Anda di halaman 1dari 14

Perbandingan Sistem

Pemerintahan
“Perbandingan Sistem
Pemerintahan Negara Belanda Dan Perancis”

Oleh:
MUHAMMAD DENIS DWI PRADHANA
18.11.1001.3509.209
ANDIKA RABIANSYAH
19.11.1001.3509.103
IRFAN RAHMADIKA
19.11.1001.3509.060
SITI NURMI AMALIA
19.11.1001.3509.108

Dosen Pengajar:
Drs.H. Khairid Daha, M.Si

Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA


Jl. Ir. H. Juanda No. 80, Samarinda Ulu, Air Hitam, Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur

1|Page
KATA PENGANTAR

Dengan meyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Perbandingan Sistem Pemerintahan dengan judul
“Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara Belanda dan Perancis”.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

2|Page
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................................5

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Negara Belanda..................................................................................................6
2.2 Landasan Hukum Tentang Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi..............................6
2.3 Kategori Gratifikasi..............................................................................................................7
2.4 Dampak Gratifikasi..............................................................................................................8
2.5 Contoh Gratifikasi................................................................................................................9
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2 Saran...................................................................................................................................10

Daftar Pustaka........................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

3|Page
1.1 Latar Belakang
Benua ini adalah benua terkecil kedua setelah Australia dengan luas
10.180.000 km² sedangkan bila dihitung dari populasinya, benua ini terletak di urutan
ketiga (di bawah Asia dan Afrika) dengan 742,5 juta jiwa pada tahun 2013
(seperdelapan penduduk dunia). Eropa memiliki sejarah kebudayaan dan ekonomi
yang panjang, dimulai dari Palaeolitik. Penemuan terakhir di Monte Poggiolo, Italia,
dari ribuan batuan buatan tangan yang ditanggal karbon sejauh 800.000 tahun lalu,
memberikan sebuah bukti penting.

Uni Eropa merupakan sebuah struktur identitas kolektif yang mengikat negara
negara anggota dikawasan Eropa. Berdirinya Uni Eropa seperti sebuah negara federal,
kedaulatan negara anggota diserahkan sebagian kepada organisasi tersebut. Identitas
kolektif Uni Eropa mencakup sistem politik, ekonomi, hukum dan sosial. Integrasi
yang dilakukan di benua Eropa menciptakan peradaban tunggal yang berdiri diatas
negara.

Uni Eropa 1 merupakan regionalisme 2 di kawasan Benua Eropa yang hingga


saat ini telah mencapai titik integrasi maksimal 3 dalam bidang-bidang kerjasama
antar anggota di dalamnya. Hal inilah yang kemudian membuat UE mempunyai ide
untuk memperluas keaggotaannya khususnya kepada negaranegara tetangga di
sekitarnya, di kawasan Eropa. Oleh karena itu, dikeluarkanlah kebijakan perluasan 4
yang hingga saat ini telah berhasil menambah Negara anggota dari yang pada awalnya
di tahun 1951 hanya 6 negara yaitu Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia dan
Luxemburg, sampai pada Januari 2007 anggota UE menjadi 27 negara, dengan
melalui lima tahapan perluasan. Perluasan yang menjadi sorotan adalah perluasan
kelima dimana dari 15 negara menjadi 25 negara anggota ketika pada 1 Mei 2004
dimana 10 Eropa Tengah dan Timur (Central and Eastern Europe/CEE) 5 yaitu
Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Ceko, Slovakia, Hongaria, Slovenia, Malta dan
Cyprus masuk menjadi anggota baru yang 3 diantaranya yaitu Esthonia, Latvia dan
Lithuania merupakan negaranegara Baltik yang juga merupakan pecahan Uni Soviet.6
Secara geografis, negara-negara di Benua Eropa berada pada kondisi yang saling
berdekatan dan sebagian besar berbatasan langsung satu dengan lainnya. Sehingga

