Anda di halaman 1dari 31

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA TEORITIS dan PENYUSUNAN

OLEH:

KELOMPOK 1

A12-A

1. Agus Triana Putra (18.321.2828)


2. I Made Sujana Yasa (18.321.2835)
3. Kadek Sri Wahyuni (18.321.2840)
4. Ni Luh Putu Sinta Dewi P.A.P (18.321.2842)
5. Ni Made Candra Dewi Sudana (18.321.2844)
6. Ni Putu Gintan Diah Pratiwi (18.321.2854)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Atas wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang telah
memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “kerangka
teoritis dan penyusunan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam menempuh
mata kuliah metodologi penelitian pada semester genap tahun akademik 2020/2021.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya terwujudlah makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga perlu kritik dan
saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi sempurnanya
tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 06 Juni 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Telaah pustaka ...................................................................................................3
B. Kerangka teoritis ...................................................................................................8
C. Teori .................................................................................................10
D. Variable .................................................................................................12
E. hipotesis .................................................................................................13
F. karakteristik hipotesis yang baik.........................................................................21
G. klasifikasi hipotesis.............................................................................................21

BAB III PENUTUP.......................................................................................................23


A. Simpulan .........................................................................................................23
B. Saran ...............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses Penelitian merupakan proses yang panjang, berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi sebuah
gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya.
Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui masalah sosial
atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut dapat timbul dan berkembang karena
rangsangan, bacaaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran semuanya itu.

Penyusunan karya ilmiah diperlukan adanya sebuah proses penelitian yang


dimana mengaharuskan seorang penulis mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi- generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis
untuk pelaksanaan penelitian (Suryabrata dalam Sugiyono, 2014). Landasan teori ini
perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa
penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Dalam landasan teori
perlu dikemukakan kerangka teori dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat
dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. Kerangka Teori dalam suatu penelitian

Langkah ketiga dalam suatu penelitian yaitu melakukan perumusan hipotesis


penelitian yang dimana menurut Sugiyono (2014: 99), merupakan sebuah jawaban
sementara terhadap sebuah rumusan masalah penelitian, dimana sebuah rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk sebuah pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Sebelum menyusun sebuah hipotesis, penulis harus mengidentifikasi sebuah


variabel yang penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel
melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis. Disini kita berada dalam posisi untuk
menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan
menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik secara tepat.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan telaah pustaka ?
2. Bagaimana cara membuat kerangka teori ?
3. Apa yang di maksud dengan teori ?
4. Apa yang dimaksud dengan variable ?
5. Apa yang di maksud dengan hipotesis ?
6. Apa saja karakteristik hipotesis yang baik ?
7. Bagaimana klasifikasi hipotesis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan telaah pustaka
2. Untuk mengetahui cara membuat kerangka teori
3. Untuk mengetahui yang di maksud dengan teori
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan variable
5. Untuk mengetahui yang di maksud dengan hipotesis
6. Untuk mengetahui karakteristik hipotesis yang baik
7. Untuk mengetahui klasifikasi hipotesis Untuk mengetahui cara melakukan survey
literature

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka: adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis
oleh para peneliti atau ilmuwan yang terakreditasi (diakui kepakarannya). Kepakaran
diakui bila penelitian dipublikasikan melalui jurnal/seminar bertaraf nasional/internasional
atau dalam bentuk cetakan buku yang representatif.

1. Tujuan dan Alasan Melakukan Telaah Pustaka


Tujuan Telaah Pustaka :
Telaah Pustaka bertujuan menyampaikan kepada pembaca pengetahuan dan ide apa saja
yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian.
Telaah Pustaka memberi gambaran kepada pembaca sejauh mana penelitian sudah
dilakukan, pelbagai sudut pandang yang mungkin saling bertentangan (kontroversi)
mengenai topik penelitian.

