Anda di halaman 1dari 34

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA PERANCIS DENGAN

NEGARA INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Dr. Dirlanudin, M.Si

DisusunOleh :
Fika Nur Fidiyanti (6661160028)
Nadiya Mukti Ramadhanty (6661160037)
Siti Sahati (6661160041)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

AGUSTUS 2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmatdan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Perbandingan
Administrasi Negara Perancis dengan Negara Indonesia. Penulis sadar dalam penyusunan
Diktat ini masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran
yang membangun agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terimakasih.

Serang, 25 Agustus 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1-3
BAB II Pembahasan .................................................................................................... 4-15
A. Definisi Perencanaan ...................................................................................4
B. Elemen- Elemen Perencanaan......................................................................5
C. Fungsi/Manfaat Perencanaan………………………………………………6
D. Sifat-sifat Perencanaan dan Aspek Penting Perencanaan ............................6
E. Landasan Filosofis dan Landasan Hukum dalam Sistem Perencanaan........8
F. SistemPerencanaan Pembangunan Nasional................................................9

BAB III Penutup ...........................................................................................................16


A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara yang luasnya paling besar di daratan Eropa ini (547.026 km2), memiliki mata
uang Euro, sedangkan penghasilan utamanya adalah dibidang agrikultur dan industri besar
yang cukup terkemuka di Eropa, terutama dalam industri padi, daging, anggur, serta industry
besi dan baja, bahkan juga plutonium untuk bahan nuklir.Penduduk perancis yang pertama
adalah bangsa pemburu dan pelukis gua-gua seperti Lascaux (Dordogne). Bangsa yunani
membangun kota Marseille pada tahun 600 SM, kemudian setelah itu dengan cepat menjadi
ramai, apalagi setelah dipersatukannya dinasti-dinasti Gaul, Romawi, Frank, Charlemagne,
dan Capet. Kemudian di perkokoh persatuannya oleh para Louis (raja Perancis) dan
kekuasaan Napoleon (baik Bonaparte maupun Napoleon III).
Negara Perancis atau variasinya Prancis (Republique Francaise) adalah sebuah negara
yang terletak di Eropa Barat. Selain di daratan Eropa, wilayahnya juga terdiri dari berbagai
pulau dan wilayah di benua lain. Sistem Pemerintahan Negara ini menganut sistem
pemerintahan semi presidensial dengan tradisi demokrasi yang kuat. Dalam cabang eksekutif
terdapat dua pemimpin, yakni dikepalai oleh Presiden yang dipilih dalam pemilu untuk masa
jabatan 5 tahun, dan Perdana Menteri yang ditunjuk oleh presiden, dan Perdana Menteri juga
memimpin Dewan Menteri atau Kabinet.
Badan Legislatif atau Parlemen Perancis adalah sebuah badan Bikameral, yang terdiri
atas Assemblee Nationale dan Senat.Assemblee Nationale, yang mewakili konstituensi lokal
dan dipilih langsung untuk masa jabat 5 tahun, memiliki kekuatan untuk membubarkan
kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu pilihan pemerintah.Kekuatan Presiden
dapat dikatakan kuat, karena walaupun Dewan Menteri memiliki Perdana Menteri (PM)
tetapi Presidenlah yang mengangkat Perdana Menteri tersebut, dan Presidenlah yang
mengetuai Sidang Kabinet (Sidang Menteri-Menteri).
Memang dalam hal ini Parlemen Perancis juga kuat karena dapat menjatuhkan Perdana
Menteri (mosi tidak percaya) tetapi tidak dapat menjatuhkan presiden, bahkan sebaliknya
Presiden dapat membubarkan Assemble Nationale.Presiden merupakan pelindung (protector)
dan pelerai (arbiter) dalam tiap persoalan yang timbul diantara lembaga-lembaga
pemerintahan.
Pelayanan publik pada negara ini mempergunakan pula asas dekonsentrasi (untuk
kecenderungan sentralisasi) sedangkan dalam memegang teguh prinsip demokrasi perancis
mengimbanginya dengan mempergunakan pula asas desentralisasi dalam mempermudah
pelayanan publik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalaah :
a. Bagaimana sistem pemerintahan di Negara Perancis ?
b. Bagaimana sistem keuangan di Negara Perancis ?
c. Bagaimana perbandingan administrasi negara di Negara Perancis dengan Negara
Indonesia ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui sistem pemerintahan yang ada di Negara Perancis
b. Untuk mengetahui sistem keuangan yang ada di Negara Perancis
c. Untuk mengetahui perbandingan administrasi negara di Negara Perancis dengan
Negara Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pemerintahan Perancis


Negara Perancis saat ini (terkenal dengan istilah Republik Kelima) merupakan sebuah
negara Republik dan berbentuk negara kesatuan. Perancis menganut sistem pemerintahan
semi presidensil. Mengapa disebut semi Presidensiil Ini dikarenakan dalam menjalankan
roda pemerintahan, Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dibantu
oleh seorang Perdana Menteri. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan yang
presidensil secara murni dimana Presiden hanya menjalankan pemerintahan seorang diri
dengan hanya dibantu kabinet.1
Untuk urusan legislatif, Perancis menggunakan sistem parlemen 2 pintu (bikameral)
yang terdiri dari National Assembly (sidang Nasional) dan Senat Tidak Berpendapat
(Perliament Sovereignity). Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mempunyai sistem
legislatif trikameral (3 pintu) yang terdiri dari MPR, DPR, dan DPRD. Di Perancis,
parlemen dapat membubarkan kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu pilihan
pemerintah. Walaupun demikian, Presiden tidak dipilih oleh parlemen tetapi dipilih
secara electoral college yang terdiri dari wakil-wakil daerah / kota.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan di perancis, kabinet yang anggotanya terdiri
dari dewan - dewan menteri berada dibawah kepemimpinan Perdana Menteri. Sedangkan
Presiden bersama dengan Sidang Nasional dan Parliement Sovereignity akan
mengangkat Dewan Konstitusi. Dewan Konstitusi ini anggotanya terdiri dari 9 orang
yang tugas utamanya adalah mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan
parlemen serta mengawasi pelaksanaan referendum.Konstitusi yang dianut oleh Negara
Perancis adalah konstitusi tertulis. Namun bila dibandingkan dengan negara-negara yang
lain, konstitusi Perancis ini lebih regid (lebih kaku). Terjadi pemisahan kekuasaan yang
jelas antara legislatif yang ada di tangan parlemen, Eksekutif di tangan Presiden, dan
Yudisial di tangan badan kehakiman. Mengenai Badan Kehakiman, para hakim ini
diangkat oleh eksekutif dan terbagi menjadi dua. Yaitu Peradilan Kasasi (Court of

