Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI PENELITIAN

PERUMUSAN MASALAH dan TINJAUAN PUSTAKA

OLEH:

KELOMPOK 1

A12-A

1. Agus Triana Putra (18.321.2828)


2. I Made Sujana Yasa (18.321.2835)
3. Kadek Sri Wahyuni (18.321.2840)
4. Ni Luh Putu Sinta Dewi P.A.P (18.321.2842)
5. Ni Made Candra Dewi Sudana (18.321.2844)
6. Ni Putu Gintan Diah Pratiwi (18.321.2854)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Atas wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang telah
memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Rumusan
Masalah dan Tinjauan Pustaka” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam menempuh
mata kuliah metodologi penelitian pada semester genap tahun akademik 2020/2021.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
dalam tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya terwujudlah makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga perlu kritik dan
saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi
sempurnanya tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 03 Juni 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Identifikasi topik penelitian................................................................................... 3
B. Sumber penemuan masalah penelitian.................................................................. 3
C. Identifikasi masalah............................................................................................... 4
D. Tipe masalah penelitian......................................................................................... 7
E. Kriteria masalah ................................................................................................. 12
F. Karakteristik masalah.......................................................................................... 13
G. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan...................... 15
H. Tinjauan pustaka atau survey literature............................................................... 18
I. Perumusan masalah............................................................................................. 20

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 22


A. Simpulan ......................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan
dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di lingkungan
sekeliling kita.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah,
penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan
suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan
tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada
perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk
mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya
peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk
memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari
penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian
ilmiah.
Karena pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya membuat
makalah dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengidentifikasi topik penelitian
2. Bagaimana cara mencari sumber penemuan masalah penelitian
3. Bagaimana cama identifikasi masalah
4. Apa saja tipe masalah penelitian
5. Apa saja kriteria masalah
6. Apa saja karakteristik permasalahan
7. Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan
8. Bagaimana cara melakukan survey literature

1
9. Bagaimana cara membuat perumusan masalah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi topik penelitian
2. Untuk mengetahui cara mencari sumber penemuan masalah penelitian
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah
4. Untuk mengetahui tipe-tipe masalah penelitian
5. Untuk mengetahui kriteria masalah
6. Untuk mengetahui karakteristik permasalahan
7. Untuk mengetahui Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan
8. Untuk mengetahui cara melakukan survey literature
9. Untuk mengetahui cara membuat perumusan masalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Topik Penelitian


A. Definisi Masalah
Dalam kegiatan penelitian, masalah dipahami sebagai adanya kesenjangan
antara kondisi riel (nyata) yang ada dengan teoritis, atau apa yang diharapkan
ternyata berbeda dengan kenyataan yang ada. Masalah juga dapat dipahami
sebagai kesenjangan (adanya perbedaan) hasil temuan penelitian si A dengan hasil
temuan si B meskipun topik dan subjek yang diteliti sama.
2.2 Sumber penemuan masalah

Menurut Aziz Alimul Hidayat (2007: 25-26) ada beberapa sumber yang dapat
dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:

1. Bacaan
Merupakan sumber masalah pertama khususya laporan penelitian. Dalam
laporan penelitian, biasanya akan diketahui beberapa masalah yang diajukan atau
direkomendasikan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.
2. Hail diskusi, seminar, dan penemuan ilmiah
Merupakan kegiatan dimana segala permasalahan dilihat secara profesional,
kemudian dikaji, dianalisis, dan disimpulkan dengan baik, sehinngaa peneliti
dapat memahami engan jelas dan memperoleh ide tentang masalah penelitian apa
yang akan dilakukan berdasarkan kegiatan tersebut. Dengan mengikuti seminar
atau diskusi terdapat kemungkinan munculnya masalah-masalah yang perlu
penggarapan melalui penelitian.
3. Bersumber dari pernyataan pakar dan orang yang berkompeten di bidangnya.
Sumber ini berasal dari apa yang disampaikan oleh pakar di bidang ilmu yang
ditekuninya. Pakar tersebut bisa saja menyampaikan pokok masalah yang harus
ditangani.
4. Pengamatan sepintas
Sumber masalah ini diperoleh ketika seseorang menyaksikan berbagai hal
yang terjadi di lapagan, seperti dari manan seseorang terkena wabah malaria dan
lainnya.

3
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang dapat pula menjadi sumber masalah baik yang
berhubungan dengan kehidupan pribadinya maupun yang berkaitan dengan
kehidupan profesinya.
6. Perasaan intuitif
Timbul dari konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang
sedang istirahat atau bangun tidur, biasanya ini terjadi orang yang telah pakar
dibidangnya.

