OLEH:
KELOMPOK 1
A12-A
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Atas wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang telah
memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “kerangka
teoritis dan penyusunan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam menempuh
mata kuliah metodologi penelitian pada semester genap tahun akademik 2020/2021.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya terwujudlah makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga perlu kritik dan
saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi sempurnanya
tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Telaah pustaka ...................................................................................................3
B. Kerangka teoritis ...................................................................................................8
C. Teori .................................................................................................10
D. Variable .................................................................................................12
E. hipotesis .................................................................................................13
F. karakteristik hipotesis yang baik.........................................................................21
G. klasifikasi hipotesis.............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Penelitian merupakan proses yang panjang, berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi sebuah
gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya.
Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui masalah sosial
atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut dapat timbul dan berkembang karena
rangsangan, bacaaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran semuanya itu.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan telaah pustaka
2. Untuk mengetahui cara membuat kerangka teori
3. Untuk mengetahui yang di maksud dengan teori
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan variable
5. Untuk mengetahui yang di maksud dengan hipotesis
6. Untuk mengetahui karakteristik hipotesis yang baik
7. Untuk mengetahui klasifikasi hipotesis Untuk mengetahui cara melakukan survey
literature
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka: adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis
oleh para peneliti atau ilmuwan yang terakreditasi (diakui kepakarannya). Kepakaran
diakui bila penelitian dipublikasikan melalui jurnal/seminar bertaraf nasional/internasional
atau dalam bentuk cetakan buku yang representatif.
Contoh 2:
6
Platform independent overall security architecture in multi-processor system-on-chip
integrated circuits for use in mobile phones and handheld devices
Nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka.
Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah.
Beberapa makalah dapat diakses dengan gratis.
Dari pelbagai versi penulisan telaah pustaka, terdapat dua versi penulisan yang
paling umum digunakan, yaitu:
………….. Secure Hash Algorithm (SHA-1) [15] is a hash function that computes a
condensed representation of the code image file. When code image of any length which is less
than 264 bits is input, the SHA-1 produces a 160-bit output called a message digest. The
message digest is then signed using RSA digital signature. Since the target code image size is
of the order of 8Mbytes to 64Mbytes, signing the message digest itself rather than the code
image improves the efficiency of the process and dramatically reduces the boot procedure
time. RSA [16] is a publickey cryptosystem that is used by the HAB to authenticate the code
image SHA-1 digest.
8
Catatan:
[15] dan [16] adalah urutan sumber pustaka dalam Daftar Pustaka. Dengan metode
penomoran, Daftar Pustaka tidak harus disusun secara alfabetis. Nomor urutan diberikan
berdasarkan urutan penyebutan dalam makalah. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini
References
………..
[14] Kaspersky Lab, Viruses move to mobile phones, June 14, 2004.
http://www.kaspersky.com.
[15] Federal Information Processing Standards Publication (FIPS), Publication 180-1, April
17, 1995.
[16] Rivest R, Shamir A, Adleman L. A method for obtaining digital signatures and public-
key cryptosystems. Commun ACM 1978;21(2):120–6.
[17] Moyer W, Fitzimmons M. Integrated circuit security and method therefore, Patent
application
No. 10/100,462, Pub. # US 2003/0177373 A1, Publication Date September 18, 2003,
Freescale Semiconductor, Inc.
………..
……………… Since greedy algorithms select the dictionary vector that explains the most
energy from the image, it turns out to be unnecessary to check all possible coefficients at each
iteration. Rather, the next most significant coefficient at each stage is likely to be among the
children of the currently selected coefficients. By limiting the greedy algorithmto search only
among these elements of the dictionary, the computational complexity of the TMP algorithm
is significantly reduced compared to the original MP algorithm. 21 Additionally, by considering
the contribution of all the elements of the chain of coefficients anchored at the root of the
quad-tree, the salient edge features of the signal under consideration can reconstructed with
higher priority and accuracy by the TMP algorithm.22
9
References
……………..
22. C. La and M. N. Do, “Signal reconstruction using sparse tree representation,” in Proc.
Wavelets XI at SPIE Optics and Photonics, (San Diego), Aug. 2005.
………………..
Catatan:
Yang dituliskan hanyalah nama belakang penulis. Dengan metode Nama dan Tahun, Daftar
Pustaka disusun alfabetis. Lihat Cuplikan Daftar Pustaka di bawah ini
References
………….
10
Clemons E., Santamaria J. (2002), ”Manoeuver Warfare”, Harvard Business Review, April:
46-53. Drucker P. (1973), Management: Task, Responsibilities and Practices, N. Y. USA:
Harper & Row. Grout P. A. (2001), ”Competition Law in Telecommunications and Its
Implications for Common Carriage of Water”, Utilities Policy, 10: 137- 149. Keegan J.