1
Aldyansah Alfin “Sistem Pemerintahan Negara Perancis” diakses dari
http://aldyansah7.blogspot.com/2015/11/sistem-pemerintahan-negara-prancis.html pada
tanggal 22 Agustus 2018 pukul 19.00 WIB.
Casation) dan Peradilan Hukum Administrasi. Dalam perkara-perkara yang rumit dan
berat, penanganannya akan dilakukan oleh Tribunal des Conflits.
Berikut ini sistem pemerintahan yang dianut Perancis hingga akhirnya sampai pada
republik kelima :2
1. Sistem Pemerintahan Monarki
Awal Sistem Pemerintahan Monarki di Perancis dibuat oleh Raja Louis XIV yang
memiliki semboyan Negara adalah saya.Raja Louis XIV menerapkan system
pemerintahan monarki absolute.Yaitu system pemerintahan yang dimana seluruh
kekuasaan negaranya berada ditangan raja.Sehingga raja mempunyai kekuasaan
yang tidak terbatas (mutlak). Raja mempunyai kekuasaan yang luar biasa
sehingga ia berbuat sewenang-wenang. Perintah raja merupakan undang-undang
yang harus dilaksanakan tanpa reserve. Di sistem ini berlaku semboyan Princep
legibut solutes est, solus publica suprema lex (yang berhak membentuk undang-
undang adalah raja).Akhir Dari Monarki Di Perancis di bawah Majelis Legislatif,
yang masih berkuasa sebelum proklamasi Republik Pertama, Perancis terlibat
dalam perang dengan Prusia dan Austria. Pada bulan Juli 1792, Duke of
Brunswick, komandan umum Austro-Prusia Angkatan Darat, mengeluarkan nya
Manifesto Brunswick, di mana ia mengancam kehancuran Paris harus ada bahaya
datang kepada Raja Louis XVI. Ancaman asing memperburuk kekacauan politik
Perancis tengah Revolusi Perancis dan memperdalam semangat dan rasa urgensi
antara berbagai faksi.Dalam kekerasan 10 Agustus 1792, warga menyerbu Istana
Tuileries, menewaskan enam ratus dari Raja penjaga Swiss dan bersikeras pada
penghapusan raja.Sebuah ketakutan baru anti-revolusioner tindakan diminta
kekerasan lebih lanjut, dan pada pertama minggu September 1792, massa dari
Paris masuk ke penjara kota, menewaskan lebih dari setengah dari tahanan. Ini
termasuk bangsawan, pendeta, dan para tahanan politik, tetapi juga penjahat biasa
banyak, seperti pelacur dan pencuri kecil, banyak mereka dibunuh di sel
diperkosa, ditikam, dan memangkas sampai mati.Ini dikenal sebagai Pembantaian
September.Kerajaan memerintah Perancis hingga Revolusi Perancis, tahun 1789,
Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama
2
Adi Kurniawan “Makalah PKN Sistem Pemerintahan Negara Perancis” diakses dari
http://coretansang-pemimpi2.blogspot.com/2014/12/kata-pengantar-syukur-saya-ucapkan-
atas.html pada tanggal 22 Agustus 2018 Pukul 19.05 WIB
ribuan warga sipil Perancis lainnya.Setelah berbagai skema pemerintahan pendek,
Napoleon Bonaparte mengambil alih pemerintahan Republik tahun 1799,
menjadikannya Konsul Pertama.

2. Republik Pertama Perancis


Pertama Republik Perancis (French: Première République française) didirikan
pada tanggal 22 September 1792, oleh baru didirikan Konvensi Nasional.
Republik Pertama berlangsung hingga deklarasi Kekaisaran Perancis Pertama
tahun 1804 di bawah Napoleon I. Periode ini ditandai dengan jatuhnya monarki,
pembentukan Konvensi Nasional dan terkenal Pemerintahan Teror, pendirian
Directory dan Thermidorian Reaksi, dan akhirnya, penciptaan Konsulat dan naik
ke kekuasaan Napoleon.

3. Republik Kedua Perancis


Republik Kedua Perancis adalah pemerintah republik Perancis antara Revolusi
1848 dan kudeta oleh Louis-Napoléon Bonaparte yang memprakarsai Kekaisaran
Kedua.Ini resmi mengadopsi moto Liberté, Egalite, Fraternité. Republik Kedua
menyaksikan ketegangan antara "Republik Demokratik Sosial dan" (Perancis: la
République démocratique et sociale) dan bentuk liberal Republik, yang meledak
selama Pemberontakan Hari Juni 1848. Akhir Republik kedua setelah kekalahan
terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran Waterloo, monarki Perancis
dibentuk kembali, tapi dengan pembatasan konstitusional baru. Tahun 1830,
sebuah pemberontakan warga sipil memaksa pembentukan Monarki
Julikonstitusional, yang berjalan hingga 1848.Republik Kedua yang berusia
pendek ini berakhir tahun 1852 ketika Louis-Napoléon Bonaparte
memproklamirkan Kekaisaran Kedua.Louis-Napoléon mundur setelah kekalahan
dalam perang Perancis-Prusia tahun 1870 dan rezimnya digantikan oleh Republik
Ketiga.

4. Republik Ketiga Perancis


Republik Ketiga Prancis (French: La Troisième République, kadang-kadang
ditulis sebagai La III e République) adalah pemerintah republik Perancis dari
tahun 1870, ketika Kekaisaran Perancis Kedua runtuh, sampai 1940, ketika ia
digantikan oleh France Vichy pemerintah setelah Perancis Ketiga Republik
kekalahan Nazi Jerman pada tahap awal Perang Dunia II.

5. Republik keempat Perancis


Republik Keempat Perancis adalah republik pemerintah Perancis antara tahun
1946 dan 1958, diatur oleh republik keempat konstitusi. Itu dalam banyak hal
kebangkitan dari Republik Ketiga, yang berada di tempat sebelum Perang Dunia
II, dan menderita banyak masalah yang sama. Perancis mengadopsi konstitusi
Republik Keempat pada 13 Oktober 1946.Pencapaian terbesar dari Republik
Keempat adalah dalam reformasi sosial dan pembangunan ekonomi.Pada tahun
1946, pemerintah membentuk sistem jaminan sosial yang komprehensif yang
meyakinkan asuransi pengangguran, pensiun cacat dan tua, dan perawatan medis
bagi semua warga negara.Namun Republik Keempat akhirnya runtuh yang di
picu oleh krisis Algiers tahun 1958.

6. Perancis Republik Kelima


Republik Kelima adalah kelima dan saat republik konstitusi dari Perancis,
diperkenalkan pada tanggal 4 Oktober 1958.Republik Kelima muncul dari
runtuhnya Republik Keempat Perancis, menggantikan sebelum pemerintahan
parlementer dengan sistem semi-presidensial.Ini adalah ketiga terpanjang-abadi
rezim politik Perancis, setelah pra- RevolusiAncien Régime dan Republik
Ketiga.Konstitusi baru berisi klausul peralihan (artikel 90-92) memperpanjang
masa pemerintahan oleh keputusan sampai lembaga baru yang beroperasi.René
Coty tinggal presiden Republik sampai presiden baru diproklamirkan.Pada 21
Desember 1958 Charles de Gaulle terpilih Presiden Perancis oleh electoral
college.Komisi konstitusi sementara, bertindak sebagai pengganti dari Dewan
Konstitusi, menyatakan hasil pemilu pada tanggal 9 Januari 1959.Presiden baru
mulai kantornya pada tanggal tersebut, menunjuk Michel Debre sebagai perdana
menteri.
Evolusi Presiden awalnya dipilih oleh electoral college, tetapi pada tahun 1962 de
Gaulle mengusulkan agar presiden dipilih langsung oleh warga, dan mengadakan
referendum mengenai perubahan. Meskipun metode dan maksud dari de Gaulle
dalam referendum yang diperebutkan oleh sebagian kelompok politik kecuali
untuk Gaullists, perubahan itu disetujui oleh pemilih Perancis.Dewan Konstitusi
menolak untuk memutuskan konstitusionalitas referendum. Presiden sekarang
dipilih setiap lima tahun, berubah dari tujuh oleh referendum konstitusi pada
tahun 2000, untuk mengurangi kemungkinan hidup bersama karena perbedaan
mantan panjang istilah untuk Majelis Nasional dan Kepresidenan. Babak pertama
adalah terbuka untuk semua kandidat dan akan mendirikan presiden jika setiap
calon mendapat mayoritas keseluruhan. Jika tidak ada pemenang di babak
pertama, dua kandidat dengan jumlah terbesar orang menilainya pergi ke putaran
kedua.

2.2 Sistem Politik Negara Perancis


Sistem politik Prancis menganut sistem dwi partai yang saling bertentangan satu sama
lain. Partai sayap kanan yang dikenal dengan Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat
melawan partai sayap kiri yang dikenal dengan Partai Sosialis Perancis. Dalam
perjalanannya, partai dari sayap kanan yakni Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat
mempunyai Peran dominant di Perancis.