4|Page
kebijakan yang telah dilakukan UE tersebut tentu menimbulkan dampak bagi negara-
negara disekitarnya. Rusia adalah salah satunya, negara besar yang secara geografis
berada sangat dekat dengan teritori UE menjadi rensponsif menanggapi kebijakan ini.
Terutama setelah perluasan tahapan ke-5 yang menjadikan negara-negara yang
terletak di Laut Baltik menjadi anggota UE. Secara historis, negara-negara Baltik
adalah negara-negara yang pada Perang Dingin berada dalam kekuasaan/pengaruh
Uni Soviet dan merupakan negaranegara inti dari kesatuan Uni Soviet bersama ke-12
negara lainnya. Kewaspadaan Rusia bukanlah tanpa sebab, hadirnya UE di kawasan
yang bisa dibilang “kawasannya Rusia‟ ini mengganggu terciptanya keamanan
kawasan, yang menurut Rusia bahwa keamanan kawasannya adalah suatu keadaan
dimana harusnya hanya ada Rusia saja sebagai Great Power-nya. Rusia sebagai Great
Power merupakan inti dari karakteristik yang telah dibangun kembali dan dilekatkan
serta selalu dipelihara oleh Rusia baru pasca runtuhnya Uni Soviet pada 31 Desember
1991.

1.2 Rumusan Masalah?

1. Pengertian Negara Belanda dan Perancis?


2. Perbandingan Negara Belanda dan Perancis?
3. Apa saja kategori gratifikasi?
4. Apa saja dampak gratifikasi?
5. Apa saja contoh gratifikasi?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami pengertian negara belanda


dan perancis
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbandingan tentang negara belanda dan
perancis

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara Belanda

Belanda adalah sebuah negara peserta Kerajaan Belanda, yang terdiri dari dua
belas provinsi di Eropa Barat Laut, dan tiga pulau di Karibia. Kata Belanda dalam
bahasa Indonesia adalah pinjaman yang cacat dari kosakata Portugis: holanda,
olanda, wolanda, bolanda, dan terakhir menjadi belanda. Belanda Eropa berbatasan
dengan Laut Utara di utara, dan barat, Belgia di selatan, dan Jerman di timur, dan
berbagi perbatasan bahari dengan Belgia, Jerman, dan Britania Raya. Belanda
menganut demokrasi parlementer yang disusun sebagai negara kesatuan. Ibu
kotanya adalah Amsterdam, sedangkan pusat pemerintahan, dan kedudukan
monarkinya berada di Den Haag. Belanda sebagai keseluruhan seringkali disebut
"Holland", meskipun Holland Utara, dan Selatan hanyalah dua dari dua belas
provinsinya.

2.Geografi Negara Belanda

Salah satu bentuk muka yang menarik di Belanda ialah permukaan tanahnya
sangat rata. Hampir separuh dari pada negara Belanda berada kurang 1meter dpl.
Walaupun demikian, provinsi Limburg, yang berada di bagian tengara negeri
Belanda, sedikit berbukit. Permukaan tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di
provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m. Permukaan yang terendah ialah
Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 dibawah permukaan laut.

Banyak tanah rendah dikawal oleh dijk, dan dinding laut. Sebagian kawasan di
Belanda, misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi
itu disebut polder. Salah satu konstruksi yang terkenal ialah Afsluitdijk (Penutup
Tanggul), yang memisahkan danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider
atau Zuiderzee) dengan laut Wadden (Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km,
dan lebarnya 90 m. Negara ini dibagi menjadi dua bagian utama oleh sungai Rhine
(Rijn), Waal, dan Maas.

6|Page
Arah angin yang utama di Belanda ialah barat daya, yang menyebabkan iklim
kepulauan yang sederhana, dengan musim panas yang dingin, dan musim sejuk yang
sederhana. Salah satu bentuk muka yang menarik di Belanda ialah permukaan
tanahnya sangat rata. Hampir separuh daripada negara Belanda berada kurang 1meter
dpl. Walaupun demikian, provinsi Limburg, yang berada di bagian tengara negeri
Belanda, sedikit berbukit. Permukaan tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di
provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m. Permukaan yang terendah ialah
Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 dibawah permukaan laut.

Banyak tanah rendah dikawal oleh dijk dan dinding laut. Sebagian kawasan di
Belanda, misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi
itu dipanggil polder.

Salah satu konstruksi yang terkenal ialah “Afsluitdijk” (Penutup Tanggul), yang
memisahkan danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider atau Zuiderzee)
dengan laut Wadden (Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km dan lebarnya 90 m.

