Anda di halaman 1dari 125

TINGKAT PEMAHAMAN KEBUTUHAN ASUPAN GIZI ATLET LARI

JARAK JAUH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Tiana Wanda Ariesta
NIM. 12602241017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2016
MOTTO

Hiduplah dengan baik di jalan yang benar


(Bapak. Nana Suhana)

Yakin hanya kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW


Karena semua sudah tertera dalam Al-qur’an dan hadist
(Bapak. Nana Suhana)

Jangan pernah takut untuk sendiri, karena kami selalu ada untukmu
(Mamah. Tina Juni Prapti)

Karena hidup yang menentukan adalah kita sendiri, tergantung bagaimana


kepercayaan kita terhadap apapun yang sedang dijalani
( Tiana Wanda Arieta)

v
PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

1. Kedua orangtuaku, Bapak Nana Suhana dan Ibu Tina Juni Prapti yang selalu

sabar menghadapi anaknya, yang selalu menerima seluruh keadaan anaknya,

yang selalu memberikan semangat untuk terus hidup dan selalu menjadi mata

hati pencerah kehidupan anaknya.

2. Adikku tersayang neng Alifa Anisa Hakim yang menjadikan semangat saya

untuk terus menyelesaikan skripsi ini agar teteh menjadi panutan yang baik

untuk neng.

3. Untuk seluruh keluarga kecilku yang indah yaitu Emih Eni Suherni, Bapak Alit

Miskam, Kakek Takwin Taruna dan mimih Ayu yang telah selalu memberi

semangat untuk terus menyelesaikan pendidikan.

vi
TINGKAT PEMAHAMAN KEBUTUHAN ASUPAN GIZI ATLET LARI
JARAK JAUH

Oleh:
Tiana Wanda Ariesta
NIM. 12602241017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman


kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh.
Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data
menggunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet lari jarak jauh
putra dan putri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik sampling menggunakan
purposive sampling, dengan kriteria (1) bersedia menjadi sampel, (2) atlet putra
dan putri lari jarak jauh yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, (3) atlet yang
masih berlatih di klub yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk
persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman kebutuhan
asupan gizi atlet lari jarak jauh berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 0%
( 0 atlet) , kategori “kurang” sebesar 0% (0 orang atlet), kategori “cukup” sebesar
6,45% (2 atlet), kategori “baik” sebesar 74,19% (23 atlet), dan kategori “sangat
baik” sebesar 19,56% (6 atlet). Berdasarkan persentase rata-rata yaitu 73,77%,
tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi termasuk pada kategori “baik”.

Kata kunci: pemahaman, asupan gizi, atlet lari jarak jauh

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kasih

dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi dan judul “Tingkat

Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh“ dapat diselesaikan

dan lancar.

Selesainya penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar

di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. CH. Fajar Sri Wahyuniati, M.Or., Ketua Jurusan PKL, Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

4. Dr. Ria Lumintuarso, M.Si., Pembimbing Skripsi yang telah membantu dan

membimbing untuk menyelesaikan tugas akhir.

5. Cukup Pahala Widi, M.Or., Pembimbing Akademik yang telah memberikan

masukan positif untuk penulis.

6. Seluruh dosen dan staf jurusan PKL yang telah memberikan ilmu dan

informasi yang bermanfaat.

7. Pengurus, Pelatih dan Atlet di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

bersedia membantu saya dalam izin penelitian dan pengambilan data.

viii
8. Sahabatku tercinta Fegyawati Septiami yang selalu memberikan waktunya

untuk selalu mendengarkan keluh kesah dan selalu mendoakan.

9. Sahabat baiik saya Fedli Nurdiansyah dan Iqbal Sagara yang selalu

menyemangati saya.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu Nurul Qomar, Dian Saputri, Seto

Nurdiyansah, dan Sri Ayu Wahyuti, Titang Yuiasti T.A yang telah membantu

dan menemani dari awal sampai selesai.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan saat KKN Sri Qoyimah, Wenny Rizky Dewanti,

Endah Fajriani Rifai, Karina Claudia Wulandari.

12. Teman-teman PKO-A angkatan tahun 2012

13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik

penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan pengalaman

dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, segala bentuk masukan

yang membangun sangat penulis harapkan baik itu dari segi metodologi maupun

teori yang digunakan untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2016


Penulis,

ix
DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... vii


KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
D. Batasan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori ............................................................................. 6
1. Hakikat Pemahaman ................................................................. 6
2. Hakikat Gizi.............................................................................. 9
3. Kebutuhan Asupan Gizi ........................................................... 11
4. Pengaturan Gizi selama Periodesasi Latihan............................ 28
5. Hakikat Lari Jarak Jauh ............................................................ 40
B. Penelitiaan yang Relevan .............................................................. 47
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 48
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 48

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .......................................................................... 49
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 49
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 49
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 50
E. Uji Coba Intrumen ........................................................................ 53
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ............................................................................. 57
1. Subjek dan Waktu Penelitian.................................................... 57
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 57
B. Pembahasan .................................................................................. 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................. 66
B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................ 67

x
C. Keterbatasan Hasil Penelitian ...................................................... 67
D. Saran ............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68


LAMPIRAN ................................................................................................... 70

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai karbohidrat berbagai Bahan Makanaan (gram/100 gram).. .. 14

Tabel 2. Nilai Lemak berbagai Bahan Makanaan (gram/100 gram)............. 16

Tabel 3. Nilai Protein berbagai Bahan Makanan (gram/100 gram).. ............ 17

Tabel 4. Fungsi dan Kebutuhan Mineral Bagi Atlet ...................................... 24

Tabel 5. Jenis makanan dan fungsi dalam waktu pertandingan..................... 37

Tabel 6. Sample Penelitian ............................................................................ 50

Tabel 7. Kisi-kisi Uji Coba Penelitian ........................................................... 52

Tabel 8. Kisi-kisi Penelitian ......................................................................... 54

Tabel 9. Kategori Penilaian ........................................................................... 56

Tabel 10. Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh 57

Tabel 11. Faktor Pengertian Lari Jarak Jauh .................................................. 59

Tabel 12. Faktor Pengertian Gizi ................................................................... 60

Tabel 13. Faktor Kebutuhan Asuapn Gizi ...................................................... 61

Tabel 14. Faktor Pengaturan Gizi selama Periodesasi Latihan ...................... 62

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom ............................................................ 9

Gambar 2. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh ................................................................................. 52

Gambar 3. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh faktor Pengertian Lari Jarak Jauh ........................... 59

Gambar 4. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh faktor Pengertian Gizi ............................................. 61

Gambar 5. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh faktorKebutuhan Asupan Gizi ............................... 62

Gambar 6. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh faktor Pengaturan Gizi selama Peridesasi Latihan 63

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ............................................. 71

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Pengda PASI DIY ............................ 72

Lampiran 3. Surat Permohonan Expert Judgement........................................ 73

Lampiran 4. Surat Persetujuan Expert Judgement ......................................... 76

Lampiran 5. Instrumen Uji Coba ................................................................... 77

Lampiran 6. Data Uji Coba ............................................................................ 85

Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 88

Lampiran 8. Table Product Moment .............................................................. 90

Lampiran 9. Intsrumen Penelitian .................................................................. 92

Lampiran 10. Hasil Penelitian .......................................................................... 99

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ............................................................. 102

xiv
 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan

perjuangan melawan unsur-unsur alam, oranglain ataupun sendiri Menurut

UNESCO (Lutan: 2002: 38). Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan

secara terencana untuk berbagai tujuan, antara lain mendapatkan kesehatan,

kebugaran, rekreasi, pendidikan dan prestasi. “Usaha menambah kualitas fisik

bagi olahragawan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi kerja

muscle fitness dan energy fitness” (Sharkey, 1989: 30) dalam Djoko Pekik

(2007:2). Alasannya, gerak merupakan perwujudan dari terjadinya kontraksi

otot, sementara untuk dapat berkontraksi otot memerlukan energi. Untuk

mendapatkan energi diperlukan konsumsi nutrisi/gizi makanan yang tepat dan

seimbang bagi seorang atlet. Nutrisi/gizi di bidang olaharaga merupakan

penerapan pengetahuan gizi dalam dalam pengaturan makan sehari-hari yang

difokuskan pada metabolisme zat-zat gizi selama pertandingan, perbaikan dan

membangun latihan yang intensif serta mengoptimalkan performance pada saat

pertandingan.

Salah satu cabang olahraga yang membutuhkan pengaturan gizi yang

baik adalah cabang olahraga atletik. Menurut IAAF (2006: 4) atletik adalah

kegiatan event di lintasan dan di lapangan, lari jalanan, lomba jalan cepat, lari

lintas-alam dan lari bukit/pegunungan. Nomor lari dibagi menjadi beberapa

nomor spesialis yaitu lari jarak pendek (sprint), lari jarak menengah dan lari

jarak jauh. Lari jarak jauh merupakan lari yang terdiri dari beberapa event yang

1
 

dipertandingan yaitu lari 5000m (5Km), 10.000m (10Km) pada lintasan, lari

jalanan sampai dengan lari marathon 42.195 km dan lari lintas-alam yaitu ultra

marathon 100km atau lebih. Penggunaan sistem energi pada lari jarak jauh

menggunakan sistem aerobik dimana energi disediakan melalui pemecahan

nutrion bakar (karbohidrat, lemak dan protein), sehingga untuk pemenuhan

kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh diperlukan gizi yang tepat dan

seimbang agar ketersediaan sumber energi di dalam tubuh tetap terjaga dengan

baik dan atlet dapat menjalankan latihan maupun bertanding dengan baik.

Asupan nutrisi yang tepat dan seimbang bisa dilihat dari segi kuantitas

dan kualitas makanan yang dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta

memberikan energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan proses latihan.

Atlet lari jarak jauh memerlukan konsumsi makanan lebih banyak daripada

seseorang yang bukan atlet dengan komposisi zat gizi makanan yang seimbang.

“Komposisi nutrisi yang disarankan bagi seorang atlet adalah 55-65%

pemenuhan kebutuhan energi melalui konsumsi karbohidrat, 12-15% melalui

konsumsi protein dan 20-35% melalui konsumsi lemak” (M. Anwari Irawan,

2007: 1).

Pemenuhan kebutuhan gizi atlet perlu mengetahui kadar-kadar zat gizi

yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh. Jika salah dalam pengaturan

kebutuhan gizi makanan akan dapat menimbulkan sakit, glikogen dan masalah

lainnya. Kurangnya perhatian mengenai ilmu gizi untuk lari jarak jauh ini yang

menyebabkan perlunya pengetahuan atlet mengenai makanan yang baik untuk

menunjang prestasi atlet. Menurut Sadoso (1983: 23) dalam Djoko Pekik (2004:

2
 

75) menyatakan bahwa gizi bukan saja mempengaruhi penampilan tapi sangat

menentukan prestasi. Faktor keadaan gizi yang baik dan seimbang dapat

mempengaruhi dan menunjang suatu prestasi yang optimal. Pengaturan

pemenuhan asupan gizi atlet perlu mengetahui status gizi yang baik diperlukan

untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu

pertumbuhan bagi anak serta menunjang prestasi olahragawan.

Melihat pemaparan diatas dan mengingat pemahaman kebutuhan asupan

gizi yang tepat serta seimbang bagi atlet pelari jarak jauh cabang olahraga

Atletik menjadi penting untuk diberikan sumber pengetahuan yang baik dan

benar melalui penelitian tentang “Tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi

atlet atletik jarak jauh”. Hal ini dikarenakan atlet merupakan investasi daerah

dan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan dapat berkiprah

membangun bangsa yang berprestasi.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, dapat di identifikasikan

permasalahan sebagai berikut:

1. Lari jarak jauh merupakan lari yang mengeluarkan banyak energi dan

membutukan pemahaman pengaturan sumber energi atau gizi yang baik.

2. Pentingnya pemahaman kebutuhan asupan atlet lari jarak jauh dalam latihan

dan pertandingan terhadap prestasi atlet.

3. Pencapaian prestasi dalam pertandingan ditunjang dari beberapa faktor yang

dapat melatarbelakangi termasuk dalam hal pengaturan kebutuhan asupan gizi

atlet.

3
 

C. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang diuraikan di

atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Seberapa

Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh”?

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran dan agar permasalahan ini tidak

menjadi luas, maka perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup

penelitian ini menjadi jelas dan terarah pada sasaran. Berdasarkan berbagai

identifikasi masalah di atas maka permasalahan akan dibatasi pada Tingkat

Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai

peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Tingkat

Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang “Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet

Lari Jarak Jauh” diorientasikan untuk memberikan ruang lingkup dan

permasalahan yang diteliti, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya

penelitian yang telah ada di bidang olahraga, selain itu menambah pengetahuan

kebutuhan aspuan gizi atlet lari jarak jauh.

4
 

2. Secara praktis

Penelitian ini sebagai informasi kepada pihak yang berkepentingan dalam

usaha meningkatkan prestasi atlet lari jarak jauh. Bagi pendidik atau pelatih

berguna sebagi bahan pembelajaran atau latihan bahwa pemahaman tentang

pengaturan kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh juga penting dalam

sebuah latihan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi teori

1. Hakikat Pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk menyerap arti

materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman tidak akan terwujud apabila

sebelumnya tidak ada pengetahuan yang membentuknya. Menurut Sardiman

(1996), pemahaman mengacu kepada kemampuan untuk menyerap arti atau

bahan yang dipelajari. Pemahaman atau comprehensif memiliki arti yang

sangat penting dan mendasar bagi seseorang karena dengan pemahaman yang

dimiliki seseorang akan mampu meletakkan suatu bagian pada proporsinya.

Selanjutnya Harjanto (1997) mengemukakan bahwa:

Pemahaman atau comprehension didefinisikan sebagai kemampuan


untuk menangkap pengertian dari sesuatu. Hal ini dapat menunjukkan
dalam bentuk menerjemahkan sesuatu, misalnya angka menjadi kata atau
sebaliknya, menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau membuat
intisari, danmemperkirakan kecenderungan pada masa yang akan datang.

Hasil belajar sub ranah ini meningkat satu tahap lebih tinggi dari pada

sub ranah pengetahuan. Atlet dituntut memahami atau mengerti apa yang sudah

diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang

lain. Pemahaman merupakan suatu proses konstruktivitis sosial dalam

memahami berbagai teks, tidak hanya semata-mata memahami makna kata-

kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan

pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya (Faisal, 2013).

6
Indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami

sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga,

menerangkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memperluas,

meyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali,

mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan (Rofei, 2013). Indikator pemahaman

menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih

dalam dari pengetahuan, dengan pengetahuan belum tentu memahami sesuatu

yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa

menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan

pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari,

tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang

dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut (Faisal,

2013).

Menurut Bloom (1979: 89) membedakan tiga jenis pemahaman yaitu:

a. Translation (pengubahan) yaitu pengalihan dari bahasa konsep ke


dalam bahasa sendiri atau pengalihan dari konsep abstrak kesuatu
model atau simbol, misalnya mampu mengubah soal kata-kata ke
dalam simbol atau sebaliknya.
b. Interpretation (mengartikan) yaitu menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang
pokok dengan bukan pokok, misalnya mampu mengartikan suatu
kesamaan
c. Ekstrapolation (perkiraan) misalnya mampu memperkirakan
sesuatu kecenderungan atau gambar. Ekstrapolasi diharapkan
seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat
ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah.

7
Pemahaman itu memiliki makna yang sangat penting dalam

melaksanakan sebuah pekerjaan. Menurut Benjamin Bloom yang dikutip oleh

R. Ibrahim (2003: 72-74), klasifikasi tingkah laku meliputi:

a. Pengetahuan
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat
materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada
hal-hal yang sukar.
b. Pemahaman (Comprehensif)
Aspek ini mengacu pada kemampuan memahami makna materi
yang dipelajari. Pada umumnya unsur pemahaman ini
menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep, yang
ditandai antara lain dengan kemampuan mejelaskan arti suatu
konsep dengan kata-kata sendiri.
c. Aplikasi (Penerapan)
Aspek ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau
menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi baru,
yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip dan sebagainya
dalam memecahkan persoalan tertentu.
d. Analisis
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan
sesuatu kedalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang
lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan di antara bagian
yang satu dengan yang lain, sehingga stuktur dan aturannya dapat
lebih dipahami
e. Sintesis
Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai
konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur
atau bentuk baru.
f. Evaluasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan
atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-
norma atau patokan-patokan tertentu.

8
Gambar. 1. Diagram Taksonomi Bloom
(R. Ibrahim, 2008:18)

Uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan

kemampuan untuk menerima suatu teori atau konsep yang dipelajari untuk

kemudian diungkapkan kembali dalam bentuk ide-ide dan penerapan dalam

praktek.

2. Hakikat Gizi

a. Pengertian Gizi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab “giza” yang berarti zat makanan;

dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan

makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi (Djoko Pekik,

2007: 2). Bogert (1973) dalam Djoko Pekik (2007: 2) mendefinisikan ilmu

gizi sebagai ilmu yang mempelajari cara memberi makan tubuh yang layak

atau pantas. Menurut Sunita Almatsier (2003: 3) zat gizi (Nutrient) adalah

ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu

menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

proses-proses kehidupan. Rusli Lutan (2002: 1) kebutuhan akan zat gizi

mutlak bagi tubuh agar dapat melaksanakan fungsi normalnya. Setiap

9
aktivitas memerlukan energi, energi tersebut didapat dari makanan sehari-

hari, makanan yang tepat akan dapat menghasilkan kondisi badan yang

sebaik-baiknya, karena makanan akan memberikan tenaga yang sesuai

dengan keperluan tubuhnya dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu gizi olahraga (sport nutrition) mempelajari hubungan antara

pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan,

kebugaran, pertumbuhan anak serta pembinaan prestasi olahraga Djoko Pekik

Irianto (2007:03). Energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas olahraga

lari jarak jauh banyak terdapat pada makanan yang mengandung gizi

seimbang. Gizi yang seimbang sangat diperlukan untuk tubuh terutama pada

makanan yang dimakan setiap harinya.