2.3 Lembaga Pemerintahan Negara Perancis


 Lembaga Eksekutif
Seperti yang telah disebutkan di atas, Konstitusi Perancis saat ini memberikan
kekuasaan lebih pada badan eksekutif yang terdiri dari Presiden dan Perdana
Menteri. Presiden memiliki jabatan resmi sebagai Kepala Negara dan merupakan
Komandan Tertinggi di Angkatan Bersenjata Nasional. Presiden dipilih langsung
oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun. Sedangkan Perdana Menteri dipilih
oleh Majelis Nasional. Perdana Menteri disini merupakan kepala atas Dewan
Menteri atau Kabinet dimana kabinet-kabinet ini sendiri ditunjuk oleh Presiden
dengan rekomendasi dari Perdana Menteri. Berdasarkan divisi kekuasaan yang
ada, yang dalam hal ini telah berubah menjadi konvensi politik, Presiden semata-
mata bertanggungjawab atas kebijakan luar negeri dan pertahanan nasional.
Sedangkan Perdana Menteri bertanggungjawab atas kebijakan domestik.
Adakalanya proses pemerintahan bisa berlangsung rumit jika terjadi periode atau
masa kohabitasi. Artinya, Perdana Menteri dan Presiden yang terpilih secara
resmi berasal dari partai yang saling bersaing.
Satu dari kekuasaan paling penting yang dimiliki Presiden adalah
kewenangannya untuk membubarkan Majelis Nasional dan mengadakan
pemilihan baru atas badan legislatif. Presiden juga diberi kewenangan untuk
mengajukan beberapa permasalahan kebijakan tertentu seperti perjanjian-
perjanjian di Uni Eropa ke dalam referendum nasional. Sedangkan Perdana
Menteri menguasai otoritas signifikan sebagai pemimpin partai mayoritas atau
koalisi di dalam Majelis Nasional. Balance of Power (BoP) antara Presiden dan
Perdana Menteri tergantung pada Partai yang berpengaruh dalam badan legislatif.
Dalam artian, ketika Presiden memiliki dukungan kuat dari mayoritas
parlementer, maka ada tendensi dimana Perdana Menteri akan berperan sebagai
deputi dari Presiden. Sebaliknya, jika partai yang menaungi Presiden merupakan
salah satu partai minoritas maka Presiden harus menunjuk Perdana Menteri yang
berasal dari salah satu partai dari koalisi (partai mayoritas). Jika situasi ini terjadi
maka akan tercipta suatu power-sharing arrangement (kohabitasi) dimana
Presiden dan Perdana Menteri memiliki kecenderungan untuk mengawasi
pengaruh yang dimiliki satu sama lain.

 Lembaga Legislatif

Perancis memiliki sistem legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis


Nasional dan Senat. Anggota Majelis Nasional terdiri dari 577 anggota.
Sedangkan dalam Senat terdiri dari setidaknnya 321 anggota yang masing-masing
sebanyak 296 ditempatkan di Perancis Metropolitan, 13 lainnya ditempatkan di
daerah-daerah dan departemen yang berada di luar Perancis, sisanya sebanyak 12
anggota ditujukan untuk warga negara Perancis yang berada di luar negeri.
Anggota dari Majelis Nasional (badan legislatif utama) dipilih secara langsung
setiap 5 tahun sekali. Sedangkan senator dipilih secara tidak langsung melalui
satu mekanisme dimana pada setiap departemen di dirikan seperti semacam
kantor pemilihan umum. Kewenangan Senatpun juga dibatasi. Dalam artian,
ketika terjadi ketidaksepahaman antara dua lembaga legislatif ini, maka
keputusan final tetaplah menjadi kewenangan Majelis Nasional.

Di bawah konstitusi Republik Kelima, kewenangan badan legislatif secara praktis


mengalami pengurangan jika dibandingkan pada masa Fourth Republic. Agenda
dari badan ini secara kuat dipengaruhi oleh pemerintah (Presiden dan Perdana
Menteri) yang bahkan bisa memenangkan pengadopsian sebuah RUU tanpa
melakukan pemungutan suara secara aktual. Di atas telah dijelaskan pula
bahwasannya Presiden (dalam situasi tertentu) bisa membubarkan Majelis
Nasional bahkan sebelum masa fungsi dari Majelis ini berakhir namun terlepas
dari kekuasaan Presiden tersebut, Majelis Nasional juga memiliki otoritas untuk
menjatuhkan pemerintahan legal jika suara mayoritas absolut dari total anggota
Majelis memutuskan untuk bertindak demikian.

 Lembaga Yudikatif

Sistem Yudikatif Perancis terdiri dari dua cabang, dimana pada masing-
masing cabang terdapat semacam hierarki mahkamah agung. Cabang yang
pertama (pengadilan Administratif) mengurusi masalah yang berkaitan dengan
peraturan pemerintah atau sengketa antar lembaga-lembaga publik. Cabang yang
kedua (pengadilan umum) mengurusi kasus-kasus sipil dan kriminalitas warga
Perancis. Dalam pengadilan umum atau pengadilan yudisial terdapat dua jenis
pengadilan. Yaitu pengadilan sipil dan pengadilan kasus kriminalitas. Pengadilan
sipil bertugas untuk menangani kasus antar perseorangan atau perseorangan
dengan korporasi. Sedangkan pengadilan kriminal menangani kasus pelanggaran
ringan dan atau kasus pembunuhan.

2.4 Sistem Pemilu di Negara Perancis


Di Prancis, terdapat dua pemilihan umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali,
yaitu pemilihan umum eksekutif untuk memilih Presiden, dan pemilihan umum legislatif
untuk memilih anggota Assemblée Nationale, dengan masa jabatan masing-masing
selama lima tahun. Baik Presiden maupun anggota Assemblée Nationale dipilih secara
langsung oleh warga Negara Prancis. Pemilu eksekutif dilaksanakan lebih dahulu
sebelum dilaksanakannya pemilu legislatif. Karena pemilu eksekutif dilaksanakan
terlebih dahulu, secara otomatis Presiden terpilih lebih dahulu dibandingkan dengan
anggota Assemblée Nationale. Karena masyarakat sudah melihat aliran mana yang
dianut oleh Presiden terpilih, biasanya mayoritas pemenang pemilu legislatif berasal dari
aliran yang sama dengan Presiden. Presiden kemudian memilih Perdana Menteri yang
berasal dari aliran mayoritas pemenang pemilu legislatif atau anggota Assemblée
Nationale terpilih. Setelah itu Presiden dan Perdana Menteri bersama-sama membentuk
kabinet. Di sisi lain, badan legislatif yang ada di Prancis bukan hanya Assemblée
Nationale saja tetapi juga sénat. Namun, sénat tidak dipilih melalui pemilu secara
langsung melainkan dipilih dengan cara “electoral college” yang anggotanya dipilih oleh
anggota Assemblée Nationale, delegasi dari pemerintahan di tingkat département, region,
dan commune. Untuk pemilu di tingkat département, region, dan commune, pemilu
dilaksanakan dengan sistem yang berbeda.