(2004), Intelligence in War. Knowledge of the Enemy from Napoleon to Al-Qaeda, London
UK: Pimlico.
………....
Catatan:
Jika terdapat dua atau tiga nama pengarang, semua nama belakang dituliskan
Jika lebih dari tiga nama, maka hanya nama belakangpengarang pertama yang ditulis, lalu
tambahkan kata et al. (singkatan et alli (Yun) = dan teman-teman)
Jadi jika sebuah makalah ditulis oleh: Dharmpal Takhar, Jason N. Laska, Michael B. Wakin,
Marco F. Duarte, Dror Baron, Shriram Sarvotham, Kevin F. Kelly, Richard G. Baraniukh,
maka nama yang ditulis adalah:
Jika sebuah pernyataan diambil dari makalah yang sudah dikutip oleh penulis lain, maka
gunakan kata: dalam (atau in). Dan tuliskan nama penulis dan tahun penerbitan makalah asli
dan sumbernya. Cara ini tidak dianjurkan. Sebisa mungkin telaah-lah pustaka dari sumbernya
langsung.
Contoh:
……………….. Persamaan ini merupakan derivatif persamaan lintasan partikel atom yang
dimodifikasi (Nasution, 1995 dalam Makaliwe, 2006)
The concept has been proved to be efficiently apllied to solve the problem of ………
(Baruson, 2000 in Atkinsson, 2007).
11
4. Kesalahan dalam Melakukan Telaah Pustaka
c. Pastikan Sumber Pustaka Anda adalah Sumber yang Terpercaya Hal ini terutama
sangat penting bila menemukan sumber dari Internet. Seringkali sumber ini dapat
diakses dalam waktu terbatas. Karena itu, catat tanggal Anda mengakses pustaka
tersebut. Pada beberapa kasus, makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di
internet tidak benar-be
B. Kerangka teoritis
12
Kerangka teoritis paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap serta
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.
13
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang
dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendiskripsikan
teori harus dicantumkan.
C. Teori
1. definisi
Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan
masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur
ilmiah bukan hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian
pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan dari
pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai
penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudah ada (Arikunto, 1995: 75).
Dalam hal ini ada dua teori, yaitu dalam penelitian yang bersifat menjelajah
(exploratory) dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang, bahkan
teorinya belum ada sama sekali, dan dalam penelitian yang bersifat menerangkan
(explanatory) dimana sudah ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesa-hipotesa yang
akan diuji (Tanzeh, 2011: 17)
Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep
dan proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep (Martono, 2011:
40). Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2011: 54).
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam
teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan
demikian dapat dibedakan antara lain:
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini
orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu
konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data
dan pendapat yang teoretis.
4. Berdasarkan hal tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu
teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem
pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori.
15
pernyataan yang bersifat prediktif.
D. Variabel
1. Pengertian variabel
Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah;
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.
Secara teoretis Hacth dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan
bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek
yang lain.
Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa
diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian.
Dengan menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih
dibutuhkan.
2. Jenis Variabel
Sugiyono (2014: 91) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 5 macam:
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Contoh yang dapat kami berikan yaitu bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya
umur). Hal ini menjelaskan adanya variabel antara, yaitu berupa gaya hidup
seseorang. Antara variabel pengahasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel
moderator, yang berupa budaya lingkungan tempat tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variaber kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan melalui penelitian eksperimen.
E. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
ekploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis
statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan
sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat
hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu
berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini
dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja
disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol
dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.
3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli masyarakat
(dalam populasi itu/hipotesis asosiatif).
1. Ada perbedaan yang signifikan antara penghasilan rata- rata masyarakat dalam sampel
dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanya Rp 500.000/bulan
(hipotesis deskriptif).
18
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan (hipotesis
komparatif).
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung
yang terjual (hipotesis asosiatif/hubungan). Ada hubungan positif artinya, bila curah
hujan tinggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat
negatif. Contoh hipotesis kerja: “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah
hujan dengan jumlah payung yang terjual” (hipotesis asosiatif, hipotesis kerja); "‘Tidak
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah payung yang
terjual” (hipotesis asosiatif. hipotesis nol).
Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
alternatif (hipotesis altematif tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan penelitian,
yang diuji terlebih dahulu} adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila
penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis ini signifikansi atau tidak,
maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis statistik ini adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data
populasi adalah statistik deskriptif.
Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, karena peneliti tidak berharap
ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter. Parameter adalah
ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistik di sini ukuran-ukuran yang
berkenaan dengan sampel.