Makanan yang terkandung banyak zat gizi dapat menghasilkan energi

untuk tubuh seperti pada zat gizi yang memiliki klasifikasi atas enam

kelompok, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Peran

makanan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari bagi atlet yang pada

dasarnya sering melakukan aktifitas olahraga yang relatif berat seperti saat

latihan dan saat pertandingan.

Fox (1988: 252) dalam Djoko Pekik (2004: 75) menyatakan bahwa

nutrisi atau makanan olahragawan sangat berpengaruh terhadap kualitas

kinerja olahragawan. Menurut Sadoso (1983: 23) dalam Djoko

Pekik(2004: 75) menyatakan bahwa gizi bukan saja mempengaruhi

penampilan tapi sangat menentukan prestasi. Faktor keadaan gizi yang

10
baik dan seimbang dapat mempengaruhi dan menunjang suatu prestasi

yang optimal.

3. Kebutuhan Asupan Gizi

Kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh membutuhkan makanan

yang berbeda dari orang biasa, berbeda dalam kebutuhan zat gizi serta berbeda

dalam ukuran makanan sehingga atlet lari jarak jauh lebih banyak

membutuhkan makanan daripada orang biasa pada umumnya. Atlet jarak jauh

melakukan aktivitas fisik yang jauh lebih besar sehingga kebutuhan energinya

juga bertambah dan membutuhkan asupan gizi dari konsumsi makanan yang

tidak sedikit, dengan begitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus

seimbang atau sama dengan energi yang masuk. Kebutuhan zat gizi seperti

karbohidrat dan air untuk seorang atlet lari jarak jauh lebih besar serta

kebutuhan protein dan lemak pun sama besarnya untuk mempertahankan

kondisi tubuh dari latihan yang terkadang berat dan membutuhkan energi lebih.

Lemak dan protein juga menyediakan tenaga yang diperlukan

sewaktu-waktu ketika karbohidat tidak dapat dipakai lagi karena habis dalam

menjalani latihan maupun pertandingan selain kebutuhan utama seperti

karbohidrat, lemak dan protein. Sumber air yang nyata berupa air dan minuman

lain sangat dibutuhkan, hampir semua makanan mengandung air. Sebagian

besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam,

dan ikan sampai 70- 80%. Air juga dihasilkan di dalam tubuh sebagai hasil

metabolisme energi (Sunita Almatsier, 2001: 224-225).

11
Menurut Djoko Pekik (2007: 7) secara umum ada 3 kegunaan

makanan bagi tubuh (triguna makanan), yakni sumber tenaga (karbohidrat,

lemak dan protein), sumber zat pembangun (protein, air) dan sumber zat

pengatur (vitamin dan mineral).

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa sumber energi utama bagi tubuh

yang memiliki peran sangat penting untuk seorang atlet dalam melakukan

olahraga. Karbohidrat di dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi glukosa

darah, glikogen hati serta glikogen otot dan dikonversi menjadi glukosa di

dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk akan tersimpan dalam aliran darah

sebagai glukosa darah serta sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen

di dalam hati dan otot. Glikogen otot dipergunakan langsung oleh otot untuk

pembentukan energi, sedangkan glikogen hati mengalami perubahan menjadi

glukose yang akan masuk ke peredaran darah untuk selanjutnya dipergunakan

oleh otot.

Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling baik karena sangat

efisien untuk dimetabolisme menjadi energi, oleh karena itu karbohidrat

diutamakan dikonsumsi oleh atlet terutama atlet endurance. Konsumsi

karbohidrat tinggi yang dilengkapi dengan konsumsi rendah lemak dan

konsumsi protein yang seimbang merupakan kombinasi nutrisi terbaik bagi

atlet untuk meningkatkan simpanan energi sehingga performa mejadi lebih

prima dan prestasi tinggi dapat diraih. Bagi seorang atlet, konsumsi

karbohidrat minimum yang disarankan adalah sebanyak 250 gr atau sudah

12
memenuhi kebutuhan energi sebesar 1000 kkal. Walaupun kebutuhan energi

seorang atlet akan berbeda untuk tiap jenis olahraga, namun secara umum

atlet diharapkan untuk memenuhi kebutuhan energinya setidaknya 50% atau

idealnya 55-65% melalui konsumsi karbohidrat.

Karbohidrat dapat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks. Pada proses metabolisme energi, karbohidrat

sederhana menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah segera dan

selanjutnya merangsang produksi insulin secara berlebihan sehingga kadar

glukosa darah menjadi turun drastis (drop) dan menimbulkan kelelahan. Hal

ini tidak terjadi pada metabolisme karbohidrat kompleks. Karbohidrat

sederhana banyak terdapat dalam makanan berupa gula, sirup, permen, coklat,

selai, cake. Sumber karbohidrat sederhana kurang bergizi karena tidak

mengandung vitamin dan mineral. Karbohidrat sederhana kalau dikonsumsi,

oleh usus sangat cepat dicerna dan diserap dan dapat mempercepat

peninggian glukosa darah, namun dengan cepat pula menurunkan glukosa

darah, sehingga atlet cepat merasa lelah.

Karbohidrat kompleks terutama banyak terdapat dalam bahan

makanan yang berasal dari sumber umbi-umbian dan tumbuhan, contohnya

adalah nasi, kentang, roti, ubi, jagung, singkong, pasta/ mie, makaroni,

fetuccini (Italia), lasagna, pita bread, pizza, spaghetti dan jenis makanan

lainnya. Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung vitamin dan

mineral. Karbohidrat kompleks lebih lama dicerna dan diserap secara

perlahan-lahan, serta banyak disimpan dalam bentuk glikogen, tersedia tepat

13
pada waktu akan digunakan tubuh. Karbohidrat kompleks merupakan

polisakarida yang terdiri dari polisakarida jenis pati, dan polisakarida non pati

yang disebut dengan serat.

Strategi pengaturan asupan karbohidrat pada pelari jarak jauh yaitu

Ketika target asupan karbohidrat tinggi, makanan dan snack harus difokuskan

pada makanan dengan nutrisi kaya karbohidrat seperti, roti, nasi, pasta, mid

dan makanan biji-bijian lain, buah dan sayuran yang mengandung tepung,

polong-polongan dan makanan berbahan susu lainnya. Makanan dan

minuman bergula menyediakan karbohidrat kompleks, yang akan berguna

ketika kebutuhan tenaga tinggi atau dalam ketika memakan makanan padat

tidak memungkinkan. Minuman yang memberikan karbohidrat (minuman

olahraga, soft drink, jus, smoothie buah dan susu kocok) juga menyediakan

cara yang kompak untuk mengisi tenaga. Strategi kunci untuk mencapai fisik

yang lebih ringan dan kurus termasuk makan rendah lemak dan mengatur

porsi makan. Fungsi dari karbohidrat selain sebagai sumber energi utama,

yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur

metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses.

Tabel.1 Nilai karbohidrat (KH) berbagai bahan makanan (gram/100 gram)


Bahan Makanan Nilai KH Bahan Makanan Nilai KH
Gula Pasir 94,0 Kcang tanah 23,6
Gula kelapa 76,0 Tempe 12,7
Jelli/jam 64,5 Tahu 1,6
Pati 87,6 Pisang ambon 25,8
Bihun 82,0 Apel 14,9
Makaroni 78,7 Mangga Harumanis 11,9
Beras setengah giling 78,3 Pepaya 12,2
Jagung kuning, pipil 73,7 Daun singkong 13,0
Kerupuk udang (pati) 68,2 wortel 9,3
Mie kring 50,0 Bayam 6,5

14
Roti putih 50,0 Kangkung 5,4
Ketela pohon 34,7 Tomatmasak 4,2
Ubi jalar merah 27,9 Hati sapi 6,0
Kentang 19,2 Telur bebek 0,8
Kacang ijo 62,9 Telur ayam 0,7
Kacang merah 59,5 Susu sapi 4,3
Kacang kedelai 34,8 Susu kental manis 4,0
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979 dalam buku
Prinsip-prinsip dasar ilmu gizi oleh Sunita Almatsier (2001: 45)

b. Lemak

Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik dengan durasi

lama dan intensitas rendah, seperti maraton. Lemak yang digunakan sebagai

sumber energi bagi proses katabolisme aerobik adalah lemak endogen yaitu

lemak yang dibentuk tubuh dalam keadaan energi dari makanan melebihi

kebutuhan (Rusli Lutan, 2000: 10). Lemak memiliki peran penting dalam

tubuh sebagai cadangan energi. Aktivitas fisik seperti olahraga lari jarak jauh

yang membutuhkan energi lebih lemak sangat diperlukan ketika karbohidrat

sebagai sumber energi utama tubuh telah habis terpakai, saat itulah lemak

yang sebagai cadagan energi dipakai untuk melanjutkan aktivitas terutama

aktivitas fisik yang melelahkan dalam latihan maupun pertandingan.

Kelebihan makanan dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak

terutama pada jaringan bawah kulit, sekitar otot, jantung, paru-paru, ginjal

dan organ tubuh lainnya (Djoko Pekik, 2007: 12).

Kebutuhan lemak tidak disajikan secara mutlak. WHO (1990)

menganjurkan kebutuhan lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total

dianggap baik untuk kesehatan. Sumber utama lemak adalah minyak

tumbuhan-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit), kacang tanah, kacang

15
kedelai, jagung dan sebagainya), mentega,margarin, dan lemak hewan (lemak

daging dan ayam). Sumber lemak lainnya adalah kacang-kacangan, biji-

bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju, kuning telur, serta makanan

yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat)

sangat sedikit mengandung lemak.

Tabel.2 Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100 gram)


Bahan Makanan Nilai Bahan Makanan Nilai
Lemak Lemak
Minyak Kacang tanah 100,0 Lemak sapi 90.0
Minyak kelapa sawit 100,0 Mentega 81,6
Minyak kelapa 98,0 Margarin 81,0
Ayam 25,0 Coklat manis, batang 52,9
Daging sapi 14,0 Tepung susu 30,0
Telur bebek 14,3 Keju 20,3
Telur ayam 11,5 Susu kental manis 10,0
Sarden dalam kaleng 27,0 Susu sapi segar 3,5
Tawes 13,0 Tepung susu krim 1,0
Ikan segar 4,5 Biskuit 14,4
Udang segar 0,2 Mie kering 11,8
Kacang tanah 42,8 Jagung kuning, pipil 3,9
Kelapa tua, daging 34,7 Roti putih 1,2
Kacang kedelai 18,1 Beras setengah giling 1,1
Tahu 4,6 Ketela pohon (singkong 0,3
Tempe kacang kedelai Apokat 6,5
4,0
murni Durian 3,0
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979 dalam buku
Prinsip-prinsip dasar ilmu gizi oleh Sunita Almatsier (2001: 73)

c. Protein

Protein merupakan senyawa kimia yang berfungsi sebagai zat

pembangun. Protein dalam makanan diperlukan untuk tubuh terutama bagi

atlet yang beranggapan bahwa makan banyak protein akan merangsang

pertumbuhan otot dan menambah kekuatan. Protein merupakan sumber kalori

yang berguna sebagai tenaga jika karbohidrat yang tersedia didalam tubuh

16
tidak sesuai. Kebutuhan protein bagi seorang atlet disebutkan berada pada

rentang 1.2-1.6 gr/kg berat badan per-harinya dan nilai ini berada diatas

kebutuhan protein bagi non-atlet yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg berat badan.

Peningkatkan kebutuhan protein bagi atlet ini disebabkan karena atlet lebih

beresiko untuk mengalami kerusakan jaringan otot terutama saat menjalani

latihan/pertandingan olahraga yang berat.

Atlet dari olahraga yang memerlukan kekuatan dan kecepatan perlu

mengkonsumsi 1.2-1.7gr/protein/KgBB/hari dan atlet endurance memerlukan

protein 1.2-1.4 gr/KgBB/hari. Jumlah protein tersebut dapat diperoleh dari

diet yang mengandung 12-15% protein (Djoko Pekik,2007: 25). Menurut

Nancy Clark (2001: 4) protein bermanfaat untuk membangun dan

memperbaiki otot, sel darah merah, rambut dan jaringan lainnya, dan

menghasilkan hormon. Lebih lanjut Nancy mengatakan protein dibentuk

menjadi asam amino, yang dibentuk kembali menjadi protein pada otot dan

jaringan-jaringan lain. Konsumsi makanan untuk tubuh diperlukan sekitar

15% kandungan protein seperti ikan, ayam, telur dan kacang-kacangan.

Tambahan makanan dan sayuran kaya protein akan membantu keseimbangan

kebutuhan dan sasaran nutrisi lainnya.

Tabel.3 Nilai protein berbagai bahan makanan (gram/100 gram)


Bahan Makanan Nilai Bahan Makanan Nilai
Protein Protein
Kacang kedelai 34,9 Keju 22,8
Kacang merah 29,1 Kerupuk udang 17,2
Kacang tanah terkelupas 25,3 Jagung kuning, pipil 9,2
Kacang hijau 22,2 roti putih 8,0
Biji jambu (mente) 21,2 Mie kering 7,9
Tempe kacang kedelai 18,3 Beras stengah giling 7,6
murni

17
Tahu 7,8 Kentang 2,0
Daging sapi 18,8 Gaplek 1,5
Ayam 18,2 Ketela pohon 1,2
(singkong)
Telur bebek 13,1 Daun singkong 6,8
Telur ayam 12,0 Bayam 3,5
Udang segar 21,0 Kangkung 3,0
Ikan segar 16,0 wortel 1,2
Tepung susu skim 35,6 Tomat masak 1,0
Tepung susu 24,6 Mangga harumanis 0,4
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979 dalam buku
Prinsip-prinsip dasar ilmu gizi oleh Sunita Almatsier (2001: 101)

d. Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam

jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh

(Sunita Almatsier 2003:151), oleh karena itu harus didatangkan dari

makanan. Vitamin bukan sumber energi utama, sehingga vitamin dibutuhkan

oleh tubuh secukupnya saja. Kebutuhan vitamin bagi seorang atlet lebih besar

dan akan meningkat dengan adanya aktivitas. Atlet dengan olahraga berat

akan memerlukan vitamin banyak. Vitamin dalam tubuh bekerja sebagai

biokatalisator yang berperan untuk mempelancar reaksi-reaksi dalam tubuh

(Djoko Pekik, 2007:16). Menurut Sumita Almatsier (2003:151) sebelum

mengetahui susunan kimianya, vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C,

D, E, dan K) ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-

penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua kelompok: (1) vitamin

larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K), (2) vitamin larut dalam air

(vitamin B dan C). Setiap vitamin memilik perannya masing-masing dalam

tubuh, maka dibawah ini adalah penjelasan tentang berbagai macam vitamin

yaitu:

18
1). Vitamin Larut Lemak

Setiap vitamin laruk lemak A, D, E dan K mempunyai faali tertentu

dalam tubuh. Vitamin larut dalam lemak diangkut ke hati melalu sistem

limfe sebagai bagian dari lipo protein, disimpan diberbagai jaringan tubuh

dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.

a). Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.

Sumber vitamin A terdapat didalam pangan hewani, sedangkan karoten

terutama didalam pangan nabati, sumber vitamin A berasal dari hati,

kuning telur dan susu (didalam lemaknya) dan mentega. Sumber karoten

adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan yng

berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung,

bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kinung, pepaya,

mangga, nangka masak, dan jeruk. Menurut Sunita Almatsier (2002:158-

160) Vitamin A berfungsi:

1) penglihatan normal pada cahaya terang,


2) diferensiasi sel pada tubuh mengalami perubahan dalam sifat
atau fungsi semulanya,
3) kekebalan tubuh pada manusia,
4) petumbuhan sel dan perkembangan pada tulang serta sel epitel
dalam pertumbuhan gigi,
5) untuk reproduksi pembentukan sperma pada laki-laki dan
perkembangan janin pada perempuan,
6) pencegahan kanker dan penyakit jantung.

b). Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riektsia, yaitu penyakit

di mana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat

19
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D adalah nama

generik dari dua molekul yaitu ergokalsiferol (D2) dan Kolekalsiferol (D).

Vitamin D memiliki fungsi untuk membantu pembentukan dan

pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C. Fungsi khusus

vitamin D adalah membantu perngerasan tulang dengan cara mengatur

agar kalsium dan fosfor tesedia dalam darah yang diendapkan pada proses

pengerasan tulang.

Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan.

Sumber utama vitamin D dari makanan yaitu makanan hewani dalam

bentuk kolekalsiferol diantaranya kuning telur, hati, krim, mentega dan

minyak hati ikan. Akibat dari kekurangan vitamin D dapat menyebabkan

kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan

osteomalasia pada orang dewasa.

Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan

osteoporosis. Kelebihan vitamin D juga dapat menyebabkan keracunan,

menyebabkan klasifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, sperti

ginjal, paru-paru dan organ tubuh lainnya.

c). Vitamin E

Vitamin E bersifat murni tidak berbau dan tidak berwarna. Vitamin

E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, tapi tidak

larut dalam air. Fungsi utama vitamin E sebagia antioksidan yang larut

dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugud hidroksil (OH).

20
Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak, yang

mempunyai elektron tidak berpasangan.

Sumber utama vitamin E berasal dari makanan yaitu minyak

tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian,

minyak kelapa, minyak zaitun. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan

sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan

mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas. Akibat kelebihan vitamin E

dapat menimbulkan keracunan.

d). vitamin K

Vitamin K merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas

filokinon yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang

terdapat pada dalam minyak ikan dan daging. Vitamin K adalah vitamin

yang dapat larut dalam lemak. Fungsi dari vitamin K adalah dalam

pemebekuan darah, tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang

tidak sempurna sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral yang

diperlukan dalam pembentukan tulang.

Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui pasti. Olson

(1973) dalam Sunita Almatsier (2002:183) telah membuat ringkasan kadar

vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan dari beberapa bioassay.

Sumber vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang

buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Bahan makana lain yang

mengandung vitamin K dalam jumlah kecil adalah susu, daging, telur,

serelia, buah-buahan dan sayuran lainnya. Kekurangan vitamin K dapat

21
menyebabkan darah tidak dapat menggumpal sehingga bila ada luka atau

operasi akan terjadi pendarahan.