3.1 Pengertian Negara Perancis


Perancis merupakan salah satu negara yang mempelopori kesatuan Eropa,
yang menjadikannya sebagai salah satu negara yang paling mendukung dalam
terbentuknya Uni Eropa.1Awalnya Menteri Luar Negeri Perancis, Robert Schuman
pada tahun 1950 mengajukan integrasi industri baja dan batu bara di Eropa Barat,
yang akhirnya melalui Treaty of Paris terbentuklah European Coal and Steel
Community (ECSC) pada tahun1951.2 ECSC merupakan perkumpulan pertama yang
terbentuk di Eropa yang nantinya akan menuju terbentuknya negara-negara Eropa
secara keseluruhan yang dikenal hingga saat ini, yaitu Uni Eropa. Anggota dari ECSC
ini terdiri dari 6 negara, yaitu Belgia, Perancis, Italia, Luksemburg, Belanda, dan
Jerman Barat, di mana keenam negara tersebut nantinya juga yang akan menjadi
negara-negara pendiri dari Uni Eropa.

3.2 Geografi Negara Perancis


Zona Ekonomi Eksklusif Perancis memanjang lebih dari 11 juta km² (4 juta
mil persegi) lautan di seluruh dunia. Sementara Perancis Metropolitan terletak di
Eropa Barat, Perancis juga memiliki sejumlah teritori di Amerika Utara, Karibia,

7|Page
Amerika Selatan, selatan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Antarktika.
Teritori ini memiliki berbagai bentuk pemerintahan mulai dari departemen seberang
laut hingga jajahan seberang laut.
Perancis Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 kilometer persegi
(211.209 sq mi), wilayah negara terluas di antara semua anggota Uni Eropa dan
sedikit lebih besar dari Spanyol. Perancis memiliki berbagai macam lanskap, mulai
dataran pantai di utara dan barat hingga jejaring pegunungan Alpen di tenggara,
Massif Central di tengah-selatan dan Pyrenees di baratdaya. Di ketinggian 4.807
meter (15.770 ft) di atas permukaan laut, titik tertinggi di Eropa Barat, Mont Blanc,
terletak di Alpen di perbatasan antara Perancis dan Italia. Perancis Metropolitan juga
memiliki sistem sungai panjang seperti Loire, Garonne, Seine dan Rhône, yang
membelah Massif Central dari Alpen dan mengalir ke Laut Mediterania di Camargue,
titik terendah di Perancis (2 m / 6.5 ft di bawah permukaan laut) Corsica terletak di
lepas pantai Mediterania.
Total luas tanah Perancis, dengan departemen dan teritori seberang lautnya
(tak termasuk Daratan Adélie), adalah 674.843 kilometer persegi (260.558 sq mi),
0.45% dari luas Bumi. Tetapi, Perancis memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
terbesar kedua di dunia, dengan 11.035.000 kilometer persegi (4.260.000 sq mi),
sekitar 8% dari total permukaan semua ZEE dunia, setelah Amerika Serikat
(11.351.000 km² / 4.383.000 sq mi) dan sebelum Australia (8.232.000 km² / 3.178.000
sq mi).
Perancis Metropolitan terletak antara 41° dan 51° Utara, di sisi barat Eropa,
dan terletak di zona beriklim utara. Wilayah utara dan baratlaut memiliki iklim
sedang, sementara gabungan pengaruh laut, garis lintang dan ketinggian
menghasilkan berbagai iklim di seluruh Perancis. Di tenggara iklim Mediterania
terjadi. Di barat, iklim didominasi laut dengan curah hujan tinggi, musim dingin sejuk
hingga musim panas hangat. Di darat iklimnya lebih kontinental dengan badai musim
panas, musim dingin yang lebih dingin dan kurang hujan. Iklim Alpen dan wilayah
pegunungan lainnya, dengan jumlah hari dengan temperatur di bawah nol hampir 150
per tahun dan salju menutupi hingga enam bulan.