Alasan melakukan Telaah Pustaka :


Telaah Pustaka perlu dilakukan sebelum mulai melakukan penelitian karena
alasanalasan berikut:
a. Untuk mengetahui apa yang sudah dan belum diteliti berkaitan dengan topik
penelitian yang kita pilih
b. Untuk memberikan gambaran lebih menyeluruh mengenai pelbagai variasi perilaku
atau fenomena dalam topik penelitian
c. Untuk mengetahui potensi hubungan antar konsep-konsep/teori-teori
d. Untuk menemukan hipotesis yang mungkin diteliti lebih lanjut (researchable
hypotheses)
e. Untuk mengetahui bagaimana peneliti lain mendefinisikan dan mengukur
konsepkonsep
f. Untuk mengetahui sumber data yang digunakan peneliti lain
g. Untuk mengembangkan proyek penelitian alternatif
h. Untuk menemukan keterkaitan proyek penelitian Anda dengan penelitian orang lain
5
2. Langkah – langkah melakukan telaah pustaka
Pada dasarnya, Telaah Pustaka dilakukan dalam dua tahap berkut:
1. Penetapan Strategi Pencarian
2. Identifikasi Sumber Pustaka

Penetapan Strategi Pencarian terdiri dari:


a. Pendefinisian topik pencarian − sebelum memulai Telaah Pustaka definisikan
dahulu pertanyaan penelitian (masalah penelitian). Apa tujuan penelitian? Apa
artinya? Apa kata kunci yang digunakan? Sinonim, variasi ejaan kata kunci? Apa
yang sudah Anda ketahui tentang topik penelitian? Ruang lingkup penelitian? Apa
Anda perlu mencari semua penelitian yang pernah dilakukan, atau cukup 10 tahun
terakhir?
b. Pengumpulan daftar kata kunci – sebelum memulai pencarian informasi, perlu
dkembangkan strategi pencarian yang akan efektif menemukan informasi yang
berguna. Seringkali pertanyaan penelitian perlu dipecah menjadi: kata kunci atau
frasa; mulai melakukan pencarian; dan evaluasi hasil pencarian, apakah perlu
dilakukan perluasan, penyempitan, atau perubahan cakupan pencarian?
Contoh 1:
A New Compressive Imaging Camera Architecture
using Optical-Domain Compression

Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B. Wakin, Marco F. Duarte,


Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G. Baraniuk

Department of Electrical and Computer Engineering


Rice University
Keywords: Compressed sensing, sparsity, incoherent projections, random matrices, linear
programming, imaging, camera

Contoh 2:

6
Platform independent overall security architecture in multi-processor system-on-chip
integrated circuits for use in mobile phones and handheld devices

A. Ashkenazi a and D. Akselrod b


a Freescale Semiconductor Inc., 6501 William Cannon Drive West, Austin, Texas
78735, United States
b Electrical and Computer Engineering Department, McMaster University,
Hamilton, ON, Canada L8S 4K1
Keywords: Security architecture; Mobile phones; Handheld devices; Wireless
security; Platformindependent security architecture
Gunakan kata kunci untuk pencarian di halaman glossary dalam buku teks, di
internet (Search Engine: Google, Yahoo, website jurnal-jurnal ilmiah, atau website
universitas atau lembaga penelitian)

1. Identifikasi Sumber Pustaka


Informasi tersedia dalam berbagai format. Pilihlah sumber pustaka sesuai penelitian
Anda. Sumber pustaka disusun dari yang nilainya paling tinggi adalah:
a. Jurnal Ilmiah
b. Makalah/Prosiding Konferensi/Seminar
c. Working Paper
d. Publikasi Pemerintah
e. Thesis dan Disertasi (tidak dipublikasikan)
f. Buku Teks
g. Bahan Referensi: Ensiklopedia, Kamus

Nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka.
Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah.
Beberapa makalah dapat diakses dengan gratis.