2). Vitamin larut air

Vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak

terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya

tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah

kecil. Vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah

kekurangan yang dapat menggangu fungsi normal tubuh. Vitamin larut air

dikelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks.

a). Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air, keadaan

kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah

rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena

panas. fungsi dari vitamin di dalam tubuh, sebagai koenzim atau ke faktor.

Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan

bertindak sebagai antioksidan, berfungsi sebagai sistesis atau pembentukan

kolagen, menjaga kalsium berada dalam larutan, mencegah infeksi,

mencegah kanker dan penyakit jantung.

b). Vitamin B kompleks

Vitamin B kompleks terdiri dari B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin),

Niasin (Asam Nikotinat), Biotin, Asam Pantotenat, B6, Folat dan B12 .

Vitamin B1 (Tiamin) mempunyai peranan dalam tranformasi energi,

konduksi membran dan saraf serta dalam sisntesis pentosa dan bentuk

22
koenzim terekduksi dari niasin. Sumber utama tiamin adalah serelia

tumbuk, sumber tiamin lainnya terletak pada kacang-kacangan, sayur

kacang-kacangan, daging organ, daging lemak, kuning telur, unggas dan

ikan. Roti yang dibuat dari gandung utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.

Kekurangan tiamin akan menyebabkan kebutuhan energi

meningkat. Vitamin B2 (Riboflavin berfungsi sebagai komponen koenzim

Flavin Adenin Dinukleotida (FAD), dan Flavin Adenin Monokleotida

(FAM). Kedua enzim terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur

metabolisme energi dan mempengaruhi respirasi sel. Sumber riboflavin

luar didalam makanan terdapat pada hewani dan nabati yaitu susu, keju,

hati, daging dan sayuran berwarna hijau. Niasin (Asam Nikotinat)

berfungsi didalam tubuh utnuk oksidasi-reduksi pada glikolisis,

metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi.

Sumber Niasin ada pada hati, ginjal, ikan, daging , ayam, dan kacang

tanah.

Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang

menyangkut penambahan atau pengeluaran karbondikosida kepada atau

dari senyawa aktif. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serelia,

khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan. Asam

pantotenat berfungsi sebagai bagian dari koenzim A, yang diperlukan

dalam berbagai raksi metabolisme. Sumber asam pantotenat adalah hati,

ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, serelia utuh, dan

kacang-kacangan.

23
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan piridoksamin) sumber

utamanya adalah khamir, kecambah gandung, hati,ginjal, serelia, kacang-

kacangan, kentang dan pisang. Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril

Monoglutamat), folasin dan folat adalah sejenis nama generik sekelompok

ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Folat

terdapat pada makanan didalam sayuran hijau, hati, danging tanpa lemak,

serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan dan jeruk. Vitamin B12

berfungsi sebagai metabolisme semua sel, terutama sel-sel salruan

cerna,sumsum tulang, dan jaringan saraf. Sumber B12 terdapat pada

makanan protein hewani yang memperoleh dari hasil sintesis didalam usus

sperti hati, ginjal disusul telur, susu, ikan, keju dan daging.

e. Mineral

Mineral adalah zat inorganik yang dibutuhkan untuk memelihara

berbagai fungsi dalam tubuh. Seperti vitamin, mineral juga dapat dibagi

menjadi 2 kelompok, yaitu makromineral dan trace elements. Contoh

makromineral adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium.

Sedangkan trace elements adalah besi, seng, tembaga, kromium, dan

selenium. Kebutuhan mineral dalam sehari tidak lebih dari 100mg/hari, dan

kebutuhan trace elements tidak lebih dari 20 mg/hari.

Tabel. 4 Fungsi dan kebutuhan mineral bagi atlet


Kebutuhan
Mineral Atlet Fungsi

Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot


Natrium > 1500 mg/hr
Keseimbangan cairan tubuh, asam basa,
Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
Kalium > 4700 mg/hr
Keseimbangan cairan, asam basa

24
Pengangkut glukosa dalam sel
Pada proses kontraksi otot (termasuk otot
1300-1500 rangka)
Kalsium
mg/hr Keseimbangan asam basa,
Struktur tulang
Kofaktor dan aktivator metabolisme energi
Metabolisme glukosa
Sintesis protein
Magnesium 400-450 mg/hr
Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
Imunologi
Metabolisme dan struktur tulang
Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
Keseimbangan asam basa,
1250-1500
Fosfor Struktur tulang
mg/hr
Komposisi ATP, meningkatkan fungsi
vitamin B
Klorida >2300 mg/hr Bekerja sama dengan Natrium menjaga
keseimbangan cairan tubuh serta fungsi
sel tubuh
Produksi HCL
Kofaktor dan aktivator metabolisme energi
Besi 15-18 mg/hr
Sintesis hemoglobin dan mioglobin
150 mg/hr
Transportasi oksigen jaringan otot
Kofaktor dan aktivator metabolisme energi
Komposisi enzim dalam metabolisme energi
Seng (Zn) 11-15 mg/hr Energi
Sintesis protein
Imunologi
Antioksidan
Kofaktor dan aktivator metabolisme energi
795-900 mg/hr
Tembaga
Antioksidan
L = 30-35 Kofaktor dan aktivator metabolisme energi
mcg/hr
Kromium P = 24-25
Meningkatkan sensitivitas insulin
mcg/hr

30 mcg/hr Antioksidan
Selenium
Melindungi kerusakan dinding sel tubuh
Pengendalian ketersediaan sel darah
180 mcg/hr
Asam folat*)
merah dalam jumlah normal
Asam Proses metabolisme energi
pantotenat*) 4,7 mg/hr Kontraksi otot

25
Biotin*) 10-200 mcg/hr Proses glukoneogenesis

Berhubungan dengan fungsi tiroid, bagian


dari tri dan tetraiodotironin (T3 dan T4)
berpengaruh dalam konsumsi oksigen dan
Yodium *) 150 mg/hr tingkat metabolisme
Meningkatkan utilisasi ATP dan
merangsang pelepasan asam-asam lemak
dari jaringan adiposa
Sumber: Pedoman Gizi Olahraga Prestasi, Kementrian Kesehatan RI, 2014.

f. Air dan Cairan

Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Air

adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam suspensi

maupun larutan total air dalam tubuh (total water body/TWB) jumlahnya

bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, umur dan kandungan lemak dalam

tubuh. Kurang lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air sehingga

air sangat diperlukan oleh tubuh. Terutama bagi mereka yang melakukan

olahraga.

Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih

banyak air, sehingga kandungan air pada atlet lebih banyak daripada non

atlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan

kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sebagai

komponen terbesar, air memiliki manfaat yang sangat penting bagi tubuh

yaitu : (1) sebagai media transportasi zat-zat gizi, membuang sisa-sisa

metabolisme hormon ke organ sasaran (target organ), (2) mengatur

temperatur tubuh terutama selama aktivitas fisik, (3) mempertahankan

keseimbangan volume darah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap

26
orang rata-rata membutuhkan 2500 ml air. Jumlah cairan tersebut sama

seperti cairan yang dikeluarkan tubuh berupa keringat,uap air maupun tinja.

Keadaan sehari-hari tubuh akan selalu berusaha mempertahankan

keseimbangan cairan normal (euhydration), sehingga bila keadaan cairan

berlebih (hyperhydration), maka akan terjadi proses pengurangan cairan

(dehydration). Memenuhi kebutuhan air dalam tubuh maka ada beberapa

sumber air berupa air dan minuman lainnya. Semua makanan mengandung

air, sebagian besar buah dan sayuran mengadung sampai 95% air, sedangkan

danging, ayam, dan ikan sampai 75-80% air. Air juga dihasilkan didalam

tubuh sebagi hasil metabolisme. Keseimbangan dalam pengaturan pemasukan

dan pengeluaran air pada tubuh atlet sangat penting, atlet akan mengalami

dehirasi jika pengeluaran lebih banyak dan akan mengalami hyperdehidrasi

jika pemasukan lebih banyak. Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan

cairan pada tubuh karena pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan

air dalam tubuh.

Dehidrasi dapat disebabkan pada atlet disebabkan karena pengeluaran

keringat berlebih saat latihan, menghadapi cuaca panas pada saat latihan,

pengeluaran urine yang berlebih. Kebutuhan cairan tubuh manusia sebagian

atau sekitar 60% adalah cairan sehingga selam berlatih atau bertanding, status

hidrasi atlet harus benar-benar dipertahankan, sebab kekuarangan cairan 1%

akan mengurangi prestasi, kekurangan 3-5% akan menggangu sirkulasi dan

kekurangan 25% berakibat kematian (tauhid,1986:45) dalam Djoko Pekik

(2007:107).

27
Mengoptimalkan prestasi, atlet perlu memperhatikan minumannya

baik dalam latihan, persiapan pertandingan, saat pertandingan maupun setelah

pertandingan. Menurut Djoko Pekik (2007:112) Adapun minuman yang

dianjurkan adalah sebagai berikut:

a) Cairan bersifat hipotonik (kadar gula < 2,5 gram / 100 cc air). Akan lebih
baik apabila istonik (larutan intraseluler dan ekstraselular seimbang).
b) Suhu 8-13 derajat
c) Suhu bertanding, minum 100-200 cc setiap 10-15 menit terutama pada saat
bertanding ditempat yang panas.
d) Setelah bertanding, makanlah lebih banyak dari biasanya untuk mengganti
elektrolit yang hilang lewat keringat.
e) Catat berat untuk mengestimasikan terjadinya beberapa kekurangan cairan.

Pada saat berolahraga, aktivitas minum memberi beberapa

keuntungan bagi atlet bersangkutan (Djoko Pekik, 2007: 112-114), yaitu:

a) Mengembalikan jumlah cairan yang hilang karena keringat, volume darah


terjaga, pengangkutan nutrisi dan pembuangan panas lancar. Pada gambar
berikut diilustrasikan perbandingan perubahan plasma (%) pada saat
berolahraga selama 2 jam pada temperatur 37,5°C dan kelembaban 35%
dengan dan tanpa minum.
b) Dapat mengurangi timbulnya panas badan berlebihan
c) Memberikan kesempatan untuk tambahan energi berupa karbohidrat
(gula).

4. Pengaturan Gizi selama Periodesasi Latihan

Periodisasi latihan adalah perencanaan program latihan bagi

seseorang/kelompok atlet berupa volume dan intensitas latihan, untuk

mencegah terjadinya cedera serta meningkatkan performa yang optimal dalam

periode waktu tertentu. Pengaturan gizi selama periodisasi latihan harus

disediakan dengan jenis olahraga, volume dan intensitas latihan, status

kesehatan, status kebugaran, kondisi fisik, komposisi tubuh dan berat badan

atlet. Periodisasi latihan terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiapan (fase

28
persiapan umum dan fase persiapan khusus), tahap kompetisi/pertandingan

(fase pra kompetisi/pertandingan dan fase kompetisi/pertandingan utama dan

tahap transisi/pemulihan. Setiap tahapan latihan memliki pengaturan gizi yang

berbeda makan dibawah ini adalah penjelasan tentang pengaturan gizi pada

tahapan-tahapan periodesasi latihan yaitu:

a. Tahan Persiapan Umum

Fase persiapan umum dilakukan persiapan pemenuhan zat-zat gizi

sesuai status kesehatan awal, status kebugaran (kapasitas jantung dan paru,

kekuatan otot), kondisi fisik, antropometri atlet (bentuk tubuh/ somatotype)

dan psikologi atlet. Tujuan pengaturan gizi atlet pada fase ini:

1). Menjaga kesehatan


2). Memelihara dan meningkatkan status gizi dan kebugaran
3). Membantu mencapai adaptasi optimal meliputi adaptasi latihan dan
konsumsi makanan atlet
4). Mencapai bentuk bentuk tubuh/somatotype sesuai cabang olahraga
5). Melatih atlet membiasakan diri terhadap makanan yang disajikan di lokasi
pertandingan baik di dalam maupun di luar negeri.
Pada fase ini volume latihan sudah meningkat, tetapi intesitas masih

rendah. Persiapan umum sangat tergantung pada kondisi atlet meliputi status

gizi dan kebugaran saat masuk pemusatan pelatihan. Jika status gizi dan

kebugaran atlet baik lamanya di fase persiapan ini umumnya 2-3 hari. Namun

atlet dengan status gizi dan kebugaran yang kurang baik akan lebih lama

sekitar 4-5 hari sampai kesehatannya optimal dan berikutnya akan masuk ke

fase persiapan khusus.

29
b. Tahap persiapan khusus

Fase persiapan khusus, volume latihan sudah tinggi dan intensitas

latihan mulai meningkat, dan sudah mulai melakukan latihan spesifik cabang

olahraga. Upaya pemenuhan zat-zat gizi harus disesuaikan dengan volume

dan intensitas latihan. Secara umum program latihan berbentuk latihan daya

tahan (endurance), disamping latihan beban dan latihan spesifik cabang

olahraga. Risiko terjadinya cidera meningkat pada fase ini, sehingga

diperlukan asupan gizi yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Durasi

waktu lebih lama daripada fase persiapan umum karena atlet keadaan

kesehatan dan kebugarannya dipastikan baik dan siap dengan latihan khusus

dan spesifik cabang olahraga. Contoh : apabila atlet masuk di pemusatan

pelatihan sekitar 1 bulan maka 2-3 minggu merupakan fase persiapan khusus.

Pengaturan gizi dalam tahap persiapan :

1). Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat selama tahap persiapan umum dan khusus

asupan karbohidrat berkisar 3-7 gr/kgBB/hari. Rentang asupan karbohidrat

ini disesuaikan dengan besar kecilnya volume dan intensitas latihan.

Penentuan kebutuhan karbohidrat 3-7 gr/kgBB/hari sangat tergantung

intensitas latihan dan jenis cabang olahraga (power, kombinasi power dan

atau endurance dan atau sprint, endurance). Pada awal program dengan

volume dan intensitas latihan belum terlalu tinggi pada umumnya atlet

diberi asupan karbohidrat mulai dari 5gr/kgBB/hari dan semakin

ditingkatkan sesuai dengan peningkatan volume dan intensitas latihannya.

30
2). Protein

Kebutuhan protein berkisar 1,2-2,5 gr/kgBB/hari. Pada atlet dengan

status gizi lebih akan diberikan asupan energi lebih rendah untuk mencapai

status gizi normal dan untuk meningkatkan rasa kenyang dan memanfaatkan

efek thermal dari makanan maka asupan protein dianjurkan sebesar 2,0-2,2

gr/kgBB/hari. Penambahan lebih banyak protein dalam makanan atlet juga

akan menstabilkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat

mengendalikan rasa lapar yang seringkali di alami atlet. Sedangkan atlet

yang ingin mempertahankan berat badan direkomendasikan asupan protein

berkisar 1,2-1,7 gr/kgBB/hari menurut Kemenkes RI dalam Pedoman Gizi

Olahraga Prestasi (2014: 32).

3). Lemak

Lemak merupakan komponen penting, berguna untuk membangun dan

memelihara membran sel dan tidak boleh diabaikan dalam perencanaan gizi,

diutamakan asupan lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda (omega 3),

untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans menurut Kemenkes

RI dalam Pedoman Gizi Olahraga Prestasi (2014: 32).

c. Tahap Kompetisi
Untuk memperoleh hasil kinerja olahraga yang optimal, perlu disusun

pengaturan makanan pertandingan, meliputi pengaturan makan sebelum

bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding.

1). Makanan sebelum bertanding

Menurut Djoko Pekik (2007:96) pengaturan makanan juga perlu

dilakukan sebelum atlet bertanding, tujuan pengaturan gizi adalah:

31
a) Mencegah rasa lapar dan lemah
b) Tubuh penuh energi meskipun perut kosong
c) Menjamin status hidrasi
d) Alat pencernaan tidak terbebani selama bertanding
e) Atlet merasa siap bertanding

Berbagai cabang olahraga mempunyai durasi waktu pertandingan

yang berbeda, demikian juga halnya dengan berat ringan pertandingan

maka harus diketahui sistem energi utama yang diperlukan dalam

mensuplai energi untuk aktivitas fisik.

Pertandingan jarak jauh dalam jangka waktu lama yang dilakukan

terus menerus, menggunakan sistem energi aerobik dengan bahan bakan

karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dipergunakan terutama pada waktu

start dan menjelang finish karena pada saat tersebut olahragawan

memerlukan gerakan yang cepat. Pelari marathon (42,195km) bahan

energi utamanya adalah lemak disamping karbohidrat, sedangkan untuk

5km karbohidrat akan lebih banyak dipergunakan karena atlet akan berlari

lebih cepat dibanding marathon.

Dua sampai tiga jam sebelum bertanding, atlet perlu disediakan

makan dengan menu ringan, tetapi tinggi karbohidrat (sebaiknya berupa

karbohidrat komplek, sebab selain mengandung karbohidrat juga tersedia

zat gizi lainnya seperti vitamin, dan mineral yang diserap secara perlahan).

Perut yang penuh makanan akan menggangu kinerja saat bertanding.

Energi tidak dapat dicurahkan sepenuhnya untuk aktivitas luar sebab

metabolisme makanan butuh energi tersendiri (SDA : Specific Dynamic

Action) untuk karbohidrat 6-7%, lemak 4-14% dan protein 30-40%.

32
Makanan tinggi protein sebaiknya dihindarkan sebab dari

metabolisme protein akan terjadi sisa zat yang bersifat toksik, seperti

amonia dan urea. Asupan protein yang berlebihan akan memaksa ginjal

dan hati bekerja ekstra untuk melakukan detoksifikasi (penawar racun).

Amonia dan asam organik sisa metabolisme protein akan menjadi diuretik

yang memudahkan kita mengeluarkan urine sehingga akan memberatkan

atlet selama bertanding. Pembuangan sisa metabolisme protein ini diikuti

hilangnya berbagai mineral penting, seperti potasium, kalsium dan

magnesium yang pada akhirnya akan menyebabkan dehidrasi, daya tahan

menurun dan juga bisa menyebabkan terjadinya stroke atau gangguan otak.