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA BELANDA DAN PERANCIS


2.3 Sistem Pemerintahan Negara Belanda

8|Page
Belanda telah menjadi monarki konstitusional sejak tahun 1815, dan demokrasi
parlementer sejak tahun 1848. Belanda digambarkan sebagai negara konsosiasional.
Politik, dan pemerintahan Belanda disifatkan oleh suatu usaha untuk mencapai
kemufakatan yang luas mengenai urusan-urusan yang penting, dalam komunitas
politik maupun masyarakat secara keseluruhan. Pada tahun 2010, The Economist
menempatkan Belanda sebagai negara paling demokratis ke-10 di dunia.
Raja Belanda adalah kepala negara, kini Raja Willem-Alexander. Menurut
konstitusi Belanda, kedudukan kepala negara diperlengkapi oleh kuasa yang terbatas.
Kepala negara dapat menggunakan pengaruhnya ketika kabinet baru hendak dibentuk,
di mana pengaruh itu akan berperan sebagai penengah yang netral di antara partai-
partai politik. Selain itu, raja (gelar ratu tidak memiliki keberartian konstitusional)
berhak untuk diajak rapat, dan konsultasi. Bergantung kepada kepribadian, dan
hubungan raja dengan dewan menteri, raja bisa saja berpengaruh melebihi kekuasaan
yang diberikan oleh konstitusi.

2.4 Sistem Pemerintahan Perancis

Republik Perancis adalah sebuah republik semi presidensial dengan tradisi


demokratis yang kuat. Konstitusi Perancis disetujui melalui referendum tanggal 28
September 1958. Dijelaskan dalam French Constitution pada Fifth Republic
(Republik Kelima) mencakup unsur-unsur, yaitu Indivisible, sekuler, demokratis, dan
sosial republik. Konstitusi di Perancis menghasilkan separation of power (pemisahan
kekuasaan). Kekuasaan Nasional Perancis dibagi menjadi tiga, yaitu executive,
legislative dan judicial branch (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif).

Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari
Majelis Nasional (Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional
mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki
kekuasaan untuk membubarkan kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan
pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun
(sebenarnya 9 tahun), dan setengah kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun
yang dimulai pada September 2008.[12] Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam
penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan terakhir,
kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum yang disediakan

9|Page
langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah memiliki pengaruh kuat
dalam pembentukan agenda Parlemen.

Politik Perancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang


secara politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis Perancis, dan
lainnya sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la République
(RPR) dan sekarang Persatuan untuk Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif
kebanyakan terdiri dari anggota UMP.

SISTEM HUKUM NEGARA BELANDA DAN PERANCIS

SEJARAH SISTEM HUKUM BELANDA DAN PERANCIS

Walaupun Eropa Kontinental itu terdiri dari beberapa Negara, dan masing-
masing mempunyai sistem hukum yang tersendiri, tetapi antara sistem-sistem hukum
tersebut ada persamaannya, sistem hukum Belanda dan Prancis pada umumnya
meresepsi hukum Romawi. Dengan demikian apabila menguraikan sejarah
pertumbuhan hukum Belanda dan Prancis, maka kiranya dapat hal itu
menggambarkan sejarah pertumbuhan hukum Eropa Kontinental pada umumnya.
Sistem hukum Belanda dan Prancis pada mulanya berasal dari hukum
kebiasaan. Di Prancis kita kenal hukum kebiasaan yang dinamakan “Droit de
Coutumes”, sedangkan di negeri Belanda kita kenal “Gewoonterecht”. Dengan adanya
resepsi hukum Romawi maka disana perkembangan hukum kebiasaan yang sudah
berkebang menjadi terputus.

Sebagaimana kita ketahui pada zaman jayanya kerajaan Romawi, eropa Barat
dan Eropa Tenggara termasuk kedalam wilayah kekuasaan kerajaan Romawi. Dengan
adanya penjajahan

1.1 Sistem Hukum Belanda

Di negara Belanda, hukum yang mula-mula berlaku adalah hukum kebiasaan


yaitu hukum Belanda kuno. Namun akibat penjajahan Perancis (1806 – 1813)
terjadilah perkawinan hukum Belanda kuno dengan Code Civil.

Tahun 1814, setelah Belanda merdeka dibentuklah panitia yang dipimpin oleh
J.M. Kemper untuk menyusun kode hukum Belanda berdasarkan Pasal 100 Konstitusi
Belanda. Konsep kode hukum Belanda menurut Kemper lebih didasarkan pada
hukum Belanda kuno, namun tidak disepakati oleh para ahli hukum Belgia (pada saat
itu Belgia masih bagian dari negara Belanda), karena mereka lebih menghendaki
Code Napoleon sebagai dasar dari konsep kode hukum Belanda.