2.5 Sistem Keuangan Negara Perancis


Perancis merupakan pendukung utama dunia dalam kesamaan akuntansi
nasional.Menteri Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (undang-
undang akuntansi nasional) formal yang pertama pada September 1947.Sebuah ketentuan
yang telah direvisi mulai berjalan pada tahun 1957.Revisi selanjutnya dari ketentuan
tersebut dibuat pada tahun 1982 dibawah pengaruh Fourth Directive of the European
Union. Pada tahun 1986, ketentuan tersebut diperluas untuk mengimplementasikan
persyaratan Seventh Directive Uni Eropa pada laporan keuangan gabungan, dan
selanjutnya direvisi lagi pada tahun 1999.Plan Comptable Generalberisi:
 Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan
 Definisi aset, utang, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan
pengeluaranAturan-aturan valuasi dan pengakuan
 Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku lainnya
yang telah terstandardisasi
 Contoh laporan keuangan dan aturan presentasinya

Akuntansi Prancis sangat terhubung dengan ketentuan yang memungkinkan untuk


mengabaikan fakta bahwa legilasi komersial (misalnya, Code de Commerce) dan
undang-undang perpajakan yang mengatur banyak akuntansi dan laporan keuangan
Prancis yang sebenarnya.Undang-undang pajak penghasilan yang pertama dibuat pada
tahun 1914, dengan demikian menghubungkan perpajakan dan keharusan untuk
menyimpan catatan akuntansi. Dasar utama untuk regulasi akuntansi di Prancis adalah
Undang-Undang Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang menjadikan Plan
Comptable General suatu kewajiban bagi semua perusahaan. Kedua naskah dasar
tersebut dimasukkan kedalam Code de Commerce.Undang-undang komersial dalam
Code de Commerce memiliki ketentuan akuntansi dan laporan yang luas. Setiap
perusahaan harus membuat sebuah panduan akuntansi jika dianggap perlu untuk
memahami dan mengatur proses akuntansi.
Terdapat lima badan keuangan yang terlibat dalam penyusunan standar di Prancis:
1) Counseil National de la Comptabilitie, atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2) Comite de la Reglementation Comptable, atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
3) Autorite des Marches Financiers, atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4) Ordre des Experts-Comptables, atau OEC (Institut Akuntan Publik) Compagnie
Nationale dea Commissaires aux Comptes, atau CNCC (Institut Nasional Undang-
Undang Auditor)

CNC terdiri dari 58 anggota yang mewakili profesi akuntansi, pegawai sipil, dan
atasan, persatuan dagang, dan kelompok-kelompok sektor swasta lainnya.Tergabung
dengan Kementerian Ekonomi dan Keuangan, CNC mengeluarkan peraturan dan
rekomendasi pada masalah-masalah akuntansi dan memiliki tanggung jawab yang besar
untuk menjalankan peraturan ersebut.CNC mengkonsultasikan masalah-masalah
akuntansi yang memerlukan regulasi, tapi tidak memiliki kekuatan pengaturan atau
pelaksanaan.Sebagian besar pekerjaan teknis CNC dilakukan oleh komite atau staf
anggota CNC.Sebuah Urgent Issues Committee tergabung dalam CNC untuk
menyelesaikan masalah-masalah akuntansi yang memerlukan resolusi yang
cepat.Penunjukan dalam CNC sangat bergengsi, dan rekomendasinya sangat berbobot.
Oleh karena kebutuhan akan cara penyediaan otoritas pengaturan yang luwes dan
cepat untuk standar akuntansi, CRC didirikan pada tahun 1998. CRC mengubah
peraturan dan rekomendasi CNC menjadi regulasi yang mengikat.Di bawah kekuasaan
hukum Kementerian Ekonomi dan Keuangan, CRC memiliki 15 anggota, yang
diantaranya merupakan perwakilan dari kementerian yang berbeda.CNC, AMF, OEC,
dan CNCC, dan hakim dari dua pengadilan tertinggi di Prancis.Regulasi CRC
dipublikasikan dalam Official Journals of the French Republik setelah mendapatkan
persetujuan menteri.Jadi, CRC memiliki kekuatan pengaturan yang sebenarnya.
Di Prancis profesi akuntansi dan audit telah lama terpisah. Akuntan dan auditor
Prancis diwakili oleh dua badan, OEC dan CNCC, walaupun adanya kesamaan dalam
keanggotaannya.Sebenarnya, 80% dari akuntan Prancis yang baik memenuhi persyaratan
untuk keduanya. Dua badan profesional tersebut mempertahankan hubungan dan kerja
sama yang erat pada masalah-masalah yang sama. Keduanya berpartisipasi dalam
pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC, dan mewakili Prancis dalam
IASB.
Praktik akuntansi publik dan hak untuk mendapatkan gelar expert-comptable dibatasi
untuk para anggota OEC, yang terikat dengan klien untuk menjaga dan meninjau catatan
akuntansi dan mempersiapkan laporan keuangan.Mereka mungkin juga memberikan
layanan pajak, sistem informasi, dan jasa penasihat manajemen.OEC berada di bawah
yurisdiksi Menteri Ekonomi dan Keuangan.Sebagian besar usahanya dicurahkan untuk
masalah-masalah praktik profesional, walaupun sebelum CRC didirikan semua usahanya
memberikan interprestasi dan rekomendasi pada penerapan legislasi dan regulasi
akuntansi.
Sebaliknya, CNCC (asosiasi auditor resmi profesional-commissaries aux comptes)
berada di bawah yurisdiksi Menteri Kehakiman.Menurut undang-undang, hanya auditor
resmi yang boleh mengaudit dan memberikan opini tentang laporan
keuangan.CNCC mengeluarkan sebuah buku pegangan anggota yang berisi standar
profesional yang ekstensif.CNCC juga mengeluarkan buletin informasi yang
memberikan bantuan teknis. Audit di Prancis secara umum sama dengan padanannya di
tempat lain. Namun, auditor Prancis harus melapor kepada oditur negara bagian untuk
setiap tindakan kriminal yang mereka dapati selama masa audit.Haut Conseil du
Commissariat aux Comptes (High Council of External Auditors) didirika pada tahun
2003 untuk mengawasi pekerjaan audit, khususnya dalam hal etika dan kebebasan.
Layaknya CNCC, lembaga tersebut berada di bawah Menteri Kehakiman. Undang-
undang tahun 2003 juga mewajibkan penyertaan laporan auditor pada kendali internal.
AMF bertanggung jawab untuk mengawasi audit perusahaan-perusahaan yang
terdaftar. Namun, AMF bergantung pada komite CNCC (Comite de l’Examen National
des Activites-CENA) untuk melakukan tinjauan mutu audit demi kepentingannya.Dengan
penetapannya bersama AMF, CENA memeriksa audit dari setiap perusahaan yang
terdaftar sedikitnya sekali dalam 6 tahun.Pemeriksaan lebih lanjut juga dilakukan dalam
kasus-kasus di mana pekerjaan auditor dianggap tidak sempurna.
Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan
keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang
dikonsolidasikan.Hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) atau bahkan prinsip akuntansi yang diterima
umum di AS (GAAP) dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi.Alasan utama
untuk fleksibilitas ini adalah ketika Direktif Ketujuh UE diberlakukan pada thun 1986,
banyak perusahaan multinasional dari Prancis yang telah menyusun laporan keuangan
konsolidasi berdasarkan prinsip Anglo-Saxon untuk keperluan pencatatan saham di luar
negeri.Perusahaan Prancis yang mengacu pada IFRS atau GAAP AS sering menyataan
bahwa laporan keuangan mereka telah sesuai baik dengan standar Prancis maupun
dengan standar internasional atau AS.3
Dapat ditarik kesimpulan sistem keuangan negara Perancis adalah sebagai berikut :
 Pernyataan tentang “Akuntansi Prancis sangat terhubung dengan ketentuan
yang memungkinkan untuk mengabaikan fakta bahwa legilasi komersial”
menyatakan bahwa hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan akuntansi
cenderung lemah dan tidak efektif. Undang-undang komersial dalam Code de
Commerce memiliki ketentuan akuntansi dan laporan yang luas.
 Perancis memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi
jika dengan melakukanya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan
tersajikan secara lebih baik hasil dengan ketentuan yang berlaku
 Keunggulan Fitur signifikan dalam laporan keuangan Prancis adalah
persyaratan untuk penulisan catatan kaki yang ekstensif dan rinci.