Persiapan pertandingan untuk mendapatkan penampilan yang baik

maka diperlukan pengaturan asupan karbohidrat dan cairan yang sesuai

kebutuhan. Djoko Pekik (97-99) dibawah ini adalah pengaturan

carbohidrate loading dan water loading :

1). Carbohidrate Loading

Salahsatu diet selama periode pertandingan disebut diet prestasi (high


performance diet), yakni diet tinggi karbohidrat (70-80%) dari total
kalori yang diperlukan per hari yang dilakukan beberapa hari
menjelang pertandingan. Cara di atas disebut “carbohidrat
loading/superkompensasi glikogen atau hiperkompensasi glukose”.
Carbohidrat loading dapat diberikan untuk atlet dari beberapa cabang
olahraga dengan menyesuaikan kebutuhan kalori berdasarkan umur,
jenis kelamin, berat badan. Kondisi kesehatan dana aktivitasnya.
Carbohidrate loading paling efektif untuk olahraga endurance.
Carbohidrate loading ini bertujuan :
a) Mencegah terjadinya hipoglikemia yang ditandai oleh gejala sakit
kepala, pandangan kabur, bingung, kelelahan yang dapat
menggangu penampilan atlet.
b) Menenangkan lambung karena makan dalam lambung akan
menetralisir cairan lambung sehingga lambung tidak terasa nyeri
dan mengurasgi rasa lapar.

33
c) Membentuk cadangan glikogen, bisa mencapai tiga kali diet
biasa.
d) Menjaga kecukupan cairan dan elektrolit agar terhindar dari
dehidrasi.
Berbagai hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
carbohidrat loading, antara lain:
a) Sebaiknya tidak dilakukan pada anak dan remaja
b) Pengawasan dari ahli terutama bagi penderita diabetes mellitus
dan hypertriglycerillemia.
c) Harus diperkenalkan dan dicoba dahulu sebelum bertanding untuk
menghindari adanya toleransi dan alergi terhadap suatu bahan
makanan tertentu yang tidak diketahui sebelumnya.
d) Diberikan 2-3 kali setahun untuk atlet yang sudah berpengalaman.
e) Tidak perlu diberikan untuk olahraga jarak pendek, seperti lari
cepat 100m, sebab diet biasa sudah cukup. Disamping itu, dengan
adanya penambahan berat badan, atlet akan merasa kaku dan
berat dalam bertanding.

Cabang olahraga marathon dan tiap 10-15 menit minumlah 200-

300 ml (1-2 gelas). Pada cuaca panas kebutuhan cairan semakin meningkat

3 kali dari yang dianjurkan. Untuk mengetahui apakah atlet cukup minum

sebagai pengganti keringat keluar, dapat dilihat dari jumlah dan warna

urine. Jika jumlah urine sdikit dan warnaya tua, berarti kurang minum.

Penilaian tersebut dapat juga dilakukan dengan menimbang berat badan.

Penilaian tersebut berat badan 0,5 kg setelah berlatih atau bertanding.

Minumlah 2 gelas air.

2). Water Loading

Minum setengah sampai satu liter air dingin (suhu 10°C), 20-30

menit sebelum bertanding disebut hyperdrasi atau water loading akan

bermanfaat bagi olahragawan terutama pada latihan atau pertandingan

ditempat panas. Hasil penelitian menunjukan bahwa cara ini akan

34
menurunkan heart rate dan suhu inti ata core temperature (Smith,

1989:90).

a). Jenis cairan

Cairan yang bisa digunakan adalah air putih atau jus buah-buahan

yang banyak mengandung kalium dan natrium dengan sedikit gula

sebanyak 2,5%. Pada cuaca dingin konsentrasi gula dapat mencapai 5%.

Penggunaan gula tidak boleh terlalu pekat karena akan menyebabkan

insulin shock, yakni meningkatnya kadar gula darah secara mendadak,

yang selanjutnya justru menyebabkan penurunan kadar gula secara

otomatis (hipoglikemia).

b). Suhu Cairan

Suhu minuman lebih baik sejuk, karena pada cairan suhu 10°C akan

lebih cepat meninggalkan lambung daripada yang bersuhu 32°C. Pendapat

yang mengatakan minuman dingin dapat menyebabkan kram perut adalah

tidak benar. Minuman dingin akan meningkatkan mobilitas otot polos

dalam lambung yang dapat mempercepat cairan masuk kedalam usus,

tetapi jangan terlalu dingin sebab memerlukan kalori untuk menyamakan

suhu minuman dengan suhu tubuh (Sadoso: 1987:160).

2). Makanan pada hari pertandingan

Pengaturan makanan pada hari pertandingan bertujuan untuk

memberi makanan dan cairan yang cukup untuk memenuhi energi dan

zat gizi agar cadangan glikogen tetap terpelihara. Menurut Djoko Pekik

(2007:102-106) Syarat- syaratnya dibawah ini:

35
a) Cukup gizi sesuai dengan kebutuhan
b) Protein cukup 10-12%, lemak 1-20%, hidrat arang 60-70% dari total
kalori.
c) Banyak mengandung vitamin.
d) Mudah dicerna, tidak bergas dan berserat, serta tidak merangsang
(pedas,asam).
e) Cairan gula diberikan dalam konsentrasi rendah.

Berbagi hal yang perlu diperhatikan:

a) Pilih makanan yang tinggi karbohidrat terutama jenis karbohidrat


kompleks, misalnya nasi, mie, bihun, macanroni, dan kue-kue sperti
bolu , niskuit , kreakers, dll.
b) Hindari karbohidrat sederhana, seperti minuman manis atau gula,
sebab minuman manis dengan kadar gula lebih dari 2.5 gram/100 ml
air (hipertonik) akan menyebabkan terjadinya hipoglikemia
(penurunan kadar gula).
c) Hindari makanan yang terlalu banyak gula, sperti sirup, soft drink,
coklat satu jam sebelum pertandingan.
d) Mengatur waktu makan sesuai dengan jadwal pertandingan.
e) Memperhitungkan waktu pencernaan dari jenis bahan makanan yang
diberikan.
f) Memberikan makanan tambahan dalam bentuk cair yang kaya akan
zat gizi karena makanan cair lebih cepat meninggalkan lambung
daripada makanan padat dan diberikan dua jam sebelum bertanding.
g) Bila kebiasaan dekat waktu bertanding tidak dapat makan yang
cukup makan makan malam sebelum hari bertanding harus
diusahakan makanan yang banyak karbohidrat dan snack sebelum
tidur dipilih makanan yang banyak karbohidrat dan rencah lemak,
misalnya krakers, biskuit, toast.
h) Hindarkan makanan berat berserat, sayuran berserah atau sayuran
akan menimbulkan volume faeces yang memperberat alat cerna.
i) Hindarkan makanan merangsang dan mengandung gas, makanan
yang terlalu pedas, tertalu asam, dan mengandung gas, seperti kol,
sawi, durian, nangka.
j) Hindarkan alkohol

Tabel.5 jenis makanan dan fungsi dalam waktu pertandingan


Jenis Lama petandingan
makanan 0-90 menit 90 Mnt-3 jam >3 jam
Makan 3 Tidak Tidak  Membantu suplai
jam sebelum membantu membantu glukosa otott dan
bertanding darah
 Memperbaiki
endurance

36
Kafein Membantu Memperbaiki Memperbaiki
setelah 60 endurance endurance
menit
Minuman Tidak Memperbaiki Memperbaiki
mengandung membantu endurance endurance
5-10% KH
Makanan Tidak Memperbaiki Memperbaiki
tinggi KH membantu endurance endurance
cair

(sumber: Smith, 1989:114) dalam buku panduan lengkap gizi keluarga


dan olahragawan Djoko Pekik (2007:106)

Selain jenis makanan, waktu makan juga perlu menjadi perhatian.

Adapun waktu makan yang tepat adalah:

a). 3-4 jam sebelum bertanding: makanan utama terdiri dari nasi, sayur,

lauk pauk dan buah.

b). 2-3 jam sebelum bertanding : snack/makanan kecil, misalnya krackers,

roti dan lain-lain.

c). 1-2 jam sebelum bertanding: cairan/minuman.

Sehari sebelum bertanding istirahat yang cukup. Makan pagi, siang

dan malam terdiri dari makanan lengkap tinggi karbohidrat. Minumlah

ekstra cairan sepanjang hari. Pada hari pertandingan, makan pagi

tergantung toleransi atlet seperti biasanya. Pada hari pertandingan

usahakan makan snack tinggi karbohidrat (krackers, biskuit) setiap 1,5-2

jam untuk mempertahankan gula darah dalam keadaan normal. Pengaturan

makan siang yaitu makanan harus rendah lemak berarti makanan tidak

boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental, lalu minumlah air

sebelum air merasa haus. Pada pertandingan olahraga endurance seperti

marathon, seorang atlet dapat kehilangan cairan melalui keringat sebanyak

37
2-4 liter per jam lewat pernafasan sebesar 130cc/jam dalam keadaan biasa

kehilangan cairan lewat tractus respiratoris hanya 15 cc/jam (Tien,

1982:104). Cairan yang diperlukan untuk mempertahankan status hidrasi

atlet diperoleh dari intake makanan, hasil metabolisme, dari minuman

sebelum, selama dan sesudah bertanding.

Pemeliharaan status hidrasi sangat penting sebab akan menentukan

kinerja termasuk daya tahan atlet selama bertanding. Minuman, selain

bermanfaat menggantikan cairan yang hilang, juga berguna untuk

mengurangi panas bandan dan memberi kesempatan penambahan

karbohidrat.

3). Makanan saat bertanding

Pada umumnya pertandingan yang berlangsung lebih dari 90 menit,

sperti marathon dan balap sepeda, pada saat-saat bertanding di pos-pos

tertentu disediakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan kalori

selama bertanding. Sebaiknya makanan dalam bentuk cair, mengandung

400-500 kalori, misalnya campuran jus buah, gula dan tepung maizena,

yoghurt dengan tepung-tepungan yang disesuaikan dengan selera atlet.

Makanan cair lebih cepat dicerna, diminum 2 jam sebelum bertanding.

Jenis makanan cair harus diperkenalkan dan dibiasakan dahulu

sebelum dipergunakan dalam pertandingan. Jika atlet kurang

menyukainya, dapat diberikan makanan padat seperti pisang, krackers, kue

apem, dan lain-lain atau produk makanan suplemen yang mudah dan

ringan dibawa yang mengandung banyak karbohidrat.

38
4). Makanan setelah bertanding

Mempersiapkan atlet mengikuti pertandingan pada hari berikutnya

perlu disusun diet khusus, dengan tujuan memulihkan simpanan energi dan

zat gizi (memulihkan simpanan glikogen, mengembalikan status hidrasi,

dan keseimbangan elektrolit). Menurut Djoko Pekik (2007:109) Makanan

yang disajikan setelah bertanding harus memenuhi syarat-syarat dibawah

ini:

a) Cukup energi
b) Tinggi karbihidrat (60-70%), vitamin dan mineral
c) Cukup protein dan rendah lemak
d) Banyak cairan

Selain syarat-syarat penyajian makanan seperti diatas, perhatikan

juga hal-hal penting berikut:

a). Setiap penurunan 500 gram berat badan tubuh memerlukan cairan
pengganti sejumlah 500 cc.
b). Pada penurunan berat badan 4-7% berat badan akan kembali normal
setelah 24-48 jam.
c). Berikan minum dengan interval waktu tertentu.
d). Jenis minuman jus buah yang banyak mengandung kalium dan natrium,
misalnya jus tomat, belimbing dll.
e). Untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan karbohidrat ½
porsi dari biasanya dan tambahlah cairan yang banyak mengandung
karbohidrat.

Keadaan atlet setelah bertanding berbeda dengan keadaan biasanya,

untuk itu, makanan juga harus disajikan dalam cara dan waktu yang sesuai.

Berikut adalah cara dan waktu penyajian yang tepat:

a). Segera setelah bertanding , minum 1-2 gelas air dengan suhu 10°
b). Setengah jam setelah bertanding , berikan jus buah

39
c). Satu jam setelah bertanding, jus buah 1 gelas dan snack ringan atau
makanan cair yang mengandung karbohidrat sebanyak 300 kalori.
d). Dua jam setelah bertanding makan lengkap dengan porsi kecil,
sebaiknya diberi lauk yang tidak di goreng dan tidak bersantan dan
diberi banyak sayuran dan buah. Sayuran berkuah lebih baik karena
membantu mencukupi kebutuhan cairan dan mineral, misalnya soto,
sop dll.
e). Biasanya 4 jam kemudian atlet baru merasa lapar, untuk itu, penyediaan
makanan pada malam hari menjelang tidur mutlak diperlukan bagi atlet
yang bertanding malam hari. jenis hidangan yang disukai atlet biasanya
mie, bakso.

5. Hakikat Lari Jarak Jauh

a. Pengertian Lari Jarak Jauh

Lari jarak jauh merupakan lari yang di mulai dari jarak 3000 m steeple

chase, 5000m, 10.000m pada lintasan, lintas alam, lari jalanan dengan

marathon (42,195) dan melebihi jarak ultra 100 km atau lebih. Teknik lari

dalam lari jauh yaitu gerakan kaki depan pada saat menumpu ditanah terlebih

dahulu bagian tumit, langkah kaki pada lari jarak jauh cenderung lebih kecil

daripada lari sprint ataupun lari jarak menengah, posisi badan lebih condong

kedepan. Posisi start pada lari jarak jauh yaitu start berdiri dengan aba-aba

“bersedia – yak / bunyi pistol”.

1). Lari 3000 m rintangan (steeplechase)

Menurut Tamsir Riyadi (1985: 37-38) Lari 3000 m dan 3000m

rintangan (steeple chase) melewati 8 kali, (tempat start 3000 m pada garis

start 200 m sedang tempat start 3000 m rintangan tergantung letak bak air.

Kalau bak air terletak di luar lintasan, maka garis start kira-kira pada

pertengahan lintasan 100 m, kalau bak air didalam lintasan, garis start boleh

mundur lagi. Pelari steeple chase umumnya adalah pelari event ganda

40
diantara pelari jarak jauh. Berlari sebanyak 8 kali melewati finish dapat

menempuh jarak lomba selama 8-10 menit, irama lari secara terus menerus

melewati rintangan 4 buah gawang pada lintasan dan 1 buah gawang pada

bak air. Selama pertandingan atlet melewati rintangan sebanyak 28

rintangan dan 7 rintangan bak air maka atlet melewati rintangan sebanyak

35 kali. Pelari steeple chase memiliki sifat gabungan antara pelari jarak

menengah, pelari jarak jauh dan pelari gawang. Kemampuan gerak khusus

pada pelari steeple chase yaitu dayatahan aerobik umum, daya tahan

anaerobik, kemampuan berlari sprint (kecepatan), kelenturan, kekuatan dan

ketangkasan berkoordiasi/ teknis berkaitan dengan melewati rintangan

gawang dan bak air secara efisien

2). Lari 5000 m dan 10.000 m

Lari 5000 m melewati finish sebanyak 13 kali, garis start berada pada

start 200 m, 10.000 m sama dengan 24 putaran, berarti 25 kali melewati

garis finish, karena garis start berada pada garis finish ( hal ini apabila

keliling lintasan paling dalam tepat 400 m). Pelari 5000 m dan 10000 m

umumnya adalah pelari jarak jauh dengan kemampuan gerak khusus yang

dominan yaitu dayatahan aerobik umum dan dayatahan aerobik khusus ,

daya tahan kecepatan, daya tahan kekuatan, kecepatan dasar dan koordinasi.

3). Lari Marathon (42.195 km)

Lari marathon merupakan lari dengan jarak 42,195 km. Lari

marathon biasanya dilakukan di jalan raya beraspal yang datar (tidak naik

turun). Lari jarak jauh (lari marathon) cadangan glikogen secara terus

41
menerus dihabiskan, organisme beralih ke pembakaran lemak tubuh,

sehingga pelari marathon harus memelihara penggunaan glikogen serendah

mungkin. Lari marathon merupakan lari yang secara terus menerus sehingga

kemampuan gerak khusus yang dominan pada lari marathon yaitu dayatahan

dasar/jangka panjang, dayatahan khusus, dayatahan dibidang perpindahan

aerobik dan anaerobik, daya tahan kekuatan, kecepatan dasar, koordinasi.

b. Kemapuan biomotor Lari Jarak Jauh

1). Daya tahan

Dayatahan kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka

waktu yang tertentu, sedangkan pengertian dayatahan dari sistem energi

adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu.

Day tahan untuk lari jarak jauh begitu penting karena lari jauh memiliki

aktivitas dengan jangka waktu yang lama. Dayatahan merupakan komponen

utama dalam latihan untuk event lari jarak jauh. Dayatahan pada latihan lari

jauh dibagi menjadi 3 kelompok yaitu daya tahan sesuai dengan jenisnya,

daya tahan sesuai dengan lama kerjanya dan dayatahan sesuai dengan sistem

energinya.

a). Menurut jenisnya daya tahan di bagi menjadi dua, yaitu dayatahan umum

(dasar) dan daya tahan khusus yaitu, Dayatahan umum (dasar) adalah

kemampuan olahragawan dalam melakukan kerja dengan melibatkan

beberapa kelompok otot dan atau seluruh kelompok otot, sistem pusat

syaraf, sistem neuromuskular, dan sistem kardiorespirasi dalam jangka

watu yang lama dalam ketahanan umum pelari 3.000 m steeple chase,

42
5.000 m, 10.000 m dan lari marathon adalah pondasi utama untuk

melakukan program latihan selanjutnya. Dayatahan khusus adalah

ketahanan yang hanya melibatkan sekelompok otot lokal. Artinya,

ketahanan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraganya.

