Nama : KHOLIFAHFITRIANI
NDH :8
Instansi : PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS (UPT PUSESMAS MANTANGAI)
Nama Mentor : dr. Timothy Von Simon
Jabatan Mentor : Kepala Puskesmas UPT Puskesmas Mantangai
A . Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2009: 153). Mind mapping merupakan cara
mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara natural. Berbeda dengan catatan konvensional
yang ditulis dalam bentuk daftar panjang ke bawah. Mind mapping akan mengajak pikiran untuk
membayangkan suatu subjek sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan (Edward, 2009: 63). Teknik
mind mapping merupakan teknik mencatat tingkat tinggi yang memanfaatkan keseluruhan otak, yaitu
otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kiri berfungsi menerapkan fungsi-fungsi logis, yaitu bentuk-
bentuk belajar yang langkah-langkahnya mengikuti 229 urutan-urutan tertentu. Oleh karena itu, otak
menerima informasi secara berurutan. Sedangkan otak kanan cenderung lebih memproses informasi
dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, dan warna. Teknik mencatat yang baik harus membantu
mengingat informasi yang didapat, yaitu materi pelajaran, meningkatkan pemahaman terhadap materi,
membantu mengorganisasi materi, dan memberi wawasan baru.
Menurut DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap suatu informasi, mind
mapping juga mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai berikut.
1. Fleksibel Anda dapat dengan mudah menambahkan catatan-catatan baru di tempat yang sesuai
dalam peta pikiran tanpa harus kebingungan dan takut akan merusak catatan yang sudah rapi.
2. Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran, Anda tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap
kata atau hubungan, sehingga Anda dapat berkonsentrasi pada gagasan-gagasan intinya.
3. Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran, Anda dapat lebih mudah mengingat materi pelajaran
sekaligus dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran tersebut. Karena melalui peta
pikiran, Anda dapat melihat kaitan-kaitan antar setiap gagasan.
4. Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas sehingga menjadikan pembuatan dan
pembacaan ulang catatan menjadi lebih menyenangkan. di gunakan untuk belajar.
Dalam melakukan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah pemetaan sebagai berikut.
1. Mulai dari Bagian Tengah. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisinya panjang dan diletakkan
mendatar. Memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak Anda untuk menyebarkan kreativitas
ke segala arah dengan lebih bebas dan alami.
2. Menggunakan Gambar atau Foto untuk Ide Sentral Gambar bermakna seribu kata dan membantu
Anda menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat Anda tetap
terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3. Menggunakan Warna Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta
pikiran lebih hidup, menambah energi pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
5. Membuat Garis Hubung yang Melengkung, Bukan Garis Lurus Garis lurus akan membosankan otak.
Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi
mata.
6. Menggunakan Satu Kata Kunci untuk Setiap Garis Kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan
flesibilitas kepada peta pikiran. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda,
menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri.
7. Menggunakan Gambar Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jika anda hanya
mempunyai 10 gambar di dalam peta pikiran, maka peta pikiran siswa sudah setara dengan 10.000 kata
catatan (Buzan, 2008:15-16).
B. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan dengan
memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone diagram atau diagram
tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai
Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli
pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools).
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan
terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Fishbone
diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis
masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori
mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.