2.6 Perbandingan Administrasi Negara di Negara Perancis dengan Negara


A. Sistem politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia adalah sebuah sistem politik yang berlaku di
Indonesia. Artinya bahwa sistem politik Indonesia merupakan sistem politik yang
dianut oleh Indonesia yang berdasarkan nilai budaya Indonesia yang bersifat
turun-temurun dan juga bisa diadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi
pembangunan sistem politik Indonesia. Sistem politik Indonesia diartikan
sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara
Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan
tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya. Politik adalah semua lembaga-lembaga
negara yang tersebut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi
legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya

3
Risca Wijaya “Sistem Akuntansi Keuangan di Perancis” diakses dari
http://riscawijaya.blogspot.com/2016/03/sistem-akuntansi-keuangan-di-perancis.html pada
tanggal 23 Agustus 2018 Pukul 13.00 WIB
kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga
memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara.
Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga
Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni
MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Badan yang
ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa,Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group),Alat/Media
Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya
adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan
inilahmasyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai
input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakat
diharapkankeputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan
kehendak rakyat.

B. Sistem Pemerintahan Indonesia


Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini
dibedakan menjadi: Presidensial, Parlementer, Semipresidensial, Komunis,
Demokrasi liberal dan Liberal. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan
tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara
sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Secara luas berarti
sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku
kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa
ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
1) Pemerintahan Berdasarkan Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis, yaitu constituer berarti
membentuk, yang dimaksud ialah membentuk suatu negara, dalam bahasa
Inggris dipakai istilah constitution yang dalam bahasa Indonesia disebut
konstitusi, dalam praktek dapat berarti lebih luas dari pada pengertian
Undang-Undang Dasar, tetapi ada juga yang menyamakan dengan Undang-
Undang Dasar (Dahlan Thaib, 2008 : 7). Dalam bahasa Latin, kata konstitusi
merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume adalah sebuah reposisi yang
berarti bersama dengan……., dan statuere berasal dari kata sta yang
membentuk kata kerja pokok stare yang berarti berdiri. Atas dasar itu maka
kata statuere mempunyai arti membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan
atau menetapkan (Dahlan Thaib, 2008 : 7)
Pengertian konstitusi menurut bahasa Perancis, bahasa Inggris dan bahasa
Latin, pada intinya adalah suatu ungkapan untuk membentuk,
mendirikan/menetapkan, lebih lanjut dikenal dengan maksud pembentukan,
penyusunan atau menyatakan suatu negara, maka dengan kata lain secara
sederhana, konstitusi dapat diartikan sebagai suatu pernyataan tentang bentuk
dan susunan suatu negara, yang dipersiapkan sebelum maupun sesudah
berdirinya negara yang bersangkutan (Jazim Hamidi, 2009 : 87).

Berdasarkan definisi konstitusi menurut C.F. Strong, yang ditulis oleh


Jazim Hamidi, terdapat tiga unsur yang termuat dalam konstitusi, yaitu :
1. Prinsip-prinsip mengenai kekuasaan pemerintahan;
2. Prinsip-prinsip mengenai hak-hak mengenai warga negara; dan
3. Prinsip-prinsip mengenai hubungan antara warga negara dengan
pemerintah (Jazim Hamidi, 2009 : 88).
Konstitusi secara umum memiliki sifatsifat formil dan materiil. Konstitusi
dalam arti formil berarti konstitusi yang tertulis dalam suatu ketatanegaraan
suatu negara, Dalam pandangan ini suatu konstitusi baru bermakna apabila
konstitusi tersebut telah berbentuk nakskah tertulis dan diundangkan,
misalnya UUD 1945, Sedangkan konstitusi materiil adalah suatu konstitusi
jika orang melihat dari segi isinya, isi konstitusi pada dasarnya menyangkut
hal-hal yang bersifat dasar atau pokok bagi rakyat dan negara ( Titik
Triwulan Tutik, 2006 : 2).

C. Sistem Hukum Negara Indonesia


Sistem hukum ini berkembang di negara- negara Eropa daratan dan sering
disebut sebagai “Civil Law” yang semula berasal dari kodifikasi hukum yang
berlaku di kekaisaran romawi pada masa pemerintahan Kaisar justinianus abad VI
sebelum masehi. Negara negara penganut sistem hukum Eropa Koninental atau
civil law antara lain negara negara Perancis, Jerman, Belanda dan bekas jajahan
Belanda antara lain Indonesia, Jepang dan Thailand. Pada sistem ini, putusan
pengadilan berdasarkan pada peraturan perundang undangan yang berlaku,
contohnya bisa UUD 45, Tap MPR, UU/Perpu, Peraturan Pemerintah,
Perpres/Kep Pres, MA, Keputusan Menteri dan lain lain. jadi, keputusan
pengadilan bersifat fleksibel (berubah ubah) tergantung hakim yang memutuskan
berdasarkan fakta atau bukti yang ada. Tidak menganut sistem juri karena negara
negara tersebut menganut faham bahwa orang awam yang tidak tahu hukum tidak
bisa ikut andil/menentukan nasib seseorang, tetapi putusan Hakim yang
menentukan berdasarkan fakta sumber sumber dan saksi saksi yang mendukung.
Sistem Civil Law mempunyai tiga karakteristik, yaitu adanya kodifikasi,
hakim tidak terikat kepada presiden sehingga undang-undang menjadi sumber
hukum yang terutama, dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Karakteristik
utama yang menjadi dasar sistem Hukum Civil Law adalah hukum memperoleh
kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang
berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi.
Karakteristik dasar ini dianut mengingat bahwa nilai utama yang merupakan
tujuan hukum adalah kepastian hukum. Kepastian hukum hanya dapat
diwujudkan kalau tindakan-tindakan hukum manusia dalam pergaulan hidup
diatur dengan peraturan-peraturan hukum tertulis. Dengan tujuan hukum itu dan
berdasarkan sistem hukum yang dianut, hakim tidak dapat leluasa menciptakan
hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum. Hakim hanya berfungsi
menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan dalam batas-batas
wewenangnya. Putusan seorang hakim dalam suatu perkara hanya mengikat para
pihak yang berperkara saja (Doktrins Res Ajudicata).
Karakteristik kedua pada sistem Civil Law yaitu yang menjadi pegangan
hakim adalah aturan yang dibuat oleh parlemen, yaitu undang-undang.11)
Karakteristik ketiga pada sistem hukum Civil Law adalah apa yang oleh
Lawrence Friedman disebut sebagai digunakannya sistem Inkuisitorial dalam
peradilan. Di dalam sistem itu, hakim mempunyai peranan yang besar dalam
mengarahkan dan memutuskan perkara; hakim aktif dalam menemukan fakta dan
cermat dalam menilai alat bukti. Menurut pengamatan Friedman, hakim di dalam
sistem hukum Civil Law berusaha untuk mendapatkan gambaran lengkap dari
peristiwa yang dihadapinya sejak awal. Sistem ini mengandalkan profesionalisme
dan kejujuran hakim. Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam
sistem hukum Civil Law berupa peraturan perundang-undangan, kebiasaan-
kebiasaan, dan yurisprudensi. Dalam rangka menemukan keadilan, para yuris dan
lembaga-lembaga yudisial maupun quasi-judisial merujuk kepada sumber-sumber
tersebut. Dari sumber-sumber itu, yang menjadi rujukan pertama dalam tradisi
sistem hukum Civil Law adalah peraturan perundang-undangan. Negara-negara
penganut civil law menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi dalam hirarki
peraturan perundang -undangan. Semua negara penganut civil law mempunyai
konstitusi tertulis.
Dalam perkembangannya, sistem hukum ini mengenal pembagian hukum
publik dan hukum privat. Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum
yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/negara serta hubungan-
hubungan antara masyarakat dan negara (sama dengan hukum publik di sistem
hukum Anglo-Saxon). Hukum Privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang
mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup demi hidupnya. Sistem hukum ini memiliki segi positif dan negatif. Segi
positifnya adalah hampir semua aspek kehidupan masyarakat serta sengketa-
sengketa yang terjadi telah tersedia undang-undang/hukum tertulis, sehingga
kasus-kasus yang timbul dapat diselesaikan dengan mudah, disamping itu dengan
telah tersedianya berbagai jenis hukum tertulis akan lebih menjamin adanya
kepastian hukum dalam proses penyelesaiannya. Sedang segi negatifnya, banyak
kasus yang timbul sebagai akibat dari kemajuan zaman dan peradaban manusia,
tidak tersedia undang-undangnya. Sehingga kasus ini tidak dapat diselesaikan di
pengadilan. Hukum tertulis pada suatu saat akan ketinggalan zaman karena sifat
statisnya. Oleh karena itu, sistem hukum ini tidak menjadi dinamis dan
penerapannya cenderung kaku karena tugas hakim hanya sekedar sebagai alat
undang-undang. Hakim tak ubahnya sebagai abdi undang-undang yang tidak
memiliki kewenangan melakukan penafsiran guna mendapatkan nilai keadilan
yang sesungguhnya.Berikut beberapa perbedaan antara sistem hukum Eropa
kontinental dengan sistem anglo saxon sebagai berikut :
 Sistem hukum eropa kontinental mengenal sistem peradilan administrasi,
sedang sistem hukum anglo saxon hanya mengenal satu peradilan untuk semua
jenis perkara.
 Sistem hukum eropa kontinental menjadi modern karena pengkajian yang
dilakukan oleh perguruan tinggi sedangkan sistem hukum anglo saxon
dikembangkan melalui praktek prosedur hukum.
 Hukum menurut sistem hukum eropa kontinental adalah suatu sollen bulan
sein sedang menurut sistem hukum anglo saxon adalah kenyataan yang
berlaku dan ditaati oleh masyarakat.
 Penemuan kaidah dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan atau
penyelesaian sengketa, jadi bersifat konsep atau abstrak menurut sistem
hukum eropa kontinental sedang penemuan kaidah secara kongkrit langsung
digunakan untuk penyelesaian perkara menurut sistem hukum anglo saxon.
 Pada sistem hukum eropa kontinental tidak dibutuhkan lembaga untuk
mengoreksi kaidah sedang pada sistem hukum anglo saxon dibutuhkan suatu
lembaga untuk mengoreksi,yaitu lembaga equaty. Lembaga ini memberi
kemungkinan untuk melakukan elaborasi terhadap kaidah-kaidah yang ada
guna mengurangi ketegaran.
 Pada sistem hukum eropa kontinental dikenal dengan adanta kodifikasi hukum
sedangkan pada sistem hukum anglo saxon tidak ada kodifikasi.
 Keputusan hakim yang lalu (yurisprudensi) pada sistem hukum eropa
kontinental tidak dianggap sebagai kaidah atau sumber hukum sedang pada
sistem hukum anglo saxon keputusan hakim terdahulu terhadap jenis perkara
yang sama mutlak harus diikuti.
 Pada sistem hukum eropa kontinental pandangan hakim tentang hukum adalah
lebih tidak tekhnis, tidak terisolasi dengan kasus tertentu sedang pada sistem
hukum anglo saxon pandangan hakim lebih teknis dan tertuju pada kasus
tertentu.
 Pada sistem hukum eropa kontinental bangunan hukum, sistem hukum, dan
kategorisasi hukum didasarkan pada hukum tentang kewajiban sedang pada
sistem hukum anglo saxon kategorisasi fundamental tidak dikenal.Pada sistem
hukum eropa kontinental strukturnya terbuka untuk perubahan sedang pada
sistem hukum anglo saxon berlandaskan pada kaidah yang sangat kongrit.
Kesimpulannya yaitu bahwa system hukum Indonesia menganut system
Hukum Eropa Koninental atau Civil Law System.