 Suatu masalah tidak harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian


tetapipenelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi seseorang yang akan
melakukanpenelitian harus menentukan terlebih dulu masalahnya.Sumber
permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada ataudapat berada
di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukanpencarian
dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan darisumber-
sumber masalah sebagai berikut:

1.Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian


2.Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan
3.Pengalaman Pribadi
4.Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lain-lain
5.Pernyataan Pemegang Otoritas
6.Perasaan Intuitif
2.3 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah penelitian pada umumnya terwujud saat peneliti
menguraikan masalah penelitian. Identifikasi masalah tersebut merupakan wujud
penguraian dan penegasan batas-batas temuan permasalahan penelitian, sehingga
cakupan penelitian terfokus pada hal-hal tertentu saja. Dalam identifikasi
permasalahan penelitian terdiri atas dua langkah pokok, yaitu (a) penguraian latar
belakang permasalahan dan (b) perumusan permasalahan.
A. Penguraian Latar Belakang Masalah Penelitian
Penguraian latar belakang permasalahan penelitian dimaksudkan untuk
mengantarkan dan menjelaskan mengenai fenomena apakah yang tampak di
mata peneliti atau yang terjadi di lapangan sehingga memerlukan penelitian.
Permasalahan penelitian juga mengungkapkan mengapa hal-hal

4
(fenomenafenomena atau variabel-variabel) tertentu yang diteliti dan dianggap
penting, Selain itu, peneliti juga perlu mengungkap alasan mengapa subjek
tersebut yang dipilih.
Pada umumnya, penguraian permasalahan penelitian berangkat dari
latar belakang yang bersifat umum, yaitu berada dalam kerangka pemikiran
yang luas dengan mengaitkan topik penelitian pada banyak hal yang relevan
menuju ke permasalahan yang lebih spesifik dan terpusat pada pokok
persoalannya. Cara yang demikian ini yang disebut deduktif. Dengan
demikian, pembaca tergiring dari sudut pandang permasalahan yang luas
menuju kepada suatu topik tertentu yang hendak diteliti saja.
Dalam penguraian masalah, peneliti selalu membatasi pada masalah
tertentu saja. Akibat keterbatasan kemampuan (dana, tenaga dan pikiran) maka
peneliti tidak mungkin mampu meneliti banyak problematika yang ada
melainkan hanya dapat meneliti sebagian kecil, bahkan pada bidang tertentu
saja yang memang benar-benar dikuasainya. Selain itu, dengan adanya
penentuan masalah tertentu saja maka peneliti dapat terfokus dan dapat
mengulas secara mendalam hasil penelitiannya.
Uraian latar belakang permasalahan harus disusun secara sistematik
dengan membatasi permasalahan yang hendak diteliti, meskipun diawali
dengan uraian (referensi) yang lebih luas. Penyusunan alenia demi alenia
secara sistematik tersebut akan memudahkan pembaca untuk mencernanya.
Selain itu, dalam uraian masalah, khususnya pada penelitian tindakan, juga
perlu disertai data sebagai bukti adanya permasalahan (kesenjangan)
penelitian, sehingga hal ini dapat memudahkan pembaca untuk memahaminya
juga. Perlu dipahami bahwa uraian permasalahan penelitian pada kelompok
jenis penelitian yang inferensial berbeda penekanannya dengan jenis penelitian
tindakan atau eksperimen. Hal ini disebabkan kedua kelompok penelitian
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Pada penelitian tindakan maupun eksperimen, permasalahan
ditekankan pada adanya penguraian dan penyajian masalah konkret yang
benar-benar dialami oleh diri subjek. Hal ini disebabkan jenis penelitian
tindakan maupun eksperimen merupakan penelitian yang bersifat kekinian,
yang menggambarkan kondisi subjek penelitian setelah mendapat perlakuan.

5
Dalam uraian latar belakang penelitian, peneliti perlu menjelaskan
alasan mengapa perlu ada tindakan untuk mengatasi masalah konkret yang
diketemukan saat pra-penelitian. Selanjutnya peneliti juga perlu menjelaskan
alasan penggunaan variabel bebas sebagai treatment (perlakuan) dalam
mengatasi temuan masalah konkretnya. Penjelasan tersebut berisikan
mengenai mengapa treatment dilakukan untuk mengatasi temuan masalahnya,
dan apa keterkaitan treatment dengan masalah penelitiannya. Sebaiknya
peneliti mencari atau mengutip penjelasan-penjelasan tersebut dari pendapat
ahli yang relevan, dengan menyertakan sumber kutipan.
B. Perumusan masalah penelitian
Sebelum menyusun rumusan masalah, sering dijumpai pula peneliti –
terutama pada penelitian tindakan – yang melakukan identifikasi masalah
penelitiannya, dan menempatkan bagian tersebut pada sub bab Identifikasi
Masalah. Pada bagian ini berisikan rincian masalah yang diketemukan peneliti
beserta keterkaitan penyebab timbulnya permasalahan tersebut. Penyusunan
identifikasi masalah pada umumnya dilakukan saat pra-penelitian yakni
melalui kegiatan wawancara, pengamatan maupun mengkaji data dokumenter
yang tersedia. Dengan adanya identifikasi masalah, akan memudahkan peneliti
dalam menyusun rancangan tindakan dalam upaya mengatasi masalah konkret
yang diketemukan peneliti.
Setelah latar belakang permasalahan diuraikan dengan seksama, maka
selanjutnya peneliti merumuskan pokok-pokok permasalahan dalam bentuk
kalimat-kalimat tanya yang hendak dicari jawabannya, yakni berupa rumusan
masalah. Rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan dasar dalam
penelitian (basic questions) yang akan dicari jawabannya dengan menganalisis
data sesuai tujuan penelitiannya.
Pada penelitian yang termasuk kelompok tindakan khususnya
eksperimen, peneliti bukan hanya merumuskan pertanyaan penelitian tetapi
juga merumuskan jawaban sementara dari pertanyaan tersebut. Jawaban
sementara tersebut diformulasikan dalam bentuk hipotesis penelitian, biasanya
disusun pada bagian kajian teoritis. Adapun ciri-ciri rumusan masalah pada
umumnya sebagai berikut:
a. Disusun dalam bentuk kalimat tanya,