19
Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah
asosiatif/hubungan. Pada butir 2 ini berikut diberikan contoh judul penelitian, rumusan
masalah, dan rumusan hipotesis. Rumusan hipotesis deskriptif, lebih didasarkan pada
pengamatan pendahuluan terhadap obyek yang diteliti.
a. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel atau Iebih. Yang dicetak
miring adalah variabel penelitian. Contoh:
2) Hipotesis Deskriptif
Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho). Ini merupakan hipotesis nol, karena
daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan
dengan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.
Hipotesis altematifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam. “Tidak
sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
Ho : µ = 600
Semangat kerja karyawan di PT X paling banyak 60% dari kriteria ideal yang
ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan ≤).
Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis mana yang
dipilih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada obyek.
Hipotesis altematifnya masing-masing adalah:
a. Ho: p = 75%
b. Ha: p ≠ 75% p = hipotesis berbentuk prosentase
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut tidak sama.
Cara-cara pengujian hipotesis akan diberikan pada bab tersendiri, yaitu pada bab
analisis data.
b. Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
21
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
Hipotesisi nol :
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X
dan PT Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT
X dan Y, atau.
Hipotesis Alternatif:
4) Ha : Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (>atau lebih kecil <) dari
karyawan PT Y.
22
3. Hipotesis Statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
• 1 µ = rata-rata (populasi)
C. Hipotesis Asosiatif
2) Hipotesis Penelitian:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan
toko dengan barang yang terjual.
1 Judul Penelitian:
23
Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja
karyawan. (gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi kerja
adalah variabel dependen (Y).
X Y
3 Rumusan Masalah
b. Seberapa baik prestasi kexja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y?). a dan b
adalah masalah deskriptif;
c. Adakah hnbungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer
dengan prestasi kerja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y?). Butir ini
merupakan masalah asosiatif.
1) Adakah perbedaan persepsi karyawan Golongan I,II, dan III tentang gaya
kepemimpinan manajer?
24
tinggi 65.
Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang akan didapatkan harus diangkakan. Untuk
bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk juduI
di atas ada dua instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai.
Untuk judul penelitian yang berisi dua independen variabel atau lebih.
G. KLASIFIKASI HIPOTESIS
1. Hipotesis deskriptif
HA: Manajer yang dikompensasi berdasarkan besarnya laba akan cenderung
menaikkan laba perusahaan.
2. Hipotesis hubungan
Hipotesis hubungan merupakan per¬nyataan tentang hubungan dua buah variabel.
Hipotesis hubungan dapat diklasifikasikan kembali menjadi hipotesis korelasi
(correla¬.tional hypothesis) dan hipotesis penjelas atau kausal (explanatory hypothesis
atau causal hypothesis).
25
3. Hipotesis korelasi
Hipotesis korelasi (correlational hypothesis) merupakan hipo¬tesis yang menyatakan
dua variabel terjadi bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang
lainnya. Hipotesis ini biasanya diuji dengan alat statistik korelasi.
HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensas: dan laba perusahaan.
4. Hipotesis penjelas (explanatory hypothesis) atau hipotesis kausal (causal hypothesis)
adalah hipotesis yang menyatakar hubungan satu variabel menyebabkan perubahan
variabel yang lainnya. Yang dipengaruhi adalah variabel dependen (VD) dam variabel
yang mempengaruhi adalah variabel independen (VI). Hipotesis kausal dapat diuji
dengan alat statistik regresi.
HA: Perubahan laba (VI) secara positif akan berpengaru.¬terhadap harga saham (VD).
5. Hipotesis Kangguru
H.A: Terdapat pengaruh yang positif antara jumlah kehamilan Ibu-Ibu di Yogyakarta
dengan populasi Kangguru Australia.
a. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan
menggunakan teori ang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian
sebelum¬nya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori karena
memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada. Hipotesis perlu dikembangkan
dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan atau tujuan dari riset
adalah untuk mene¬rnukan teori yang baru.
b. Arah Hipotesis
Arah dari hubungan kausal pada hipotesis ditentukan oleh hubungan pada pengalaman-
pengalaman masa lalu. Jika hasil dari penelitian sebelumnya memberikan hasil yang
kon¬sisten berarah (dapat positif atau negatif) maka hipotesis kausal harus ditulis
berarah seperti itu.
H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh positif terhadap harga saham (VD).
Jika hasil-hasil penelitian sebelum¬nya banyak yang tidak signifikan atau arahnya
bertentangan, maka hipotesis kausal dapat ditulis tanpa arah sebagai berikut ini.
H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh terhadap harga saham (VD).
26
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang
menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas
tentang masalah penelitian atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori
yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji
adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi
suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkatketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis. Karena itu baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan
relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis
penelitian atau hipotesis kerja.
1
B. Saran
2
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba
Empat
Yogyakarta: Teras.