belum
pejabat pemeintahan daerah untuk sepenuhnya maksimal.
meleksanakan setiap tugasnya dengan 3. Faktor-faktor yang mendorong
cara yang terbaik bagi keberhasilan terselenggaranya prinsip-prinsip Good
penyelenggaraan pemerintahan di Governance dalam pelayanan publik
daerahnya; karena setiap tindakan dan adalah prinsip Partisipasi, ketentuan dan
keputusan yang di ambil harus dapat aturan-aturan yang berlaku, prinsip
di pertanggunggjawabkan kehadapan transparansi, dan prinsip responsif.
publik maupun dari kacamata hukum.
Secara operasional, domain ini
dijabarkan melalui beberap komponen Saran
antara lain: Hal-hal yang perlu disarankan dalam
1. Mengefektifkan proses pengawasan penelitian ini adalah:
intensif dan terintegral terhadap 1. Perlunya prinsip pemerataan kualitas
keseluruhan proses pemerintahan oleh pelayanan yang dilakukan oleh camat, agar
berbagai komponen , baik pemerintah dalam pemberian pelayanan pembuatan
maupun masyarakat; AJB, lebih mengedepankan pemerataan,
2. Menerapkan mekenisme kepada semua warga, tidak memandang
pertanggungjawab yang proporsional yang berkemampuan secara finansial
sesuai dengan tugas dan wewenang maupun warga yang tidak berkemampuan.
masing-masing dalam kerangka 2. Lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan
pelaksanaan pemerintahan ; pelayanan publik kepada setiap warga,
3. Menyediakan informasi yang relevan, yang akan mengurus surat-surat
nyata dan actual mengenai kependudukan dan Akta Jual Beli Tanah,
penyelenggaraan pemerintahan daerah agar nantinya dapat tercipta pelayanan
kepada berbagai pihak yang prima kepada masyarakat melalui prinsip-
berkepentingan sebagai wujud prinsip Good Governance.
pertanggungjawab pemerintah daerah. 3. Perlunya ditambahkan faktor pemerataan
dalam penyelenggaran pemerintah
kecamatan Wanea, demi terciptanya
PENUTUP pelayanan publik yang baik, berdasarkan
Kesimpulan penerapan dari prinsip Good Governance.
Berdasarkan hasil penelitian dalam bab
sebelumnya, dan apa yang menjadi DAFTAR PUSTAKA
perumusan masalah, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: Dokumen Kebijakan UNDP: Tata
1. Dalam penerapan prinsip-prinsip Good Pemerintahan Menunjang
Governance dalam pelayanan publik, Pembangunan Manusia
terutama prinsip Partisipasi, ketentuan Berkelanjutan”, dalam buletin
dan aturan-aturan yang berlaku, prinsip informasi Program Kemitraan untuk
transparansi, dan prinsip responsif camat Pembaharuan Tata Pemerintahan di
telah memberikan yang terbaik, walaupun Indonesia, 1997
8
Dwipayana, AAGN. Ari. 2003. Membangun Pemberdayaan. Bandung : Mandar
Good Governance . Raja Grafindo Maju
Pustaka, Jakarta Setiono, Budi, April 2002, “Jaring birokrasi
Grana, Judistira K. 2009. Metode penelitian tinjauan dari Aspek politik dan
kualitatif. Edisi ketiga. Administrasi”. Cetakan Pertama,
Bandung: Primaco Akademika Penerbit P.T. Gugus Press, Bekasi.
Garna Foundation. Sugiyono, Prof.Dr. 2007, Memahami
Imawan, Riswanda, 2002, “Desentralisasi, Penelitian Kualitatif. Alfabeta;
demokratisasi, dan Pembentukan Bandung.
Good governance”, Makalah, Jakarta Suhardono, Edi dkk, 2001, “Good
Kansil, C.S.T. 1993, “Sistem Pemerintahan governance Untuk Daulat Siapa?”
Indonesia”, Penerbit Bumi Aksara, Forum LSM DIY, Yogyakarta.
Jakarta. Suryaningrat, Bayu 1976, “Organisasi
Komite Anti Korupsi (KoKAK), 2002, Pemerintahan Wilayah/Daerah”,
“Panduan Rakyat Memberantas penerbit Transito, Bandung.
Korupsi”, Cetakan Pertama, Penerbit Syafe’ie, Inu Kencana, “Ilmu Pemerintahan
Komite Anti Korupsi (KoAk), Bandar Dan AlQur’an”, Cetakan Penerbit
Lampung. Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
Lukman Sampara, 2000, Manajemen Syafrudin Ateng “Pemerintah Daerah dan
Kualitas Pelayanan, STIA LAN Pembangunan”, Penerbit Sumur,
Jakarta. Bandung, 1973.
Masduki, Teten, 2002 “Korupsi dan Tjandra, Riawan. 2005. Peningkatan
Reformasi Good governance” Kapasitas Pemerintahan Daerah
Masyarakat Transparansi Indonesia dalam Pelayanan Publik.
Indonesia, 2002, “Supermasi Zullcarnain, happy Bone, 2002, “Kendala
Hukum”, Modul, Jakarta Terwujudnya Good governance”,
_________, 2002, “Good governance dan Artikel.
Penguatan Instansi Daerah”,
Cetakan Pertama, Penerbit Masyarakat Sumber-Sumber Lain
Transparansi Indonesia. Bekerjasama - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Dengan AusAID, Jakarta. tentang Pemerintahan Daerah, Penerbit
_________, 2002, “Gerakan Anti Korupsi Sinar Grafika, Jakarta 2007.
Pilar Tegaknya Good governance- - Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
Leadership for Goopenerbitd 2000 Tentang pendidikan, pelatihan
Governance”,Modul. jabatan pegawai negeri sipil
Moleong, Lexy, J. 2001. Metodologi - Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19
Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit tahun 2008 tentang kecamatan.
Remaja Rosdakarya. - Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002
Napitupulu. Paimin. 2007. Pelayanan Publik - Kepmenpan No. 63 tahun 2003 Tentang
dan Customer Satisfaction.PT Alumni: Pedoman Umum Penyelenggaraan
Bandung. Pelayanan Publik
Pulukadang, Ishak, 2002, “Evaluasi dan
Revitalisasi Program Pembangunan
Kota Manado dibidang
Kepemerintahan Yang Baik”,
Makalah, FISIP Unsrat.Manado.
Sedarmayati, 2003. Good Govermance:
Kepemerintahan Yang Baik Dalam
Rangka Otonomi Daerah Upaya
Membangun Organisasi Efektif dan
Efisien Melalui Restrukturisasi dan

Anda mungkin juga menyukai