6
b. Menanyakan mengenai hubungan atau mengaitkan keberadaan antar
variabel, minimal pada dua variabel.
c. Harus dapat diuji melalui metode empirik, yakni melalui analisis
dari data yang dikumpulkan sesuai variabel penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Setelah menyusun rumusan masalah penelitiannya, selanjutnya peneliti
merumuskan tujuan penelitian. Rumusan tujuan penelitian berisikan kalimat
pernyataan yang menjelaskan secara lugas tujuan yang ingin dan akan dicapai
oleh peneliti dalam penelitiannya.
Isi rumusan tujuan penelitian harus memiliki ‘benang merah’
(keterkaitan) dengan isi rumusan masalah. Isi kalimat tujuan penelitian, juga
terkait dengan jenis penelitiannya. Misalnya, jika tujuan hanya untuk
mendeskripsikan maka jenis penelitian tersebut berupa penelitian deskripsi.
Sedangkan jika tujuan berupa menguji signifikansi (misalnya
hubungan, atau pengaruh, atau perbedaan) maka penelitian tersebut berjenis
penelitian inferensial. Begitu pula jika tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan (memperbaiki) kondisi subjek penelitian, maka penelitian
tersebut berjenis penelitian tindakan. Jika penelitian tersebut bertujuan
mengembangkan satu model layanan atau pembelajaran, maka jenis penelitian
yang tepat berupa penelitian pengembangan

2.4 Tipe masalah penelitian


Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang
menjadi minat dan perhatian peneliti. Sekaran mengidentifikasi empat kemungkinan
tipe masalah dalam penelitian , yaitu :
1. Masalah- masalah yang ada saat ini di suatu lingkungan organisasi yang
memerlukan solusi.
2. Area- area tertentu dalam suatu organisasi yang memrlukan
pembenahan /perbaikan.
3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk
menjelaskan fenomena atau suatu permasalahan.
4. Pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.
Jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang,
dan dasar untuk memberikan klasifikasi akan jenis penelitian tersebut. Penelitian

7
dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis
dan jenis data.
1. Penelitian Menurut Metode.
a. Penelitian Survey. Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
popolasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi
dan hubunganhubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
b. Penelitian Ex Post Facto. Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi yang kemudian menurut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen. Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh
peneliti.
d. Penelitian Naturalistik. Metode penelitian ini sering disebut dengan
metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci. Contoh: sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Research. Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau
analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f. Action Research. Merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya
produksi dapat ditekan dan biaya produktifitas lembaga dapat meningkat.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah:
 situasi,
 perilaku,
 organisasi
termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata.
g. Penelitian Evaluasi. Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan,
yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan
Saudarastandar dan program yang telah ditetapkan.

8
h. Penelitian Sejarah. Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap
kejadiankejadian yang berlangsung dimasa lalu. Sumber datanya bisa
primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau
sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian lampau
secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan, evaluasi verifikasi,
dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk
membuat suatu kesimpulan.
2. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi. Tingkat eksplanasi adalah tingkat
penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat suatu perbandingan, atau penghubungan dengan variabel lain.
b. Penelitian Komparatif. Adalah sesuatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel
mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang
berbeda.
c. Penelitian Asosiaif/Hubungan. Merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding
penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat
dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala/ fenomena.
3. Menurut Caranya.
a. Penelitian Operasional. Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang
bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang
sedang berlangsung tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
b. Penelitian Tindakan. Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang
bekerja pada suatu bidang tertentu terhadap proses kegiatannya yang
sedang berlangsung dengan cara memberikan tindakan/action tertentu dan
diamati terus menerus dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan

9
pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk
tindakan yang paling tepat.
c. Penelitian Eksperimen (dari caranya). Penelitian yang dilakukan secara
sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan
tertentu terhadap subjek penelitian guan membangkitkan suatu kejadian/
keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya.
d. Penelitian ini merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang
pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/ perbandingan antara:
 Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol
(tanpa perlakukan); atau;
 Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.
4. Penelitian Menurut Etika. Jenis penelitian sesuai dengan Etika penelitian
terdini dari tiga macam yaitu: Penelitian Terapeutik, Non- Terapeutik, dan
pada subjek khusus. Untuk dapat melaksanakn jenis penelitian ini disyaratkan
untuk melakukan suatu tahapan persiapan penelitian yang disebut sebagai
Kode Etik Penelitian. Pada fase ini, peneliti harus dapat mempertahankan apa
yang menjadi rencana penelitiannya didepan Majelis Kode Etik, yang akan
mengeluarkan sertifikat Etika Penelitian (Ethical Clearance) yang artinya
peneliti dapat meneruskan penelitiannya, dengan dipersyaratkan salah satunya
adalah: Mengadakan Informed Concent pada calon sampel sebagai
persetujuan.
a. Penelitian Terapeutik. Penelitian Terapeutik adalah penelitian yang
dilakukan pada pasien dan ditujukan untuk pencapaian penyembuhan,
baik dengan memberikan obat maupun dengan cara lain, seperti
pembedahan atau radiasi. Dalam hal ini penelitian tersebut dapat berupa
penelitian dasar (basic research) maupun penelitian terapan (applied
research). Pada umumnya institusi pendidikan merupakan pusat penelitian
dasar, sedangkan berbagai lembaga pemerintahan, seperti LIPI, dewan
ristek, dan lainnya melaksanakan kegiatan penelitian terapan. Contoh
penelitian tentang adanya efek metabolik (hipoglikemik dan
hipolipidemik) buncis dan bawang merah, akhirnya memberikan masukan
untuk penelitian dasar, yaitu untuk mengetahui bahan mumi dan
mekanisme adanya metabolik buncis dan bawang merah tersebut.

10
b. Penelitian Non-terapeutik. Penelitian non-terapetik adalah penelitian pada
pasien serta tidak berkaitan langsung dengan pengobatan, meskipun
akhirnya hasil tersebut akan memberikan manfaat pada terapi. Penelitian
ini bertujuan mencari data kausal maupun konseptual yang dapat
menjelaskan terjadinya suatu sindroma. Penelitian non-terapetik
hendaknya jangan dilakukan pada ibu hamil atau menyusui yang mungkin
dapet memberikan resiko pada janin dan bayi. Contohnya adalah :
pemeriksaan kadar C-peptide pada pasien DM, dapat menentukan apakah
DM tersebut tipe IDDM ataukah NIDDM , yang pada akhirnya
penelitiannya akan bermanfaat pada bidang terapi.
c. Penelitian pada subjek khusus/tertentu. Penelitian pada subjek khusus atau
tertentu, pada umumnya adalah penelitian yang diterapkan pada subjek
yang memiliki ketergantungan pada orang lain (dependent-person),
misalnya pada :
 bayi atau anak dibawah umur,
 wanita hamil atau menyusui,
 pasien dengan gangguan jiwa atau keterbelakangan mental dan,
 kelompok sosial dibawah pengaruh pimpinan atau penguasa
misalnya: mahasiswa kedokteran, perawat, pegawai rumah sakit,
pegawai farmasi, ketentaraan, penghuni lembaga pemasyarakatan,
dan pasien penyakit di daerah endemic
5. Jenis penelitian berdasarkan tujuan
a. Penelitian eksploratif. Jenis penelitian eksploratif adalah jenis penelitian
yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru
itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit
tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Misalnya
penelitian tentang obat penyakit AIDS.
b. Penelitian pengembangan. (Development research) yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan, memperluas dan menggali lebih dalam
teori yang dimiliki oleh ilmu tertentu. Misalnya : penelitian yang meneliti
tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
c. Penelitian verifikatif. (verivicative research) yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya.

11
Selain itu jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu
fenomena. Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak
Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus
dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut
mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
6. Berdasarkan bidang studi yang diteliti.
a. Penelitian bidang sosial/humaniora, misalnya penelitian masalah
pendidikan, ekonomi, politik, sosbud, etnografi pelanggaran HAM.
b. Penelitian bidang eksakta, misalnya manfaat tanaman obat, energi
matahari untuk listrik dsb.
7. Berdasarkan tempat penelitiannya
a. Penelitian laboratorium yaitu penelitian tentang sel kanker, reaksi kimia
dsb
b. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang terfokus pada berbagai
literatur, dokumen , browser ilmiah, data sensus dsb, contoh perjuangan
Diponegoro.
c. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan pada lingkungan
alam/ masyarakat tertentu. Penelitian terjun langsung pada obyeknya.
Contoh penelitian tentang suku Badui di Banten, suku Asmat di Papua,
karyawan pabrik, dan sebagainya.
8. Berdasarkan cara pembahasan
a. Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
memaparkan, melukiskan dan melaporkan segala keadaan objek yang
diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik suatu kesimpulan.
b. Penelitian Inferensial, yaitu penelitian yang selain memaparkan keadaan
objek juga menarik kesimpulan umum guna keperluan prediksi. Penelitian
jenis ini sering menggunakan rumus-rumus statistik.
2.5 Kriteria masalah
Penelitian akan berjalan dengan baik apabila peneliti mampu memahami masalah
penelitian dengan baik. Masalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai
sumber, diantaranya adalah:
1. Kepustakaan.
2. Bahan diskusi temu ilmiah, hasil seminar, simposium atau lokakarya.
3. Pengalaman dan Observasi Lapangan.