Setiap cabang olahraga memerlukan ketahanan khusus yang berbeda-

beda. Hal yang membedakan pada setiap cabang olahraga yaitu intensitas

kerja, durasi (lama) kerja, waktu recovery, dan watu interval. Dayatahan

khusus juga diperlukan oleh pelari jarak jauh.

b). Menurut dari lamanya kerja, menurut Bompa (1994) dayatahan bagi

menjadi lima yaitu :

(1)Ketahanan jangka panjang adalah ketahanan yang diperlukan selama


aktivitas kerja dalam waktu lebih dari 8 menit. Pada ketahanan ini
hampir seluruh aktivitas kerja memerlukan bantuan oksigen (O2). Oleh
karenanya oksigen merupakan sumber energi utama pada aktivitas kerja
aerobik.
(2)Ketahanan jangka menengah adalah aktivitas olahrga yang memerlukan
waktu antara 2 sampi 6 menit. Kebutuhan energinya dipenuhi dengan
sistem energi anaerboik laktik dan oksigen ( lactic acid + O2).
(3)Ketahanan jangka pendek adalah aktivitas olahraga yang memerlukan
waktu antara 45 detik sampai dengan 2 menit. Cabang olahraga yang
termasuk kedalam kelompok ketahan jangka pendek, pemenuhan
kebutuhan energinya dipenuhi oleh sistem energi anaerobik alaktit
(ATP-PC) dan anaerobik laktik (lactic acid system).
(4)Ketahanan otot adalah kemampuan sekelompok otot atau seluruh otot
untuk mengatasi beban latihan dalam jangka waktu tertentu.
(5)Ketahanan kecepatan atau stamina adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan serangkaian gerak dengan intensitas maksimal dalam jangka
waktu lebih lama.

c). Ketahanan yang berdasarkan atas pengguanan sistem energinya dibedakan


menjadi 3 yaitu:
(1)Ketahanan aerobik adalah aktivitas yang memerlukan bantuan oksigen
dan kemampuan seseorang untuk mengatasi beban latihan dalam jangka
waktu lebih dari 3 menit secara terus menerus.
(2)Ketahanan anaerobik alaktik adalah aktivitas yang tidak memerlukan
oksigen yang tidak menghasilkan asam laktat dan kemampuan

43
seseorang mengatasi beban latihan dengan intensitas maksimal dalam
jangka waktu kurang dari 10 detik.
(3)Ketahanan aerobik laktik adalah aktivitas yang tidak memerlukan
oksigen yang menghasilkan asam laktat dan kemampuan seseorang
mengatasi beba latihan dengan intensitas maksimal dalam jangka waktu
antara 10 detik sampai 120 detik.

2). Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

menjawab rangsang dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin. Kecepatan

diperlukan oleh pelari jarak jauh pada saat start dan menjelang finish dari

suatu perlombaan. Kecepatan juga penting untuk berlari lebih cepat atas

jarak di bawah jarak lomba yang disebut “lari di bawah jarak (under-

distance run)’. Peningkatan kecepatan pada pelari jarak jauh efektif bagi

anak-anak dan remaja. Latihan kecepatan diperlukan untuk mengatur

kecepatan lari pada saat pertandingan.

3). Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi beban atau tahanan. Secara fisiologis, kekuatan adalah

kemampuan neuromuscular untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban

dalam. Latihan kekuatan pada pelari jarak jauh yaitu latihan kekuatan

umum untuk mengembangkan kekuatan keseluruhan badan, meningkatkan

toleransi dalam lari yaitu untuk kaki, lutut, pinggang dan punggung, dan

mempersiapkan untuk latihan kekuatan khusus. Latihan kekuatan khusus

pada lari jarak jauh yaitu untuk memperbaiki daya tahan kekuatan otot-otot

kaki. Dalam IAAF level II (2002:43) ada beberapa fungsi dari latihan

kekuatan khusus adalah :

44
a) Meningkatkan kecepatan lari dalam perlombaan kecepatan ‘under-
distance’ dalam latihan yang didukung oleh latihan kecepatan.
b) Menguntungkan pengaruh dayatahan disiplin-khusus dengan
meningkatkan kapasitas anaerobik
c) Memperbaiki daya tahan kekuatan jarak-khusus
d) Menurunkan kerja laktat anaerobik
e) Memperbaiki teknik lari
f) Menyediakan cadangan untuk tindakan taktis selama perlombaan
Untuk latihan kekuatan khusus dan umum bagi pelari jarak jauh

menggunakan metoda interval extensif digunakan untuk memperbaiki daya

tahan kekuatan. Latihan sirkuit dengan latihan-latihan kekuatan untuk

seluruh otot.

4). Koordinasi

Melakukan teknik lari yang benar pada lari jarak jauh penting

selama atlet berlari. Berlari dengan teknik yang benar akan meningkatkan

gerakan yang efektif dan efisien dalam latihan atau perlombaan dengan

kecepatan tinggi dapat mencegah beban berlebih (overload). Teknik lari

dengan gerakan yang efektif dan efisien terletak pada koordinasi antara

tangan dan kaki dengan relax. Tingkat daya tahan yang cukup terletak

padan lengan dan bahu, maka dari jika pelari jarak jauh berlari dengan

tegang akan menghambat aliran darah di pembuluh vena kembali ke

jantung terhalangi oleh otot-otot yang tegang menurut Sukadiyanto (2007:

148-149).

c. Sistem Energi Lari jarak Jauh

Menurut sukadiyanto (2007:35) sistem energi adalah jenis aktivitas

fisik, terutama dalam olahraga selalu menuntut penggunaan dan pengeluaran

45
energi untuk kerja sehingga diperlukan ketersedian energi secara terus

menerus. Sistem energi dibagi menjadi dua yaitu sistem energi anaerobik dan

sistem energi aerobik. Sistem energi anaerobik adalah serentetan reaksi

kimiawi yang tidak memerlukan adanya oksigen, sistem energi aerobik

merupakan serentetan reaksi kimiawi yang memerlukan bantuan oksigen. Lari

jarak jauh merupakan aktivitas yang berlangsung lama dan terus menerus

sehingga sistem energi yang bekerja pada lari jarak jauh yaitu sistem energi

aerobik. Sistem energi aerobik memerlukan oksigen untuk memecah

membantu resistesis asam laktat menjadi sumber energi kembali karena

setelah proses pemenuhan energi berlangsung kira-kira selama 120 detik

asam laktat tidak dapat diresistesis kembali. Oksigen diperoleh dari sistem

pernafasan, yakni dengan cara menghirup udara yang ada disekitar manusia.

Adanya oksigen maka pemecahan glikogen secara penuh menjadi

karbondioksida (co2) dan air (h2o) yang akan menghasilkan ATP (adenosin

tri phospat).

d. Fisiologi tubuh atlet lari jarak jauh

Fisiologi tubuh atlet lari jarak jauh merupakan tipe ektomorf dimana

tubuh individu kurus dan cenderung tinggi, ini disesuaikan dengan serabut

otot. Ektomorf memiliki tubuh yang ramping, pinggang cenderung kecil dan

perawakan tinggi. Pelari jarak jauh kebanyak mempunyai jenis oto Slow

Rwitch (tipe 1) yaitu jenis otot yang menggunakan oksigen untuk

menghasilkan lebih banyak energi dalam kontraksi otot yang berdurasi

panjang. Otot ini bekerja secara lebih lambat dan mampu berkontraksi lama

46
sebelum merasa lelah. Sehingga slow twitch sangat membantu untuk pelari

jarak jauh.

B. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang relevan sangat diperlukan, guna mendukung kajian

teoritis yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan sebagai landasan

pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian yang ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari

Cahyanti (2009) berjudul “Keseimbangan antara Kebutuhan Zat Gizi dengan

Konsumsi Makanan Atlet Bola Voli PPLP Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif persentase dengan metode

pengumpulan data menggunakan angket. Subyek yang digunakan merupakan

atlet bola voli putri PPLP D.I.Y sebanyak 11 atlet. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa makanan lebih kecil dari kebutuhan energi perhari. Atlet

bola voli kekurangan asupan kalori sebanyak 1708.7245 kalori perhari. Asupan

kalsium mengalami kelebihan sebanyak 12.256 mg perhari, asupan phospor

mengalami kelebihan sebanyak 1726.5414 mg perhari, asupan Zn mengalami

kekurangan sebanyak 12.5066 mg perhari, asupan Thiamin mengalami

kelebihan sebanyak 3.4259 mg perhari, asupan Niasin mengalami kekurangan

sebanyak 12.9416 mg perhari, asupan Yodium mengalami kekurangan

sebanyak 150 mg perhari, asupan vitamin C mengalami mengalami kelebihan

sebanyak 36.0395 mg perhari. Dengan kata lain atlet bola voli PPLP DIY

kelebihan karbohidrat sebanyak 12.424%, kekurangan lemak sebesar

11.6829% dan kekurangan protein sebesar 0.4178%.

47
C. Kerangka Berfikir

Dunia kesehatan olahraga, pengetahuan dan kesehatan menjadi hal yang

penting. Pemahaman akan kebutuhan asupan gizi sangat perlu diketahui, jika

tidak akan terjadi kerusakan pada tubuh atlet dan tidak mencapai prestasi yang

maksimal. Demikian penting untuk memberikan pengarahan dan pemahaman

atlet agar mampu mengatur kebutuhan asupan gizi. Namun demikian untuk

menjadikan atlet mau dan mampu menangani pengaturan kebutuhan asupan

gizi tentu diperlukan pendidikan kepada atlet untuk memberikan pengetahuan

dan pemahaman tentang kebutuhan asupan gizi. Berangkat dari pemikiran

tersebut maka dilakukan penelitian tentang Tingkat Pemahaman kebutuhan

Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh”.

D. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat ditarik pertanyaan penelitian

berikut “Bagaimana Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari

Jarak Jauh”.

48
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah tentang “Tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi

atlet lari jarak jauh” maka metode yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 124), metode survei merupakan penelitian yang biasa dilakukan

dengan subjek yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat atau

informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian berlangsung

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman kebutuhan asupan gizi

atlet lari jarak jauh. Definisi operasionalnya adalah kemampuan atlet untuk

mengetahui kebutuhan asupan gizi yang diukur menggunakan tes objektif yang

berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 38 butir soal.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet

lari jarak jauh Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006: 109). Menurut Sugiyono (2007: 57) sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Pengambilan sampel

49
dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2007: 85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan sampel ini meliputi(1)

bersedia menjadi sampel, (2) atlet putra dan putri lari jarak jauh yang ada di

Daerah Istimewa Yogyakarta, (3) atlet yang masih berlatih di klub yang berada

di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kriteria tersebut yang

memenuhi berjumlah 31 atlet. Rincian sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel.6 Sampel penelitian


No. Kabupaten/kota Jumlah atlet
1. Kota Yogyakarta 1
2. Kab. Bantul 8
3. Kab. Sleman 5
4. Kab. Gunungkidul 16
5. Kab. Kulonprogo 1
Jumlah 31

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instumen

Suharsimi Arikunto (2006), menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda (multiple choice). Tes

pilihan ganda terdiri dari atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang

suatu pengertian yang belum lengkap, untuk melengkapinya harus memilih

satu dari beberapa kemungkinan yang telah disediakan.

50
Menurut Mahmud (2011) “ tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Lebih

lanjut menurut Mahmud (2011: 186) tolak ukur penggunaan alat tes sebagai

instrumen pengumpul data dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:

a. Objektif, yaitu hasil yang dicapai dapat menggambarkan keadaan yang


sebenarnya tentang tingkat kemampuan seseorang, baik berupa pengetahuan
maupun keterampilan.
b. Cocok, yaitu alat yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan untuk menguji hipotesis dalam rangka menjawab masalah
penelitian.
c. Valid, yaitu memiliki derajat kesesuaian, terutama isi dan konstraknya,
dengan kemampuan suatu kelompok yang ingin diukur.
d. Reliabel, yaitu derajat kekonsistenan skor yang diperoleh dari hasil tes
menggunakan alat tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sebuah proses pengadaan data untuk

keperluan penelitian. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan tes kepada atlet yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun

mekanismenya adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mencari data.

b. Peneliti menentukan jumlah atlet yang menjadi subjek penelitian.

c. Peneliti menyebarkan angket kepada responden

d. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip atas

hasil pengisian angket.

e. Setelah proses pengkodingan peneliti melakukan proses pengelolaan data

dan analisis data.

51
f. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan

saran.

Penilaian dalam instrumen tes pilihan ganda (multiple choice) pada

penelitian ini adalah jika jawaban benar maka nilainya adalah 1 dan jika

jawaban salah maka nilainya 0. Komponen-komponen angket sebagai alat

pengumpulan data disajikan berupa kisi-kisi instrumen penelitian pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba


Variabel Faktor Indikator Butir
Pengertian Lari Event-event Lari 1,2,3
Jarak Jauh Jarak Jauh
Komponen 4,5
Biomotor Lari
Jarak Jauh
Sistem Energi 6,7
Pengertian Gizi Menjelaskan 8,10
pengertian Gizi
Kebutuhan Jenis zat gizi 12
Pemahaman Asupan Gizi Kebutuhan 11
Kebutuhan Asupan Gizi
Asupan Gizi Karbohidrat 9,13
Atlet Lari Jarak Lemak 14,15,16
Jauh Protein 17,18,19
Vitamin dan 20,21,22,23,24
Mineral
Air atau Cairan 25,26,272,28
Pengaturan Gizi Persiapan umum 29
selama Persiapan khusus 30
Perodesasi Kompetisi 31,32,33
Latihan (sebelum)
Kompetisi (hari 34,35,36,37
pertandingan)
Kompetisi (saat) 38,39
Kompetisi 40,41
(setelah)

52
E. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan pengambilan data sebenarnya, bentuk akhir dari

angket yang telah disusun perlu diuji cobakan guna memenuhi alat sebagai

pengumpul data yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2006), bahwa tujuan

diadakannya uji coba antara lain untuk mengetahui tingkat pemahaman

responden akan instrumen, mencari pengalaman dan mengetahui realibilitas.

Sebelum uji coba, peneliti melakukan validasi/expert judgment yaitu dengan

bapak Prof. Djoko Pekik Irianto, M.Kes dan bapak Cukup Pahalawidi, M.Or .

Ujicoba dilakukan pada atlet lari jarak jauh di klub sportif Gunungkidul yang

berjumlah 15 orang. Untuk mengetahui apakah instrumen baik atau tidak,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 127) “validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat (Suharsimi Arikunto, 2010: 129). Perhitungan validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Menggunakan rumus Korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan

oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment sebagai

berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 131). Perhitungannya menggunakan SPSS

22. Nilai rxy yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga product

53
moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Bila rxy> rtab maka item

tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji coba, menunjukkan bahwa terdapat 3 butir gugur,

yaitu butir nomor 28, 33 dan 39. Sehingga didapatkan 38 butir valid dan

digunakan untuk penelitian, hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Variabel Faktor Indikator Butir
Pengertian Lari Event-event Lari 1,2,3
Jarak Jauh Jarak Jauh
Komponen 4,5
Biomotor Lari
Jarak Jauh
Sistem Energi 6,7
Pengertian Gizi Menjelaskan 8,10
pengertian Gizi
Kebutuhan Jenis zat gizi 12
Pemahaman Asupan Gizi Kebutuhan 11
Kebutuhan Asupan Gizi
Asupan Gizi Karbohidrat 9,13
Atlet Lari Jarak Lemak 14,15,16
Jauh Protein 17,18,19
Vitamin dan 20,21,22,23
Mineral
Air atau Cairan 24,25,26,27
Pengaturan Gizi Persiapan umum 28
selama Persiapan khusus 29
Perodesasi Kompetisi 30,31
Latihan (sebelum)
Kompetisi (hari 32,33,34,35
pertandingan)
Kompetisi (saat) 36
Kompetisi 37,38
(setelah)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen mengacu pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

54
karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002). Analisis

keterandalan butir hanya dilakukan pada butir yang dinyatakan sahih saja dan

bukan semua butir yang belum diuji. Untuk memperoleh reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach (Suharsimi Arikunto, 2010 : 136). Hasil

penghitungan menggunakan bantuan program SPSS 22. Berdasarkan hasil uji

coba, menunjukkan bahwa instrumen reliabel dengan koefisien reliabilitas

sebesar 0,972. Hasil selengkapnya disajikan pada lampiran halaman 94 - 95.

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.

Penghitungan statistik deskriptif menggunakan statistik deskriptif persentase,

karena yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, lingkaran, piktogram, perhitungan mean, modus,

median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data perhitungan

rata-rata, standar devisiasi, dan persentase (Sugiyono, 2007: 37). Cara

perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif persentase, dengan

rumus sebagai berikut:

P= 100%

Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
(Anas Sudijono, 2006)

55
Kategori dalam penilaian pengelolaan hasil penelitian ditentukan

dengan kriteria konversi, menurut Suharsimi Arikunto (2006: 207), kemudian

data tersebut diinterpretasikan ke dalam lima tingkatan, yaitu:

Tabel 9. Tingkatan Kategori


No Interval Kategori
1 81% - 100% Sangat Baik
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup
4 21% - 40% Kurang
5 0% - 20% Sangat Kurang
(Suharsimi Arikunto, 2002: 207)

56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada seluruh atlet putra dan putri

Atletik nomor lari jarak jauh DIY yang berjumlah 31 atlet. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 21-22 juli 2016 dan bertempat di pengurus daerah

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Deskripsi Data Penelitian

Tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh

diungkapkan dengan tes pilihan ganda yang berjumlah 38 butir. Setelah data

penelitian terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan

komputer program Microsoft excel 2010. Hasil selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 6 19,36%
2 Baik 23 74,19%
3 Cukup 2 6,45%
4 Kurang 0 0
5 Sangat Kurang 0 0
Jumlah 31 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh tampak pada gambar 2

sebagai berikut:

57 
 
Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari
Jarak Jauh

100,00% 74,19%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
19,36%
40,00%
30,00% 0% 6,45%
0%
20,00%
10,00%
0,00%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 2.Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet


Lari Jarak Jauh
 
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 2 di atas, menunjukan bahwa tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berada pada kategori

“sangat kurang” sebesar 0% ( 0 atlet) , kategori “kurang” sebesar 0% (0 atlet),

kategori “cukup” sebesar 6,45% (2 atlet), kategori “baik” sebesar 74,19% (23

atlet), dan kategori “sangat baik” sebesar 19,56% (6 atlet). Berdasarkan

persentase rata-rata yaitu 73,77%, tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi

termasuk pada kategori “baik”.