2. Alat bantu Telaah Pustaka


Berikut adalah alat bantu mencatat bahan pustaka yang Anda temukan
a. Kartu Indeks Pustaka
Gunakan kartu (dapat berupa kartu pos) untuk menulis Judul makalah, pengarang,
sumber makalah, tahun penulisan, abstrak, kata kunci dan komentar atau kritik
7
atas makalah tersebut. Susun Kartu Indeks berdasarkan topik atau secara alfabetis.
Usahakan urutan kartu selalu dapat di-update, demikian juga komentar atas
makalah dapat ditambahkan dari waktu ke waktu.
b. EndNote
EndNote adalah versi elektronik kartu indeks pustaka. Updating makalah
(reference) dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai sumber (jurnal, buku,
prosiding, dll).
Tempat penyimpanan makalah dapat dituliskan dan dapat di-Link dari EndNote.
Hasil penyimpanan di EndNotes dapat langsung diintegrasikan (di-copy) ke dalam
pengolah kata (MS Word), sehingga dengan mudah dan cepat Anda dapat
membuat Daftar Pustaka.

3. Penulisan Telaah Pustaka

Dari pelbagai versi penulisan telaah pustaka, terdapat dua versi penulisan yang
paling umum digunakan, yaitu:

a. Penomoran, Nomor yang kemudian dihubungkan dengan urutan pustaka dalam


Daftar Pustaka

b. Penggunaan Nama Penulis dan Tahun penulisan diterbitkan

Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Penomoran

………….. Secure Hash Algorithm (SHA-1) [15] is a hash function that computes a
condensed representation of the code image file. When code image of any length which is less
than 264 bits is input, the SHA-1 produces a 160-bit output called a message digest. The
message digest is then signed using RSA digital signature. Since the target code image size is
of the order of 8Mbytes to 64Mbytes, signing the message digest itself rather than the code
image improves the efficiency of the process and dramatically reduces the boot procedure
time. RSA [16] is a publickey cryptosystem that is used by the HAB to authenticate the code
image SHA-1 digest.

8
Catatan:

[15] dan [16] adalah urutan sumber pustaka dalam Daftar Pustaka. Dengan metode
penomoran, Daftar Pustaka tidak harus disusun secara alfabetis. Nomor urutan diberikan
berdasarkan urutan penyebutan dalam makalah. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini

References

………..

[14] Kaspersky Lab, Viruses move to mobile phones, June 14, 2004.
http://www.kaspersky.com.

[15] Federal Information Processing Standards Publication (FIPS), Publication 180-1, April
17, 1995.

[16] Rivest R, Shamir A, Adleman L. A method for obtaining digital signatures and public-
key cryptosystems. Commun ACM 1978;21(2):120–6.

[17] Moyer W, Fitzimmons M. Integrated circuit security and method therefore, Patent
application

No. 10/100,462, Pub. # US 2003/0177373 A1, Publication Date September 18, 2003,
Freescale Semiconductor, Inc.

………..

……………… Since greedy algorithms select the dictionary vector that explains the most
energy from the image, it turns out to be unnecessary to check all possible coefficients at each
iteration. Rather, the next most significant coefficient at each stage is likely to be among the
children of the currently selected coefficients. By limiting the greedy algorithmto search only
among these elements of the dictionary, the computational complexity of the TMP algorithm
is significantly reduced compared to the original MP algorithm. 21 Additionally, by considering
the contribution of all the elements of the chain of coefficients anchored at the root of the
quad-tree, the salient edge features of the signal under consideration can reconstructed with
higher priority and accuracy by the TMP algorithm.22

9
References

……………..

20. S. Chen, D. Donoho, and M. Saunders, “Atomic decomposition by basis pursuit,”


SIAM J. on Sci. Comp., vol. 20, no. 1, pp. 33–61, 1998.

21. M. F. Duarte, M. B. Wakin, and R. G. Baraniuk, “Fast reconstruction of piecewise


smooth signals from random projections,” in Proc. SPARS05, (Rennes, France), Nov.
2005.

22. C. La and M. N. Do, “Signal reconstruction using sparse tree representation,” in Proc.
Wavelets XI at SPIE Optics and Photonics, (San Diego), Aug. 2005.

23. G. Cormode and S. Muthukrishnan, “Towards an algorithmic theory of compressed


sensing,” DIMACS Tech. Report 2005-25, September 2005

………………..

Contoh Penulisan Telaah Pustaka dengan Nama dan Tahun

The possibility of expressing a common background to study telecommunication and water


(and sewerage) industries has been made explicitly by Grout (2001) for the United Kingdom
and I think his approach can be applied to other countries. I now turn to an illustrative case for
this utility industry in Sicily Italy.