10 | P a g e
Setelah Kemper meninggal (1824), ketua panitia diganti oleh Nicolai dari
Belgia. Akibatnya kode hukum Belanda sebagian besar leih didasarkan pada Code
Napoleon dibandingkan hukum Belanda kuno. Namun demikian susunannya tidak
sama persis dengan Code Napoleon, melainkan lebih mirip dengan susunan
Institusiones dalam Corpus Juris Civils yang terdiri dari empat buku.

Dalam hukum dagang Belanda tidak berdasar pada hukum Perancismelainkan


berdasar pada peraturan-peraturan dagang yang dibuat sendiri yang kemudian menjadi
himpunan hukum yang berlaku khusus bagi para golongan pedagang. Sejarah
perkembangan hukum dagang Belanda ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
hukum dagang yang di Perancis Selatan dan di Italia.

Sampai meletusnya Revolusi Perancis, hukum dagang hanya berlaku bagi


golongan pedagang saja (kelompok gilde). Perkembangan hukum dagang ini cepat
sekali yaitu sebagai berikut pada abad XVI-XVII adanya Pengadilan Saudagar guna
menyelesaikan perkara-perkara perniagaan, pada abad XVII adanya kodifikasi hukum
dagang yan belum sepenuhnya dilaksanakan, tahun 1673 dibuat Ordonance du
Commerce oleh Colbert, dan tahun 1681 lahir Ordonance du Marine.

Sesudah revolusi Perancis, kelompok gilde dihapus dan hukum dagang juga
diberlakukan untuk yang bukan pedagang, sehingga hukum dagang dan hukum
perdata menjadi tida terpisah. Walau dalam kenyataannya pemisahaan tersebut tetap
terjadi.

1.2 Sistem Hukum Perancis

Sebelum adanya unifikasi hukum oleh Kaisar Napoleon Bonaparte, Hukum


yang berlaku di Perancis bermacam-macam yaitu hukum Germania (Jerman) dan
hukum Romawi. Di bagian utara dan tengah berlaku hukum lokal (pays de droit
coutumier) yakni hukum kebiasaan Perancis kuno yang berasal dari hukum Jerman,
sedangkan pada daerah selatan yang berlaku adalah hukum Romawi (pays de droit
ecrit) yakni telah dikodifikasi dalam Corpus Juris Civilsdari Kaisar Romawi Justinian
I. Di samping hukum perkawinan adalah hukum yang ditetapkan oleh Gereja Katolik
ialah hukum Kanonik dalam Codex Iuris Canonici dan berlaku di seluruh Perancis.

Dengan berlakunya berbagai hukum tersebut, maka di Perancis dirasakan tidak


adanya kepastian hukum dan kesatuan hukum. Oleh karena itu timbul kesadaran akan
pentingnya kesatuan hukum/unifikasi hukum. Unifikasi hukum ini akan dituangkan ke
dalam suatu buku yang bernama Corpus de loisGagasan unifikasi hukum ini
sesungguhnya telah timbul sejak abad XV (Raja Louis XI) yang kemudian dilanjutkan
oleh berbagai parlemen propinsi pada abad XVI dan para ahli hukum seperti Charles
Doumolin (1500 – 1566), Jean Domat (1625 – 1696), Robert Joseph Pothier (1699 –
1771), dan Francois Bourjon.

Namun pada akhir abad XVIII dapat diterbitkan tiga buah ordonansi mengenai
hal-hal yang khusus dan yang diberi nama ordonansi daguesseau. Ordonansi yang
dimaksud adalah L’ordonance sur les donations (1731), L’ordonance sur les
testaments (1735), dan L’ordonance sur les substituions fideicommisaires (`1747).

11 | P a g e
Tanggal 21 Maret 1804 terwujudlah kodifikasi Perancis dengan nama Code
Civil des Francais yang diundangkan sebagai Code Napoleon pada tahun 1807.
Kodifikasi hukum ini merupakan karya besar dari Portalis selaku anggota panitia
pembentuk kodifikasi hukum tersebut, selain itu kodifikasi hukum ini merupakan
kodifikasi hukum nasional yang pertama dan terlengkap serta dapat diterapkan untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada. Sehingga pada saat itu timbulah paham
Legisme dengan mottonya “Di luar undang-undang tidak ada hukum”.