12
4. Pendapat pakar yang masih bersifat spekulatif

Permasalahan yang akan diangkat sebagai topik penelitian, menurut Hulley &
Cummings dalam Siswanto, dkk (2013) harus memenuhi persyaratan atau kriteria
“FINER”( yaitu: Feasible, Interisting, Novel, Ethical, Relevan, ), maksudnya:

1. Feasible: tersedia cukup subjek penelitian, dana, waktu, alat dan keahlian.
2. Interisting: masalah yang akan diangkat untuk topik penelitian hendaknya
yang aktual sehingga menarik untuk diteliti.
3. Novel: masalah dapat membantah atau mengkonfirmasi penemuan atau
penelitian terdahulu, melengkapi atau mengembangkan hasilpenelitian
sebelumnya, atau menemukan sesuatu yang baru.
4. Ethical: masalah penelitian hendaknya tidak bertentangan dengan Etika.
5. Relevan: masalah penelitian sebaiknya disesuaikan juga dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), ditujukan untuk
meningkatkan atau mengembangkan keilmuan dan penelitian yang
berkelanjuta
2.6 Karakteristik permasalahan
Rumusan masalah yang memadai adalah merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam penelitian. Dalam setiap disiplin ilmu sangat banyak
masalah yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian. Di dalam masalah yang
bersifat umum, kerapkali terdapat berbagai aspek yang sulit dicari jawabannya atau
pemecahannya secara menyeluruh. Berdasarkan hal tersebut diperlukan perumusan
sub masalah-sub masalah yang didalamnya mengandung satu aspek atau lebih yang
saling berkaitan sebagai bagian dari masalah pokok yang bersifat umum. Semua sub
masalah yang dirumuskan harus menampung keseluruhan aspek yang terdapat di
dalam masalah pokok.
Perumusan masalah pokok dan sub masalah-sub masalah harus nampak
sebagai suatu tantangan yang memerlukan alternatif pemecahannya. Merumuskan
masalah yang benar dan baik tidak cukup hanya menggunakan intuisi maupun
pengalaman sendiri, tetapi penguasaan teori dan juga pengetahuan tentang hasil
penelitian orang lain dapat membantu dalam merumuskan masalah penelitian.
Karakteristik dalam pemilihan rumusan masalah adalah:
1) Rumusan masalah penelitian disusun secara jelas dan secara spesifik dan
tidak mengandung keraguan,

13
2) Rumusan masalah secara umum dinyatakan dalam bentuk
pertanyaanpertanyaan yang baik.

Karakteristik pertanyaan yang baik menurut Bordens dalam Ulber Silalahi


(2006:53), adalah: pertama, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab.
Merumuskan ide atau masalah umum menjadi pertanyaan spesifik yang dapat dijawab
melalui aplikasi metode ilmiah. Setelah merumuskan satu topik atau masalah umum,
Anda harus mengubahnya menjadi satu hipotesis yang dapat diuji, artinya Anda harus
mengembangkan hubungan-hubungan antara variabel.

Karakteristik kedua, tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang benar. Banyak


pertanyaan yang tidak dapat dijawab melalui sarana ilmiah, sebab jawabannya tidak
dapat diperoleh melalui observasi objektif. Untuk supaya objektif, suatu observasi
harus didefinisikan secara tepat, menghasilkan hasil yang sama jika dilakukan lagi
dalam kondisi yang sama, dapat dikonfirmasi oleh yang lain. Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat dijawab melalui observasi objektif dinamakan pertanyaan-pertanyaan
empiris.

Karakteristik ketiga, tanyakan pertanyaan-pertanyaan penting. Satu pertanyaan


mungkin penting jika jawabannya akan menjelaskan hubungan antara variabel, jika
jawaban dapat mendukung salah satu dari masing-masing hipotesis atau pandangan
teoritikal, dan jika jawabannya mempengaruhi aplikasi praktik nyata.

Karakteristik keempat, secara umum mengindikasikan variabel dan atau


hubungan spesifik antara variabel-variabel yang menjadi perhatian untuk peneliti. Ciri
rumusan masalah ini lebih ditekankan untuk penelitian hubungan atau korelasi atau
kausal.

Karakteristik kelima, adanya kemungkinan pengujian empiris. Pengujian


empiris dapat dilakukan melalui pengumpulan data dan analisis data.