Catatan:

Yang dituliskan hanyalah nama belakang penulis. Dengan metode Nama dan Tahun, Daftar
Pustaka disusun alfabetis. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini

References

………….

10
Clemons E., Santamaria J. (2002), ”Manoeuver Warfare”, Harvard Business Review, April:
46-53. Drucker P. (1973), Management: Task, Responsibilities and Practices, N. Y. USA:
Harper & Row. Grout P. A. (2001), ”Competition Law in Telecommunications and Its
Implications for Common Carriage of Water”, Utilities Policy, 10: 137- 149. Keegan J.
(2004), Intelligence in War. Knowledge of the Enemy from Napoleon to Al-Qaeda, London
UK: Pimlico.

………....

Catatan:

Jika terdapat dua atau tiga nama pengarang, semua nama belakang dituliskan

Misalnya: …………………………. menurut (Johnson dan Thomson, 2006) atau Bernstein,


Druphaka dan Padula (2005) merumuskan………………….

Jika lebih dari tiga nama, maka hanya nama belakangpengarang pertama yang ditulis, lalu
tambahkan kata et al. (singkatan et alli (Yun) = dan teman-teman)

Jadi jika sebuah makalah ditulis oleh: Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B. Wakin,
Marco F. Duarte, Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G. Baraniukh,
maka nama yang ditulis adalah:

………………………… menurut Takhar,et al. (2007)……….

Jika sebuah pernyataan diambil dari makalah yang sudah dikutip oleh penulis lain, maka
gunakan kata: dalam (atau in). Dan tuliskan nama penulis dan tahun penerbitan makalah asli
dan sumbernya. Cara ini tidak dianjurkan. Sebisa mungkin telaah-lah pustaka dari sumbernya
langsung.

Contoh:

……………….. Persamaan ini merupakan derivatif persamaan lintasan partikel atom yang
dimodifikasi (Nasution, 1995 dalam Makaliwe, 2006)

The concept has been proved to be efficiently apllied to solve the problem of ………
(Baruson, 2000 in Atkinsson, 2007).

11
4. Kesalahan dalam Melakukan Telaah Pustaka

Beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan Telaah Pustaka :

a. Terlalu banyak mengumpulkan Pustaka Terlalu asyik mencari dan menelusuri


malah menyebabkan menyebabkan Anda tidak mulai menulis telaah Anda bahkan
mungkin membuat fokus pada topik penelitian berubah. Kumpulkan bahan
pustaka, baca dan mulailah menelaah.

b. Kecenderungan Menggabungkan terlalu Banyak Penelitian Anda tidak melakukan


telaah, tapi hanya mencantumkan berbagai penelitian. Ini juga berkait dengan
penggunaan istilah Daftar Pustaka (Bibliography) atau Acuan (References). Daftar
Pustaka cenderung mencantumkan semua pustaka yang Anda baca tetapi belum
tentu Anda gunakan dalam penelitian. References (Acuan) di sisi yang lain hanya
mencantumkan bahan pustaka yang benar-benar Anda gunakan.

c. Pastikan Sumber Pustaka Anda adalah Sumber yang Terpercaya Hal ini terutama
sangat penting bila menemukan sumber dari Internet. Seringkali sumber ini dapat
diakses dalam waktu terbatas. Karena itu, catat tanggal Anda mengakses pustaka
tersebut. Pada beberapa kasus, makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di
internet tidak benar-be

B. Kerangka teoritis

Menurut Sugiyono (2014) kerangka teori dalam suatu penelitian merupakan


uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil- hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan akan
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel
independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan
ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga
variabel independen dan satu variabel dependen. Oleh karena itu, semakin banyak
variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.

12
Kerangka teoritis paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap serta
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat


digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau
tidak. Variabel-variabel peneliti yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi
pengertian maupun kedudkan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan
bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan


kerangka teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antarvariabel
yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun.