Rincian tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh

berdasarkan faktor dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

a. Faktor Pengertian Lari Jarak Jauh

Hasil penelitian tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari

jarak jauh berdasarkan faktor pengertian lari jarak jauh disajikan pada tabel

11 sebagai berikut:

58 
 
Tabel 11. Faktor Pengertian Lari Jarak Jauh
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 16 51,61%
2 Baik 13 41,94%
3 Cukup 2 6,45%
4 Kurang 0 0
5 Sangat Kurang 0 0
Jumlah 31 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor

pengertian lari jarak jauh tampak pada gambar 3 sebagai berikut:

Faktor Pengertian Lari Jarak Jauh

100%
90%
80%
70% 51,61%
60% 41,94%
50%
40%
30% 6,45%
20% 0% 0%
10%
0%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 3. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi


Atlet Lari Jarak Jauh berdasarkan faktor pengertian lari jarak jauh

Berdasarkan tabel 11 dan gambar 3 diatas, menunjukan bahwa tingkat

pemahaman kebutuhan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor pengertian

lari jarak jauh berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 0% ( 0 atlet) ,

kategori “kurang” sebesar 0% (0 orang atlet), kategori “cukup” sebesar 6,45%

(2 atlet), kategori “baik” sebesar 41,94% (13 atlet), dan kategori “sangat baik”

sebesar 51,61% (16 atlet). Berdasarkan persentase rata-rata yaitu 82,49%

59 
 
tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi berdasarkan faktor pengertian lari

jarak jauh termasuk pada kategori “sangat baik”.

b. Faktor Pengertian Gizi

Hasil penelitian tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari

jarak jauh berdasarkan faktor pengertian gizi disajikan pada tabel 12 sebagai

berikut :

Tabel 12. Faktor Pengertian Gizi


No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 12 38,71%
2 Baik 0 0%
3 Cukup 18 58,06%
4 Kurang 0 0%
5 Sangat Kurang 1 3,23%
Jumlah 31 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor

pengertian gizi tampak pada gambar sebagai berikut:

Faktor Pengertian Gizi

100,00%
90,00%
80,00% 58,06%
70,00%
60,00% 38,71%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 3,23% 0% 0%
10,00%
0,00%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat
Kurang Baik
Gambar 4. Diagram Batang Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi
Atlet Lari Jarak Jauh berdasarkan faktor pengertian Gizi

60 
 
Berdasarkan tabel 12 dan gambar 4 diatas, menunjukan bahwa tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor

pengertian gizi berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 3,23% ( 1 atlet),

kategori “kurang” sebesar 0% (0 atlet), kategori “cukup” sebesar 58,06% (18

atlet), kategori “baik” sebesar 0% (0 atlet), dan kategori “sangat baik” sebesar

38,71% (12 atlet). Berdasarkan persentase rata-rata 74,19%, tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi berdasarkan faktor pengertian lari jarak

jauh termasuk pada kategori “baik”.

c. Kebutuhan Asupan Gizi

Hasil penelitian tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari

jarak jauh terhadap kebutuhan asupan gizi berdasarkan kebutuhan asupan gizi

disajikan pada tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13. Faktor Kebutuhan Asupan Gizi


No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 24 77,43%
2 Baik 6 19,36%
3 Cukup 1 3,23%
4 Kurang 0 0
5 Sangat Kurang 0 0
Jumlah 31 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan kebutuhan

asupan gizi tampak pada gambar 5 sebagai berikut:

61 
 
Faktor Kebutuhan Asupan Gizi

100,00% 77,43%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00% 19,36%
30,00%
20,00% 3,23%
0% 0%
10,00%
0,00%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 5. Diagram Pie Tingkat Pemahaman kebutuhan Asupan gizi Atlet


Lari Jarak Jauh Faktor Kebutuhan Asupan Gizi

Berdasarkan tabel 13 dan gambar 5 diatas, menunjukan bahwa tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor

kebutuhan asupan gizi berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 0% ( 0

atlet) , kategori “kurang” sebesar 0% (0 atlet), kategori “cukup” sebesar

3,23%% (1 atlet), kategori “baik” sebesar 19,35% (6 atlet), kategori “sangat

baik” sebesar 77,42% (24 atlet). Berdasarkan persentase rata-rata 82,51%

tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi berdasarkan faktor kebutuhan

asupan gizi termasuk pada kategori “sangat baik”.

d. Faktor Kebutuhan Asupan Gizi Periodesasi Latihan

Hasil penelitian tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari

jarak jauh berdasarkan kebutuhan asupan gizi periodesasi latihan disajikan

pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 14. Faktor kebtuhan asupan gizi periodesasi latihan


No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 3 9,68%
2 Baik 4 12,90%
3 Cukup 13 41,94%

62 
 
4 Kurang 9 29,03%
5 Sangat Kurang 2 6,45%
Jumlah 31 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka tingkat pemahaman

kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor kebutuhan asupan

gizi periodesasi latihan tampak pada gambar 6 sebagai berikut:

Faktor Kebutuhan Asupan Gizi selama Perodesasi Latihan

100,00%
90,00%
80,00%
70,00% 45,16%
60,00%
50,00% 12,90%
40,00%
25,81%
30,00% 9,58% 9,68%
20,00%
10,00%
0,00%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 6. Diagram Pie Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan gizi Atlet


Lari Jarak Jauh Faktor Kebutuhan Asupan Gizi

Berdasarkan tabel 14 dan gambar 5 diatas, menunjukan bahwa tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor

pengaturan asupan gizi periodesasi latihan kategori “sangat kurang” sebesar

9,68% (3 atlet) , kategori “kurang” sebesar 25,81% (8 atlet), kategori “cukup”

sebesar 45,16% (14 orang atlet), kategori “baik” sebesar 12,90% (4 atlet),

kategori “sangat baik” sebesar 9,68% ( atlet). Berdasarkan persentase rata-rata

50,97% tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi berdasarkan faktor

pengaturan asupan gizi periodesasi latihan termasuk pada kategori “cukup”.

63 
 
B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman kebutuhan

asupan gizi atlet lari jarak jauh. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa

tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh masuk dalam

kategori “baik” dengan persentase sebesar 73,77% yang disusun oleh beberapa

faktor yaitu faktor pengertian lari jarak jauh, faktor pengertian gizi, faktor

kebutuhan asupan gizi dan faktor pengaturan gizi selama periodesasi latihan.

Nutrisi/gizi di bidang olaharaga merupakan penerapan pengetahuan gizi dalam

dalam pengaturan makan sehari-hari yang difokuskan pada metabolisme zat-zat

gizi selama pertandingan, perbaikan dan membangun latihan yang intensif serta

mengoptimalkan performance pada saat pertandingan. Penggunaan sistem energi

pada lari jarak jauh menggunakan sistem aerobik dimana energi disediakan

melalui pemecahan nutrion bakar (karbohidrat, lemak dan protein), sehingga

untuk pemenuhan kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh diperlukan gizi

yang tepat dan seimbang. Asupan nutrisi yang tepat dan seimbang bisa dilihat

dari segi kuantitas dan kualitas makanan yang dapat menghasilkan kondisi fisik

yang optimal, serta memberikan energi yang cukup bagi atlet selama

menjalankan proses latihan. Pemenuhan kebutuhan gizi atlet perlu mengetahui

kadar-kadar zat gizi yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh. Jika salah

dalam pengaturan kebutuhan gizi makanan akan dapat menimbulkan sakit,

glikogen dan masalah lainnya. Kurangnya perhatian mengenai ilmu gizi untuk

lari jarak jauh ini yang menyebabkan perlunya pengetahuan atlet mengenai

makanan yang baik untuk menunjang prestasi atlet.

64 
 
Pada penelitian ini ditampilkan hasil pemahaman kebutuhan asupan

gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor pengertian lari jarak jauh berada

pada kategori “sangat baik” dengan persentase sebesar 82,49%, ini

menggambarkan bahwa atlet lari jarak jauh sudah mengerti tentang lari jarak

jauh sendiri namun tidak 100% semua mengerti ada beberapa unsur yang atlet

tidak mengerti seperti penggunaan sistem energi bagi atlet lari jarak jauh

disebabkan tidak setiap atlet bertanya kepada pelatihnya dan tidak setiap

pelatih membertahu bahwa sistem energi yang digunakan atlet lari jarak jauh

adalah sistem energi aerobik. Tetapi disamping sistem energi atlet sudah

mengerti seperting event-event yang di pertandingan untuk atlet lari jarak jauh,

kemampuan biomotor atlet lari jarak jauh sudah banyak atlet mengerti.

Seharusnya atlet lebih faham tentang sistem energi karena untuk menentukan

kebutuhan asupan gizi dilihat dari aktivitas latihan tersebt yang dapat dilihat

dari penggunaan energi melalui sistem energi yang digunakan agar lebih

mudah dalam menghitung energi yang dipakai dan energi yang dibutuhkan

oleh tubuh.

Pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan

faktor pengertian gizi berada pada kategori “baik” dengan persentase sebesar

74,19%, walaupun berada pada kategori baik ini tidak menggambarkan seluruh

atlet mengerti tentang pengertian gizi ini dikarenakan tidak semua atlet

perhatian terhadap gizi dan mampu menerapkannya. Pengertian gizi penting

bagi atlet, karena untuk mengetahui kebutuhan gizi atlet lebih dulu harus

mengerti arti gizi. Menurut Sunita Almatsier (2003: 3) zat gizi (Nutrient)

65 
 
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu

menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

proses-proses kehidupan. Sehingga pengertian gizi penting agar mengerti cara

untuk menjaga keseimbangan tubuh diperlukan asupan gizi yang baik terhadap

pengeluaran energi yang banyak setelah aktivitas(latihan).

Pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan

faktor kebuuhan asupan gizi berada pada kategori “baik” dengan persentase

sebesar 84,15%, dapat dilihat secara kenyataan bahwa sebagian atlet sudah

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti saat sebelum latihan atlet

tidak mengkonsumsi minuman susu atau minuman berkarbonisasi itu sudah

sesuai dengan anjuran . Namun, hal ini tidak menggambarkan sepenuhnya

bahwa atlet mengerti atau faham untuk menerapkan terhadap kebutuhan asupan

gizinya. Seorang atlet diharuskan memahami kebutuhan asupan gizi dengan

baik, agar tidak mengalami cidera yang fatal yang dapat merugikan diri sendiri.

Atlet Atletik lari jarak jauh Daerah Istimewa Yogyakarta ada yang sudah

memahami akan kebutuhan asupan gizi, namun masih ada yang belum begitu

memahami. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam pemenuhan

kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh seperti keadaan ekonomi atlet,

budaya makan yang berada didaerah tempat tinggal, kurangnya team medis

atau nutritionist untuk mensosialisaikan tentang kebutuhan asupan gizi bagi

atlet lari jarak jauh di daerah-daerah.

Atlet-atlet dari kebanyakan belajar dari internet atau sumber lainnya

yang kurang dapat di percaya. Sedangkan dalam internet tidak semua sumber

66 
 
dapat dipercaya, terkadang ketika kita tidak jeli akan website yang membrikan

artikel tentang gizi tersebut. Atlet memiliki kebutuhan energi dalam

pemenuhan energi tergantung pada ukuran badan, fisik dan aktivitas latihan.

Setiap atlet harus mengidentifikasi tujuan utama dari gizi dalam hal kebutuhan

energi untuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang penting

bagi tubuh untuk menunjang kinerja tubuh dalam latihan. Hal ini harus sangat

diperhatikan karena atlet lari jarak jauh membutuhkan energi dari pemecahan

nutrion bakar yaitu karbohidrat, protein dan lemak.

Sebelum mengidentifikasi penyedian gizi atau nutrisi, atlet harus

mengetahui status gizi yang baik untuk mempertahankan derajat kebugaran dan

kesehatan yang dilakukan dengan cara pemeriksaan secara langsung dan

pemeriksaan secara tidak langsung. Secara langsung meliputi anthropometri,

biokimia, klinis dan biofisik, sedangkan secara tidak langsung meliputi survei

konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi. Setelah mengetahui status gizi

baru atlet dapat menentukan kebutuhan asupan gizinya. Setiap atlet akan

memiliki kebutuhan asupan gizi yang berbeda, sehingga dalam pemenuhan

kebutuhan asupan gizi atlet akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing.

Namun secara umum kebutuhan energi bagi atlet lari jarak jauh untuk

pria 3000-3100 kkal, atlet marathon pria 3300-3500 kkal sedangkan untuk atlet

lari jarak jauh wanita 1900-2200 kkal dan atlet marathon wanita 2100-2300

kkal. Pemenuhan kebutuhan asupan gizi sangat penting bagi atlet olahraga

endurance seperti lari. Oleh karena itu direkomendasikan pemenuhan

67 
 
kebutuhan energi (kalori) dan makro nutrisinya melalu pola makan sebagai

berikut : 65-70% kebutuhan energi dipenuhi melalui konsumsi karbohidrat,

25% kebutuhan energi dipenuhi melalui konsumsi protein dan 10% kebutuhan

energi dipenuhi melalu konsumsi lemak.

Pemenuhan kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh selain dari zat

makro seperti karbohidrat, protein dan lemak juga dibantu oleh vitamin,

mineral dan cairan. Atlet endurance (lari jarak jauh dan marathon) merupakan

aktivitas yang dilakukan secara terus menrus sehingga atlet akan mengeluarkan

banyak cairan yang dapat menyebabkan dehidrasi. Status hidrasi atlet harus

dipertahankan kehilangan 1% cairan akan mengurangi prestasi, sedangkan

kehilangan 3-5% cairan akan menganggu sirkulasi dan bila kehilangan 25%

cairan akan mengakibatkan kematian. Atlet lari jarak jauh dan marathon akan

kehilangan cairan melalui keringat diperkirakan sebanyak 2-4 liter per jam,

lewat pernafasan sebesar 130cc/jam dan kehilangan lewat tractus respiration

hanya 15cc/jam.

Pemeliharaan status hidrasi dengan cara saat recovery minumlah 80%

cairan yang keluar dari melalu keringat (mengandung natrium pada rentang

konsentrasi 20-60mmol/L). Olahraga endurance konsumsi air putih biasa tanpa

dilengkapi elektrolit seperti Natrium (Na),dapat memperbesar resiko keracunan

air (water intoxication). Kondisi ini dapat terjadi ketika atlet kehilangan

sejumlah elektrolit natrium dari dalam tubuh melalui keringat karena terlalu

banyak air putih biasa saat pertandingan berlangsung. Kasus water intoxication

ini sudah terjadi pada 18% dari atlet marathon dan 29% dari atlet yang

68 
 
mengikuti Hawaii Ironman Triathlon (Irawan, 2007). Berikut merupakan

minuman yang dianjurkan untuk atlet yaitu (1) cairan bersifat hipotonik (kadar

gula < 2,5 gram/100 cc air akan lebih baik dari isotonik, (2) suhu minuman

sebaiknya 8-13°C (biasanya 10°C), (3) 10-15 menit sebelum pertandingan,

sebaiknya minum sebanyak 100-400cc, (4) selama bertanding, sebaiknya

minum 100-200 cc setiap 10-15 menit. Satu hal yang juga penting adalah

mengganti cairan dan mengembangkan keseimbangan elektrolit tubuh.

Pada penelitian ini ditampilkan hasil pemahaman kebutuhan asupan

gizi atlet lari jarak jauh berdasarkan faktor pengaturan gizi sealama periodesasi

latihan berada pada kategori “cukup” dengan persentase sebesar 50,97% ,

dalam pengaturan gizi selama periodesasi latihan masih banyak atlet yang

belum faham tentang pengaturan waktu dan pola makan saat latihan, seperti

yang diketahui kebanyakan dari atlet lari jarak jauh seharusnya jika

pertandingan pagi mengkonsumsi makanan berat di anjurkan malam sebelum

bertanding itu untuk mengantisipasi atlet cukup istirahat karena jika tanding

pada waktu jam 6 pagi maka atlet harus bangun jam 3 pagi untuk menyiapkan

sarapan, itu tidak semua atlet mengetahui dan melakukan itu. Maka dari itu

penting sekali pemahaman tentang pengaturan gizi selama periodesasi latihan

untuk atlet yang harus dipahami atlet, pelatih dan orangtua.

Pengaturan gizi pada masa persiapan umum bertujuan untuk menjaga

kesehatan, memelihara dan meningkatkan status gizi dan kebugaran, membantu

mencapai adaptasi optimal meliputi adaptasi latihan dan konsumsi makanan

atlet, mencapai bentuk bentuk tubuh/somatotype sesuai cabang olahraga,

69 
 
melatih atlet membiasakan diri terhadap makanan yang disajikan di lokasi

pertandingan baik di dalam maupun di luar negeri. Selanjutnya pengaturan gizi

tahap persiapan khusus yaitu disesuiakan kebutuhan asupan gizi sesuai dengan

intensitas dan volume latihan. Pengaturan gizi pada tahap kompetisi di bagi 4

menjadi sebelum pertanding, hari pertandingan, saat pertandingan dan setelah

pertandingan. Tujuan pengaturan gizi sebelum pertandingan yaitu mencegah

rasa lapar dan lemah, tubuh penuh energi meskipun perut kosong, menjamin

status hidrasi, alat pencernaan tidak terbebani selama bertanding dan atlet

merasa siap bertanding. Pengaturan gizi sebelum pertandingan dapat dilakukan

10 hari sebelum pertandingan yaitu diet tinggi karbohidrat atau carbohydrate

loading yang dapat menyesuaikan kebutuhan kalori berdasarkan umur, jenis

kelamin, berat badan. Carobohydrate loading sangat baik untuk olahraga

endurance yang berfungsi untuk mencegah hipoglikemia, menenangkan

lambung, membentuk cadangan glikogen, menjaga kecukupan cairan dan

elektrolit. Selain carbohydrate loading perlu diperhatikan pula untuk pelari

jarak jauh yaitu water loading yaitu minum setengah sampai satu liter air

dingin (suhu 10°C), 20-30 menit sebelum bertanding disebut hyperdrasi atau

water loading, cairan yang bisa digunakan adalah air putih atau jus buah-

buahan yang banyak mengandung kalium dan natrium dengan sedikit gula

sebanyak 2,5%, dan suhu minuman lebih baik sejuk, karena pada cairan suhu

10°C akan lebih cepat meninggalkan lambung daripada yang bersuhu 32°C.