Karakteristik keenam, signifikan dengan latar belakang masalah. Perumusan


masalah harus memiliki latar belakang masalah. Latar belakang masalah merupakan
keseluruhan informasi yang diperlukan untuk memahami perumusan masalah yang
disusun untuk mengerti permasalahan penelitian. Selanjutnya Francel dalam Sugiyono
(2004:34), rumusan masalah yang baik adalah:

14
1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu
2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut
3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia
4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama 5. Masalah sebaiknya
dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan variabel
penelitian
2.7 Hal yang perlu dipertimbangkan dalam permasalahan
Memilih masalah untuk dijadikan masalah penelitian bukanlah tahap yang
mudah. Hal ini terjadi karena tidak semua masalah layak untuk dijadikan masalah
penelitian. Ada juga masalah tetapi bukan masalah penelitian, masalah yang belum
tentu masalah penelitian adalah masalah yang penyelesaiannya tidak memerlukan
penelitian. Hal ini terjadi bahwa suatu masalah yang sebelum dilakukan penelitian
sudah dapat diketahui secara pasti jawaban dari masalah tersebut karena tidak ada
alternatif lain. Contoh masalah yang tidak memerlukan penelitian, siswa banyak yang
tidak masuk sekolah karena banjir disekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggal
siswa tersebut.
Memilih masalah lebih baik diawali dengan melakukan survey literatur atau
observasi pendahuluan. Melalui observasi dapat diidentifikasi general problem area
dan fokus masalah yang akan diteliti. Berkonsultasi dan berdiskusi dengan para ahli
dapat membantu Anda memilih masalah yang dapat diteliti. Melalui konsultasi
dengan para ahli, diharapkan dapat ditemukan masalah yang akan diteliti secara
terfokus.
Untuk memilih masalah penelitian, ada beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Memilih topik dan masalah penelitian harus didasarkan pada minat Anda.
Adanya kesesuaian dengan minat Anda, diharapkan akan berdampak pada
peningkatan pengetahuan dan pemahaman Anda dalam keahlian tertentu,
sehingga Anda menjadi lebih baik. Mengenali suatu masalah umum yang

15
berhubungan dengan bidang pengetahuan dan keahlian Anda, dan secara khusus
menarik bagi Anda, merupakan cara terbaik dalam memilih suatu masalah dan
topik. Hal ini harus dijadikan pertimbangan, kerena banyak topik dan masalah
tetapi belum tentu layak untuk diteliti, bahkan belum tentu sesuai dengan
keahlian Anda, dan juga belum tentu menarik untuk Anda.
2) Memilih masalah penelitian, didasarkan pada: (a) ada perbedaan antara apa yang
ada dan apa yang seharusnya ada atau antara harapan dan kenyataan, (b) ada satu
pertanyaan tentang mengapa perbedaan ada, (c) ada dua atau lebih jawaban yang
mungkin untuk dipertanyakan
3) Masalah penelitian harus memiliki karakteristik masalah yang baik. Karakteristik
masalah penelitian yang baik, yaitu: (a) dapat diteliti, masalah dapat diteliti
melalui pengumpulan dan analisis data, (b) mempunyai signifikansi teoritis dan
pragamatis. Masalah sangat berarti jika didasarkan pada teori, sehingga teori
tersebut dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki masalah-masalah yang
ditemukan sebagai hasil penelitian, (c) masalah penelitian yang baik harus
menarik dan sesuai dengan minat Anda, dan juga seusai dengan kemampuan
Anda.

Dipertegas oleh pendapat Silalahi (2006), ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan dalam mempertimbangkan kelayakan masalah, yaitu:

1) Masalah penelitian harus merupakan sesuatu yang berguna untuk


dipecahkan. Kegunaan ini dapat ditinjau dari beberapa segi. Untuk itu
sekurang-kurangnya harus ditinjau dari segi manfaatnya, baik secara
teoretis maupun praktis di lingkungan disiplin ilmu yang berkenaan
dengan masalah tersebut. Secara sederhana Anda harus menyadari bahwa
dengan memecahkan masalah yang dipilih, akan diperoleh sesuatu yang
berguna, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi
kepentingan kehidupan manusia.
2) Peneliti harus memiliki kemampuan yang memadai untuk memecahkan
masalah yang diselidiki Pemecahan masalah penelitian secara menyeluruh
dan tuntas sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh Anda.
Pemecahan masalah secara dangkal karena kurangnya kemampuan Anda
dalam mengungkapkannya, tidak akan banyak keguanaannya. Oleh karena
itu sebelum memutuskan salah satu dari sekian banyak masalah yang dapat