1. Langkah – langkah penyusunan kerangka teori


Menurut Sugiyono (2014: 87) langkah-langkah untuk dapat menyusun
kerangka teori adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal
ilmiah,laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-
banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi penelitian yang berbentuk
laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang
digunakan, tempat penelitian, sampai sumber data, teknik pengumpulan
data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih
definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.

13
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang
dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendiskripsikan
teori harus dicantumkan.

C. Teori

1. definisi
Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan
masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur
ilmiah bukan hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian
pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan dari
pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai
penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudah ada (Arikunto, 1995: 75).

Dalam hal ini ada dua teori, yaitu dalam penelitian yang bersifat menjelajah
(exploratory) dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang, bahkan
teorinya belum ada sama sekali, dan dalam penelitian yang bersifat menerangkan
(explanatory) dimana sudah ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesa-hipotesa yang
akan diuji (Tanzeh, 2011: 17)

Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep
dan proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep (Martono, 2011:
40). Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2011: 54).

Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam
teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan
demikian dapat dibedakan antara lain:

1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu


14
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.

2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.

3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat


dipandang sebagai berikut:

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.


Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.

2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini
orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu
konsep yang teoritis (induktif).

3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data
dan pendapat yang teoretis.

4. Berdasarkan hal tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu
teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem
pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori.

2. Fungsi Teori dalam Proses Penelitian


Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, Sugiyono (2014) mengemukakan ada tiga
fungsi teori yaitu:
1. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang
akan diteliti.
2. Prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta yaitu untuk merumuskan hipotesis
dan menyususn instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan

15
pernyataan yang bersifat prediktif.

3. Sebagai kontrol yang digunakan mencandra/membahas hasil penelitian dan


selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah.

D. Variabel

1. Pengertian variabel
Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah;
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.

Secara teoretis Hacth dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan
bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek
yang lain.

Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa
diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian.
Dengan menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih
dibutuhkan.

2. Jenis Variabel

Sugiyono (2014: 91) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 5 macam:

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.


Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah
perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
16
3. Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, hubungan suami istri
akan semakin kuat dengan hadirnya anak dalam pernikahan mereka dan akan
menjadi renggang jika ada pihak ketiga yang mempengaruhi hubungan tersebut.

4. Variabel Antara (Intervening Variable)

Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan


antara variabel bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Contoh yang dapat kami berikan yaitu bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya
umur). Hal ini menjelaskan adanya variabel antara, yaitu berupa gaya hidup
seseorang. Antara variabel pengahasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel
moderator, yang berupa budaya lingkungan tempat tinggal.

5. Variabel Kontrol
Variaber kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan melalui penelitian eksperimen.

E. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
ekploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh


karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
17
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2014: 93)

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan


pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru
menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis
statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan
sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat
hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu
berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini
dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja
disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol
dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.

Contoh Hipotesis Penelitiannya:


1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu
rendah (hipotesis deskriptif).
2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani dan
nelayan (dalam populasi itu/hipotesis komparatif).

3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli masyarakat
(dalam populasi itu/hipotesis asosiatif).

Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik:

1. Ada perbedaan yang signifikan antara penghasilan rata- rata masyarakat dalam sampel
dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanya Rp 500.000/bulan
(hipotesis deskriptif).

18
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan (hipotesis
komparatif).

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung
yang terjual (hipotesis asosiatif/hubungan). Ada hubungan positif artinya, bila curah
hujan tinggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.

Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat
negatif. Contoh hipotesis kerja: “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah
hujan dengan jumlah payung yang terjual” (hipotesis asosiatif, hipotesis kerja); "‘Tidak
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung yang
terjual” (hipotesis asosiatif. hipotesis nol).

Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
alternatif (hipotesis altematif tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan penelitian,
yang diuji terlebih dahulu} adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila
penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis ini signifikansi atau tidak,
maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis statistik ini adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data
populasi adalah statistik deskriptif.

Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, karena peneliti tidak berharap
ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter. Parameter adalah
ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik di sini ukuran-ukuran yang
berkenaan dengan sampel.

1. Bentuk – bentuk hipotesis

Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah


penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis
penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan.