Sumber hukum kodifikasi tersebut merupakan campuran asas-asas hukum


Jerman dan hukum Gereja (hukum Kanonik) yaitu hukum kebiasaan (coutumes),
terutama kebiasaan Paris (coutume de Paris), ordonansi-ordonansi Daguesseau,
tulisan-tulisan dari pakar hukum seperti Poithier, Domat, dan Bourjon, serta hukum
yang dibentuk sejak revolusi Perancis sampai terbentuknya kodifikasi hukum tersebut.
[5]

Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa di negara Perancis yang
semula memberlakukan bermacam-macam hukum dengan berbagai tahap, akhirnya
pada tahun 1807 dapat memproklamirkan/diundangkan buku Code Civil des Francais
atau Code Napoleon yang merupakan kodifikasi hukum yang pertama di dunia.

Perancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum


berasal dari peraturan tertulis, oleh sebab itu hakim tidak membuat hukum, tapi
mengartikannya (meskipun jumlah penerjemahan hakim dalam beberapa hal
menjadikannya sama dengan hukum kasus). Prinsip dasar peraturan hukum tercantum
dalam Kode Napoleon. Dalam perjanjian dengan prinsip Deklarasi Hak Asasi
Manusia dan Warga Negara hukum seharusnya hanya mlarang aksi yang merugikan
masyarakat. Seperti Guy Canivet, presiden pertama Mahkamah Kasasi, menulis
mengenai pengelolaan penjara:

Kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalan pengecualian; larangan


kebebasan apapun harus dibuat oleh Hukum dan harus mengikuti prinsip kewajiban
dan perbandingan.

Berarti, Hukum harus mengeluarkan larangan hanya apabila dibutuhkan, dan


bila ketidaknyamanan disebabkan oleh larangan ini tidak melebihi ketidaknyamanan
yang diwajibkan larangan untuk pemulihan. Dalam praktik, tentunya, ideologi ini
sering gagal ketika hukum dibuat.

Hukum Perancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan hukum
umum. Hukum pribadi meliputi, biasanya, hukum sipil dan hukum kriminal. Hukum
umum meliputi, hukum administratif dan hukum konstitusional. Tetapi, dalam
praktik, hukum Perancis terdiri dari tiga bagian utama: hukum sipil, hukum kriminal
dan hukum administratif.

Perancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan religius


atau moralitas sebagai motivasi untuk penetapan larangan. Sebagai konsekuensi,
Perancis tidak lagi memiliki hukum pengumpatan atau hukum sodomi (terakhir
dihapus tahun 1791). Tetapi "serangan terhadap kesusilaan umum" (contraires aux
bonnes mœurs) atau perusak perdamaian (trouble à l'ordre public) telah digunakan

12 | P a g e
untuk menekan kembali ekspresi publik atas homoseksualitas atau prostitusi jalanan.
[6]

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem yang dianut oleh Negara-negara Eropa Kontinental khususnya Belanda


dan Prancis yang didasarkan atas hukum Romawi disebut sebagai sistem Civil law.
Disebut demikian karena Hukum Romawi pada mulanya bersumber kepada karya
agung Kaisar Iustinianus Corpus Iuris Civilis. Sistem Civil Law dianut oleh negara-
negara Eropa Kontinental sehingga kerap disebut juga sistem kontinental. Sistem
Hukum Eropa Kontinental awalnya diterapkan pada masa Romawi, kemudian
dimasukkan ke dalam sistem hukum di negara-negar Eropa Barat, seperti Jerman,
Perancis dan di negara-negara jajahannya seperti Belanda, Belgia dan sebagainya.

3.2 Saran

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kita dapat lebih memahami mengenai
pengertian suatu negara serta kita dapat mengetahui tentang suatu unsur perbandingan
negara agar kita memiliki pengetahuan yang luas tentang negara.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Mauliddar, N. Din, M. Rinaldi, Y. 2017. Gratifikasi Sebagai Tindak pidana Korupsi Terkait
Adanya Laporan Penerima Gratifikasi. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, Vol 19(1) pp
155-173. Magister Ilmu Hukm Fakultas Hukum: Universitas Syiah Kuala.
Direktorat Gratifikasi. 2014. Buku Saku Memahami Gratifikasi. Komisi Pemberantasan
Korupsi Republik Indonesia.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai