Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Denis Dwi Pradhana

Npm : 18.111.1001.3509.209
Kelas : Sore (Semester 7)
Mata Kuliah : Birokrasi Budaya

“ANALISIS POSITIF DAN NEGATIF DALAM PENERAPAN GOOD GOVERNANCE”

Konsep “governance” bukanlah sesuatu hal yang baru. Istilah “government” dan
“governance” sering kali dianggap memiliki kesamaan arti yaitu cara menerapkan otoritas
dalam suatu organisasi, lembaga atau negara. Definisi government atau pemerintah adalah lebih
mengacu kepada entitas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara.
Sedangkan governance seringkali diartikan sebagai proses pengambilan keputusan dan
proses dimana keputusan diimplementasikan atau tidak (World Bank, 1989). Selanjutnya,
banyak definisi tentang good governance, namun definisi yang paling umum adalah
kepemerintahan yang baik. World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan
prinsip demokrasi, pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (World Bank,
1992a).

Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik dan tata cara pemerintah dan
warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Dalam konsep
governance pemerintah hanya menjadi salah satu aktor dan tidak selalu sebagai aktor yang
menentukan. Implikasinya, peran pemerintah sebagai pembangun maupun penyedia jasa
pelayanan dan infrastruktur akan bergeser menjadi bahan pendorong terciptanya lingkungan
yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas dan sektor swasta untuk aktif melakukan
upaya tersebut. Governance menuntut redefinisi peran negara, dan itu berarti adanya redefinisi
pula pada peran warga. Ada tuntutan yang lebih besar pada warga, antara lain untuk memonitor
akuntabilitas pemerintah itu sendiri. Secara terminologis governance dimengerti sebagai
kepemerintahan, sehingga masih banyak yang beranggapan bahwa governance adalah sinonim
government. Interpretasi dari praktik-praktik governance selama ini memang lebih banyak
mengacu pada perilaku dan kapasitas pemerintah, sehingga good governance seolah-olah
otomatis akan tercapai apabila ada good government. Berdasarkan sejarah ketika istilah
governance pertama kali diadopsi oleh para praktisi di lembaga pembangunan internasional,
konotasi governance yang digunakan memang sangat sempit dan bersifat teknokratis di seputar
kinerja pemerintah yang efektif; utamanya yang terkait dengan manajemen publik dan korupsi.
Oleh sebab itu, banyak kegiatan atau program bantuan yang masuk dalam kategori governance
tidak lebih dari bantuan teknis yang diarahkan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam
menjalankan kebijakan publik dan mendorong adanya pemerintah yang bersih (menghilangkan
korupsi).

Berikut Dampak Positif dari Penerapan Good Governance:

 Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan lebih dipercaya dan diterapkan karena
tercapainya kesimbungan dalam pengelolaan dan kebijakan yang dibuat berdasarkan
prinsip transparansi, independence, kesetaraan, akuntabilitas, dan responsibilitas.
 Meningkatnya moral dan rasa tanggung jawab sosial diantara masyarakat yang
kedepannya akan memberikan dampak yang baik.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut serta mengambil kebijakan publik.

Berikut Dampak Negatif dari Penerapan Good Governance:

 Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan
akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.
 Semakin banyak/bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah dan memudahkan
terjadinya Cyber Crime (Kejahatan Siber).
 Jangkauan akses harus diakui tidak semua orang bisa mengakses internet dengan mudah.
Contohnya mereka yang di pelosok atau di pedalaman akan sulit mengakses internet.

Anda mungkin juga menyukai