19
Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah
asosiatif/hubungan. Pada butir 2 ini berikut diberikan contoh judul penelitian, rumusan
masalah, dan rumusan hipotesis. Rumusan hipotesis deskriptif, lebih didasarkan pada
pengamatan pendahuluan terhadap obyek yang diteliti.

a. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel atau Iebih. Yang dicetak
miring adalah variabel penelitian. Contoh:

1) Rumusan Masalah Deskriptif

a) Berapa daya tahan lampu pijar merk X?

b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT. Y?

c) Seberapa tinggi disiplin dan produktivitas pegawai swasta?

2) Hipotesis Deskriptif

Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho). Ini merupakan hipotesis nol, karena
daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan
dengan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.

Hipotesis altematifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam. “Tidak
sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.

3) Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)

Ho : µ = 600

Ha : µ ≠ 600 atau > 6000 atau < 600

µ : adalah nilai rata-rata populasi yang di hipotesiskan/ditaksir.


20
Untuk rumusan masalah no. 2) hipotesis nolnya bisa berbentuk demikian.

a) Semangat kerja karyawan di PT X = 75% dari kriteria ideal yang


ditetapkan.

b) Semangat kerja karyawan di PT X paling sedikit 60% dan kriteria ideal


yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti lebih besar atau sama dengan ≥).

Semangat kerja karyawan di PT X paling banyak 60% dari kriteria ideal yang
ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan ≤).

Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis mana yang
dipilih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada obyek.
Hipotesis altematifnya masing-masing adalah:

1. Semangat kerja karyawan di PT X ≠ 75%

2. Semangat kerja karyawan di PT X < 75%

3. Semangat kerja karyawan di PT X > 75%

Hipotesis statistik adalah (hanya ada bila berdasarkan data sampel)

a. Ho: p = 75%
b. Ha: p ≠ 75% p = hipotesis berbentuk prosentase

c. Ho: p ≥ 75% Ha: p < 75%


d. Ho: p ≤ 75% Ha: p > 75%

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut tidak sama.
Cara-cara pengujian hipotesis akan diberikan pada bab tersendiri, yaitu pada bab
analisis data.

b. Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya

21
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh:

1. Rumusan Masalah Komparatif


Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan
PT Y?

2. Hipotesis komparatif: berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat


dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut:

Hipotesisi nol :
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X
dan PT Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT
X dan Y, atau.

2) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y (“lebih


besar atau sama dengan”= paling sedikit).

3) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT Y (“lebih


kecil atau sama dengan” = paling besar).

Hipotesis Alternatif:

4) Ha : Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (>atau lebih kecil <) dari
karyawan PT Y.

5) Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y.

6) Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y.

22
3. Hipotesis Statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2
• 1 µ = rata-rata (populasi)

Ha : µ1 ≠ µ2 produktivitas karyawan PT. X


• Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2 µ2 = rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT. Y
• Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2

C. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,


yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

1) Contoh Rumusan Masalah Asosiatif


Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang
terjual.

2) Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan
toko dengan barang yang terjual.

1. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis

Dengan paradigm penelitian, penelitian dapat menggunakan sebagai panduan untuk


merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan
untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis. Pada setiap paradigma penelitian
minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini
contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

1 Judul Penelitian:

23
Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja
karyawan. (gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi kerja
adalah variabel dependen (Y).

2 Paradigma Penelitiannya, adalah:

X Y

3 Rumusan Masalah

a. Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? (bagaimana X?);

b. Seberapa baik prestasi kexja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y?). a dan b
adalah masalah deskriptif;

c. Adakah hnbungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer
dengan prestasi kerja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y?). Butir ini
merupakan masalah asosiatif.

d. Bila sampel penelitiannya golongan I, II dan III, maka rumusan masalah


komparatifnya adalah:

1) Adakah perbedaan persepsi karyawan Golongan I,II, dan III tentang gaya
kepemimpinan manajer?

2) Adakah perbedaan persepsi antara pegawai Gol I, II dan III tentang


prestasi kerja karyawan.

2. Rumusan Hipotesis Penelitian

a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer (X) ditampilkan kurang


baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan.

b. Prestasi kerja karyawan (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling

24
tinggi 65.

c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan


manajer dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik
kepemimpinan manajer, maka akan semakin baik prestasi kerja karyawan

d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol , I, II


dan III. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara Gol, I, II
dan III.

Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang akan didapatkan harus diangkakan. Untuk
bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk juduI
di atas ada dua instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.
Untuk judul penelitian yang berisi dua independen variabel atau lebih.

F. Karakteristik hipotesis yang baik


1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.

2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai


penafsiran.

3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

G. KLASIFIKASI HIPOTESIS
1. Hipotesis deskriptif
HA: Manajer yang dikompensasi berdasarkan besarnya laba akan cenderung
menaikkan laba perusahaan.
2. Hipotesis hubungan
Hipotesis hubungan merupakan per¬nyataan tentang hubungan dua buah variabel.
Hipotesis hubungan dapat diklasifikasikan kembali menjadi hipotesis korelasi
(correla¬.tional hypothesis) dan hipotesis penjelas atau kausal (explanatory hypothesis
atau causal hypothesis).
25
3. Hipotesis korelasi
Hipotesis korelasi (correlational hypothesis) merupakan hipo¬tesis yang menyatakan
dua variabel terjadi bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang
lainnya. Hipotesis ini biasanya diuji dengan alat statistik korelasi.
HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensas: dan laba perusahaan.
4. Hipotesis penjelas (explanatory hypothesis) atau hipotesis kausal (causal hypothesis)
adalah hipotesis yang menyatakar hubungan satu variabel menyebabkan perubahan
variabel yang lainnya. Yang dipengaruhi adalah variabel dependen (VD) dam variabel
yang mempengaruhi adalah variabel independen (VI). Hipotesis kausal dapat diuji
dengan alat statistik regresi.
HA: Perubahan laba (VI) secara positif akan berpengaru.¬terhadap harga saham (VD).
5. Hipotesis Kangguru
H.A: Terdapat pengaruh yang positif antara jumlah kehamilan Ibu-Ibu di Yogyakarta
dengan populasi Kangguru Australia.

a. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan
menggunakan teori ang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian
sebelum¬nya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori karena
memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada. Hipotesis perlu dikembangkan
dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan atau tujuan dari riset
adalah untuk mene¬rnukan teori yang baru.

b. Arah Hipotesis
Arah dari hubungan kausal pada hipotesis ditentukan oleh hubungan pada pengalaman-
pengalaman masa lalu. Jika hasil dari penelitian sebelumnya memberikan hasil yang
kon¬sisten berarah (dapat positif atau negatif) maka hipotesis kausal harus ditulis
berarah seperti itu.
H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh positif terhadap harga saham (VD).
Jika hasil-hasil penelitian sebelum¬nya banyak yang tidak signifikan atau arahnya
bertentangan, maka hipotesis kausal dapat ditulis tanpa arah sebagai berikut ini.
H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh terhadap harga saham (VD).
26
27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskansebagai


jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris.
Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan
antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan
hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini
diturunkan atau bersumber dari teori dan ditinjau literstur yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel,
sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan dugaan sementara atas
suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yangtelah dijelaskan dalam
kerangka teoriyang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab
teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan
sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam
penelitian.

Merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang
menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas
tentang masalah penelitian atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori
yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji
adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi
suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkatketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis. Karena itu baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan
relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis
penelitian atau hipotesis kerja.

1
B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Semoga dapat menambah


wawasan para pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, diksi, maupun kekurangan materi. Maka
dari itu, kritik dan saran anda sangat kami butuhkan. Karena kritik dan saran tersebut
sangat berguna bagi kami untuk menjadi bahan koreksi, agar makalah kedepan yang
kami sajikan menjadi lebih baik. Karena kesalahn itu pula, kami mohon maaf.

2
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. , 1995. Manajemen Penelitian . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba
Empat

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Afabeta.

. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) . Jakarta:


Alfabeta.

. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta. Cet Ke-14.

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis .

Yogyakarta: Teras.

Anda mungkin juga menyukai