D. Struktur Lembaga Negara Di Indonesia


Sistem pemerintahan negara RI menurut UUD 1945 Sistem Pemerintahan
menurut UUD ’45 sebelum diamandemen: 1. Kekuasaan tertinggi diberikan
rakyat kepada MPR. 2. DPR sebagai pembuat UU. 3. Presiden sebagai
penyelenggara pemerintahan. 4. DPA sebagai pemberi saran kepada
pemerintahan. 5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan 6. BPK
pengaudit keuangan.
Sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 –2002) 1. MPR bukan
lembaga tertinggi lagi. 2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR
ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat. 3. Presiden dan wakil Presiden dipilih
langsung oleh rakyat. 4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR. 5. Kekuasaan
Legislatif lebih dominan. Perbandingan satu sistem pemerintahan yang dianut
satu negara terhadap negara lain Berdasarkan penjelasan UUD ’45, Indonesia
menganut sistem Presidensial.
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Sebelum Amandemen
MPR merupakan lembaga negara yang sudah ada sejak adanya sebelum
perubahan UUD Tahun 1945. Sebelum adanya perubahan UUD 1945 MPR
adalah lembaga yang tertinggi di negara Indonesia dimana semua kekuasaan
penuh berada ditangan MPR. MPR sebagai sebuah nama dalam struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia sudah ada sejak lahirnya negara ini. Awal
disahkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 MPR memiliki posisi
sebagai lembaga negara tertinggi. Sebagai lembaga negara tertinggi saat itu
MPR ditetapkan dalam UUD 1945 sebagai pemegang kedaulatan rakyat.
Sebagai pemegang kedaulatan rakyat MPR mempunyai wewenang memilih
dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden untuk jangka waktu lima
tahunan. Oleh karena mempunyai wewenang memilih dan mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden. MPR mempunyai wewenang untuk
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden sebelum masa jabatannya
berakhir apabila Presiden dan Wakil Presiden apabila dianggap melanggar
haluan negara.
Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan menyatakan bahwa MPR
terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan dari daerah dan
golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Presiden yang diangkat oleh Majelis, tunduk dan bertanggung jawab kepada
Majelis. Ia adalah mandataris dari majelis, ia wajib menjalankan putusan-
putusan majelis.
MPR sebagai lembaga negara tertinggi menetapkan kebijakan tentang garis-
garis besar dari pada haluan negara, dan melalui garis-garis besar dari pada
haluan negara ini pemerintahan dijalankan. Garis-garis besar dari pada haluan
negara merupakan pedoman pemerintah Presiden dalam menjalankan roda
pemerintahan. Jadi Presiden dalam menjalankan pemeritahan berpedoman
pada garis-garis besar haluan negara yang ditetapkan oleh MPR. Apabila
Presiden melanggar garis-garis besar haluan negara yang ditetapkan oleh
MPR, maka Presiden dapat diberhentikan oleh MPR. Hal ini dianggap wajar
sebab Presiden adalah mandataris MPR, maksudnya MPR memberikan
mandat kepada Presiden untuk menjalankan pemerintahan, bila Presiden
melanggar mandat yang diberikan oleh rakyat maka rakyat dapat
memberhentikan Presiden. Tugas MPR sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
adalah :
a) Menetapkan UUD
b) Menetapkan garis-Garis Besar haluan Negara
c) Memilih Presiden, dan melantik presiden dan wakil presiden
Sedangkan kewenangan MPR adalah :
a) Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
termasuk penetapan GBHN
b) Meminta pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN
dan menilai pertanggungjawabannya
c) Mencabut kekuasaan dan memberhentikan presiden dalam masa
jabatannya apabila presiden sungguh-sungguh melanggar GBHN
dan/UUD
d) Mengubah UUD