16
diselidiki, Anda harus melakukan instrospeksi tentang kemampuan untuk
memecahkan masalah tersebut. Kemampuan yang perlu dimiliki itu
menyangkut dua aspek, pertama berupa kemampuan yang berkenaan
dengan penguasaan materi pengetahuan yang diperlukan dalam
memecahkan masalah yang akan dipilih. Aspek yang kedua menyangkut
kemampuan melakukan penelitian, sebagai jaminan ilmiah yang bersifat
maksimal tentang kemungkinan menghasilkan kebenaran yang obyektif
dalam memecahkan masalah yang akan dipilih.
3) Masalah harus menarik untuk dipecahkan Anda harus memiliki motif yang
kuat dalam memilih salah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi
untuk diselidiki. Masalah yang tidak menarik perhatian Anda, tidak akan
diiringi dengan perasaan bertanggung jawab dan kesungguhan dalam
mencari pemecahannya. Pada gilirannya maka tidak akan menimbulkan
rasa puas terhadap hasil yang diperoleh karena cenderung bersifat dangkal.
Suatu masalah menjadi tidak menarik bagi Anda, mungkin karena terlalu
sulit, memerlukan waktu terlalau lama, terlalu luas, terlalu sederhana, tidak
berhubungan dengan keahlian atau spesialisasi yang dipelajari, tidak
mendapat dukungan masyarakat atau para ahli dan lain-lain. Masalah yang
tidak menarik bukan saja menimbulkan ketidaksungguhan dalam
memecahkannya, tetapi bahkan mungkin sama sekali terbengkalai,
sehingga dana yang telah dipergunakan menjadi sia-sia. Oleh karena itu,
dalam memilih masalah penelitian sangat diperlukan motif yang kuat
untuk mencari pemecahannya. Dengan kata lain masalah yang dipilih
harus yang menarik bagi peneliti .
4) Masalah yang diselidiki sedapat mungkin akan menghasilkan sesuatu yang
baru. Masalah yang sudah pernah diselidiki atau yang secara umum dan
teoritis diakui kebenarannya, tidak banyak gunanya untuk diselidiki
kembali, lebih-lebih jika hanya akan menghasilkan sesuatu yang sama
dengan hasil penelitian sebelumnya. Masalah seperti itu hanya patut
diselidiki jika berdasarkan hasil pemikiran rasional yang mendalam dan
melalui studi kepustakaan yang cukup, memperoleh keyakinan bahwa
penelitian ulang akan menghasilkan kesimpulan lain yang lebih baik atau
yang berbeda dari hasil penelitian sebelumnya. Untuk meyakini bahwa
pemecahan suatu masalah akan menghasilkan sesuatu yang baru,

17
diperlukan pengetahuan yang luas dan menyeluruh dalam bidang masing-
masing, khususnya yang berkenaan dengan masalah yang akan diselidiki.
5) Peneliti harus meyakini data yang dibutuhkan cukup dan relevan.
Pemecahan masalah akan menghasilkan kesimpulan yang mendalam dan
obyektif, bilamana dapat dihimpun data secara lengkap. Untuk itu dalam
memilih masalah untuk diselidiki dari sekian banyak masalah yang
dihadapi, perlu dipertimbangkan tersedia tidaknya sumber data,
kemungkinan memperoleh data yang cukup dari sumber data tersebut,
tersedia tidaknya alat pengumpul data yang tepat dan manjamin tingkat
obyektivitas data yang akan diperoleh, tersedia tidaknya biaya dan tenaga
untuk menghimpun data yang diperlukan dan lain-lain. Dari segi data yang
akan terhimpun, Anda tidak boleh bersikap berat sebelah dalam arti hanya
menghimpun data yang akan mendukung teorinya atau sebaliknya hanya
yang bertentangan dengan teori yang tidak disetujuinya. Data yang cukup
harus dihimpun, baik yang mendukung maupun yang menolak sesuatu
yang akan dibuktikan kebenarannya oleh peneliti. Selanjutnya ditinjau dari
sumber data harus diusahakan kecukupannya, terutama bilamana tidak
seluruh sumber data akan diselidiki.
6) Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu
sempit. Masalah penelitian yang terlalu luas dapat menimbulkan kesulitan
untuk diselesaikan, tidak saja karena banyaknya aspek-aspek yang harus
diungkapkan, tetapi juga mungkin akan dihadapi kesulitan tenaga, biaya
dan keterbatasan waktu. Sebaliknya masalah yang terlampau sempit akan
kehilangan artinya untuk diselidiki dan diungkapkan secara ilmiah.
Dengan kata lain masalah yang terlalu sempit kerap kali kehilangan bobot
ilmiahnya karena terlalu dangkal.
2.8 Tinjauan Pustaka (survey literature )
Masalah penelitian yang bersumber dari teori atau literatur dapat ditemukan
dari berbagai sumber bahan tertulis. Sumber bahan tertulis tersebut dapat
dikelompokkan atas:
a) secondary sources material,
b) primary sources materials.

18
Sumber yang bersifat secondary sources material dapat berupa buku teks, dan
sumber yang bersifat primary sources materials dapat berupa jurnal, abstrak, laporan
penelitian, pertemuan ilmiah. Contoh-contoh penemuan masalah:

1. Dalam buku teks psikologi, misalnya banyak teori yang relevan tentang
motivasi. Dari hasil membaca literatur tentang motivasi belajar, misalnya
ditemukan proposisi sebagai berikut: “siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi memiliki tingkatan kecerdasan yang tinggi”.
Berdasarkan informasi teoritis tersebut Anda dapat menjabarkan masalah
penelitiannya, yaitu:”Sejauh mana pengaruh tingkat motivasi belajar
terhadap tingkat kecerdasan siswa disuatu sekolah”?
2. Jurnal ilmiah sering memuat artikel yang membahas aspek-aspek tertentu
dari suatu ilmu pengetahuan, bahkan menyajikan hasil-hasil penelitian
yang lebih khusus. Ketika membaca jurnal yang berhubungan dengan
kajian tertentu, dapat dijadikan dasar oleh Anda untuk munculnya suatu
masalah penelitian. Contoh: ada artikel dalam jurnal tentang pemanfaatan
potensi lokal untuk pembelajaran. Dengan artikel tersebut dapat
mendorong Anda untuk membuktikannya tentang pemanfaatan potensi
lokal tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran
3. Abstrak merupakan intisari dari penelitian secara keseluruhan.
Berdasarkan abstrak yang dibaca Anda dapat mengetahui tentang landasan
teori yang digunakan, metodologi penelitian, serta hasil penelitian yang
telah dicapai. Dari abstrak tersebut dapat dimunculkan keterkaitan antara
masalah yang akan diteliti dengan masalah yang sudah diteliti sebelumnya.
Contoh: pada penelitian awal telah terumuskan model penyelenggaraan
pembelajaran berbasis lingkungan. Berdasarkan abstrak tersebut daapat
ditindaklajuti dengan penelitian bagaimana efektifitas model pembelajaran
berbasis lingkungan tersebut.
4. Pertemuan ilmiah dapat dijadikan sumber untuk suatu ide/topik masalah.
Hal ini terjadi, karena melalui pertemuan ilmiah banyak para ahli yang
mengungkapkan masalah ke permukaan, yang bernilai untuk diteliti lebih
lanjut oleh Anda. Contoh: Ketika dalam seminar para ahli mengungkapkan
tentang kelebihan pendekatan Kontekstual Learning, dapat mendorong
para guru untuk menggunakan pendekatan tersebut, yang diahiri dengan

19
melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dari penggunaan
pendekatan tersebut
5. Laporan penelitian dapat dijadikan sumber untuk memunculkan masalah
penelitian. Melalui laporan penelitian Anda dapat mengetahui secara
lengkap tentang penemuan-penemuan yang diperoleh dari hasil penelitian,
sehingga dari laporan penelitian tersebut dapat dimunculkan masalah
lanjutan, atau masalah baru yang dapat ditindaklanjuti melalui penelitian.
Contoh: Melalui penelitian Tindakan Kelas tentang penggunaan
pendekatan partisipatif, ditemukan rata-rata hasil kemampuan siswa untuk
mata pelajaran tertentu sangat meningkat. Berdasarkan hasil tersebut dapat
memberikan motivasi untuk peneliti lainnya untuk mencobakan
pendekatan tersebut dalam mata pelajaran yang dibinanya.
2.9 Perumusan masalah
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research
problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena,
baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya
sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang perumusan masalah,
diantaranya:
 Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila
seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk
mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
 Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan
pertanyaan kenapa dan kenapa”

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap


penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan


jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini
berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.

20
Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup
masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya.
Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus
pengamatan di dalam proses penelitian nantinya

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:

a. Dirumuskan secara jelas


b. Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif tindakan
yang akan dilakukan
c. Dapat diuji secara empiris
d. Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan
e. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
f. Jelas cangkupannya
g. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau
teknik tertentu.

Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak


dipecahkan melalui penelitian. Tentunya masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak
lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan.

Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu

1) sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau


dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu
menjadi ada dan dapat dilakukan.
2) sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang
dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3) sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan
oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan
oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana
yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan
masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang
relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan
penelitiannya.

21
4) dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi
dan sampel penelitian

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut John Dewey, 1993; Kerlinger, 1989 dalam Sukardi; 2007
mengidentifikasikan bahwa, permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang
dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan
sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi
suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang
sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada
atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.Beberapa karakteristik menurut
Sukardi, 2007 adalah sebagai berikut:
a. Dapat Diteliti
b. Mempunyai Kontribusi Signifikan
c. Dapat Didukung Dengan Data Empiris
d. Sesuai Dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti
Menurut Nana Syaodih, 2005 mengemukakan karakteristik permasalahan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Obyektifitas
b. Ketepatan
c. Vertifikasi

22
d. Penjelasan Ringkas
e. Empiris
f. Penalaran Logis
g. Kesimpulan Kodisional
Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan
relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru
2. Aktual
3. Praktis
4. Memadai
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
7. Ada yang mendukung
Hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah:
1. Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau
moral.
2. Menghindarkan masalah yang merupakan metodologi.
B. Saran
Sebaiknya para peneliti benar-benar memahami dan menguasai permasalahan
penelitian sehingga dapat memilih dan merumuskan permasalahan penelitian yang
signifikan sehingga benar-benar dapat diteliti.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_3.pdf
(diakses pada tanggal 03 juni 2021 pada pukul 19.35)

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Metodologi-
Penelitian-Komprehensif.pdf (diakses pada tanggal 03 juni 2021 pada pukul
19.35)

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19730/2/BOOK_Tritjahjo
%20Danny_Ragam%20dan%20Prosedur%20Penelitian%20Tindakan_Bab
%202.pdf (diakses pada tanggal 03 juni 2021 pada pukul 19.35)

24

Anda mungkin juga menyukai