Pengaturan waktu makan sebelum pertandingan yaitu 3-4 jam sebelum

bertanding makanan utama terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan buah, 2-3 jam

70 
 
sebelum bertanding yaitu snack/makanan kecil, misalnya krackers, roti dan

lain-lain dan 1-2 jam sebelum bertanding yaitu cairan/minuman. Pada

pertandingan pengaturan makanan bertujuan untuk memberi makanan dan

cairan yang cukup untuk memenuhi energi dan zat gizi agar cadangan glikogen

tetap terpelihara, untuk atlet lari jarak jauh dan marathon saat bertanding

dianjurkan minum air setap 15 menit untuk pemeliharaan status hidrasi, dan

setelah pertandingan memilik syarat sebagai berikut makanan cukup energi,

makanan tinggi karbihidrat (60-70%), vitamin dan mineral, cukup protein dan

rendah lemak dan banyak cairan. Pengatruan pemberian makanan setelah

pertandingan Segera setelah bertanding , minum 1-2 gelas air dengan suhu

10°C, 30 menit setelah bertanding berikan jus buah, 1 jam setelah bertanding,

jus buah 1 gelas dan snack ringan atau makanan cair yang mengandung

karbohidrat sebanyak 300 kalori, 2 jam setelah bertanding makan lengkap

dengan porsi kecil, sebaiknya diberi lauk yang tidak di goreng dan tidak

bersantan dan diberi banyak sayuran dan buah dan 4 jam kemudian atlet baru

merasa lapar, untuk itu, penyediaan makanan pada malam hari menjelang tidur

mutlak diperlukan bagi atlet yang bertanding malam hari. jenis hidangan yang

disukai atlet biasanya mie, bakso. Selain syarat-syarat penyajian makanan

seperti diatas, perhatikan juga hal-hal penting berikut yitu setiap penurunan

500 gram berat badan tubuh memerlukan cairan pengganti sejumlah 500cc,

pada penurunan berat badan 4-7% berat badan akan kembali normal setelah 24-

48 jam, berikan minum dengan interval waktu tertentu, jenis minuman jus buah

yang banyak mengandung kalium dan natrium, misalnya jus tomat, belimbing,

71 
 
untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan karbohidrat ½ porsi

dari biasanya dan tambahlah cairan yang banyak mengandung karbohidrat.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa atlet lari jarak jauh

sudah cukup paham tetapi dalam penerapan atlet masih kurang dikarena

keterbatasan penelitian sehingga tidak terdeteksi pasti penyebab mengapa atlet

tidak menerapakan dengan baik seperti pemahamannya, namun ada beberapa

hal yang mempengaruhi yaitu keadaan ekonomi keluarga, pengetahun orangtua

tentang gizi atlet, dan pengetahuan pelatih. Di daerah-daerah yang memiliki

klub atletik masih belum memiliki staf ahli gizi atau nutritionist sport yang

dapat menganjurkan kebutuhan asupan gizi dan pmenuhan gizi yang baik untuk

atlet. Maka dari itu selain nutrtitionist, pelatih juga mempunyai peran penting

untuk membantu memaksimalkan prestasi atlet. Pelatih harus mengetahui

bagaimana cara mengecek status gizi atlet, menentukan kalori masuk dan

kalori keluar sehingga pelatih dapat membertahu atlet tentang bagaimana atlet

dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi yang seimbang. Namun dalam

kenyataannya, jarang ada pelatih yang mengerti cara-cara mengecek status gizi

atlet, mengecek kalori masuk dan kalori keluar seta kebutuhan asupan gizi bagi

atlet sehingga atlet hanya mengira-ngira kebutuhan asupan gizi bagi tubuhnya.

Akibatnya pemahaman atlet mengenai kebutuhan asupan gizi kurang

amksimal. Seorang atlet tidak hanya dituntut untuk latihan dan istirahat tepat

waktu saja, akan tetapi atlet juga harus memperhatikan kebuthuhan asupan gizi

dengan cara mengatur pola makan dengan gizi yang baik dan seimbang.

Selanjutnya untuk atlet yang tinggal di pemusatan mungkin gizi akan tercukup

72 
 
dengan baik, tetapi bagi atlet daerah yang tinggal dirumah sendiri dalam

penyediaan makanan dan minuman tergantung dari orangtua yang

menyediakannya. Untuk itu selain pelatih orangtua juga harus cerdas dalam

penyediaan makanan bagi anaknya, karena orangtua adalah faktor lainnya

untuk menunjang keberhasilan atlet dalam mencapai prestasi. Selain

nutritionist, pelatih dan orangtua yang baik yaitu orang yang harus benar-benar

mengerti, memahami, dan memiliki latar belakang ilmu pengetahuan dengan

baik tentang kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh. Jika pelatih sudah

mengrti makan akan dengan mudah menyesuaikan program latihan yang baik

bagi atlet. Sehingga untuk penerapan kebutuhan asupan gizi bagi atlet tidak

harus menggunakan jasa nutritionist.

73 
 
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil

kesimpulan, bahwa bahwa tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari

jarak jauh di Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kategori “sangat

kurang” sebesar 0% ( 0 atlet) , kategori “kurang” sebesar 0% (0 orang atlet),

kategori “cukup” sebesar 6,45% (2 atlet), kategori “baik” sebesar 74,19% (23

atlet), dan kategori “sangat baik” sebesar 19,56% (6 atlet). Berdasarkan

persentase rata-rata yaitu 73,77%, tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi

termasuk pada kategori “baik”.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dapat

dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagi berikut:

1. Dengan diketahuinya tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet

lari jarak jauh dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh pada klub-klub atletik di

provinsi lain.

2. Faktor-faktor yang kurang dominan dalam tingkat pemahaman

kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh misalnya pengertian lari

jarak jauh, pengertian gizi, kebutuhan asupan gizi, dan pengaturan gizi

periodesasi latihan perlu diperhatikan dan dicari pemecahannya agar

faktor tersebut lebih membantu dalam meningkatkan pemahaman atlet.

74
3. Altet atletik lari jarak jauh DIY dapat menjadikan hasil ini sebagai

bahan pertimbangan untuk lebih mengatur pola kebutuhan asupan gizi

yang sehat dan seimbang.

C. Keterbatasan Hasil Penelitian

Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala kebutuhan

yang dipersyaratkan, bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan

kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan

antara lain:

1. Pengambilan data akan lebih baik lagi seandainya disertai dengan

menggunakan wawancara dan disertai triangulasi data atau keabsahan data.

2. Penelitian ini hanya membahas tingkat pemahaman kebutuhan asupan gizi

atlet lari jarak jauh, akan lebih baik apabila dilakukan dengan analisis untuk

mengetahui pengaruh dari faktor-faktor tersebut.

D. Saran-saran

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini, antara lain:

1. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang tingkat

pemahaman kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh.

2. Agar melakukan penelitian tentang tingkat pemahaman kebutuhan asupan

gizi atlet lari jarak jauh dengan menggunakan metode lain.

3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih diperbaiki lagi.

75
 

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier ,Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama

Ari, Cahyanti. (2009). Keseimbangan antara Kebutuhan Zat Gizi dengan


Konsumsi Makanan Atlet Bola Voli PPLP DIY. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Bloom, Benjamin S. (1979). Taxonomy of Educational Objective: The


Clasification of Educationa Goals. London. Longman Group Limited.

Cholid Narbuko. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Clark, Nancy. (2001). Petunjuk Gizi Untuk Setiap Cabang Olahraga. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Fisal, Nizbah.(2013). Pengertian Pemahaman. Diambil dari


http://faisalnizbah.blogspot.com.2013/08/pengertian-pemahaman.html
(diakses pada hari Rabu, 06 Januari 2016)

Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

IAAF. (1993).Pengenalan kepada Teori Kepelatihan.Jakarta. PB.PASI

IAAF. (2002). LEVEL I/II Lari jarak Mengengah, Jarak Jauh, Halang Rintang
dan Jalan-Cepat. Departemen Pengembangan IAAF.

IAAF.(....). Nutririon For Athlete A Practical Guide to Eating and Drinking for
Health And Performance In Track And Field. Diambil dari
http://iaaf.org/about-iaaf/documents/medical.pdf (diakses pada tanggal 13
Januari 2015)

IAAF. (2006-2007). Peraturan Lomba Atletik. Jakarta: PB PASI.

Irawan, M Anwari. (2007). Nutrisi, Energi & Performa Olahraga. Jurnal Vol 01.
Diambil dari http://www.pssplab.com/journal/04.pdf (diakses pada
tanggal 17 Januari 2015)

Irianto, Djoko Pekik. “Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan”.


2006. PT. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan RI.(2004). Pedoman Gizi Olahraga Prestasi.


Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.

Lutan,Rusli Dkk. (2000). Gizi Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional.

76
 

Rofei.(2011). Pengertian Pemahaman Menurut Para Ahli. Dalam


(http://akmapala09.blogspot.com/2011/10/pengertian-pemahaman-
menurut-para-ahli.html, diakses pada hari Selasa, 2 Desember 2014).

Sardiman.(1996). Sehat, Bugar, dan Petunjuk Praktis Berolahraga yang Benar.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono.(2007). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”.


Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002).Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sukadiyanto.(2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.Yogyakarta:


FIK UNY.

Sutrisno Hadi. (1989). Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
Dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.

Tamsir Rijadi. (1985). Petunjuk Atletik. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.

77
 
 

Lampiran

78
 

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

79
 

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Pengda PASI DIY

80
 

Lampiran 3. Surat Permohonan Expert Judgement

81
 

82
 

Lampiran 4. Surat Persetujuan Expert Judgement

83
 

84
 

Lampiran 5. Instrumen Penelitian

Dengan hormat,

Kepada seluruh atlet putra dan putri cabang olahraga Atletik nomor lari jarak jauh
Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan berpartisipasi untuk membantu saya dalam
penelitian skripsi yang berjudul “ Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari
Jarak Jauh” dengan mengisi angket dibawah ini sesuai dengan keadaan sesunguhnya yang
saudara ketahui.

Atas partisipasi saudara diucapkan terimakasih.

Peneliti

Tiana Wanda Ariesta

A. Data Responden
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Umur :
Asal Klub :

B. Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah jawaban a, b, c atau d dengan menggunakan (X) pada pilihan jawaban
yang dipilih.
2. Jawablah seluruh pertanyaan yang ada dengan teliti dan diharapkan tidak
mengosongkan jawaban
3. Apabila telah selesai dalam mengerjakan lembar tes, harap lembar tes segera
dikembalikan kepada peneliti.

85
 

1. Pada pertandingan lari 5000 m di stadion berapa kali pelari melewati finish .....
a. 12 kali
b. 13 kali
c. 14 kali
d. 15 kali
2. Berapakah jarak tempuh pada lari marathon .....
a. 10 km
b. 42,195 km
c. 5 km
d. 100 km
3. Nomor lari berikut ini termasuk lari jarak jauh adalah .....
a. 800 m
b. 1500 m
c. 10.000 m
d. 400 m
4. Komponen biomotor yang perlu ditingkatkan pada latihan lari jarak jauh adalah .....
a. Kekuatan
b. Daya tahan
c. Fleksibilitas
d. Kecepatan
5. Dibawah ini beberapa macam daya tahan yang utama harus dilatihkan untuk lari jarak
jauh adalah .....
a. Daya tahan Aerobik
b. Daya tahan Anaerobik Laktik
c. Daya tahan Anaerobik Alaktik
d. Daya tahan Anaerobik
6. Pada lari jarak jauh sistem energi apa yang lebih dominan digunakan .....
a. Sistem energi anaerobik
b. Sistem energi anaerobik laktik
c. Sistem energi aerobik
d. Sistem energi anaerobik alaktik

86
 

7. Kerja sistem energi aerobik pada lari jarak jauh dipengaruhi oleh .....
a. Oksigen
b. Karbondioksida
c. Lemak
d. Air
8. Zat yang memiliki fungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
adalah .....
a. Zat gizi
b. Zat makanan
c. Ilmu kesehatan
d. Ilmu gizi
9. Fungsi dari karbohidrat dalam tubuh adalah .....
a. sumber energi utama untuk tubuh
b. sumber pembangun dalam tubuh
c. sembr zat pengatur dalam tubuh
d. sebagai cadangan makanan dalam tubuh
10. Prinsip pemberian nutrisi pada atlet harus secara .....
a. tepat dan cukup
b. sehat dan seimbang
c. tepat dan banyak
d. seimbang
11. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh atlet biasanya ...
a. Sama saja seperti orang biasa.
b. berbeda dalam kebutuhan zat gizi dan forsi makanan karena aktivitas fisiknya.
c. berbeda dalam penyediaan protein
d. berbeda dalam penyediaan vitamin
12. Zat gizi yang menjadi sumber tenaga atlet lari jarak jauh antara lain .....
a. Karbohidrat dan lemak
b. Lemak dan protein
c. Protein dan vitamin
d. Karbohidrat dan protein

87
 

13. Jenis makanan yang biasa anda konsumsi dan mengandung karbohidrat tinggi adalah
....
a. Nasi, Roti , Kentang dan Ubi kayu
b. Roti, Nasi, Tempe dan kentang
c. Kentang, tahu, roti dan nasi
d. Ubi kayu, ikan, kentang dan nasi
14. Selain karbohidrat, yang menjadi cadangan energi bagi tubuh atlet lari jarak jauh
adalah ....
a. Protein
b. Lemak
c. Vitamin
d. Mineral
15. Berikut ini jenis makanan yang biasa anda konsumsi dan banyak mengandung lemak
hewani adalah ....
a. Ikan kaleng (sarden), telur bebek dan tempe
b. Ikan kaleng (sarden), tahu dan tahu
c. Ikan kaleng (sarden), telur bebek dan ayam dengan kulit
d. Ikan kaleng (sarden), kentang dan susu
16. Apa yang anda ketahui fungsi lemak dalam tubuh adalah .....
a. Cadangan energi dalam tubuh
b. Membangun dan memperbaiki sel jaringan otot
c. Penghemat protein
d. Memberi rasa manis pada makan
17. Menurut anda fungsi protein bagi atlet adalah .....
a. Memperbaiki sel otot jaringan yang rusak
b. Memelihara suhu tubuh
c. Pemberi rasa manis pada makanan
d. Kekebalan tubuh

88
 

18. Berikut ini adalah makanan sumber energi protein hewani yang biasa anda konsumsi
....
a. Telur, ikan, daging ayam
b. Tahu, telur dan tempe
c. Daging sapi, tempe dan kentang
d. Ikan, tahu dan telur
19. Lauk apa yang sering anda konsumsi yang banyak mengandung protein nabati ....
a. Kacang hijau, tahu dan telur
b. Tahu, tempe dan ikan
c. Kacang tahan, tahu dan tempe
d. Telur, ikan dan tahu
20. Dampak dari kekurangan vitamin A adalah ....
a. Sakit mata
b. Gangguan fungsi tulang
c. Sakit gusi dan gigi
d. Kulit tidak sehat
21. Wortel merupakan makanan yang banyak mengandung vitamin ....
a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Vitamin D
22. Minum apa yang sering anda konsumsi yang banyak mengandung kalsium .....
a. Susu
b. Kopi
c. Teh manis
d. Air isotonik
23. Jika anda kekurangan mengkomsumsi kalsium maka akan terjadi ....
a. Osteoporosis
b. Anemia
c. Dehidrasi
d. Obesitas

89
 

24. Dibawah ini adalah fungsi air putih pada tubuh kecuali ....
a. Media tranportasi zat gizi
b. Mengatur suhu tubuh
c. Mempertahankan keseimbangan volume darah
d. Merangsang reaksi kekebalan
25. Dalam sehari minimal anda mengkonsumsi air sebanyak ....
a. 8 gelas
b. 7 gelas
c. 6 gelas
d. 5 gelas
26. Dampak dari kekurangan cairan pada tubuh adalah ....
a. Dehidrasi
b. Hyperhidrasi
c. Euhidrasi
d. Kelelahan
27. Suhu cairan yang dianjurkan untuk atlet adalah .....
a. 10-15 °C
b. - 10°C
c. 32°C
d. 20°C
28. Ketika anda mengalami gejala-gejala dehidrasi, maka apa yang akan anda lakukan
.....
a. Minum teh
b. Minum sport drink
c. Minum kafein (kopi)
d. Minum soft drink
29. Dibawah ini adalah tujuan dari pemberian gizi pada saat latihan (persiapan umum),
kecuali .....
a. Memelihara dan meningkatkan status gizi dan kebugaran
b. Membantu mencapai adaptasi optimal meliputi adaptasi latihan dan konsumsi
makanan atlet
c. Mencapai bentuk-bentuk tubuh atau somatotype

90
 

d. Meningkatkan kekuatan otot


30. Pengaturan pemberian gizi atlet pada saat periodesasi persiapan khusus ....
a. Sesuai dengan intensitas dan volume latihan atlet
b. Sesuai dengan waktu istirahat atlet
c. Sesuai dengan keinginan atlet
d. Tidak ada pengaturan khusus
31. Tujuan pengaturan makanan dan minuman sebelum bertanding, kecuali....
a. Mencegah rasa lapar dan lemah
b. Tubuh menjadi penuh enrgi
c. Alat penceranaan terbebani
d. mencegah rasa haus
32. Apa yang anda ketahui tentang carbohydrate loading ....
a. Diet tinggi karbohidrat
b. Diet rendah karbohidrat
c. Keseimbangan karbohidrat
d. Penyesuaian asupan karbhidrat
33. Berapa kali carbohydrate loading dapat dilakukan pada atlet dalam 1 tahun ....
a. 1-2 kali
b. 2-3 kali
c. 4-5 kali
d. 5 kali
34. Kapan anda mengkonsumsi makanan pokok (nasi,lauk pauk) sebelum pertandingan
....
a. 2 jam sebelum bertanding
b. 1 jam sebelum bertanding
c. 30 menit sebelum bertanding
d. 4 jam sebelum bertanding
35. 2-3 jam sebelum pertandingan apa yang anda konsumsi .....
a. Makanan berat (nasi, lauk pauk atau buah)
b. Makanan ringan (roti, krackers atau biskuit)
c. Minuman atau cairan
d. Buah - buahan