Sesudah Amandemen
Dalam Perubahan UUD 1945, MPR tetap dipertahankan keberadaannya dan
diposisikan sebagai lembaga Negara. Namun kedudukannya bukan lagi
sebagai lembaga tertinggi supreme body tetapi sebagai lembaga negara yang
sejajar posisinya dengan lembaga-lembaga negara yang lain. Predikat MPR
yang selama ini berposisi sebagai lembaga tertinggi negara telah dihapuskan
kekuasaan tertinggi di tangan majelis. MPR tidak lagi diposisikan sebagai
lembaga penjelmaan kedaulatan rakyat. Hal ini dikarenakan pengalaman
sejarah selama orde baru lembaga MPR telah terkooptasi kekuasaan eksekutif
Suharto yang amat kuat yang menjadikan MPR hanyalah sebagai pengemban
stempel penguasa dengan berlindung pada hasil pemilihan umum yang secara
rutin setiap lima tahun sekali telah dilaksanakan dengan bebas, umum dan
rahasia. Dari pengalaman sejarah pemerintahan Orde Baru itulah reposisi
MPR perlu dilakukan.
Yang perlu mendapat catatan terhadap posisi MPR setelah perubahan UUD
1945 adalah bahwa kewenangan MPR menjadi dipersempit, maksudnya MPR
hanyalah memiliki satu kewenangan rutin yaitu melantik Presiden dan Wakil
Presiden terpilih hasil pemilihan umum. Sisanya merupakan kewenangan
insidental MPR, seperti memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam
masa jabatannya menurut UUD Pasal 3 ayat (3) UUD 1945 Perubahan,
mengubah dan menetapkan UUD Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 Perubahan serta
kewenangan insidental lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dan
ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke empat. Perbedaan kewenangan rutin dengan
kewenangan insidental ini adalah bahwa kewenangan rutin pasti dilaksanakan
yaitu setiap lima tahun sekali, sedangkan kewenangan insidental akan
dilaksanakan jika terjadi sesuatu hal yakni bila ada keinginan untuk merubah
UUD, ataupun bila terjadi Presiden dan Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran hukum atau sudah tidak dapat lagi menjalankan kewajibannya
sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pasca perubahan UUD 1945,
kewenangan MPR ada lima, yaitu :
a) Mengubah dan menetapkan UUD
b) Melantik presiden dan/wakil presiden
c) Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD
d) Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya
e) Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon presiden dan
wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang pasangan capres dan cawapresnya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya.

 Dewan Perwakilah Rakyat (DPR)


Perubahan pertama UUD 1945 membawa dampak perubahan pada
kekuasaan DPR khususnya dalam hal membuat Undang-undang.Sebelum
perubahan UUD, kekuasaan membentuk undang-undang ada di tangan
presiden.Setelah perubahan, kekuasaan membentuk undang-undang ada di
tangan DPR, sedangkan presiden berhak mengajukan rancangan undang-
undang kepada DPR.Berdasarkan perubahan pertama ini telah terjadi
pengurangan kekuasaan presiden dan penambahan kekuasaan DPR.
Penambahan kekuasaan tersebut meliputi :
a) Presiden harus memperhatikan pertimbangan dari DPR dalam mengangkat
dan menerima Duta, serta dalam pemberian amnesti dan abolisi
b) Presiden harus mendapat persetujuan dari DPR dalam mengangkat kepala
kepolisian negara, Panglima TNI dan Gubernur Bank Indonesia
c) DPR memilih anggota dan calon pimpinan lembaga tinggi negara yang
akan diangkat oleh presiden.
Selain kekuasaan di atas, DPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan
pengawasan. Secara umum tugas dan wewenang DPR adalah :
a) Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan presiden untuk
mendapat persetujuan bersama
b) Menerima dan membahas usulan RUU yang disampaikan DPD
c) Menetapkan APBN bersama dengan presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
d) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta
kebijakan pemerintah
e) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
f) Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
g) Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat

Dalam menjalankan fungsinya, anggota DPR mempunyai hak interpelasi


(meminta keterangan), hak angket (mengadakan penyelidikan), hak
amandemen (mengadakan perubahan), hak menyatakan pendapat, hak
mengajukan RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat,
membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler. Dalam konsep Trias Politica,
di mana DPR berperan sebagai lembaga legislatif yang berfungsi untuk
membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan undang-
undang yang dilakukan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Fungsi
pengawasan dapat dikatakan telah berjalan dengan baik apabila DPR dapat
melakukan tindakan kritis atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Sementara itu, fungsi legislasi
dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila produk hukum yang dikeluarkan
oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan seluruh rakyat.
 Dewan Perwalikan Daerah (DPD)
DPD merupakan representasi penduduk dalam satu wilayah ruang yang
akan mewakili kepentingan-kepentingan daerah dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan politik penting di tingkat nasional.17) Menurut Pasal 22 D
UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang antara lain sebagai berikut.
a) Mengajukan keputusan mengenai rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi, dan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
b) Memberikan pertimbangan kepada lembaga DPR tentang RAPBN dan
RUU yang berkaitan dengan pendidikan, pajak, dan agama.
c) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi, serta pengembangan keuangan
pusatdan daerah.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan DPD mempunyai peran penting dalam
pengembangan di daerahnya, untuk menunjang hubungan daerahnya dengan
pusat itu adalah tugas dan wewenang DPD sebagai perwakilan dari daerah.
Sukses tidaknya daerah tersebut tergantung dari DPD dan Pemerintah Daerah
tersebut. Sebagai lembaga legislatif dan eksekutif kedua lembaga ini harus
mampu mengoptimalkan peran, tugas dan wewenang mereka masing-masing
dalam menciptakan daerah yang maju, nyaman dan cerdas teknologi hal
inimerupakan impian dari masyarakat didaerah yang disalurkan aspirasinya
melalui DPD.
 Presiden dan Wakil Presiden
Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda
pemerintahan. Selain menjadi kepala negara presiden juga mempunyai
tanggung jawab atas negara, apabila ada konfrensi maka presiden lah yang
harus mewakili dari negaranya. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung
melalui pemilu oleh rakyat sesuai UUD 1945 sekarang. Masa jabatan presiden
dan wakil presiden adalah lima tahun dua kali masa jabatan sejak mengucap
janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Dalam menjalankan
program dan kebijakan, pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945 dan
sesuai dengan tujuan negara dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945
serta dibantu oleh kabinet menteri yang disusun secara otoriter oleh presiden
sendiri.
Wewenang Presiden sebagai kepala negara yaitu sebagai berikut: 1)
Membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR. Membuat
perjanjian dengan negara lain ini dapat diartikan perjanjian kerjasama dalam
peningkatan pembangunan atau bisnis yang berkembang untuk kedua belah
negara dan dalam hal ini harus melibatkan DPR agar terlihat transparansi agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 2) Mengangkat duta dan konsul itu
adalah otoriter presiden hal ini tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun
sebab orang-orang yang dijadikan sebagai duta konsul adalah orang yang
mempunyai kapabilitas serta dipercaya oleh presiden karena hal ini
menyangkut kehormatan negara apabila memilih duta konsul untuk negara
lain. 3) Menerima duta dari negara asing hanya presiden saja karena sebagai
kepala negara yang mempunyai wewenang untuk menerima duta dari negara
lain adalah presiden.
Sebagai kepala negara presiden juga mempunyai wewenang untuk
memberikan gelar, tanda jasa, tanda kehormatan kepada WNI ataupun WNA
yang berjasa bagi Indonesia hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa presiden itu
dekat dan peduli dengan masyarakat tidak ada yang namanya tembok yang
menghalangi derajat seorang presiden dengan masyarakat sipil biasa. Selain
itu Presiden juga mempunyai wewenang sebagai kepala pemerintahan yaitu: a)
Menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD. Yaitu melaksanakan roda
pemerintahan sesuai Undang-Undang Dasar 1945 tidak keluar dari tujuan dari
Undang-Undang Dasar 1945. b) Berhak mengusulkan RUU kepada DPR.
Mengusulkan rancangan undang-undang kepada DPR apabila diperlukan, dan
RUU tersebut tidak bertentangan UUD 1945. c) Menetapkan peraturan
pemerintah pengganti Undang-Undang. Hak tersebut dibuat ketika Negara
mengalami keadaan genting. d) Memegang teguh UUD dan menjalankan
seluruh undang-undang dan peraturan dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa. e) Memberi grasi atau potongan masa hukuman
tahanan pada narapidana pada saat hari-hari besar kenegaraan atau hari raya
agama dan memberikan rehabilitasi sebagai bentuk kepedulian untuk
menyelamatkan generasi bangsa yang menjadi korban narkoba. f) Memberi
amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan
panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut: a)
menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR. b) membuat perjanjian internasional dengan persetujuan
DPR. c) menyatakan keadaan bahaya.
Dalam sistem pemerintahan Indonesia ditentukan adanya satu jabatan
presiden dan satu jabatan wakil presiden.Pada hakikatnya presiden dan wakil
presiden adalah satu lembaga (institusi) yang tidak terpisahkan. Oleh karena
itu, presiden dan wakil presiden di Indonesia dipilih dalam satu paket
pemilihan. Presiden dan wakil presiden tidak dapat dijatuhkan atau
diberhentikan karena alasan politik. Jika dapat diberhentikan karena alasan
politik, kedua-duanya harus berhenti secara bersama-sama. Jika ada alasan
yang bersifat hukum (pidana), sesuai dengan prinsip yang berlaku dalam
hukum pertanggungjawaban pidana pada pokoknya bersifat individu. Jadi,
siapa saja di antara keduanya yang bersalah secara hukum, atas dasar prinsip
hukum ia dapat diberhentikan sesuai prosedur yang ditentukan dalam
konstitusi. Jika presiden berhenti atau diberhentikan, wakil presiden tidak
secara otomatis ikut bersalah atau ikut diberhentikan, sehingga ia dapat tampil
mengambil alih kursi kepresidenan. Demikian juga jika presiden berhenti
karena meninggal dunia, dengan sendirinya wakil presiden tampil sebagai
penggantinya. Wakil presiden Republik Indonesia mempunyai kedudukan dan
kekuasaan sebagai pengganti presiden.
Pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden dapat dilaksanakan oleh
beberapa alasan. Diantaranya apabila telah terjadi pelanggaran hukum (berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, perbuatan tercela dan terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden dan atau wakil presiden.
 Dewan Pertimbangan
Pasal 16 sebelum amandemen, mengatur tentang Dewan Pertimbangan
Agung (DPA).Tugas dari DPA adalah memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada presiden. Presiden tidak terikat dengan nasihat dan pertimbangan yang
diberikan oleh DPA.Kedudukan Presiden dan DPA sejajar. Karena
pertimbangan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, maka dalam
perubahan pertama UUD1945, DPA dihapus. Sebagai gantinya presiden
mempunyai kekuasaan untuk membentuk Dewan Pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden dan berkedudukan di
bawah presiden. Dengan kedudukan di bawah presiden, tugas Dewan
Pertimbangan akan lebih efektif dan efisien karena langsung berada di bawah
dan koordinasi presiden. Ketentuan mengenai Dewan Pertimbangan presiden
diatur dalam UU No. 19 tahun 2006.
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan adalah bab baru dalam UUD 1945 yang sudah
diamandemen. Sebelumnya, BPK diatur dalam satu ayat yakni dalam Ayat (5)
Pasal 23 UUD 1945.Sesudah amandemen, BPK diatur dalam tiga pasal yaitu
Pasal 23E, Pasal 23 F dan Pasal 23G. Dipisahkannya BPK dalam bab
tersendiri berujuan agar memberikan dasar hukum yang kuat serta
memberikan kedudukan yang mandiri serta sebagai lembaga negara yang
berfungsi memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
 Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung merupakan lembaga peradilan tertinggi hal ini
mengandung arti bahwa putusan yang yang diberikan di tingkat akhir oleh
badan peradilan lain, dapat dimintakan kasasi ke MA. Sesuai dengan
ketentuan Pasal 24A ayat (1), wewenang MA adalah :
a) Mengadili pada tingkat kasasi
b) Menguji peraturan perundang-undangn di bawah undang-undang terhadap
undang-undang
c) Wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang

Pengusulan calon hakim agung dilakukan oleh Komisi Yudisial (KY)


dengan persetujuan DPR. Ketentuan ini memberikankewenangan kepada
rakyat melalui DPR untuk menentukan siapa saja yang paling tepat menjadi
hakim agung sesuai denga aspirasi dan kepentingan rakyat untuk memperoleh
jaminan kepastian hukum dan keadilan.
 Mahkamah Konstitusi (MK)
Perubahan UUD 1945 mengatur tentang kewenangan Mahkamah Konsitusi
di pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), ayat (5) dan ayat (6). Adapun kewenangan
itu adalah :
a) Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang dasar
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD
c) Memutus pembubaran partai Politik
d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
e) Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.
 Komisi Yudisial (KY)
Kewenangan komisi Yudisial (KY) tercantum dalam Pasal 24B ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3). Kewenangan tersebut adalah :
a) Mengusulkan pengangkatan hakim agung
b) Menjaga kehormatan dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat
serta perilaku hakim.

Keberadaan MK ini didasari paada pemikiran bahwa hakim agung (hakim


yang menjadi anggota MA) dan hakim di lembaga peradilan di bawahnya
merupakan figur yang sangat menentukan dalam penegakan hukum dan
keadilan di indonesia. Hal ini menjadikan masalah kehormatan, keluhuran
martabat dan perilaku hakim merupakan hal yang sangat penting untuk
mendukung upaya menegakkan sistem peradilan yang handal dan
mewujudkan indonesia sebagai negara hukum.
Komisi Yudisial dapat mewujudkan terciptanya lembaga peraadilan yang
sesuai dengan harapan rakyat sekaligus dapat mewujudkan penegakan hukum
dan tercapainya keadilan yang diputuskan oleh hakim yang terjaga
kehormatan dan keluhuran martabat serta perilakunya.Anggota KY diangkat
dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam perbandingan adminitrasi Negara perancis dengan administrasi Negara inggris
dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap Negara memiliki suatu perbandingan yang sangat
mendasar terhadap masing-masing Negara tersebut yakni diantaranya adalah :
 Administrasi Negara perancis dengan adminnistrasi Negara inggris memiliki
persamaan dalam bentuk Negara, yang sama-sama berbentuk Negara kesatuan
 Mempunyai bentuk pemerintahan yang berbeda antara untuk bentuk pemerintah
republic kesatuan demokrasi dan sekunder yang dianut oleh perancis dan
monarkh konstitusional dengan raja atau ratu sebagai kepala Negara yang dianut
oleh Negara inggris
 Tujuan daripada kedua Negara tersebut saling berkaitan yaitu mensejahterakan
rakyat atau masyarakat menuju kearah yang lebih baik guna terciptanya
kemakmuran di Negara tersebut
 Antara administrasi Negara perancis dan administrasi Negara inggris kekuasaan
riil sama-sama dipegang kepala Negara atau raja dengan dibantu oleh cabinet dan
aparatnya.

3.2 SARAN
Menurut pendapat kelompok kami perancis harus memperhatikan dan terus
mengalami perkembangan yang baik dari berbagai segi, agar administrasi yang
diterapkan dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

- http://coretansang-pemimpi2.blogspot.com/2014/12/kata-pengantar-syukur-saya-
ucapkan-atas.html?m=1
- http://munjamubaroq.blogspot.com/2017/05/makalah-sistem-pemerintahan-prancis.html
- https://www.scribd.com/document/360651801/Makalah-Tentang-Sistem-Pemerintahan-
Di-Negara-Perancis
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perancis
- http://aldyansah7.blogspot.com/2015/11/sistem-pemerintahan-negara-prancis.html
- https://belajarterus21.wordpress.com/sistem-pemerintahan-negara-perancis/
- file:///C:/Users/enang/Downloads/makalahpranatapemiluprancis-121001125742-
phpapp01.pdf

Anda mungkin juga menyukai