91
 

36. 1-2 jam sebelum pertandingan apa yang anda konsumsi ....
a. Makanan berat (nasi, lauk pauk atau buah)
b. Makanan ringan (roti, krackers atau biskuit)
c. Minuman atau cairan (air putih, isotonik dll)
d. Buah - buahan
37. Sebelum pertandingan minuman apa yang anda konsumsi .....
a. Susu
b. Kafein / kopi
c. Air putih / sport drink
d. Soft drink
38. Saat pertandingan marathon setiap jarak berapa anda mengambil minuman atau cairan
.....
a. 15 km
b. 10 km
c. 20 km
d. 5 km
39. Berapa banyak air yang anda konsumsi pada saat pertandingan marathon ....
a. 5 gelas
b. 6 gelas
c. 8 gelas
d. 9 gelas
40. Sesaat setelah bertanding apa yang anda konsumsi ....
a. Air mineral/air putih
b. Teh manis / kopi
c. Susu
d. Air isotonik
41. Kapan anda dapat mengkonsumsi makanan pokok (nasi,lauk-pauk dan sayuran)
setelah pertandingan ....
a. 3-4 jam setelah pertandingan
b. 1 jam setelah pertandingan
c. Sesaat setelah pertandingan
d. 30 menit setelah pertandingan

92
 

Lampiran 6. Data Uji Coba

DATA UJI COBA DI KLUB SPORTIF KAB. GUNUNG KIDUL


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 tot
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 al
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 12
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 20
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 36
5 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 26
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 12
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 20
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 36
14 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 26
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41

93
 

Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
item1 29,25 152,600 ,559 ,971
item2 29,38 149,450 ,739 ,971
item3 29,38 149,450 ,739 ,971
item4 29,38 149,450 ,739 ,971
item5 29,38 149,450 ,739 ,971
item6 29,38 149,450 ,739 ,971
item7 29,25 150,467 ,779 ,971
item8 29,38 149,450 ,739 ,971
item9 29,38 149,450 ,739 ,971
item10 29,38 149,450 ,739 ,971
item11 29,38 149,450 ,739 ,971
item12 29,38 149,450 ,739 ,971
item13 29,25 152,600 ,559 ,971
item14 29,31 151,029 ,646 ,971
item15 29,25 152,600 ,559 ,971
item16 29,25 150,467 ,779 ,971
item17 29,38 147,850 ,880 ,970
item18 29,38 147,850 ,880 ,970
item19 29,38 147,850 ,880 ,970
item20 29,25 152,600 ,559 ,971
item21 29,31 151,029 ,646 ,971
item22 29,25 152,600 ,559 ,971
item23 29,25 150,467 ,779 ,971
item24 29,38 149,450 ,739 ,971
item25 29,38 149,450 ,739 ,971
item26 29,25 152,600 ,559 ,971
item27 29,19 155,763 ,287 ,972
item28 29,13 155,183 ,495 ,972
item29 29,31 151,029 ,646 ,971
item30 29,50 149,467 ,686 ,971
item31 29,50 149,467 ,686 ,971
item32 29,50 149,467 ,686 ,971
item33 29,44 152,663 ,438 ,972
item34 29,25 150,467 ,779 ,971
item35 29,25 152,600 ,559 ,971
item36 29,25 152,600 ,559 ,971
item37 29,25 152,600 ,559 ,971
item38 29,50 149,467 ,686 ,971
item39 29,25 154,200 ,396 ,972
item40 29,38 149,450 ,739 ,971
item41 29,31 152,629 ,498 ,972
Keterangan: r hitung > r tabel (df 16;0,05=0,468) = valid

94
 

RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,972 41

95
 

Lampiran 8. Table Product Moment

Tabel r Product Moment

Tabel r Product Moment


Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N r N r N r N r
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138
2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137
3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137
4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137
5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136
6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136
7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136
8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135
9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135
10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135
11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134
12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134
13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134
14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134
15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133
16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133
17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133
18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132
19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132
20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132
21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131
23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131
24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131
25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13
26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13
27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13
28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129
29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129
31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129
32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128
33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128
34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128
35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127
36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127
37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127
38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127
39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126
40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126
 

96
 

Lampiran 9.Intsrumen Penelitian

Dengan hormat,

Kepada seluruh atlet putra dan putri cabang olahraga Atletik nomor lari jarak jauh
Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan berpartisipasi untuk membantu saya dalam
penelitian skripsi yang berjudul “ Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari
Jarak Jauh” dengan mengisi angket dibawah ini sesuai dengan keadaan sesunguhnya yang
saudara ketahui.

Atas partisipasi saudara diucapkan terimakasih.

Peneliti

Tiana Wanda Ariesta

A. Data Responden
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Umur :
Asal Klub :

B. Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah jawaban a, b, c atau d dengan menggunakan (X) pada pilihan jawaban
yang dipilih.
2. Jawablah seluruh pertanyaan yang ada dengan teliti dan diharapkan tidak
mengosongkan jawaban
3. Apabila telah selesai dalam mengerjakan lembar tes, harap lembar tes segera
dikembalikan kepada peneliti.

97
 

1. Pada pertandingan lari 5000 m di stadion berapa kali pelari melewati finish .....
a. 12 kali
b. 13 kali
c. 14 kali
d. 15 kali
2. Berapakah jarak tempuh pada lari marathon .....
a. 10 km
b. 42,195 km
c. 5 km
d. 100 km
3. Nomor lari berikut ini termasuk lari jarak jauh adalah .....
a. 800 m
b. 1500 m
c. 10.000 m
d. 400 m
4. Komponen biomotor yang perlu ditingkatkan pada latihan lari jarak jauh adalah .....
a. Kekuatan
b. Daya tahan
c. Fleksibilitas
d. Kecepatan
5. Dibawah ini beberapa macam daya tahan yang utama harus dilatihkan untuk lari jarak
jauh adalah .....
a. Daya tahan Aerobik
b. Daya tahan Anaerobik Laktik
c. Daya tahan Anaerobik Alaktik
d. Daya tahan Anaerobik
6. Pada lari jarak jauh sistem energi apa yang lebih dominan digunakan .....
a. Sistem energi anaerobik
b. Sistem energi anaerobik laktik
c. Sistem energi aerobik
d. Sistem energi anaerobik alaktik

98
 

7. Kerja sistem energi aerobik pada lari jarak jauh dipengaruhi oleh .....
a. Oksigen
b. Karbondioksida
c. Lemak
d. Air
8. Zat yang memiliki fungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
adalah .....
a. Zat gizi
b. Zat makanan
c. Ilmu kesehatan
d. Ilmu gizi
9. Fungsi dari karbohidrat dalam tubuh adalah .....
a. sumber energi utama untuk tubuh
b. sumber pembangun dalam tubuh
c. sembr zat pengatur dalam tubuh
d. sebagai cadangan makanan dalam tubuh
10. Prinsip pemberian nutrisi pada atlet harus secara .....
a. tepat dan cukup
b. sehat dan seimbang
c. tepat dan banyak
d. seimbang
11. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh atlet biasanya ...
a. Sama saja seperti orang biasa.
b. berbeda dalam kebutuhan zat gizi dan forsi makanan karena aktivitas fisiknya.
c. berbeda dalam penyediaan protein
d. berbeda dalam penyediaan vitamin
12. Zat gizi yang menjadi sumber tenaga atlet lari jarak jauh antara lain .....
a. Karbohidrat dan lemak
b. Lemak dan protein
c. Protein dan vitamin
d. Karbohidrat dan protein

99
 

13. Jenis makanan yang biasa anda konsumsi dan mengandung karbohidrat tinggi adalah
....
a. Nasi, Roti , Kentang dan Ubi kayu
b. Roti, Nasi, Tempe dan kentang
c. Kentang, tahu, roti dan nasi
d. Ubi kayu, ikan, kentang dan nasi
14. Selain karbohidrat, yang menjadi cadangan energi bagi tubuh atlet lari jarak jauh
adalah ....
a. Protein
b. Lemak
c. Vitamin
d. Mineral
15. Berikut ini jenis makanan yang biasa anda konsumsi dan banyak mengandung lemak
hewani adalah ....
a. Ikan kaleng (sarden), telur bebek dan tempe
b. Ikan kaleng (sarden), tahu dan tahu
c. Ikan kaleng (sarden), telur bebek dan ayam dengan kulit
d. Ikan kaleng (sarden), kentang dan susu
16. Apa yang anda ketahui fungsi lemak dalam tubuh adalah .....
a. Cadangan energi dalam tubuh
b. Membangun dan memperbaiki sel jaringan otot
c. Penghemat protein
d. Memberi rasa manis pada makan
17. Menurut anda fungsi protein bagi atlet adalah .....
a. Memperbaiki sel otot jaringan yang rusak
b. Memelihara suhu tubuh
c. Pemberi rasa manis pada makanan
d. Kekebalan tubuh

100
 

18. Berikut ini adalah makanan sumber energi protein hewani yang biasa anda konsumsi
....
a. Telur, ikan, daging ayam
b. Tahu, telur dan tempe
c. Daging sapi, tempe dan kentang
d. Ikan, tahu dan telur
19. Lauk apa yang sering anda konsumsi yang banyak mengandung protein nabati ....
a. Kacang hijau, tahu dan telur
b. Tahu, tempe dan ikan
c. Kacang tahan, tahu dan tempe
d. Telur, ikan dan tahu
20. Dampak dari kekurangan vitamin A adalah ....
a. Sakit mata
b. Gangguan fungsi tulang
c. Sakit gusi dan gigi
d. Kulit tidak sehat
21. Wortel merupakan makanan yang banyak mengandung vitamin ....
a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Vitamin D
22. Minum apa yang sering anda konsumsi yang banyak mengandung kalsium .....
a. Susu
b. Kopi
c. Teh manis
d. Air isotonik
23. Jika anda kekurangan mengkomsumsi kalsium maka akan terjadi ....
a. Osteoporosis
b. Anemia
c. Dehidrasi
d. Obesitas

101
 

24. Dibawah ini adalah fungsi air putih pada tubuh kecuali ....
a. Media tranportasi zat gizi
b. Mengatur suhu tubuh
c. Mempertahankan keseimbangan volume darah
d. Merangsang reaksi kekebalan
25. Dalam sehari minimal anda mengkonsumsi air sebanyak ....
a. 8 gelas
b. 7 gelas
c. 6 gelas
d. 5 gelas
26. Dampak dari kekurangan cairan pada tubuh adalah ....
a. Dehidrasi
b. Hyperhidrasi
c. Euhidrasi
d. Kelelahan
27. Ketika anda mengalami gejala-gejala dehidrasi, maka apa yang akan anda lakukan
.....
a. Minum teh
b. Minum sport drink
c. Minum kafein (kopi)
d. Minum soft drink
28. Dibawah ini adalah tujuan dari pemberian gizi pada saat latihan (persiapan umum),
kecuali .....
a. Memelihara dan meningkatkan status gizi dan kebugaran
b. Membantu mencapai adaptasi optimal meliputi adaptasi latihan dan konsumsi
makanan atlet
c. Mencapai bentuk-bentuk tubuh atau somatotype
d. Meningkatkan kekuatan otot
29. Pengaturan pemberian gizi atlet pada saat periodesasi persiapan khusus ....
a. Sesuai dengan intensitas dan volume latihan atlet
b. Sesuai dengan waktu istirahat atlet
c. Sesuai dengan keinginan atlet

102
 

d. Tidak ada pengaturan khusus


30. Tujuan pengaturan makanan dan minuman sebelum bertanding, kecuali....
a. Mencegah rasa lapar dan lemah
b. Tubuh menjadi penuh enrgi
c. Alat penceranaan terbebani
d. mencegah rasa haus
31. Apa yang anda ketahui tentang carbohydrate loading ....
a. Diet tinggi karbohidrat
b. Diet rendah karbohidrat
c. Keseimbangan karbohidrat
d. Penyesuaian asupan karbhidrat
32. Kapan anda mengkonsumsi makanan pokok (nasi,lauk pauk) sebelum pertandingan
....
a. 2 jam sebelum bertanding
b. 1 jam sebelum bertanding
c. 30 menit sebelum bertanding
d. 4 jam sebelum bertanding
33. 2-3 jam sebelum pertandingan apa yang anda konsumsi .....
a. Makanan berat (nasi, lauk pauk atau buah)
b. Makanan ringan (roti, krackers atau biskuit)
c. Minuman atau cairan
d. Buah - buahan
34. 1-2 jam sebelum pertandingan apa yang anda konsumsi ....
a. Makanan berat (nasi, lauk pauk atau buah)
b. Makanan ringan (roti, krackers atau biskuit)
c. Minuman atau cairan (air putih, isotonik dll)
d. Buah - buahan
35. Sebelum pertandingan minuman apa yang anda konsumsi .....
a. Susu
b. Kafein / kopi
c. Air putih / sport drink
d. Soft drink

103
 

36. Saat pertandingan marathon setiap jarak berapa anda mengambil minuman atau cairan
.....
a. 15 km
b. 10 km
c. 20 km
d. 5 km
37. Sesaat setelah bertanding apa yang anda konsumsi ....
a. Air mineral/air putih
b. Teh manis / kopi
c. Susu
d. Air isotonik
38. Kapan anda dapat mengkonsumsi makanan pokok (nasi,lauk-pauk dan sayuran)
setelah pertandingan ....
a. 3-4 jam setelah pertandingan
b. 1 jam setelah pertandingan
c. Sesaat setelah pertandingan
d. 30 menit setelah pertandingan

104
Lampiran. 10 Hasil Penelitian
Pengertian lari jarak Pengert Pengaturan Gizi Periodesasi
Kebutuhan Asupan Gizi
N jauh ian gizi Latihan
total %
o 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 10 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 28 73,68
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 29 76,32
3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 26 68,43
4 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 25 65,79
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 29 76,32
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 29 76,32
7 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31 81,58
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 34 89,47
9 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 32 84,21
10 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 27 71,05
11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 27 71,05
12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 27 71,05
13 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 27 71,05
14 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 29 76,32
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 32 84,21
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 33 86,84
17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 26 68,43
18 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 65,79
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 29 76,32
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 29 76,32
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 26 68,43
22 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 23 60,53
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 32 84,21
24 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 25 65,79
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 30 78,95
26 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 50
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 27 71,05
28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 29 76,32
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 30 78,95
30 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 25 65,79
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 29 76,32
∑ 3 3 3 3 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 2 2
869
0 0 1 1 2 6 9 6 30 6 0 2 7 2 9 1 0 0 7 0 1 1 0 0 0 1 2 7 0 7 5 7 4 7 2 4 1 1
 

105
Pengertian Lari Jarak Jauh Pengetian Gizi
No 1 2 3 4 5 6 7 Total % No 8 10 Total %
1 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 1 0 1 1 50
2 1 1 1 1 0 1 1 6 85,71 2 1 1 2 100
3 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 3 0 1 1 50
4 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 4 0 1 1 50
5 1 1 1 1 1 1 1 7 100 5 1 1 2 100
6 1 1 1 1 1 1 1 7 100 6 0 1 1 50
7 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 7 0 1 1 50
8 1 1 1 1 1 1 1 7 100 8 0 1 1 50
9 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 9 0 1 1 50
10 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 10 0 1 1 50
11 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 11 0 1 1 50
12 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 12 0 1 1 50
13 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 13 0 1 1 50
14 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 14 0 1 1 50
15 1 1 1 1 1 1 1 7 100 15 1 1 2 100
16 1 1 1 1 1 1 1 7 100 16 1 1 2 100
17 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 17 1 1 2 100
18 1 0 1 1 0 0 1 4 57,14 18 1 1 2 100
19 1 1 1 1 1 1 1 7 100 19 1 1 2 100
20 1 1 1 1 1 1 1 7 100 20 1 1 2 100
21 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 21 1 1 2 100
22 1 1 1 1 0 1 1 6 85,71 22 1 1 2 100
23 1 1 1 1 1 1 0 6 85,71 23 V 1 1 50
24 1 1 1 1 0 1 1 6 85,71 24 0 1 1 50
25 0 1 1 1 1 1 1 6 85,71 25 1 1 2 100
26 1 1 1 1 0 0 0 4 57,14 26 0 1 1 50
27 1 1 1 1 1 1 1 7 100 27 1 1 2 100

106
28 1 1 1 1 0 1 1 6 85,71 28 1 1 2 100
29 1 1 1 1 1 1 1 7 100 29 1 1 2 100
30 1 1 1 1 0 0 1 5 71,43 30 1 0 1 50
31 1 1 1 1 1 1 1 7 100 31 1 1 2 100
∑ 31 32 34 35 17 22 36 179 24 40 46

 
107
Kebutuhan Asupan Gizi Pengaturan Gizi selama Peridesasi Latihan
No 9 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 total % No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 total %
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 89,47 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 84,21 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5 50
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 3 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 40
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 4 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 30
5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 78,95 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5 50
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 6 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 89,47 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 89,47 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 10 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 11 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 12 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 84,21 13 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 94,74 14 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 15 78,95 15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80
16 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 89,47 16 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70
17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 84,21 17 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 30
18 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 84,21 18 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 30
19 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 78,95 19 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5 50
20 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 78,95 20 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 50
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 89,47 21 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20
22 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 63,16 22 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 94,74 23 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 70
24 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 14 73,68 24 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 16 84,21 25 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 50
26 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 68,42 26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
27 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 68,42 27 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 50

108
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 89,47 28 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 40
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 89,47 29 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 40
30 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11 57,89 30 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 16 84,21 31 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 40
35 41 24 40 36 44 47 47 48 46 50 52 53 54 34 54 57 50 34 846 82,51 59 48 36 39 37 40 58 60 57 59 158 51

 
109
 

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

110 
 

111 

Anda mungkin juga menyukai